Pertumbuhan kWh penjualan Tenaga Listrik Year on Year (YoY) diukur dengan cara
sebagai berikut =
𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑛 − 𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑛 − 1
= 𝑥100%
𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑛 − 1
Keterangan :
kWh Penjualan Tenaga Listrik adalah kWh penjualan Tenaga Listrik sampai dengan periode
berjalan sesuai dengan Laporan Penjualan (TUL-309).
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM (Laporan Penjualan TUL-309) di validasi dengan Laporan Penjualan
kepada eksternal PLN. Jika terdapat perbedaan maka yang digunakan adalah Laporan
Penjualan kepada eksternal PLN
Pertumbuhan pendapatan penjualan Tenaga Listrik Year on Year (YoY) diukur dengan
cara sebagai berikut =
Keterangan :
Pendapatan penjualan tenaga listrik adalah total rupiah pendapatan penjualan Tenaga Listrik
sampai dengan periode berjalan sesuai dengan Laporan Penjualan (TUL-309).
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM (Laporan Penjualan TUL-309) di validasi dengan Laporan Penjualan
kepada eksternal PLN. Jika terdapat perbedaan maka yang digunakan adalah Laporan
Penjualan kepada eksternal PLN
1
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
Pertumbuhan penjualan layanan khusus year on year (YoY) diukur dengan cara sebagai
berikut =
Keterangan :
- Penjualan Layanan Khusus yang dimaksud adalah jumlah KWh jual Tenaga Listrik
untuk Pelanggan Premium.
- Pelanggan Premium adalah seluruh pelanggan dengan Awal Kode Tarif “L” diluar
tarif “L-Multiguna”
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Query Data Penjualan Pelanggan Premium dari DIVQAS, SILM (Laporan
Penjualan TUL-309) di validasi dengan Laporan Penjualan kepada eksternal PLN. Jika
terdapat perbedaan maka yang digunakan adalah Laporan Penjualan kepada eksternal
PLN
2
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
(𝐾 e − 𝐾) (𝐺 e − 𝐺) (𝐼e − 𝐼)
= 40% 𝑥 { } + 40% 𝑥 { } + 20% 𝑥 { }
𝐾e 𝐺e 𝐼e
Keterangan :
K’ = Keluhan tahun n-1
K = Keluhan tahun n
G’ = Gangguan tahun n-1
G = Gangguan tahun n
I’ = Informasi tahun n-1
I = Informasi tahun n
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Aplikasi APKT, Query Data dari Tim APKT (Aplikasi Pengaduan & Keluhan
Terpadu)
Jumlah Penyelesaian Komplain Pelanggan yang memenuhi ketentuan berlaku pada periode berjalan
= 𝑥100%
Jumlah Komplain Pelanggan periode berjalan
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Aplikasi APKT
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 (𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ 𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑅𝑒𝑘𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑘𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑃𝐴𝐿 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑈𝐿404
=
Pendapatan Bulanan TUL309
Keterangan :
untuk lebih jelas formulanya adalah sbb :
3
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ 𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑅𝑒𝑘𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑘𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑘𝑎𝑛 (𝑃𝐴𝐿 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑆 )𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 − 𝑖
∑z{|
z{} x y
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 − 𝑖
= 𝑥100%
𝑛
Keterangan :
- Nilai Rupiah Saldo Rekening Berjalan dan Rekening Tunggakan adalah nilai rupiah
saldo rekening berjalan dan tunggakan PAL dan TS tidak termasuk kode golongan
1 (TNI/Polri) pada bulan ke-i
- Pendapatan Bulanan adalah pendapatan penjualan tenaga listrik bulanan sesuai
TUL 309
- Pendapatan Penjualan Tenaga listrik bulan ke-i adalah total pendapatan penjualan
tenaga listrik prabayar dan pascabayar pada bulan ke-i
- n adalah jumlah bulan sampai dengan periode berjalan.
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Laporan Piutang TUL 404, Laporan Penjualan TUL 309.
