Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI DAN RELIABILITAS

KOMPOSIT PADA “WARWICK-EDINBURG


MENTAL WELL-BEING SCALE”

Hartanto
Fakultas Psikologi Universitas Widya Dharma
hartantopaud@unwidha.ac.id

Abstrak. Tujuan penelitian ini melakukan uji validasi dan uji reliabilitas mengenai
konsep kesejahteraan mental melalui skala well being Warwick-Edinburg. Mental
well being adalah gambaran kenyamanan terkait kondisi mental pada mind set
individu. Kondisi mental well-being bersifat fluktuatif dan relatif. Metode penelitian
menggunakan tehnik standar CFA untuk melakukan penyelidikan mengenai konstruk
laten dalam kesejahteraan mental dan uji reliabilitas menggunakan composite
reliability dari Raykov. Subjek penelitian berjumlah 200 orang dengan latar belakang
pendidikan mahasiswa dan pelajar, yang berusia remaja. Piranti lunak yang
digunakan adalah R dan Lisrel 8.8 (student version). Hasil penelitian menjelaskan
bahwa ada beberapa indikator mental well-beling yang tidak memenuhi standar.
Model dalam menjelaskan antara matriks kovarian data dengan teori juga bisa
dikatakan kurang fit. Meskipun demikian uji reliabilitas tercapai koefisien yang
signifikan dan bisa dikatakan layak.
Kata kunci : kesejahteraan mental, validitas, reliabilitas

Abstract. This study was to test the validation and reliability testing of the concept of
mental wellbeing through Edinburg Warwick well being scale. Mental well being is
the condition of an individual who feels comfort in his mind set about his mental
state. Therefore, the condition of mental wellbeing is relative and flutuatif in nature.
Research method using standard CFA to conduct an investigation regarding the
latent constructs in mental wellbeing and reliability testing using the composite
reliability of Raykov. Subjects range from 200 people with an educational
background of students and students, aged teenagers. The software used is R and
LISREL 8.8 (student version). The results of the study explained that there are several
indicators of mental well-being that does not meet the standard fit. The model in
explaining covariance matrix of data with theory also somewhat less fit. Nonetheless
reliability test achieved significant coefficients.
Keyword: mental wellbeing, validity, reliability

