Anda di halaman 1dari 51

LAMPIRAN I

EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)


NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

DESKRIPSI DAN FORMULA KPI UNIT INDUK, UNIT PLN PUSAT-


PUSAT DAN DIREKTORAT BISNIS REGIONAL
1. Pertumbuhan Penjualan dan Pendapatan Tenaga Listrik – Pertumbuhan Penjualan Tenaga
Listrik
• Deskripsi : Pertumbuhan penjualan tenaga listrik pada suatu periode yang diukur dari
peningkatan penjualan tenaga listrik pada suatu periode dibandingkan dengan periode
yang sama pada tahun n-1 sesuai dengan Laporan Penjualan (TUL-309).
• Formula :
= 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑌𝑒𝑎𝑟 𝑜𝑛 𝑌𝑒𝑎𝑟 (𝑌𝑂𝑌)

Pertumbuhan kWh penjualan Tenaga Listrik Year on Year (YoY) diukur dengan cara
sebagai berikut =

𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑛 − 𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑛 − 1
= 𝑥100%
𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑛 − 1

Keterangan :
kWh Penjualan Tenaga Listrik adalah kWh penjualan Tenaga Listrik sampai dengan periode
berjalan sesuai dengan Laporan Penjualan (TUL-309).
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM (Laporan Penjualan TUL-309) di validasi dengan Laporan Penjualan
kepada eksternal PLN. Jika terdapat perbedaan maka yang digunakan adalah Laporan
Penjualan kepada eksternal PLN

2. Pertumbuhan Penjualan dan Pendapatan Tenaga Listrik – Pertumbuhan Pendapatan


Penjualan Tenaga Listrik
• Deskripsi : Pertumbuhan pendapatan penjualan tenaga listrik pada suatu periode yang
diukur dari peningkatan pendapatan penjualan tenaga listrik pada suatu periode
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun n-1 sesuai dengan Laporan
Penjualan (TUL-309).
• Formula :
= 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑌𝑒𝑎𝑟 𝑜𝑛 𝑌𝑒𝑎𝑟 (𝑌𝑂𝑌)

Pertumbuhan pendapatan penjualan Tenaga Listrik Year on Year (YoY) diukur dengan
cara sebagai berikut =

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑛 − 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑛 − 1


= 𝑥100%
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑛 − 1

Keterangan :
Pendapatan penjualan tenaga listrik adalah total rupiah pendapatan penjualan Tenaga Listrik
sampai dengan periode berjalan sesuai dengan Laporan Penjualan (TUL-309).

• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM (Laporan Penjualan TUL-309) di validasi dengan Laporan Penjualan
kepada eksternal PLN. Jika terdapat perbedaan maka yang digunakan adalah Laporan
Penjualan kepada eksternal PLN

1
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

3. Pertumbuhan Penjualan dan Pendapatan Tenaga Listrik – Pertumbuhan Penjualan Layanan


Khusus
• Deskripsi : Pertumbuhan penjualan layanan khusus pada suatu periode yang diukur dari
peningkatan penjualan tenaga listrik (kWH jual) untuk pelanggan Premium (layanan
khusus) pada suatu periode dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun n-1
sesuai dengan Laporan Penjualan (TUL-309).
• Formula :

= 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐾ℎ𝑢𝑠𝑢𝑠 𝑌𝑒𝑎𝑟 𝑜𝑛 𝑌𝑒𝑎𝑟 (𝑌𝑂𝑌)

Pertumbuhan penjualan layanan khusus year on year (YoY) diukur dengan cara sebagai
berikut =

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐾ℎ𝑢𝑠𝑢𝑠 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑛 − 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐾ℎ𝑢𝑠𝑢𝑠 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑛 − 1


= 𝑥100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐾ℎ𝑢𝑠𝑢𝑠 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑛 − 1

Keterangan :
- Penjualan Layanan Khusus yang dimaksud adalah jumlah KWh jual Tenaga Listrik
untuk Pelanggan Premium.
- Pelanggan Premium adalah seluruh pelanggan dengan Awal Kode Tarif “L” diluar
tarif “L-Multiguna”

• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Query Data Penjualan Pelanggan Premium dari DIVQAS, SILM (Laporan
Penjualan TUL-309) di validasi dengan Laporan Penjualan kepada eksternal PLN. Jika
terdapat perbedaan maka yang digunakan adalah Laporan Penjualan kepada eksternal
PLN

4. Peningkatan Layanan – Implementasi Customer Experience (Aplikasi PLN Mobile) sesuai


kewenangannya
• Deskripsi : Implementasi Customer Experience (Aplikasi PLN Mobile) sesuai
kewenangannya
• Formula :

= implementasi Customer Experience (Aplikasi PLN Mobile) 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑤𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎

Keterangan : Pencapaian implementasi customer experience (aplikasi PLN Mobile) sesuai


kewenangan dari masing-masing unit dan Divisi
a. Unit Induk/Wilayah, Divisi Operasi Regional Bisnis, Divisi Pengembangan Produk
adalah pencapaian jumlah pelanggan yang mengunduh dan menggunakan
aplikasi PLN Mobile sesuai dengan roadmap yang ditetapkan oleh Departemen
Bisnis dan Pelayanan Pelanggan.
b. Divisi Sistem Teknologi Informasi, Divisi Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan
dan Divisi Quality Assurance Produk dan Pelayanan adalah pencapaian sesuai
dengan road map yang telah ditetapkan
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Laporan Bulanan Aplikasi PLN Mobile

5. Peningkatan Layanan – Jumlah Komplain Pelanggan


• Deskripsi : Penurunan jumlah komplain pelanggan yang diukur dari aplikasi APKT yang
terdiri dari komplain pelanggan akibat gangguan, keluhan pelanggan, informasi negatif dan
informasi positif yg harus ditindaklanjuti tetapi melebihi SLA.
• Formula :

2
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

= Penurunan Jumlah Komplain Pelanggan Tahun berjalan terhadap Tahun (n − 1)

Keterangan : Jumlah komplain pelanggan adalah seluruh jenis pengaduan pelanggan


yang masuk pada aplikasi APKT. yang terdiri dari komplain pelanggan akibat akibat
gangguan, keluhan pelanggan, informasi negatif dan informasi positif yg harus
ditindaklanjuti tetapi melebihi SLA. Penurunan jumlah komplain pelanggan diukur dengan
cara :

(𝐾 e − 𝐾) (𝐺 e − 𝐺) (𝐼e − 𝐼)
= 40% 𝑥 { } + 40% 𝑥 { } + 20% 𝑥 { }
𝐾e 𝐺e 𝐼e

Keterangan :
K’ = Keluhan tahun n-1
K = Keluhan tahun n
G’ = Gangguan tahun n-1
G = Gangguan tahun n
I’ = Informasi tahun n-1
I = Informasi tahun n

• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Aplikasi APKT, Query Data dari Tim APKT (Aplikasi Pengaduan & Keluhan
Terpadu)

6. Peningkatan Layanan – Aging Complaint


• Deskripsi : Upaya peningkatan pelayanan dengan memenuhi batas ketentuan yang
berlaku untuk penanganan komplain pelanggan karena gangguan dan keluhan pelanggan,
yang diukur dari jumlah komplain pelanggan yang ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan
yang berlaku pada suatu periode berjalan.
• Formula :
= Rata − Rata Umur Komplain sesuai ketentuan yang berlaku
Keterangan :
Umur komplain yang diperhitungkan adalah
a. Untuk Gangguan dengan maksimum recovery time 180 menit.
b. Untuk Keluhan dengan maksimum waktu penyelesaian 3 x 24 jam.
c. Untuk penanganan Informasi disesuaikan dengan kelompok Gangguan atau
kelompok Keluhan
Dengan pengukuran sebagai berikut

Jumlah Penyelesaian Komplain Pelanggan yang memenuhi ketentuan berlaku pada periode berjalan
= 𝑥100%
Jumlah Komplain Pelanggan periode berjalan
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Aplikasi APKT

7. Pengendalian Piutang – Rata-Rata Rasio Tunggakan


• Deskripsi : Rata-rata rasio tunggakan tidak termasuk kode golongan satu (TNI/POLRI)
sampai dengan periode berjalan.
• Formula :

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 (𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ 𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑅𝑒𝑘𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑘𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑃𝐴𝐿 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑈𝐿404
=
Pendapatan Bulanan TUL309
Keterangan :
untuk lebih jelas formulanya adalah sbb :

3
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ 𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑅𝑒𝑘𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑘𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑘𝑎𝑛 (𝑃𝐴𝐿 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑆 )𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 − 𝑖
∑z{|
z{} x y
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 − 𝑖
= 𝑥100%
𝑛

Keterangan :
- Nilai Rupiah Saldo Rekening Berjalan dan Rekening Tunggakan adalah nilai rupiah
saldo rekening berjalan dan tunggakan PAL dan TS tidak termasuk kode golongan
1 (TNI/Polri) pada bulan ke-i
- Pendapatan Bulanan adalah pendapatan penjualan tenaga listrik bulanan sesuai
TUL 309
- Pendapatan Penjualan Tenaga listrik bulan ke-i adalah total pendapatan penjualan
tenaga listrik prabayar dan pascabayar pada bulan ke-i
- n adalah jumlah bulan sampai dengan periode berjalan.
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Laporan Piutang TUL 404, Laporan Penjualan TUL 309.

8. Perputaran Material - Non Bahan Bakar


• Deskripsi : Rata-rata pemanfaatan material terhadap saldo material yang tersedia pada
suatu periode
• Formula :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙
=
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙
Keterangan :
a. Jumlah pemakaian material mengacu pada besarnya Pemakaian Material untuk
Pemeliharaan ditambah Pemakaian Material untuk AT & PDP sesuai SE
011.E/DIR/2007 (Material Pemeliharaan mengacu ke Laba Rugi, sedangkan Material
AT dan PDP mengacu ke Laporan Keuangan Lampiran 5D kolom 11 & 12 (tanpa
Material Pihak Ketiga (BBM))
b. Rata-rata saldo material merupakan rata-rata saldo material dalam suatu periode
berjalan, yaitu : (Saldo Material Desember tahun lalu + Saldo Material Bulan
pelaporan)/2.
• Satuan : kali
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Laporan Keuangan Lampiran 5D dan Laporan Laba Rugi

9. Biaya Pokok Penyediaan / BPP (Biaya Pokok Penyediaan) / BPP (Biaya Pokok
Pembangkitan)
• Deskripsi : Total biaya yang diperlukan untuk membangkitkan tiap kWh energi listrik /
menyalurkan tiap kVA / menjual tiap kWh energi listrik
• Formula :

Jumlah Biaya Usaha + Beban Bunga


=
kWh Produksi Netto / kWh Siap Salur/ kWh Penjualan Tenaga listrik *)

Keterangan *) :
a. Untuk Unit Pembangkitan dan Unit Pengatur Beban menggunakan Total kWh produksi
netto, termasuk kWh pembangkit sewa dan pembangkit IPP.
b. Untuk Unit wilayah dan distribusi, menggunakan kWh penjualan tenaga listrik
c. Untuk Unit Penyaluran, Unit Pembangkit dan Penyaluran, menggunakan kWh Siap
Salur.
d. Untuk Unit Wilayah dan Distribusi Jumlah Biaya Usaha dengan tidak memasukan
biaya pembelian ke unit penyaluran (biaya transfer price).
e. Untuk Unit Penyaluran jumlah biaya usaha dan beban bunga termasuk juga
didalamnya biaya dari unit pembangkitan.
4
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

• Satuan : Rp / kWh
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Laporan Akuntansi, Neraca Energi dan Laporan Penjualan.
- Unit Pembangkitan : Laporan BPP per Unit & SILM
- Unit Wilayah & Distribusi : Laporan BPP per Unit & SILM (Laporan Penjualan TUL-
309)
- Unit Penyaluran : Laporan BPP per Unit & Laporan Neraca Energi – SILM

10. EBITDA Margin


• Deskripsi : Besarnya laba usaha yang yang dapat dihasilkan sebelum bunga, pajak,
penyusutan dan amortisasi dibandingkan dengan total pendapatan usaha pada suatu
periode.
• Formula :

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎, 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘, 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝐴𝑚𝑜𝑟𝑡𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖


= 𝑥100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
Keterangan :
Total pendapatan adalah seluruh pendapatan usaha termasuk pendapatan subsidi
pemerintah dan pendapatan kompensasi subsidi.
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Data dari Divisi Akuntansi

11. Sanksi Administrasi Perpajakan


• Deskripsi : Kepatuhan terhadap penyetoran dan pelaporan pajak pada periode berjalan
yang diukur dari nilai sanksi administrasi perpajakan yang harus dibayar kerena
keterlambatan penyetoran dan pelaporan pajak pada periode berjalan sesuai dengan
SKPPB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar).
• Formula :
= Sanksi Administrasi Perpajakan atas keterlambatan Penyetoran dan Pelaporan Pajak
• Satuan : Rp.
• Jenis KPI : Polaritas negatif(-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Unit, DIVAKT

12. Progres Fisik Pencapaian Investasi


• Deskripsi : Realisasi hasil pelaksanaan/penyelesaian progres fisik dari program kerja atau
pelaksanaan proyek sesuai dengan alokasi disburse anggaran investasi pada suatu
periode waktu.
• Formula :
= 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑃𝑟𝑜𝑔𝑟𝑒𝑠 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘 𝑃𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐵𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑆
Keterangan :
Persentase progres fisik atau Bagian proyek sesuai kurva S merupakan total dari
pencapaian progres fisik masing-masing program kerja atau pelaksanaan proyek dikalikan
pagu AKI / Total AKI.
a. Target pada Rencana Progres Proyek / Proyek Selesai adalah rencana target fisik
dari masing-masing PRK (Program Rencana Kerja) sesuai dengan Surat
Ketetapan Anggaran Investasi (SKAI) yang diterbitkan oleh Divisi Anggaran.
b. Pencapaian real progres fisik proyek atau bagian proyek adalah diukur dari
realisasi target fisik dari masing-masing PRK (Program Rencana Kerja),
maksimum 100% ketika proyek selesai dan terutilisasi.
c. Bagian proyek yang tidak menggambarkan kontribusi progres fisik seperti
pembayaran uang muka, pengadaan / pembelian material tanpa jasa
pemasangan, pembayaran pajak, asuransi, dll tidak dimasukkan sebagai
perhitungan progres fisik
5
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

d. Daftar PRK yang masuk kedalam perhitungan progres fisik adalah :

NO Daftar PRK yang masuk dalam kategori memberikan progres fisik


Kegiatan Konstruksi, EPC, Pembangunan, Variation Order (VO),
1
Pekerjaan tambah kurang
2 Pemasangan panel kontrol, fire protection system, earth wire
3 Pemberatan, Rekonduktoring, Uprating, Pengedaman
4 Pembuatan access road
5 Pembuatan pagar, dinding penahan tanah
6 Pengadaan dan Pemasangan
7 Peninggian tower
8 Perkuatan
9 Relokasi
10 Rerouting
Overhaul, Serious Inspection, Mean Inspection, Major Overhaul, Annual
11
Inspection (untuk Pembangkit)
12 Perluasan JTR, JTM, pecah penyulang
13 Penyambungan baru, Pasang baru, Perubahan Daya
14 Jasa pemasangan DFR (Disturbance Fault Decoder) baru
15 Evakuasi daya (pembangunan transmisi)

Tabel untuk perhitungan :

Ketrangan :
a. Pembobotan dilakukan per aktifitas pada PRK, Untuk Pelaporan Bulanan progres
fisik, pembobotan dilakukan dengan menggunakan Disburse AKI bulanan. Untuk
Pelaporan Akhir Tahun LPFI, pembobotan menggunakan AKI Tahun 2020 sesuai
SKAI terupdate
b. Jika terdapat lebih dari 1 aktifitas pada PRK yang sama, maka pembobotan
dilakukan secara agregat. Untuk PRK yang tidak memberikan nilai AKI per aktifitas,
maka yang diambil adalah baris PRK saja sampai field target dan realisasi progres
fisik, pencapaian dihitung dari Realisasi terhadap Target PRK tsb
c. Nilai AKI yang digunakan adalah sesuai Nilai AKI yang terbit pada SKAI terupdate
dengan detil Per PRK

• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data :
6
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

- Surat Ketetapan Anggaran Investasi (SKAI) yang terupdate beserta detil Lampiran
PRK nya.
- Berita Acara Pembayaran, Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan, Monitoring
Pengendalian Pembayaran sesuai
- Checklist Proses Tagihan
- Rekap realisasi progres fisik sesuai tabel diatas

13. Percepatan Penyambungan Pelanggan


• Deskripsi : Persentase jumlah permohonan pelanggan yang dilayani sesuai dengan
Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) yang telah ditetapkan dengan tujuan percepatan
peningkatan penjualan.
• Formula :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑇𝑀𝑃 (𝑇𝑅)𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖


𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 (𝑃𝐵, 𝑃𝐷, 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝐴𝑆𝐾𝐸𝑀)
= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛
Keterangan :
- Indikator ini berlaku untuk pelanggan TR
- Jumlah Pelanggan yang memenuhi Hari Layanan sesuai TMP (TR) sampai dengan
periode berjalan (PB,PD,dan PASKEM) merupakan Jumlah Pelanggan yang
membayar (PB, PD, dan PASKEM serta Migrasi) pada periode berjalan sampai
periode pengukuran masih berada dalam range penanda TMP (baik belum remaja
maupun sudah remaja);
- Jumlah Pelanggan yang sudah membayar pada periode berjalan sampai periode
pengukuran yang terdiri dari PB, PD, dan PASKEM serta Migrasi);
- Untuk Pelanggan dengan status titipan dan/atau restitusi dapat untuk tidak dimasukkan
dalam perhitungan target dan realisasi dengan melengkapi data pendukung / evidence
:
o Berita Acara/Surat Permintaan Restitusi dari Pelanggan/Calon Pelanggan
yang memuat Nama Pelanggan/Calon Pelanggan, Nomor Agenda
Permohonan PB/PD/Paskem/ Migrasi, Nomor Rekening Pelanggan/Calon
Pelanggan, Alasan Permohonan Restitusi, tanda tangan Pelanggan/Calon
Pelanggan atau Pemohon sesuai SIP yang dilengkapi dengan dari
Pelanggan/Calon Pelanggan jika diwakilkan.
o KTP Pelanggan/Calon Pelanggan/Pemohon sesuai SIP
o Bukti transfer restitusi / titipan
o Permintaan BP titip disetujui oleh SEVP BPP
- Kriteria standar Hari Layanan TMP sesuai Permen No. 27 Tahun 2017
o 5 Hari kerja-TR Tanpa Perluasan Jaringan
o 15 Hari kerja-TR Dengan Perluasan Jaringan (tidak memerlukan penambahan
trafo, hanya perluasan JTR saja)
o 25 Hari kerja-TR Dengan Penambahan Trafo (memerlukan penambahan trafo
dan perluasan JTM maksimal 3 gawang)
o >25 Hari kerja-TR akibat beberapa kendala sebagai berikut (hari layanan
ditetapkan maksimal sesuai hari penetapan pada Deklarasi TMP yang
ditetapkan oleh DJK dan/atau penetapan dari Departemen Bisnis dan
Pelayanan Pelanggan):
§ Kondisi Geografis
§ Kondisi Jaringan Eksisting
§ Perlu Perijinan Khusus Terkait Lahan/Lokasi
§ Bangunan/Instalasi belum siap
§ Setifikat Laik Operasi (SLO) belum ada
§ Peruntukan tidak sesuai tarif yang dimohon
§ Lokasi sulit ditemukan
§ Pelanggan sulit dihubungi
§ Data Pemohon (NIK/Nama/Alamat) tidak sesuai
§ Ex.PRR (Bongkar Rampung)
§ Ex.P2TL
7
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

