Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Riba yang dikenal sebagai tambahan yang tidak disertai dengan adanya
pertukaran kompensasi2 dilarang oleh al-Qur‟an. Al-Qur‟an sendiri telah menjelaskan
secara rinci tahapan pelarangan riba tersebut. Tahap pertama sekedar menggambarkan
adanya unsur negatif dalam riba (QS. al-Rum [30]:39). Kemudian disusul dengan isyarat
keharaman riba dengan disampaikannya kecaman terhadap orang-orang Yahudi yang
melakukan praktik riba (QS. al-Nisa‟ [4]:161). Berikutnya, secara eksplisit al-Qur‟an
mengharamkan riba dengan batasan adh„āfan mudhā„afan (QS. Ali Imran [3]: 130) yang
diikuti dengan pengharaman riba secara total dalam berbagai bentuknya (QS. al-Baqarah
[2]:275-279).
Di sisi lain, bunga bank yang diketahui sebagai imbal jasa pinjaman uang pada
sektor lembaga keuangan dan perbankan diidentifikasi sebagai riba. Bunga ini dalam
suatu periode tertentu disebut suku bunga. Suku bunga merupakan tolok ukur dari
kegiatan perekonomian dari suatu negara yang akan berimbas pada kegiatan perputaran
arus keuangan perbankan, inflasi, investasi dan pergerakan currency. Dan biasanya
negara-negara besar merupakan negara yang memiliki currency terbesar dalam transaksi
di bursa. Aktivitas ekonomi yang terjadi di negara-negara tersebut memiliki pengaruh
yang kuat terhadap fundamental perekonomian dunia. Akan tetapi ketika terjadi krisis
moneter di berbagai belahan dunia, sejumlah pendapat bermunculan mengenai sebab
utama yang melatarbelakangi krisis ini.
Stiglitz, menyebutkan bahwa krisis keuangan terjadi sebagai akibat kesalahan di
hampir semua putusan ekonomi. Barry Eichengreen, melihat akar krisis selain berasal
dari keserakahan pelaku pasar juga menunjukkan beberapa kebijakan ekonomi dalam
beberapa dasawarsa terakhir sebagai sebab utama terjadinya krisis. Fahim Khan melihat
krisis berasal dari kesalahan mendasar praktik ekonomi yang melindungi institusi
keuangan dan perbankan untuk bermain dan berspekulasi di pasar keuangan.

1
B. Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan riba?
B. Bagaimana implikasi riba bagi ekonomi?
C. Surah Al-Baqarah ayat 275-279
1. Bagaimana redaksi dan terjemahan Surah Al-Baqarah ayat 275-279?
2. Apa saja kata kunci ayat dan maknanya Surah Al-Baqarah ayat 275-279?
3. Bagaimana uraian ayat dan kandungan hukum Surah Al-Baqarah ayat 275-
279?
D. Surah Al-Imran Ayat 130
1. Bagaimana redaksi dan terjemahan Surah Al-Imran Ayat 130?
2. Apa saja kata kunci ayat dan maknanya Surah Al-Imran Ayat 130?
3. Bagaimana uraian ayat dan kandungan hukum Surah Al-Imran Ayat 130?
E. Surah An-Nisa ayat 161
1. Bagaimana redaksi dan terjemahan Surah An-Nisa ayat 161?
2. Apa saja kata kunci ayat dan maknanya Surah An-Nisa ayat 161?
3. Bagaimana uraian ayat dan kandungan hukum Surah An-Nisa ayat 161?
C. Tujuan Masalah
A. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan riba.
B. Untuk mengetahui implikasi riba bagi ekonomi.
C. Surah Al-Baqarah ayat 275-279
1. Untuk mengetahui redaksi dan terjemahan Surah Al-Baqarah ayat 275-279?
2. Untuk mengetahui kata kunci ayat dan maknanya Surah Al-Baqarah ayat
275-279?
3. Untuk mengetahui uraian ayat dan kandungan hukum Surah Al-Baqarah
ayat 275-279?
D. Surah Al-Imran Ayat 130
1. Untuk mengetahui redaksi dan terjemahan Surah Al-Imran Ayat 130.
2. Untuk mengetahui kata kunci ayat dan maknanya Surah Al-Imran Ayat 130.
3. Untuk mengetahui uraian ayat dan kandungan hukum Surah Al-Imran Ayat
130.
E. Surah An-Nisa ayat 161