PENDAHULUAN Kiranya, sangatlah tepat jika


WHO menegaskan bahwa definisi
sehat tidak hanya mencakup kondisi konsep di dalamnya. Well-being
fisik semata dengan absennya mencakup optimalisasi keberfungsian
penyakit, namun juga kondisi mental dalam berperilaku dan berpikir,
dan spiritual (Mason & Kearns, 2013). kondisi kualitas hidup dan kondisi
Bisa dijelaskan bahwa konsep well kesehatan fisik maupun mental
being merupakan perjumpaan dari (Bornstein, Davidson, Keyes, &
empat aspek utama: transedensi, Moore, 2003; Humphreys, Goodman,
psikologis, sosial dan subjektif well & Ogilvie, 2013; Tokuda, Doba,
being (Zapalla, 2007; Angner, 2010). Butler, & Paasche-Orlow, 2009). Oleh
Dalam pandangan ilmu psikologi karena itu riset dan pengembangan
tradisional, kondisi sejahtera dan pengukuran skala mengenai well being
kondisi mental yang sehat berarti menjadi sangat luas dan beragam
menggambarkan kondisi absennya (Moore, Bates, Brierley-Bowers,
stres, rasa bersalah dan bahkan depresi Taafe, & Clymer, 2012).
serta penguasaan diri terhadap Dalam cakupan lebih luas well-
simptom–simptom negatif lain being juga berkorelasi dengan faktor
(Shanafelt, Novotny, Johnson, Zhao, ekonomi, sosial politik, budaya
Steensema, Lacy, Rubin, & Sloan, (Rentfrow, Mellander, & Florida,
2005). Era psikologi positif menggeser 2009; Jorgensen, Jamieson, & Martin,
paradigma tersebut dan melengkapi 2010 ; Shiraev, & Levy, 2010) dan
definisi well being sebagai titik juga kondisi penegakan hak asasi
keberfungsian secara optimal sisi–sisi manusia (HAM) dalam suatu wilayah
dalam diri individu yang mencakup: (Talbott, 2010). Dalam ilmu psikologi,
fisik, sosio-emotional, spiritual, permasalahan muncul ketika acuan
kognitif, dan perilaku (Wajsblat, dalam beberapa konsep/alat ukur
2011). meniti hanya pada satu generalisasi
Konsep well being merupakan (nomotetik) (Proctor, & Capaldi,
meta-konsep dengan banyak mini- 2006), yang tidak dipungkiri hal itu
mengandung beberapa bias budaya, sekaligus bertujuan untuk
bahasa dan sistem kepercayaan memverifikasi informasi tentang
(Jackson, 2006; Paddila & Borsato, faktor-faktor atau komponen-
2008), dan tidak terkecuali juga dalam komponen penyusun skala WEMWBS
pembakuan alat ukur tentang dalam Bahasa Indonesia melalui
kesehatan dan kesejahteraan mental pendekatan analisis faktor
(Newbigging, Bola, & Shah, 2008). konfirmatori dan persamaan model
Selain itu budaya dan bahasa juga struktural.
berperan dalam mempengaruhi Well being diartikan sebagai
individu dalam menjawab dan kondisi puncak manusia memperoleh
memberikan respon terhadap keadaan baik dan sejahtera (Snyder &
pengukuran skala (Keith, 2011). Lopez, 2002), oleh Edward Deci dan
Pengembangan alat ukur Richard Ryan (teori determinasi diri),
terhadap kesejahteraan dan kesehatan kondisi well being diartikan sebagai
mental WEMWBS (Warwick- kebahagiaan maksimal dari rasa
Edinburg Mental Well-Being Scale) pencapaian individu. Hal ini berasal
saat ini mulai dilakukan dalam ranah dari domain individu seseorang yang
lintas budaya (Tennant, Hiller, merupakan menifestasi dari rasa
Fishwick, PlattJoseph, Weich, aktualisasi diri, dan motivasi
Parkinson, Secker, & Steward-Brown, internalnya (Ryan & Deci, 2000; Ryan
2007; Bartram, Yadegarfar, Sinclair, & & Huta, 2009). Validitas sejatinya
Baldwin, 2011; Taggart, Friede, berafiliasi dengan ketepatan dan
Weich, Clarke, Johnson, & Stewart- kesesuaian (Anastasi & Urbina, 1997).
Brown, 2013). Hal tersebut yang juga Berdasar hal di atas, bisa dipahami
akhirnya mendorong dilakukannya bahwa dalam suatu tes yang diciptakan
penelitian uji validitas dan reliabilitas dengan tujuan untuk melakukan suatu
skala WEMWBS dalam bahasa dan pengukuran, maka konsep validitas
budaya Indonesia. Penelitian ini adalah syarat mutlak yang harus
dimiliki alat test tersebut (Urbina, Brennan, 1989). Posisi reliabilitas
2004). Para ahli (dari berbagai disiplin sama pentingnya dengan validitas
ilmu) sepakat bahwa konsep validitas dalam tiap alat ukur. Suatu alat ukur
merupakan derajat sejauh mana yang reliable dapat mempertahankan
suatutes dapat mengukur apa yang konsistensi pengukurannya dalam
hendak diukurnya (Sawilowsky, 2007; suatu rentang waktu, dan juga antar
Sireci, 2007), oleh karena itu studi penilai (rater) (Robert, 2006).