§ Permohonan Ganda
§ Batal Atas Permintaan Pelanggan
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data :
- Query Data dari Tim AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat)
- Penetapan TMP dari DJK dan/atau penetapan dari Departemen Bisnis dan Pelayanan
Pelanggan
- Berita Acara/Surat Permintaan Restitusi dari Pelanggan/Calon Pelanggan yang
memuat Nama Pelanggan/Calon Pelanggan, Nomor Agenda Permohonan
PB/PD/Paskem/ Migrasi, Nomor Rekening Pelanggan/Calon Pelanggan, Alasan
Permohonan Restitusi, tanda tangan Pelanggan/Calon Pelanggan atau Pemohon
sesuai SIP yang dilengkapi dengan dari Pelanggan/Calon Pelanggan jika diwakilkan.
- KTP Pelanggan/Calon Pelanggan/Pemohon sesuai SIP
- Bukti Transfer Restitusi / Titipan

14. Penambahan Jumlah Pelanggan R dan S1


• Deskripsi : Jumlah penambahan pelanggan kelompok Rumah Tangga (R) dan Sosial (S1)
pada periode berjalan.
• Formula :
=∑Penambahan Pelanggan R & S1
Keterangan :
Selisih antara jumlah pelanggan kelompok Tarif Rumah Tangga (R) dan Sosial (S1) pada
TUL-309 pada periode berjalan dengan jumlah pelanggan kelompok Tarif Rumah Tangga
(R) dan Sosial (S1) pada TUL-309 bulan Desember pada periode sebelumnya
• Satuan : pelanggan
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM (Laporan Penjualan TUL-309)

15. Rasio Desa Berlistrik


• Deskripsi : Perbandingan jumlah desa berlistrik termasuk Lampu Tenaga Surya Hemat
Energi dibagi dengan jumlah desa keseluruhan pada suatu wilayah.
• Formula :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 (𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑆𝑢𝑟𝑦𝑎 𝐻𝑒𝑚𝑎𝑡 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖)
= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑀𝑒𝑛𝑡𝑒𝑟𝑖 𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑁𝑒𝑔𝑒𝑟𝑖 𝑁𝑜 137 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2017
Keterangan :
a. Desa berlistrik adalah desa/kelurahan yang sudah dialiri listrik oleh pelaku usaha atau
telah terpasang jaringan tegangan rendah oleh Pemegang Izin Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik (PIUPTL);
b. Permendagri No 137 Tahun 2017 adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137
Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan;
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data :
Data Regional terkait :
- Jumlah Desa Berlistrik PLN adalah sesuai Berita Acara yang ditandatangani antara
pihak PLN dan aparat desa setempat
- Jumlah Desa Berlistrik Non PLN
- Data Realisasi LTSHE

16. Distribution Efficiency Rate / Susut Jaringan (Tanpa E-Min)


• Deskripsi : Energi listrik yang hilang/ menyusut karena sebab sebab teknik maupun non
teknik pada waktu penyediaan dan penyaluran energi dari pembangkit sampai ke distribusi
pada suatu periode.

8
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

• Formula :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑁𝑒𝑡𝑡𝑜 − 𝑃𝑆𝐺𝐼 − 𝑘𝑊ℎ 𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚 𝑘𝑒 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑙𝑎𝑖𝑛 − 𝑃𝑆𝑆𝐷 − 𝑘𝑊ℎ 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝐸 − 𝑚𝑖𝑛
= 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑁𝑒𝑡𝑡𝑜
Keterangan :
a. Total kWh Produksi Netto : Jumlah kWh total netto yang diterima di Jaringan Transmisi
dan Jaringan Distribusi dari Unit Produksi Listrik dan/atau Unit Penyaluran lain.
b. PSGI : Jumlah kWh pemakaian sendiri Gardu Induk
c. KWh Kirim ke Unit Lain : Jumlah kWh yang dikirim ke Unit Lain melalui Jaringan
Transmisi maupun Jaringan Distribusi.
d. PSSD : Jumlah kWh Pemakaian Sendiri Sistem Distribusi
e. kWh jual tanpa E-Min merupakan kWh penjualan tanpa memperhitungkan energi
minimum (E-min)

• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM (Laporan Neraca Energi (NE217)), kWh Emin

17. Susut Transmisi


• Deskripsi : Persentase energi listrik yang hilang pada jaringan Transmisi terhadap kWh
siap salur ke Transmisi dalam suatu periode tertentu.
• Formula :

𝐿𝑜𝑘𝑜 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑁𝑒𝑡𝑡𝑜 – 𝑃𝑆𝐺𝐼 – 𝑆𝑖𝑎𝑝 𝑆𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖


= 𝑥 100%
𝐿𝑜𝑘𝑜 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑁𝑒𝑡𝑡𝑜

Keterangan
a. Loko Transmisi Netto : jumlah kWh total netto yang diterima di Jaringan Transmisi dari
unit produksi listrik dan/atau unit lain dan siap disalurkan melalui jaringan transmisi
tegangan tinggi.
b. PSGI : Pemakaian sendiri Gardu Induk adalah jumlah kWh yang dipakai untuk
berbagai peralatan pendukung dan peralatan tertentu yang tetap mengkonsumsi kWh
pada saat menyalurkan maupun tidak saat menyalurkan energi pada sistem transmisi
antara lain : peralatan swicthyard, peralatan kontrol, lampu sebagai peringatan pada
tower transmisi penerangan dan pendingin ruangan.
c. Siap Salur Transmisi : jumlah kWh yang siap disalurkan ke jaringan distribusi maupun
dikirim ke unit lain.
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Laporan Neraca Energi – Aplikasi SILM

18. Kehandalan Jaringan - SAIDI (System Average Interruption Duration Index) / Peningkatan
Kehandalan Jaringan - SAIDI sesuai kewenangannya
• Deskripsi : Rata-rata lama padam per pelanggan dalam suatu periode tertentu.
• Formula :

∑ (𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚 𝑥 ∑ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑑𝑎𝑚)


= 𝑥 100%
∑ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
Keterangan :
- Data pemadaman yang dihitung adalah data padam permanen dengan kejadian
padam yang durasinya lebih besar dari 5 menit kecuali dalam keadaan OM.
- Perhitungan SAIDI dan SAIFI :
a. Untuk Direktorat Bisnis Regional adalah semua SAIDI dan SAIFI yang terjadi
mencakup seluruh pemadaman di sisi Pembangkit, Transmisi dan Distribusi,

9
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

b. Untuk Divisi Operasional Regional adalah semua SAIDI dan SAIFI yang terjadi
mencakup seluruh pemadaman di sisi Pembangkit, Transmisi dan Distribusi,
c. Untuk UIW / UID adalah sesuai kewenangan :
- Untuk UID / UIW yang memiliki Pembangkit dan Transmisi maka SAIDI
dan SAIFI adalah mencakup seluruh pemadaman di sisi Pembangkit,
Transmisi dan Distribusi, baik pemadaman karena gangguan maupun
karena Pemadaman Terencana.
- Untuk UID / UIW yang tidak memiliki Pembangkit dan Transmisi maka
SAIDI dan SAIFI adalah mencakup seluruh pemadaman di sisi
Distribusi, baik pemadaman karena gangguan maupun karena
Pemadaman Terencana. Tetapi tetap melakukan pencatatan untuk
pemadaman di sisi Pembangkit, Transmisi dan Distribusi.
• Satuan : menit/plg
• Jenis KPI : Polaritas negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM (Laporan SAIDI-SAIFI), APKT (SAIDI / SAIFI)

19. Kehandalan Jaringan - SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) / Peningkatan
Kehandalan Jaringan - SAIFI sesuai kewenangannya
• Deskripsi : Rata-rata kali padam per pelanggan dalam suatu periode tertentu.
• Formula :
∑ (𝐾𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚 𝑥 ∑ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑑𝑎𝑚)
= 𝑥 100%
∑ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒

Keterangan : (sesuai keterangan indikator SAIDI)


• Satuan : kali/plg
• Jenis KPI : Polaritas negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM (Laporan SAIDI-SAIFI), APKT (SAIDI / SAIFI)

20. TLOD (Transmision Line Outage Duration)


• Deskripsi : Lamanya gangguan pada Transmission Line rata-rata setiap 100 km. Lama
gangguan per unit Transmission Line (atau per-sirkit) dihitung sejak gangguan terjadi,
hingga transmisi /sirkit tersebut siap dibebani (energize)
• Formula :

∑|z{} 𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑖𝑟𝑘𝑖𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛


= 𝑥 100
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖

dimana i merupakan jumlah kali gangguan dalam suatu periode

Keterangan :
a. Gangguan adalah kejadian yang menyebabkan Circuit Breaker Trip (padam dan tidak
padam), auto reclose yang sukses tidak dihitung sebagai gangguan.
b. Durasi gangguan sirkit dihitung sejak gangguan terjadi hingga transmisi / sirkit siap
dibebani dikonfirmasi dengan Laporan Gangguan Dispatcher.
c. Dalam hal terjadi gangguan meluas yang disebabkan oleh Transmisi, durasi dihitung
sejak 
gangguan sampai dengan Transmisi penyebab gangguan siap dibebani.
d. Perhitungan jumlah panjang jaringan Transmisi didasarkan pada seluruh jaringan
Transmisi yang telah beroperasi pada tanggal 01 Januari tahun berjalan.
e. Gangguan pada aset baru, dihitung setelah 3 bulan beroperasi.
f. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungkan sebagai gangguan.
g. Khusus unit-unit yang sudah mengimplementasikan EAM (Enterprise Asset
Management) Transmisi, maka data gangguan untuk perhitungan kinerja dapat
menggunakan data dari legacy FOIS (Forced Outage Information System).
• Satuan : jam / 100 kms
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
10
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

• Frekuensi pelaporan : Bulanan


• Sumber data : EOB (Evaluasi Operasi Bulanan), FOIS (Forced Outage Informastion
System), Unit (Data pendukung kinerja Transmisi)

21. TROD (Transformator Outage Duration)


• Deskripsi : Lamanya gangguan rata-rata pada setiap unit trafo GI dalam suatu periode.
• Formula :

∑|z{} 𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 𝐺𝐼 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛


=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 𝐺𝐼 𝑏𝑒𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖

dimana i merupakan jumlah kali gangguan dalam suatu periode

Keterangan :
a. Durasi gangguan trafo dihitung sejak gangguan terjadi (sisi sumber trip) sampai trafo
siap dibebani (sisi sumber masuk).
b. Total trafo beroperasi adalah seluruh trafo yang telah beroperasi pada tanggal 01
Januari tahun berjalan termasuk trafo baru dan trafo dalam masa garansi.
c. Gangguan pada trafo baru, mulai dihitung setelah 3 bulan beroperasi
d. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungkan sebagai gangguan
e. Khusus unit-unit yang sudah mengimplementasikan EAM Transmisi, maka data
gangguan untuk perhitungan kinerja dapat menggunakan data dari legacy FOIS.
• Satuan : jam / unit
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : EOB (Evaluasi Operasi Bulanan), FOIS (Forced Outage Informastion
System), Unit (Data pendukung kinerja Transmisi)

22. TLOF (Transmision Line Outage Frequency)


• Deskripsi : Jumlah kali gangguan pada Transmission Line rata-rata setiap 100 km. Jumlah
kali gangguan per unit Transmission Line (atau per-sirkit) dihitung sejak gangguan terjadi,
hingga transmisi / sirkit siap dibebani (energize).
• Formula :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑠𝑖𝑟𝑘𝑖𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛


= 𝑥 100
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖

Keterangan :
a. Gangguan adalah kejadian yang menyebabkan Circuit Breaker Trip (baik padam
maupun tidak padam), auto reclose yang sukses tidak dihitung sebagai gangguan.
b. Dalam hal terjadi gangguan meluas yang disebabkan oleh Transmisi, kali gangguan
dihitung satu kali (dihitung yang menjadi penyebab saja).
c. Perhitungan jumlah panjang jaringan Transmisi didasarkan pada seluruh jaringan 

Transmisi yang telah beroperasi pada tanggal 01 Januari tahun berjalan.
d. Gangguan pada aset baru, dihitung setelah 3 bulan beroperasi.
e. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungkan sebagai gangguan.
f. Khusus unit-unit yang sudah mengimplementasikan EAM Transmisi, maka data 

gangguan untuk perhitungan kinerja dapat menggunakan data dari legacy FOIS.
• Satuan : kali / 100 kms
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : EOB (Evaluasi Operasi Bulanan), FOIS (Forced Outage Informastion
System), Unit (Data pendukung kinerja Transmisi)

23. TROF (Transformator Outage Frequency)


• Deskripsi : Jumlah kali gangguan rata-rata pada setiap unit trafo GI dalam suatu periode.
• Formula :
11
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 𝐺𝐼 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛


=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 𝐺𝐼 𝑏𝑒𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖

Keterangan :
a. Total trafo beroperasi adalah seluruh trafo yang telah beroperasi pada tanggal 01
Januari tahun berjalan termasuk trafo baru dan trafo dalam masa garansi.
b. Gangguan pada Trafo baru, mulai dihitung setelah 3 bulan beroperasi
c. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungkan sebagai gangguan
d. Khusus unit-unit yang sudah mengimplementasikan EAM Transmisi, maka data
gangguan untuk perhitungan kinerja dapat menggunakan data dari legacy FOIS.
• Satuan : kali / unit
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : EOB (Evaluasi Operasi Bulanan), FOIS (Forced Outage Informastion
System), Unit (Data pendukung kinerja Transmisi)

24. Hari Tanpa GI Padam


• Deskripsi : Jumlah hari tanpa adanya GI yang padam karena gangguan sistem transmisi
(jaringan dan trafo) dalam suatu periode tidak termasuk pemeliharaan dibandingkan
terhadap Total Jumlah Hari dalam satu Periode tertentu (Tidak Termasuk Pemeliharaan).
• Formula :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑇𝑎𝑛𝑝𝑎 𝐺𝐼 𝑃𝑎𝑑𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛 (𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑙𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛)


= 𝑥100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 (𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑇𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑙𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛)

Keterangan :
a. Periode waktu merupakan jumlah hari dalam suatu periode
b. Suatu GI dikatakan padam jika salah satu atau seluruh trafo mengalami padam
disebabkan gangguan sistem transmisi (jaringan dan trafo)
c. Perhitungan jumlah GI didasarkan pada seluruh GI yang beroperasi pada suatu
periode termasuk GI baru yang masih dalam masa garansi

• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : EOB (Evaluasi Operasi Bulanan), FOIS (Forced Outage Informastion
System), Unit (Data pendukung kinerja Transmisi)

25. Peningkatan Kehandalan Jaringan - Energy Not Served / Energy Not Served
• Deskripsi : Jumlah energi yang tidak disalurkan akibat pemadaman yang disebabkan oleh
gangguan Distribusi dan/atau gangguan Transmisi dan/atau pengurangan beban dan/atau
semua Load Shedding dan/atau gangguan Sistem serta pemadaman terencana.
• Formula :

= 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑘𝑎𝑛

Keterangan :
a) Untuk Unit Induk Wilayah/Distribusi tanpa Pembangkit dan Penyaluran dihitung
akibat pemadaman karena gangguan Distribusi dan pemadaman terencana
(sesuai dengan indikator SAIDI)
b) Untuk Unit Induk Wilayah/Distribusi dengan Pembangkit dan Penyaluran dihitung
seluruh gangguan dan pemadaman terencana (sesuai dengan indikator SAIDI)
c) Untuk P2B dihitung akibat pengurangan beban dan/atau semua Load Shedding
termasuk Manual Load Shedding (MLS) dan pemadaman terencana yang
melebihi jadwal yang disepakati

12
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

d) Untuk Unit Transmisi dihitung akibat gangguan transmisi dan pemadaman


terencana
e) Untuk UIP3BS dan UIKL dihitung akibat gangguan Transmisi dan/atau
pengurangan beban dan/atau semua Load Shedding dan/atau gangguan sistem
dan pemadaman terencana.
• Satuan : GWh
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : aplikasi APKT, EOB (Evaluasi Operasi Bulanan), Unit (data pendukung
kinerja Transmisi)

26. System Recovery Time


• Deskripsi : Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan gangguan sistem
(gangguan pembangkit, transmisi maupun gangguan distribusi yang menyebabkan
gangguan sistem) dimulai sejak gangguan atau PMT keluar/trip sampai dengan
penyelesaian gangguan (pelanggan menyala kembali)
• Formula :

= 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑚𝑢𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛

Keterangan :
System recovery Time dihitung sejak gangguan atau PMT keluar/trip sampai dengan
semua beban dapat di-recover (pelanggan menyala kembali).
• Satuan : Menit
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : EOB (Evaluasi Operasi Bulanan), Laporan Gangguan Detil Unit (data
pendukung kinerja Transmisi), Laporan Gangguan Detil Unit (data pendukung kinerja
SAIDI-Distribusi)

27. Energy Mix (BBM (termasuk Bio), Gas, Batubara, EBT lainnya)
• Deskripsi : Rata-rata pencapaian produksi per jenis bahan bakar (BBM (termasuk Bio),
Gas, Batubara, EBT lainnya) dibandingkan dengan rencana produksi sesuai dengan RKAP
yang berlaku.
• Formula :
= 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑅𝐾𝐴𝑃

Pencapaian produksi bahan bakar BBM (termasuk bio) :


𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑀𝑖𝑥 𝐵𝐵𝑀
= x2 − y 𝑥100%
𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑀𝑖𝑥 𝐵𝐵𝑀

Pencapaian produksi bahan bakar Gas, Batubara dan EBT Lainnya


𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑀𝑖𝑥 𝑁𝑜𝑛 𝐵𝐵𝑀
= x y 𝑥100%
𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑀𝑖𝑥 𝑁𝑜𝑛 𝐵𝐵𝑀

Rata-rata pencapaian produksi per jenis bahan bakar dihitung dengan cara = (Pencapaian
Produksi BBM + Pencapaian Produksi Gas + Pencapaian Produksi Batubara + Pencapaian
Produksi EBT lainnya) / 4
• Satuan : %
• Jenis KPI : BBM termasuk Bio (Polaritas Positif (-)), Gas, Batubara, EBT lainnya (Polaritas
Positif (+))
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : SILM

13
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

28. Efisiensi Pembangkit – Konsumsi BBM termasuk Bio


• Deskripsi : Efisiensi dari penggunaan bahan bakar khususnya BBM termasuk Biofuel pada
periode tertentu.
• Formula :
= 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐵𝐵𝑀 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝐵𝑖𝑜
• Satuan : kLiter
• Jenis KPI : Polaritas negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM, Unit (data pendukung kinerja pembangkit)

