Anda di halaman 1dari 39

Riba dan Bunga Bank

‫الربا من منظور القرآن والسنة‬

By. Rikza Maulan, Lc., M.Ag


Taujih Rabbani
‫ك‬
َ ِ‫َس َذل‬
ِّ ‫كمَايَقُومُالَّذِييََتخَبَّ ُطهُ الشَّيْطَانُِمَنالْم‬َ َّ‫كلُوَن الرِّبَا الَيَقُومُونَإِال‬ ُ ‫الَّ ِذيَنيَْأ‬
‫َّبِه‬
ِّ‫بَِأَّنهُمْقَالُوْاِإَّنمَاالْبَيْعُمِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ الّلهُالْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَاَفمَن جَاءهَُموْعِ َظةٌمِّن ر‬
َ‫سلَفَ وََأمْرُهُِإلَى الّلهِ َوَمنْ عَادَفَأُ ْولَـئِكََأصْحَابُ النَّارِ هُمْفِيهَا خَالِدُون‬ َ ‫فَانَتهَىََفَلهُمَا‬
﴾٢٧٥﴿
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu
terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu
adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-
Baqarah : 275)
Taujih Nabawi #1

‫اَّلل َعلَي ِه َو َسله َم آكِ َل‬


‫صلهى ه‬ ِ‫ال لَعن رسول ه‬
‫اَّلل‬ ‫ق‬ ِ ٍ ِ
َ ََ َ َ َ ُ ُ َ َ ‫َع ْن َجاب‬
‫ه‬ ‫ن‬
ْ ‫ع‬
َ ‫هللا‬ ‫ي‬ ‫ض‬ ‫ر‬ ‫ر‬
)‫ال هم َس َوا ٌ (رواه مسلم‬ ِ ‫الرَب ومؤكِلَه وَكاتِبه و َش‬
َ َ‫اه َدي ِه َوَق‬ ِ
َ َ َ َ َ
Dari Jabir ra berkata, bahwa Rasulullah SAW melaknat orang
yang memakan riba, orang yang memberikan riba, orang
yang mencatat transaksi riba dan orang yang menjadi saksi
transaksi riba. Beliau bersabda, ‘Mereka semua dosanya
sama.’ (HR. Khamsah)
Taujih Nabawi #2

‫اّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم قَ َال لَيَأتَِ ه‬


‫َي َعلَى‬ َّ ‫صلَّى‬ َِّ ‫ول‬
‫اّلل‬ َّ ‫َع ْن أَِِب ُهَريْ َرَة رضي هللا عنه أ‬
َ ‫َن َر ُس‬
َ
‫َصابَه ِمن ُبَا ِرهِ (رواه أبو‬ َ ‫الرََب فَِإن ََل ََيكله أ‬ِ ‫َحد إِاله أَ َك َل‬
َ ‫هاس َزَمان الَ يَب َقى أ‬ ِ ‫الن‬
)‫داود‬
Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW
bersabda, ‘Sungguh akan tiba suatu zaman pada manusia,
dimana tidak seorang pun di zaman tersebut melainkan ia
memakan riba. Dan jikapun ia tidak memakannya, maka ia
tidak akan terhindar dari debu-debunya riba.’ (HR. Abu
Daud)
‫الربا نوع من أنواع املعامالت الباطلة‬
Riba Sebagai Satu Bentuk Kebathilan Dalam Bermuamalah

• Riba merupakan bentuk muamalah yang sangat bathil, berdasarkan


Firman Allah SWT (QS. 2 : 188) :
ِ‫وَالََتْأكُلُواأَْموَالَكُمْبَيْنَكُمْبِالْبَاطِلِ َوُت ْدلُوابِهَاِإلَىالْحُكَّام‬
َ‫إلْثمِ وَأنُْتمَْتعْلَمُون‬
ِ ْ‫ريقًاِم ْنأَْموَالِ النَّاسِِبا‬
ِ ‫لَِتأْكُلُواَف‬
Dan janganlah kalian memakan harta sebagian yang lain dengan
cara yang bathil. Dan janganlah pula kalian membawa urusan harta
itu kepada hakim, agar kamu dapat memakan sebagian dari harta
manusia dengan cara yang dosa sedangkan kalian mengetahui