validitas menjadi hal yang sangat
penting untuk menjaga kredibilitas METODE
ilmiah penilaian pendidikan dan Analisis faktor berkaitan
psikologis (Sireci, 2007). Pendekatan dengan validitas konstruk, dimana
dalam melakukan validitas konstruk penggunaan tehnik analisis faktor
dibagi 2, yaitu : a) pendekatan dapat digunakan untuk melakukan uji
multitrait-multimethod, b) analisis validitas konstruk pada suatu alat ukur.
faktor eksploratori maupun Analisis faktor adalah sebuah prosedur
konfirmatori. dalam mengidentifikasi dan
Ide utama dalam konsep mengelompokkan item ataupun
reliabilitas adalah pencapaian keajegan variabel dalam sebuah penelitian
dalam setiap melakukan pengukuran. karena konstrak yang mirip.
Reliabilitas disebut sebagai property Kemiripan antar butir dinyatakan
dari skor (score properties), bukan dengan tingginya korelasi antar aitem.
sebagai property dari alat test itu Dalam analisis faktor, dikenal dua
sendiri (test properties), dimana skor istilah konstrak yaitu konstrak empirik
yang didapat dari analisis suatu test dan konstrak laten (McGrath, 2011).
dapat bervariasi antara satu dengan confirmatory factor analysis
yang lain tergantung faktor – faktor diperuntukkan terhadap analisis
yang mempengaruhinya (metode dan mengenai permodelan variabel laten
karakteristik subjek) (Feldt & (latent – variable modeling), walaupun
dalam perkembangan kedepan bisa estimasi yang tahan terhadap sebaran
dimodifikasi untuk membukukan data tidak normal (robust maximum
MTMM matrix dengan CT-CM likelihood).
method (Gorard & Taylor, 2004; Rao, Selain itu langkah selanjutnya
& Sinharay, 2007; Phye, Robinson, & adalah menentukan jenis parameter.
Levin, 2005). Teknisnya, sebelum Hoper, Coughlan dan Mullen, (2008)
melakukan CFA lebih dahulu membagi jenis parameter untuk
memperhatikan mengenai asumsi dan menilai sebuah model cocok dan fit
syarat apa saja yang diperlukan, seperti untuk dianalisis menjadi 3, yaitu
misalnya konsep teoritik ketika akan parameter kecocokan absolute,
melakukan CFA haruslah kuat dan parameter kecocokan inkremental, dan
fundamental, selain itu juga spesifikasi parameter kecocokan parsimoni.
permodelan, jumlah sample, tehnik Begitu banyak estimasi parameter
melakukan estimasi dan terakhir jenis yang harus dilakukan untuk
parameter apa yang dipakai juga harus mendapatkan hasil yang optimal,
adekuat untuk menunjang hasil yang namun ada beberapa estimasi yang
baik dan diterima (Thompson, 2004). menurut para ahli, wajib dilaporkan
Namun masalah muncul jika dalam penelitian analisis faktor
ternyata asumsi normalitas tidak konfirmatori, yaitu ukuran kecocokan
terpenuhi, Menyikapi hal tersebut Chi – Square, degree of freedom, p –
akhirnya Joreskog dan Sorbom (2004), value, RMSEA, CFI dan SRMR
dalam bukunya memberikan suatu (Kline, 2011).
tehnik alternative, yaitu dengan Model persamaan struktual
menambah jumlah matrix asymptotic (SEM), merupakan salah satu tehnik
covarian (asymptotic covariance untuk melakukan analisa variable
matrix) kedalam metode yang pertama latent seperti halnya analisis faktor dan
tadi, yaitu maximum likelihood. teori respon item. SEM merupakan
Transformasi itu menghasilkan tehnik analisis statistic yang mampu
menganalisis secara serempak pola
hubungan antara konstrak laten dan = Reliabilitas komposit,
indikatornya, konstrak laten terhadap = loading indikator, dan
yang lain serta menghitung kesalahan Θ= error variance indikator
pengukuran (measurement error). Pendekatan Raykov diambil karena
SEM adalah gabungan evolusi dari perhitungan reliabilitas yang tahan
analisis persamaan regresi berganda akan pelanggaran asumsi. Biasanya
(statistic/structural model) dan analisis yang banyak dilakukan dalam
permodelan analisis faktor penelitian untuk mencapai kelayakan
(psychometric properties/measurement koefisien reliabilitas adalah dengan
model) (Hair, Anderson, Thatam, & melakukan analisis cronbach Alpa.
Black. 1995). Meskipun mencukupi untuk nilai
Penelitian ini menggunakan praktis dan efisiensi, namun ternyata
pendekatan model persamaan cronbach Alpa memiliki beberapa
structural dari Raykov untuk kelemahan. Apalagi ketika asumsi
mengukur koefisien reliabilitas alat utama dalam penggunaan cronbach
ukur Warwick – Edinburg Mental Well Alpa secara periodik dilanggar.