29. Equivalent Availability Factor (EAF) PLTU Batubara Pembangkit PLN / EAF Total dengan
OMC - PLTU
• Deskripsi : Faktor ketersediaan mesin pembangkit untuk beroperasi pada Daya Mampu
Nettonya (hanya untuk unit pembangkit PLTU Batubara milik PLN dalam status aktif
termasuk unit pembangkit PLTU baru setelah dilakukan STOP).
• Formula :

∑ [(𝐴𝐻 − 𝐸𝑃𝐷𝐻 − 𝐸𝑈𝐷𝐻 − 𝐸𝑆𝐷𝐻) 𝑥 𝐷𝑀𝑁]


= 𝑥 100%
∑ [𝑃𝐻 𝑥 𝐷𝑀𝑁]
Keterangan :
a. AH (Available Hours) merupakan jumlah jam unit pembangkit siap dioperasikan yaitu
Service Hours ditambahkan Reserve Shutdown Hours.
- Service Hours merupakan jumlah jam operasi unit pembangkit tersambung
ke jaringan Transmisi, baik pada kondisi operasi normal maupun kondisi
Derating.
- Reserve Shutdown merupakan suatu kondisi apabila unit siap operasi namun
tidak disinkronkan ke sistem karena beban yang rendah. Kondisi ini dikenal
juga sebagai Economy Outage atau Economy Shutdown.
- Jika suatu unit keluar karena adanya permasalahan peralatan, baik unit
diperlukan atau tidak diperlukan oleh sistem, maka kondisi ini dianggap
sebagai sebagai FO, MO, atau PO.
b. PH merupakan jumlah Jam Tersedia dalam suatu periode tertentu yang sedang
diamati selama unit dalam status aktif. Jika 1 bulan terdapat 30 hari, maka PH = 30 x
24 jam = 720 jam.
c. DMN adalah besarnya Daya Mampu Netto Pembangkit yang dihitung dari Daya
Terpasang Nameplate - Pemakaian Sendiri (pemakaian auxiliary unit dan service),
Untuk Pembangkit yang kapasitas DMN nya tertulis pada Dokumen Berita Acara SLO,
maka menggunakan kapasitas DMN pada Dokumen BA SLO tersebut, Untuk
Pembangkit yang kapasitas DMN nya tidak tertulis pada Dokumen Berita Acara SLO,
maka DMN Pembangkit adalah lebih besar dari atau sama dengan 90% dari Daya
Terpasang Nameplate.
d. Derating (MW) diukur apabila apabila daya keluaran unit lebih rendah dari DMN-nya
dengan kriteria apabila kurang dari 2 % dari DMN dengan waktu kurang dari atau
sama dengan 30 menit tidak diukur sebagai Derating. Derating diukur dengan rumus
: Derating (MW) = DMN – Daya Mampu Aktual pembangkit.
e. EPDH (Equivalent Planned Derated Hours) merupakan perkalian antara jumlah jam
unit pembangkit Derating terencana (Planned Derating) termasuk Extension (DE) dan
besar penurunan Derating dibagi dengan DMN. Setiap kejadian Derating terencana
(PD dan DE) dikonversi menjadi jam ekivalen Full Outage, yang diperoleh dengan
cara mengalikan durasi Derating aktual (jam) dengan besar Derating (MW) dan
membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini
kemudian dapat dijumlahkan.
Keterangan :
- PD (Planned Derating) merupakan Derating yang dijadwalkan dan durasinya
sudah ditentukan sebelumnya dalam rencana tahunan pemeliharaan
pembangkit. Derating berkala untuk pengujian, seperti test klep turbin mingguan,
bukan merupakan PD, tetapi MD (D4).

14
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

- D4 (Maintenance Derating) merupakan Derating yang dapat ditunda melampaui


akhir periode operasi mingguan (Kamis, pukul 24:00 WIB) tetapi memerlukan
pengurangan kapasitas sebelum PO berikutnya. D4 dapat mempunyai tanggal
mulai yang fleksibel dan boleh atau tidak boleh mempunyai suatu periode yang
ditentukan.
- DE (Derating Extension) adalah perpanjangan dari PD atau MD (D4) melampaui
tanggal penyelesaian yang diperkirakan. DE hanya digunakan apabila lingkup
pekerjaan yang awal memerlukan waktu lebih untuk menyelesaikan
pekerjaannya dibanding waktu yang telah dijadwalkan. DE tidak digunakan
dalam kejadian dimana ada keterlambatan atau permasalahan tak diduga diluar
lingkup pekerjaan awal sehingga unit tersebut tidak mampu untuk mencapai
beban penuh setelah akhir tanggal PD atau D4 yang diperkirakan. DE harus
mulai pada waktu (bulan/hari/jam/menit) saat PD atau D4 direncanakan berakhir.
f. EUDH (Equivalent Unplanned Derated Hours) merupakan perkalian antara jumlah jam
unit pembangkit Derating tidak terencana (D1, D2, D3, D4, DE) dan besar penurunan
Derating dibagi dengan DMN. Setiap kejadian Forced Derating (D1, D2, D3)
dikonversi menjadi jam ekivalen Full Outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan
durasi Derating aktual (jam) dengan besar Derating (MW) dan membagi perkalian
tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat
dijumlahkan.
Keterangan :
- D1 (Unplanned (Forced) Derating – Immediate) merupakan Derating yang
memerlukan penurunan kapasitas segera (tidak dapat ditunda).
- D2 (Unplanned (Forced) Derating – Delayed) merupakan Derating yang tidak
memerlukan suatu penurunan kapasitas segera tetapi memerlukan penurunan
dalam waktu enam jam.
- D3 (Unplanned (Forced) Derating – Postponed) merupakan Derating yang dapat
ditunda lebih dari enam jam.
g. ESDH (Equivalent Seasonal Derated Hours) merupakan perkalian antara MW
Derating unit pembangkit akibat pengaruh cuaca/musim dengan jumlah jam unit
pembangkit siap dibagi dengan DMN.
h. Unit yang dinyatakan status aktif adalah unit pembangkit yang tidak termasuk dalam
kategori Mothballed dan Retired atau ATTB. Jika suatu unit keluar karena adanya
permasalahan peralatan / gangguan, baik unit diperlukan atau tidak diperlukan oleh
sistem, maka kondisi ini dianggap sebagai sebagai FO, MO, atau PO bukan sebagai
Mothballed.
i. Unit dinyatakan Mothballed dan Retired atau ATTB setelah keputusan Direksi yang
tertuang dalam Notulen Radir PT PLN (Persero) / Notulen Radir Sirkuler PT PLN
(Persero) berdasarkan hasil pemeriksaan SPI PT PLN (Persero).
j. Perhitungan EAF harus memasukkan semua unsur terkecuali permasalahan yang
disebabkan oleh OMC (Outside Management Control). Yang termasuk dalam OMC
adalah :
a. Bencana Alam seperti angin topan, angin ribut, gempa bumi, banjir bandang yang
dibuktikan dengan adanya data pendukung dari media massa terpercaya, BMKG
dan surat dari pihak pemerintah
b. Aksi teror pada fasilitas infrastruktur tenaga listrik
c. Keterbatasan bahan bakar yang pengadaannya tidak dalam kendali unit
pembangkit tersebut
d. Tekanan pekerja (mogok kerja)
e. Variasi musim
f. Kebijakan dari luar PT PLN (Persero)
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Unit (data pendukung kinerja pembangkit), UI P2B, UI P3BS, UIKL

15
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

30. EAF (Equivalent Availability Factor) Total dengan OMC – Non PLTU
• Deskripsi : Faktor ketersediaan mesin pembangkit untuk beroperasi pada Daya Mampu
Nettonya (hanya untuk unit pembangkit Non PLTU milik PLN dalam status aktif termasuk
unit pembangkit baru setelah dilakukan STOP).
• Formula :
∑ [(𝐴𝐻 − 𝐸𝑃𝐷𝐻 − 𝐸𝑈𝐷𝐻 − 𝐸𝑆𝐷𝐻) 𝑥 𝐷𝑀𝑁]
= 𝑥 100%
∑ [𝑃𝐻 𝑥 𝐷𝑀𝑁]
Keterangan :
sesuai dengan indikator Equivalent Availiability Factor (EAF) Total-PLTU
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Unit (data pendukung kinerja pembangkit), UI P2B, UI P3BS, UIKL

31. EAF (Equivalent Availability Factor) sampai dengan berakhir masa garansi
• Deskripsi : Faktor ketersediaan mesin pembangkit untuk beroperasi (sejak SLO sampai
dengan Final Acceptance Certificate (FAC) ) pada Daya Mampu Netto-nya pada satu
periode.
• Formula :

∑ [(𝐴𝐻 − 𝐸𝑃𝐷𝐻 − 𝐸𝑈𝐷𝐻 − 𝐸𝑆𝐷𝐻) 𝑥 𝐷𝑀𝑁]


= 𝑥 100%
∑ [𝑃𝐻 𝑥 𝐷𝑀𝑁]

Keterangan :
Sesuai dengan indikator Equivalent Availiability Factor (EAF)
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Unit Induk Pembangunan, UIP3BS, UIKL, UIW

32. Efiensi Pembangkit - Tara Kalor Netto PLTU


• Deskripsi : Efisiensi pemakaian bahan bakar yang dikonversikan ke dalam nilai kalori yang
dibutuhkan untuk setiap kWh produksi netto yang dibangkitkan oleh unit pembangkit PLTU
Batubara PLN dan Sewa.
• Formula :

∑ [Nilai kalor bahan bakar x Volume pemakaian bahan bakar]


=
∑ [kWh produksi netto]
Keterangan :
a. Nilai kalor untuk bahan bakar menggunakan nilai kalor bahan bakar rata-rata
tertimbang yang telah diperiksa oleh surveyor/COA (Certificate of Analysis), dan
dinyatakan masih berlaku pada saat periode pelaporan.
b. Untuk volume pemakaian bahan bakar merupakan volume bahan bakar yang
digunakan selama operasi termasuk proses start up atau firing.
c. kWh produksi netto adalah kWh produksi bruto dari unit pembangkit PLTU yang
dikelola dikurangi dengan pemakaian sentral pembangkit PLTU.
• Satuan : kcal/kWh
• Jenis KPI : Polaritas negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM, Unit (data pendukung kinerja pembangkit),

33. SFC PLTD


• Deskripsi : Efisiensi dari penggunaan bahan bakar khususnya untuk pembangkit PLTD
yang diukur dari rasio pemakaian bahan bakar dengan total kWh produksi bruto pada PLTD
milik PLN dan Sewa.
• Formula :
16
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

∑ 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝐵𝐵𝑀 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝐵𝑖𝑜


=
∑ 𝑘𝑊ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜

• Satuan : liter/kWh
• Jenis KPI : Polaritas negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM, Unit (data pendukung kinerja pembangkit)

34. EFOR (Equivalent Forced Outage Rate) Operasi – PLTU


• Deskripsi : Persentase jam gangguan dan jam derating yang tidak direncanakan terhadap
jumlah jam pelayanan pembangkit listrik tenaga uap (milik PLN) dalam satu periode setelah
dilakukan STOP.
• Formula :

∑|z{}[(𝐹𝑂𝐻 + 𝐸𝐹𝐷𝐻)𝑥 𝐷𝑀𝑁]


= 𝑥 100%
∑|z{}[(𝐹𝑂𝐻 + 𝑆𝐻 + 𝐸𝐹𝐷𝐻𝑅𝑆)𝑥 𝐷𝑀𝑁]

dimana i merupakan jumlah unit pembangkit

Keterangan :
a. FOH (Force Outage Hours) jumlah jam unit keluar paksa sebagai akibat dari gangguan
Unplanned (Forced) Outages (U1, U2, U3) + Startup Failures (SF).
Keterangan :
i. U1 (Unplanned (Forced) Outage) - Immediate adalah Outage yang
memerlukan keluarnya pembangkit dengan segera baik dari kondisi operasi,
RSH atau status Outage lainnya. Jenis Outage ini diakibatkan oleh kontrol
mekanik/electrical/hydraulic unit pembangkit trip atau ditripkan oleh operator
sebagai respon atas alarm/kondisi unit.
ii. U2 (Unplanned (Forced) Outage) - Delayed adalah Outage yang tidak
memerlukan unit pembangkit untuk keluar segera dari sistem tetapi dapat
ditunda paling lama dalam enam jam. Outage jenis ini hanya dapat terjadi pada
saat unit dalam keadaan terhubung ke jaringan serta melalui proses
penurunan beban bertahap.
iii. U3 (Unplanned (Forced) Outage) - Postponed adalah Outage yang dapat
ditunda lebih dari enam jam. Outage jenis ini hanya dapat terjadi pada saat
unit dalam keadaan terhubung ke jaringan.
iv. Start Up Failure adalah Outage yang terjadi ketika suatu unit tidak mampu
sinkron dalam waktu start up yang ditentukan setelah dari status Outage atau
RSH.
b. EFDH (Equivalent Force Derated Hours) merupakan perkalian antara jumlah jam unit
pembangkit Derating secara paksa (forced Derating: D1, D2, D3) dengan besar
penurunan Derating dibagi DMN (Daya Mampu Netto). Setiap kejadian Forced
Derating (D1, D2, D3) dikonversi menjadi jam ekivalen Full Outage, yang diperoleh
dengan cara mengalikan durasi Derating aktual (jam) dengan besar Derating (MW)
dan membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen
ini kemudian dapat dijumlahkan.
Keterangan :
i. D1 (Unplanned (Forced) Derating) - Immediate adalah Derating yang
memerlukan penurunan kapasitas segera (tidak dapat ditunda).
ii. D2 (Unplanned (Forced) Derating) - Delayed adalah Derating yang tidak
memerlukan suatu penurunan kapasitas segera tetapi memerlukan penurunan
dalam dalam waktu enam jam.
iii. D3 (Unplanned (Forced) Derating) - Postponed adalah Derating yang dapat
ditunda lebih dari enam jam.
c. DMN adalah besarnya Daya Mampu Netto Pembangkit yang dihitung dari Daya
Terpasang Nameplate - Pemakaian Sendiri (pemakaian auxiliary unit dan service),
Untuk Pembangkit yang kapasitas DMN nya tertulis pada Dokumen Berita Acara SLO,
17
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

maka menggunakan kapasitas DMN pada Dokumen BA SLO tersebut, Untuk


Pembangkit yang kapasitas DMN nya tidak tertulis pada Dokumen Berita Acara SLO,
maka DMN Pembangkit adalah lebih besar dari atau sama dengan 90% dari Daya
Terpasang Nameplate.
d. Derating (MW) diukur apabila apabila daya keluaran unit lebih rendah dari DMN-nya
dengan kriteria apabila kurang dari 2 % dari DMN kurang dari atau sama dengan 30
menit tidak diukur sebagai Derating. Derating diukur dengan rumus : Derating (MW) =
DMN – Daya Mampu Aktual pembangkit
e. SH (Service Hours) merupakan jumlah jam operasi unit pembangkit tersambung ke
jaringan Transmisi, baik pada kondisi operasi normal maupun kondisi Derating.
f. EFDHRS (Equivalent Force Derated Hours During Reserve Shutdown) merupakan
perkalian antara jumlah jam unit pembangkit Forced Derating (D1, D2, D3) selama
Reserve Shutdown dan besar penurunan Derating dibagi dengan DMN. Setiap
kejadian Forced Derating (D1, D2, D3) selama Reserve Shutdown dikonversi menjadi
jam ekivalen Full Outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi Derating
aktual (jam) dengan besar Derating (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan
DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.
Reserved Shutdown (RS) adalah suatu kondisi apabila unit siap operasi namun tidak
disinkronkan ke sistem karena beban sistem yang rendah dan atau kelebihan
pembangkit, jika unit dalam status RS dan dilakukan pemeliharaan, ketika diminta
untuk singkron ke sistem dan pemeliharan tidak dapat dihentikan atau diselesaikan
maka status RS tersebut berubah menjadi outage atau derating.
g. Outage terjadi apabila suatu unit keluar dari sistem / tidak sinkron ke sistem karena
gangguan dan atau permasalahan peralatan dan bukan dalam status Reserve
Shutdown dan berakhir ketika unit terhubung ke jaringan atau pindah ke status lain.
h. Unit yang dinyatakan status aktif adalah unit pembangkit yang tidak termasuk dalam
kategori Mothballed dan Retired atau ATTB. Jika suatu unit keluar karena adanya
permasalahan peralatan / gangguan, baik unit diperlukan atau tidak diperlukan oleh
sistem, maka kondisi ini dianggap sebagai sebagai FO, MO, atau PO bukan sebagai
Mothballed.
i. Unit dinyatakan Mothballed dan Retired atau ATTB setelah keputusan Direksi yang
tertuang dalam Notulen Radir PT PLN (Persero) / Notulen Radir Sirkuler PT PLN
(Persero) berdasarkan hasil pemeriksaan SPI PT PLN (Persero).
j. Perhitungan EFOR harus memasukkan semua unsur terkecuali permasalahan yang
disebabkan oleh OMC (Outside Management Control).
Yang termasuk dalam OMC adalah :
a. Bencana Alam seperti angin topan, angin ribut, gempa bumi, banjir bandang yang
dibuktikan dengan adanya data pendukung dari media massa terpercaya, BMKG
dan surat pengumuman dari pemerintah setempat
b. Aksi teror pada fasilitas infrastruktur tenaga listrik
c. Keterbatasan bahan bakar yang pengadaannya tidak dalam kendali unit
pembangkit tersebut
d. Tekanan pekerja (mogok kerja)
e. Variasi musim
f. Kebijakan dari luar PT PLN (Persero)
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM, GAIS, Unit (data pendukung kinerja pembangkit)

35. EFOR (Equivalent Forced Outage Rate) Operasi – Non PLTU


• Deskripsi : Persentase jam gangguan dan jam derating yang tidak direncanakan terhadap
jumlah jam pelayanan pembangkit listrik Non PLTU (milik PLN) dalam satu periode setelah
dilakukan STOP.
• Formula :

∑|z{}[(𝐹𝑂𝐻 + 𝐸𝐹𝐷𝐻)𝑥 𝐷𝑀𝑁]


= 𝑥 100%
∑|z{}[(𝐹𝑂𝐻 + 𝑆𝐻 + 𝐸𝐹𝐷𝐻𝑅𝑆)𝑥 𝐷𝑀𝑁]
18
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

dimana i merupakan jumlah unit pembangkit

Keterangan : sesuai dengan indikator EFOR (Equivalent Forced Outage Rate) Operasi –
PLTU
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM, Unit (data pendukung kinerja pembangkit)

36. SOF (Scheduled Outage Factor)


• Deskripsi : Faktor ketidaksiapan unit pembangkit disebabkan adanya pembangkit keluar
terencana (Planned Outage) yang berupa pelaksanaan pemeliharaan, inspeksi, dan
overhaul dalam suatu periode setelah dilakukan STOP.
• Formula :