9. Biaya Pokok Penyediaan / BPP (Biaya Pokok Penyediaan) / BPP (Biaya Pokok
Pembangkitan)
• Deskripsi : Total biaya yang diperlukan untuk membangkitkan tiap kWh energi listrik /
menyalurkan tiap kVA / menjual tiap kWh energi listrik
• Formula :
Keterangan *) :
a. Untuk Unit Pembangkitan dan Unit Pengatur Beban menggunakan Total kWh produksi
netto, termasuk kWh pembangkit sewa dan pembangkit IPP.
b. Untuk Unit wilayah dan distribusi, menggunakan kWh penjualan tenaga listrik
c. Untuk Unit Penyaluran, Unit Pembangkit dan Penyaluran, menggunakan kWh Siap
Salur.
d. Untuk Unit Wilayah dan Distribusi Jumlah Biaya Usaha dengan tidak memasukan
biaya pembelian ke unit penyaluran (biaya transfer price).
e. Untuk Unit Penyaluran jumlah biaya usaha dan beban bunga termasuk juga
didalamnya biaya dari unit pembangkitan.
4
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
• Satuan : Rp / kWh
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Laporan Akuntansi, Neraca Energi dan Laporan Penjualan.
- Unit Pembangkitan : Laporan BPP per Unit & SILM
- Unit Wilayah & Distribusi : Laporan BPP per Unit & SILM (Laporan Penjualan TUL-
309)
- Unit Penyaluran : Laporan BPP per Unit & Laporan Neraca Energi – SILM
Ketrangan :
a. Pembobotan dilakukan per aktifitas pada PRK, Untuk Pelaporan Bulanan progres
fisik, pembobotan dilakukan dengan menggunakan Disburse AKI bulanan. Untuk
Pelaporan Akhir Tahun LPFI, pembobotan menggunakan AKI Tahun 2020 sesuai
SKAI terupdate
b. Jika terdapat lebih dari 1 aktifitas pada PRK yang sama, maka pembobotan
dilakukan secara agregat. Untuk PRK yang tidak memberikan nilai AKI per aktifitas,
maka yang diambil adalah baris PRK saja sampai field target dan realisasi progres
fisik, pencapaian dihitung dari Realisasi terhadap Target PRK tsb
c. Nilai AKI yang digunakan adalah sesuai Nilai AKI yang terbit pada SKAI terupdate
dengan detil Per PRK
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data :
6
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
- Surat Ketetapan Anggaran Investasi (SKAI) yang terupdate beserta detil Lampiran
PRK nya.
- Berita Acara Pembayaran, Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan, Monitoring
Pengendalian Pembayaran sesuai
- Checklist Proses Tagihan
- Rekap realisasi progres fisik sesuai tabel diatas
§ Permohonan Ganda
§ Batal Atas Permintaan Pelanggan
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data :
- Query Data dari Tim AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat)
- Penetapan TMP dari DJK dan/atau penetapan dari Departemen Bisnis dan Pelayanan
Pelanggan
- Berita Acara/Surat Permintaan Restitusi dari Pelanggan/Calon Pelanggan yang
memuat Nama Pelanggan/Calon Pelanggan, Nomor Agenda Permohonan
PB/PD/Paskem/ Migrasi, Nomor Rekening Pelanggan/Calon Pelanggan, Alasan
Permohonan Restitusi, tanda tangan Pelanggan/Calon Pelanggan atau Pemohon
sesuai SIP yang dilengkapi dengan dari Pelanggan/Calon Pelanggan jika diwakilkan.
- KTP Pelanggan/Calon Pelanggan/Pemohon sesuai SIP
- Bukti Transfer Restitusi / Titipan
8
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
• Formula :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑁𝑒𝑡𝑡𝑜 − 𝑃𝑆𝐺𝐼 − 𝑘𝑊ℎ 𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚 𝑘𝑒 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑙𝑎𝑖𝑛 − 𝑃𝑆𝑆𝐷 − 𝑘𝑊ℎ 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝐸 − 𝑚𝑖𝑛
= 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑁𝑒𝑡𝑡𝑜
Keterangan :
a. Total kWh Produksi Netto : Jumlah kWh total netto yang diterima di Jaringan Transmisi
dan Jaringan Distribusi dari Unit Produksi Listrik dan/atau Unit Penyaluran lain.
b. PSGI : Jumlah kWh pemakaian sendiri Gardu Induk
c. KWh Kirim ke Unit Lain : Jumlah kWh yang dikirim ke Unit Lain melalui Jaringan
Transmisi maupun Jaringan Distribusi.