• Menurut Imam Suyuthi, cara yang bathil adalah :


‫ بطريق غري مشروع خمالف حكم هللا تعاىل‬: ‫ابلباطل‬
Cara yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dan bertentangan
dengan hukum Allah SWT.
‫النهي الشرعي يف املعامالت الربوية‬
Larangan Bermuamalah Secara Ribawi

❑ Oleh karena itulah, Allah SWT melarang dan


mengharamkan riba.
❑ Namun larangan bermuamalah secara ribawi diturunkan
oleh Allah SWT secara bertahap, tidak secara sekaligus,
sebagai bentuk pembelajaran kepada manusia, sekaligus
menggambarkan hikmah ilahiyah bahwa Allah Maha
Pemurah terhadap hamba-hamba-Nya.
❑ Tahapan dalam bermuamalah secara ribawi ini hampir
sama dengan tahapan dalam pengharaman khamer.
Bahkan sebagian ulama memandang (diantaranya Dr.
Yusuf Qardhawi), bahwa ayat-ayat yang berbicara tentang
riba sangat dahsyat, dan tidak pernah Allah
mengharamkan sesuatu sekeras Allah mengharamkan
riba.
‫ بيان عدم نفع الربا يف تضعيف األموال‬: ‫املرحلة األوىل‬
Tahapan I : Mematahkan Paradigma Manusia Bahwa Riba
Melipat Gandakan Harta

Allah SWT berfirman (QS. 30 : 39) :


ْ‫ممِن‬
ْ ُ‫ربُو عِْندَ اَّللهِ وَمَا آَتيْت‬
ْ َ‫رُبوَفِيأَْموَالِ النَّاسَِفالَي‬
ْ َ‫ربًاِلي‬
ِ ْ‫ممِن‬
ْ ُ‫وَمَا آَتْيت‬
َ‫ريدُونَ َو ْجهَ اَّللهَِفأُوَلِئكَ هُمُالْمُضْعِفُون‬ ِ ُ‫زكَاةٍت‬ َ
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak
menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).
‫ حتريم الربا على أمم من قبلنا‬: ‫املرحلة الثانية‬
Tahapan II : Riba Juga Dilarang Bagi Umat Terdahaulu

• Allah SWT berfirman (QS. 4 : 160 – 161)


‫م عَ ْن‬
ْ ِ‫م َوبِصَدِّه‬ ْ ُ‫م طَيِّبَاتٍُأحِلَّتْلَه‬ْ ِ‫ممِنَ اَّلذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا َعَليْه‬
ٍ ْ‫فَبِ ُظل‬
ِ‫كلِهِمْأَْموَالَ النَّاس‬
ْ ‫لربَا وََقدْنُهُوا عَْنهُ َوَأ‬
ِّ ‫سَبِيلِ اَّللهِ كَثِريًا* وََأ ْخذِهِمُ ا‬
*‫م َعذَابًاأَلِيمًا‬
ْ ُ‫ِبالْبَاطِلِ وَأَ ْعَت ْدنَاِللْكَافِرِينَمِنْه‬
Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas
mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya)
dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi
(manusia) dari jalan Allah. Dan disebabkan mereka memakan riba,
padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena
mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah
menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa
yang pedih.
‫ بيان أن شأن الربا يتزايد أضعافا مضاعفة‬: ‫املرحلة الثالثة‬
Tahapan III : Gambaran Bahwa Riba Itu Sifatnya Akan Menjadi
Berlipat Ganda

Allah SWT berfirman (QS. 3 : 130)


