FASAKH
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
TA 2020-2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
kuliah]. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
1.3. Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
BAB III...................................................................................................................17
3.1. Kesimpulan..............................................................................................17
3.2. Saran.........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dipenuhi satu sama lain, agar tidak terjadinya kehancuran dalam rumah
menimbulkan pertengkaran.
istrinya secara normal, suami itu impoten. Dalam hal ini istri tidak
zhahir dan bathin yang tidak sanggup diberikan kepada istrinya. Peristiwa-
1
meminta supaya perkawinannya diputuskan lewat jalan fasakh.
syariat islam, tetapi apakah boleh atau tidak menurut hukum islam hakim
dengan jalan fasakh?
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Fasakh berasal dari bahasa arab dari akar kata fa-sa-kha yang
hubungan yang terjalin antara suami isteri3. Manakala, menurut kamus besar
1
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, (Jakarta : Kencana,
2006), h. 190
2
Kamal Muchtar, Asas – Asas Hukum Islam Tentang Perkahwinan, (Jakarta :
Bulan Bintang, 1993), h. 212.
3
Sayyid Sabiq, op cit, h. 627.
4
http://mickeydza90.blogspot.com/2011/09/fasakh.html
3
فسخ العقد نقضه وحل ربيطة التي تربط بين الزوجين
suami dan istri. Fasakh bisa terjadi karena tidak terpenuhinya syarat-syarat
ketika berlangsung akad nikah, atau karena hal-hal lain yang datang
(tuntutan) istri atau suami yg dapat dibenarkan oleh pengadilan agama, atau
hal-hal yang dianggap berat oleh keduanya sehingga mereka tidak sanggup
Dalam pokok dari hukum fasakh adalah seorang atau kedua suami istri
merasa dirugikan oleh pihak yang lain dalam perkawinannya karena ia tidak
fasakh itu adalah peluang atau jalan dan kesempatan bagi istri untuk
4
demikian istri itu dapat memperoleh kebebasan untuk merubah
bagi kaum wanita boleh dianggap sebagai imbalan yang ada ditangan laki-
berlangsung akad nikah, atau karena hal-hal lain yang datang kemudian dan
khiyar baligh. Jika yang dipilih mengakhiri ikatan suami istri, maka hal
yang terjadi belakangan. Jika suami yang tadinya masuk islam, tetapi
istri masih tetap dalam kekafiran yaitu tetap menjadi musyrik, maka
akadnya batal (fasakh). Lain halnya kalau istri orang ahli kitab, maka
5
akadnya tetap sah seperti semula. Sebab perkawinannya dengan ahli
tidak disuruh dan tidak pula di larang 5. Dasar pokok dari hukum fasakh
ialahseorang atau kedua suami isteri merasa dirugikan oleh pihak yang lain
ditentukan oleh syarak sebagai seorang suami atau sebagai seoarng isteri.
Akibatnya salah seorang atau kedua suami isteri tidak sanggup lagi
keadaan kehidupan rumah tangga diduga akan bertambah buruk, pihak yang
ma’ruf (baik), atau ceraikanlah mereka isteri-isteri dengan cara yang ma’ruf
5
Amir Syarifuudin, op. cit, h. 244
6
Kamal Muchtar, op. cit, h. 212
6
“ Tidak boleh ada kemudharatan dan tidak boleh saling
menimbulkan Kemudharatan”
يزال الضرر
diatas para fuqaha menetapkan bahwa jika dalam kehidupan suami isteri
terjadi keadaan sifat atau sikap yang menimbulkan kemudharatan pada salah
satu pihak, maka pihak yang menderita mudharat dapat mengambil prakarsa
diajukan salah satu pihak suami maupun istri dalam menuntut fasakh kepada
cacad rohani yang tidak dapat dihilangkan atau dapat dihilangkan tapi
7
Djamaan Nur, op cit, h. 170
7
b. Karena gila
dll)
hakim”.
8
karena suami yang cacad atau berpenyakit itu berarti
ِ ِ ِ
ُ ضَر ًارا مُتْس ُك ك َٰذ َي ْف َع ْل َو َمن لَِّت ْعتَ ُدوا
وه َّن َواَل َ َن ْف َسهُ ظَلَ َم َف َق ْد ل
itu.
