Laporan FTIR
Laporan FTIR
Karakterisasi Material
Kelompok 2
Nita Ayu Handareni (2711100009)
2013 i
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan praktikum Karakterisasi
Material dan menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah laporan praktikum.
Laporan praktikum ini adalah laporan yang kami buat setelah kami melakukan
praktikum mengenai FTIR. Laporan tersebut kami susun dengan sistematis dan sebaik
mungkin berdasarkan pada hasil praktikum yang sebenarnya.
Kami juga nengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang sangat
berperan penting dalam proses kegiatan praktikum ini. Terutama pada dosen mata kuliah
Karakterisasi Material Ibu Rindang Fajarin,S.Si.,M.Si, yang telah memberi bimbingan dan
arahan kepada kami. Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-
teman sekalian yang telah membantu saat praktikum berlangsung.
Akhirnya, semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk penelitian lanjutan. Kami
menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, kami akan
menerima jika ada saran maupun kritik terhadap laporan praktikum yang telah kami susun
ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...……….. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………..…………………. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang………………………………………………………………… 1
I.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………... 2
I.3 Tujuan…………………………………………………………………………. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Poly (ethylene terephthalate)……………………………………………...... 3
II.2 FTIR………………………………………………………………………….. 4
BAB III METODOLOGI
III.1 Alat dan Bahan……………………………………………………………… 8
III.2 Metode Percobaan…………………………………………………………... 8
III.3 Diagram Alir Percobaan...…………………………………………………… 8
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. iv
iii
DAFTAR PUSTAKA
Hendayana, Sumar, dkk. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Press.
Silverstein. 2002. Identification of Organic Compund, 3rd Edition. New York: John Wiley
& Sons Ltd.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Interferometer adalah hasil dari dua berkas tersebut " mengganggu " satu sama
lain . Sinyal yang dihasilkandisebut interferogram yang memiliki sifat unik yang setiap
titik data ( fungsi dariposisi cermin bergerak ) yang membentuk sinyal memiliki
informasi tentang setiap frekuensi inframerah yang berasal dari sumber. Ini berarti
bahwa sebagai interferogram diukur , semua frekuensi sedang diukur secara bersamaan .
Dengan demikian , penggunaan interferometer menghasilkan pengukuran yang sangat
cepat . Karena analis memerlukan spektrum frekuensi ( plot intensitas pada masing-
masing individu frekuensi ) untuk membuat identifikasi , sinyal interferogram diukur
tidak dapat diartikan langsung . Sebuah cara " decoding " frekuensi individu diperlukan.
Hal ini dapat dicapai melalui teknik matematika terkenal yang disebut transformasi
Fourier . Transformasi ini adalah dilakukan oleh komputer yang kemudian menyajikan
pengguna dengan informasi spektral yang diinginkan untuk analisis . (Thermo Nicolet
Corporation, 2001).
I.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini yakni untuk mengetahui gugus fungsi dari
botol plastik Poly (ethylene terephthalate).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
PET merupakan salah satu jenis polimer plastik. PET diproduksi melalui
proses polymerisasi, antara asam tereftalat dan ethylene glycol.
II.2 FTIR
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran
menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan
spektrofotometri. (Basset,1994).
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual
dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu
sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam
untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda .
(Khopkar, 2003)
Salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR).
spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul. Spektroskopi inframerah
merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi
elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0.75 - 1.000 µm atau
pada bilangan gelombang 13.000 - 10 cm-1
4
Tabel 2.1 Daerah spektrum infra merah
Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut di atas, daerah
panjang gelombang yang sering digunakan pada alat spektroskopi inframerah
adalahpada daerah inframerah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 – 5 0
µ m atau pada bilangan gelombang 4.000 – 200 cm-1. Daerah tersebut adalah cocok untuk
perubahan energi vibrasi dalam molekul. Daerah inframerah yang jauh (400 10cm-1,
berguna untuk molekul yang mengandung atom berat, seperti senyawa
anorganik tetapi lebih memerlukan teknik khusus percobaan. Senyawa kimia tertentu (hasil
sintesa atau alami) mempunyai kemampuan menyerap radiasi elektromagnetik
dalam daerah spectrum inframerah. Absorpsi radiasi IR pada material tertentu berkaitan
dengan fenomena bergetarnya molekul atau atom. Metode Spektroskopi inframerah ini
dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang belum diketahui,
karena spektrum yang dihasilkan spesifik untuk senyawa tersebut. Metode ini banyak
digunakan karena:
- Cepat dan relatif murah
- Dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsional dalam molekul
Spektrum inframerah yang dihasilkan oleh suatu senyawa adalah khas dan
olehkarena itu dapat menyajikan sebuah fingerprint (sidik jari) untuk senyawa tersebut.