ْ‫ضعَافًامُضَاعََفًة وَاتَّقُوا اَّللهََلعَلَّكُم‬
ْ َ‫لربَاأ‬
ِّ ‫كلُوا ا‬
ُ ‫يَاأَيُّهَا اَّلذِينَ آمَنُوا الََتْأ‬
*‫تُْفلِحُون‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan
riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada
Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.
‫ حتريم القاطع الصريح كل أنواع الربا‬: ‫املرحلة الرابعة‬
Tahapan IV : Pengharaman Segala Jenis Riba Secara Mutlak

Allah SWT berfirman (QS. 2 : 278 – 279)


‫لربَاإِنْ كُْنتُمُْمؤْمِِننيَ *َفإِ ْن‬ِّ ‫يمِنَ ا‬َ ِ‫يَاأَيُّهَا اَّلذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اَّللَه َوذَرُوامَابَق‬
ُ‫رءُوس‬ُ ْ‫سولِهِ وَإِ ْنتُْبتُمَْفلَكُم‬ ُ‫ر‬َ َ‫ربٍمِ َن اَّللِه و‬
ْ َ‫متَْفَعلُواَفْأَذنُوابِح‬ ْ َ‫ل‬
*َ‫أَْموَالِكُمْ الَتَ ْظلِمُونَ َوالَتُ ْظلَمُون‬
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-
orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan
Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
‫مراحر حتريم الربا‬
Tahapan Pengharaman Riba

#4. Pengharaman
riba secara mutlaq.
#3. Sifatnya riba, (QS. Al-Baqarah :
akan berlipat 278 – 279)
ganda. (QS. Ali
Imran : 130)
#2. Riba
diharamkan thd
umat terdahulu.
(QS. An-Nisa’ :
160 – 161)
#1. Mematahkan
paradigma riba
menggandakan
harta. (QS. Ar-Rum
: 39)
‫املعاملة بالربا يف اجلاهلية‬
Praktek Riba Pada Masa Jahiliyah

• Dalam beberapa literatur klasik (baca; kitab turats) digambarkan ada


dua bentuk praktek riba pada masa jahiliyah. Pertama adalah riba
nasi’ah yang pada akhirnya dikenal dengan istilah riba jahiliyah.
Kedua Riba Fadhl.
• Pertama : Diantara bentuk riba nasi’ah (riba jahiliyah) adalah, si A
hutang kepada B dengan janji akan dilunasi pada waktu tertentu.
Namun ternyata si A tidak dapat melunasinya pada waktu yang telah
diperjanjikan. Maka si B memberikan tenggang waktu, namun dengan
konpensasi si A harus menambahkan jumlah uang yang harus
dikembalikannya.
‫ فيقول له لك كذا‬،‫ كانوا يف اجلاهلية يكون للرجل على الرجل الدين‬: ‫قال جماهد‬
‫ فيؤخر عنه‬،‫وتؤخر عين‬
Mujahid mengatakan, bahwa pada masa jahiliyah jika seseorang
berhutang pada orang lain, kemudian batas waktunya tiba, ia berkata,
‘saya tambahkan untuk kamu sekian, namun tambahkan waktu untuk
saya melunasinya.
‫املعاملة بالربا يف اجلاهلية‬
Praktek Riba Pada Masa Jahiliyah

• Kedua : terjadi pertukaran antara barang sejenis dengan


jumlah yang tidak sama.
• Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa suatu ketika
Bilal datang ke Rasulullah SAW membawa kurma dan
memberikannya kepada beliau. Kemudian beliau bertanya,
‘Dari mana kurma ini wahai Bilal?’ Bilal menjawab, ‘Aku
memiliki dua sha’ kurma biasa dan aku tukarkan dengan
satu sha’ kurma istimewa ini”. Rasulullah SAW berkata, “Ini
adalah substansi riba”.
• Pertukaran antara barang sejenis dengan jumlah yang
tidak sama adalah riba, yang dikenal dengan istilah riba
fadhl .
‫خصائص الربا اجلاهلية‬
Karakteristik Riba Pada Masa Jahiliyah

