Anda di halaman 1dari 46

Laporan Kasus

FASCIITIS
PLANTARIS
Aufa Muhammad Nadhif, S. Ked 04054822022036
Assyifa Rachmadina, S. Ked 04054822022079
Frilla Adhany Marsya, S. Ked 04054822022104
Wiena Nadella Praja, S. Ked 04054822022110

Pembimbing:
dr. Ernie, Sp.KFR

DEPARTEMEN REHABILITASI MEDIK


RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
OUTLINE
01
PENDAHULUAN
03
TINJAUAN PUSTAKA

02
STATUS PASIEN
04
ANALISIS KASUS

2
PENDAHUL
UAN Fasciitis plantaris merupakan inflamasi yang
terjadi pada fascia plantar yang terjadi karena
degenerasi akibat robekan-robekan halus karena
penggunaan yang berlebihan dan repetitif

Sekitar 70-80% pasien


melaporkan bahwa nyerinya
berkurang hanya dengan terapi
konservatif, namun pasien
Penyebab paling Keluhan yang biasanya muncul membutuhkan kombinasi
sering nyeri pada adalah nyeri yang meningkat terapi konservatif dan terapi
tumit dengan dirasakan sepanjang tumit kaki dan lain seperti injeksi
jumlah sekitar 11- dirasakan pada injakan pertama kortikosteroid dan
15% populasi. ketika berdiri di pagi hari. exstracorporeal shock wave
Pria:Wanita=1:2 therapy. 3
STATUS
PASIEN
4
PATIENT
MEDICAL
HISTORY

Nama : Ny. AP
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pegawai Bank
Alamat : Boom Baru, Palembang
Agama : Islam
Status Nikah : Menikah
Pemeriksaan : 13 Mei 2020

5
PATIENT
MEDICAL
HISTORY
Keluhan Utama

Nyeri pada telapak kaki kanan terutama tumit yang memberat sejak 1 bulan yang lalu.

Riwayat Perjalanan Penyakit


Sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh sering merasa nyeri pada telapak kaki sebelah
kanan terutama di bagian tumit. Nyeri dirasakan tidak menjalar. Nyeri dirasakan pada pagi
hari setelah bangun tidur dan pertama kali menapakkan kaki, dan juga setelah melakukan
aktivitas panjang. Nyeri dirasakan dirasakan cukup berat (4 dari skala 0-10), dan terasa
tumpul. Nyeri dirasakan hampir setiap hari, semakin berat ketika banyak aktivitas, dan
berkurang jika beristirahat. Pasien mengoleskan balsam didaerah yang dirasakan nyeri,
sedikit berkurang, namun muncul kembali.
1 bulan yang lalu, nyeri dirasakan semakin berat dan tidak kunjung hilang. Nyeri menjalar,
kearah depan kaki. Nyeri dikatakan bernilai 6 dari skala 0-10. Nyeri dirasakan pada pagi
hari, saat menginjakkan kaki pertama kali setelah bangun tidur, aktivitas yang panjang, juga
menapakkan kaki sesaat setelah duduk/istirahat yang lama. Nyeri dirasakan setiap hari.
Pasien juga mengeluhkan bengkak dan kemerahan pada daerah sekitar tumit.
. 6
PATIENT
MEDICAL
HISTORY
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
• Pasien mengaku tidak pernah
• Riwayat dengan keluhan yang
mengalami keluhan yang sama
sama disangkal
• Pasien menderita darah tinggi sejak
• Riwayat darah tinggi disangkal
3 tahun yang lalu
• Riwayat kencing manis disangkal
• Riwayat kencing manis disangkal
• Riwayat penyakit jantung disangkal
• Riwayat penyakit jantung disangkal
• Riwayat asma disangkal
• Riwayat asma disangkal

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Kebiasaan


• Pasien mengaku tidak pernah
mengalami keluhan yang sama • Pasien berolahraga setiap hari
• Pasien menderita darah tinggi sejak minggu berlari keliling kompleks
3 tahun yang lalu kurang lebih 30 menit
• Riwayat kencing manis disangkal • Riwayat merokok disangkal
• Riwayat penyakit jantung disangkal • Riwayat minum alkohol disangkal
• Riwayat asma disangkal
7
PATIENT
MEDICAL
HISTORY

Riwayat Pengobatan
Riwayat Pekerjaan
Pasien mengaku minum obat pereda
Bekerja 8 jam sehari menggunakan
nyeri seperti parasetamol, namun
sepatu tinggi karena kewajiban dari
keluhan masih datang kembali
kantor

