Anda di halaman 1dari 106

PROCESS SIMULATOR TRAINING

CHEMICAL ENGINEERING DEPARTMENT


UNIVERSITAS JAYABAYA
DEPOK, 27 JULY 2019

PREPARED BY
DENNY FIRMANSYAH
“Setiap perkara positif
yang tidak diawali dengan
Bismillah, maka perkara itu
terputus dari keberkahan”

HR. Imam Ibnu Habban


Asumsi jika 1 USD = Rp. 14000. Maka harga
training Hysys resmi sebesar 23,1 juta Rupiah (3
hari training) ➔ 7,7 juta rupiah/hari
LIST OF MATERIAL
Introduction overview of Aspen Hysys

Basic Fundamental PT Diagram: VLE (Vapour Liquid Equilibrium)

1ST Natural Gas Processing: Dew Point Control System

DAY Rigorous & Short Cut Distillation Column: Propane & Propylene Separation

Basic Steam Power Plant Simulation: Application of Spreadsheet & Case Study

Conversion Reactor in Hysys: Ammonia Close Loop Simulation

CSTR Kinetic Reaction: Simple Ethylene Glycol Plant


1. Introduction overview of Aspen Hysys
Beberapa software process simulator:
❑ Aspen Plus
❑ Aspen Hysys
❑ Chemcad
❑ PRO II
❑ Super Pro Designer
❑ Petrosim
General basic step untuk memulai sebuah simulasi:

❶ ❷ Pemilihan ❸Optional:
Pemilihan komponen kimia Persamaan Membuat
(Component List) Termodinamika Persamaan Reaksi
(Fluid Package)

Note: Jika simulasi tidak ada proses reaksi kimia (i.e


separation process, other) ➔ Hanya perlu dua step saja
CASE 1: Introduction overview of Aspen Hysys

Pilih component list


➔ Klik Add
CASE 1: Introduction overview of Aspen Hysys
Pada case kali ini pilih komponen:
Etana & Propana
CASE 1: Introduction overview of Aspen Hysys
1. Langkah selanjutnya klik “Fluid
Package”. Fluid Package merupakan
persamaan Thermodinamika yang
akan digunakan sebagai basis
persamaan perhitungan dalam sebuah
simulasi.

2. Ada beberapa opsi pilihan persamaan fluid


package yang dapat digunakan:
❑ Peng Robinson
❑ SRK
❑ UNIQUAC
❑ ASME Steam
❑ Antoine
❑ Chao Seader, etc
CASE 1: Introduction overview of Aspen Hysys
No. Sistem Proses Pilihan I Pilihan II Untuk simulasi kali
1 Air Separation PR, SRK - ini menggunakan
persamaan Peng
2 Gas Processing PR, SRK BWSR
Robinson
3 Gas Treating Kent-Eisenberg, NRTL -
4 Petroleum Refining BK10, Chao-Seader, -
Grayson-Streed, PR,
SRK, Lee-Kessler
5 Petrochemical, VLE PR, SRK, PSRK NRTL,
UNIQUAC,
NIFAC
6 Chemicals NRTL, UNIQUAC, PSRK UNIFAC
CASE 1: Introduction overview of Aspen Hysys

Langkah lain untuk menentukan Fluid Package yang tepat


dengan menggunakan “Method Asistant” ➔ Setelah memilih
Fluid Package dapat dimulai masuk ke “Simulation”
CASE 1: Introduction overview of Aspen Hysys
CASE 2: BASIC FUNDAMENTAL PT DIAGRAM: VLE (VAPOUR
LIQUID EQUILIBRIUM)
✓ Feed Gas :
✓ Temperature : 30 deg C
✓ Fluid package peng robinson
✓ Pressure : 15 atm
✓ Flowrate : 200 kgmole/hr
✓ Component (Mass Fraction) :
✓ C2 : 0.6
✓ C3 : 0.4