d. PSSD : Jumlah kWh Pemakaian Sendiri Sistem Distribusi
e. kWh jual tanpa E-Min merupakan kWh penjualan tanpa memperhitungkan energi
minimum (E-min)
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM (Laporan Neraca Energi (NE217)), kWh Emin
Keterangan
a. Loko Transmisi Netto : jumlah kWh total netto yang diterima di Jaringan Transmisi dari
unit produksi listrik dan/atau unit lain dan siap disalurkan melalui jaringan transmisi
tegangan tinggi.
b. PSGI : Pemakaian sendiri Gardu Induk adalah jumlah kWh yang dipakai untuk
berbagai peralatan pendukung dan peralatan tertentu yang tetap mengkonsumsi kWh
pada saat menyalurkan maupun tidak saat menyalurkan energi pada sistem transmisi
antara lain : peralatan swicthyard, peralatan kontrol, lampu sebagai peringatan pada
tower transmisi penerangan dan pendingin ruangan.
c. Siap Salur Transmisi : jumlah kWh yang siap disalurkan ke jaringan distribusi maupun
dikirim ke unit lain.
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Laporan Neraca Energi – Aplikasi SILM
18. Kehandalan Jaringan - SAIDI (System Average Interruption Duration Index) / Peningkatan
Kehandalan Jaringan - SAIDI sesuai kewenangannya
• Deskripsi : Rata-rata lama padam per pelanggan dalam suatu periode tertentu.
• Formula :
9
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
b. Untuk Divisi Operasional Regional adalah semua SAIDI dan SAIFI yang terjadi
mencakup seluruh pemadaman di sisi Pembangkit, Transmisi dan Distribusi,
c. Untuk UIW / UID adalah sesuai kewenangan :
- Untuk UID / UIW yang memiliki Pembangkit dan Transmisi maka SAIDI
dan SAIFI adalah mencakup seluruh pemadaman di sisi Pembangkit,
Transmisi dan Distribusi, baik pemadaman karena gangguan maupun
karena Pemadaman Terencana.
- Untuk UID / UIW yang tidak memiliki Pembangkit dan Transmisi maka
SAIDI dan SAIFI adalah mencakup seluruh pemadaman di sisi
Distribusi, baik pemadaman karena gangguan maupun karena
Pemadaman Terencana. Tetapi tetap melakukan pencatatan untuk
pemadaman di sisi Pembangkit, Transmisi dan Distribusi.
• Satuan : menit/plg
• Jenis KPI : Polaritas negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM (Laporan SAIDI-SAIFI), APKT (SAIDI / SAIFI)
19. Kehandalan Jaringan - SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) / Peningkatan
Kehandalan Jaringan - SAIFI sesuai kewenangannya
• Deskripsi : Rata-rata kali padam per pelanggan dalam suatu periode tertentu.
• Formula :
∑ (𝐾𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚 𝑥 ∑ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑑𝑎𝑚)
= 𝑥 100%
∑ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
Keterangan :
a. Gangguan adalah kejadian yang menyebabkan Circuit Breaker Trip (padam dan tidak
padam), auto reclose yang sukses tidak dihitung sebagai gangguan.
b. Durasi gangguan sirkit dihitung sejak gangguan terjadi hingga transmisi / sirkit siap
dibebani dikonfirmasi dengan Laporan Gangguan Dispatcher.
c. Dalam hal terjadi gangguan meluas yang disebabkan oleh Transmisi, durasi dihitung
sejak
gangguan sampai dengan Transmisi penyebab gangguan siap dibebani.
d. Perhitungan jumlah panjang jaringan Transmisi didasarkan pada seluruh jaringan
Transmisi yang telah beroperasi pada tanggal 01 Januari tahun berjalan.
e. Gangguan pada aset baru, dihitung setelah 3 bulan beroperasi.
f. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungkan sebagai gangguan.
g. Khusus unit-unit yang sudah mengimplementasikan EAM (Enterprise Asset
Management) Transmisi, maka data gangguan untuk perhitungan kinerja dapat
menggunakan data dari legacy FOIS (Forced Outage Information System).
• Satuan : jam / 100 kms
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
10
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
Keterangan :
a. Durasi gangguan trafo dihitung sejak gangguan terjadi (sisi sumber trip) sampai trafo
siap dibebani (sisi sumber masuk).
b. Total trafo beroperasi adalah seluruh trafo yang telah beroperasi pada tanggal 01
Januari tahun berjalan termasuk trafo baru dan trafo dalam masa garansi.
c. Gangguan pada trafo baru, mulai dihitung setelah 3 bulan beroperasi
d. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungkan sebagai gangguan
e. Khusus unit-unit yang sudah mengimplementasikan EAM Transmisi, maka data
gangguan untuk perhitungan kinerja dapat menggunakan data dari legacy FOIS.
