KATA PENGANTAR
Syukur kehadirat Allah Swt, karena atas segala curahan rahmat dan karunianya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tema
“Gugatan isteri (Fasakh)” ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Secara khusus,
penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan tugas makalah ini
2. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dari sisi isi pembahasan, penulisan kalimat dan sebagainya,
maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif
sebagai penambahan pengetahuan lagi penulis dalam menyusun makalah di masa
yang akan datang.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Macam-macam Fasakh............................................3.
. B. sumber Hukum Fasakh...........................................................7.
C. Pelaksanaan Fasakh............................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini sering terlihat, seorang isteri mengajukan gugat cerai terhadap
suaminya. berita tersebut semakin hangat, karena si penggugat yang sering diekspos di
media televisi adalah figure atau artis-artis terkenal. gugat cerai tersebut ada yang
berhasil, yaitu jatuhnya talak, atau karena keahlian hakim dan pengacara, gugat cerai
urung dilanjutkan,sehingga rumah tangga mereka terselamatkan. padahal mereka
mengikatkan diri dalam lembaga perkawinan adalah dalam rangka melaksanakan perintah
allah swt.
Berdasarkan ayat ini pula, maka tujuan perkawinan dalam islam adalahuntuk mem
entuk keluarga sakinah, mawaddah warahmah. bisa jadi, karena mereka sudah tidak dapat
mempertahankan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, tapi jika hal tersebut tidak
terlaksana maka salah satu pihak dapat menggunakan haknya, baik suami atau isteri untuk
mengajukan gugatan cerai, padahal dalam islam, cerai memang dihalalkan allah, namun
sangat dibenci Olehnya (“ sesungguhnya perbuatan yang boleh, tetapi sangat
dibenci allah adalah talak”, hadits riwayat abu daud dan ibn majah). Gugatan dari
suami disebut dengan talak sementara gugatan dari isteri disebut fasakh.
Alasan-alasan tersebut diatas yang mendasari kami membuat makalah ini yang membahas
tentang “Gugatan isteri (Fasakh)”.
1
2
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami buat dalam makalah ini adalah,sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Fasakh?
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. untuk mengetahui pengertian Fasakh.
2. untuk mengetahui dasar hukum fasakh.
3. untuk mengetahui tentang pelaksanaan fasakh
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Fasakh
Fasakh dalam tinjauan Bahasa (etimologi) adalah berasal dari akar kata (mashdar),,
artinya: Membatalkan. Artinya pembatalan.
kemudian dalam perkembangannya lafadz fasakh ini digunakan oleh para fuqoha untuk
dijadikan istilah yang menunjukan arti tertentu.
Fasakh menurut terminologi adalah artinya: menfasakh akad, yang berarti
membatalkan. Apabila terjadi pada akad nikah. Fasakh berarti melepaskan ikatan
hubungan antara suami istri dalam definisi lain, Abdul mujib mengartikan fasakh
sebagai pembatalan perkawinan oleh istri karena antara suami istri terdapat
cacat atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan, atau si suami tidak dapat
memberi belanja atau nafkah, menganiaya, murtad dan sebagainya. begitu
pula menurut Gundur, bahwa fasakh adalah membatalkan akad dan menghilangkan
ikatan hubungan yang menjadi kosenkuensi dari akad tersebut..
Dari beberapa pengertian tersebut, berarti fasakh adalah salah satu bentuk perpisahan
yang dapat melepaskan atau membatalkan ikatan perkawinan.
1. Macam-macam Fasakh
Fasakh terbagi menjadi dua yaitu :
Selain pasal 22 UU Nomor 1 tahun 1974 di atas, juga diatur dalam pasal
24 undang-undang, Bahwa barang siapa karena perkawinan masih terikat dirinya dengan
salah satu dari kedua belah pihak dan atas dasar masih adanya perkawinan dapat
mengajukan pembatalan perkawinan yang baru, dengan tidak mengurangi ketentuan pasal
1 ayat 2 dan pasal 4 undang-undang ini.