Pada fase apa, campuran komponen


tersebut diatas?
Berapa T dew & T bubble campuran tersebut
jika pressure di jaga pada kondisi 20 atm?
Setelah itu pilih tab “performance”
dipilih menu “plot”
MARI MENCOBA
Dengan memahami konsep
kesetimbangan fasa, mari kita coba
tebak berapa tekanan minimal
tabung elpiji di rumah. Asumsi
komposisinya (70% propana &
30% butana) fraksi mol.
CASE 3: Natural Gas Processing: Dew Point Control
SYSTEM.
❑ Salah satu unit pada sistem Central Processing Natural Gas adalah unit Dew Point Control.
Unit ini biasanya terletak setelah proses CO2 H2S removal (unit sweetening gas alam)
maupun setelah H2O removal (dehydration).
❑ Fungsi dari unit ini supaya dew point natural gas sebelum di kirim melalui pipeline telah
memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. Biasanya dew point akan dipilih pada kondisi
temperature rendah. Mengapa demikian?
❑ Pada simulasi kali ini feed gas alam memiliki kondisi operasi (Temp: 60 deg F & 900 psia &
flow rate 3175 lbmole/hr) dan komposisi (%mole) sebagai berikut (Gunakan Peng Robinson)
untuk Fluid Package):
CASE 3: Natural Gas Processing: Dew Point Control
System.
❑ Feed terlebih dahulu masuk ke 1st separator dua fase. Fase gas outlet dari separator
kemudian di dinginkan di dalam pre-cooler (berupa heat exchanger).
❑ Media pendingin yang berupa gas outlet dari 2nd separator (LTS / Low Temperature
Separator). Pre-cooler memiliki pressure drop sebesar 5 psi (sisi tube) & 1 psi (sisi shell).
❑ Tentukan stream mana yang masuk ke sisi shell maupun tube.
❑ Keluar dari pre-cooler gas didinginkan kembali menggunakan chiller yang di lengkapi dengan
system loop refrigerant system sebagai media pendinginnya. Tetapi pada simulasi kali ini
hanya diwakili dengan cooler saja.
❑ Untuk Chiller memiliki pressure drop sebesar 5 psi.
❑ Outlet dari chiller gas masuk ke 2nd Separator yang berfungsi sebagai LTS (Low Temperature
Separator).
❑ Pada LTS fraksi berat akan berpisah ke bottom separator sedangkan natural gas akan
mengalir ke top separator.
❑ Outlet dari top separator LTS digunakan sebagai media pendingin di pre-cooler. (Note:
Masukkan spesifikasi delta Temp sebesar 9 deg F antara hot & cold stream)
CASE 3: Natural Gas Processing: Dew Point Control
SYSTEM.

Tentukan berapa temperature keluaran dari chiller? jika diharapkan supaya


mendapatkan natural gas dengan spesifikasi dew point sebesar 9 def F pada
tekanan 870 psia?
Setelah dilakukan
balance dan adjust, untuk
mendapatkan spec sales
gas yang memiliki dew
point 9degF pada tekanan
870 psia. Maka suhu
keluaran chiller adalah
sebesar????
CASE-4: RIGOROUS & SHORT CUT DISTILLATION
Column: Propane & Propylene Separation
Campuran dua komponen mengandung 53% mole propene (lebih volatile) dan sisanya
merupakan Propane. Umpan masuk pada sebuah sistem distilasi dengan kondisi
temperatur 26,74C dan tekanan sebesar 11.05 atm, laju molar umpan sebesar 1686
kgmole/hr Campuran tersebut akan dipisahkan sehingga diperoleh kemurnian propene di
distilat sebesar 99,6% mole sedangkan propane di bottom sebesar 96,5% mole. Tekanan
di reboiler sebesar 11.05 atm sedangkan di condenser sebesar 10.05 atm, abaikan
pressure drop dikedua alat tersebut. Gunakan peng robinson sebagai persamaan fluid
packagenya.
Pasti diawal ketika selesai membaca case, akan timbul banyak
TIMBUL PERTANYAAN: pertanyaan sebagai berikut:
1. Berapa jumlah stage kolom yang dibutuhkan
2. Umpan masuk pada stage berapa
3. Berapa rasio refluk minimalnya
4. Berapa suhu di puncak dan dasar kolom
SOLUTION
Secara umum beberapa pertanyaan tersebut dapat diselesaikan dan terjawab menggunakan
teori di bangku perkuliahan salah satu dengan metode MCCABE THIELE menggunakan kurva
komposisi dua komponen tersebut.
TETAPI BAGAIMANA JIKA KITA INGIN
MENYELESAIKAN MENGGUNAKAN PROCESS
SIMULATOR SOFTWARE ASPEN HYSYS?
Langkah pertama
Buat short cut distillation terlebih dahulu untuk
mendaatkan spesifikasi menara distilasi konvensional
yang akan digunakan.
Langkah kedua
Buat menara distilasi konvensional dengan menggunakan
semua data yang didapatkan dari short cut distillation.
Gunakan tipe kondenser total.
Klik tab “design” lalu ke “parameter”
Isi sesuai dengan keterangan data di soal, khusus
nilai external reflux ratio diisi sebesar 1.25
Reflux minimum.

