11. bengkok
LANGKAH LANGKAH
1. Buka infus set / transfusi set, buka ujung infus, lalu pasangkan infus set
pada infus, isi tampungan selang infus dengan air dengan cara memencetnya
*tampungan pada selang infus yang dimaksud disini adalah bagian yang
menggembung seperti tabung pada bagian selang infus*. Setelah terisi air aliran
dengan cara mengendrorkan pengontrol tetesan. Pastikan tidak ada udara yang
terdapat pada selang infus. Adanya udara pada selang infus bisa mengakibatkan
emboli jika udara masuk ke dalam pembuluh darah
2. Setelah infus set dan cairan infus siap, gantungkan pada tiang infus
3. Siapkan kassa yang sudah d potong dadu kecil yang diberi sedikit betadine
4. Siapkan kapas alkohol
5. Siapkan hepafix, boleh dilepas dlu agar nanti mudah pada saat fiksasi
6. Identifikasi vena yang akan ditusuk. Carilah vena yang besar, vena yang
terlhat untuk memudahkan dalam pensukan. Vena juga dipilih yang tidak
melewati sendi agar sesuah dipasang posisi infus tidak bergeser
7. Buka aboket tetapi jangan dikeluarkan dari wadahnya, untuk menjada
aboket tetap steril
8. Pasang torniquet proksimal dari vena yang akan ditusuk
9. Minta pasien untuk menggenggam
10. Sembari menunggu untuk membendung vena, cuci tangan 6 langkah
11. Pakai sarung tangan
12. Lalukan tindakan aseptik dengan mengoleskan kapas alkohol pada vena
yang akan distusuk
13. Bilang ke pasien bahwa penusukan akan segera dimulai, minta pasien
untuk tidak menarik tangannya pada saat penusukan
14. Tusukkan aboket kurang lebih membentuk sudut 30 derajat dengan jarum
menghadap ke atas, setelah masuk sedikit, lihat apakah pada ujung aboket
terdapat darah, jika iya, berarti penusukan berhasil mengenai vena yang dituju.
Masukkan kembali aboket ke vena sembari tarik bagian ujungnya ke arah kita
(jadi seperti berlawanan arah). Jangan lupa, jika darah sudah terlihat pad aujung
aboket minta pasien untuk membuka pelan pelan genggaman tangannya dan
lepaskan torniquet nya
15. Hubungkan aboket dengan selang infus dengan cara Tekan vena yang
ditusuk agar darah tidak mengalir, lalu lepaskan bagian ujung dari aboket, lalu
ambil ujung dari selang infus, buka, dan hubungkan dengan selang infus
16. Buka pengunci tetesan, pastikan cairan mengalir dengan baik dan tidak
macet
17. Setelah dipastikan mengalir dengan lancar, maka fiksasi aboket dengan
cara taruh kassa yang sudah ada betadine ke sambungan antara infus dan kulit,
lalu ambil hepafik yang sudah di potong panjang tadi, fiksasi dengan metode
kupu-kupu
18. Tambahkan fiksasi biasa diatas nya dengan hepafix
19. Lingkarkan selang infus dan fiksasi ke lengan agar jika tertarik tidak
lengsung mencabut aboket
20. Pemasangan infus selesai
21. Atur kebutuhan cairan apakah maintenance ataukan akan diguyur
22. Informasikan kepada pasien bahwa pemasangan sudah selesai dan selang
infus jangan dicabut
23. Lepas sarung tangan
24. Cuci tangan 6 langkah
LANGKAH :
1. Periksa VU apakah benar-benar penuh
2. Jelaskan indikasi dilakukan pemasangan kateter (tergantung kasus ya),
misal :
a. Utuk mengeluarkan urin yang teretensi di kandung kemih
b. Untuk memantau status rehidrasi
c. Untuk membantu pasien dalam bedrest jadi misal pasien yang ada
kontraindikasi untuk mengejan atau pasien yang memang harus bedrest dan
tidak mau menggunakan pispot
d. Untuk pasien yang akan dilakukan OP
e. Pada pasien dengan BPH
f. dll
3. Jelaskan prosedur pemasangan, resiko dan mintalah inform consent
a. Prosedur memasukkan selang ke saluran kencing lewat lubang
kencing. Tidak sakit, namun mungkin tidak nyaman. Nanti bisa diganti setiap
2 minggu sekali atau bisa dilepas sesuai dengan perintah dokter
b. Resiko memasukkan alat, mengkin rasanya tidak nyaman. Bisa juga
terjadi infeksi, akan tetapi akan dihindari dengan pemasangan dengan prinsip
steril.
