Anda di halaman 1dari 4

Pengertian

Sirkumsisi merupakan suatu suatu tindakan bedah minor yang bertujuan untuk membuang
preputium.

Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Mempersiapkan pasien, set alat, dan BHP tindakan sirkumsisi.
2. Melakukan tindakan sirkumsisi secara benar dan aseptis.
3. KIE pasien pasca sirkumsisi

Kebijakan

Prosedur
1. Anamnesis ke pasien bila kencing apakah menetes, bila berdarah/ luka apakah cepat
kering, apakah ada alergi obat, dan pertanyaan lain yang diperlukan.
2. Menjelaskan proses tindakan sirkumsisi yang akan dilakukan (Information for consent).
3. Orang tua pasien mengisi lembar Informed Consent.
4. Menyiapkan set instrumen sirkumsisi :
a. Gunting jaringan 1
b. Gunting benang 1
c. Pinset sirurgis 1
d. Pinset anatomis 1
e. Klem mosquito 2
f. Klem arteri 2
g. Needle holder 1
h. Cucing 6 cm 2
i. Duk lubang 1
5. Menyiapkan BHP sirkumsisi :
a. Povidone Iodine : 20 cc
b. Alkohol : 20 cc
c. Plain cat gut atraumatik 4/0 : 1
d. Lidocaine 2% : 2 ampul
e. Spuit 3 cc :1
f. Needle no.26 :1
g. Kassa sterile : 2 box
h. Hypafix : 4 x 10 cm
i. Sofratulle : 1 x 10 cm
j. Handscoon sterile : 2 pasang
k. Handscoon non sterile : 2 pasang
6. Melaksanakan proses sirkumsisi :
7. Memakai handscoon steril.
8. Mengoleskan kasa yang sudah dicelupkan ke povidon iodine secara sirkular dari medial
ke lateral.
9. Bilas bagian tengah dengan alkohol 70%.
10. Pasang duk steril.
11. Mengambil lidocaine dengan spuit 3 cc kemudian mengganti needle dengan nomor 26.
12. Menyuntikkan lidocain secara infiltrasi perkutan (dosis maksimal 4-4,5 mg/kgBB) pada
sisi proksimal penis (arah jam 12 dan 6). Metode yang digunakan dapat infiltrasi, blok,
atau campuran.
13. 1 Ampul Lidokain berisi 2 ml larutan dengan konsentrasi 2%, berarti dalam 1 ampul
mengandung lidokain sebanyak 40 mg.
14. Menunggu sebentar lalu diperiksa dengan rangsang nyeri untuk mengetahui efektivitas
lidokain (jika masih nyeri tambahkan dosis terutama pada anak yang memiliki berat
badan berlebih).
15. Melakukan “release” yaitu pemisahan antara frenulum dan glans penis sampai tidak
terlihat adhesi di bagian sulcus.

16. Selama melakukan release bersihkan corona sampai sulcus dari kotoran atau smegma
(dapat dibantu dengan alkohol 70%).
17. Menandai kulit pada arah jam 12 yang berada di atas sulcus sebagai marker insisi
(dapat dilakukan dengan menjepit kulit dengan klem, marker dapat kurang lebih 3 mm
dari sulcus).
18. Melakukan fiksasi dengan menjepit pada arah jam 11 dan 1 dengan menggunakan klem
bengkok. Khusus untuk fiksasi pada jam 6 dengan klem lurus pada batas antara kulit
dan mukosa (sebagai marker ligasi arteri dorsalis penis).
19. Memulai insisi pada arah jam 12 sampai marker yang sudah ditentukan.
20. Melakukan ligasi bila ditemukan perdarahan pada arteri dorsalis penis.
21. Memulai insisi lagi dengan dari arah jam 12 ke lateral kanan dan kiri menuju ke frenulum
penis.
22. Lakukan ligasi jika ada perdarahan.
23. Melakukan jahitan matras horizontal/ figure of eight pada daerah frenulum
24. Memulai jahitan untuk menyatukan kulit dan mukosa pada arah jam 12, 3, 9 (jahitan
dapat ditambah pada sisi antara kulit dan mukosa yang melebar/ perdarahan)

25. Evaluasi perdarahan.


26. Bersihkan area jahitan dan beri povidone iodine tipis-tipis.
27. Melakukan rawat luka dengan dressing menggunakan sofratulle.
28. Membuat simpul untuk fiksasi dengan kasa dan plester.

29. Tindakan sirkumsisi selesai. Asisten membersihkan dan sterile set instrumen.
30. KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) pasien :
a. Rawat terbuka, luka tidak boleh dibebat.
b. Jahitan tidak boleh terkena air ± 3 hari. Bila kencing, tidak usah disiram air,
cukup dikeringkan dengan kassa dan povidone iodine, diusapkan pada lubang
saluran kencing.
c. Obat anti nyeri diminum teratur.
d. Makan makanan bergizi dan tinggi protein agar proses penyembuhan luka cepat
(hindari makanan yang menyebabkan alergi)
e. Membatasi aktivitas berat untuk sementara waktu
f. Kontrol 3 hari pasca sirkumsisi.
31. Kontrol (3 hari pasca sirkumsisi)
a. Melepas dressing dengan hati-hati
b. Bersihan luka dengan PZ
c. Melihat tanda-tanda infeksi

Unit terkait : IGD, Poliklinik Umum, Ruang operasi

Referensi
1. Hardjowinoto, Sunaryo. 2007. ALL ABOUT THE CIRCUMCISION : The indications,
contraindications, technique, pitfalls and complications. Department of urology Airlangga
school of medicine.
2. Tanto, chris, et al. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia

Cek informed consent oleh wali


Reaksi anafilaktik

Anda mungkin juga menyukai