Dan KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 26 - 29 FEBRUARI 2020
I. Dasar Pelaksanaan : 1 Dokumen Pelaksanaan Kegiatan (DPPA-SKPD)
SEKRETARIAT DPRD KAB.BENGKULU UTARA Tahun Anggaran 2020 Nomor REK. 4.05.4.05.02.15.12.
2 Kegiatan Kunjungan Kerja Komisi-Komisi DPRD Keluar
Daerah.
3 Surat Perintah Tugas dari KETUA DPRD Kabupaten
Bengkulu Utara Nomor : ……/SPT/TU/2020, Tanggal ….. FEBRUARI 2020.. An. Febri Yurdiman, SE Amintas Hutapea, SH Usman Purba, SP Agus Riyadi, M.Si Noprizal SALAMUN
Pendamping : Murman Sihombing, SH. MM Leka ,SH
II. Maksud Perjalanan : - Melakukan Koordinasi dan Konsultasi tentang Sistem
Dinas Rujukan dan Pemilihan Kepala Desa
III. Dinas/Instansi yang : - Direktorat Jenderal Pemerintahan Desa dan,
dikunjung - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - IV. Waktu Pelaksanaan : - Dilaksanakan selama 4 (empat) hari mulai tanggal 26 sd 29 Februari 2020. V. Hasil I. Kunjungan yang dilakukan oleh Komisi I ke Direktorat Jenderal Pemerintahan Desa adalah : 1. Komisi I diterima langsung oleh Bapak Deky Kepala Seksi Fasilitasi Pemilihan Kepala Desa bertempat di Ruang pertemuan Direktorat Pemerintahan Desa pada tanggal 27 Februari 2020. 2. Komisi I yang dipimpin oleh Ketua Komisi (Febri Yurdiman) setelah memperkenalkan Anggota komisi dan Sekretariat sebagai pendamping, selanjutnya menyempaikan penjelasan yang terjadi pada saat ini di Desa Bukit Indah Kabupaten Bengkulu Utara. Desa Bukit Indah dengan usia 9 tahun telah terjadi pergantian PJS. Kepala Desa sebanyak 8 (delapan) kali.Dan pada bulan Februari 2020 ini masa jabatan PJS atau PAW Kepala Desa telah habis, sementara tahapan Pemilihan Kepala Desa serentak untuk periode tahun 2020 telah habis masa tahapannya dan kemungkinan akan masuk dalah tahap berikutnya ditahun 2022. Kemudian jika seorang PJS Kepala Desa ditunjuk dari unsur Aparatur Sipil Negara masyarakat setempat kurang menerimanya. 3. Setelah menerima penjelasan dari Ketua Komisi kemudian pihak Direktorat memberi penjelasan sebagai berikut : 1. Pemilihan Kepala desa adalah kewenangan Pemerintah Deerah karena itu kebijakan semua ada pada Pemerintah Daerah ( Ini Normanya). Karena itu solusinya adalah dengan mengumpulkan tokoh masyarakat setempat untuk diberi penjelasan bahwa pelanggaran terhadap norma pemilihan dan atau penunjukan PJS. Kepala desa akan membuka celah hukum bagi pihak yang tidak senang. Kedua, sampaikan surat ke Bupati Bengkulu Utara dengan tembusan Dirjen Pemerintahan Desa dilengkapi dengan kronologis mulai berakhirnya masa jabatan Kepala Desa definitif hingga sekarang ini. Nanti pihak Kementerian akan menindaklanjuti dengan surat kepada Bupati Bengkulu Utara. Sebenarnya Pengganti Antar Waktu ( PAW) tidak dapat dilakukan lagi, oleh karena itu sebaiknya ditunjuk saja Pejabat Sementara dari ASN yang berdomisili dan berstatus sebagai penduduk/masyarakat setempat.
II. Hasil Konsulasi ke Kementerian Kesehatan sbb.:
Komisi I diterima oleh Bapak Haidar yang didampingi oleh dua orang staf Program Sisrute ( DR.dr. Yul dan dr. Yud. Bertempat diruang kerja Direktur Program Pelayan Masyarakat (Yankes). Pada kesempatan itu Ketua Komisi I ( Febri Yurdiman) menjelaskan kendala yang dihadapi dalam penanganan pemberian pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di Bengkulu Utara ( Contoh Kasus di Putri Hijau). Pihak Kementerian Kesehatan menjelaskan tentang Pelayanan Kesehatan sebagai berikut : 1. Dalam pelayanan masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sanggup melakuklan transkasi sebanyak 600.000 per hari, jadi tidak ada alasan untuk menolak pasien. 2. Pasien Gawat Darurat harus diterima dulu dan yang menulis diagnosis bukanlah perawat tetapi harus dokter. 3. Kementerian Kesehatan telah meluncurkan Program Sisrute untuk meberi pelayanan yang terbaik, cepat, dan tepat. Jadi bukan Sisrute yang salah tetapi orangnya/oknum. 4. Solusinya adalah dengan melatih petugas-petugas Puskesmas dan RSUD Oleh Dinas Kesehatan di Daerrah. Penguatan Sistem Rujukan setiap tahun diatas Rp 40 Milliar . Jadi sangat terbuka peluang bagi daerah untuk melakukan pelatihan dokter dan petugas puskesmas. 5. Dinas Kesehatan Kebupaten harus membuat analisa kebutuhan sehingga tidak terjadi kekosongan dokter pada puskesmas . 6. Pelatihan ini juga dapat dilakukan dengan meminta Konpensasi JAMKESDA ke BPJS sesuai Perpres Nomor 82/2018. Karena itu dapat diminta data ke BPJS melalui Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan ( PPJK) berapa konpensasi yang dapat diberikan untuk pelatihan 7. Program Peningkatan Status Puskesmas, tidak ada lagi istilah Puskesmas Perawatan tetapi sekarang disebut Puskesmas dengan Tempat Tidur. 8. Semua yang menyangkut Informasi kesehatan harus sampai kepada masyarakat, karena itu kami sarankan untuk membentuk /membuat PSC atau Publik Service Center. 9. Terlampir foto kegiatan.
Kegiatan Koordinasi dan Konsultasi terlaksana dengan baik sesuai maksud dan tujuan yang telah direncanakan.