• Satuan : jam / unit
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : EOB (Evaluasi Operasi Bulanan), FOIS (Forced Outage Informastion
System), Unit (Data pendukung kinerja Transmisi)
Keterangan :
a. Gangguan adalah kejadian yang menyebabkan Circuit Breaker Trip (baik padam
maupun tidak padam), auto reclose yang sukses tidak dihitung sebagai gangguan.
b. Dalam hal terjadi gangguan meluas yang disebabkan oleh Transmisi, kali gangguan
dihitung satu kali (dihitung yang menjadi penyebab saja).
c. Perhitungan jumlah panjang jaringan Transmisi didasarkan pada seluruh jaringan
Transmisi yang telah beroperasi pada tanggal 01 Januari tahun berjalan.
d. Gangguan pada aset baru, dihitung setelah 3 bulan beroperasi.
e. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungkan sebagai gangguan.
f. Khusus unit-unit yang sudah mengimplementasikan EAM Transmisi, maka data
gangguan untuk perhitungan kinerja dapat menggunakan data dari legacy FOIS.
• Satuan : kali / 100 kms
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : EOB (Evaluasi Operasi Bulanan), FOIS (Forced Outage Informastion
System), Unit (Data pendukung kinerja Transmisi)
Keterangan :
a. Total trafo beroperasi adalah seluruh trafo yang telah beroperasi pada tanggal 01
Januari tahun berjalan termasuk trafo baru dan trafo dalam masa garansi.
b. Gangguan pada Trafo baru, mulai dihitung setelah 3 bulan beroperasi
c. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungkan sebagai gangguan
d. Khusus unit-unit yang sudah mengimplementasikan EAM Transmisi, maka data
gangguan untuk perhitungan kinerja dapat menggunakan data dari legacy FOIS.
• Satuan : kali / unit
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : EOB (Evaluasi Operasi Bulanan), FOIS (Forced Outage Informastion
System), Unit (Data pendukung kinerja Transmisi)
Keterangan :
a. Periode waktu merupakan jumlah hari dalam suatu periode
b. Suatu GI dikatakan padam jika salah satu atau seluruh trafo mengalami padam
disebabkan gangguan sistem transmisi (jaringan dan trafo)
c. Perhitungan jumlah GI didasarkan pada seluruh GI yang beroperasi pada suatu
periode termasuk GI baru yang masih dalam masa garansi
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : EOB (Evaluasi Operasi Bulanan), FOIS (Forced Outage Informastion
System), Unit (Data pendukung kinerja Transmisi)
25. Peningkatan Kehandalan Jaringan - Energy Not Served / Energy Not Served
• Deskripsi : Jumlah energi yang tidak disalurkan akibat pemadaman yang disebabkan oleh
gangguan Distribusi dan/atau gangguan Transmisi dan/atau pengurangan beban dan/atau
semua Load Shedding dan/atau gangguan Sistem serta pemadaman terencana.
• Formula :
Keterangan :
a) Untuk Unit Induk Wilayah/Distribusi tanpa Pembangkit dan Penyaluran dihitung
akibat pemadaman karena gangguan Distribusi dan pemadaman terencana
(sesuai dengan indikator SAIDI)
b) Untuk Unit Induk Wilayah/Distribusi dengan Pembangkit dan Penyaluran dihitung
seluruh gangguan dan pemadaman terencana (sesuai dengan indikator SAIDI)
c) Untuk P2B dihitung akibat pengurangan beban dan/atau semua Load Shedding
termasuk Manual Load Shedding (MLS) dan pemadaman terencana yang
melebihi jadwal yang disepakati
12
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
Keterangan :
System recovery Time dihitung sejak gangguan atau PMT keluar/trip sampai dengan
semua beban dapat di-recover (pelanggan menyala kembali).
• Satuan : Menit
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : EOB (Evaluasi Operasi Bulanan), Laporan Gangguan Detil Unit (data
pendukung kinerja Transmisi), Laporan Gangguan Detil Unit (data pendukung kinerja
SAIDI-Distribusi)
27. Energy Mix (BBM (termasuk Bio), Gas, Batubara, EBT lainnya)
• Deskripsi : Rata-rata pencapaian produksi per jenis bahan bakar (BBM (termasuk Bio),
Gas, Batubara, EBT lainnya) dibandingkan dengan rencana produksi sesuai dengan RKAP
yang berlaku.