∑|z{}[𝑆𝑂𝐻 𝑥 𝐷𝑀𝑁]
= 𝑥 100%
∑|z{}[𝑃𝐻 𝑥 𝐷𝑀𝑁]

dimana i merupakan jumlah unit pembangkit

Keterangan :
a. SOH (Scheduled Outage Hours) merupakan jumlah jam unit tidak dapat beroperasi
sebagai akibat dari keluar terencana baik Planned Outage maupun Maintenance
Outage + Scheduled Outage Extensions (SE) dari Maintenance Outages (MO) dan
Planned Outages (PO).
Keterangan :
i. Planned Outage (PO) yaitu keluarnya pembangkit akibat adanya pekerjaan
pemeliharaan periodik pembangkit seperti inspeksi, overhaul atau pekerjaan
lainnya yang sudah dijadwalkan sebelumnya dalam rencana tahunan
pemeliharaan pembangkit atau sesuai rekomendasi pabrikan.
ii. Maintenance Outage (MO) yaitu keluarnya pembangkit untuk keperluan
pengujian, pemeliharaan preventif, pemeliharaan korektif, perbaikan atau
penggantian suku cadang atau pekerjaan lainnya pada pembangkit yang
dianggap perlu dilakukan, yang tidak dapat ditunda pelaksanaannya hingga
jadwal PO berikutnya dan telah dijadwalkan dalam ROM berikutnya.
iii. Scheduled Outage Extension merupakan perpanjangan dari Planned Outage
(PO) atau Maintenance Outage (MO), yaitu Outage yang melampaui perkiraan
durasi penyelesaian PO atau MO yang telah ditentukan sebelumnya.
b. DMN adalah besarnya Daya Mampu Netto Pembangkit yang dihitung dari Daya
Terpasang Nameplate - Pemakaian Sendiri (pemakaian auxiliary unit dan service),
Untuk Pembangkit yang kapasitas DMN nya tertulis pada Dokumen Berita Acara SLO,
maka menggunakan kapasitas DMN pada Dokumen BA SLO tersebut, Untuk
Pembangkit yang kapasitas DMN nya tidak tertulis pada Dokumen Berita Acara SLO,
maka DMN Pembangkit adalah lebih besar dari atau sama dengan 90% dari Daya
Terpasang Nameplate.
c. PH (Period Hours) merupakan jumlah Jam Tersedia dalam suatu periode tertentu yang
sedang diamati selama unit dalam status aktif. Jika 1 bulan terdapat 30 hari, maka PH
= 30 x 24 jam = 720 jam
d. Unit yang dinyatakan status aktif adalah unit pembangkit yang tidak termasuk dalam
kategori Mothballed dan Retired atau ATTB. Jika suatu unit keluar karena adanya
permasalahan peralatan / gangguan, baik unit diperlukan atau tidak diperlukan oleh
sistem, maka kondisi ini dianggap sebagai sebagai FO, MO, atau PO bukan sebagai
Mothballed.
e. Unit dinyatakan Mothballed dan Retired atau ATTB setelah keputusan Direksi yang
tertuang dalam Notulen Radir PT PLN (Persero) / Notulen Radir Sirkuler PT PLN
(Persero) berdasarkan hasil pemeriksaan SPI PT PLN (Persero).
• Satuan : Persen (%)
19
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)


• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM, Unit (data pendukung kinerja pembangkit)

37. Pemakaian Sendiri Pembangkit


• Deskripsi : Jumlah kWh yang dipakai untuk berbagai keperluan peralatan pendukung dan
peralatan tertentu yang tetap mengkonsumsi kWh pada saat menyalurkan dan pada saat
tidak menyalurkan energi pada sistem pembangkitan/sentral, antara lain peralatan bantu
mesin pembangkit, peralatan kontrol, peralatan switchyard, penerangan dan pendingin
ruangan pada suatu periode tertentu, termasuk pemakaian sendiri Trafo Pembangkit.
• Formula :
∑|z{}[𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡]
= 𝑥 100%
∑|z{}[𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡]

• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM, Unit (data pendukung kinerja pembangkit)

38. Plant Capacity Utilization Rate Pembangkit PLTU Batubara PLN


• Deskripsi : Mengukur persentase kinerja mesin terhadap kapasitas total mesin sesuai
dengan daya terpasangnya pada periode tertentu (hanya untuk unit pembangkit PLTU
Batubara milik PLN dalam status aktif termasuk unit pembangkit baru setelah dilakukan
STOP).
• Formula :

∑|z{}[𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜]


= 𝑥 100%
∑|z{}[𝑃𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚]

dimana i merupakan jumlah unit mesin pembangkit.

• Keterangan :
a. kWh Produksi Maksimum adalah PH X Daya Terpasang
b. PH (Period Hours) merupakan jumlah Jam Tersedia dalam suatu periode tertentu yang
sedang diamati selama unit dalam status aktif. Jika 1 bulan terdapat 30 hari, maka PH
= 30 x 24 jam = 720 jam
c. Unit yang dinyatakan status aktif adalah unit pembangkit yang tidak termasuk dalam
kategori Mothballed dan Retired atau ATTB. Jika suatu unit keluar karena adanya
permasalahan peralatan / gangguan, baik unit diperlukan atau tidak diperlukan oleh
sistem, maka kondisi ini dianggap sebagai sebagai FO, MO, atau PO bukan sebagai
Mothballed.
d. Unit dinyatakan Mothballed dan Retired atau ATTB sesuai keputusan Direksi yang
tertuang dalam Notulen Radir PT PLN (Persero) / Notulen Radir Sirkuler PT PLN
(Persero) berdasarkan hasil pemeriksaan SPI PT PLN (Persero).
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM, Unit (data pendukung kinerja pembangkit)

39. Penyelesaian Kajian Kelayakan Proyek (KKP) / Penyelesaian Kajian Kelayakan Proyek (KKP)
untuk Proyek Pembangkit, Transmisi dan Gardu Induk sesuai RUPTL
• Deskripsi : Persentase jumlah dokumen KKP yang sudah disetujui GM untuk setiap proyek
pembangkit, transmisi, dan gardu induk sesuai RUPTL yang berlaku dan atau daftar
prioritas penyusunan KKP yang diterbitkan Direktur Perencanaan terhadap jumlah
dokumen KKP yang harus disetujui GM.
• Formula :

20
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛 𝐾𝐾𝑃 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑡𝑢𝑗𝑢𝑖 𝐺𝑀,


= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛 𝐾𝐾𝑃 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑡𝑢𝑗𝑢𝑖 𝐺𝑀
Keterangan :
a. Dokumen KKP yang harus disetujui oleh GM mengacu kepada RUPTL yang berlaku
dan atau daftar proyek prioritas penyusunan KKP yang berlaku dan diterbitkan oleh
Direktur Perencanaan Korporat serta mengacu kepada pembagian kewenangan
sesuai SE DIR Nomor : 0004.E/DIR/2018 tentang Petunjuk Penyusunan Kajian
Kelayakan Proyek Sarana Ketenagalistrikan dalam RUPTL
a. Dokumen KKP yang harus disediakan untuk Gardu Induk dan Transmisi adalah
proyek N-4 tahun (proyek GI & Transmisi yang dijadwalkan COD/RLB s.d. tahun 2023)
meskipun proyek tersebut sudah dalam fase pelaksanaan.
b. Dokumen KKP yang harus disediakan untuk Pembangkit proyek N-5 tahun (proyek
Pembangkit yang dijadwalkan COD s.d. tahun 2024) meskipun proyek tersebut sudah
dalam fase pelaksanaan.
c. Dokumen KKP tidak dapat digantikan oleh Dokumen FS

• Satuan : Persen (%)


• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data :
- RUPTL yang berlaku atau daftar proyek prioritas penyusunan KKP yang berlaku
- Dokumen KKP sesuai SE Dir Nomor : 0004.E/DIR/2018 tentang Petunjuk
Penyusunan Kajian Kelayakan Proyek Sarana Ketenagalistrikan dalam RUPTL

40. Verifikasi Kajian Kelayakan Proyek Untuk proyek pembangkit, transmisi dan gardu induk
(RUPTL)
• Deskripsi : Persentase jumlah dokumen KKP yang sudah disetujui GM, disahkan dan atau
dievaluasi oleh EVP Pengembangan Regional untuk setiap proyek pembangkit, transmisi,
dan gardu induk sesuai RUPTL yang berlaku dan atau daftar proyek prioritas penyusunan
KKP yang berlaku terhadap jumlah dokumen KKP yang harus disetujui GM, disahkan dan
atau dievaluasi oleh EVP Pengembangan Regional.
• Formula :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛 𝐾𝐾𝑃 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑡𝑢𝑗𝑢𝑖 𝐺𝑀, 𝑑𝑖𝑠𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑑𝑖𝑒𝑣𝑎𝑙𝑢𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝐸𝑉𝑃 𝑃𝑅
= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛 𝐾𝐾𝑃 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑡𝑢𝑗𝑢𝑖 𝐺𝑀, 𝑑𝑖𝑠𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑑𝑖𝑒𝑣𝑎𝑙𝑢𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝐸𝑉𝑃 𝑃𝑅

Keterangan :
a. Untuk DIVPR, perhitungan realisasi menggunakan dokumen KKP yang sudah
disetujui GM mengacu kepada RUPTL yang berlaku dan atau daftar proyek prioritas
penyusunan KKP yang berlaku dan diterbitkan oleh Direktur Perencanaan Korporat,
disahkan dan atau dievaluasi EVP PR sesuai SE Dir Nomor : 0004.E/DIR/2018
tentang Petunjuk Penyusunan Kajian Kelayakan Proyek Sarana Ketenagalistrikan
dalam RUPTL.
b. Dokumen KKP yang harus disediakan untuk Gardu Induk dan Transmisi adalah
proyek N-4 tahun (proyek GI & Transmisi yang dijadwalkan COD/RLB s.d. tahun 2023)
c. Dokumen KKP yang harus disediakan untuk Pembangkit proyek N-5 tahun (proyek
Pembangkit yang dijadwalkan COD s.d. tahun 2024)
d. Dokumen KKP tidak dapat digantikan oleh Dokumen FS
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : RUPTL yang berlaku, Dokumen KKP, SE Dir Nomor : 0004.E/DIR/2018
tentang Petunjuk Penyusunan Kajian Kelayakan Proyek Sarana Ketenagalistrikan dalam
RUPTL

21
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

41. Penambahan Kapasitas Infrastruktur Tenaga Listrik - New Power Plant Increase /
Penambahan Kapasitas Infrastruktur Tenaga Listrik - Penambahan Kapasitas Pembangkit
(PLN +IPP)/ Penambahan Kapasitas Infrastruktur Tenaga Listrik - Penambahan Kapasitas
Pembangkit PLN / Penambahan Kapasitas Infrastruktur Tenaga Listrik - Penambahan
Kapasitas Pembangkit IPP
• Deskripsi : Persentase jumlah kapasitas MW pembangkit baru yang diselesaikan ditandai
dengan diterbitkannya Commercial Operation Date (COD) dan/atau Sertifikat Laik Operasi
(SLO) terhadap jumlah kapasitas MW pembangkit baru sesuai dengan RKAP 2020 dan
atau buku proyek prioritas yang berlaku.
• Formula :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑊 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝐶𝑂𝐷 𝑑𝑎𝑛/𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑆𝐿𝑂)


= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑊 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑅𝐾𝐴𝑃 2020 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 𝑝𝑟𝑖𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢

Keterangan :
a. Untuk jumlah kapasitas MW pembangkit baru adalah sesuai seluruh daftar di RKAP
2020 dan daftar proyek prioritas yang berlaku (diterbitkan oleh Direktur Perencanaan
Korporat) jika kedua daftar tersebut berbeda,
Jika daftar proyek prioritas (diterbitkan oleh Direktur Perencanaan Korporat)
seluruhnya berasal dari daftar RKAP 2020 dan daftar proyek prioritas terbit setelah
RKAP 2020 maka daftar proyek prioritas tersebut dapat digunakan sebagai target
kinerja menggantikan RKAP 2020.
b. Untuk pembangkit yang sudah COD/SLO sebelum 2020, maka tidak dapat diakomodir
dalam target dan realisasi tahun berjalan (dikeluarkan dari perhitungan target dan
realisasi).
c. Untuk pembangkit baru yang terdapat pada RUPTL dengan target COD/SLO diluar
target tahun berjalan dan mengalami percepatan penyelesaian dalam tahun berjalan
tidak dapat diakomodir dalam target dan realisasi tahun berjalan.
d. Dalam hal perhitungan jumlah kapasitas MW pembangkit yang sudah COD/SLO
ketika dikonfirmasi dengan aplikasi lain yang terkait adalah tidak sama, maka yang
diambil sebagai penilaian kinerja adalah sesuai dokumen SLO/ BA COD.
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Dokumen SLO/BA COD Pembangkit

42. Penambahan Kapasitas Infrastruktur Tenaga Listrik - New Transmission Increase /


Penambahan Kapasitas Transmisi
• Deskripsi : Persentase jumlah panjang kms transmisi baru/extension/reconductoring yang
beroperasi ditandai dengan diterbitkannya Sertifikat Laik Operasi (SLO) terhadap jumlah
panjang kms transmisi sesuai dengan RKAP 2020 dan atau buku proyek prioritas yang
berlaku.
• Formula :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑚𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑢/𝑒𝑥𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑛/𝑟𝑒𝑐𝑜𝑛𝑑𝑢𝑐𝑡𝑜𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑆𝐿𝑂)


= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑚𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑅𝐾𝐴𝑃 2020 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 𝑝𝑟𝑖𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢

Keterangan :
a. Untuk jumlah panjang kms transmisi adalah sesuai daftar di RKAP 2020 dan atau
sesuai daftar proyek prioritas (dalam tahap masa konstruksi dan komisioning ) yang
diterbitkan oleh Direktur Perencanaan Korporat.
b. Untuk Transmisi yang SLO sebelum 2020, maka tidak dapat diakomodir dalam target
dan realisasi tahun berjalan (dikeluarkan dari perhitungan target dan realisasi).
c. Untuk Transmisi baru yang terdapat pada RUPTL dengan target SLO diluar target
tahun berjalan dan mengalami percepatan penyelesaian dalam tahun berjalan tidak
dapat diakomodir dalam target dan realisasi tahun berjalan.

22
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

d. Dalam hal perhitungan jumlah panjang transmisi (kms) yang sudah SLO ketika
dikonfirmasi dengan aplikasi lain yang terkait adalah tidak sama, maka yang diambil
sebagai penilaian kinerja adalah sesuai dokumen SLO.
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Dokumen SLO

43. Penambahan Kapasitas Infrastruktur Tenaga Listrik - New Power House Capacity
Increase / Penambahan Kapasitas Gardu Induk
• Deskripsi : Persentase jumlah kapasitas MVA Gardu Induk baru/extension yang dapat
beroperasi ditandai dengan diterbitkannya Sertifikat Laik Operasi (SLO) terhadap jumlah
MVA Gardu Induk sesuai dengan RKAP 2020 dan atau buku proyek prioritas yang berlaku.
• Formula :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑉𝐴 𝐺𝐼 𝑏𝑎𝑟𝑢/𝑒𝑥𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑆𝐿𝑂)
= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑉𝐴 𝐺𝐼 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑅𝐾𝐴𝑃 2020 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 𝑝𝑟𝑖𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢

Keterangan :
a. Untuk jumlah kapasitas MVA Gardu Induk adalah sesuai daftar di RKAP 2020 dan
atau sesuai daftar proyek prioritas yang diterbitkan oleh Direktur Perencanaan
Korporat
b. Untuk Gardu Induk yang sudah SLO sebelum Tahun 2020, maka tidak dapat
diakomodir dalam target dan realisasi tahun berjalan (dikeluarkan dari perhitungan
target dan realisasi).
c. Untuk Gardu Induk baru yang terdapat pada RUPTL dengan target SLO diluar target
tahun berjalan dan mengalami percepatan penyelesaian dalam tahun berjalan tidak
dapat diakomodir dalam target dan realisasi tahun berjalan.
d. Dalam hal perhitungan jumlah kapasitas MVA Gardu Induk yang sudah SLO ketika
dikonfirmasi dengan aplikasi lain yang terkait adalah tidak sama, maka yang diambil
sebagai penilaian kinerja adalah sesuai dokumen SLO.

• Satuan : Persen (%)


• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Dokumen SLO

44. Penyelesaian Penambahan Infrastruktur Tenaga Listrik - Penambahan Kapasitas Transmisi


/ Penyelesaian SLO Proyek Transmisi
• Deskripsi : Persentase jumlah panjang kms transmisi yang dapat beroperasi ditandai
dengan diterbitkannya Sertifikat Laik Operasi (SLO) terhadap jumlah panjang kms
transmisi yang sudah memiliki Rekomendasi Laik Bertegangan (RLB) pada tahun n-1.
• Formula :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑚𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑆𝐿𝑂)


= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑚𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑅𝐿𝐵 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑛 − 1

Keterangan :
- Jumlah kms transmisi yang sudah RLB sampai dengan tahun n-1 adalah Jumlah
kms transmisi yang RLB pada tahun 2019 dan belum mendapatkan SLO pada
tahun 2019
- Untuk transmisi yang mendapatkan SLO pada tahun 2020 dan mendapatkan RLB
tahun 2020 tidak dapat diakomodir dalam target dan realisasi tahun berjalan
- Dalam hal perhitungan jumlah panjang transmisi (kms) yang sudah SLO ketika
dikonfirmasi dengan aplikasi lain yang terkait adalah tidak sama, maka yang
diambil sebagai penilaian kinerja adalah sesuai dokumen SLO
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
23
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

• Frekuensi pelaporan : Bulanan


• Sumber data : Dokumen SLO

45. Penyelesaian Penambahan Infrastruktur Tenaga Listrik - Penambahan Kapasitas Gardu


Induk / Penyelesaian SLO Proyek Gardu Induk
• Deskripsi : Persentase jumlah kapasitas MVA Gardu Induk yang dapat beroperasi ditandai
dengan diterbitkannya Sertifikat Laik Operasi (SLO) terhadap jumlah kapasitas MVA Gardu
Induk yang sudah memiliki Rekomendasi Laik Bertegangan (RLB) pada tahun n-1.
• Formula :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑉𝐴 𝐺𝐼 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑆𝐿𝑂)
= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑉𝐴 𝐺𝐼 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑅𝐿𝐵 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑛 − 1
Keterangan :
- Jumlah Gardu Induk yang sudah RLB sampai dengan tahun n-1 adalah Jumlah
Gardu Induk yang sudah RLB pada tahun 2019 dan belum mendapatkan SLO
pada tahun 2019.
- Untuk Gardu Induk yang mendapatkan SLO pada tahun 2020 dan mendapatkan
RLB tahun 2020 tidak dapat diakomodir dalam target dan realisasi tahun berjalan.
- Dalam hal perhitungan jumlah panjang transmisi (kms) yang sudah SLO ketika
dikonfirmasi dengan aplikasi lain yang terkait adalah tidak sama, maka yang
diambil sebagai penilaian kinerja adalah sesuai dokumen SLO
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Dokumen SLO

46. Serah Terima Proyek (STP)


• Deskripsi : Persentase jumlah proyek yang diserahterimakan dari Unit Induk
Pembangunan kepada Unit Induk Pengusahaan terhadap jumlah proyek yang sudah SLO
dalam suatu periode.
• Formula :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑇𝑃 𝑑𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2020


= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑆𝐿𝑂 𝑑𝑖𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2019

Keterangan :
a. Jumlah proyek yang sudah SLO ditahun 2019 adalah jumlah proyek yang sudah
mendapatkan SLO dan sudah selesai masa pemeliharaan sesuai dengan kontrak
yang ada.
b. Data pendukung proyek yang telah diserahterimakan adalah sesuai ketentuan
Peraturan Direksi Nomor 0088.P/DIR/2017 tanggal 12 Oktober 2017.
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Dokumen STP sesuai Perdir 0088.P/DIR/2017