Klik “TAB PERFORMANCE” seluruh data


penunjang untuk medesign conventional
distillation sudah tersedia.
NEXT STEP : MEMBUAT CONVENTIONAL DISTILLATION
Data dari short cut distillation, akan
digunakan sebagai data acuan dalam
membuat simulasi menara distilasi
konvensional. Laju alir feed, komposisi feed,
kemurnian spesifikasi produk, serta kondisi
operasi dibuat sama dengan soal
sebelumnya.
Jenis condenser yang digunakan
ialah condenser total

Jumlah tray dan letak umpan


masuk disesuaikan dengan data
dari shortcut distillation
Klik tab design pilih option
monitor
Lalu parameter apa yang
dimasukkan?
Tujuan dari proses
pemisahan adalah
komposisi hasil atas &
hasil bawahnya

1. Pastikan uncheck list kolom active

2. Maka nilai degree of freedom menjadi 2 artinya untuk


membuat simulasi distilasi ini running, perlu ada 2 nilai
parameter yang dimasukkan.
CASE 5: Basic Steam Power Plant Simulation
(Application of Spreadsheet & Case Study)
Data properties simulasi:
Komponen yang terlibat dalam simulasi ini hanya air, dan untuk fluid package yang digunakan adalah
ASME Steam.

Arus 1:
❑ High pressure superheated steam dengan laju alir massa 1 ton/hr (1000 kg/hr).
❑ Tekanan 85 bar.
❑ Temperature 500 C.
High Pressure Pump
3 ❑ Asumsi efisiensi sebesar 75%
❑ Tekanan discharge sebesar 85 bar

4 2
1 Cooler Condenser
❑ Temperature outlet 85 C
❑ Pressure drop 5 psi (Asumsi)

Turbine Expander:
❑ Asumsi efisiensi sebesar 75%
Boiler ❑ Tekanan dischargenya sebesar 1.5 bar
❑ Asumsi pressure drop diabaikan
❑ Temperature steam yang dihasilkan
500 C
SPREADSHEET HYSYS: MENGHITUNG EFISIENSI
TOTAL DARI SISTEM
Pilih tab
spreedsheet,
setelah itu import
seluruh data yang
dibutuhkan untuk
menghitung
efisiensi total dari
sistem steam power
plant.
Dari hasil perhitungan
diketahui bahwa
efisiensi total dari
sistem steam power
plant sekitar 22,02 %.

Faktor apa saja yang


mempengaruhi
efisiensi sistem
tersebut? (Abaikan
terlebih dahulu faktor
operational, mari
mengkaji melalui
basic teoritical
faktornya)
CASE STUDY HYSYS

Lakukan studi
pengaruh
tekanan steam
terhadap
efisiensi sistem
Lakukan case study
pengaruh berbagai tekanan
steam terhadap efisiensi
sistem & kebutuhan energi
di boiler

Data case study


▪ Batas bawah steam 50
bar
▪ Batas atas steam 350 bar
▪ Step size 5 bar
Dari grafik terlihat adanya
hubungan korelasi antara
efisiensi sitem steam power
plant dengan pressure steam.

“Semakin besar tekanan steam,


nilai efisiensi sistem power
plant meningkat”

Mengapa hal ini demikan?

“Langkah apa yang tepat untuk menaikkan efisiensi dari steam power plant ini???”
Apakah tepat cara menaikkan efisiensi dengan menaikkan pressure steam ??
Untuk menjawab pertanyaan pada slide sebelumnya, mari kita melakukan analisa
neraca energi dari sistem steam power plant ini

Tunjukkan mana arus energi masuk & arus energi keluar ???
“Dari keempat arus energi disamping, mana
Q Q yang dapat di lakukan rekayasa proses supaya
mampu meningkatkan efisiensi sistem steam
Boiler Pompa power plant??”

“Kenapa kedua arus energi (Q Boiler & Q


Cooler) yang paling ideal untuk dilakukan
Q Q rekayasa proses? Bagaimana dengan optimasi
Q Turbine & Q Pompa?”
Turbine Cooler
HEAT INTEGRATION IS THE BEST SOLUTION
INTRODUCTION TYPE OF STEAM CYCLE POWER
PLANT
Faktor utama efisiensi sistem steam cycle power plant, ialah bagaimana melakukan rekayasa
heat integration pemanfaatan kembali panas steam setelah keluar dari turbine generator.
Tujuannya adalah supaya mampu meminimalisir heat loss yang terbuang secara percuma di
kondenser & mampu menghemat kebutuhan energi pemanas di boiler
REGENERATIVE CYCLE OF STEAM POWER PLANT
(OPTIONAL TENTATIVE MATERIAL)

Terdapat 4 Steam turbine.

Arus no 1, memiliki data sebagai berikut:


▪ Mass Flow 1000 kg/hr, Temperature 500 C & Tekanan 85 bar.
1 2
3 4

Seluruh steam turbine memiliki efisiensi sebesar 75% (Data asumsi).

