Anda di halaman 1dari 6

KREATIVITAS DAN KEBERBAKATAN PART 2

Teori mengenai kreativitas, yang melandasi pembentukan pribadi yang kreatif. Teori yang menjelaskan
teori yang melandasi perkembangan kreativitas.

1. Teori Psikoanalisis
a.Teori Freud
b.Teori Ernest Kris
c.Teori Jung
2. Teori Humanistik 
a.Teori Abraham Maslow
b.Teori Carl Rogers
c.Teori Csikzenmihalyi

Kretivitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari
semua fungsi dasar manusia yaitu: berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of
thingking, feelings, sensing and intuiting)” (Jung 1961, Clark 1986). Makna dari pengembangan
kreativitas berkaitan dengan kualitas perwujudan diri, peningkatan kemampuan berpikir kreatif,
kepuasan dalam menciptakan dan meningkatkan kualitas hidup. 

Teori Kreativitas 

Teori yang melandasi pembentukan pribadi kreatif, dan teori yang melandasi perkembangan
kreativitas dapat dibedakan menjadi, 

1. Teori Psikoanalisis
A. Teori Freud 

Menurut beberapa pakar psikologi kemampuan kreatif merupakan ciri kepribadian yang
menetapkan pada lima tahun pertama dari kehidupan. Sigmund Freud (1856-1939) adalah tokoh yang
menganut pandangan ini. Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan
upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang
tidak diterima. Karena mekanisme pertahanan mencegah pengamatan yang cermat dari dunia, dan
karena menghabiskan energi psikis, mekanisme pertahanan biasanya merintangi produktivitas kreatif.
Freud percaya, bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif,
mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama dari kreativitas.

Kaitan antara kebutuhan seksual yang tidak disadari dan kreativitas mulai pada tahun-tahun
pertama dalam kehidupan. Menurut Freud, orang hanya didorong untuk menjadi kreatif jika mereka
tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual secara langsung. Pada umur empat tahun anak
mengemabangkan hasrat fisik untuk orang tua dari jenis kelamin yang berbeda. Karena kebutuhan ini
tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan awal dari imajinasi. Freud menjelaskan banyak karya
seni sebagai sublimasi dari seniman. Sebagai contoh, banyaknya lukisan Leonardo da Vinci mengenai
madonna yang dihasilkan dari kebutuhan seksual dengan tokoh yang disublimasi, karena ia kehilangan
ibunya pada usia muda.

Macam Mekanisme Pertahanan adalah :

a. Represi, yaitu secara tidak sadar melupakan pengalaman yang tidak menyenangkan untuk
diingat.
b. Kompensasi, yaitu berusaha mengimbangi ketidakmampuan yang dilakukan secara tidak sadar
dengan menonjolkan pada hal lain.
c. Sublimasi, yaitu jika tidak mampu memenuhi dorongan seks, mengimbangi dengan kreativitas
dibidang seni, misalnya menjadi pemain bola.
d. Rasionalisasi, yaitu percaya bahwa suatu kondisi yang bertentangan dengan apa yang diinginkan
sesungguhnya adalah memang hal yang diinginkan, misalnya karena tidak berhasil mendapatkan
tiket untuk melihat pertandingan sepak bola kemudian mengatakan bahwa sebenarnya ia tidak
tertarik untuk pergi.
e. Identifikasi, yaitu ingin menjadi seperti seseorang dengan menerima standar dan nilai orang itu
menjadi standar dan nilai diri sendiri.
f. Introjeksi, yaitu menerima standar dan nilai seseorang karena takut untuk tidak sependapat
dengan dia.
g. Regresi, yaitu kembali ke prilaku yang sebelumnya berhasil, jika prilaku saat ini tidak berhasil,
misalnya menangis ketika mendapat nilai rendah dengan harapan guru akan merubah nilainya.
h. Proyeksi, yaitu menganggap seseorang meemiliki perasaan terhadap seseorang yang sebaliknya
dari perasaan sesungguhnya terhadap dia.
i. Pembentukan reaksi, yaitu pengalihan impuls yang menimbulkan kecemasan ke impuls
lawannya, misalnya apabila seseorang merasa benci atau dendam pada orang lain dan
kebencian itu menimbulkan kecemasan pada dirinya, maka orang tersebut akan menampilkan
prilaku sayang atau kasih (cinta) utnuk menyembunyikan rasa benci tersebut.
j. Pemindahan, yaitu jika takut mengungkapkan perasaan terhadap seseorang, perasaan itu
diungkapkan terhadap seseorang yang kurang kuasa, misalnya karena takut menyatakan
kemarahan kepada atasan, maka marah-marah pada anak.
k. Kompartementalisasi, yaitu mempunyai dua kepercayaan yang saling bertentangan pada saat
yang sama, misalnya meskipun ia sebetulnya bodoh, tetapi ia pintar berhitung (freud, S. 1963,
introductory lectures on psycho-analysis dalam Utami Munandar, 1999).