47. Pelaksanaan Kontraktual


• Deskripsi : Pelaksanaan progres penyelesaian pekerjaan sesuai dengan jadwal kontrak
(Kurva S) yang di-input ke dalam aplikasi PMO.
• Formula :

= 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑃𝑟𝑜𝑔𝑟𝑒𝑠𝑠 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘 𝑃𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 𝑆𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝐾𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑆 − 𝑃𝑀𝑂


Keterangan :
a. Untuk perhitungan pelaksanaan kontraktual mengacu kepada aplikasi PMO dengan
membandingkan antara Plan Progres dengan Actual progres dengan maksimum
pencapaian setiap proyek adalah 100%.
b. Untuk persentase progres fisik proyek sesuai kurva S-PMO adalah rata-rata
pencapaian progres fisik untuk seluruh proyek yang ada di aplikasi PMO.
24
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

c. Dalam hal perhitungan pelaksanaan kontraktual ketika dikonfirmasi dengan aplikasi


lain yang terkait adalah tidak sama, maka yang diambil sebagai penilaian kinerja
adalah jumlah terkecil.
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Contract Monthly Progress Report dari Aplikasi PMO

48. Pembebasan Lahan Untuk Proyek Ketenagalistrikan


• Deskripsi : Persentase pelaksanaan proses pembebasan lahan untuk proyek
ketenagalistrikan meliputi pembangkit, Transmisi dan Gardu Induk terhadap luas lahan
yang harus dibebaskan sesuai RKAP 2020.
• Formula :
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠𝑘𝑎𝑛
= 𝑥100%
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑅𝐾𝐴𝑃 2020
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : BA Pembayaran Pembebasan Lahan

49. Penyelesaian Perijinan


• Deskripsi : Memastikan selesainya seluruh paket perijinan untuk persiapan proyek
ketenagalistrikan sehingga bisa dilakukan proses pengadaan pada periode tertentu.
• Formula :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑗𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖


= 𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑗𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑅𝐾𝐴𝑃 2020
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Dokumen Perijinan

50. Peningkatan Kualitas Defense Scheme


• Deskripsi : Rata-rata persentase pencapaian kinerja UFR, kinerja OLS/OLGS dan kinerja
skema Island Operation.
• Formula :

= 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑈𝐹𝑅, 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑂𝐿𝑆 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑂𝐿𝐺𝑆
𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑠𝑘𝑒𝑚𝑎 𝐼𝑠𝑙𝑎𝑛𝑑 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : EOB (Evaluasi Operasi Bulanan), Unit (data pendukung kinerja Defense
Scheme)

51. Peningkatan Akurasi Peramalan Energi


• Deskripsi : Mengukur tingkat deviasi antara prediksi energi pembangkit pada ROT
(Rencana Operasi Tahunan) terhadap realisasinya pada satu periode.
• Formula :

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡


= 𝑥100%
𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡 (𝑅𝑂𝑇)

• Satuan : Persen (%)


• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan

25
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

• Sumber data : EOB (Evaluasi Operasi Bulanan), Unit

52. Pembangunan Crisis Center


• Deskripsi : Mengukur pencapaian dari program pembangunan crisis center dari rencana
yang sudah ditetapkan pada periode berjalan.
• Formula :

𝑃𝑟𝑜𝑔𝑟𝑒𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛 𝐶𝑟𝑖𝑠𝑖𝑠 𝐶𝑒𝑛𝑡𝑒𝑟


= 𝑥100%
𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑔𝑟𝑒𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛 𝐶𝑟𝑖𝑠𝑖𝑠 𝐶𝑒𝑛𝑡𝑒𝑟

• Satuan : Persen (%)


• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Unit,

53. Human Capital Readiness (HCR)


• Deskripsi : Tingkat kesiapan / ketersediaan kompetensi perusahaan dari pegawai dalam
mengeksekusi pekerjaan (pegawai pada bisnis inti dan pegawai penunjang) yang diukur
dari assessment terhadap Maturity Level Human Capital Readiness (HCR) pada periode
tertentu.
• Formula :
= 𝑀𝑎𝑡𝑢𝑟𝑖𝑡𝑦 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑠𝑠𝑚𝑒𝑛𝑡 𝐻𝐶𝑅 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 1 − 5
• Satuan : Level
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : triwulanan
• Sumber data : Hasil Penilaian Maturity Level HCR OCR

54. Organization Capital Readiness (OCR)


• Deskripsi : Tingkat kesiapan organisasi dalam mengintegrasikan dan menyelaraskan factor
yang mendorong perbaikan dan pembelajaran berkelanjutan meliputi aspek
kepemimpinan, alignment, kerjasama dan budaya kerja dalam menjalankan strategi
perusahaan yang diukur dari assessment terhadap Maturity Level Organization Capital
Readiness (OCR) pada periode tertentu.
• Formula :
= 𝑀𝑎𝑡𝑢𝑟𝑖𝑡𝑦 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑠𝑠𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑂𝐶𝑅 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 1 − 5
• Satuan : Level
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : triwulanan
• Sumber data : Hasil Penilaian Maturity Level HCR OCR

55. Maturity Level ERM


• Deskripsi : Hasil assessment terhadap penerapan Enterprise Risk Management sesuai
dengan metode pengukuran tingkat maturity level pada periode berjalan.
• Formula :
= Hasil Assessment Risk Maturity Level
Keterangan :
Pedoman maturity level mengacu kepada juklak pedoman pengukuran maturity level yang
dikeluarkan oleh Divisi Risk Management
• Satuan : Level
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Semesteran
• Sumber data : Laporan Realisasi Kinerja ERM

56. Penyaluran Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan CSR
• Deskripsi : Penyaluran dana program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan CSR
yang diukur dari pencapaian target penyaluran dana pgoram Kemitraan (PK) dan Bina

26
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

Lingkungan (BL), Kolektibiltas dana PK, Pembinaan Mitra Binaan, dan program BL yang
berkelanjutan mengacu kepada pedoman pengukuran pada periode berjalan.
• Formula :
= Pencapaian target penyaluran dana Program Kemitraan (PK)𝑑𝑎𝑛 𝐵𝑖𝑛𝑎 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝐵𝐿),
𝐾𝑜𝑙𝑒𝑘𝑡𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑛𝑎 𝑃𝐾, 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑀𝑖𝑡𝑟𝑎 𝐵𝑖𝑛𝑎𝑎𝑛, 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑜𝑟𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐵𝐿 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑢𝑡𝑎𝑛
Keterangan :
Pedoman pencapaian target penyaluran dana pgoram Kemitraan (PK) dan Bina
Lingkungan (BL), Kolektibiltas dana PK, Pembinaan Mitra Binaan, dan program BL yang
berkelanjutan mengacu kepada pedoman pengukuran yang dikeluarkan oleh Divisi
Corporate Communication and CSR.

• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : triwulanan
• Sumber data : Laporan pencapaian Penyaluran dana Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL & CSR)

57. Penyaluran Dana Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL/CSR)
• Deskripsi : Penyaluran dana Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
(TJSL/CSR) dengan metode perhitungan pada periode berjalan.
• Formula :
= Pencapaian target penyaluran dana TJSL
/CSR, Penyaluran Bantuan UMKM, Pembinaan UMKM
𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑇𝐽𝑆𝐿/𝐶𝑆𝑅 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑢𝑡𝑎𝑛
Keterangan :
Pedoman pencapaian Pencapaian target penyaluran dana TJSL/CSR,Penyaluran Bantuan
UMKM,Pembinaan UMKM dan Program TJSL/CSR yang berkelanjutan mengacu kepada
pedoman pengukuran yang dikeluarkan oleh Divisi Corporate Communication and CSR.

• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : triwulanan
• Sumber data : Laporan pencapaian Penyaluran dana Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL & CSR)

58. Tingkat Proper


• Deskripsi : Jumlah unit yang mendapatkan peringkat proper minimal proper biru pada suatu
periode.
• Formula:
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛
• Satuan : Unit
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Tahunan
• Sumber data : Laporan Hasil Penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup

59. Pencapaian Skor KPKU


• Deskripsi : Hasil asesmen KPKU pada periode berjalan yang dilakukan untuk perbaikan
kinerja proses dan hasil berdasarkan pendekatan kerangka kerja yang sistematis melalui
kriteria Penilaian Kinerja Unggul BUMN (KPKU) sesuai dengan kategori penilaian KPKU.
• Formula :
= Hasil 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑠𝑠𝑚𝑒𝑛𝑡 KPKU
Keterangan :
a. Untuk Unit Induk penilaian setiap triwulan mengacu kepada juklak pedoman
pengukuran KPKU
b. Nilai Skor KPKU untuk direktorat dan divisi adalah penjumlahan nilai skor KPKU
pada sub katagori yang menjadi tanggung jawab direktorat dan divisi terkait.
27
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

• Satuan : Skor
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : triwulanan
• Sumber data : Hasil Assessment Skor KPKU dan Laporan Pencapaian Penilaian KPKU

60. Kepatuhan – Keselamatan Ketenagalistrikan


• Deskripsi : Perhitungan nilai Pengurang terhadap kepatuhan pada Keselamatan Ketenaga
listrikan sesuai dengan metode pengukuran yang dikeluarkan oleh Divisi Health, Safety,
Security and Environment.
• Formula :
=Jumlah Nilai Pengurang Keselamatan Ketenagalistrikan

Keterangan :
Nilai Pengurang ditetapkan oleh Divisi Health, Safety, Security and Environment.
• Satuan : -
• Jenis KPI : Nilai Pengurang
• Frekuensi pelaporan : Triwulanan
• Sumber data : Laporan Penilaian Kinerja Lingkungan Hidup

61. Kepatuhan – Pengelolaan Lingkungan Hidup


• Deskripsi : Perhitungan nilai Pengurang terhadap kepatuhan pada Pengelolaan
Lingkungan Hidup sesuai dengan metode pengukuran yang dikeluarkan oleh Divisi Health,
Safety, Security and Environment.
• Formula :
=Jumlah Nilai Pengurang Kepatuhan Lingkungan Hidup
Keterangan :
Nilai Pengurang disampaikan ditetapkan oleh Divisi HSSE.
• Satuan : -
• Jenis KPI : Nilai Pengurang
• Frekuensi pelaporan : triwulanan
• Sumber data : Laporan Penilaian Kinerja Lingkungan Hidup

62. Kepatuhan – Maturity Level Kepatuhan


• Deskripsi : Ketaatan terhadap ketentuan yang berlaku, diukur dari nilai pengurang Maturity
Level Kepatuhan sesuai dengan pedoman yang disampaikan oleh Divisi Compliance pada
periode berjalan.
• Formula :
= Jumlah Nilai Pengurang Maturity Level kepatuhan

Keterangan :
Nilai pengurang maturity level kepatuhan akan ditetapkan oleh Divisi Compliance .
• Satuan : -
• Jenis KPI : Nilai Pengurang
• Frekuensi pelaporan : Semester
• Sumber data : Laporan Nilai Pengurang Maturity Level Kepatuhan

63. Kepatuhan – Ketepatan Penyampaian Pelaporan dan Akurasi Data Kinerja


• Deskripsi : Perhitungan ketepatan penyampaian pelaporan dan akurasi data kinerja yang
diukur dari pemenuhan pelaporan kinerja dan ketepatan waktu penyampaian atau update
data pada Aplikasi SILM, PMO, Simple S. MERCUSUAR, dan APKT
• Formula :
= Jumlah nilai pengurang dari unsur kepatuhan pada kelengkapan penyampaian melalui aplikasi korporat
dan akurasi data terkait kinerja
Keterangan :
Detail perhitungan Kepatuhan Ketepatan Penyampaian Pelaporan dan Akurasi Data
tercantum pada lampiran.
• Satuan : -
28
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

• Jenis KPI : Nilai Pengurang


• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Laporan Ketepatan Penyampaian Pelaporan dan Akurasi Data DIVPKK,
DIVSTI, DIVPMO, DIVQAS, SETPER

64. Kepatuhan – Ketepatan Penyampaian Laporan Bulanan


• Deskripsi : Perhitungan ketepatan penyampaian pelaporan bulanan yang diukur dari
pemenuhan pelaporan RKM, Laporan Hasil Kinerja Bulanan yang tepat waktu waktu
penyampaian
• Formula :
= Laporan Rencana Kerja Manajemen, Laporan Hasil Kinerja bulanan setiap tanggal 8 pada bulan N+1

Keterangan :
Detail perhitungan Kepatuhan Ketepatan Penyampaian Pelaporan dan Akurasi Data
tercantum pada lampiran.
• Satuan : -
• Jenis KPI : Nilai Pengurang
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Laporan Unit

65. Kepatuhan - Tindak Lanjut Temuan Auditor


• Deskripsi : Jumlah Nilai pengurang Tindak Lanjut Temuan Auditor yang diukur dari
pemenuhan tindak lanjut temuan auditor pada periode berjalan dengan metode
perhitungan pada lampiran.
• Formula :
= Jumlah nilai pengurang Tindak Lanjut Temuan Auditor
Keterangan :
Nilai pengurang Tindak Lanjut Temuan Auditor akan tetapkan oleh SPI
• Satuan : -
• Jenis KPI : Nilai Pengurang
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Laporan Penyampaian Data Tindak Lanjut Temuan BPK, KAP, SPI

66. Kepatuhan - Penyelesaian Temuan Audit (BPK, KAP, SPI dan Auditor lainnya)
• Deskripsi : Jumlah Nilai pengurang Penyelesaian Temuan Auditor yang diukur dari temuan
auditor yang sudah selesai ditindaklanjuti pada periode berjalan dengan metode
perhitungan pada lampiran.
• Formula :
= Nilai pengurang temuan dan rekomendasi jatuh tempo yang harus sudah selesai ditindaklanjuti
• Satuan : -
• Jenis KPI : Nilai Pengurang
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Laporan Penyampaian Data Tindak Lanjut Temuan BPK, KAP, SPI

67. Kepatuhan – Pemenuhan TMP


• Deskripsi : Jumlah Nilai pengurang terkait ketaatan dan pemenuhan batas TMP yang
sudah ditetapkan, yang diukur dari nilai kompensasi yang harus diberikan atau sesuai
dengan pedoman penilaian pemenuhan TMP pada periode berjalan.
• Formula :
= Jumlah nilai pengurang Pemenuhan TMP
• Satuan : -
• Jenis KPI : Nilai Pengurang
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Laporan AP2T, Laporan pendapatan penjualan yang memuat nilai
kompensasi TMP perunit, Dokumen Pedoman TMP

29
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

68. Rasio Perbaikan Progres Proyek (Proyek PMO fase pelaksanaan)


• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase rata-rata dari perbandingan realisasi
progress dengan rencana progress proyek-proyek yang ditugaskan kepada PT PLN
(Persero) Pusat Manajemen Proyek pada periode berjalan.
• Formula :
•–—˜z™—™z š•›œ•–™
= 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 •–|•—|— š•›œ•–™ x 100%

Keterangan: Rencana dan realisasi progress proyek sesuai dengan data pada aplikasi PMO.
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Aplikasi Project Management Office (PMO), Rekapitulasi progress proyek
yang ditandatangani oleh GM

69. Penugasan Supervisi


• Deskripsi : Indikator yang mengukur rata-rata ketepatan waktu penugasan supervisi
Pembangkit, Transmisi dan GI dibandingkan dengan jumlah keseluruhan penugasan
supervisi Pembangkit, Transmisi dan GI yang direncanakan pada suatu periode berjalan,
berdasarkan Weighted Average.
• Formula :
= Rata
− rata ketepatan waktu penugasan Supervisi Pembangkit, Transmisi, dan GI berdasarkan
𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒
Keterangan :
a. Penghitungan realisasi ketepatan waktu penugasan Supervisi Pembangkit, Transmisi
dan GI berdasarkan Weighted Average (T) adalah sebagai berikut:

Supervisi Jumlah Jumlah Bobot Rata-rata


Penugasan Penugasan Tepat (3) Ketepatan
(1) Waktu Waktu
(2) (4)=(2)/(1)*(3)
Pembangkit A1 A2 30% A=
(A2/A1)*30%
Transmisi B1 B2 30% B=
(B2/B1)*30%
Gardu Induk C1 C2 40% C=
(C2/C1)*40%
Total T=A+B+C

b. Perhitungan jumlah penugasan didasarkan pada seluruh penugasan yang berasal dari
Direktorat / Divisi / Unit / Anak Perusahaan maupun unit di luar PLN yang dikerjakan
pada tahun berjalan.
c. Jumlah penugasan dihitung per lokasi, sesuai dengan kode WBS/kode lokasi
d. Jumlah penugasan didasarkan pada seluruh produk portofolio berupa laporan
teknik/laporan supervisi/manajemen konstruksi/laporan akhir yang harus diselesaikan
pada periode berjalan sesuai dengan surat penugasan yang diterima.
e. Ketepatan waktu penyelesaian penugasan dengan periode bulanan adalah tanggal 8
setelah bulan berjalan, sedangkan untuk laporan penugasan selain bulanan diukur
sesuai jangka waktu yang diberikan pada kontrak/surat penugasan.
f. Dalam hal penugasan supervisi diluar target tahun berjalan dan mengalami percepatan
penyelesaian dalam tahun berjalan dapat diakomodir dalam target dan realisasi tahun
berjalan sebagai tambahan (tidak menggantikan/mengurangi target yang sudah ada).
g. Dalam hal perhitungan jumlah penugasan ketika dikonfirmasi dengan Direktorat / Divisi
/ Unit / Anak Perusahaan yang terkait secara total tidak sama, maka yang diambil
sebagai penilaian kinerja adalah sesuai dokumen penugasan maupun berita acara

30
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

penyelesaian penugasan yang tersedia dari keseluruhan Direktorat / Divisi / Unit / Anak
Perusahaan yang terkait.
h. Jumlah penugasan supervisi yang direncanakan, diterbitkan pada awal tahun, dan
diupdate berdasarkan penambahan jumlah penugasan yang diterima.
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Surat Penugasan, Laporan Penugasan beserta Lampirannya.