• Formula :
= 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑅𝐾𝐴𝑃
Rata-rata pencapaian produksi per jenis bahan bakar dihitung dengan cara = (Pencapaian
Produksi BBM + Pencapaian Produksi Gas + Pencapaian Produksi Batubara + Pencapaian
Produksi EBT lainnya) / 4
• Satuan : %
• Jenis KPI : BBM termasuk Bio (Polaritas Positif (-)), Gas, Batubara, EBT lainnya (Polaritas
Positif (+))
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : SILM
13
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
29. Equivalent Availability Factor (EAF) PLTU Batubara Pembangkit PLN / EAF Total dengan
OMC - PLTU
• Deskripsi : Faktor ketersediaan mesin pembangkit untuk beroperasi pada Daya Mampu
Nettonya (hanya untuk unit pembangkit PLTU Batubara milik PLN dalam status aktif
termasuk unit pembangkit PLTU baru setelah dilakukan STOP).
• Formula :
14
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
15
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
30. EAF (Equivalent Availability Factor) Total dengan OMC – Non PLTU
• Deskripsi : Faktor ketersediaan mesin pembangkit untuk beroperasi pada Daya Mampu
Nettonya (hanya untuk unit pembangkit Non PLTU milik PLN dalam status aktif termasuk
unit pembangkit baru setelah dilakukan STOP).
• Formula :
∑ [(𝐴𝐻 − 𝐸𝑃𝐷𝐻 − 𝐸𝑈𝐷𝐻 − 𝐸𝑆𝐷𝐻) 𝑥 𝐷𝑀𝑁]
= 𝑥 100%
∑ [𝑃𝐻 𝑥 𝐷𝑀𝑁]
Keterangan :
sesuai dengan indikator Equivalent Availiability Factor (EAF) Total-PLTU
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Unit (data pendukung kinerja pembangkit), UI P2B, UI P3BS, UIKL
31. EAF (Equivalent Availability Factor) sampai dengan berakhir masa garansi
• Deskripsi : Faktor ketersediaan mesin pembangkit untuk beroperasi (sejak SLO sampai
dengan Final Acceptance Certificate (FAC) ) pada Daya Mampu Netto-nya pada satu
periode.
• Formula :
Keterangan :
Sesuai dengan indikator Equivalent Availiability Factor (EAF)
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Unit Induk Pembangunan, UIP3BS, UIKL, UIW
• Satuan : liter/kWh
• Jenis KPI : Polaritas negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM, Unit (data pendukung kinerja pembangkit)
Keterangan :
a. FOH (Force Outage Hours) jumlah jam unit keluar paksa sebagai akibat dari gangguan
Unplanned (Forced) Outages (U1, U2, U3) + Startup Failures (SF).
Keterangan :
i. U1 (Unplanned (Forced) Outage) - Immediate adalah Outage yang
memerlukan keluarnya pembangkit dengan segera baik dari kondisi operasi,
RSH atau status Outage lainnya. Jenis Outage ini diakibatkan oleh kontrol
mekanik/electrical/hydraulic unit pembangkit trip atau ditripkan oleh operator
sebagai respon atas alarm/kondisi unit.
ii. U2 (Unplanned (Forced) Outage) - Delayed adalah Outage yang tidak
memerlukan unit pembangkit untuk keluar segera dari sistem tetapi dapat
ditunda paling lama dalam enam jam. Outage jenis ini hanya dapat terjadi pada
saat unit dalam keadaan terhubung ke jaringan serta melalui proses
penurunan beban bertahap.
iii. U3 (Unplanned (Forced) Outage) - Postponed adalah Outage yang dapat
ditunda lebih dari enam jam. Outage jenis ini hanya dapat terjadi pada saat
unit dalam keadaan terhubung ke jaringan.
iv. Start Up Failure adalah Outage yang terjadi ketika suatu unit tidak mampu
sinkron dalam waktu start up yang ditentukan setelah dari status Outage atau
RSH.
b. EFDH (Equivalent Force Derated Hours) merupakan perkalian antara jumlah jam unit
pembangkit Derating secara paksa (forced Derating: D1, D2, D3) dengan besar
penurunan Derating dibagi DMN (Daya Mampu Netto). Setiap kejadian Forced
Derating (D1, D2, D3) dikonversi menjadi jam ekivalen Full Outage, yang diperoleh
dengan cara mengalikan durasi Derating aktual (jam) dengan besar Derating (MW)
dan membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen
ini kemudian dapat dijumlahkan.