Daerah serapan Gugus Nama Gugus As-Salisilat – As-Salisilat –
Nujol Mull
(cm-1) Fungsi Fungsi Nujol Mull KBr
2951,09
2922,16 2924,09 2920,23
2850-2960 2856,58 2854,65 2858,51
C-H alkana
1350-1470 1458,18 1462,04 1440,83
1375,25 1448,54 1382,96
1379,10
3020-3080 C-H alkena 727,16 854,47 3059,10
675-870 781,17 860,25
759,95 783,10
696,30 758,02
5
696,30
3059,10
854,47 3007,02
3000-3100 781,17 860,25
C-H aromatik 727,16
675-870 759,95 783,10
696,30 758,02
696,30
3300 C-H alkuna - - -
1640-1680 C=C alkena - 1662,64 1658,78
aromatik
1500-1600 C=C - 1577,77 1575,84
(cincin)
1294,24
Alkohol 1296,16
1246,02
Eter 1246,02
1209,37
1080-1300 C-O asam - 1207,44
1190,08
karboksilat 1151,50
1153,43
ester 1089,78
1087,85
Aldehida
Keton
1690-1760 C=O asam 1712,79 - -
karboksilat
ester
alkohol
3610-3640 O-H fenol - - -
(monomer)
3236,55
3232,70
3059,10
3192,19
3007,02
3169,04
2920,23
2922,16 2951,09
Alkohol 2858,51
2856,58 2924,09
2000-3600 O-H fenol (ikatan 2719,63
3379,29 2854,65
Hidrogen) 2594,26
2723,49 2723,49
2534,46
2677,20
2380,16
2592,33
2171,85
2534,46
2088,91
3232,70 3236,55
asam
3000-3600 O-H 3379,29 3192,19 3059,10
karboksilat
3169,04 3007,02
3310-3500 N-H amina 3379,29 - -
1325,10
1296,16
1294,24
1246,02
1180-1360 C-N amina 1305,81 1246,02
1207,44
1209,37
1151,50
1190,08
1515-1560
-NO2 nitro 1375,25 1379,10 1382,96
1345-1385
Tabel 2.2 Serapan Khas Beberapa Gugus Fungsi
(http://id.wikipedia.org/wiki/Spektroskopi_inframerah)
6
Prinsip kerja spektrofotometer infra merah adalah sama dengan
spektrofotometer yang lainnya yakni interaksi energi dengan suatu materi.
Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi elektromagnetik pada rentang
frekuensi 400-4000cm-1 wavelength), yang merupakan ukuran unit untuk frekuensi.
Untuk menghasilkan spektrum inframerah, radiasi yang mengandung semua
frekuensi di wilayah IR dilewatkan melalui sampel. Mereka frekuensi yang diserap
muncul sebagai penurunan sinyal yang terdeteksi. Informasi ini ditampilkan sebagai
spektrum radiasi dari% ditransmisikan bersekongkol melawan wavenumber.
Spektroskopi inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif (identifikasi) dari
senyawa organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan oleh setiap organik zat
dengan puncak struktural yang sesuai dengan fitur yang berbeda.
Selain itu, masing-masing kelompok fungsional menyerap sinar inframerah
pada frekuensi yang unik. Sebagai contoh, sebuah gugus karbonil, C = O, selalu
menyerap sinar inframerah pada 1670-1780 cm-1 meregangkan. (Silverstein, 2002)
Teknik spektroskopi IR digunakan untuk mengetahui gugus fungsional
mengidentifikasi senyawa , menentukan struktur molekul, mengetahui kemurnian
dan mempelajari reaksi yang sedang berjalan. Senyawa yang dianalisa berupa
senyawa organik maupun anorganik. Hampir semua senyawa dapat menyerap
radiasi inframerah.( Mudzakir, 2008 )
Tidak ada pelarut yang sama sekali transparan terhadap sinar IR, maka
cuplikan dapat diukur sebagai padatan atau cairan murninya. Cuplikan padat digerus
pada muortar kecil bersama Kristal KBr kering Dalam jumlah sedikit (0,5-2 mg
cuplikan sampai 100 mg KBr kering) campuran tersebut dipres diantara 2 sekrup
memakai kunci kemudian kedua sekrupnya dan baut berisi tablet cuplikan tipis
diletakkan di tempat sel spektrofotometer infrared dengan lubang mengarah ke
sumber radiasi. (Hendayana, 1994)
BAB III
7
METODOLOGI PERCOBAAN
START
PREPARASI
PENGUJIAN FTIR
PENARIKAN KESIMPULAN
FINISH
8
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1 Spektrum infra merah dari sampel Poly (ethylene terephthalate)
Dari data tersebut didapatkan tabel seperti berikut.
No Wavenumber Intensity No Wavenumber Intensity
1 722.52 30.998 8 1339.02 72.108
2 792.67 78.461 9 1407.76 70.332
3 871.88 58.029 10 1453.79 87.921
4 970.80 71.758 11 1504.98 87.831
5 1016.87 51.398 12 1577.37 90.410
6 1095.76 39.064 13 1712.80 36.847
7 1242.93 38.951 14 2964.08 93.058
Setelah dianalisis dan disesuaikan dengan tabel serapan gugus fungsi yaitu:
No Wave number intensity Gugus fungsi
1 722.52 30.998 C-H
9
2 792.67 78.461 C-H
3 871.88 58.029 C-H
4 970.80 71.758 C-H
5 1016.87 51.398 C-H
6 1095.76 39.064 C-O
7 1242.93 38.951 C-O
8 1339.02 72.108 C-N
9 1407.76 70.332 C-H
10 1453.79 87.921 C-H
11 1504.98 87.831 C=C
12 1577.37 90.410 C=C
13 1712.80 36.847 C=O
14 2964.08 93.058 O-H
4.3 Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh, dari hasil uji sample dengan menggunakan botol
plastic air mineral dengan FTIR didapatkan gugus C-H, C-O, C-N, C=C, dan O-H. di botol
tersebut telah tertera logo segitiga dengan huruf satu yang berarti symbol dari PET.
Sedangkan pada PET sendiri memiliki gugus fungsi sebagai berikut:
10
Struktur fungsi PET tersebut didapat dari jurnal hanya terdiri dari C-H, C=O, dan C-O.
Sehingga dapat diketahui bahwa dalam botol aqua yang dijadikan sample terdapat pengotor
C-N. Namun karena jumlah gugus yang lebih banyak sama dengan PET, maka dapat
diketahui bahwa sample botol plastic air mineral tersebut merupakan material PET.
BAB V
KESIMPULAN
12