▪ Turbine 1 : Tekanan 85 bar menjadi 28 bar


▪ Turbine 2 : Tekanan 28 bar menjadi 9 bar
▪ Turbine 3 ` : Tekanan 9 bar menjadi 3 bar
▪ Turbine 4 : Tekanan 3 bar menjadi 1.5 bar
Boiler
❑ Temperature steam keluaran dari boiler sebesar 500 C dan tekanan 85 bar
❑ Temperature BFW inlet boiler sebesar 225 C
❑ Pressure drop diabaikan (asumsi)
4
1 2 3

Terdapat 4 economizer berupa Heat Exchanger, seluruh economizer memiliki pressure drop
sebesar 5 psi di sisi shell & tubenya. Boiler feed water masuk pada bagian tube, sedangkan
steam pemanas masuk kebagian shell.
• Economizer 1 : Temperature BFW inlet 150 C menjadi 225 C
• Economizer 2 : Temperature BFW inlet 125 C menjadi 150 C
• Economizer 3 : Temperature BFW inlet 100 C menjadi 125 C
• Economizer 4 : Temperature BFW inlet 85 C menjadi 100 C
Note: Semua steam keluar dari economizer, fasenya berubah menjadi saturated liquid.
High Pressure Pump Cooler Condenser
❑ Tekanan discharge 85 bar ❑ Pressure drop sebesar 5 psi
❑ Efisiensi 75% (Asumsi) ❑ Temperature keluaran cooler sebesar
85 C
ENERGY CONSUMPTION CALCULATION SPREADSHEET
ENERGY COMPARATION
SUMMARY: ENERGY BOILER & COOLER SUMMARY: ENERGY TURBINE
200
900

TOTAL ENERGY (KWH)


840.6 195
800 190 188.3 Conventional
TOTAL ENERGY (KWH)

700 655.5 673.6 185 Cycle

600 180
502.7 Conventional 174.2
175 Regenerative
500 Cycle
Cycle
170
400
165
300 Regenerative
Cycle 160
200 Q Turbine
100

0
Q Boiler Q Cooler
ENERGY COMPARATION
SUMMARY: EFISIENSI SISTEM Metode regenerative steam power
26
25.38 plant cycle mampu menurunkan total
25 kebutuhan energi di boiler & cooler,
Conventional
serta mampu menaikkan efisiensi
EFISIENSI (%)

24 Cycle

23 sebesar 3,3 %. Tetapi energi turbine


22
22.02 Regenerative
Cycle
yang dihasilkan berkurang disebabkan
21
ada sebagian steam yang
dimanfaatkan sebagai media
20
preheater BFW pada economizer.
CASE 6: Conversion Reactor in Hysys Ammonia
Close Loop Simulation
Amonia merupakan salah satu produk kimia yang banyak diproduksi diberbagai belahan
dunia, dan banyak digunakan sebagai pupuk pertanian maupun perkebunan. Pembuatan
amoniak dilakukan dengan mereaksikan antara nitrogen di udara dengan gas hidrogen,
adapun reaksinya sebagai berikut:

Feed berupa syngas memiliki komposisi (mole fraction) sebagai berikut:


Hidrogen : 73.71 % Gunakan Peng Robinson sebagai persamaan
CO : 00.24 % fluid packagenya, konversi reaktor sebesar
40%, dan nitrogen dijadikan sebagai base
Argon : 00.27 %
componentnya. Feed syngas memiliki tekanan
Methane : 01.04 % sebesar 25.5 barg , suhu 280 C dan laju alir
Nitrogen : 24.74 % molar sebesar 7000 kgmolehr
AMMONIA SYNTHESIS CLOSE LOOP SIMULATION
DESKRIPSI PROSES
✓ Syngas terlebih dahulu akan di naikkan tekanannya menggunakan kompressor-1 hingga
didapatkan tekanan discharge sebesar 274 barg. Setelah itu masuk ke dalam mixer dicampur
dengan stream recycle.
✓ Keluar mixer, masuk ke heater untuk dipanaskan hingga temperaturenya sebesar 755 K
(481,9 C), abaikan pressure drop pada heater ini.
✓ Setelah itu masuk ke dalam reaktor (gunakan reaktor konversi). Outlet keluar reaktor dijaga
pada temperatur 755 K (481,9 C).
✓ Gas keluaran dari reaktor didinginkan menggunakan cooler hingga temperaturnya mencapai
300 K (26,85 C) dan pressure drop cooler sebesar 100 bar.
✓ Keluaran dari cooler campuran berada pada kondisi dua fase (gas dan liquid) kemudian
dipisahkan menggunakan separator. Fase liquid memiliki konsentrasi NH3 (Amoniak) yang
tinggi.
✓ Hasil atas separator akan direcycle kembali, tetapi sebelumnya perlu dipurging
perbandingannya sebesar 1% dari total yang akan di recycle. Setelah itu gas dinaikkan
tekanannya menggunakan kompressor2, sehingga tekanan discharge mencapai 274 barg.
Sebelum stream Rec 3 di
masukkan kembali ke dalam
mixer, check berapa molar
flow bottom produk separator
beserta kemurnian ammonia
yang dihasilkan.