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien berada didalam keluarga yang berkecukupan/ekonomi


menengah keatas
 

8
7. Bahasa/Bicara
PEMERIKSAAN
 Komunikasi verbal : Tidak ada kelainan
FISIK
 Komunikasi nonverbal : Tidak ada kelainan

Pemeriksaan Umum 8. Tanda Vital

1. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang  Tekanan Darah : 130/90 mm/Hg

2. Kesadaran : Compos mentis  Nadi : 80 x/menit, isi dan

3. Tinggi/Berat badan : 156 cm/62 kg tegangan cukup, irama reguler

4. IMT : 25,5 (Overweight)  Pernapasan : 18 x/menit

5. NPRS :6  Suhu : 36,7°C

6. Cara berjalan/Gait 9. Kulit : Tidak ada kelainan

 Antalgik gait : Ada 10. Status Psikis

 Hemiparese gait : Tidak ada  Sikap : Kooperatif

 Steppage gait : Tidak ada  Ekspresi wajah : Wajar

 Parkinson gait : Tidak ada  Orientasi : Baik

 Tredelenburg gait : Tidak ada  Perhatian : Baik

 Waddle gait : Tidak ada


 Lain-lain : Tidak ada
9
PEMERIKSAAN
FISIK
Saraf-saraf otak
  Nervus Kiri Kanan
I N. Olfaktorius Normal Normal
II N. Opticus Normal Normal
III N. Occulomotorius Normal Normal
IV N. Trochlearis Normal Normal
V N. Trigeminus Normal Normal
VI N. Abducens Normal Normal
VII N. Fasialis Normal Normal
VIII N. Vestibulocochlearis Normal Normal
IX N. Glossopharyngeus Normal Normal
X N. Vagus Normal Normal
XI N. Accesorius Normal Normal
XII N. Hypoglossus Normal Normal
1
0
PEMERIKSAAN
FISIK

Kepala Leher

Bentuk : Normal Inspeksi : Simetris, deformitas (-)


Ukuran : Normocephali Palpasi : Nyeri tekan (-), pembesaran
Posisi Mata : Normal, simetris KGB (-), kaku kuduk (-)
Hidung : Normal, simetris
Telinga : Normal, simetris
Mulut : Normal
Wajah : Simetris
Gerakan abnormal : Tidak ada Tes Provokasi

• Lhermitte test : Tidak dilakukan


Luas Gerak Sendi • Test Valsava : Tidak dilakukan
• Distraksi test : Tidak dilakukan
Ante /retrofleksi (n 65/50) : 65/50 • Test Nafziger : Tidak dilakukan
Laterofleksi (D/S) (n 40/40) : 40/40
Rotasi (D/S) (n 45/45) : 45/45
1
1
PEMERIKSAAN
FISIK
Thorax
Bentuk : Simetris
Paru-paru
Inspeksi : Statis dinamis simetris, Abdomen
retraksi (-) Inspeksi : Dinding abdomen datar
Palpasi : Stem fremitus ka=ki, Palpasi : Lemas, nyeri tekan (-),
pelebaran sela iga (-) hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Sonor di kedua lapangan Perkusi : Timpani
paru Auskultasi : Bising usus normal
Auskultasi : Vesikuler (+), ronki (-),
wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas atas, kanan, kiri
jantung normal
Auskultasi : HR 84 x/menit, bising abnormal
(-)
1
2
PEMERIKSAAN
FISIK
Trunkus
Inspeksi • Test provokasi : Tidak dilakukan
• Simetris : Simetris • Valsava test : Tidak dilakukan
• Deformitas : Tidak ada • Tes Laseque : Tidak dilakukan
• Lordosis : Tidak ada • Test Baragard dan Sicard : Tidak dilakukan
• Scoliosis : Tidak ada • Niffziger test : Tidak dilakukan
• Gibbus : Tidak ada • Test LSR : Tidak dilakukan
• Hairy spot : Tidak ada • Test: O’Connell : Tidak dilakukan
• Pelvic tilt : Tidak ada • FNST : Tidak dilakukan
• Test Patrick : Tidak dilakukan
Palpasi • Test Kontra Patrick : Tidak dilakukan
• Spasme otot-otot para vertebrae: Tidak ada • Tes gaernslen : Tidak dilakukan
• Nyeri tekan (lokasi) : Tidak ada • Test Thomas : Tidak dilakukan
• Test Ober’s : Tidak dilakukan
Luas gerak sendi lumbosakral • Nachalasknee flexion test : Tidak dilakukan
• Ante/retro fleksi (95/35) : 95/35 • Mc.Bride sitting test : Tidak dilakukan
• Laterofleksi (D/S) (40/40) : 40/40 8 • Yeoman’s hyprextension : Tidak dilakukan
• Rotasi (D/S) (35/35) : 35/35 • Mc. Bridge toe to mouth sitting test : Tidak dilakukan
• Test schober : Tidak dilakukan