2
1. Untuk mengetahui redaksi dan terjemahan Surah An-Nisa ayat 161.
2. Untuk mengetahui kata kunci ayat dan maknanya Surah An-Nisa ayat 161.
3. Untuk mengetahui uraian ayat dan kandungan hukum Surah An-Nisa ayat
161.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Riba
Secara bahasa (lugbab), menurut Al-Razi, riba berarti tambahan. Al-
Sabaniberpendapat bahwa riba adalah tambahan secara mutlak. Demikian pula Al-Jurjani
dalam kitab al-Ta’rifat-nya menjelaskan bahwa riba secara bahasa bermakna
ziyadah(tambahan). Sedangkan menurut Quraish Shihab, kata riba dari segi bahasa
berarti “kelebihan”. Sedangkan secara terminologis, menurut Al-Shabuni, riba adalah
tambahan yang di ambil oleh pemberi hutang dari penghutang sebagai perimbangan dari
masa meminjam. Al-Jurjani mendefenisikan riba sebagai tambahan atau kelebihan yang
tiada bandingannya bagi salah satu orang yang berakad. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa secara umum terdapat pengertian secara bahasa maupun istilah yang
menegaskan bahwa riba adalah pengambilan tambahan suatu akad transaksi tertentu di
mana pengembalian tambahan tersebut tanpa disertai imbangan tertentu. Dengan kata
lain, riba adalah pengambilan tambahan dari harta pokok tanpa transaksi pengganti yang
meligitimasi adanya penambahan tersebut1.
Macam-macam riba ada empat macam:
1. Riba Nasi’ah (Jahiliyah) adalah tambahan yang diambil karena penundaan
pembayaran uang untuk dibayarkan.
2. Riba Fadhal yaitu adanya tambahan dalam salah satu kegiatan barter yang
sejenis barangnya sama, tetapi jumlahnya berbeda.
3. Riba al- yadh adalah jual beli yang dilakukan seseorang sebelum menerima
barang yang dibelinya dari sipenjual dan tidak boleh menjualnya lagi kepada
siapapun.
4. Riba qardhi adalah meminjam uang kepada seseorang dengan syarat ada
kelebihan atau keuntungan yang harus diberikan oleh peminjam kepada
pemberi pinjaman.
B. Implikasi Riba Bagi Ekonomi