B. Teori Kris 

Ernest Kris (1900-1957) menekan bahwa mekanisme pertahan regresi (beralih ke prilaku
sebelumnya yang akan memberi kepuasan, jika prilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi
kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif. 
Orang-orang yang kreatif adalah mereka yang paling mampu memanggil bahan-bahan alam pikiran tidak
sadar. Sebagai orang dewasa kita tidak mengalami hambatan untuk bisa seperti anak dalam pikiran
mereka. Mereka dapat mempertahankan sikap bermain dengan masalah-masalah serius dalam
kehidupan. Dengan demikian, mereka mampu melihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan
inovatif untuk “regress in the service of the ego”.

C. Teori jung

Carl Jung (1875-1961) juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat
penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari dibentuk oleh masa lalu pribadi.
Disamping itu, ingatan kabur dari pengalaman-pengalaman seluruh umat manusia tersimpan disana.
Secara tidak sadar kita “mengingat” pengalaman-pengalaman yang paling berpengaruh dari nenek
moyang kita. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya.
Proses inilah yang menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.

2. Teori Humanistik
A. Teori Maslow 

Menurut Abraham Maslow (1908-1970) pendukung utama dari teori humanistik, manusia
mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini harus dipenuhi
dalam urutan tertentu. Kebutuhan primitif muncul pada saat lahir, dan kebutuhan tingkat tinggi
berkembang sebagai proses pematangan. Sebagai contoh, belajar memahami dan menghargai musik
meningkatkan hasrat untuk belajar lebih banyak tentang musik.

Proses perwujudan diri erat berkaitan dengan kreativitas. Bebas dari neurosis, orang yang
mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka dapat mencapai apa yang
disebut oleh Maslow “peak experience” – saat mendapat kilasan ilham (flash of insight) yang
menyebabkan kegembiraan dan rasa syukur karena hidup. 

B. Teori Rogers

Menurut Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi dari pribadi yang kreatif ialah:
a. Keterbukaan terhadap pengalaman.

b. Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of
evaluation).
c. Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Setiap orang memiliki ketiga ciri ini kesehatan psikologisnya sangat baik. Orang ini berfungsi
sepenuhnya, menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga ciri atau kondisi tersebut
juga merupakan dorongan dari dalam untuk berkreasi (internal press).

Kedua aliran tersebut dimuka –psikoanalisis dan humanistik- amat berbeda dalam penjelasan
kepribadian kreatif. Keduanya mempunyai maknanya tersendiri. Penekanan teori psikoanalisis pada
alam pikiran tidak sadar dan timbulnya kreativitas sebagai kompensasi dari masa anak yang sulit, dapat
menjelaskan kehidupan banyak tokoh-tokoh yang produktif. Sedangkan teori humanistik lebih
menekankan pada kesehatan psikologis yang memungkinkan seseorang mengatasi masalah
kehidupannya. Teori ini bertitik tolak dari pandangan bahwa manusia menentukan nasibnya sendiri.
Aliran humanistik melihat kreativitas sebagai lebih sadar, kognitif, dan intensional daripada teori
psiokoanalisis. Konsep humanistik ialah bahwa kreativitas dilahirkan karena dorongan untuk mencapai
kemungkinan-kemungkinan yang tertinggi dalam hidup dna bukan sebagai pertahanan terhadap
neurosis.

Kreativitas adalah dapat berkembang dalam suasana non-otoriter, yang memungkinkan individu
untuk berpikir dan menyatakan diri secara bebas, dan di mana sumber dari pertimbangan evaluatif
adalah internal (Rogers, dalam Vernon, 1982).

Carl Rogers (dalam Vernon, 1982) menegaskan bahwa satu persyaratan utama bagi
berkembangannya kreativitas suatu bangsa adalah adanya kebebasan. Kebebasan untuk berpikir,
menyatakan pikiran, mencipta, yang dapat kita ringkaskan pada moyangnya segala rupa kebebasan yang
menjadi hak asasi manusia, yakni adanya kebebasan melakukan pilihan (freedom of choice).
Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis
memungkinkan timbulnya kreatifitas yang konstruktif.