1
3
PEMERIKSAAN
FISIK
Anggota Gerak Atas
Inspeksi Kanan Kiri
Deformitas: Tidak ada Tidak ada
Edema: Tidak ada Tidak ada
Tremor: Tidak ada Tidak ada
Nodus herbenden: Tidak ada Tidak ada
Palpasi: Nyeri tekan (-)

Neurologi
Motorik Dextra Sinistra
Gerakan Luas Luas
Kekuatan
Abduksi lengan 5 5
Fleksi siku 5 5
Ekstensi siku 5 5
Ekstensi wrist 5 5
Fleksi jari-jari tangan 5 5

1
4
PEMERIKSAAN
FISIK

Neurologi Penilaian fungsi tangan Kanan Kiri


DextraSinistra Anatomical Normal Normal
Abduksi jari tangan 5 5 Grips Normal Normal
Tonus Eutoni Eutoni Spread Normal Normal
Tropi Eutropi Eutropi Palmar abduct Normal Normal
Refleks Fisiologis Pinch Normal Normal
Refleks tendon biseps Normal Normal Lumbrical Normal Normal
Refleks tendon triseps Normal Normal
Refleks Patologis
Hoffman Tidak ada Tidak ada
Tromner Tidak ada Tidak ada
Sensorik
Protopatik Normal
Proprioseptik Normal
Vegetatif Tidak ada kelainan

1
5
PEMERIKSAAN
FISIK

1
6
PEMERIKSAAN
FISIK

1
7
PEMERIKSAAN
FISIK

1
8
PEMERIKSAAN
FISIK

1
9
PEMERIKSAAN
FISIK

20
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Radiologis : Tidak dilakukan, disarankan foto pedis bilateral AP/lateral


Laboratorium : Tidak dilakukan pemeriksaan
Lain-lain : Tidak dilakukan pemeriksaan

21
RESUME
Ny. AP, perempuan berusia 41 tahun, seorang pegawai bank, datang dengan keluhan nyeri pada
telapak kaki kanan terutama tumit yang memberat sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan pada
pagi hari setelah bangun tidur dan pertama kali menapakkan kaki, dan juga setelah melakukan
aktivitas panjang. Nyeri dirasakan dirasakan cukup berat (4 dari skala 0-10), dan terasa tumpul.
Nyeri dirasakan hampir setiap hari, semakin berat ketika banyak aktivitas, dan berkurang jika
beristirahat. Pasien mengoleskan balsam didaerah yang dirasakan nyeri, sedikit berkurang,
namun muncul kembali. 1 bulan yang lalu, nyeri dirasakan semakin berat dan tidak kunjung
hilang. Nyeri menjalar, kearah depan kaki. Nyeri dikatakan bernilai 6 dari skala 0-10. Nyeri
dirasakan pada pagi hari, saat menginjakkan kaki pertama kali setelah bangun tidur, aktivitas
yang panjang, juga menapakkan kaki sesaat setelah duduk/istirahat yang lama. Nyeri dirasakan
setiap hari. Pasien juga mengeluhkan bengkak dan kemerahan pada daerah sekitar tumit.

Dari hasil pemeriksaan fisik, didapatkan nyeri tekan pada regia plantar pedis dextra, dan terdapat
penurunan range of motion pada sendi ankle, karena pasien merasa kesakitan. Ditemukan juga
eritema dan bengkak/edema pada area plantar pedis dextra. Dari hasil tes provokasi yaitu tes
windlass, didapatkan hasil positif ketika dilakukan tes. Disarankan untuk melakukan foto pedis
bilateral AP/lateral. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, dapat disimpulkan pasien
menderita fasciitis plantaris dextra. 22
EVALUASI

No. Level ICF Kondisi saat ini Sasaran


1 Struktur dan fungsi Nyeri di telapak kaki kanan. Mengurangi nyeri pada telapak kaki
tubuh kanan.
2 Aktivitas Pasien tidak mampu berjalan Mengurangi nyeri pada telapak kaki
dengan nyaman karena ketika kaki kanan pasien sehingga dapat
kanan diinjakkan pasien merasa beraktivitas dengan baik dan
nyeri sehingga mengganggu nyaman dalam kehidupan sehari-
aktivitas pasien. hari.

