Anda di halaman 1dari 17

AL-QUR’AN DAN HADIST

EKONOMI
- DISTRIBUSI –

Kelompok 5 :
1. Ahmad Nur Faizi
2. Khairunnisa
3. Silvi Agtalya Nurpa
Apa definisi distribusi?
 Distribusi adalah suatu proses (sebagian hasil
penjualan produk) kepada faktor-faktor produk
yang ikut menentukan pendapatan. Secara umum
distribusi dapat diartikan sebagai penyaluran
barang ke tempat-tempat. Sedangkan,
 Distribusi menurut pandangan islam adalah
peningkatan dan pembagian bagi hasil kekayaan
agar sirkulasi kekayaan dapat ditingkatkan,
sehingga kekayaan yang ada dapat melimpah
dengan merata dan tidak hanya beredar diantara
golongan tertentu saja serta dapat memberikan
kontribusi kearah kehidupan manusia yang lebih
baik.
Apa saja prinsip-prinsip distribusi
dalam islam?
Prinsip – prinsip distribusi dalam
Ekonomi Islam
1. Larangan riba dan gharar
2. Keadilan dalam distribusi
3. Larangan menumpuk harta
Bagaimana isi ayat dan terjemahan
Surah Al-Baqarah/2 : 261-264
beserta tafsirannya?
 QS. Al-Baqarah/2 : 261.

َ ‫ٱَّللِ َك َمث َ ِل َحبَّ ٍة أ َ ۢنبَت َ ۡت‬


 ‫س ۡب َع‬ َ ‫َّمث َ ُل ٱلَّذِينَ يُن ِفقُونَ أَمۡ َوٲلَ ُه ۡم ِفى‬
َّ ‫س ِبي ِل‬
َّ ‫شا ٓ ُ ۗء َو‬
‫ٱَّللُ َوٲ ِس ٌع‬ َ َ‫ف ِل َمن ي‬
ُ ‫ض ٰـ ِع‬ َّ ‫س ۢنبُلَ ٍ۬ ٍة ِماْئَةُ َحبَّ ٍ۬ ٍةۗ َو‬
َ ُ‫ٱَّللُ ي‬ ُ ‫سنَا ِب َل فِى ُك ِل‬
َ
‫ع ِلي ٌم‬
َ (٢٦١)
 Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir,
pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya)
lagi Maha Mengetahui.”
Tafsir QS. Al-Baqarah/2 ayat 261:
 Ayat ini turun menyangkut kedermawanan
Utsman Ibn ’Affan dan Abdurrahman Ibn ’Auf
ra yang datang membawa harta mereka untuk
membiayai perang Tabuk. Ayat ini turun
menyangkut mereka, bukan berarti bahwa ia
bukan janji Allah terhadap setiap orang yang
menafkahkan hartanya dengan tulus. Ayat ini
berpesan kepada yang berpunya agar tidak
merasa berat membantu, karena apa yang
dinafkahkan akan tumbuh berkembang dengan
berlipat ganda.
 QS. Al-Baqarah/2 : 262.

ٍ۬ ْ ُ َ َ ٓ
ٓ َ
 ‫ون َما أنفقوا َمنا َوَل‬ َ ُ‫ٱَّللِ ث ُ َّم ََل يُ ۡت ِبع‬
َّ ‫س ِبي ِل‬َ ‫ون أ َ ۡم َوٲلَ ُه ۡم فِى‬
َ ُ‫ين يُن ِفق‬ َ ‫ٱلَّ ِذ‬
‫ون‬
َ ُ ‫ن‬ ََۡ ۡ ‫ي‬ ‫م‬ ُ
‫ه‬ َ
‫َل‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ه‬ ۡ
‫ي‬ َ ‫ل‬‫ع‬ ‫ف‬ ‫َو‬ ‫خ‬ َ
‫َل‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫د‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫م‬ ُ
‫ه‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ۡ َ ‫أ‬ ‫م‬ ‫ه‬َّ ‫ل‬ ‫ى‬
ۙ ٍ۬
‫ذ‬ َ‫أ‬
َ ۡ َ ِۡ َ ٌ ۡ َ ِۡ ِ َ َ ِ ۡ ُ ُۡ
(٢٦٢)
 Artinya: “Orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak
mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan
menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak
menyakiti (perasaan si penerima), mereka
memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.”
Tafsir QS. Al-Baqarah/2 ayat 262 :

 Ayat ini menjelaskan tentang sebab


keberhasilan mereka yang menginfakkan harta
mereka di jalan Allah. Pelipatgandaan yang
disebut pada ayat lalu diperoleh mereka yang
menghindari sebab kegagalan ini.
 QS. Al-Baqarah/2 : 263.

َّ ٍ۬
 ُ‫صدَقَ ٍ۬ ٍة يَ ۡتبَعُ َها ٓ أَذىۗ َوٱَّلل‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ر‬ ٍ۬ ۡ
‫َي‬‫خ‬ ٌ ‫ة‬ ‫ر‬‫ف‬ ۡ
‫غ‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫وف‬ٍ۬ ‫ر‬ ۡ‫ع‬ ‫م‬ ٌ
‫ل‬ ٍ۬ ‫۞ قَ ۡو‬
َ ِ ٌ ِ
َ َ َ ٌ ُ َّ
(٢٦٣) ‫ى َح ِلي ٍ۬ ٌم‬ ٌّ ِ‫غن‬ َ
 Artinya: “Perkataan yang baik dan
pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang
diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan
(perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi
Maha Penyantun.”
Tafsir QS. Al-Baqarah/2 ayat 263 :
 Ayat di atas menekankan pentingnya ucapan yang
menyenangkan dan pemaafan. Perkataan yang baik
adalah ucapan yang tidak menyakiti hati
peminta/penerima. Perkataan yang baik itu lebih baik,
walau tanpa memberi sesuatu, daripada memberi
dengan menyakitkan hati yang diberi. Demikian juga
memberi maaf kepada peminta-minta yang tidak
jarang menyakitkan hati pemberi, apalagi kalau si
peminta-minta mendesak atau merengek, juga lebih
baik daripada memberi disertai dengan menyakiti
hati. Karena memberi dengan menyakiti hati adalah
aktivitas yang menggabungkan kebaikan dengan
keburukan, plus dengan minus. Keburukan atau
minus yang dilakukan lebih banyak dari plus yang
diraih, sehingga hasil akhirnya adalah minus.
 QS. Al-Baqarah/2 : 264.