1.Keamanan Psikologis

• Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya (memberi
kepercayaan, yang dapat memberi efek menghayati suasana keamanan).

• Mengusahakan suasana yang ada didalamnya evaluasi eksternal tidak ada (atau sekurang-kurangnya
tidak bersifat atau punya mempunyai efek mengancam)

• Memberikan pengertian secara empatis (dapat ikut menghayati) perasaan, pemikiran, tindakan serta
dapat melihat sudut pandang, dan tetap menerimanya, memberi rasa aman.

2.Kebebasan Psikologis

Setiap orang memiliki kesempatan untuk bebas mengeksperiskan secara simbolis pikiran-pikiran
atau perasaan-perasaannya, permissiveness ini memberikan pada seseorang kebebasan dalam berpikir
atau merasakan sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya. Mengekspresikan tindakan konkret
perasaan-perasaannya (misalnya dengan memukul) tidak selalu dimungkinkan, karena hidup dalam
masyarakat selalu ada batas-batasnya, tetapi eksperesi secara simbolis hendaknya dimungkinkan.

C.Teori Csikzenmihalyi

Dalam teori Csikzenmihalyi memberikan 5 ciri kreativitas :

a. Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah predisposisi genetis (genetic
predisposition). Contohnya sesorang yang sistem sensorinya peka terhadap warna lebih mudah
menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.
b. Minat pada usia dini pada ranah tertentu. Minat menyebabkan seseorang terlibat sacara
mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas. 
c. Akses terhadap suatu bidang (access to a domain). Adanya sarana dan prasarana serta adanya
pembina atau mentor dalam bidang yang diminat, sangat membantu pengembangan bakat.
d. Access to a field. Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat dan
tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti, sangat penting untuk mendapat pengakuan
dan penghargaan dari orang-orang penting.
e. Orang-orang yang kreatif ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk
menyesuaikan diri terhadap hampir situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk
mencapai tujuannya. (Utami Munandar, 1999).

Ciri-ciri kepribadian kreatif menurut Csikzenmihalyi

Mengemukakan 10 pasang ciri-ciri kepribadiaan kreatif yang seakan-akan paradoksal tetapi saling
terpadu secara dialektis.

a. Pribadi yang kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka dapat
berkerja selama berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi juga bisa tenang dan rileks,
tergantung situasinya.
b. Pribadi yang kreatif cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang sama mereka juga naif. Mereka
tampak memiliki kebijaksanaan (wisdom) tetapi kelihatan seperti anak-anak (child like). Insight
mendalam nampak bersamaan dengan ketidakmatangan emosioanal dan mental. Mampu
berpikir konvergen sekaligus divergen.
c. Ciri paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi sikap bermain dan disiplin.
d. Pribadi yang kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu
pada realitas.
e. Pribadi kreatif menunjukan kecendrungan baik introversi maupun ekstroversi.
f. Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karya pada saat yang bersamaan.
g. Pribadi yang kreatif menunjukan kecenderungan androgini psikologis, yaitu mereka dapat
melepaskan diri dari stereotip gender (maskulin-feminim).
h. Orang yang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang, tetapi di lain pihak mereka bisa
tetap tradisional dan konservatif.
i. Kebanyakan orang kreatif sangat bersemangat (passionate) bila menyangkut karya mereka,
tetapi juga sangat objektif dalam penilaian karya mereka.
j. Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering menderita, jika mendapat banyak kritik
dan serangan, tetapi pada saat yang sama ia merasa gembira yang luarn biasa. (Utami
Munandar, 1999).

Teori psikoanalisis menekan peranan alam pikiran tidak sadar dalam timbulnya kreativitas,
sedangkan teori humanistik lebih merlihat kreativitas sebagai sesuatu yang dilakukan secara sadar dan
intensional. Teori tentang pendorong kreativitas mengetengahkan teori Rogers tentang kondisi internal
dan kondisi eksternal yang mendorong perwujudan prilaku kreatif.  Kendala psikologis terhadap prilaku
kreatif merupakan kendala utama yang perlu mendapat perhatian pendidik, khususnya faktor-faktor
internal seperti tidak dapat melepaskan diri dari kebiasaan, kecenderungan, untuk terlalu membatasi
bidang masalahnya, ketidakmampuan untuk melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang,
melihat apa yang diharapkan akan dilihat terpaksa pada penyelesaian yang konvensional.

Anda mungkin juga menyukai