Didapatkan nilai sebagai


berikut:
Molar Flow : 888.4 kgmole/hr
%Mole NH3 : 97.54%
Setelah stream Rec 3 di
masukkan kembali ke
dalam mixer, check kembali
molar flow bottom produk
separator beserta
kemurnian ammonia yang
dihasilkan.

Didapatkan nilai sebagai


berikut:
Molar Flow:3505 kgmole/hr
%Mole NH3 : 95.73%
Adjust variabel flow ratio purging supaya didapatkan bottom
product dengan spesifikasi mole fraction ammonia sebesar 96%.
CASE 7 : CSTR Kinetic Reaction Simple Ethylene
Glycol Plant
❑ Ethylene Glycol (C2H6O2) banyak digunakan di dunia Industri, sebagai
bahan baku untuk polyester resins, inhibitor hydrate di gas pipeline,
dan industri solvent.
❑ Ethylene oxide (C2H4O) dan Water (H2O) dianggap murni (data
tersedia).
❑ Keduanya diumpankan ke Reaktor CSTR (Continuos Stirred Tank
Reactor) untuk menghasilkan Ethylene Glycol. Reaktor bekerja pada
65 deg C.
❑ Liquid output Reaktor diumpankan ke Menara Distilasi dimana reaktan
Ethylene Oxide & Water yang tersisa akan dibuang di hasil atas
Menara Distilasi.
❑ Ethylene Glycol dihasilkan dari bottom of menara Distilasi.
CASE 7 : CSTR Kinetic Reaction Simple Ethylene
GLYCOL PLANT
CASE 7 : CSTR Kinetic Reaction Simple Ethylene
Glycol Plant
CASE 7 : CSTR Kinetic Reaction Simple Ethylene
Glycol Plant
❑ Fluid packagenya :
✓ NRTL – Non Random Two Liquid (ini merupakan extension dari
Wilson Equation).
❑ Untuk Binary Coefficientnya :
✓ UNIFAC VLE
❑ Anda diminta membuat simulasinya dan tentukan :
✓ Jika reaksinya Adiabatic (tidak ada pertukarang kalor dengan
linkungan), apa yang terjadi? Reaksi berjalan atau tidak?
✓ Ethylene glycol yang dihasilkan
✓ Water yang dihasilkan di Menara Distilasi
✓ Process flow diagramnya terlihat di halaman berikut.
CASE 7 : CSTR Kinetic Reaction Simple Ethylene
Glycol Plant
LAMPIRAN: ADDITIONAL MATERI
ADVANCED Technology Distillation Column: Extractive
Distillation Column
SOAL
Pada sistem proses extractive distillation, penambahan solvent yang lebih volatile digunakan
untuk meningkatkan volatilitas campuran murni yang akan dipisahkan Pada kasus ini akan
digunakan phenol sebagai solvent pada proses pemisahan antara n-heptane dengan toluene.
Pada kasus ini akan dipisahkan sebuah campuran biner antara n-heptane dengan toluene.
Feed yang masuk sebanyak 100 kgmole/hr, tekanan 1 bar dan vapour fraksinya sebesar 0.5 .
Komposisi umpan feed masing-masing sebanyak 50% mole fraction untuk masing-masing
kedua komponen tersebut. Gunakan persamaan NRTL sebagai fluif packagenya dan RK
sebagai vapour modelnya.
Spesifikasi menara distilasi:
✓ Jumlah stage 80, feed masuk ada stage ke 69
✓ Tipe kondenser yang digunakan ialah tipe full refluks
✓ Tekanan di reboiler dan kondenser sebesar 1 bar, dan pressure drop dikedua alat tersebut
diabaikan
✓ Produk atas memiliki komposisi sebesar 99% mole heptane dan produk bawah memmiliki
komposisi sebesar 99%mole toluene.
CONVENTIONAL DISTILLATION