1. Adanya penambahan pada harta pokok (principal)


2. Penambahan tersebut di dasarkan atas tangguhan waktu
atau merupakan kompensasi dari penangguhan
pembayaran.
3. Penambahan tersebut hanya dilakukan sejak jatuh tempo
hingga waktu pertangguhan. Sedangkan dari waktu
transaksi hutang hingga jatuh tempo belum dikenakan
penambahan.
4. Pada masa tersebut, jarang terjadi pinjam meminjam
untuk kebutuhan yang sifatnya konsumtif. Namun lebih
pada kebutuhan yang sifatnya produktif. Hal ini
mengingat bahwa masyarakat Mekah pada umumnya
adalah pedagang.
‫بني فوائد البنوك والربا اجلاهلية‬
Antara Bunga Bank Dan Riba Jahiliyah
Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara bunga
bank & Riba Jahiliyah :
1. Bunga Bank & Riba Jahiliyah sama-sama mengharuskan
adanya ‘tambahan’ dari harta pokok (principal)
2. Penambahan tersebut sama-sama sebagai konpensasi
dari adanya penangguhan pembayaran.
3. Pada riba jahiliyah penambahan pada harta pokok
diberikan terhitung sejak jatuh tempo hingga masa
penangguhan. Sedang bunga bank penambahan telah
disepakai sejak awal terjadinya pinjaman.
4. Berdasarkan hal ini, banyak ulama yang
mengkategorikan bahwa bunga bank lebih jahiliyah
dibandingkan dengan riba jahiliyah yang prakteknya
dilarang oleh Allah & Rasulullah SAW
‫وعد اهلل ملن يتعامل معاملة ربوية‬
Ancaman Bagi Para Pelaku Riba
1. Diibaratkan seperti orang mabuk yang tidak bisa berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (penyakit
gila)
2. Akan dimasukkan ke dalam api neraka dan kekal selamanya. (QS. 2 :
275) :
‫ك‬
َ ِ‫كمَاَيقُومُ اَّلذِييَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ ِمنَ اْلمَسِّ َذل‬ َ َّ‫الَيقُومُونَإِال‬ َ ‫اَّل ِذينََيأْكُلُونَ الرِّبَا‬
ْ‫َرمَ الرِّبَا َفَمنْ جَاَءهُ َموْعِظَةٌ ِمن‬
َّ ‫ِبَأنَُّهمْ قَالُواِإَّنمَا الْبَيُْع مِثْلُ الرِّبَا َوأَحَلَّ اللَُّه الْبَيْعَ وَح‬
‫م ِفيهَا‬
ْ ‫رهُِإلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ َفأُولَئِكَأَصْحَابُ النَّارِ ُه‬ ُ ‫رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ َوأَْم‬
َ‫خَالِدُون‬
Orang-orang yang memakan (mengambil) riba, tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit
gila. Hal itu karena mereka mengatakan, bahwasanya jual beli itu adalah
seperti riba. Dan Allah menghalalkan jual beli serta mengharamkan riba. Maka
barangsiapa yang telah datang padanya peringatan dari Allah SWT kemudian
ia berhenti dari memakan riba, maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu dan urusannya terserah keapda Allah. Namun barang siapa yang
kembali memakan riba, maka bagi mereka adalah azab neraka dan mereka
kekal di dalamnya selama-lamanya.
‫وعد اهلل ملن يتعامل معاملة ربوية‬
Ancaman Bagi Para Pelaku Riba

3. Orang yang tidak meninggalkan riba, akan diperangi oleh Allah


dan rasul-Nya serta akan dikategorikan sebagai orang kafir. (QS.
2 : 278 – 279)
‫يَاأَيُّهَا اَّل ِذينَ آمَنُواَّاتقُوا اللَّهَ وََذرُوامَاَبقِيَِمنَ الرِّبَاِإ ْن كُنُْتمُْمؤْمِنِنيَ *َفِإنْلَمْتَْفعَلُوا‬
َ‫التَظِْلمُون‬َ ْ‫كم‬ ُ ِ‫سأَْموَال‬ُ ‫م رُءُو‬ْ ‫ك‬
ُ َ‫مفَل‬ ْ ‫رسُولِهِ َوِإنْتُبُْت‬
َ ‫حرْبٍِمَن اللَّهِ َو‬ َ ِ‫َفأَْذنُواب‬
*َ‫وَالَتُظَْلمُون‬
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-
orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan
Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya
‫وعد اهلل ملن يتعامل معاملة ربوية‬
Ancaman Bagi Para Pelaku Riba