3 Partisipasi Pasien merasa tidak nyaman ketika Mengurangi keluhan nyeri pasien
rasa nyeri muncul, sehingga pasien sehingga dapat beraktivitas dengan
lebih sering beristirahat dan nyaman.
menghentikan aktivitasnya.

23
DIAGNOSIS
KLINIS

Diagnosis Klinis : Fasciitis plantaris dextra


Diagnosis Topik : Fascia plantaris dextra
Diagnosis Etiologi : Nyeri dan inflamasi regio plantaris dextra

24
PROGRAM
REHABILITASI
• Fisioterapi
Terapi dingin, pemberian kompres es yang
dibungkus handuk selama 15-20 menit, 3x sehari. • Sosial Medik
Extracorporeal shock wave therapy (ESWT) Edukasi keluarga untuk memberikan
• Okupasi Terapi motivasi dan membantu penderita dalam
Latihan kekuatan otot” pedis dan terapi beban menjalani terapi, serta mengevaluasi
Latihan mendorong dinding (stretching), menaiki kegiatan pasien, supaya lebih sesuai dan
tangga, dan berdiri di papan miring mengurangi nyerinya
Ortotik Prostetik
• Edukasi
Ortotik : Night splints, taping
kaki kanan, ankle foot orthosis  Mengistirahatkan kedua kaki ketika gejala
(sepatu khusus) timbul
Prostetik : Tidak ada
 Tidak memaksakan berjalan jauh yang
Alat bantu ambulasi : Tidak ada
Terapi Wicara berlebihan saat timbul nyeri
Afasia : Tidak dilakukan  Meninggikan kaki saat tidur (elevasi)
Disartria : Tidak dilakukan
Disfagia : Tidak dilakukan
TERAPI DAN
PROGNOSIS

Terapi Medikamentosa
Natrium diclofenac 50 mg bid

Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam

26
TINJAUA
N
PUSTAK
A
2
7
ANATOMI

Plantar fascia adalah pita lebar jaringan ikat yang


menyangga arkus pedis. Serabut ditengahnya tebal, dengan
serabut yang lebih tipis pada bagian lateral dan medialnya.
Fascia ini menempel pada tuberkel medial dari tulang
calcaneus dan bercabang menjadi lima serabut yang
menempel pada basis periosteum phalanx proksimal jari-jari
kaki dan kepala metatarsal.

Serabut plantar fascia juga menyatu pada dermis, ligamentum transversum metatarsal, dan
selubung musculus flexor. Pada kasus fasciitis plantaris, terdapat inflamasi pada fascia
28
plantar, yang menyebabkan nyeri di plantar pedis.
Fasciitis plantaris juga
disebut sebagai nyeri
DEFINISI tumit plantar, heel spur
syndrome, atau sindrom
tumit nyeri.

Apa itu fasciitis


plantar?

Fasciitis plantaris adalah enthesopati


(kelainan atau cedera di lokasi
perlekatan ligamen atau tendon ke
tulang) dari asal plantar fasia pada
tuberkulum medial calcaneus. Hal ini
menyebabkan radang jaringan tebal
yang menciptakan lengkungan kaki.

29
EPIDEMIOLOGI

PREVALENSI

Studi yang dilakukan


Berdasarkan studi di Amerika Utara
yang dilakukan pada subyek dewasa
secara acak dengan usia diatas 65
terhadap 3206 3,6 tahun
subjek di % 7%
Australia

Data epidemiologi fasciitis


plantaris pada populasi global
secara nominal tidak diketahui
30
ETIOLOGI

1 2 3
Faktor anatomi termasuk
arkus yang rendah atau pes Pada faktor biomekanik
Pada faktor lingkungan bisa
planus, arkus yang tinggi termasuk tightness pada
disebabkan oleh trauma, dan
atau pes cavus, dan tekanan tendon achilles, kelemahan
aktivitas yang berlebih.
tubuh yang berlebih atau flexor plantar fascia.
obesitas.