Keterangan :
i. D1 (Unplanned (Forced) Derating) - Immediate adalah Derating yang
memerlukan penurunan kapasitas segera (tidak dapat ditunda).
ii. D2 (Unplanned (Forced) Derating) - Delayed adalah Derating yang tidak
memerlukan suatu penurunan kapasitas segera tetapi memerlukan penurunan
dalam dalam waktu enam jam.
iii. D3 (Unplanned (Forced) Derating) - Postponed adalah Derating yang dapat
ditunda lebih dari enam jam.
c. DMN adalah besarnya Daya Mampu Netto Pembangkit yang dihitung dari Daya
Terpasang Nameplate - Pemakaian Sendiri (pemakaian auxiliary unit dan service),
Untuk Pembangkit yang kapasitas DMN nya tertulis pada Dokumen Berita Acara SLO,
17
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
Keterangan : sesuai dengan indikator EFOR (Equivalent Forced Outage Rate) Operasi –
PLTU
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM, Unit (data pendukung kinerja pembangkit)
∑|z{}[𝑆𝑂𝐻 𝑥 𝐷𝑀𝑁]
= 𝑥 100%
∑|z{}[𝑃𝐻 𝑥 𝐷𝑀𝑁]
Keterangan :
a. SOH (Scheduled Outage Hours) merupakan jumlah jam unit tidak dapat beroperasi
sebagai akibat dari keluar terencana baik Planned Outage maupun Maintenance
Outage + Scheduled Outage Extensions (SE) dari Maintenance Outages (MO) dan
Planned Outages (PO).
Keterangan :
i. Planned Outage (PO) yaitu keluarnya pembangkit akibat adanya pekerjaan
pemeliharaan periodik pembangkit seperti inspeksi, overhaul atau pekerjaan
lainnya yang sudah dijadwalkan sebelumnya dalam rencana tahunan
pemeliharaan pembangkit atau sesuai rekomendasi pabrikan.
ii. Maintenance Outage (MO) yaitu keluarnya pembangkit untuk keperluan
pengujian, pemeliharaan preventif, pemeliharaan korektif, perbaikan atau
penggantian suku cadang atau pekerjaan lainnya pada pembangkit yang
dianggap perlu dilakukan, yang tidak dapat ditunda pelaksanaannya hingga
jadwal PO berikutnya dan telah dijadwalkan dalam ROM berikutnya.
iii. Scheduled Outage Extension merupakan perpanjangan dari Planned Outage
(PO) atau Maintenance Outage (MO), yaitu Outage yang melampaui perkiraan
durasi penyelesaian PO atau MO yang telah ditentukan sebelumnya.
b. DMN adalah besarnya Daya Mampu Netto Pembangkit yang dihitung dari Daya
Terpasang Nameplate - Pemakaian Sendiri (pemakaian auxiliary unit dan service),
Untuk Pembangkit yang kapasitas DMN nya tertulis pada Dokumen Berita Acara SLO,
maka menggunakan kapasitas DMN pada Dokumen BA SLO tersebut, Untuk
Pembangkit yang kapasitas DMN nya tidak tertulis pada Dokumen Berita Acara SLO,
maka DMN Pembangkit adalah lebih besar dari atau sama dengan 90% dari Daya
Terpasang Nameplate.
c. PH (Period Hours) merupakan jumlah Jam Tersedia dalam suatu periode tertentu yang
sedang diamati selama unit dalam status aktif. Jika 1 bulan terdapat 30 hari, maka PH
= 30 x 24 jam = 720 jam
d. Unit yang dinyatakan status aktif adalah unit pembangkit yang tidak termasuk dalam
kategori Mothballed dan Retired atau ATTB. Jika suatu unit keluar karena adanya
permasalahan peralatan / gangguan, baik unit diperlukan atau tidak diperlukan oleh
sistem, maka kondisi ini dianggap sebagai sebagai FO, MO, atau PO bukan sebagai
Mothballed.
e. Unit dinyatakan Mothballed dan Retired atau ATTB setelah keputusan Direksi yang
tertuang dalam Notulen Radir PT PLN (Persero) / Notulen Radir Sirkuler PT PLN
(Persero) berdasarkan hasil pemeriksaan SPI PT PLN (Persero).