4. Mendapatkan laknat Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits


Rasulullah SAW bersabda :
‫صلَّى ا َّّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم آكِ َل ال ِرَاب َوُم ْؤكِلَهُ َوَكاتِبَ ُه‬ َِّ ‫ول‬
‫اّلل‬ ُ ‫س‬‫ر‬ ‫ن‬ ‫ع‬‫ل‬
َ ‫ال‬
َ َ‫ق‬ ٍ
‫ر‬ ِ
‫َع ْن َجاب‬
َ َُ ََ
)‫ال ُه ْم َس َواءٌ (رواه مسلم‬ ِ ‫وش‬
َ َ‫اه َديِْه َوق‬ ََ
Dari Jabir ra beliau berkata, ‘Bahwa Rasulullah SAW
melaknat pemakan riba, yang memberikannya,
pencatatnya dan saksi-saksinya. Rasulullah SAW
mengatakan, ‘mereka itu sama.’ (HR. Muslim)
‫وعد اهلل ملن يتعامل معاملة ربوية‬
Ancaman Bagi Para Pelaku Riba

5. Halal bagi Allah Untuk Memberikan Azab-Nya. Rasulullah SAW


bersabda :
ِ ‫اّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّم قَ َال َما ظَ َهر ِيف قَ ْوٍم‬
‫الرَاب‬ َّ ‫ى‬َّ‫صل‬
َ ِ ِ
‫َّب‬‫ن‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ٍ ‫اّلل ب ِن مسع‬
‫ود‬
َْ ُْ َ ْ
َِّ ‫عن عب ِد‬
َْ ْ َ
َ َ
)‫اّلل َعَّز َو َج َّل (رواه ابن ماجه‬ َِّ ‫الزََن إِالَّ أَحلُّوا ِِبَنْ ُف ِس ِهم ِع َقاب‬
ِ ‫َو‬
َ ْ َ
Dari Abdullah bin Mas’ud ra dari Rasulullah SAW beliau berkata,
‘Tidaklah suatu kaum melakukan dengan terang-terangan riba
dan zina, melainkan mereka menghalalkan terhadap diri
mereka sendiri azab dari Allah SWT. (HR. Ibnu Majah)
‫وعد اهلل ملن يتعامل معاملة ربوية‬
Ancaman Bagi Para Pelaku Riba

6. Memakan harta riba lebih berat dosanya di bandingkan dengan tiga puluh
enam kali perbuatan zina. Rasulullah SAW bersabda :

‫صلَّى هللاُ َعلَْي ِه‬ ِ ‫ال رسو ُل‬


‫هللا‬ َ ‫ق‬ ‫ال‬
َ ‫ق‬ ِ
‫ة‬ ‫ك‬
َ ِ
‫ئ‬ ‫ل‬ ‫م‬ْ‫ل‬ ‫ا‬ ِ
‫ل‬ ‫ي‬ ‫س‬ ِ ‫غ‬ ٍ
‫ة‬ ‫ل‬
ََ‫ظ‬ ‫ن‬ ‫ح‬ ِ
‫ن‬ ‫ب‬ ِ
‫هللا‬ ‫د‬ِ ‫َع ْن َعْب‬
َ ْ ُ َ َ َ َ َ ْ َ َْ ْ
‫ْي َزنِيَّةً (رواه‬ ِ‫َش ُّد ِمن ِست ٍَّة وثَلَث‬‫أ‬ ‫م‬ ْ ِ ِ َّ
َْ َ ْ َ ُ ْ َ َ ُ َ ُ ُ ُ َ َ ٌ َ ْ َ ‫َو َسل‬
‫ل‬
َ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫ه‬‫و‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫الر‬
َّ ‫ه‬‫ل‬
ُ ‫ك‬
ُ ‫َي‬ ‫اب‬
‫ر‬ ‫م‬ ‫ه‬‫ر‬ ‫د‬ ‫م‬
)‫أمحد والدارقطين والطرباين‬
Dari Abdullah bin Handzalah (ghasilul malaikah) berkata, bahwa
rasulullah SAW bersabda, ‘Satu dirham riba yang dimakan oleh
seseorang dan ia mengetahuinya, maka hal itu lebih berat dari pada
tiga puluh enam perzinaan. (HR. Ahmad, Daruquthni dan Thabrani)
‫وعد اهلل ملن يتعامل معاملة ربوية‬
Ancaman Bagi Para Pelaku Riba