1
Abdul Ghofur, Konsep Riba Dalam Al-Qur’an.Volume VII/Edisi 1/ Mei 2016, halaman 3-5

4
1. Sistem ekonomi ribawi telah banyak menimbulkan krisis ekonomi dimana-mana.
Sistem ekonomi ribawi (bunga) menjadi puncak utama penyebab tidak stabilnya nilai
uang sebuah negara, karena uang senantiasa akan berpindah dari negara yang tingkat
bunga riel yang rendah ke negara yang tingkat bunga riel yang lebih tinggi akibat para
spekulator ingin memperoleh keuntungan besar dengan menyimpan uangnya dimana
tingkat bunfa riel relatif tinggi. Usaha memperoleh keuntungan dengan cara ini,
dalam istilah ekonomi disebut dengan arbitraging.
2. Dibawah sistem ekonomi ribawi, kesenjangan pertumbuhan ekonomi masyarakat
dunia makin terjadi secara konstant, sehingga yang kaya makin kaya yang miskin
makin miskin.
3. Sistem ekonomi ribawi juga telah menjerumuskan negara-negara berkembang kepada
jebakan hutang, sehingga untuk membayar bunga saja mereka kesulitan.2
C. QS Al-Baqarah Ayat 275-279
1. Redaksi dan terjemahan surah al-baqarah ayat 275-279
AYAT
ِ ِ ‫الربا الَ ي ُقومو َن إِالَّ َكما ي ُقوم الَّ ِذي ي تخبَّطُه الشَّيطَا ُن ِمن الْم‬ ِ َّ
ُ ‫ك بِأَّن‬
ْ ْ َُّ َ ‫س ٰذل‬ َ َ ْ ُ َ ََ ُ َ َ ُ َ َِ ‫ين يَأْ ُكلُو َن‬
َ ‫لذ‬
‫الربَا فَ َمن َجاءهُ َم ْو ِعظَةٌ ِمن َّربِِه فَاّنتَ ُٰى فَلَهُ َما‬
ِ ‫َح َّل اللهُ الْبَ ْي َع َو َحَّرَم‬ ِ ‫قَالُواْ إِّن ََّما الْبَ ْي ُع ِمثْل‬
َ ‫الربَا َوأ‬ ُ
ِ ِ
ُ‫ (يَ ْم َح ُق الله‬٥٧٢) ‫اب النَّا ِر ُه ْ ْ ف َيُا َخال ُدو َن‬
ُ ‫َص َح‬
ْ‫كأ‬َ ِ‫ف َوأ َْم ُرهُ إِلَى الل ِه َوَم ْن َع َاد فَأ ُْولَئ‬
َ َ‫َسل‬

ْ‫ين َآمنُواْ َو َع ِملُوا‬ ِ َّ ِ ٍِ ٍ ِ َ‫الص َدق‬


ُّ ‫ات َواللهُ الَ يُ ِح‬ َّ ‫الْ ِربَا َويُْربِي‬
َ ‫ (إ َّن الذ‬٥٧٢) ْ ‫ب ُك َّل َكفَّار أَثي‬
ْ ْ ‫ف َعلَْي ُِ ْ ْ َوالَ ُه‬ َ ‫َج ُرُه ْ ْ ِع‬
ٌ ‫ند َربِ ُِ ْ ْ َوالَ َخ ْو‬ َّ ْ‫الصالََة َوآتَ ُوا‬ ِ ‫الصالِح‬
َّ ْ‫ات َوأَقَ ُاموا‬
ْ ‫الزَكا َة لَ ُُ ْ ْ أ‬ َ َّ
ْ ُ‫الربَا إِن ُكنت‬ ِ ‫ين َآمنُواْ اتَّ ُقواْ اللهَ َو َذ ُرواْ َما بَِقي ِم َن‬ ِ َّ
َ َ ‫ ( يَا أَيُّ َُا الذ‬٥٧٧) ‫يَ ْحَزّنُو َن‬
ْ ْ ‫وس أ َْم َوالِ ُك‬ ِ ِِ ِ ِ ٍ ِ َّ ِ ِِ
ُ ‫ (فَإن ل ْ ْ تَ ْف َعلُواْ فَأْ َذّنُواْ ب َح ْرب م َن الله َوَر ُسوله َوإن تُْب تُ ْ ْ فَلَ ُك ْ ْ ُرُؤ‬٥٧٢ )‫ين‬
َ ‫ُّم ْؤمن‬
)٥٧٢( ‫الَ تَظْلِ ُمو َن َوالَ تُظْلَ ُمو َن‬
2
Agustianto, Riba dan Meta Ekonomi Islam, 2010

5
“Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila . Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan), dan urusannya (terserah) kepada
Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam
kekafiran, dan selalu berbuat dosa. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang
yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat
(dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan
tidak (pula) dianiaya.”
2. Kata kunci dan makna surah al-baqarah ayat 275-279