3
1
FAKTOR RISIKO
Faktor
Faktor Intriksik
Ekstrinsik
Faktor intriksik dari segi
anatomi yaitu ; • Alignment/biomekanik
• Obesitas yangburuk,
• pes planus (kaki datar) • Deconditioning
• pes cavus (kaki cekung) • Permukaan lantai yang
• Tendon achilles keras
memendek • Berjalan tanpa alas kaki
Dari segi biomekanik yaitu: • Menopang benda berat
• Overpronasi yang lama
• Dorsofleksi pergelangan • Peregangan yang kurang
kaki yang terbatasi • Alas kaki yang kurang
• Otot intriksik kaki dan baik
flexor plantaris yang
kurang fleksibel dan
lemah.
3
2
PATOFISIOLOGI Tubuh awalnya merespon dengan proses
peradangan. Sel-sel yang disebut dengan Hiperplasia sel, aliran darah yang
fibroblast membuat serat kolagen baru sedikit, dan ketidakseimbangan
yang bertujuan untuk menghilangkan jumlah kolagen menyebabkan
ketidakseimbangan yang disebabkan oleh terjadinya penebalan pada fascia
cedera plantaris yang menimbulkan nyeri.

1 2 3 4

Adanya lesi pada soft tissue disisi tempat Semakin lama proses peradangan berkurang
perlengketan plantar aponeurosis yang letaknya dan serat kolagen mulai mengendur dan
dibawah dari tuberositas calcaneus atau pada terurai kemudian pecah dan menjadi
fascia plantar bagian medial calcaneus akibat dari terfragmentasi. Pada saat bersamaan serat
penekanan dan penguluran yang berlebihan. kolagen terlepas dan kemudian pecah,
fibroblast membesar untuk memproduksi
serat kolagen yang lebih banyak 3
3
MANIFESTASI
KLINIS
Nyeri yang dialami
terutama pada
Riwayat nyeri permukaan plantar
tumit intens yang kaki pada bagian
sering dikeluhkan anterior dari calcaneus
pada pagi hari yang dapat menyebar
ke bagian proksimal
pada kasus yang lebih
parah

Nyeri juga Kekakuan pada


dirasakan di kaki dan juga
bagian tumit pembengkakan
terutama setelah local di bagian
berdiri lama atau
berjalan jauh.
tumit.

34
DIAGNOSA KLINIS ANAMNES PEMERIKSAAN FISIK
IS
● Nyeri tumit plantar medial yang intens di pagi hari dan cenderung
membaik dengan istirahat ● Palpasi tuberkulum medial kalkaneus dan bagian
proksimal plantar fascia
● Nyeri berlanjut apabila berdiri lama ● Tes Windlass dapat dilakukan untuk
mengevaluasi pembebanan plantar fascia
● Cenderung semakin parah di akhir hari setelah melakukan berbagai
aktivitas

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN Ultrasound dapat


PENUNJANG PENUNJANG membantu dalam diagnosis
dengan menetapkan
ketebalan fasia plantar dan
Radiografi polos dapat
mengesampingkan lesi adanya robekan fasia
tulang atau fraktur stres dan
dapat membantu
menentukan kronisitas relatif 3
penyakit. 5
DIAGNOSIS Type Diagnosis Gejala

BANDING
Neurologis Tarsal Tunnel Syndrome; nervus tibialis Sensasi terbakar diregio plantaris yang
Skeletal posterior terjepit diperburuk dengan dorsofleksi
  Neuropati (diabetes, dll) Parestesia di regio plantar
  Baxter neuritis Sensasi terbakar pada tumit bagian tengah
 
  Penjepitan nervus calcaneus media Sensasi terbakar pada aspek inferomedial
calcaneus
Fraktur calcaneus akut Nyeri setelah terjatuh keras dan mendarat
Fraktur calcaneus akibat stress pada tumit, tidak mampu mengangkat
Calcaneal apophysitis (penyakit Sever) benda berat (menumpu tumit)
Arthritis sistemik (rheumatoid, dll)
Nyeri tumit onset lambat akibat gerakan
repetitif (pelari)
Nyeri pada pasien pediatri (perempuan 8-
13 tahun, laki-laki 10-15 tahun) dengan
physes yang terbuka.
Nyeri pada sendi multipel disertai nyeri
pada tumit
Spondyloarthropati Nyeri pada tumit di insersio tendo achilles
3
6
DIAGNOSIS Tipe Diagnosis Gejala
BANDING Jaringan Lunak Tendinitis Achilles Nyeri pergelangan kaki
belakang seringgi
malleolus medialis.
Kontusio bantalan Nyeri tumit
lemak tersentralisasi, dan ada
riwayat benturan di
tumit
Atrofi bantalan lemak Nyeri tumit, sering
pada orang tua
Bursitis retrocalcaneal Nyeri dan bengkak
pada region
retrocalcaneal
Tendinitis tibia Nyeri dengan tahanan
posterior saat inversi