7. Riba memiliki tingkatan-tingkatan. Dan tingkatan riba


terendah adalah seperti seorang laki-laki berzina dengan
ibu kandungnya sendiri. Rasulullah SAW bersabda :
َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
‫ال ال ِرَاب ثَلَثٌَة‬ ‫َّب‬
ِ ِ ‫ن‬ ‫ال‬ ِ
‫ن‬ ‫ع‬ ‫د‬ٍ‫هللا ب ِن مسعو‬ ِ ‫عن عب ِد‬
َ َ ُْ ْ َ ْ َْ ْ َ
‫الر ُج ُل أ َُّمهُ (رواه احلاكم وابن ماجه‬ َّ ََ ‫َو َسْب عُ ْو َن َاب ًاب أَيْ َسُرَها ِمثْ َل أَ ْن يَْن ِك‬
)‫والبيهقي‬
Dari Abdullah bin Mas’ud ra,bahwa rasulullah SAW bersabda,
‘Riba itu tujuh puluh tiga pintu. Dan pintu yang paling
ringannya adalah seumpama seorang lelaki berzina
dengan ibu kandungnya sendiri. (HR. Hakim, Ibnu Majah &
Baihaqi)
#1. Spt org gila
kemasukan
syaitan

#7. Setara
#2. Kekal di
berzina dengan
dalam neraka
ibu kandung

Dosa-
dosa
#6. Lebih berat
daripada 36 Riba #3. Dilaknat
Allah & Rasul-
zina Nya

#5. #4. Diperangi


Mendatangkan Allah & Rasul-
azab Allah Nya
‫تعريف الربا وحقيقته‬
Lebih Jauh Mengenal Riba

#1. Az-
Ziyadah
(Tambahan)

#2. An-
#5. Ar-Rima’
Numuw
(Bertambah)
(tumbuh)

Riba
#4. Ar-Rif’ah #3. Al-Uluw
(Menjulang) (Meningkat)
‫تعريف الربا وحقيقته‬
Lebih Jauh Mengenal Riba
• Secara bahasa, riba ( ‫ ) الربا‬berarti ziyadah ( ‫ ) الزيادة‬yaitu
‘tambahan’ Dan dilihat dari sudut pandang tehnis, riba adalah
pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara
bathil.
• Sedangkan dari segi istilah, menurut Dr. Yusuf Al-Qardhawi
riba adalah ‘Setiap pinjaman yang di dalamnya disyaratkan
adanya tambahan tertentu.’ Sedangkan menurut ulama
Hambali, riba adalah ‘kelebihan suatu harta tanpa penggantian
di dalam suatu kontrak pertukaran harta dengan harta.
• Sebagai tambahan, Syekh Muhammad Abduh mendefiniskan
riba dengan; ‘penambahan-penambahan yang diisyaratkan oleh
orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam
hartanya karena pengunduran janji pembayaran oleh peminjam
dari waktu telah ditentukan.’
‫تعريف الربا وحقيقته‬
Lebih Jauh Mengenal Riba
• Ibnu Qudamah Al-Maqdisi, menurut beliau riba adalah
penambahan atas pertukaran harta khusus, yakni harta yang
diukur dengan timbangan dan takaran, baik tambahan tersebut
terjadi terhadap sesama harta yang ditakar maupun yang
ditimbang atua karena penangguhaan pembayaran atas
pertukaran harta sejenis.
• Shalih Muhammad As-Sulthan, riba adalah penambahan
(melebihkan) harta ribawi yang sejenis yang dipertukarkan serta
adanya penangguhan penguasaan terhadap benda yang wajib
dikuasai (al-qabd).
• Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se Indonesia, Riba adalah tambahan
(ziyadah) tanpa imbalan (bi la iwadh) yang terjadi karena
penangguhan dalam pembayaran (ziyadat al-ajal) yang
diperjanjikan sebelumnya (isytirath muqaddam).
‫من أنواع الربا‬
Jenis-Jenis Riba