2. Setelah hakim mem eri janji kepadanya sekurang0kurangnya tiga hari mulai dari
hari istri mengadu.
bila masa perjanjiann itu telah hadis, sedangkan si suami tidak juga dapat
menyelesaikannya, barulah hakim memfasakhkan nikahnya. Atau dia sendiri
yang mem&asakhkan di muka hakim setelah diizinkan olehnya. Rasulullah
saw bersabda:
Artinya: Dari Abu Hurairah ra rasulullah Saw. bersabda tentang yang
tidak memperoleh apa yang telah dinafkahkannya kepada isterinya, bolehlah
keduanya bercerai. (H.R. Darutqutni dan al-baihaqi).
9
Di Indonesia, masalah pembatalan perkawinan diatur dalam kompilasi hukum
islam sebagai berikut:
1. Seorang suami dan isteri dapat mengajukan permohonann pembatalan pernikahan apabila
pernikahan dilangsungkan di bawah ancaman yeng melanggar hukum.
2. Seorang suami dan istri dapat mengajukan permohonan pembatalan pernikahan apabila
pada waktu berlangsungnya pernikahan terjadi penipuan atau salah sangka mengenai diri
suami atau isteri.
3. Apabila ancaman telah berhenti, maka bersalah sangka itu menyadari keadaannya, dan
dalam jangka waktu enam bulan setelah itu masih tetap hidup sebagai suami isteri, dan
tidak menggunakan haknya untuk mengajukan permohonan pembatalan, maka haknya
gugur.
Adapun yang berhak mengajukan permohonan pembatalan pernikahan adalah:
1. Para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dan Ke bawah dari suami atau
isteri.
2. Suami atau isteri.
3. pejabat yang berwenang mengatasi pelaksanaan pernikahan menurut undang-
undang.
4. Para pihak yang berkepentingan yang mengetahui adanya cacat dalam rukun dan
syarat pernikahan menurut hukum ]slam dan Peraturan Perundang-undangan.
Selanjutnya dalam kompilasi hukum islam juga dijelaskan hal-hal sebagai berikut:
1. Permohonan pembatalan pernikahan dapat diajukan kepada pengadilan agama yang mewilayahi
tempat tinggal suami atau isteri, atau tempat pernikahan dilangsungkan.
2. Batalnya suatu pernikahan dimulai setelah Putusan Pengadilan Agama mempunyai
kekuatan hukum yang tetap daner berlaku sejak berlangsungnya pernikahan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Fasakh dalam tinjauan bahasa (etimologi) pembatalan. Fasakh menurut
terminologi adalah menfasakh akad, yang berarti membatalkan. Apabila
terjadi pada akad nikah. Fasakh berarti melepaskan ikatan hubungan antara
suami istri.
2. Pembatalan perkawinan mempunyai dasar hukum yang tegas dalam pasal
22 undang-undang nomor 1tahun 1974 tentang perkawinan, bahwa:
“perkawinan dapat dibatalkan apabila para pihak tidak memenuhi syarat-
syarat untuk melangsungkan perkawinan”.
3. Di Indonesia masalah pembatalan perkawinan diatur dalam kompilasi
hukum islam sebagai berikut:
a. Seorang suami dan isteri dapat mengajukan permohonan pembatalan
pernikahan apabila pernikahan dilangsungkan dibawah ancaman yeng
melanggar hukum.
b. Seorang suami dan istri dapat mengajukan permohonan pembatalan
pernikahan apabila pada waktu berlangsungnya pernikahan terjadi penipuan
atau salah sangka mengenai diri suami atau isteri.
c. Apabila ancaman telah berhenti, maka beersalah sangka itu menyadari
keadaannya, dan jangka waktu enam b u l a n setelah itu masih tetap hidup
sebagai suami isteri, dan tidak menggunakan haknya untuk mengajukan
permohonan pembatalan, maka haknya gugur.
B. Saran
Agar fasakh tidak terjadi hendaklah suami istri selalu menjaga rumah
tangganya agar tetap harmonis dengan selalu menjaga rasa kepercayaan,
komunikasi dan tanggung jawab dari masing-masing pasangan karena hal-hal
ini dapat meminimalisirkan pergesekan atau pertengkaran dari sepanjang suami
istri tersebut karena walau perceraian dihalalkan oleh Allah tetapi Allah juga
membenci perceraian tersebut.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sayyid Sabiq. 1983. Fiqh As-Sunnah. cet. Ke-4. Beirut: Daar Al-Fikr
M. Abdul Mujied. 144T. Kamus Istilah Fiqh. Cet. Ke-1. Jakarta: Pustala Firdaus Ahmad