• Satuan : Persen (%)
19
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas negatif (-)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM, Unit (data pendukung kinerja pembangkit)
• Keterangan :
a. kWh Produksi Maksimum adalah PH X Daya Terpasang
b. PH (Period Hours) merupakan jumlah Jam Tersedia dalam suatu periode tertentu yang
sedang diamati selama unit dalam status aktif. Jika 1 bulan terdapat 30 hari, maka PH
= 30 x 24 jam = 720 jam
c. Unit yang dinyatakan status aktif adalah unit pembangkit yang tidak termasuk dalam
kategori Mothballed dan Retired atau ATTB. Jika suatu unit keluar karena adanya
permasalahan peralatan / gangguan, baik unit diperlukan atau tidak diperlukan oleh
sistem, maka kondisi ini dianggap sebagai sebagai FO, MO, atau PO bukan sebagai
Mothballed.
d. Unit dinyatakan Mothballed dan Retired atau ATTB sesuai keputusan Direksi yang
tertuang dalam Notulen Radir PT PLN (Persero) / Notulen Radir Sirkuler PT PLN
(Persero) berdasarkan hasil pemeriksaan SPI PT PLN (Persero).
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : SILM, Unit (data pendukung kinerja pembangkit)
39. Penyelesaian Kajian Kelayakan Proyek (KKP) / Penyelesaian Kajian Kelayakan Proyek (KKP)
untuk Proyek Pembangkit, Transmisi dan Gardu Induk sesuai RUPTL
• Deskripsi : Persentase jumlah dokumen KKP yang sudah disetujui GM untuk setiap proyek
pembangkit, transmisi, dan gardu induk sesuai RUPTL yang berlaku dan atau daftar
prioritas penyusunan KKP yang diterbitkan Direktur Perencanaan terhadap jumlah
dokumen KKP yang harus disetujui GM.
• Formula :
20
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
40. Verifikasi Kajian Kelayakan Proyek Untuk proyek pembangkit, transmisi dan gardu induk
(RUPTL)
• Deskripsi : Persentase jumlah dokumen KKP yang sudah disetujui GM, disahkan dan atau
dievaluasi oleh EVP Pengembangan Regional untuk setiap proyek pembangkit, transmisi,
dan gardu induk sesuai RUPTL yang berlaku dan atau daftar proyek prioritas penyusunan
KKP yang berlaku terhadap jumlah dokumen KKP yang harus disetujui GM, disahkan dan
atau dievaluasi oleh EVP Pengembangan Regional.
• Formula :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛 𝐾𝐾𝑃 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑡𝑢𝑗𝑢𝑖 𝐺𝑀, 𝑑𝑖𝑠𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑑𝑖𝑒𝑣𝑎𝑙𝑢𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝐸𝑉𝑃 𝑃𝑅
= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛 𝐾𝐾𝑃 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑡𝑢𝑗𝑢𝑖 𝐺𝑀, 𝑑𝑖𝑠𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑑𝑖𝑒𝑣𝑎𝑙𝑢𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝐸𝑉𝑃 𝑃𝑅
Keterangan :
a. Untuk DIVPR, perhitungan realisasi menggunakan dokumen KKP yang sudah
disetujui GM mengacu kepada RUPTL yang berlaku dan atau daftar proyek prioritas
penyusunan KKP yang berlaku dan diterbitkan oleh Direktur Perencanaan Korporat,
disahkan dan atau dievaluasi EVP PR sesuai SE Dir Nomor : 0004.E/DIR/2018
tentang Petunjuk Penyusunan Kajian Kelayakan Proyek Sarana Ketenagalistrikan
dalam RUPTL.