Makna Ayat
Allah menghapuskan keberkahan riba ‫َي ْم َح ُق اللّهُ ْال ِّ ّر َبا‬
Allah menambahkan keberkahan riba ‫ت‬ َّ ‫ْل ِّ ّربَا َوي ُْربِّي ال‬
ِّ ‫صدَقَا‬
Harga pokok/ nilai asal ‫وس أ َ ْم َوا ِّل ُك ْم‬
ُ ُ‫ُرؤ‬
Kamu tidak boleh melakukan kedzaliman َ‫الَ ت َْظ ِّل ُمون‬
Dan tidak boleh ada yang di dzalimi ْ ُ ‫َوالَ ت‬
َ‫ظلَ ُمون‬

3. Uraian ayat dan kandungan hukum surah al-baqarah ayat 275-279


Q.S. al-Baqarah (2): 275, 276, 278-279; Sebagai bentuk finalisasi hukum, ayat ini
turun untuk menyempurnakan aturan sebelumnya dan menjadi dasar pamungkas atas
pengharaman riba. Setelah melalui penyadaran, pendidikan, dan pengharaman

6
sebagian, diturunkanlah ayat yang mengharamkan riba secara menyeluruh. Dengan
kata lain, peraturan final tersebut telah melalui proses sosialisasi, edukasi, dan latihan.
Setelah melalui proses tersebut, maka telah siap sebuah peradaban untuk menerima
aturan yang lebih tegas.
Ayat-ayat yang membangun hukum larangan riba dalam ekonomi dan bisnis
Itulah makanya perintah meninggalkan riba tersebut ditujukan kepada orang-orang
yang beriman sebagaimana melanjutkan tahapan sebelumnya untuk meninggalkan
riba yang berlipat ganda. Kesesuaian objek perintah tersebut menunjukkan orang
yang beriman dianggap telah melalui proses sosialisasi, edukasi dan latihan. Oleh
karena itu pada redaksi terakhir ayat ini, ada penekanan terhadap orang yang beriman,
“jika kamu orang-orang yang beriman”. Redaksi tersebut jika di-a contrario-kan, “jika
kamu bukan orangorang yang beriman silakan saja tidak meninggalkan riba”.
Kandungan hukum yang terdapat dalam surah al-baqarah ayat 275-279 yaitu
Allah SWT dengan jelas dan tegas mengharamkan segala bentuk riba yang merugikan
pihak lain.
D. QS Al-Imran Ayat 130 dan Terjemahannya
1. Redaksi dan terjemahan surah al-imran ayat 130
AYAT

َ‫عفَةً َواتَّقُوا اللَّه‬ ِ ‫يا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ال تَأ ْ ُكلُوا‬
َ ‫الر َبوا أَضْعافا ً ُمضا‬
)۰۳۱( َ‫َل َعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat
ganda1 dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”

2. Kata kunci dan makna surah al-imran ayat 130

Makna Ayat

7
Riba memiliki karekteristik terus berlipat ً‫عفَة‬
َ ‫أَضْعافا ً ُمضا‬
ganda seiring bertambahnya waktu
Ikuti hukum ( aturan ) Allah
َ‫َواتَّقُوا اللَّه‬