Secara garis besar riba terbagi dua :


1. Riba Nasi’ah
Nasi’ah berasal dari kata nasa’a yang berarti menunda,
menangguhkan atau menunggu dan merujuk pada waktu
yang diberikan kepada peminjam untuk membayar kembali
pinjamannya dengan imbalan ‘tambahan’ atau premium. Jadi
Riba Nasi’ah sama dengan bunga yang dikenakan atas
pinjaman
2. Riba Fadhl
Dari segi bahasa, fadhl adalah ‘lebihan’. Sedangkan dari istilah
riba fadhl adalah, lebihan atau penambahan kuantitas dalam
transaksi pertukaran atau jual beli barang yang jenisnya sama,
seperti emas dengan emas, perak dengan perak, gandum
dengan gandum dsb, yang jumlahnya tidak sama.
‫من أنواع الربا‬
Jenis-Jenis Riba
Beberapa ulama lainnya ada yang membagi riba sebagai berikut :
• 1) Riba Qardh
Adalah praktek riba dengan cara meminjamkan uang kepada seseorang
dengan syarat ada kelebihan atau keuntungan bagi pemberi utang.
• 2) Riba Jahiliyyah
Adalah utang di bayar lebih dari pokoknya karena sipeminjam tidak mampu
membayar ytangnya pada waktu yang telah ditentuka
• 3) Riba Fadhl
Adalah pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran yang
berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis
barang ribawi.
• 4) Riba Nasi’ah
Adalah penangguhan penyerahan atau penerimaan barang ribawi yang di
pertukarkan dengan jenis barang ribawi lainya. Riba dalam nasi’ah muncul
karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang
diserahkan saat ini dan yang diserahkan kemudian.
‫دليل حتريم ربا النسيئة والفضل‬
Dalil Pengharaman Riba Nasi’ah & Fadhl
1. Riba Nasi’ah.
Rasulullah SAW bersabda :
َ َ‫اَّلل َعلَي ِه َو َسله َم َق‬
‫ال الَ ِراَب إِاله‬ ‫صلهى ه‬ ِ‫ول ه‬ َ ‫اس يَقول َح هدثَِِن أ َس َامة بن َزي ٍد أَ هن َرس‬
ٍ ‫َع ِن اب ِن َعبه‬
َ ‫اَّلل‬
)‫هسيئَ ِة (رواه النسائي‬
ِ ‫ِِف الن‬
Dari Usamah bin Zad ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidak ada
riba melainkan pada riba nasi’ah (HR. Nasa’I.
2. Riba Fadhl.
Rasulullah SAW bersabda :
‫ب َوال ِف ه‬
‫ضة‬ ِ ‫اَّلل َعلَي ِه َو َسله َم ال هذ َهب َِبل هذ َه‬
‫صلهى ه‬ ِ‫ال رسول ه‬
‫اَّلل‬ َ ‫َق‬
َ ‫ال‬
َ ‫َق‬
َ ‫ي‬ِ ِ
‫ر‬ ‫د‬ ‫اْل‬ ٍ ‫َعن أَِِب س ِع‬
‫يد‬
َ َ َ
ٍ‫ش ِع ِري والتهمر َِبلتهم ِر وال ِملح َِبل ِمل ِح ِمث اًل ِِبِث ٍل ي ادا بِيد‬ ِ
‫شعري َِبل ه‬ ‫ُب َِبل ُِب َوال ه‬ ِ
ُّ ‫ضة َوال‬ ِ
‫َِبلف ه‬
َ َ َ َ
)‫اد فَ َقد أَرََب اْل ِخذ َوالمع ِطي فِ ِيه َس َوا ٌ (رواه مسلم‬ َ ‫اد أَو استَ َز‬ َ ‫فَ َمن َز‬
Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Emas dengan
emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, tepung dengan
tepung, kurma dengan kurma, garam dengan garam, dengan jumlah
sama dan harus dari tangan ke tangan (Cash). Yang mengambil dan
memberikan sama. Barang siapa yang melebihkan atau minta
dilebihkan, maka ia telah berbuat riba. (HR. Muslim)
‫من أنواع املعامالت الرباوية احلديثة‬
Diantara Bentuk Muamalah Ribawiyah