70. Penugasan Jaminan Kualitas Barang


• Deskripsi : Indikator yang mengukur rata-rata ketepatan waktu penugasan jaminan kualitas
barang Pembangkit, Transmisi, dan Gardu Induk dibandingkan dengan jumlah
keseluruhan penugasan jaminan kualitas barang Pembangkit, Transmisi, dan Gardu Induk
pada periode berjalan, berdasarkan Weighted Average.
• Formula :
= Rata − rata ketepatan waktu penugasan Jaminan Kualitas Barang berdasarkan
𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒
Keterangan:
a. Penghitungan realisasi ketepatan waktu penugasan Jaminan Kualitas Barang
Pembangkit, Transmisi dan GI berdasarkan Weighted Average (T) adalah sebagai
berikut:

Jaminan Jumlah Jumlah Bobot Rata-rata


Kualitas Penugasan Penugasan Tepat (3) Ketepatan
Barang (1) Waktu Waktu
(2) (4)=(2)/(1)*(3)
Pembangkit A1 A2 30% A=
(A2/A1)*30%
Transmisi B1 B2 30% B=
(B2/B1)*30%
Gardu Induk C1 C2 40% C=
(C2/C1)*40%
Total T=A+B+C

b. Perhitungan jumlah penugasan jaminan kualitas barang Pembangkit, Transmisi, dan


Gardu Induk didasarkan pada seluruh penugasan yang berasal dari Direktorat / Divisi /
Unit / Anak Perusahaan maupun unit di luar PLN yang dikerjakan pada tahun berjalan.
c. Jumlah penugasan dihitung per lokasi, sesuai dengan kode WBS/kode lokasi
d. Penyelesaian penugasan didasarkan pada seluruh produk portofolio berupa laporan
JKB yang harus diselesaikan pada periode berjalan sesuai dengan surat penugasan
yang diterima
e. Ketepatan waktu penyelesaian penugasan jaminan kualitas barang Pembangkit,
Transmisi, dan Gardu Induk dengan periode bulanan adalah tanggal 8 setelah bulan
berjalan, sedangkan untuk laporan penugasan gardu induk selain bulanan diukur sesuai
jangka waktu yang diberikan pada kontrak/surat penugasan.
f. Dalam hal penugasan jaminan kualitas barang Pembangkit, Transmisi, dan Gardu Induk
diluar target tahun berjalan dan mengalami percepatan penyelesaian dalam tahun
berjalan dapat diakomodir dalam target dan realisasi tahun berjalan sebagai tambahan
(tidak menggantikan/mengurangi target yang sudah ada).
g. Dalam hal perhitungan jumlah penugasan ketika dikonfirmasi dengan Direktorat / Divisi
/ Unit / Anak Perusahaan yang terkait secara total tidak sama, maka yang diambil
sebagai penilaian kinerja adalah sesuai dokumen penugasan maupun berita acara
penyelesaian penugasan yang tersedia dari keseluruhan Direktorat / Divisi / Unit / Anak
Perusahaan yang terkait.
h. Jumlah penugasan Jaminan Kualitas Barang yang direncanakan, diterbitkan pada awal
tahun, dan diupdate berdasarkan penambahan jumlah penugasan yang diterima.

• Satuan : % (persen)
31
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)


• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Surat Penugasan, Laporan Penugasan beserta Lampirannya.

71. Kajian proyek Pembangkit, Transmisi dan GI


• Deskripsi : Indikator yang mengukur jumlah kajian proyek pembangkit, transmisi dan GI
yang selesai tepat waktu pada suatu periode.
• Formula :

= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑎𝑗𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡, 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝐺𝑎𝑟𝑑𝑢 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

Keterangan :
a. Ketepatan waktu penyelesaian kajian proyek pembangkit diukur pada tanggal 7 bulan
n+1
b. Kajian bersifat integrasi kegiatan antara proyek pembangkit, transmisi dan GI untuk
mengoptimalkan asset yang dibangun, berdasarkan tugas dan fungsi monitoring proyek
secara integrasi.

• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Triwulanan
• Sumber data : Dokumen kajian integrasi proyek pembangkit, transmisi dan GI

72. Produktivitas Pegawai (PUSMANPRO)


• Deskripsi : Ukuran produktifitas pegawai yang diukur dari Man Month pegawai
dibandingkan dengan jumlah seluruh pegawai pada periode berjalan.
• Formula :
𝑀𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑛𝑡ℎ 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖
Keterangan: Man Month Pegawai Pusmanpro adalah Month Man pegawai murni
Pusmanpro, tidak termasuk tenaga alih daya dan pegawai pihak ke-3.
• Satuan : MM / Pegawai
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Man Month Pegawai, Jumlah Pegawai PUSMANPRO berdasarkan Statistik
Pegawai yang diterbitkan oleh Divisi Talent Development

73. Penerbitan SLO – Penerbitan SLO Pembangkit


• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase antara jumlah SLO Pembangkit yang
diterbitkan setelah selesai dilakukan inspeksi sesuai penugasan yang diterima terhadap
jumlah seluruh SLO pembangkit yang harus diterbitkan sesuai dengan RKAP 2020 dan
atau proyek prioritas yang diterbitkan oleh Direktur Perencanaan PT PLN (Persero).

• Formula :

¡¢£˜—¤ ¥¦§ ¨–£©—|œªz« ¬—|œ «–•©z«


= ¡¢£˜—¤ ¥¦§ ¬—|œ ¤—•¢™ -z«–•©z«ª—| ™–™¢—z -–|œ—| ®¯°¨ ±²±² -—| 𝑥100%
—«—¢ š•›¬–ª š•z›•z«—™ ¬—|œ -z«–•©z«ª—| ›˜–¤ ³´®®µ¶

• Satuan :%
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Dokumen SLO, Rekapitulasi Daftar Monitoring Pekerjaan PLN Pusertif yang
ditandatangani oleh General Manager

32
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

74. Penerbitan SLO – Penerbitan SLO Transmisi dan Gardu Induk


• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase antara jumlah SLO Transmisi dan Gardu
Induk yang diterbitkan setelah selesai dilakukan inspeksi sesuai penugasan yang diterima
terhadap jumlah seluruh SLO pembangkit yang harus diterbitkan sesuai dengan RKAP
2020 dan atau proyek prioritas yang diterbitkan oleh Direktur Perencanaan PT PLN
(Persero).
• Formula :
¡¢£˜—¤ ¥¦§ ·•—|™£z™z -—| ¸´ ¬—|œ «–•©z«
= ¡¢£˜—¤ ¥¦§ ¬—|œ ¤—•¢™ -z«–•©z«ª—| ™–™¢—z -–|œ—| ®¯°¨ ±²±² -—| 𝑥100%
—«—¢ š•›¬–ª š•z›•z«—™ ¬—|œ -z«–•©z«ª—| ›˜–¤ ³´®®µ¶

• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: SLO Transmisi dan SLO Gardu Induk, Rekapitulasi Daftar Monitoring
Pekerjaan PLN Pusertif yang ditandatangani oleh General Manager

75. Ketepatan Waktu Penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO) – SLO Pembangkit
• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase antara jumlah SLO Pembangkit yang
diterbitkan tepat waktu terhadap jumlah seluruh SLO Pembangkit yang diterbitkan oleh
DJK setelah LHPP diupload pada periode berjalan.
• Formula :
¡¢£˜—¤ ¥¦§ ¨–£©—|œªz« ¬—|œ -z«–•©z«ª—| «–š—« ¹—ª«¢
= ¡¢£˜—¤ ¥¦§ ¬—|œ -z«–•©z«ª—| ™–«–˜—¤ ¦º¨¨ -z¢š˜›—-
𝑥100%

Keterangan: Jumlah SLO Pembangkit yang diterbitkan tepat waktu adalah SLO pembangkit
yang diterbitkan maksimum 2 hari kerja setelah upload LHPP pembangkit di Website SLO
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data:
- Screenshot atau bukti upload LHPP Pembangkit di website SLO DJK
- Sertifikat Laik Operasi Pembangkit
- Rekapitulasi Daftar Monitoring Pekerjaan PLN Pusertif Bidang Sistem Pembangkit
yang ditandatangani oleh General Manager

76. Ketepatan Waktu Penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO) – SLO Transmisi dan GI
• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase antara jumlah SLO Transmisi dan GI yang
diterbitkan tepat waktu terhadap jumlah seluruh SLO Transmisi dan GI yang diterbitkan
oleh DJK setelah maksimum 2 hari kerja setelah LHPP diupload pada periode berjalan.
• Formula :
¡¢£˜—¤ ¥¦§ ·•—|™£z™z -—| ¸´ ¬—|œ -z«–•©z«ª—| «–š—« ¹—ª«¢
= ¡¢£˜—¤ ¥¦§ ¬—|œ -z«–•©z«ª—| ™–«–˜—¤ ¦º¨¨ -z¢š˜›—-
𝑥100%
• Satuan :%
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data:
- Screenshot atau bukti upload LHPP Pembangkit di website SLO DJK
- Dokumen SLO Transmisi dan GI
- Rekapitulasi Daftar Monitoring Pekerjaan PLN Pusertif Bidang Sistem Transmisi
Distribusi yang ditandatangani oleh General Manager

77. Ketepatan Waktu Penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO) – SLO Distribusi
• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase antara jumlah SLO Distribusi yang
diterbitkan tepat waktu terhadap jumlah seluruh SLO Distribusi yang diterbitkan oleh DJK
maksimum 2 hari kerja setelah LHPP diupload pada periode berjalan
• Formula :
33
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

¡¢£˜—¤ ¥¦§ ³z™«•z©¢™z ¬—|œ -z«–•©z«ª—| «–š—« ¹—ª«¢


= ¡¢£˜—¤ ¥¦§ ¬—|œ -z«–•©z«ª—| ™–«–˜—¤ ¦º¨¨ -z¢š˜›—-
𝑥100%

• Satuan :%
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data:
- Screenshot atau bukti upload LHPP Pembangkit di website SLO DJK
- Dokumen SLO Distribusi
- Rekapitulasi Daftar Monitoring Pekerjaan PLN Pusertif Bidang Sistem Transmisi
Distribusi yang ditandatangani oleh General Manager

78. Ketepatan Waktu Penyelesaian Pekerjaan Pengujian: Uji Produk, Uji Serah Terima, Uji
Sistem Transmisi & GI, dan Uji Sistem Pembangkit
• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase antara jumlah laporan pengujian (Uji
Produk, Uji Serah Terima, Uji Sistem Transmisi dan GI, dan Uji Sistem Pembangkit) yang
sudah diselesaikan dan disampaikan tepat waktu dengan jumlah seluruh pekerjaan
pengujian yang diselesaikan.
• Formula :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢


= 𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛

Keterangan: Jumlah laporan pengujian (Uji Produk, Uji Serah Terima, Uji Sistem Transmisi
dan GI, dan Uji Pembangkit) yang selesai tepat waktu adalah:
- Uji Produk disampaikan kepada pemberi penugasan maksimum 4 hari kerja
setelah penyelesaian pekerjaan pengujian produk
- Uji Serah Terima disampaikan kepada pemberi penugasan maksimum 3 hari kerja
setelah penyelesaian pekerjaan pengujian serah terima
- Uji Sistem Transmisi dan GI disampaikan kepada pemberi penugasan maksimum
7 hari kerja setelah penyelesian pekerjaan Uji Sistem Transmisi dan GI
- Uji Sistem Pembangkit disampaikan kepada pemberi penugasan maksimum 6 hari
kerja setelah penyelesaian pekerjaan Uji Sistem Pembangkit

• Satuan: % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data:
- Laporan Pengujian Produk / Pengujian Serah Terima / Uji Sistem Transmisi & GI / Uji
Sistem Pembangkit
- Surat Penyampaian Laporan Pengujian Produk / Pengujian Serah Terima / Uji Sistem
Transmisi & GI / Uji Sistem Pembangkit

79. Ketepatan Waktu Penyelesaian Laporan Pekerjaan Audit Produk, Sistem Manajemen dan
Kalibrasi
• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase antara jumlah laporan audit produk,
sistem manajemen dan kalibrasi yang diselesaikan tepat waktu dengan jumlah seluruh
pekerjaan audit produk, sistem manajemen dan kalibrasi yang diselesaikan pada periode
berjalan.
• Formula :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘, 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
= 𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘, 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛

Keterangan:
- Jumlah laporan audit produk dan sistem manajemen yang tepat waktu adalah laporan
audit produk dan sistem manajemen yang diterbitkan setelah selesainya audit tanpa

34
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

laporan ketidaksesuaian (LKS) atau LKS sudah diselesaikan secara efektif (khusus
audit produk dengan catatan setelah laporan Uji Jenis dan TKDN selesai).
- Jumlah laporan kalibrasi yang tepat waktu adalah laporan kalibrasi yang diterbitkan
maksimum 2 hari kerja setelah selesainya pekerjaan kalibrasi.
• Satuan: % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Sumber data:
- Berita Acara Penyelesaian Audit Produk dan Sistem Manajemen
- Laporan Ketidaksesuaian (jika ada)
- Laporan Audit Produk dan Sistem Manajemen yang ditandatangani oleh GM atau
pejabat yang berwenang
- Laporan Uji Jenis dan TKDN yang ditandatangani oleh GM atau pejabat yang
berwenang
- Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan Kalibrasi
- Laporan Kalibrasi yang ditandatangani oleh GM atau pejabat yang berwenang

80. Produktivitas Pegawai (PUSERTIF)


• Deskripsi : Ukuran produktifitas pegawai yang diukur dari jumlah laporan pekerjaan
inspeksi, audit, pengujian, dan kalibrasi yang selesai dibandingkan dengan jumlah seluruh
pegawai pada periode berjalan.
• Formula :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑠𝑝𝑒𝑘𝑠𝑖, 𝐴𝑢𝑑𝑖𝑡, 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖
• Satuan : Laporan pekerjaan/pegawai
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data:
- Jumlah Laporan Pekerjaan Inspeksi, Audit, Pengujian dan Kalibrasi
- Jumlah Pegawai PUSERTIF berdasarkan Statistik Pegawai yang diterbitkan oleh
Divisi Talent Development

81. Kepuasan Pelanggan (PUSENLIS)


• Deskripsi : Indikator yang mengukur peningkatan skor hasil survei kepuasan pelanggan
oleh Unit Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan terhadap pelayanan yang diberikan pada suatu
periode dibandingkan skor hasil survei kepuasan pelanggan tahun sebelumnya.
• Formula :

= 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑦 𝑘𝑒𝑝𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑌𝑒𝑎𝑟 𝑜𝑛 𝑌𝑒𝑎𝑟 (𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑦)

• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Semesteran
• Sumber data :
- Laporan hasil survei kepuasan pelanggan
- Dokumen detil / lembaran survey yang telah diisi dan ditandatangani oleh user
- Mekanisme Perhitungan Survey Kepuasan Pelanggan

82. Ketepatan Waktu Penyelesaian Penugasan


• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase jumlah penugasan yang dapat
diselesaikan secara tepat waktu terhadap seluruh penugasan yang direncanakan untuk
diselesaikan dalam suatu periode.
• Formula :

¡¢£˜—¤ ¨–|¢œ—™—| ¬—|œ ™–˜–™—z ·–š—« »—ª«¢


= x 100%
¡¢£˜—¤ ¥–˜¢•¢¤ ¨–|¢œ—™—| ¬—|œ -z•–|•—|—ª—|

Keterangan :

35
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

a. Perhitungan jumlah penugasan didasarkan pada seluruh penugasan dari baik yang
berasal dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada
tahun berjalan ataupun tahun sebelumnya yang harus selesai pada tahun berjalan.
b. Jumlah penugasan yang menjadi target penyelesaian dalam Kontrak Manajemen adalah
penugasan yang direncanakan sesuai RKM, namun jika terdapat tambahan penugasan
diluar RKM maka dapat diakomodir dalam target dan realisasi tahun berjalan sebagai
tambahan (tidak menggantikan/mengurangi target yang sudah ada).
c. Penugasan yang digunakan dalam perhitungan formula diperinci ke dalam beberapa
kategori sebagai berikut :

Tahun Sebelum Tahun Berjalan Tahun Sesudah Kategori


Awal Real Real Akhir
Tepat waktu
Awal Akhir/Real
Tepat waktu
Awal Akhir Akhir Real
Tidak tepat waktu
Awal Akhir Est Real
Tidak tepat waktu
Awal Awal Akhir Real
Tidak tepat waktu
Awal Awal Real Akhir
Tepat waktu
Awal Awal Akhir/Real
Tepat waktu
Awal Awal Akhir Real
Tidak tepat waktu
Awal Awal Akhir Est Real
Tidak tepat waktu
Awal Awal Real Akhir
Tepat Waktu
Awal Awal Akhir/Est Real
Tidak dihitung sebagai
target maupun realisasi
Awal Akhir/Est Real Tidak dihitung sebagai
target maupun realisasi

Catatan :
- Awal = tanggal penugasan
- Akhir = target tanggal penyelesaian penugasan
- Real = realisasi tanggal penyelesaian penugasan
- Est Real = estimasi realisasi tanggal penyelesaian penugasan

a. Jumlah penugasan tepat waktu merupakan total jumlah penugasan dengan kategori
“Tepat waktu” sesuai tabel.
b. Jumlah penugasan yang diterima merupakan total jumlah penugasan baik kategori
“Tepat waktu” maupun kategori “Tidak tepat waktu” yang harus selesai di periode
pelaporan sesuai tabel.
c. Target waktu penyelesaian penugasan didasarkan pada target waktu penyelesaian
penugasan yang tertulis pada surat penugasan/kontrak kerja/proposal/adendum yang
disepakati oleh pihak pemberi penugasan dan pihak pelaksana penugasan.
d. Jika dalam suatu penugasan terdapat beberapa produk yang masing-masing produk
memiliki target penyelesaian yang berbeda, maka setiap produk tersebut dapat dihitung
sebagai 1 penugasan.
e. Jika suatu penugasan yang di dalam surat penugasannya tidak tertulis target waktu
penyelesaian penugasan atau tidak memiliki kontrak kerja / proposal, maka target waktu
penyelesaian penugasan tersebut dapat ditentukan oleh unit pelaksana penugasan

36
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

melalui surat balasan kesanggupan penyelesaian penugasan kepada pihak pemberi


penugasan yang mencantumkan kesanggupan target waktu penyelesaian penugasan.
f. Penugasan dinyatakan selesai pada saat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
ditandatangani bersama oleh pihak pemberi penugasan dan pihak pelaksana
penugasan. Jika penugasan yang outputnya berupa dokumen (laporan teknik) yang
tidak memiliki berita acara pemeriksaan pekerjaan, maka tanggal penyelesaian
dokumen tersebut dinyatakan sebagai tanggal penyelesaian penugasan.
g. Khusus untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya
setelah tahun berjalan, maka dinyatakan selesai apabila realisasi penugasan tersebut
dapat diselesaikan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang
ditandatangani bersama oleh para pihak. Jika penyelesaian penugasan tersebut setelah
tahun berjalan, dan telah dihitung pada tahun berjalan maka pada periode setelah tahun
berjalan penugasan tersebut tidak dihitung sebagai target maupun realisasi.
• Satuan: % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data:
- Surat Penugasan
- Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak
- Rekapitulasi ketepatan waktu penyelesaian penugasan yang ditandatangani oleh GM

83. Engineering First Pass Yield


• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase antara jumlah laporan penugasan yang
diselesaikan tanpa revisi dengan jumlah seluruh penugasan yang diselesaikan pada
periode tertentu.
• Formula :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑔𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑟𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖


= 𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑔𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛

Keterangan:
- Engineering First Pass Yield, diukur dari Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang
mencantumkan status revisi dokumen (revisi ke-n) yang disetujui dan ditandatangani
oleh kedua belah pihak.
- Penugasan pada tahun berjalan yang diselesaikan tanpa revisi adalah penugasan
pada tahun berjalan yg diselesaikan tanpa revisi dan tepat waktu.
- Khusus untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya
setelah tahun berjalan, maka dinyatakan selesai apabila realisasi penugasan
tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
yang ditandatangani bersama oleh para pihak. Jika penyelesaian penugasan
tersebut setelah tahun berjalan, dan telah dihitung pada tahun berjalan maka pada
periode setelah tahun berjalan penugasan tersebut tidak dihitung sebagai target
maupun realisasi.