c. Inform consent apakah ibu sudah jelas ? ada yang mau ditanyakan ?
jika tidak, silahkan menandatangai surat persetujuan
4. Siapkan alat dan bahan sembari meminta pasien untuk melepas celana
termasuk pakaian dalamnya
a. Alat pada meja steril
i. Buka kateter dari plastiknya, jangan sampai
menyentuh bagian dalam kateter
ii. Buka urin bag dari plastiknya, jangan sampai
menyentuh bagian dalam urin bag. Disini urin bag diposisikan dalam keadaan
steril
iii. Buka 1 flash aqua bides, tauh dalam comb steril
iv. Buka spet 25 cc
v. Buka spet 3 cc
vi. Masukkan betadine dalam comb steril yang lainnya
vii. Masukkan lubrikan / gel kedalam comb steril
lainnya, patahkan lidokain
viii. Buka spet
ix. Ambil pinset steril dengan korentang
x. Buka handscone steril
xi. Ambil dug steril dengan korentang
xii. Ambil kassa steril dengan korentang
b. Gunting hepafix sesuai kebutuhan untuk fiksasi
5. Cuci tangan 6 langkah
6. Pakai handscone steril
7. Ambil lidokain dengan spet 3 cc, awas jagan sampai tangan kami
menyentuh bagian luar lidokain karena kamu sudah steril, masukkan lidokain
ke comb yang berisi gel. Campurkan.
8. Cek dulu apakah balon pada kateter benar-benar mengembang dengan
baik. Pastikan itu !
9. Sambungkan urin bag ke kateter (yang untuk menyambungkan ujung
bagian yang lebar ya)
10. Inform kepada pasien bahwa pemasangan akan dimulai
11. Bersihkan bagian genital pasien
a. Cara : pegang ujing pening dengan kassa steril
b. Bersihkan bagian distal yang dipegang secara sirkuler
c. Medan yang dibersihkan sampai selangkangan
d. Setalh itu bersihkan bagian yang tadi belum dibersihkan (bagian yang
dipegang dengan kassa steriil)
12. Pasang dug berlubang steril
13. Pegang corpus penih tegak lurus
14. Ambil lubikan yang sudah dicampur dengan gel, masukkan ke OUE,
setelah masuk, tutup OUE agar gel tadi tidak keluar. Tunggu beberapa saat
15. Ambil kateter, masukkan secara gentel pada OUE dengan menggunakan
pinset sampai masuk semua atau sampai urin sudah terlihat keluar dari urin
bag
16. Fiksasi dengan aquabides. Volume sesuai dengan yang tertera pada
kateter. Tapi menggunakan 25cc saja sudah cukup.
17. Tarik kembali kateter ke arah luar
18. Fiksasi dengan menggunakan hepafix pada paha bagian dalam
19. Letakkan urin bag lebih rendah pada kandung kemih
20. Copot dug steril
21. Lepas sarung tangan, buang ke sampah medis
22. Cuci tangan 6 langkah
23. Inform ke pasien bahwa pemasangan sudah selesai
24. Edukasi :
a. Nggak usah ngeden jika mau BAK
b. Jika mau jalan-jalan boleh, urin bag tetep dibawa dan pastikan diletakkan
lebih rendah dari kandung kencinnya
c. Jika sudah 2 minggu pemasangan kateter diganti dengan yang baru
d. Jika terdapat keluhan seperti demam, atau sakit di bagian penis atau BAK
keluar darahnya atau keluhan yang lain yang membuat tidak nyaman,
silahkan segera kontrol ke pelayanan kesehatan terdekat untuk dilakukan
evaluasi
Subject steps
1.Wash your hands, introduce yourself to the patient and clarify their
identity. Explain what you would like to do and obtain consent. This is a slightly
uncomfortable procedure so you should let the patient know this.