Ingat jumlah energi yang dibutuhkan pada reboiler


maupun kondenser
EXTRACTIVE DISTILLATION SIMULATION
Spesifikasi menara distilasi yang digunakan untuk extractive distillation berjumlah 2 unit. Menara
distilasi pertama digunakan untuk memisahkan n-heptane sebagai hasil atas, dan hasil bawah berupa
campuran antara toluene dengan solvent phenol. Hasil bawah akan di pisahkan dimenara distilasi
kedua untuk memisahkan antara solvent phenol dengan toluene. Solvent yang mampu direcovery
akan direcycle kembali ke menara distilasi 1. Umpan masuk memiliki kondisi yang sama dengan soal
sebelumnya, sedangkan stream solvent masuk pada kondisi 181 C, tekanan 1 bar dan laju alir molar
sebesar 60 kgmole/hr.
Adapun spesifikasi menara distilasi 1:
➢ Jumlah stage 50, umpan masuk ada stage ke 37 dan solvent masuk pada stage 4.
➢ Tipe kondenser yang digunakan full refluk, tekanan di reboiler dan kondenser masing-masing
sebesar 1 bar dan pressure drop diabaikan.
➢ Produk atas diinginkan memiliki laju alir molar sebesar 50 kgmole/hr dan memiliki kemurnian n-
heptane sebesar 99% mole fraction.
Adapun spesifikasi menara distilasi 2:
➢ Jumlah stage sebanyak 28, umpan masuk pada stage 21
➢ Tipe kondenser yang digunakan full refluk, tekanan di reboiler dan kondenser masing-
masing sebesar 1 bar dan pressure drop diabaikan.
➢ Produk atas diinginkan memiliki laju alir molar sebanyak 50 kgmole/hr dan memiliki
kemurnian tolunen sebanyak 99% mole fraction. Selain itu hasil bawah memiliki
kemurnian phenol sebesar 99,99% mole .
PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI
CONVENTIONAL DISTILLATION EXTRACTIVE DISTILLATION

Dapat dilihat bahwa konsumsi energi dapat


berkurang secara drastis
CLOSE Loop Mix C2 & C3 Refrigerant Simulation
Setelah berhasil menggunakan melakukan simulasi “Natural Gas Processing: Dew Point Control
System” case-3 hari pertama. Chiller hanya di gambarkan sebagai cooler. Case ini merupakan
pengembangan dari case tersebut. Pendingin chiller yang semula hanya berupa cooler akan
dikembangkan menjadi close loop refrigerant. Sekarang buka kembali buku thermodinamika “Smith
Van Ness Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics”. Perhatikan gambar dibawah ini:
YANG MANA CHILLER?
MIX C2 & C3 REFRIGERATON CLOSE LOOP SYSTEM
❑ Pada case sebelumnya, Chiller hanya dimodelkan dengan Cooler dimana kita
tidak peduli dengan fluida pendinginnya serta process flow untuk pendingin
tsb.
❑ Pada case ini Anda diminta untuk mengganti Cooler Chiller tsb dengan Heat
Exchanger dimana fluida pendinginnya adalah campuran etana & propana.
❑ Anda juga diminta untuk membuat simulasi untuk C2 & C3-nya, seperti yang
diperlihatkan pada process flow diagram pada halaman sebelumnya.
❑ Komposisi refrigerant (C2: 40% & C3: 60%) dalam persentase mole.
❑ Evaporator memiliki delta Temp sebesar 5 deg C terhadap hot streamnya.
❑ Condenser akan menggunakan media udara luar (32 deg C), diminta delta
tempnya sebesar 10 deg C terhadap stream refrigerant.
❑ Conndenser berfungsi untuk mengkondensasi uap refrigerant. Kenapa uap refrigerant perlu di kondensasi?
❑ Stream no. 8 berada pada kondisi saturated liquid, dan temperaturenya 42 deg C (10 deg lebih tinggi dari
temperature lingkungan sebesar 32 deg C). Asumsi media pendingin di unit condenser berupa udara luar.

❑ Compressor berfungsi untuk menaikkan


tekanan vapour refrigerant. Kenapa perlu
dinaikkan tekanannya?
❑ Berapa tekanan discharge compressor?
(Apa yang perlu dipertimbangkan dalam
penentuan tekanan discharge
compressor?

❑ Outlet temperature evaporator (stream 6) berada pada


kondisi saturated vapour. Kenapa?
❑ Temp stream 6 harus memiliki delta sebesar 5 deg F
dengan arus stream menuju LTS. (Pada case “Natural
Gas Processing: Dew Point Control System”)
NATURAL Gas Processing: Sweetening CO 2 & H2S
Removal
Kunci utama dalam keberhasilan proses CO2
& H2S removal di natural gas adalah kondisi
pressure dan temperature yang ada di
menara absorber. Tempat terjadinya kontak
antara Sour Gas dengan solvent pelarut
amine nya.