• Satuan: % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data:
- Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang mencantumkan status revisi dokumen
(revisi ke-n / terakhir) dan ditandatangani oleh kedua belah pihak.
- Comment sheet yang berisi status revisi ke-n dari dokumen penugasan yang
ditandatangani oleh user

84. Pertumbuhan Perangkat Enjiniring


• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase pertumbuhan jumlah perangkat enjiniring
yang diselesaikan Year on Year (YoY) pada periode berjalan.
• Formula :

37
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

= 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑒𝑛𝑗𝑖𝑛𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑌𝑒𝑎𝑟 𝑜𝑛 𝑌𝑒𝑎𝑟 (𝑌𝑜𝑌)

• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Berita Acara Serah Terima Dokumen Perangkat Enjiniring

85. Rasio volume pekerjaan berdasarkan Man Month


• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase volume kajian / pekerjaan yang
dilaksanakan sendiri terhadap seluruh volume kajian / pekerjaan yang dilaksanakan sendiri
dan pihak ketiga dalam bentuk kontrak pekerjaan berdasarkan man month pada suatu
periode.
• Formula :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖


= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 + 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛

Keterangan :
- Perhitungan rasio volume pekerjaan adalah berdasarkan man month yang
tercantum pada kontrak pekerjaan.
- Perhitungan jumlah pekerjaan didasarkan pada seluruh penugasan baik yang
berasal dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan
pada tahun berjalan.
• Satuan : % (Persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Man Month dalam kontrak pekerjaan, Rekap perhitungan rasio volume
pekerjaan berdasarkan man month yang ditandatangani oleh GM

86. Produktivitas Pegawai (PUSENLIS)


• Deskripsi : Ukuran produktifitas pegawai yang diukur dari jumlah produk enjiniring, HPE,
HPS, kajian, FS, Bid Doc dan produk enjiniring lainnya yang selesai dibandingkan dengan
jumlah seluruh pegawai pada periode berjalan.
• Formula :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑒𝑛𝑗𝑖𝑛𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔, 𝐻𝑃𝐸, 𝐻𝑃𝑆, 𝑘𝑎𝑗𝑖𝑎𝑛, 𝐹𝑆, 𝐵𝑖𝑑 𝐷𝑜𝑐 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑒𝑛𝑗𝑖𝑛𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖

• Satuan : Produk/Pegawai
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Bulanan
• Sumber data :
- Jumlah dokumen produk enjiniring, HPE, HPS, kajian, FS, Bid Doc dan produk
enjiniring lainnya,
- Jumlah Pegawai PUSENLIS berdasarkan Statistik Pegawai yang diterbitkan oleh
Divisi Talent Development

87. Kepuasan Pelanggan (PUSHARLIS)


• Deskripsi : Indikator yang mengukur hasil survei kepuasan pelanggan oleh Unit Pusat
Pemeliharaan Ketenagalistrikan terhadap pelayanan yang diberikan pada suatu periode
dengan menggunakan skala Likert 1-4.
• Formula :

= 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑖 𝑘𝑒𝑝𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑙𝑖𝑘𝑒𝑟𝑡 1
−4

• Satuan : % (persen)

38
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)


• Frekuensi Pelaporan : Semesteran
• Sumber data : Hasil survei kepuasan pelanggan

88. Pertumbuhan Marketing


• Deskripsi : Indikator yang mengukur pertumbuhan nilai penugasan yang diterima dari
Divisi/Unit PLN/Anak Perusahaan pada periode berjalan dibandingkan dengan nilai
penugasan pada periode berjalan tahun sebelumnya.
• Formula :

= 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑔𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Surat Penugasan yang mencantumkan besaran nilai penugasan.

89. Overall Equipment Effectiveness (OEE)


• Deskripsi : Indikator yang mengukur utilitas dari penggunaan operasi mesin yang diukur
dari tingkat waktu operasi mesin dalam menghasilkan produk dalam satu periode
dibandingkan dengan waktu efektif yang tersedia dalam satu periode.
• Formula :
=(𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑥 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑥 𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 ) 𝑥 100 %

Keterangan :
1. Availability = Operation time/Loading time x 100%
- Operation time merupakan hasil pengurangan Loading time dengan Down time
(non operation time), dengan kata lain adalah waktu operasi tersedia (Avaibility
time) setelah waktu Down time mesin dikeluarkan dari Total avaibility time yang di
rencanakan.
- Loading time adalah waktu yang tersedia (avaibility) pada periode tertentu (per
hari, per bulan, per triwulan, per tahun) dikurangi dengan waktu Downtime yang
direncanakan (planned downtime).
- Planned down time adalah jumlah waktu downtime mesin untuk pemeliharaan
(scheduled maintenance) atau kegiatan managemen lainya.
- Down time mesin adalah waktu mesin berhenti beroperasi akibat kerusakan
mesin/peralatan, penggatian cetakan (dies), pelaksanaan prosedur set-up dan
adjustment dan lain-lainnya yang mengakibatkan tidak ada output yang dihasilkan.
- Setup atau Adjustment adalah ketidaksediaan mesin produksi yang dikarenakan
pertukaran model atau produk. Waktu yang dihitung adalah lamanya waktu unit
produk terakhir pada model sebelumnya hingga unit produk pertama pada model
selanjutnya
- Contoh: Jam kerja produksi adalah 10 jam, maka waktu kerja (dalam menit) adalah
10×60 = 600 menit. Jika terjadi kerusakan mesin (breakdown) selama 50 menit
dan waktu setup model baru adalah 25 menit, maka Availability adalah : = (Loading
time - Down time) /Loading time x 100%

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 − (𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛 + 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑆𝑒𝑡𝑢𝑝)


= 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
600 − (50 + 25)
= 𝑥 100% = 87,5%
600

2. Efficiency :
- Cycle Time adalah waktu yang diperlukan untuk memproduksi 1 unit produk.
- Contoh: Jam kerja produksi adalah 10 jam, maka waktu kerja dalam menit adalah
10×60 = 600 menit. Jika Cycle Time dalam memproduksi 1 unit produk adalah 1

39
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

menit, dan Output yang berhasil diproduksi oleh mesin adalah 450 unit, maka
Performance Efficiency

𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛


= 𝑥 100%
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑇𝑖𝑚𝑒

1𝑥450
= 𝑥 100% = 75%
600

3. Rate of quality poduct : = ((Processed amount-Defect amount))/(Processed amount) x


100%
- Rate of quality product adalah rasio jumlah produk yang berkualitas baik terhadap
jumlah total produk yang diproduksi.
- Contoh : Jika mesin memproduksi 450 unit produk, tetapi diantaranya terdapat 20
unit yang cacat saat memulai produksi (Startup Defect) dan 30 unit yang cacat saat
produksi sedang berlangsung (Production Defect), maka Rate of Quality Product
adalah :

(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 − 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑅𝑢𝑠𝑎𝑘)


= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

¾¿²À(±²Á²)
= ¾¿²
𝑥 100% = 88,89%

4. OEE = (Availability x Performance Efficiency x Rate of Product Quality x 100%


= 87,50% x 75,00% x 88,89% = 58,33%
5. Produk yang diperhitungkan adalah sesuai dengan penugasan yang diterima oleh
PUSHARLIS

• Satuan: % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Laporan rekapitulasi kinerja OEE

90. Ketepatan Waktu Penyelesaian Penugasan


• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase penugasan yang dapat diselesaikan secara
tepat waktu terhadap seluruh penugasan yang selesai dalam suatu periode.
• Formula :
¡¢£˜—¤ š–|¢œ—™—| ™–˜–™—z «–š—« ¹—ª«¢
= ¡¢£˜—¤ ™–˜¢•¢¤ š–|¢œ—™—| ¬—|œ ™–˜–™—z x 100%

Keterangan :
a. Perhitungan jumlah penugasan didasarkan pada seluruh penugasan yang berasal dari
Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada tahun berjalan
ataupun tahun sebelumnya, yang harus diselesaikan pada tahun berjalan.
b. Jumlah penugasan yang menjadi target penyelesaian dalam Kontrak Manajemen adalah
penugasan yang diselesaikan.
c. Penugasan yang digunakan dalam perhitungan formula dirincikan ke dalam beberapa
kategori sebagai berikut :
Tahun Sebelum Tahun Berjalan Tahun Sesudah Kategori
Awal Real Real Akhir
Tepat waktu
Awal Akhir/Real
Tepat waktu
Awal Akhir Akhir Real
Tidak tepat waktu
Awal Akhir Est Real Tidak tepat waktu

40
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

Tahun Sebelum Tahun Berjalan Tahun Sesudah Kategori

Awal Awal Akhir Real


Tidak tepat waktu
Awal Awal Real Akhir
Tepat waktu
Awal Awal Akhir/Real
Tepat waktu
Awal Awal Akhir Real
Tidak tepat waktu
Awal Awal Akhir Est Real
Tidak tepat waktu
Awal Awal Real Akhir
Tepat Waktu
Awal Awal Akhir/Est Real
Tidak dihitung sebagai
target maupun realisasi
Awal Akhir/Est Real Tidak dihitung sebagai
target maupun realisasi

Catatan :
- Awal = tanggal penugasan
- Akhir = target tanggal penyelesaian penugasan
- Real = realisasi tanggal penyelesaian penugasan
- Est Real = estimasi realisasi tanggal penyelesaian penugasan

i. Jumlah penugasan tepat waktu merupakan total jumlah penugasan dengan kategori
“Tepat waktu” sesuai tabel.
ii. Jumlah penugasan yang diterima merupakan total jumlah penugasan baik kategori
“Tepat waktu” maupun kategori “Tidak tepat waktu” yang harus selesai di periode
pelaporan sesuai tabel.
iii. Target waktu penyelesaian penugasan didasarkan pada target waktu penyelesaian
penugasan yang tertulis pada Surat Penugasan/Kontrak Kerja/Proposal/Adendum
yang disepakati oleh Pihak Pemberi Penugasan dan Pihak Pelaksana Penugasan.
iv. Jika dalam suatu penugasan terdapat beberapa produk yang masing-masing produk
memiliki target penyelesaian yang berbeda, maka setiap produk tersebut dapat
dihitung sebagai 1 penugasan.
v. Jika suatu penugasan yang di dalam Surat Penugasannya tidak tertulis target waktu
penyelesaian penugasan atau tidak memiliki Kontrak Kerja / Proposal, maka target
waktu penyelesaian penugasan tersebut dapat ditentukan oleh Unit Pelaksana
penugasan melalui surat balasan kesanggupan penyelesaian penugasan kepada
Pihak Pemberi Penugasan yang mencantumkan kesanggupan target waktu
penyelesaian penugasan.
vi. Penugasan dinyatakan selesai pada saat Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
ditandatangani bersama oleh Pihak Pemberi Penugasan dan Pihak Pelaksana
Penugasan. Jika penugasan yang outputnya berupa dokumen (Laporan Teknik)
yang tidak memiliki Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan, maka tanggal
penyelesaian dokumen tersebut dinyatakan sebagai tanggal penyelesaian
penugasan.
vii. Khusus untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya
setelah tahun berjalan, maka dinyatakan selesai apabila realisasi penugasan
tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
yang ditandatangani bersama oleh para pihak. Jika penyelesaian penugasan
setelah tahun berjalan, maka pada periode berjalan penugasan tersebut tidak
dihitung sebagai target maupun realisasi.

• Satuan: % (persen)

41
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)


• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data:
- Surat Penugasan,
- Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak
- Rekapitulasi ketepatan waktu penyelesaian penugasan yang ditandatangani oleh
GM

91. Prosentase defect


• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase jumlah produk yang tidak sesuai dengan
persyaratan terhadap jumlah produk yang diproduksi.
• Formula:
= 𝐷𝑃𝑀𝑂 (% 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟)

Keterangan:
a. Jumlah produk cacat adalah jumlah produk yang tidak sesuai dengan persyaratan
b. Jumlah produk yang diproduksi adalah jumlah produk yang diproduksi sesuai dengan
yang diminta dalam penugasan
c. Jumlah kemungkinan adalah jumlah potensial kemungkinan yang mengakibatkan cacat
(defect)
d. Contoh: Dalam sebuah proses produksi, terdapat 4 langkah proses perakitan dan dari
masing-masing langkah tersebut memiliki kesempatan untuk terdapat kegagalan (cacat)
dalam melakukan perakitan produk. Jumlah input yang dimasukkan ke dalam proses
perakitan adalah 500 unit. Dalam proses perakitan terdapat 2 defect (cacat).

¡¢£˜—¤ š•›-¢ª •—•—« à }.²²².²²²


= ¡¢£˜—¤ š•›-¢ª ¬—|œ -zš•›-¢ª™z à ¡¢£˜—¤ ª–£¢|œªz|—|

± Ã }.²²².²²²
= ¿²² Ã ¾
= 1.000 DPMO

e. Tingkat pencapaian sigma berdasarkan DPMO (Defects Per Million Opportunities):

Tingkat Pencapaian Sigma DPMO Hasil


1 – Sigma 691.462 31 %
2 – Sigma 308.538 69,2 %
3 – Sigma 66.807 93,32 %
4 – Sigma 6.201 99,379%
5 – Sigma 233 99,977%
6 – Sigma 3,4 99,9997%

• Satuan: Level
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Laporan Rekapitulasi Ketepatan Mutu

92. Produktivitas Pegawai (PUSHARLIS)


• Deskripsi : Ukuran produktifitas pegawai yang diukur dari jumlah nilai penugasan yang
diterima dibandingkan dengan jumlah seluruh pegawai pada periode berjalan.
• Formula :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑔𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖
Keterangan :
Jumlah nilai penugasan adalah total nilai penugasan yang didapatkan PUSHARLIS dalam
rupiah pada suatu periode sesuai dengan surat penugasan yang diterima dari PLN Pusat,
Unit Induk dan Anak perusahaan

• Satuan : Rp Milyar/pegawai
42
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)


• Frekuensi Pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Surat Penugasan yang diterima, Jumlah Pegawai Pusharlis berdasarkan
Statistik Pegawai yang diterbitkan oleh Divisi Talent Development

93. Angka kredit Penelitian (Laporan Penelitian, Kajian, Publikasi, Diseminasi, Technolgy
Assessment, Laporan Technology Scanning, Laporan Market & Technology Intelligent)
• Deskripsi : Indikator yang mengukur angka kredit penelitian yang dihasilkan dari: laporan
penelitian, kajian, publikasi, diseminasi, technology assessment, laporan technology
scanning, laporan market & technology intelligent.
• Formula:

= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑟𝑦𝑎 𝑡𝑢𝑙𝑖𝑠 𝑖𝑙𝑚𝑖𝑎ℎ (𝐾𝑇𝐼) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝑃𝑇𝐸𝐾 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐷𝑖𝑠𝑒𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑥 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡)

Keterangan:
Untuk perhitungan pembobotan angka kredit digunakan kriteria sebagai berikut:
1. Penelitian
Penjelasan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Hasil Penelitian atau Hasil Pemikiran Ilmiah yang
telah diterbitkan.

No Unsur/Subunsur Satuan Hasil Angka Kredit Pelaksana


KTI terbitan internasional
II.A.1. Buku Nilai 40 Semua jenjang
dalam bentuk buku
KTI terbitan nasional dalam
II.A.2. Buku Nilai 30 Semua jenjang
bentuk buku
KTI terbitan Internasional
II.A.3. dalam bentuk bagian dari Bagian Buku Nilai 20 Semua jenjang
buku
KTI terbitan nasional dalam
II.A.4. Bagian Buku Nilai 15 Semua jenjang
bentuk bagian dari buku
KTI terbitan jurnal Majalah Ilmiah
II.A.5. Nilai 40 Semua jenjang
internasional Internasional
Majalah Ilmiah
II.A.6. KTI terbitan jurnal nasional Nilai 25 Semua jenjang
Nasional
KTI diterbitkan dalam
II.A.7. Prosiding Ilmiah Prosiding Nilai 15 Semua jenjang
Internasional
KTI diterbitkan dalam
II.A.8. Prosiding Nilai 10 Semua jenjang
prosiding ilmiah nasional
KTI dalam majalah ilmiah Majalah Ilmiah
II.A.9. Nilai 5 Semua jenjang
nasional tidak terakreditasi Nasional
KTI dalam bentuk
komunikasi pendek hasil
penelitian atau hasil Majalah Ilmiah
II.A.10 Nilai 3 Semua jenjang
pemikiran ilmiah, terbit Terakreditasi
dalam majalah ilmiah
terakreditasi
KTI dalam bentuk
komunikasi pendek hasil
Majalah Ilmiah
penelitian atau hasil
II.A.11 tidak Nilai 1 Semua jenjang
pemikiran ilmiah, terbit
terakreditasi
dalam majalah ilmiah tidak
terakreditasi

Penjelasan Karya Tulis Ilmiah Internal PLN


II.B KTI hasil Litbang atau Karya Tulis Nilai 3 Semua jenjang
tinjauan/ulasan, Ilmiah

43
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

tidak/belum diterbitkan,
yang disampaikan dalam
pertemuan ilmiah dan
bermanfaat bagi PT PLN
(Persero)

2. Pengembangan IPTEK. Penjelasan Pengembangan IPTEK

No Unsur/Subunsur Angka Kredit Pelaksana


III.A.1 Penemuan teori/konsep IPTEK yang nyata dimanfaatkan untuk kemanusiaan
Menyusun dan menghasilkan suatu teori,
konsep, proses/prosedur yang memiliki Jenjang Peneliti
III.A.1.a dampak sosial ekonomi secara internasional Nilai 150 Madya dan
dan memperoleh pengakuan dari lembaga Peneliti Utama
yang berwenang
Menyusun dan menghasilkan suatu teori,
konsep proses/prosedur yang memiliki Jenjang Peneliti
III.A.1.b dampak sosial ekonomi seara nasional dan Nilai 50 Madya dan
memperoleh pengakuan dari lembaga yang Peneliti Utama
berwenang
Penciptaan prototipe, desain, pilot project, alat produksi dan produk yang sudah
III.A.2
dimanfaatkan oleh PLN (persero) atau masyarakat.
Menciptakan pilot project yang menghasilkan Jenjang Peneliti
III.A.2.a produk yang sudah dimanfaatkan oleh PLN Nilai 30 Muda s.d.
atau masyarakat Peneliti Utama
Menciptakan produk berupa peta, bibit
unggul dan lain-lain yang sudah
Jenjang Peneliti
dimanfaatkan oleh masyarakat,
III.A.2.b Nilai 20 Muda s.d.
membuat/menghasilkan paten sederhana,
Peneliti Utama
sudah memperoleh surat penerimaan paten
dan sudah dimanfaatkan masyarakat
Menciptakan prototipe/desain terlindungi HKI,
III.A.2.c konsep sosial ekonomi yang sudah Nilai 15 Semua jenjang
dimanfaatkan secara nyata oleh masyarakat
Membuat laporan hasil kajian atau investigasi
atau kajian dan hal-hal yang lain yang
III.A.2.d Nilai 10 Semua jenjang
membantu menyelesaikan masalah-masalah
di PLN
Nilai 5 untuk
Membuat/menghasilkan paten yang sudah
III.B setiap penemu Semua jenjang
termasuk dalam daftar paten yang disetujui
yang terlibat