Ensure there are no contraindications to ABG sampling:
Absolute Poor collateral circulation / PVD in the limb / Cellulitis surrounding site
/ AV fistula
Relative Impaired coagulation (anticoagulation therapy / liver disease / low
platelets <50 )
5. Locate the radial artery with your index and middle fingers. Perform Allens
test where you compress both the radial and ulnar arteries at the same time.
The hand should become white, release the ulnar artery and the colour should
return to the hand. This ensures that there will still be a blood supply to the
hand should the ABG cause a blockage in the radial artery.
Locate the radial artery with your index and middle fingers
Allens Test
6. Put on your gloves and attach the needle to the heparinised syringe.
Also prepare your local anaesthetic and give a small amount over the palpable
radial artery.
7. Take the cap off the needle, flush the heparin through the syringe and again
locate the radial artery using your non-dominant hand.
8. Let the patient know you are about to proceed and to expect a sharp scratch.
Insert the needle at 30 degrees to the skin at the point of maximum pulsation of
the radial artery. Advance the needle until arterial blood flushes into the
syringe. The arterial pressure will cause the blood to fill the syringe.
Remove the needle/syringe placing the needle into the bung. Press firmly over
the puncture site with the gauze to halt the bleeding. Remain pressed for 5
minutes.
10. Cap the syringe, push out any air within it, and send immediately for
analysis ensuring that the sample is packed in ice. Remove your gloves and
dispose them in the clinical waste bin. Wash your hands and thank the patient.
Sebelum interpretasi hasil, ada hal yang harus diketahui: pasien on room air or
on oxygen saat sampel diambil, bila dengan oksigen maka berapa konsentrasi
oksigennya
Metabolic Acidosis
pH:
pCO2:
Bicarbonate:
Respiratory Acidosis
pH:
pCO2:
Bicarbonate:
Metabolic Alkalosis
pH:
pCO2:
Bicarbonate:
Respiratory Alkalosis
pH:
pCO2:
Bicarbonate:
TTV:
S : 36.5 Celcius
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 76 bpm
RR : 14 x/menit
12 Apakah merokok
13 Apakah minum-minuman beralkohol
14 Apakah menggunakan obat-obat terlarang
15 Diskusikan diagnosis dengan pasien (Baby blue syndrome/PPD)
16 Jelaskan peranan hormone ada PPD
17 Jelaskan ada pemeriksaan lain seperti pemeriksaan tiroid untuk membantu
diagnosis
18 Tawarkan diri untuk berbicara dengan suami pasien dan anggota keluarga lain
agar terlibat dalam merawat bayi
19 Tawarkan dukungan yg berkelanjutan (konseling)
20 Nilai pemahaman pasien terhadap penyakitnya
21 Masih adakan pertanyaan dan rasa kuatir
22 Jadwalkan follow up
Riwayat Medis Pasien: Tuliskan data positif & negative yang signifikan dari RPS, RPD, Review
of Systems, Riw Sosial, dan Family history
PF: TTV, pasien tampak sedih, penuh air mata dalam kondisi tanpa distress akut. BB
berlebih.
DD/
PPD (Baby Blue Syndrome: paling ringan, PPD: moderate, Post partum psychosis: Severe
form)
Depresi berat
Tatalaksana
Konseling (support)
Pengobatan
Periksa TSH
STATION THYROID
Anamnesa :
Identitas : usia (<25th >50th, muda : papiler, tua : folikuler), jenis kelamin : (p :
papiler, folikuler)
Benjolan dmn?
Onset ? progresifitas?
Ikut bergerak saat menelan engga?