3. Uraian ayat dan kandungan hukum surah al-imran ayat 130


Q.S. Ali Imran(3): 130; ayat turun pada hari Uhud, setelah masyarakat diberi
pendidikan sejarah dan seiring dengan kapasitas perekonomian yang semakin
meningkat, turunlah ayat ini yang mengharamkan riba bersifat berlipat ganda.
. Ayat-ayat yang membangun hukum larangan riba dalam ekonomi dan bisnis
yaitu makna “ad’afan muda’afah” (berlipat ganda) ini memang terdapat perbedaan
pendapat. Pendapat pertama, berlipat ganda tersebut menjadi syarat diharamkannya
riba. Artinya kalau sedikit tidak apaapa. Hal ini sangat wajar dalam perkembangan
hukum yang terjadi seiring dengan perkembangan peradaban masyarakat nya.
Mengharamkan hanya untuk level yang berlipat ganda ini merupakan satu tahapan
dalam perkembangan hukum Islam. Pendapat kedua, “ad’afan muda’afah” (berlipat
ganda) tersebut bukanlah syarat, tetapi merupakan keterangan bahwa riba memiliki
karakteristik terus berlipat ganda seiring bertambahnya waktu. Pendapat ini berarti
tidak mempeduli kan besar kecilnya riba. Selama itu riba, mau besar atau kecil tetap
haram hukumnya. Keharaman riba ini memuat tujuan memberikan muatan moral bagi
masyarakat yang kaya memberikan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkannya
dengan ‘memberikan hutang’ demi meringankan beban hidupnya, karena itu bagi
kreditur tidak layak mengambil keuntungan di atas kepapaan debitur.
Kandungan hukum yang terdapat dalam surah al-imran ayat 130 yaitu riba
diharamkan dengan dikaitkan kepada suatu tambahan yang berlipat ganda. Para ahli
tafsir berpendapat bahwa pengambilan bunga dengan tingkat yang cukup tinggi
merupakan fenomena yang banyak dipraktikkan pada masa tersebut. Ayat ini turun
pada tahun ke 3 Hijriyah. Secara umum ayat ini harus dipahami criteria berlipat ganda
bukanlah merupakan syarat terjadinya riba (jika riba berlipat ganda maka riba
hukumnya haram. Tetapi jika kecil bukanlah riba), tetapi ini merupakan sifat umum
dari praktet pembangunan uang pada saat itu.

8
E. QS An-Nisa Ayat 161 dan Terjemahannya
1. Redaksi dan terjemahan surah an-nisa ayat 161
AYAT

ِ ‫اس ِب ْال َب‬


‫اط ِل‬ ِ َّ‫الر َبا َوقَ ْد نُ ُهوا َع ْنهُ َوأ َ ْك ِل ِه ْم أ َ ْم َوا َل الن‬
ِ ‫َوأ َ ْخ ِذ ِه ُم‬
)۰۶۰( ‫َوأ َ ْعت َ ْدنَا ِل ْل َكا ِف ِرينَ ِم ْن ُه ْم َع َذابًا أ َ ِلي ًما‬
“Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang
daripadanya, dan karena memakan harta benda orang dengan jakan yang batil. Kami
telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang
pedih.”
2. Kata kunci dan makna surah an-nisa ayat 161

Makna Ayat
Kegiatan riba termasuk kegiatan dzalim
ِ ‫اس ِب ْال َب‬
‫اط ِل‬ ِ َّ‫َوأ َ ْك ِل ِه ْم أ َ ْم َوا َل الن‬

3. Uraian ayat dan kandungan hukum surah an-nisa ayat 161


Q.S. an-Nisa’(4): 161; ayat ini membangun persepsi, bahwa kegiatan riba termasuk
kegiatan yang zalim, kufur, dan memakan harta secara batil, karena ia mengambil
harta seseorang tanpa ada imbalan atau keuntungan bagi orang lain.
Kandungan hukum yang terdapat dalam surah an-nisa ayat 161 yaitu riba
digambarkan sebagai suatu yang buruk. Allah SWT mengancam akan memberi
balasan yang keras kepada orang Yahudi yang memakan riba.
F. QS Ar-Rum ayat 39 dan Terjemahannya
1. Redaksi ayat dan terjemahan surah ar-rum ayat 39
AYAT

9
َ ‫اس ف َ ََل ي َ ْر ب ُو ِّع نْ د‬ ِّ َّ ‫ِّم ْن ِّر ب ً ا لِّ ي َ ْر ب ُ َو ف ِّ ي أ َ ْم َو ا ِّل ال ن‬ ‫َو َم ا آ ت َيْ ت ُ ْم‬
‫ك ه ُ ُم‬ َ ِّ ‫آ ت َيْ ت ُ ْم ِّم ْن زَ كَ ا ة ٍ ت ُ ِّر ي د ُو َن َو ْج ه َ الل َّ ِّه ف َ أ ُو َٰل َ ئ‬ ‫الل َّ ِّه ۖ َو َم ا‬
ْ ‫الْ ُم‬
) ۹۳ ( ‫ض ِّع ف ُو َن‬
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).”
2. Kata kunci dan makna surah ar-rum ayat 39