Being. Reliabilitas komposit Raykov Asumsi utama penggunaan cronbach
merupakan jenis reliabilitas gabungan Alpa adalah norma essentially tau
dari tiap – tiap variable laten/indikator, equivalent dan error yang tidak
yang berawal dari perhitungan berhubungan (uncorrelated error)
matematis dalam mencari koefisien dalam suatu administrasi alat test
dari reliabilitas yang tahan (Raykov, 1997a; Raykov, 2007;
pelanggaran asumsi. Rumus matematik Socan, 2000; Sijtsma, 2009). Sejatinya
yang sering dipakai untuk menghitung cronbach alpha berdiri diatas asumsi
reliabilitas komposit dengan structural bahwa proporsi setiap aitem (faktor
model adalah sebagai berikut : loading) adalah parallel dan sejajar,
(Σ ) dan error dari setiap aitem bersifat
=
[(Σ ) + Σ(Θ)]
independent (uncorrelated) (Graham, (sehingga jawaban yang akan dipilih
2006). Konsistensi koefisien cronbach cenderung karena kesesuaian bahasa
alpa sangat bergantung pada asumsi antar item), dan karakteristik individu
dasar diatas, yang apabila dilanggar yang merespon beberapa item secara
maka hasil reliabilitas yang dihasilkan normative dan selalu mengikuti
akan bias/nilai dibatas estimasi jawaban dan logika dari item yang
terendah (lower-bound estimates). sebelumnya, maka koefisien cronbach
Subjek yang sama, waktu yang sama alpa akan menjadi bias (karena error
dan mengukur atribut yang sama, antar item menjadi berkorelasi) dan
namun mempunyai dua item tes yang otomatis hal itu yang nantinya akan
saling paralel satu sama lain akan menghasilkan error yang berkorelasi.
menghasilkan nilai skor murni yang Dalam ilmu psikologi dan bidang
konstan, walaupun varian kesalahan pengukuran akan selalu ada bermacam
belum tentu sama. cara untuk menghasilkan error yang
Selain itu asumsi yang kedua, saling berkorelasi. Error berkorelasi
pemakaian cronbach alpha menuntut dapat diantisipasi dengan melakukan
tidak tercapainya kovalen error antar analisis struktural antar variabel laten
item, jika dilihat teknisnya, konsistensi dan mempresisikan model estimasi
internal cronbach alpha adalah (advanced step).
konsistensi antar item dalam tes, Subjek penelitian ini secara
dengan melihat korelasi antar item keseluruhan berjumlah 200 orang. Hal
dengan item total. Jadi analisisnya itu termasuk adekuat, mengingat
menggunakan distribusi varians antar dalam SEM jumlah sampel yang tepat
item tes bukan skor tes. Dalam analisis (appropriate) untuk dilaksanakannya
reliabilitas suatu alat test permasalahan analisis adalah dengan memenuhi
muncul ketika, suatu alat tes diberikan formula 10 sampai 15 subjek per
secara satu kali administrasi, memiliki indicator indicator variabel. Jadi ketika
karakteristik item yang hampir sama jumlah indicator variabel sebanyak 14,
jumlah subjek sampel sebanyak 200 Uji prasyarat analisis dilakukan
bisa dikatakan memenuhi kriteria terlebih dahulu dengan menguji
(Sacolo, Chung, Chu, Liao, Hua – sebaran data untuk mencapai sebaran
Chen, Liang-Ou, I Chang, & Chou, normal. Sebuah data dikatakan
2013). mempunyai sebaran yang normal
Instrumen yang jelas dipakai apabila memiliki nilai p lebih dari
dalam riset ini adalah skala Warwick – 0.05 dari skewness dan kurtosis dalam
Edinburg Mental Well Being dalam uji normalitas multivariat (Viera,
bahasa Indonesia yang dilakukan 2011).
adaptasi dari skala Warwick – Model yang akan diestimasi
Edinburg Mental Well Being versi akan diuji melalui persamaan model
bahasa Inggris yang dikembangkan structural dengan menggunakan piranti
oleh Warwick dan Edinburg. Skala lunak R. Analisis data secara default
tersebut dikembangkan untuk menggunakan metode estimasi
memenuhi kebutuhan akan instrument Maximum Likehood (ML). Parameter
singkat yang mengukur komponen dari yang digunakan untuk menguji
WEMWBS. Pengujian validitas ketepatan model adalah Chi-square,
konstruk yang akan dilakukan dalam derajat kebebasan, nilai p dan RMSE,
penelitian ini menggunakan tehnik CFI, SRMR serta GFI. Model secara
analisis faktor konfirmatori. Tehnik keseluruhan analisis faktor
CFA peneliti menggunakan piranti konfirmatori dapat dilihat pada gambar
lunak R, sedangkan pengujian dibawah ini :
reliabilitas data menggunakan piranti
lunak LISREL 8.80 (Joreskog &
Sorbon, 2006).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 1. Analisis Faktor
Konfirmatori WEMWBS