Proses absorbsi akan berjalan baik pada


tekanan tinggi dan temperature yang rendah.
Kenapa harus demikian??
NATURAL Gas Processing: Sweetening CO 2 & H2S
Removal
NATURAL Gas Processing: Sweetening CO 2 & H2S
Removal
Pada simulasi ini menggunakan fluid package Acid Gas. Komposisi sour gas yang masuk melalui
bagian bawah absorber memiliki komposisi sebagai berikut:

Kondisi stream sour gas masuk berada pada suhu 86 F


, tekanan 1000 psia dan molar flow sebesar 25
MMSCFD.

DEAmine digunakan sebagai solvent yang berfungsi


untuk menyerap H2S & CO2, masuk pada bagian atas
absorber ada kondisi suhu 95F, tekanan 995 psia dan
Std Ideal Liq Flownya sebesar 190 USGPM. Adapun
komposisinya sebagai berikut (% Mass Fraction):
CO2 : 0.0018
Water : 0.7187
DEA : 0.2795
NATURAL Gas Processing: Sweetening CO 2 & H2S
Removal
❑ Sour gas terlebih dahulu masuk ke separator pertama untuk memisahkan antara fraksi gas dan liquidnya.
Fase gas keluar dari separator pertama masuk ke absorber untuk diserap CO2 & H2S menggunakan
solvent (pelarut) DEAmine. Proses penyerapan melalui mekanisme chemical absorption, reaksi yang
terjadi ialah eksotermis. Solvent bersih (lean amine) masuk padadi top absorber.
❑ Natural gas yang telah dibersihkan akan keluar pada bagian atas absorber (sweet gas) dan solvent yang
telah menyerap pengotor akan keluar pada bagian bawah absorber (rich amine). Adapun spesifikasi dari
menara absorbernya adalah sebagai berikut:
Jumlah stage : 20
Pressure : 995 psia (top), 1000 psia (bottom)
Temperature : Estimation 100 F (top), 160 F (bottom).
❑ Rich amine kemudian diturunkan tekanannya menggunakan expansion valve hingga tekanan outletnya
mencapai 90 psia. Keluar dari expansion valve, menyebabkan terbentuknya dua fase. Rich amine
kemudian akan dipisahkan fasenya menggunakan separator 2.
NATURAL Gas Processing: Sweetening CO 2 & H2S
Removal
❑ Fase liquid (bottom outlet) yang keluar dari bagian bawah separator 2, akan dipanaskan
suhunya untuk memudahkan proses pemisahan di regenerator tower. Pemanasan
dilakukan dengan memanfaatkan panas keluaran dari bottom produk regenerator tower.
Rich amine masuk ke bagian tube HE sedangkan bottom product regenerator tower masuk
pada bagian shell HE. Rich amine keluar dari HE suhunya menjadi 200 F, pressure drop
pad HE sebesar 10 psi (di sisi tube & shell).
❑ Rich amine yang telah keluar dari HE masuk ke regenerator tower. Tujuannya untuk
memisahkan CO2 dan H2S dari DEAmine berdasarkan perbedaan titik didihnya. Sehingga
DEAmine dapat direcycle kembali digunakan sebagai solvent penyerap di absorber tower.
Feed masuk pada stage tray ke 4, total tray ada 18 stage. Tipe kondenser yang digunakan
full refluks , pressure condenser sebesar 27.5 psia dengan pressure drop sebesar 2.5 psi.
Reboiler pressure sebesar 31.5 psia dengan pressure drop sebesar 2.5 psi. Rich amine
pada bottom product dimasukkan ke dalam HE ke bagian shell.
SPESIFIKASI REGENERATOR TOWER Keluar dari HE, rich amine akan di make up
dengan fresh DEAmine karena selama proses
regenerasi ada sebagian DEAmine yang
hilang. Proses make up dilakukan dengan
menggunakan unit operasi “make up”. Adapun
detailnya adalah sebagai berikut:
NATURAL Gas Processing: Sweetening CO 2 & H2S
Removal
❑ Rich amine yang telah dimake up kemudian didinginkan menggunakan cooler (pressure
drop 5 psi) dan dinaikkan tekanannya menggunakan pompa. Setelah itu install unit operasi
matematik “SET”, atur supaya tekanan dan temerature rich amine yang akan direcycle
memiliki kondisi operasi (suhu dan tekanan) sama dengan rich amine yang masuk ke dalam
sistem regenerator. Setelah selesai, stream rich amine dapat di recycle.
❑ Setelah konvergen, saatnya kita melakukan analisa RICH AMINE LOADING. Langkah
pertama ialah install unit Spreadsheet ke dalam simulasi.
Lakukan analisa case study , untuk mengetahui pengaruh suhu & tekanan lean amine yang masuk ke absorber
terhadap rich CO2 loading dan rich H2S loading.
OPTIMIZER Distillation Column THF (Tetrahydrofuran)
& TOLUENE