⚫ Menukar uang kertas Rp. 100.000,- dengan uang


recehan Rp. 95.000,-. Selisih Rp. 5000,- tidak memiliki
timbangan (tidak tamasul), maka termasuk riba.
⚫ Meminjamkan uang Rp. 1.000.000,- dengan syarat
pengembaliannya ditambahkan 10 % dari pokok
pinjaman. Tambahan 10% dari pokok adalah riba karena
tidak tamasul.
⚫ Menukar dua liter beras biasa dengan satu liter beras
istimewa. Pertukaran tersebut adalah riba, karena beras
dengan beras adalah sejenis dan tidak boleh dilebihkan
salah satunya. Jalan tengahnya adalah dua liter beras
dolog dijual terlebih dahulu, kemudian dibelikan beras
rojolele.
Transaksi Yang Berpotensi Ribawi
1.
Perbankan
9. Kartu 2.
Kredit Asuransi

8.
3.
Penukaran
Koperasi
Uang Potensial
Ribawi

7. Bank 4.
Keliling Investasi

6. Leasing 5.
Kendaraan Pegadaian
Agar Terhindar Dari Riba
• Agar terhindar dari Riba, maka harus dipastikan bahwa
semua transaksi yang dilakukan, sudah sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah.
• Diantara caranya adalah bekerja sama dengan Lembaga
Keuangan yang menjalankan operasionalnya secara secara
syariah, seperti perbankan syariah, asuransi syariah,
koperasi syariah, dsb.
• Karena setiap Lembaga Keuangan Syariah, wajib memiliki
Dewan Pengawas Syariah, dimana sistem operasionalnya
dipantau dan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariahnya.
Sehingga kesesuaian dengan prinsip syariah lebih terjaga
dan dijalankan dengan baik.
Antara bank Konvensional Dengan Bank Syariah
Gambaran Umum Bank Syariah
Mekanisme Operasional Bank Syariah
Bank Syariah
Pembayaran bagi hasil Menerima pendapatan

Tergantung pendapatan / hasil yg diterima Bagi hasil / marjin

Shahibul Maal Shahibul Maal Mudharib


Mudharib

Deposan
Bank Nasabah Debitur

Membayar bunga deposito tetap Menerima bunga kredit tetap

Tidak ada pengaruh pendapatan yg diterima

Bank Konvensional
Produk Bank Syariah Giro
Wadi’ah/
Mudharabah

Penghimpunan Wadi’ah/
Tabungan
Dana Wadi’ah

Deposito Mudharabah

Pembiayaan Murabahah,
Konsumtif MMQ
Penyaluran Dana
Pembiayaan
Produk Bank Mudharabah/
Usaha/
Syariah Musyarakah
Kerjasama

Multijasa Ijarah

Safe Deposit Box Ijarah

Jasa Transfer Ijarah

Valas Sharf

Sewa Ijarah
Fatwa MUI Bunga Bank
Fatwa MUI Bunga Bank
Fatwa MUI Bunga Bank
‫واهلل أعلم بالصواب‬
‫واحلمد هلل رب العاملني‬

Anda mungkin juga menyukai