R menggunakan packages
untuk menjalankan fungsinya dalam
menganalisa data. Packages didapat
dari open-source pada ahli statistik.
Pada dasarnya R berbasis command
line interface, jadi untuk Dapat diketahui bahwa uji
mengeluarkan image untuk ketepatan model menghasilkan Chi-
menggambarkan model CFA agak square = 173.51, df = 76, nilai p =
susah, walapun dengan bantuan 0.00, dan RMSEA = 0.080. Chi-
Analisis antara image yg muncul dan square(χ2) berguna untuk menguji
data tersaji secara terpisah, oleh karena seberapa dekat kecocokan (closed-fit)
itu peneliti sajikan mengenai notasi antara matrik kovarian model dengan
angka sebagaimana dibawah ini : matrik kovarian sample data. Nilai
Chi-square (χ2), derajat kebebasan
(df) yang rendah, serta tingkat
signifikansi yang besar atau sama
dengan 0.05 (p>0.05) menunjukan
bahwa tidak ada perbedaan secara
statistik antara matrik input yang
diprediksi dengan matrik yang SRMR sebesar 0,09, serta GFI sebesar
sebenarnya. Pada model di atas nilai 0,84 menunjukkan bahwa model yang
Chi-square dan derajat kebebasan diestimasi mendekati derajat fit model.
masih tergolong tinggi yakni (χ2) Berdasarkan indeks ketepatan model
sebesar 173.51 serta (df) sebesar 76, yang secara keseluruhan tidak
sehingga menghasilkan nilai p yang terpenuhi, maka dapat disimpulkan
signifikan (p>0.05 = 0.00). Hal bahwa model yang disusun kurang
tersebut menunjukkan bahwa terdapat sesuai dengan teori yang ada. Solusi
ketidakcocokan antara model atau teori yang bisa digunakan adalah
yang diuji dengan data matrix yang menggunakan saran dari
ada. However, ini tidak berarti model modificationIndexs, namun oleh
ini tidak berguna karena dari sini bisa Joreskog dan Sorbom, penggunaan
dilihat mengenai kemungkinan jenis modificationIndexs dianggap tehnik
sample, besar kecilnya dan yang kurang diminati apabila teori
pelanggaran asumsi. Ini menarik dasar yang mendukungnya tidak ada.
karena hasil dari RMSEA (Root Mean Selain itu modification Indexs dalam
Square Error of Approximation) yang R, tidak memberikan syntax command
merupakan uji ketepatan yang line bagaimana tata cara melakukan
menjelaskan residual yang terdapat di modifikasi (Beaujean, 2014).
dalam suatu model mencapai derajat Tokoh seperti Kenny, Kashy,
yang good fit. Logikanya, nilai yang dan Bolger (1998) serta Harrington
diharapkan dari RMSEA sangatlah (2009) juga mengemukakan bahwa
kecil. Pada penelitian ini model yang memodifikasi model dengan
dianalisis memiliki nilai RMSEA menghubungkan dan melepaskan
0.080 yang menunjukkan bahwa kesalahan pengukuran sehingga
terdapat kecocokan antara model atau tercapai 1 konstruk baru sebaiknya
teori yang diuji dengan data yang ada. dihindari terutama apabila teori yang
Selain itu nilai CFI sebesar 0,77, mendasarinya tidak kuat. Meskipun
demikian terdapat 1 aitem (aitem 13)
yang kesalahan pengukurannya saling
berhubungan sehingga dicapai hasil Berdasarkan nilai pada matrik
yang negatif. Brown (2006), lambda X dan theta delta (karena tidak
menjelaskan bahwa kesalahan membutuhkan variable eksogen), maka
pengukuran yang saling berhubungan perhitungan untuk reliabilitas
antar aitem dapat disebabkan beberapa komposit dilakukan sebagai berikut :
hal, yakni: aitem-aitem yang Reliable Composit
penyekorannya dibalik, aitem-aitem Standardized Solution
yang hampir sama frase atau LAMBDA-X
kalimatnya (sehingga subjek akan hedo euda
menjawab mengikuti alur logika item -------- --------
yang terdahulu), aitem-aitem yang Q1 0.09 --
mempunyai social desirability tinggi, Q2 0.45 --
dan aitem-aitem yang susah dimaknai. Q3 0.37 --
Q4 0.43 --
Q5 0.53 --
Q6 0.52 --
Q7 0.50 --
Q8 -- 0.61
Q9 -- 0.25
Q10 -- 0.38
Q11 -- 0.27
Q12 -- 0.33
Q13 -- -0.12
Q14 -- 0.02
PHI
hedo euda
-------- -------- reliabilitas komposit cukup bagus
hedo 1.00 adalah 0.6.
euda 0.81 1.00 Reliabilitas komposit variable hedonic
dihitung sebagai berikut :
Reliable Composit (Σ )
=
Completely Standardized Solution (Σ ) + Σ(Θ)