Makna Ayat
Segala kegiatan utang piutang yang ‫ِّ ّربا‬
menarik keuntungaan

3. Uraian ayat dan kandungan hukum surah ar-rum ayat 39


Q.S. ar-Rum (30): 39memuat makna setiap ada tambahan, dan tambahan ini tidak
ditentukan dalam akad. Tambahan adakalanya berada dalam harta, atau berupa segala
hal yang memuat keuntungan, karena itu riba didefinisikan sebagai segala kegiatan
utang piutang yang menarik keuntungan { } baik dalam transaksi hutang piutang
maupun jual beli.
Ayat ini memberikan dorongan untuk menolong orangorang yang membutuhkan
dan menjalin hubungan persaudaraan, tanpa mengharap imbalan dan mencekik orang
lain, karena Allah tidak merelakan hal tersebut berkembang di tengah masyarakat.
Kandungan hukum yang terdapat dalam surah ar-rum ayat 39 yaitu menolak
anggapan bahwa pinjaman riba yang pada zahirnya seolah-olah menolong
merekayang memerlukan sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub kepada
Allah SWT.3

3
Suqiyah Mustafa’ah, Tafsir Ayat Hukum Ekonomi Dan Bisnis Islam, Surabaya. 2007 hal 85-97

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Riba adalah secara bahasa maupun istilah yang menegaskan bahwa riba adalah
pengambilan tambahan suatu akad transaksi tertentu di mana pengembalian
tambahan tersebut tanpa disertai imbangan tertentu.
Sistem ekonomi ribawi telah banyak menimbulkan krisis ekonomi dimana-mana.
Dibawah sistem ekonomi ribawi, kesenjangan pertumbuhan ekonomi masyarakat
dunia makin terjadi secara konstant, sehingga yang kaya makin kaya yang miskin
makin miskin.Sistem ekonomi ribawi juga telah menjerumuskan negara-negara
berkembang kepada jebakan hutang, sehingga untuk membayar bunga saja mereka
kesulitan.
Kandungan hukum yang terdapat dalam surah al-baqarah ayat 275-279 yaitu
Allah SWT dengan jelas dan tegas mengharamkan segala bentuk riba yang merugikan
pihak lain.
Kandungan hukum yang terdapat dalam surah al-imran ayat 130 yaitu riba
diharamkan dengan dikaitkan kepada suatu tambahan yang berlipat ganda. Para ahli
tafsir berpendapat bahwa pengambilan bunga dengan tingkat yang cukup tinggi
merupakan fenomena yang banyak dipraktikkan pada masa tersebut. Ayat ini turun
pada tahun ke 3 Hijriyah.
Kandungan hukum yang terdapat dalam surah an-nisa ayat 161 yaitu riba
digambarkan sebagai suatu yang buruk. Allah SWT mengancam akan memberi
balasan yang keras kepada orang Yahudi yang memakan riba.

11
Kandungan hukum yang terdapat dalam surah ar-rum ayat 39 yaitu menolak
anggapan bahwa pinjaman riba yang pada zahirnya seolah-olah menolong
merekayang memerlukan sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub kepada
Allah SWT.4

B. SARAN
Semoga dengan adanya pembahasan materi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca semua. Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan makalah ini
terdpat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan
saran yang membagun dari pembaca semua, agar kepadanya dapat membuat
makalah ini dengan baik dan benar.

4
Suqiyah Mustafa’ah, Tafsir Ayat Hukum Ekonomi Dan Bisnis Islam, Surabaya. 2007 hal 85-97

12
DAFTAR PUSTAKA

Ghofur Abdul, Konsep Riba Dalam Al-Qur’an, (Volume VII/Edisi 1/ Mei 2016)
Agustianto, Riba dan Meta Ekonomi Islam, (2010)
Mustafa’ah Suqiyah, Tafsir Ayat Hukum Ekonomi Dan Bisnis Islam, Surubaya, 2007

13

Anda mungkin juga menyukai