Seorang process engineer harus


mampu mengoptimalkan suatu
proses, sehingga didapatkan
keuntungan yang optimal & biaya
produski minimal.
SOAL
Umpan berupa campuran Tetrahydrofuran (THF) & Toluena (44%mass THF) sebanyak
3700 kg/hr pada kondisi operasi 10C dan tekanan 140 kPa akan dipisahkan menggunakan
menara distilasi untuk mendapatkan kemurnian produk masing masing sebesar 99,5% masa
(untuk THF) dan 94% massa untuk Toluene (THF komponen yang lebih volatil
dibandingkan dengan toluene).
Gunakan persamaan wilson sebagai fluid packagenya
Spesifikasi kolom:
➢ Tekanan di condenser & reboiler sebesar 103 kPa dan 107 kPa (abaikan pressure dop
dikedua alat tersebut)
➢ Kondenser yang digunakan adalah tipe kondenser total
➢ Jumlah tray sebanyak 10 buah
➢ Umpan masuk pada tray ke 5
PARAMETER EKONOMI
Data:
Harga bahan baku umpan : 0.05$/kg
Harga jual toluene (murni) : 0.136$/kg
Harga jual THF (murni) : 0.333$/kg
Cooling cost : 0.471$/kw.hr
Heating cost : 0.737$/kw.hr
Note:
Profit =(Total penjualan toluene + total penjualan THF)-(Harga bahan baku+heating
cost+cooling cost).

Limit kualitas THF & Toluene dipasaran 99-99.9% dan 90-99% massa. Apakah dengan
simulasi yang telah kita buat merupakan kondisi optimal untuk mendapatkan profit
sebanyak-banyaknya?
CATAT KONDISI AWAL SEBELUM DITILASI DILAKUKAN
OPTIMASI
1

3 4
6
5
BANDINGKAN KONDISI AWAL DAN AKHIR DARI DISTILASI CATAT PERUBAHAN APA SAJA YANG TELAH TERJADI
BASIC Piping Natural Gas Simulation in Hysys
Gas alam berasal dari 4 sumur akan dialirkan menuju unit processing gas plant
menggunakan pipeline. Gas alam tersebut memiliki komposisi (% Massa) sebagai
berikut:
➢CO2 : 11.31% ➢N-Pentane : 2.06%
➢Nitrogen : 0.59% ➢N-Hexane : 1.25%
➢Methane : 60.83% ➢N-Heptane : 2.76%
➢Ethane : 6.59% ➢N-Octane : 0.56%
➢Propane : 5.23% ➢N-Nonane : 0.65%
➢i-Butane : 2.46% ➢Decane : 0.25%
➢N-Butane : 3.53% ➢Undencanes : 0.57%
➢i-Pentane : 1.36% Gunakan peng robinson sebagai fluid packagenya.
PIPING SYSTEM IN NATURAL GAS PROCESSING
Kondisi temperature lingkungan sebesar 85 degF dan tdak memiliki lapisan insulasi. Gambar sketsa pipig
network gas alam dari keempat sumur tersebut dapat terlihat dari gambar dan table di bawah ini:
Segment Diameter (in) Schedule Numb Length (m)
A 6 80 2100
B 6 80 1015
C 6 80 550
D 6 80 800
E 8 80 1536
F 6 80 412
G 6 80 698
H 6 80 1526
I 10 80 1752
J 8 80 125
K 8 80 456
L 12 80 2582
PIPING SYSTEM IN NATURAL GAS PROCESSING

Kedua:
Masukkan detail dimensi dan ukuran pipa,
Panjang pipa, elevasi ketinggian pipa &
jenis pipa yang diinginkan.

Pertama:
Masukkan terlebih dahulu segment
dengan klik “Append Segment”
PIPING SYSTEM IN NATURAL GAS PROCESSING
Tipe heat transfer yang ada di simulasi
aspen hysys sebagai berikut:
❑ Heat loss
❑ Overall HTC
❑ Segment HTC
❑ Estimate HTC
Untuk simulasi ini gunakan heat transfer
tipe “Estimate HTC”.

Sistem pipa tidak dilengkapi dengan


insulasi sehingga cukup pilih “Include
pipe wall”, “Include inner HTC”, dan
“Include outer HTC”. Masukkan pula
temperature lingkungan sebesar 85
degF.
PIPING SYSTEM IN NATURAL GAS PROCESSING
ATTACHMENT OTHER REFERENCE
ATTACHMENT OTHER REFERENCE
ATTACHMENT OTHER REFERENCE

Anda mungkin juga menyukai