LAMBDA-X (3.1)
= 0.756
(3.1) + (3.6)
hedo euda
Reliabilitas komposit untuk variable
-------- --------
latent hedonic reliable dengan
Q1 0.11 --
pencapaian koefisien 0.756 (p-values >
Q2 0.52 --
0.6).
Q3 0.36 --
(Σ )
Q4 0.42 -- =
(Σ ) + Σ(Θ)
Q5 0.59 --
(2.83)
Q6 0.58 -- =
(2.83) + (4.26)
Q7 0.53 --
= 0.651
Q8 -- 0.61
Reliabilitas komposit untuk variable
Q9 -- 0.24
latent eudamonic reliable dengan
Q10 -- 0.37
pencapaian koefisien 0.631 (p-values >
Q11 -- 0.27
0.6).
Q12 -- 0.34
Confirmatory Factor Analysis
Q13 -- -0.12
adalah tehnik untuk melakukan
Q14 -- 0.02
konfirmasi mengenai konsistensi suatu
Komposit reliabilitas terkadang
teori dan konstruk. Penelitian ini
juga disebut sebagai konstruk
dilakukan untuk mengetahui
reliabilitas (construct reliability).
konsistensi dari WEMWBS secara
Menurut Raykov, tingkat cut-off untuk
cross culture.
dapat memberikan keputusan bahwa
Beberapa indikator bahkan item eudemonic mengenai
memiliki faktor loading yang kurang kesejahteraan yang berhubungan
dalam menjelaskan kesejahteraan dengan kondisi psikologis. Pada
mental dari sisi psikis (eudemonic). Negara berkembang, konsep sejahtera
Model ini menguji satu jenis model secara psikologis kurang “diminati”,
saja dengan menggunakan satu jenis kebanyakan konsep sejahtera
syntax dalam membuat model dikorelasikan dengan pencapaian, dan
pengukuran, (hanya mengkorelasikan kekayaan (materi). Selain itu dimensi
antara hedonis dengan 7 indikatornya, budaya kita juga mengatur mengenai
dan eudemonic dengan 7 ekspresi tentang emosi yang akan
indikatornya). Kemungkinan dikeluarkan. Item – item dengan
pengembangan model masih terbuka wording, merasa percaya diri, merasa
dengan melakukan cross path terhadap berenergi, merasa hebat dan dicintai
indikator hedo dengan variabel laten adalah suatu ekspresi emosi yang
eudemonic. kurang lazim ditemui dalam budaya
Pada bagian sebelumnya telah kita dan cenderung ditekan (culture
disampaikan bahwa memodifikasi display rule dan feeling display rule).
model (walaupun fit antara teori Lebih dari itu peneliti melihat dengan
dengan model) dengan membiarkan kacamata filosofis, dengan melihat
terjadi kovalen error antar item, sebisa kualitas faktor loading yang hanya
mungkin dihindari jika teorinya tidak sebesar 0.65 (terbesar), bisa diambil
kuat (robust). Beberapa item yang kesimpulan secara statistic bahwa
memiliki faktor loading yang rendah indikator – indikator ini lemah dalam
kurang bisa menjelaskan aspek menjelaskan aspek kesejahteraan
kesejahteraan mental dari sisi psikis. mental, namun kalkulasi perhitungan
Item yang kurang tepat dalam mental tidak berhenti disitu saja, jika
mengukur konstruk eudemonic, karena indikator kesejahteraan mental tidak
perbedaan persepsi dan budaya pada valid dalam menjelaskan aspek
kesejahteraan mental dilapangan maka Edinburgh Mental Well-being
Scale (WEMWBS) as an overall
dapat diambil dua kesimpulan. 1)
indicator of population mental
indikator tersebut berbeda dengan health and well-being in the UK
veterinary profession.The
indikator kesejahteraan yang dipahami
Veterinary Journal 187 (2011)
oleh subjek selama ini, yang kedua 397–398.
adalah 2) indikator mengenai
Bornstein, M, H. Davidson, L. Keyes, C,
kesejahteraan mental ini memang L, M. & Moore, K, A. (2003).
Well-Being – Positive
sedang absen atau sedang tidak
Development Accros The Life
dialami oleh sebagian besar subjek Course. Mahwah, New Jersey.
Lawrence Erlbaum Associates,
selama 2 minggu berturut - turut,
Inc.
dengan kata lain kondisi kesejahteraan
Brown, T, A. 2006. Conformatory Factor
mentalnya tidak berkorelasi dengan
Analysis for Applied Research.
indikatornya. Jika seperti itu maka The Guilford Press. America,
USA.
indikator kesejahteraan mental tidak
