Anda di halaman 1dari 7

NAMA : NAFISAH ALIF N

KELAS: XII IPA 8 (18)

Mengevaluasi Pameran Karya Seni Rupa

Pameran Lukisan Karya Leonardo Da Vinci


di Jakarta, Indonesia

nnnnnnnn
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

 JENIS KARYASENI

Pameran tersebut merupakanpameranhomogen karenapamerantersebuthanya me-


nampilkan satu jenis karya seni rupa, yaitu karya seni rupa duademensi(lukisan).
Pamerantersebutjugadapatdikatakansebagaipameran tunggal karena pada pameran
tersebut hanya menampilkan lukisan hasil karya LeonardoDaVincisaja.

 TEMAPAMERAN

Tema yang diusung dalam pameran tersebut yaitu “Leonardo Opera Omnia”.
Tematersebut dalam rangka mengenang 500 tahun kematian Master Renaissance,
Leonardo Da Vinci.Pameran tersebut bertujuan untuk memberikan sudut pandang
yang luar biasa dalam memahami kejeniusan eklektik dan kreativitas Leonardo da
Vinci.
 TEMPAT YANGDIGUNAKAN

Tempat yang digunakan dalam penyelenggaraan pameran tersebut ialah berada di


dalam ruangan atau indoor. Hal tersebut dapat dilihat dari dominasi gelap dan
hanya ada penerangan dari tempat karya di pajang yang merupakan ciri dari
pameran dalam ruangan atau indoor.

 PROPERTI YANGDIGUNAKAN
 Lampu
Dalam pameran tersebut, lampu sangat berperan penting dalam pencahayaan
ruangan pameran. Hal tersebut diarenakan, pameran tersebut termasuk pameran
indoor yang pencahayaannya sangatlah bergantung pada lampu yang digunakan
dalam ruangan pameran tersebut.
 Pigura
Dalam pameran tersebut, pigura yang dilengkapi dengan lampu dibagian
belakangnya sebagai panel/tempat memajang karya (lukisan) yang dipamerkan, di
tempelkan di dinding.

 Papan Informasi
Papan informasi berperan sebagai pemberi informasi kepada para pengunjung
mengenai karya yang dipamerkan. Dengan demikian, para pengunjung dapat
mengetahuiinformasimengenaikaryayangsedangdipamerkandanjugadapatmenambah
wawasanpengunjung.

 PENCAHAYAAN

Pencahayaan yang digunakan dalam pameran tersebut menggunakan pencahayaan


khsusus,yang hanyaberfokuspada suatu karya yang dipamerkan saja. Lampu-lampu
dalam pameran tersebut ada yang diletakkan di belakang karya yangdipamerkan dan
ada juga yang di tempelkan di dinding.

 PENATAAN KARYAPAMERAN

Penataan karya dalam pameran tersebut tampak lebih mementingkan pembentukan


suasana di dalam pameran agar lebih bisa fokus dengan karya yang sedang di
pamerkan. Karena dalam pameran tersebut dapat dilihat hanya ada penerangan di
bagian belakang lukisannya. Menjadikan ruangan pameran tersebut menjadi lebih
gelap dan hanya dapat melihat dengan jelas karya yang sedang di pamerkan.
Pameran Lukisan Karya Affandi
di Jakarta, Indonesia

nnn

 JENIS PAMERAN

Pameran di atas termasuk dalam jenis pameran homogen. Dikatakan pameran homogen
karena karya seni yang dipamerkan yaitu hanya karya seni 2 dimensi yang berupa
lukisan. Karya seni atau lukisan yang ditampilkan pada pameran tersebut merupakan
hasil karya Affandi saja. Sehingga pameran tersebut juga dapat dikatakan sebagai
pameran tunggal.

 TEMA PAMERAN

Tema yang diusung dalam pameran tersebut yaitu Alam, Ruang, Manusia. Tema
tersebut menggambarkan lukisan-lukisan di dalam pameran ini yang pada dasarnya
berisi tentang hewan, tumbuhan dan manusia yang hidup berdampingan. Pameran ini
juga bertujuan menampilkan gambaran yang lebih dekat dari seorang Affandi, yang
empatinya bagi banyak orang telah menjadi bagian terpenting dalam hidupnya.