 ‫اس‬ ِ َّ‫صدَقَ ٰـتِ ُكم ِب ۡٱل َم ِن َو ۡٱۡلَذَ ٰى َكٱلَّذِى يُن ِف ُق َمالَهُۥ ِرئَا ٓ َء ٱلن‬ َ ْ‫َي ٰـٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ََل ت ُ ۡب ِطلُوا‬
‫صابَهُ ۥ َوا ِب ٍ۬ ٌل‬ ٌ ٍ۬ ‫ان َعلَ ۡي ِه ت ُ َر‬
َ َ ‫اب فَأ‬ ٍ ‫ص ۡف َو‬َ ‫ٱَّللِ َو ۡٱليَ ۡو ِم ۡٱۡل َ ِخ ِ ۖر فَ َمثَلُهُۥ َك َمث َ ِل‬
َّ ‫َو ََل يُ ۡؤ ِم ُن ِب‬
َ‫ٱَّللُ ََل َيهۡ دِى ۡٱلقَ ۡو َم ۡٱل َك ٰـ ِف ِرين‬ َّ ‫سبُو ۗاْ َو‬ َ ‫ص ۡل ٍ۬داۖ ََّل َي ۡقد ُِرونَ َعلَ ٰى ش َۡى ٍ۬ ٍء ِم َّما‬
َ ‫ڪ‬ َ ‫ڪه ُ ۥ‬ َ ‫فَت َ َر‬
(٢٦٤)
 Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima),
seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada
manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin
yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan
lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka
tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan;
dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir.”
Tafsir QS. Al-Baqarah/2 ayat 264 :
 Ayat ini dimulai dengan panggilan mesra Ilahi,
Wahai orang-orang yang beriman, disusul dengan
larangan, jangan membatalkan, yakni ganjaran
sedekah kamu. Kata ganjaran tidak disebutkan
dalam ayat ini untuk mengisyaratkan, bahwa
sebenarnya bukan hanya ganjaran atau hasil dari
sedekah itu yang hilang, tetapi juga sedekah yang
memberikan modal pun hilang tidak berbekas,
keduanya hilang lenyap. Allah bermaksud
melipatgandakannya namun kamu sendiri yang
melakukan sesuatu yang mengakibatkannya
hilang lenyap, karena kamu menyebut-nyebutnya
dan mengganggu perasaan si penerima. Sungguh
tercela sifat mereka.
Bagaimana isi ayat dan terjemahan
Surah Al-Hashr/59 : 7 beserta
tafsirannya?
 QS. Al-Hashr/59 : 7.

 ‫سو ِل َو ِلذِي ْالقُ ْربَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى‬ َّ ‫سو ِل ِه ِم ْن أ َ ْه ِل ْالقُ َر ٰى فَ ِللَّ ِه َو ِل‬
ُ ‫لر‬ َّ ‫َما أَفَا َء‬
ُ ‫َّللاُ َعلَ ٰى َر‬
ِ َ‫س ِبي ِل َك ْي ََل يَ ُكونَ دُولَة بَيْنَ ْاۡل َ ْغ ِني‬
‫اء ِم ْن ُك ْم ۚ َو َما آت َا ُك ُم‬ َّ ‫ين َواب ِْن ال‬
ِ ‫سا ِك‬َ ‫َو ْال َم‬
(٧) ‫ب‬ ِ ‫شدِيدُ ْال ِعقَا‬ َ َ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل فَ ُخذُوهُ َو َما نَ َها ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنت َ ُهوا ۚ َوات َّقُوا‬
َّ ‫َّللاَ ۖ ِن َّن‬ ُ ‫الر‬
َّ
 Artinya: “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang
diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda)
yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk
Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara
orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang
diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa
yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat
keras hukumannya.”
Tafsiran QS. Al-Hashr/59 ayat 7 :
Firman Allah ini menjelaskan tentang makna fa’i sifat
dan hikmahnya. Fa’i adalah segala harta benda yang dirampas
dari orang-orang kafir tanpa melalui peperangan dan tanpa
mengerahkan kuda maupun unta. Seperti harta benda bani an-
Nadhir ini, dimana kaum muslimin memperolehnya tanpa
menggunakan kuda maupun unta, artinya mereka dalam hal ini
tidak berperang terhadap musuh dengan menyerang atau
menyerbu mereka, tetapi para musuh itu dihinggapi rasa takut
yang telah Allah timpakan ke dalam hati mereka karena wibawa
Rasulullah. Kemudian Allah memberikan harta benda yang
telah mereka tinggalkan untuk Rasul-Nya. Oleh karena itu,
beliau mengatur pembagian harta benda yang diperoleh dari
Bani an-Nadhir sekehendak hati beliau, dengan
mengembalikannya kepada kaum muslimin untuk dibelanjakan
dalam segala sisi kebaikan dan kemaslahatan yang telah
disebutkan oleh Allah dalam ayat-ayat ini.

Anda mungkin juga menyukai