mengukur apa yang seharusnya diukur, Feldt, L. S., & Brennan, R. L.
(1989).Reliability. In R. H. Linn
seperti halnya mengukur kecemasan
(Ed.), Educational measurement
individu yang hidup didesa dengan (3rd ed.). New York: Macmillan.
memakai tolak ukur skala kecemasan
Graham, J, M. (2006).Congeneric and
individu yang tinggal di kota. (Essentially) Tau-Equivalent
Estimates of Score Reliability
What They Are and How to Use
DAFTAR PUSTAKA
Them. Educational and
Psychological Measurement.
Anatasi, A., & Urbina, S. (1997).
Volume 66, Number 6, December
Psychological Testing (7th
2006 930-944
edition). New York: Macmillan.
Gorard, S. & Taylor, C.
Angner, E. (2011). Subjective well –
(2004).Combining Methods in
being. The Journal of Socio-
Educational and Social Research.
Economics 39 (2010) 361–368.
USA. Open University Press
McGraw-Hill Education.
Bartram, D, J. Yadegarfar, G. Sinclair, J,
M, A. & Baldwin, D, S. (2011).
Validation of the Warwick–
Harrington, D. (2009). Confirmatory
Factor Analysis. New York: Kenny, D. A., Kashy, D. A., & Bolger, N.
Oxford University Press. (1998). Data analysis in social
psychology. In D. Gilbert, S.
Hooper, D., Coughlan, J., & Mullen, M. Fiske, & G. Lindzey (Eds.), The
(2008). Structural Equation handbook of social psychology
Modelling : Guidelines for (Vol. 1, 4th ed., pp. 233-265).
Determining Model Fit Structural Boston, MA: McGraw-Hill.
equation modelling : guidelines
for determining model fit. Journal Kline, R. B. (2011). Principles and
of Business Research, 6, 53-60. Practice of Structural Equation
Modeling (3rded). In David A.
Humphreys, D, K. Goodman, A. & Kenny (Eds.), Methodology in the
Ogilvie, D. (2013). Associations Social Sciences.New York: The
between active commuting and Guilford Press.
physical and mental wellbeing.
Preventive Medicine, 57, (2013), Keith, K, D. (2011). Cross-Cultural
135 – 139. Psychology - Contemporary
Themes and Perspectives. Willey
Hair, J.F, R.E. Anderson, R.L. Thatam, & – Blackwell. A John Wiley &
W.C. Black. (1995). Multivariate Sons, Ltd., Publication.
Data Analysis With Reading,
4Thedition. Englewood Cliffs, NJ: Moore, M. Bates, M, Brierley-Bwers, P.
Prentice Hall. Taafe, P, & Clymer, R. (2012).
Well Being and Its Measurement.
Jorgensen, B, S. Jamieson, R, D, & Defence Centers of Excellent for
Martin, J, F. (2010). Income, Psychological Health and
sense of community and Traumatic Brain Injures.
subjective well-being: Combining
economic and psychological Mason, P. & Kearns, A. (2013). Physical
variables. Journal of Economic activity and mental wellbeing in
Psychology 31 (2010) 612 – 623. deprived neighbourhoods. Mental
Health and Physical Activity, 6
Jackson, Y. (2006). Encyclopedia of (2013), 111 – 117.
Multicultural Psychology.
Thousand Oaks, California. Sage McGrath, R, E. (2011). Quantitative
Publication, Inc. Model of Psychology. USA.
Washington D. C. American
Jöreskog, K. G., & Sörbom, D. (2004). Psychological Association, Press.
LISREL 8: User’s Reference
Guide. Chichago: Scientific Newbigging K, Bola M, Shah A: Scoping
Software International. exercise with Black and
minorityethnic groups on Rao, C, R. & Sinharay, S. (2007). The
perceptions of mental wellbeing in Handbook of Statistics on
Scotland. Scotland: NHSHealth; Psychometrics – Volume 26.USA.
2008. 2007 Elsevier B.V. All rights
reserved.
http://www.healthscotland.com/document
s/2803.aspx. Raykov, T. (2007). Reliability if deleted,
not ‘alpha if deleted’ : Evaluation
Proctor, R, W. & Capaldi, E, J. (2006). of Scale Reliability Following
Why Science Matters – Component Deletion. British
Understanding The Methods of Journal of Mathematical and
Psychological Research. USA. Statistical Psychology (2007), 60,
Blackwell Publishing. 201–216.