 TEMPAT YANG DIGUNAKAN

Penyelenggaraan pameran tersebut diselenggarakan di dalam ruangan atau indoor. Hal


tersebut dapat dilihat dari pengunaan lampu gantung pada bagian depan atau pintu
masuk pameran.
 PROPERTI YANG DIGUNAKAN
a) Lampu
Lampu dalam pameran ini sangat penting gunanya, karena dalam sebuah pameran indoor
apabila tidak ada penerangan seperti lampu, maka pengunjung tidak dapat menikmati
karya yang dipamerkan dengan jelas. Dalam pameran ini, penggunaan lampu lebih
ditekankan untuk menerangi karya yang dipamerkan, yaitu pada belakang lukisan.
b) Label Karya
Dalam pameran ini, label karya berperan sebagai pemberi informasi kepada para
pengunjung mengenai karya yang dipamerkan. Dengan demikian, para pengunjung dapat
mengetahui informasi mengenai karya yang sedang dipamerkan dan juga dapat
menambah wawasan pengunjung.
c) LCD/proyektor
Disini berguna untuk menampilkan remake lukisan dari Affandi dengan menggunakan
kecanggihan yang ada dan agar terlihat lebih nyata agar pengunjung bisa lebih
menghayati karya seni tersebut.

5. PENCAHAYAAN (Unsur Lightning)


Pencahayaan yang digunakan dalam pameran tersebut menggunakan pencahayaan
khsusus, dimana lampu lampu yang digunakan pada pameran tersebut hanya berfokus
pada
suatu karya yang dipamerkan saja. Lampu lampu dalam pameran tersebut ada yang
diletakkan di lantai, ada yang di gantung di kerangka besi, dan ada juga yang terdapat
dibelakang karya yang dipamerkan.
6. PENATAAN KARYA PAMERAN
Penataan karya dalam pameran tersebut tampak menarik. Karya karya yang dipamerkan
ada yang diletakkan di dinding dan ada juga yang diletakkan di langit-langit
menggunakan
kerangka besi. Selain itu, penataan karya tersebut juga dibuat semirip mungkin dengan
letak karya asli nya yang ada di Sistine Chapel, Vatikan. Hal tersebut tentunya membuat
para pengunjung dapat merasakan bagaimana suasana Sistine Chapel tanpa harus
mendatanginya secara langsung ke Roma. Hanya saja dalam penataan karya yang
dipajang
di langit-langit menggunakan kerangka besi seharusnya bagian kerangka besi ditutup
dengan kain agar terlihat lebih indah. Hal tersebut dikarenakan kerangka besi tersebut
dapat
mengurangi nilai keindahan pameran tersebut.
OPINI