9
menyebutkan pula beberapa macam cacad itu yang dapat
itu adakalanya dia seorang yang mampu dan adakalanya dia seorang
yang tidak mampu. Dalam hal suami yang tidak mampu memberi
kewajibannya terhadap istrinya, pada waktu istri tidak rela dan tidak
10
Apabila terjadi suami melakukan kekejaman atau
mereka tidak tercapai, dan rumah tangganya tidak akan aman sehingga
suami istri.
dalam hal ini istri boleh mengadukan halnya kepada hakim. Ini diatur
Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama dua tahun berturut-
turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang shah atau karena hal
suami meninggalkan istrinya tanpa izin dan tanpa alasan yang shah
atau karna hal lain diluar kemampuannya. Si istri sudah berhak minta
cerai adalah apabila suami menjalani hukum penjara. Dalam hal ini
11
peraturan pemerintah republik Indonesia No. 9 tahun 1975 pasal 19
pelaksanaannya adalah:
hakim telah pula memaksa dia untuk itu. Dalam hal ini hendaklah
12
“Dari Umar R.A. bahwa ia pernah mengirim surat kepada pembesar-
hari mulai dari istri itu mengadu. Jika masa perjanjian itu telah habis,
Baihaqi ).”
13
pernikahan penipuan atau salah sangka mengenai diri suami atau
istri.
setelah itu masih tetap hidup sebagai suami isti, dan tidak
menurut undang-undang.
perundang-undangan.
sebagai berikut:
14
b. Batalnya suatu pernikahan dimulai setelah putusan Pengadilan
diakibatkan olehkan oleh talaq. Sebab talaq ada talaq ba’in dan talaq raj’i.
Talaq raj’i tidak mengakhiri ikatan suami istri dengan seketika sedang talaq
ba’in mengakhirinya seketika itu juga. Adapun fasakh, baik karena hal-hal
mengurangi bilangan talaq itu sendiri. Jika suami menalaq istrinya dengan
talaq raj’i, kemudian kembali pada masa iddahnya atau akad lagi setelah
habis masa iddahnya dengan akad baru, maka perbuatannya terhitung satu
talaq, yang ia masih ada dua kali kesempatan dua talaq lagi. Sedangkan
pisahnya suami istri karena fasakh, hal ini tidak berarti mengurangi bilangan
suami istri tersebut menikah dengan akad baru lagi, maka suami tetap
membedakan pengertian pisahnya suami istri. Sebab talaq dan sebab fasakh
mereka berkata karena, ”Pisahnya suami istri karena suami, dan sama sekali
tidak ada pengaruh istri disebut talaq”. Dan setiap perpisahan suami istri
15
karena istri, bukan karena suami dan sama sekali tidak ada pengaruh istri
disebut talaq. Dan setiap perpisahan suami istri karena istri, bukan karena
suami, atau karena suami tetap dengan pengaruh dari istri disebut fasakh.
dikalangan ulama. Imam Syafi’i berkata ” harus menungu selama tiga hari ”.
mengambil keputusan akan bercerai atau memberikan nafkah bila istri tidak
rela lagi kalau si istri mau menunggu, dan ia rela rela dengan ada belanja
dari suaminya, maka tidak perlu difasakhkan sebab nafkah itu adalah hakya.
suamimu yang bernama:......bin...... pada hari ini. Kalau fasakh itu dilakukan
oleh istri sendiri dimuka hakim, maka ia berkata: ”Aku fasakhkan nikahku
dari suamiku yng bernama:.....bin..... pada hari ini.” Kalau suami hendak
kembali kepadanya maka harus menikah lagi dengan akad yang baru.
16
3. Memberi peluang isteri berpisah dari suaminya dan memulai hidup
baru.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
putus, dalam suatu ikatan pernikahan antara suami dan istri. Batalnya
pernikahan tersebut dapat disebabkan oleh salah satu dari keduanya, dari
diantaranya yaitu:
17
6. Bila sisuami tidak mampu melaksanakan kewajibannya dalam
bersetubuh (impoten).
8. Bila salah seorang dari suami isteri Murtad (keluar agama Islam).
hari mulai dari istri itu mengadu. Jika masa perjanjian itu telah habis,
diakibatkan oleh Talaq . pada fasakh jika ada syarat-syarat yang tidak
pad Talaq Raj’i tidak mengakhiri ikatan pernikahan pada saat itu. Dan pada
diantaranya :
baru.
18
3.2. Saran
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
DAFTAR PUSTAKA
Bintang.
2006
Bintang.
http://alkitab.sabda.org/lexicon.php?word=fasakh
http://mickeydza90.blogspot.com/2011/09/fasakh.html
http://tayibah.com/eIslam/fasakh.html
19
20