Padilla, A. M., & Borsato, G. N. (2008). Raykov, T. (1997a). Estimation of


Issues in Culturally Appropriate composite reliability for
Psychoeducational Assessment. In congeneric measures. Applied
L. A. Suzuki, & J. G. Ponterotto Psychological Measurement, 21,
(Eds.), Handbook Of Multicultural 173–184.
Assessment : Clinical,
Psychological, and Educational Ryan, M, R. & Huta, V. 2009. Wellness
Applications (3rd ed., pp. 5-21). of Healthy Functioning or
New Jersey: John Willey & Sons. Wellness as Happiness :the
importance of eudemonic
Phye, G, D. Robinson, D, H. & Levin, J, thinking. The Journal of Postive
R. (2005). Empirical Methods for Psychology Vol 4, No.3, pp 202 –
Evaluating Educational 204.
Interventions. San Diego, USA.
Elsevier Academic Press. Ryan, M, R. & Deci, E, L. 2000. The
“What” and “Why” of Goal
Robert, P. (2006). Reliability and validity Pursuits: Human Needs and the
in research.Journal ofNursing Self-Determination of Behavior.
Standard. 20, 44, 41 – 45. Psychological Inquiry, 2000, Vol
11, No 4, pp 227 – 268.
Rentfrow, P, J. Mellander, C. & Florida,
R. (2009). Happy States of Shanafelt, T, D. Novotny, P. Johnson, M,
America: A state-level analysis of E. Zhao, X. Steensma, D, P. Lacy,
psychological, economic, and M, Q. Rubin, J. & Sloan, J.
social well-being. Journal of (2005). The Well-Being and
Research in Personality 43 (2009) Personal Wellness Promotion
1073–1082. Strategies of Medical Oncologists
in the North Central Cancer
Treatment Group. Not Essentially t-Equivalent.
Laboratory/Clinical Translational Developments in Survey
Research Oncology, 2005 ; 68: Methodology Metodološki zvezki,
23–32. 15, Ljubljana: FDV, 2000.

Sawilowsky, S. S. (2007). Construct Talbott, W, J. (2010). Human Right and


Validity. In Neil J. Salkind (Eds.), Human Well Being. Oxford, New
Encyclopedia of Measurement and York. Oxford University Press,
Statistics.(pp.178-180). Thousand Inc.
Oaks: Sage Publications.
Tennant, R. Hiller, L. Fishwick, R, Platt,
Sireci, S. G. (2007). Content Validity.In S. Joseph, S, Weich S. Parkinson,
Neil J. Salkind (Eds.), J. Secker, J. & Stewart-Brown, S.
Encyclopedia of Measurement and (2007). The Warwick-Edinburgh
Statistics (pp.181-183). Thousand Mental Well-being Scale
Oaks: Sage Publications. (WEMWBS) : development and
UK validation. Health and Quality
Shiraev, E, B. & Levy, D, A. of Life Outcomes 2007, 5:63.
(2010).Cross – Cultural
Psychology – Critical Thinking Tokuda, Y. Doba, N. Butler, J, P. &
and Contemporary Application. Paasche-Orlow, M, K. (2009).
Boston, New York. Pearson Health literacy and physical and
Education, Inc., publishing as psychological wellbeing in
Allyn & Bacon. Japanese adults. Patient Education
and Counseling 75 (2009) 411–
Snyder, C, R. & Lopez, S, J. 417.
(2002).Handbook of Positive
Psychology. Oxford University Taggart, F. Friede, T. Weich, S. Clarke,
Press A. Johnson, M. & Stewart-Brown,
S. (2013). Cross cultural
Sacolo, H, N. Chung, M, H. Chu, H. Liao, evaluation of the Warwick-
Y, M. Chen, C, H. Liang Ou, K. I Edinburgh mental well-being
Chang, L. & Chou, K, R. (2013). scale (WEMWBS) –a mixed
High Risk Sexual Behaviors for methods study. Health and Quality
HIV among the In-SchoolYouth of Life Outcomes, 2013, 11:27.
in Swaziland: A Structural
Equation Modeling Approach. Thompson, B. (2004). Exploratory and
PLos ONE July 2013 | Volume 8 | Confirmatory Factor Analysis –
Issue 7 | e67289. Understanding Concept and
Applications. Washington, D.C.
Socan, G. (2000). Assesment of American Psychological
Reliability When Test Items Are Association.
Urbina, S. (2004). Essentials of
Psychological Testing. New
Jersey: John Willey & Sons.

Viera, A, L. (2011). Interactive LISREL


in Practice – getting started with a
SIMPLIS approach. Springer
Heidelberg Dordrecht London
New York.

Wajsblat, L, L. (2011). Positive


Androgyny and Well Being : A
Positive Psychological
Perspective on Gender Role.
Dissertation, Hemstead, Hofstra
University.

Zapalla, C, R. (2007). Well Being : The


Correlation Between Self
Transcendence, Psychological and
Subjective Well Being.
Dissertation. Institute of
Transpersonal Psychology Palo
Alto, California October 25, 2007.

Anda mungkin juga menyukai