1. JENIS PAMERAN
Baik pameran pameran lukisan karya Leonardo Da Vinci di Changsha, Hunan, China
maupun pameran lukisan karya Michelangelo di Stanley Market Place, Colorado,
Amerika
Serikat sama-sama pameran homogen dan tunggal, karena keduanya hanya menampilkan
satu jenis karya seni rupa saja yaitu karya seni rupa dua dimensi yang berbentuk lukisan.
Lukisan-lukisan tersebut juga hanya berasal dari masing-masing seorang pencipta saja.
2. TEMA PAMERAN
Tema yang diangkat dalam pameran lukisan karya Leonardo Da Vinci di Changsha,
Hunan, China, mengangkat tema “Tribute to Da Vinci”. Tema tersebut diangkat sebagai
wujud penghargaan, penghormatan, dan apresiasi kepada Leonardo Da Vinci oleh para
pecinta seni dan karya-karya nya terkhususnya yang berada di Changsha, Hunan, China.
Untuk kelengkapan karya yang dipamerkan dengan diusungnya tema ini sebenarnya
kurang memuaskan para pecinta karya Leonardo Da Vinci, karena beberapa karya
terkenalnya tidak ditampilkan, seperti “The Last Supper” dan “Salvator Mundi”. Bahkan
beberapa karya nya dibidang ilmu pengetahuan juga tidak ditampilkan seperti “Vitruvian
Man”, rancangannya tentang kapal selam, tank, senapan mesin, dan ornithopter tidak
dipamerkan dalam pameran ini. Hal tersebut dapat membuat pengunjung bertanya-tanya
dan merasa kecewa karena hubungan antara tema dan kelengkapan karya kurang mereka
bisa rasakan.
Sedangkan pameran lukisan karya Michelangelo di Stanley Market Place, Colorado,
Amerika Serikat, mengangkat tema “Michelangelo’s Sistine Chapel: The Exhibition ”.
Tema ini diangkat dengan maksud agar pengunjung pameran dapat menikmati suasana
Sistine Chapel di Roma yang dipenuhi dengan lukisan karya Michelangelo.Sebenarnya
karya Michelangelo sangatlah banyak termasuk karya patung-patungnya yang sangat
tersohor seperti “Pieta” dan “David”. Namun berhubung tema yang diangkat adalah
“Michelangelo’s Sistine Chapel: The Exhibition ” yang hanya menggambarkan karya
nya
di Sistine Chapel, Vatikan, maka pameran ini sudah sesuai dengan tema yang
diangkatnya.
Hal tersebut dikarenakan karya-karya Michelangelo di Sistine Chapel seperti lukisan
“Fresco” dan “The Last Judgment” sudah berhasil dipamerkan dan ditempatkan semirip
mungkin dengan letaknya yang ada di Sistine Chapel.
3. TEMPAT YANG DIGUNAKAN
Baik tempat yang digunakan pada pameran lukisan karya Leonardo Da Vinci di
Changsha,
Hunan, China, maupun pada pameran lukisan karya Michelangelo di Stanley Market
Place,
Colorado, Amerika Serikat, sama-sama terdapat di dalam ruangan atau indoor. Hal
tersebut
dapat dibuktikan dengan adanya ubin, atap, dan penggunaan lampu yang dominan
sebagai
ciri khas pameran yang diselenggarakan secara indoor.
Untuk pameran lukisan karya Leonardo Da Vinci di Changsha, Hunan, China, tempat
yang
digunakan sangat jauh dari ciri khas Da Vinci yaitu Era Renaissance. Hanya saja,
mungkin
sang penyelenggara pameran ingin menampilkan suasana berbeda di pameran tersebut
dengan memberi kesan modern dan futuristik dalam penyelenggaraan pameran tersebut.
Hal tersebut dapat dilihat dari unsur pencahayaan dan penempatan karya tersebut yang
berbeda dari pameran pada umumnya.
Begitu juga untuk pameran lukisan karya Michelangelo di Stanley Market Place,
Colorado,
Amerika Serikat. Tempat yang digunakan juga tidak mencerminkan Sistine Chapel di
Vatikan yang kental akan Era Renaissance nya. Pameran tersebut hanya terlihat biasa
seperti pameran pada umunya. Yang membedakan hanya lah penempatan karya-karya
yang
dipamerkan dalam pameran tersebut. Namun, latar hitam yang menjadi latar beberapa
lukisan di pameran tersebut menambah kesan elegan pada pameran tersebut.4.
PROPERTI YANG DIGUNAKAN
Properti yang digunakan pada pameran lukisan karya Leonardo Da Vinci di Changsha,
Hunan, China, lebih simple daripada pameran lukisan karya Michelangelo di Stanley
Market Place, Colorado, Amerika Serikat. Hal tersebut dapat dilihat dari properti yang
digunakan hanyalah lampu LED, glass border/border kaca, dan label karya saja.