3. Diseminasi Pemanfaatan IPTEK. Penjelasan Diseminasi Pemanfaatan IPTEK


No Unsur/Subunsur Angka kredit Pelaksana
Nilai 0 (menjadi Jenjang Peneliti
Menyusun Standard baik itu SPLN maupun
IV.A indikator Muda s.d.
SNI
tersendiri) Peneliti Utama
Mempresentasikan hasil penelitian litbang di
forum diseminasi, workshop dan forum
IV.B sharing knowledge lainnya. Menulis makalah Nilai 5 Semua jenjang
IPTEK yang memuat informasi yang
didiseminasikan.
Menyusun buku untuk perguruan tinggi, Jenjang Peneliti
IV.C diterbitkan, diedarkan, dan dipakai secara Nilai 20 Muda s.d.
nasional Peneliti Utama
Menyusun buku pegangan di bidang Jenjang Peneliti
IV.D tertentu, diterbitkan, dan diedarkan secara Nilai 20 Muda s.d.
nasional Peneliti Utama
44
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

No Unsur/Subunsur Angka kredit Pelaksana


Menyusun buku materi, diklat/panduan yang
IV.E Nilai 10 Semua jenjang
diterbitkan dan dimanfaatkan

• Satuan : Angka kredit


• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Laporan Penelitian, Kajian, Publikasi, Diseminasi, Technology Assessment,
, Laporan Technology Scanning, Laporan Market & Technology Intelligent

94. Index Inovasi dan Pengembangan (Jumlah Paten/Hak Cipta yang diproses, Jumlah
Pengembangan Karya Inovasi, Seleksi Karya Inovasi, dan Prototype)
• Deskripsi : Indikator yang mengukur angka kredit kegiatan inovasi dan pengembangan
yang dihasilkan dari: jumlah paten/hak cipta yang diproses, jumlah pengembangan karya
inovasi, seleksi karya inovasi, dan prototype.
• Formula:

= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑜𝑣𝑎𝑠𝑖) 𝑥 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡)

No Keiatan Inovasi dan Pengembangan Angka kredit


1 Jumlah Dokumen HAKI yang diproses ke Ditjen HAKI 2
2 Jumlah Prototype Siap Produksi 10
3 Jumlah Pengembangan Inovasi Level 2 8
4 Pengelolaan Inovasi 100

• Satuan : Angka kredit


• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Jumlah Paten/Hak Cipta yang diproses, Jumlah Pengembangan Karya
Inovasi, Seleksi Karya Inovasi, dan Prototype

95. Pengembangan Standarisasi Ketenagalistrikan


• Deskripsi : Indikator yang mengukur jumlah standarisasi yang dapat diselesaikan dan telah
diusulkan kepada Direksi pada periode berjalan.
• Formula:

= 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 (𝑃𝑒𝑛𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡, 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖, 𝑑𝑎𝑛 𝐷𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖)


𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑢𝑠𝑢𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒 𝐷𝑖𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖

Keterangan :
a. Perhitungan standarisasi didasarkan pada jumlah standarisasi yang telah selesai pada
tahun berjalan, baik yang pembuatannya dimulai pada tahun berjalan atau sebelum
tahun berjalan
b. Standarisasi dinyatakan telah selesai jika telah disetujui atau dinyatakan selesai oleh
Divisi terkait

• Satuan : Dokumen
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Surat Penyampaian Standarisasi ke PLN Kantor Pusat beserta lampirannya

96. Ketepatan Waktu Pengerjaan Kajian


• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase antara jumlah kajian yang selesai tepat
waktu dengan jumlah kajian yang diterima dikurangi dengan pekerjaan yang batal
diselesaikan dan pekerjaan yang masih meluncur.
• Formula :

45
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑎𝑗𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢


= 𝑥 100%
Jumlah Kajian Diterima - Batal - Meluncur

Keterangan :
- Perhitungan jumlah permintaan kajian didasarkan pada seluruh permintaan kajian
dari baik yang berasal dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang
dikerjakan/dilaksanakan pada tahun berjalan ataupun tahun sebelumnya yang
harus selesai pada tahun berjalan.
- Jumlah permintaan kajian yang menjadi target penyelesaian dalam Kontrak
Manajemen adalah permintaan kajian yang diterima, kecuali kajian tersebut
sedang dalam pekerjaan atau dibatalkan.
- Batas waktu penyelesaian kajian berdasarkan pada surat permintaan kajian dari
Direksi, unit PLN maupun diluar PLN
- Permintaan kajian yang digunakan dalam perhitungan formula dirincikan ke dalam
beberapa kategori sebagai berikut :

Tahun Sebelum Tahun Berjalan Tahun Sesudah Kategori


Awal Real Real Akhir
Tepat waktu
Awal Akhir/Real
Tepat waktu
Awal Akhir Akhir Real
Tidak tepat waktu
Awal Akhir Est Real
Tidak tepat waktu
Awal Awal Akhir Real
Tidak tepat waktu
Awal Awal Real Akhir
Tepat waktu
Awal Awal Akhir/Real
Tepat waktu
Awal Awal Akhir Real
Tidak tepat waktu
Awal Awal Akhir Est Real
Tidak tepat waktu
Awal Awal Real Akhir
Tepat Waktu
Awal Awal Akhir/Est Real
Tidak dihitung sebagai
target maupun realisasi
Awal Akhir/Est Real Tidak dihitung sebagai
target maupun realisasi

Catatan :
- Awal = tanggal permintaan kajian
- Akhir = target tanggal penyelesaian kajian
- Real = realisasi tanggal penyelesaian kajian
- Est Real = estimasi realisasi tanggal penyelesaian kajian

a. Jumlah kajian tepat waktu merupakan total jumlah kajian dengan kategori “Tepat
waktu” sesuai tabel.
b. Jumlah kajian yang diterima merupakan total jumlah kajian baik kategori “Tepat
waktu” maupun kategori “Tidak tepat waktu” yang harus selesai di periode pelaporan
sesuai tabel,
c. Target waktu penyelesaian kajian didasarkan pada target waktu penyelesaian kajian
yang tertulis pada surat permintaan kajian/kontrak kerja/proposal/adendum yang
disepakati oleh pihak pemberi kajian dan pihak pelaksana pekerjaan kajian.

46
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

d. Jika dalam suatu kajian terdapat beberapa produk yang masing-masing produk
memiliki target penyelesaian yang berbeda, maka setiap produk tersebut dapat
dihitung sebagai 1 kajian.
e. Jika suatu kajian yang di dalam surat permintaan kajiannya tidak tertulis target waktu
penyelesaian kajian atau tidak memiliki kontrak kerja / proposal, maka target waktu
penyelesaian kajian tersebut dapat ditentukan oleh unit pelaksana kajian melalui
surat balasan kesanggupan penyelesaian kajian kepada pihak pemberi kajian yang
mencantumkan kesanggupan target waktu penyelesaian kajian.
f. Kajian dinyatakan selesai pada saat Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
ditandatangani bersama oleh pihak pemberi kajian dan pihak pelaksana pekerjaan
kajian. Jika kajian yang outputnya berupa dokumen (laporan teknik) yang tidak
memiliki berita acara pemeriksaan pekerjaan, maka tanggal penyelesaian dokumen
tersebut dinyatakan sebagai tanggal penyelesaian penyelesaian kajian.
g. Khusus untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya
setelah tahun berjalan, maka dinyatakan selesai apabila realisasi penugasan
tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
yang ditandatangani bersama oleh para pihak. Jika penyelesaian penugasan
setelah tahun berjalan, maka pada periode berjalan penugasan tersebut tidak
dihitung sebagai target maupun realisasi.

• Satuan: % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data:
- Surat Permintaan Kajian
- Surat Penyampaian Hasil Kajian
- Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
- Rekapitulasi ketepatan waktu penyelesaian kajian yang ditandatangani oleh GM

97. Produktivitas Pegawai (PUSLITBANG)


• Deskripsi : Ukuran produktifitas pegawai yang diukur dari realisasi produk layanan, baik
terencana maupun tidak terencana dikalikan bobot dibandingkan dengan jumlah pegawai
pada periode berjalan.
• Formula :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 (𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 + 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎)𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖

Keterangan :
Nilai produk layanan diperoleh dari penjumlahan produk layanan yang dihasilkan dikalikan
dengan bobot yang ditentukan sebagai berikut :
Produk Layanan PUSLITBANG Bobot
Penelitian 20%
Standarisasi 15%
Produk Layanan Utama
Market Intelligent 5%
Terencana
Produk Inovasi 10%
Technology Scanning 10%
Total Bobot Produk Terencana 60%
Produk Layanan Utama Kajian dan Investigasi 20%
Tidak Terencana Paper 20%
Total Bobot Produk Tidak Terencana 40%
Total Bobot Produk Terencana dan Tidak Terencana 100%

• Satuan : Skor

47
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)


• Frekuensi Pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Laporan Peneitian, Laporan Standarisasi, Laporan Produk Inovasi, Laporan
Technology Scanning, Kajian dan Investigasi, Market Intelligent, Jumlah Pegawai
Puslitbang berdasarkan Statistik Pegawai yang diterbitkan oleh Divisi Talent Development

98. Kepuasan Pelanggan (PUSDIKLAT)


• Deskripsi : Indikator yang mengukur peningkatan skor hasil survei kepuasan pelanggan
oleh Unit Pusat Pendidikan dan Pelatihan terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan
pada suatu periode dibandingkan dengan hasil survei kepuasan pelanggan pada suatu
periode tahun sebelumnya.
• Formula :

= 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑆𝑢𝑟𝑣𝑒𝑦 𝐾𝑒𝑝𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑌𝑒𝑎𝑟 𝑜𝑛 𝑌𝑒𝑎𝑟 (𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑖)

Keterangan :
a. Pelaksanaan survei dilakukan pada akhir Triwulan 2 dan akhir Triwulan 4 tahun berjalan.
b. Fokus Pengukuran, dilakukan pada 3 aspek yaitu : Aspek SDM, Aspek Legal dan Aspek
Teknis
c. Kriteria yang diukur, meliputi : Kualitas Pelayanan yang dirasakan Pelanggan, Tingkat
Kepentingan Layanan, Harapan Pelanggan
d. Formula Nilai Kepuasan Pelanggan diukur dengan menggunakan formula :

= (Mutu Layanan Rata-rata)/Harapan x 100%

• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Semesteran
• Sumber data : Hasil survei kepuasan pelanggan

99. Respon Pelaksanaan Diklat Kepemimpinan


• Deskripsi: Indikator kinerja yang mengukur lama respon pelaksanaan Diklat
Kepemimpinan dihitung sejak diterbitkan surat usulan diklat penjenjangan dari Divisi Talent
Development sampai dengan pelaksanaan Diklat Kepemimpinan.
• Formula:

= 𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑘𝑙𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑚𝑝𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑘 𝑠𝑢𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑠𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑘𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑒𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑠𝑖 𝑇𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 𝐷𝑒𝑣𝑒𝑙𝑜𝑝𝑚𝑒𝑛𝑡

• Satuan : Hari kerja


• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi Pelaporan: Triwulanan
• Sumber data: Surat usulan diklat penjenjangan dari Divisi Talent Development, Surat
Undangan Diklat Penjenjangan.

100. Dampak Pembelajaran – Dampak Pembelajaran Calon Pegawai Baru


• Deskripsi : Indikator yang mengukur dampak pembelajaran terhadap calon pegawai baru
yang mengikuti kegiatan pembelajaran berdasarkan hasil survei yang dilakukan.
• Formula :
= 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑦 𝑒𝑣𝑎𝑙𝑢𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑙𝑜𝑛 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑢

• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Triwulanan
• Sumber data : Hasil survei evaluasi pembelajaran calon pegawai baru

48
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

101. Dampak Pembelajaran - Dampak Pembelajaran Pada Perubahan Perilaku


• Deskripsi : Indikator yang mengukur dampak pembelajaran terhadap perubahan perilaku
dari pegawai yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Diukur dengan menggunakan
kuisioner evaluasi level 3 untuk TNA yang akan ditanyakan kepada atasan dari pegawai
yang mengikuti pembelajaran. Pengukuran akan dilakukan 3 bulan setelah proses
pembelajaran berakhir.
• Formula :
= 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑦 𝑒𝑣𝑎𝑙𝑢𝑎𝑠𝑖 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 3 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑇𝑁𝐴

Keterangan :
a. Persentase dampak pembelajaran yang dihitung adalah rata-rata dari persentase
responden yang sah yang diukur pada keseluruhan hasil survei evaluasi level 3 untuk
TNA.
b. Responden yang sah adalah responden yang lengkap formulir evaluasi level 3 untuk
TNA atasan dan peserta.

• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Semesteran
• Sumber data : Hasil survei evaluasi level 3 untuk TNA

102. Dampak Pembelajaran - Dampak Pembelajaran Pada Kinerja


• Deskripsi : Indikator yang mengukur dampak pembelajaran terhadap peningkatan kinerja
di Unit Operasional, diukur dengan menggunakan kuisioner evaluasi level 4 untuk TNA.
• Formula :
= 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑆𝑢𝑟𝑣𝑒𝑦 𝐸𝑣𝑎𝑙𝑢𝑎𝑠𝑖 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 4 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑇𝑁𝐴

Keterangan :
a. Persentase Dampak Pembelajaran yang dihitung adalah rata-rata dari persentase
responden yang sah yang diukur pada keseluruhan hasil survey evaluasi level 4 untuk
TNA.
b. Responden yang sah adalah responden yang lengkap formulir evaluasi level 4 untuk
TNA atasan dan peserta.

• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Semesteran
• Sumber data : Hasil survei evaluasi level 4 untuk TNA dan X-Man for expert

103. Return on Training Investment (ROTI)


• Deskripsi : Indikator kinerja untuk mengukur bahwa pembelajaran memberikan dampak
pengembalian investasi pembelajaran yang diukur dari pencapaian Return on Training
Investment (ROTI) > 1,3 kali. Unit yang diukur adalah Unit Operasional yang terlibat dalam
pilot project hasil TNA yang mencapai ROTI > 1,3 kali.
• Formula :

= 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑙𝑜𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑇𝑁𝐴


𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖 𝑅𝑂𝑇𝐼 ≥ 1,3 𝑘𝑎𝑙𝑖

• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Tahunan
• Sumber data : Hasil Penilaian ROTI dari Pusdiklat

104. Penyelenggaraan Asesmen Centre


• Deskripsi : Indikator kinerja yang mengukur tingkat kepatuhan pelaksanaan asesmen
berdasarkan ISO 10667-2

49
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

• Formula :

=𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑠𝑠𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑆𝑒𝑟𝑣𝑖𝑐𝑒, 𝐷𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑦, 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑑𝑢𝑟𝑒 𝑑𝑎𝑛 𝑀𝑒𝑡ℎ𝑜𝑑𝑠

• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Semesteran
• Sumber data: Hasil tingkat pemenuhan assessment service, delivery, procedure dan
methods

105. Maturity Level: Learning, Assessment and Certification BP & Kompetensi Instruktur -
Learning, Assesment and Certification Business Process
• Deskripsi: Indikator kineja yang mengatur tingkat kematangan dalam proses bisnis
pendukung pelayanan baik pembelajaran, asesmen, sertifikasi dan pelayanan museum,
yaitu:
a. SDM
b. Keuangan
c. Pelayanan
• Formula :
= 𝑀𝑎𝑡𝑢𝑟𝑖𝑡𝑦 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑏𝑖𝑠𝑛𝑖𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝐼𝑆𝑂 9004: 2018

• Satuan : Level
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Triwulanan
• Sumber data: Hasil maturity level pendukung penyelenggaraan pelayanan (pembelajaran,
sertifikasi, asesmen, pelayanan museum)

106. Maturity Level: Learning, Assessment and Certification BP & Kompetensi Instruktur -
Pengembangan Kompetensi Instruktur/Assesor
• Deskripsi : Indikator kinerja yang mengukur tingkat kematangan pengembangan
kompetensi instruktur / assesor di Pusdiklat, diukur menggunakan maturity level yang
diselenggarakan setiap 3 bulan.
• Formula :
= 𝑀𝑎𝑡𝑢𝑟𝑖𝑡𝑦 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟/𝐴𝑠𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟

• Satuan : Level
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Triwulanan
• Sumber data: Hasil maturity level pengembangan kompetensi instruktur/assessor

107. Produktivitas Pegawai (PUSDIKLAT)


• Deskripsi : Ukuran produktifitas pegawai yang diukur dari realisasi rata-rata dari (jumlah
sertifikat pembelajaran + jumlah sertifikat kompetensi + jumlah report asesmen + jumlah
pengunjung terkoreksi) dibandingkan dengan jumlah pegawai unit + pegawai Pusdiklat
tertimbang pada periode berjalan.
• Formula :

∑ 𝑆𝑒𝑟𝑡𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛
= 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 É
∑ 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑈𝐷𝐼𝐾𝐿𝐴𝑇 + 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑃𝑈𝑆𝐷𝐼𝐾𝐿𝐴𝑇 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
∑ 𝑅𝑒𝑝𝑜𝑟𝑡 𝐴𝑠𝑒𝑠𝑚𝑒𝑛
+
∑ 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝐴𝑆𝑇𝐸𝑅 + 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑃𝑈𝑆𝐷𝐼𝐾𝐿𝐴𝑇 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
∑ 𝑆𝑒𝑟𝑡𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑡 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖
+
∑ 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑈𝑆𝐸𝑅 + 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑃𝑈𝑆𝐷𝐼𝐾𝐿𝐴𝑇 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
∑ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
+ Ê
∑ 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑀𝐿𝐸𝐵 + 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑃𝑈𝑆𝐷𝐼𝐾𝐿𝐴𝑇 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔

Keterangan
50
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :

UDIKLAT = Unit Pendidikan dan Pelatihan


ASTER = Unit Assessment Centre
USER = Unit Sertifikasi
MLEB = Unit Museum Listrik dan Energi Baru
• Satuan : Produk / Pegawai
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Sertifikat Pembelajaran, Report Asesmen, Sertifikat kompetensi, Jumlah
pengunjung terkoreksi, Jumlah pegawai unit (Udiklat, Aster, User, MLEB), dan Jumlah
pegawai Pusdiklat tertimbang

108. Pencapaian Investasi – Realisasi program Terkontrak


• Deskripsi : Realisasi penyelesaian kontrak program kerja investasi murni sesuai
SKAI/SKKI
• Formula :
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑘
= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚
Keterangan :
Target program terkontrak paling lambat diselesaikan pada bulan Agustus 2020
• Satuan : % (Persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : SKAI/SKKI ,Kontrak, Surat Perintah Kerja dari pemberi penugasan

109. Efisiensi Biaya OPEX Non-Fuel


• Deskripsi : Besarnya biaya pemeliharaan dan biaya administrasi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan operasional unit.
• Formula :
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 Biaya 𝑂𝑃𝐸𝑋 𝑁𝑜𝑛 𝐹𝑢𝑒𝑙
= 𝑥100%
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑃𝐸𝑋 𝑛𝑜𝑛 𝐹𝑢𝑒𝑙
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi Pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Laporan realisasi anggaran operasi (biaya pemeliharaan dan biaya
administrasi) dari Divisi Anggaran

51

Anda mungkin juga menyukai