Ruptur fascia plantar Bunyi meletup diikuti


dengan nyeri hebat

3
7
Penggunaan Stretching dan
TATA LAKSANA taping straightening
KONSERVATIF

Penggunaan
sepatu
atletik
Injekasi
Extracorporea Agen Kortikostero
Night 3 ml NSAIDid
yang dicampur
l shock-wave splints Inflamasi; dengan 1% lidokain, 0,5%
therapy penggunaan marcaine, dan 1 ml
es dan triamcinolone (40 mg per
NSAID mL) diinjeksikan sekitar
processus medual tuberositas
calcaneus.
38
TATA
LAKSANA

01
Pembedahan atau operatif.

Plantar fasciotomy adalah pendekatan populer di mana hingga


setengah dari fasia dilepaskan dalam beberapa kasus

02
Edukasi

Istirahat sangat penting untuk pengobatan fasciitis


plantaris. Ini termasuk kegiatan modifikasi atau tingkat
relatif istirahat. Latihan alternatif atau menghindari
kegiatan akan meningkatkan tingkat keberhasilan
menghilangkan rasa sakit dan kepatuhan pasien
KOMPLIKASI &
PROGNOSIS

Komplikasi

Pada kasus fasciitis plantaris sering berkembang menjadi heel


Prognosis
spur. Spur pada tulang berkembang karena fascia plantaris yang
mengalami injuri kemudian mengalami inflamasi. Riwayat alami fasciitis plantaris sering
sembuh sendiri dan sembuh pada 80%
pasien dengan-dalam 1-4 tahun terlepas dari
perawatannya

40
ANALISI
S KASUS
4
1
ANAMNESIS

Ny. AP, 41 tahun pegawai bank.

Keluhan Utama
Nyeri pada telapak kaki kanan
terutama tumit yang memberat sejak
1 bulan yang lalu.

Riwayat Perjalanan Penyakit

• Nyeri di tumit kanan sejak 3 bulan lalu


yang dirasakan pagi hari setelah
bangun tidur.
• Nyeri dirasakan hampir setiap hari.
• Nyeri menjalar ke arah depan kaki.
• Nyeri dikatakan bernilai 6 dari skala 0-
10 42
PEMERIKSAAN FISIK

• Pada pemeriksaan fisik kepala, leher, thorax,


abdomen, trunkus, anggota gerak atas dalam batas
normal. Berdasarkan anamnesis dan
• Pemeriksaan anggota gerak bawah didapatkan pemeriksaan fisik maka ditegakkan
nyeri tekan (+) pada plantar pedis kanan dan diagnosis kerja berupa fasciitis
terdapat penurunan range of motion pada sendi plantaris dextra.
ankle.
• Terdapat eritema dan bengkak/edema pada area
plantar pedis dextra.
• Tes provokasi yaitu tes windlass, didapatkan hasil
positif

Disarankan untuk melakukan foto


43
pedis bilateral AP/lateral..
TATA LAKSANA

Farmakologi • Sosial Medik


Edukasi keluarga untuk memberikan
Natrium diclofenac 50 mg bid motivasi dan membantu penderita dalam
menjalani terapi, serta mengevaluasi
kegiatan pasien, supaya lebih sesuai dan
mengurangi nyerinya
Non-Farmakologi
• Edukasi
Edukasi dan Program Rehabilitasi  Mengistirahatkan kedua kaki ketika gejala
timbul
 Tidak memaksakan berjalan jauh yang
berlebihan saat timbul nyeri
 Meninggikan kaki saat tidur (elevasi)

44
• Fisioterapi
PROGRAM REHABILITASI Terapi dingin, pemberian kompres es yang
dibungkus handuk selama 15-20 menit, 3x sehari.
Extracorporeal shock wave therapy (ESWT)

• Okupasi Terapi
Latihan kekuatan otot” pedis dan terapi beban
Latihan mendorong dinding (stretching), menaiki
tangga, dan berdiri di papan miring
Ortotik Prostetik
Ortotik : Night splints, taping
kaki kanan, ankle foot orthosis
(sepatu khusus)
Prostetik : Tidak ada
Alat bantu ambulasi : Tidak ada
Terapi Wicara
Afasia : Tidak dilakukan
Disartria : Tidak dilakukan
Disfagia : Tidak dilakukan

45
THANKS
Does anyone have any questions?

46

Anda mungkin juga menyukai