Walaupun
simple, namun properti yang digunakan tersebut tetap dapat membawa kesan yang indah
dengan penempatan karya yang tepat.
Sedangkan untuk properti yang digunakan pada pameran lukisan karya Michelangelo di
Stanley Market Place, Colorado, Amerika Serikat sangat totalitas. Penyelenggara bahkan
menggunakan kerangka besi agar letak karya yang dipamerkan mirip dengan letaknya
yang
ada di Sistine Chapel. Hanya saja, ketotalitasan itu mengurangi nilai keindahan pameran
tersebut dikarenakan kerangka-kerangka besi tersebut tidak ditutupi kain atau dibiarkan
terlihat terbuka oleh para pengunjung. Hal tersebut tentunya dapat mengurangi nilai
keindahan dari pameran tersebut. Namun sisi positifnya, penyelenggara pameran
tersebut
menyediakan bangku tempat duduk bagi para pengunjung, sehingga membuat
pengunjung
betah untuk menikmati karya yang dipamerkan di pameran tersebut.
5. PENCAHAYAAN (Unsur Lightning)
Pencahayaan yang digunakan pada pameran lukisan karya Leonardo Da Vinci di
Changsha, Hunan, China, menggunakan dua jenis pencahayaan, yaitu pencahayaan
umum
dan khusus. Pencahayaan umum menggunakan lampu bohlam yang menggantung di
langit-langit, sedangkan pencahayaan khusunya menggunakan lampu LED yang berada
di
sekitar glass border/border kaca. Hanya saja untuk pencahayaan umum nya yang
digunakan seperti tidak berguna, karena sinarnya redup dan masih kalah terang dengan
lampu LED yang digunakan. Selain itu, penggunaan lampu LED dengan paduan kaca
dianggap terlalu berlebihan dan menyilaukan mata. Walaupun begitu, paduan lampu
LED
dengan penataan karya tersebut menimbulkan kesan futuristik pada pameran tersebut.
Sedangkan untuk pencahayaan yang digunakan pada pameran lukisan karya
Michelangelo
di Stanley Market Place, Colorado, Amerika Serikat menggunakan pencahayaan khusus
saja. Pencahayaan khusus tersebut berfungsi menerangi karya-karya yang sedang
dipajang.
Lampu-lampu yang digunakan untuk pencahayaan khusus ini diletakkan di beragam
tempat, seperti ada yang di lantai, menggantung di kerangka besi, di depan karya yang
dipajang, bahkan sampai ada yang dibelakang karya yang dipajang. Hal tersebut
tentunya
akan membuat karya yang dipajang lebih tampak hidup. Walaupun hanya sebagai
pencahayaan khusus, lampu-lampu yang digunakan tersebut juga dapat menerangi ruang
pameran tersebut.6. Penataan Karya
Penataan karya dalam pameran lukisan karya Leonardo Da Vinci di Changsha, Hunan,
China, tampak menarik serta unik. Penataan karya dalam pameran tersebut dikatakan
menarik dan unik karena karya (lukisan) yang dipajang atau dipamerkan letak dan
penempatannya berbeda dari pameran pada umunya. Hal tersebut dapat dilihat pada
tempat
di pajangnya atau penempatan karya lukis pada border kaca yang dikelilingi lampu LED.
Selain itu, jalur pameran tersebut terbilang unik karena berbentuk zig-zag sehingga
nampak
seperti sebuah labirin dengan kesan futuristiknya. Hal tersebut akan memberi kesan
tersindiri yang tak terlupakan bagi para pengunjung. Namun disatu sisi, bentuk jalur
yang
seolah labirin tersebut dapat membingungkan arah jalan para pengunjung pameran
tersebut.
Begitu juga dengan penataan karya dalam pameran lukisan karya Michelangelo di
Stanley
Market Place, Colorado, Amerika Serikat juga tampak menarik. Karya karya yang
dipamerkan ada yang diletakkan di dinding dan ada juga yang diletakkan di langit-langit
menggunakan kerangka besi. Selain itu, penataan karya tersebut juga dibuat semirip
mungkin dengan letak karya asli nya yang ada di Sistine Chapel, Vatikan. Hal tersebut
tentunya membuat para pengunjung dapat merasakan bagaimana suasana Sistine Chapel
tanpa harus mendatanginya secara langsung ke Roma. Hanya saja dalam penataan karya
yang dipajang di langit-langit menggunakan kerangka besi seharusnya bagian kerangka
besi ditutup dengan kain agar terlihat lebih indah. Hal tersebut dikarenakan kerangka
besi
tersebut dapat mengurangi nilai keindahan pameran tersebut.

Anda mungkin juga menyukai