Dimensi Emosional
Dimensi Emosional
B. SUSUNAN ACARA
1. Pembukaan
Pembinaan kelompok BKL dibuka dengan bacaan basmalah bersama yang dipimpin oleh ketua
BKL.
C. PENUTUP
Keadaan emosi lansia yang sensitive, cemas, takut,egois membuat kurang nyaman untuk
bergaul dengan keluarga dan lingkungan sekitar. Maka perlu dilakukan komunikasi yangsecara
efektif terhadap lansia, dengan adanya dimensi emosional lansia dan keluarga lansia dapat
mengetahui karakter yang akan terjadi dimasa lansia.
Bancak, 7 Juli 2020
Penyuluh KB Bancak
Hermita AR,Amd.Keb
NIP. 19860222 201001 2 015
LAMPIRAN : 113
LAPORAN KEGIATAN PEMBINAAN POKTAN BKL TINGKAT DESA / KELUARGA
A. LATAR BELAKANG
Masa transisi dari muda ke lansia sangat sensitive, karane mereka beranggapan bahwa kalau
sudah lansia tidak produktif lagim dan tidak ada gunanya dilingkuangan sekitar. Masa ini biasa para
lansia akan mudah marah, sedih, menyendiri dan hilangnya rasa percaya diri. Oleh karena itu dalam
pengendalian emosi lansia, anggota keluarga harus lebih mengerti dan memperhatikan apa yang
diinginkan dan harapkan oleh lansia. Dalam dimensi emosional ini dibahas tentang penyebab dan
bagaimana cara keluarga dan lansia itu sendiri dalam menghadapi masa transisi.
B. TUJUAN
1. Untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.
2. Untuk mengembangan kegiatan positif.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
4. Dengan diajari senam lansia, dirumah lansia dapat melakukan gerakan senam lansia untuk
melemaskan otot – otot.
C. PELAKSANAAN
Hari / Tanggal : Selasa, 7 Juli 2020
Jam : 15.00 WIB - Selesai
Tempat : Desa Wonokerto
Peserta : anggota BKL Melati
Kegiatan : Pembinaan POKTAN BKL Melati tentang Lansia Tangguh.
D. METODE
Metode pembinaan poktan BKL dengan cara ceramah dan diskusi, bahan ceramah berasal
dari buku Program KKBPK yang menjelaskan tentang kegiatan poktan BKL.
E. KESIMPULAN
Pada lanjut usia menghadapi berbagai perubahan dalam hidupnya baik fisik, psikis, sosial,
dan ekonomi dengan demikian diperlukan kesiapan keluarga, khususnya keluarga lansia itu sendiri
atau keluarga yang mempunyai lansia untuk membinanya melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga
Lansia (BKL). Sehingga anggota keluarga yang memiliki lansia perlu dibekali ilmu yang dapat
membuat lansia itu menjadi tangguh.