Benjolan di tempat lain?
Infiltasi ke daerah sekitar : gangguan menelan, sesak nafas, suara serak, nyeri
tenggorokan
Asal tempat tinggal (tinggi : folikuler, anaplastik. Rendah:papiler)
Gejala hipertiroid dan hipotiroid
Risk factor : paparan radiasi di daerah leher dan kepala
Riwayat keluarga
Metastasis : mual, muntah, sesak nafas, sakit di tulang
Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi :
- lokasi : lobus kanan, kiri, isthmus
- ukuran : besar/kecil
- bergerak saat menelam atau tidak
Palpasi :
- ukuran, permukaan, batas/tepi, ukuran, NT, konsistensi, difus/noduler
- Pembesaran KGB di sekitar
- Tanda metastasis : hepar, paru
Pemeriksaan penunjang :
- lab : Fungsi tiroid (FT3, FT4, TSH), tiroglobulin, calcitonin (tipe medulare)
- USG : tiroid, abdomen
Thyro-scan/scintigraphy
TIROID
Cuci tangan
Perkenalkan diri, menjelaskan prosedur, dan meminta persetujuan
Melakukan inspeksi dari depan pasien dan minta pasien kepala agak mendongak ke
atas
Lalu minta pasien menelan air bila mengikuti itu adalah tiroid
Pembesaran kelenjar tiroidnya, adakah massa terlihat (difus / multi nodul),
edema, warna kulit
HYPOPARATIROID
Hypoparathyroidism or hypopara (HPTH), is a rare medical condition which is
char- acterized by hypocalcemia (low blood calcium), hyperphosphatemia ( high
phosphate levels), and low or inappropriately normal levels of parathyroid hormone
(PTH).
The parathyroid glands are located in the neck, on the back side of the thyroid gland.
There are approximately 4 of them, each about the size of a grain of rice.
When calcium levels in the blood drop the calcium sensing receptors (CaSR) signal
the parathyroid glands to produce parathyroid hormone (PTH). The PTH signals the
skeleton to release some of its calcium it keeps in storage and guides the kidneys
and intestines to give back some of the calcium they would otherwise get rid of, thus
increasing the amount of calcium in the bloodstream. Once the calcium levels
normalize, parathyroid hormone excretion also returns to normal. This sensitive
balancing act occurs many times during the course of a day for all humans.
Psoriasis
Cataract
Osteopenia
Nefrokalsinosis
Kalsifikasi jaringan lunak
Penyebab Hipokalsemia:
Kalsium dan vit D yang tidak tercukupi
Olahraga berlebihan
Cemas dan stress
Diare dan Gg GIT yang menghambat absorpsi kalsum
Obat-obatan
Menstruasi
Abnormalitas kadar Mg dan fosfor
Penyebab HipoPTH:
Post operasi HipoPTH ,e.g. tiroidektomi, paratiroidektomi
Idiopatik hipoPTH
Kongenital hipoPTH: familial isolated, familial isolated idiopatik hipoPTH, autoimun,
MEN,
Pemeriksaan Penunjang:
Serum Kalsium
Ionized Calcium: mengukur free unbound calcium di darah. Digunakan bila serum Ca
tidak memberikan hasil yang jelas
Mg & fosfor
Intact PTH
Pemeriksaan urine: 24 jam urin kalsium (perempuan: < 250 mg/24 j, laki-laki: <300
mg/24 j). Bila hasilnya tinggi maka tubuh tidak dapat mengabsorbsi kalsium
Tatalaksana
Recombinant PTH (rPTH)
Vit D: Vit D2 (erfocalciferol) atau Vit D3(cholecalciferol)
Kalsium: Ca sitrat/carbonate
Calcitriol : Merek dagang Rocaltrol, activated vitamin D
Skenario: Ny N 19 tahun G1 aterm dirujuk bidan dengan TD tinggi sejak 1 bulan yll
Instruksi: lakukan wawancara medis orientasi masalah pasien, beri kesimpulan diagnosis
dan tatalaksana singkat.