b. Dokumen KKP yang harus disediakan untuk Gardu Induk dan Transmisi adalah
proyek N-4 tahun (proyek GI & Transmisi yang dijadwalkan COD/RLB s.d. tahun 2023)
c. Dokumen KKP yang harus disediakan untuk Pembangkit proyek N-5 tahun (proyek
Pembangkit yang dijadwalkan COD s.d. tahun 2024)
d. Dokumen KKP tidak dapat digantikan oleh Dokumen FS
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : RUPTL yang berlaku, Dokumen KKP, SE Dir Nomor : 0004.E/DIR/2018
tentang Petunjuk Penyusunan Kajian Kelayakan Proyek Sarana Ketenagalistrikan dalam
RUPTL
21
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
41. Penambahan Kapasitas Infrastruktur Tenaga Listrik - New Power Plant Increase /
Penambahan Kapasitas Infrastruktur Tenaga Listrik - Penambahan Kapasitas Pembangkit
(PLN +IPP)/ Penambahan Kapasitas Infrastruktur Tenaga Listrik - Penambahan Kapasitas
Pembangkit PLN / Penambahan Kapasitas Infrastruktur Tenaga Listrik - Penambahan
Kapasitas Pembangkit IPP
• Deskripsi : Persentase jumlah kapasitas MW pembangkit baru yang diselesaikan ditandai
dengan diterbitkannya Commercial Operation Date (COD) dan/atau Sertifikat Laik Operasi
(SLO) terhadap jumlah kapasitas MW pembangkit baru sesuai dengan RKAP 2020 dan
atau buku proyek prioritas yang berlaku.
• Formula :
Keterangan :
a. Untuk jumlah kapasitas MW pembangkit baru adalah sesuai seluruh daftar di RKAP
2020 dan daftar proyek prioritas yang berlaku (diterbitkan oleh Direktur Perencanaan
Korporat) jika kedua daftar tersebut berbeda,
Jika daftar proyek prioritas (diterbitkan oleh Direktur Perencanaan Korporat)
seluruhnya berasal dari daftar RKAP 2020 dan daftar proyek prioritas terbit setelah
RKAP 2020 maka daftar proyek prioritas tersebut dapat digunakan sebagai target
kinerja menggantikan RKAP 2020.
b. Untuk pembangkit yang sudah COD/SLO sebelum 2020, maka tidak dapat diakomodir
dalam target dan realisasi tahun berjalan (dikeluarkan dari perhitungan target dan
realisasi).
c. Untuk pembangkit baru yang terdapat pada RUPTL dengan target COD/SLO diluar
target tahun berjalan dan mengalami percepatan penyelesaian dalam tahun berjalan
tidak dapat diakomodir dalam target dan realisasi tahun berjalan.
d. Dalam hal perhitungan jumlah kapasitas MW pembangkit yang sudah COD/SLO
ketika dikonfirmasi dengan aplikasi lain yang terkait adalah tidak sama, maka yang
diambil sebagai penilaian kinerja adalah sesuai dokumen SLO/ BA COD.
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Dokumen SLO/BA COD Pembangkit
Keterangan :
a. Untuk jumlah panjang kms transmisi adalah sesuai daftar di RKAP 2020 dan atau
sesuai daftar proyek prioritas (dalam tahap masa konstruksi dan komisioning ) yang
diterbitkan oleh Direktur Perencanaan Korporat.
b. Untuk Transmisi yang SLO sebelum 2020, maka tidak dapat diakomodir dalam target
dan realisasi tahun berjalan (dikeluarkan dari perhitungan target dan realisasi).
c. Untuk Transmisi baru yang terdapat pada RUPTL dengan target SLO diluar target
tahun berjalan dan mengalami percepatan penyelesaian dalam tahun berjalan tidak
dapat diakomodir dalam target dan realisasi tahun berjalan.
22
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
d. Dalam hal perhitungan jumlah panjang transmisi (kms) yang sudah SLO ketika
dikonfirmasi dengan aplikasi lain yang terkait adalah tidak sama, maka yang diambil
sebagai penilaian kinerja adalah sesuai dokumen SLO.
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Dokumen SLO
43. Penambahan Kapasitas Infrastruktur Tenaga Listrik - New Power House Capacity
Increase / Penambahan Kapasitas Gardu Induk
• Deskripsi : Persentase jumlah kapasitas MVA Gardu Induk baru/extension yang dapat
beroperasi ditandai dengan diterbitkannya Sertifikat Laik Operasi (SLO) terhadap jumlah
MVA Gardu Induk sesuai dengan RKAP 2020 dan atau buku proyek prioritas yang berlaku.
• Formula :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑉𝐴 𝐺𝐼 𝑏𝑎𝑟𝑢/𝑒𝑥𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑆𝐿𝑂)
= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑉𝐴 𝐺𝐼 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑅𝐾𝐴𝑃 2020 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 𝑝𝑟𝑖𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢
Keterangan :
a. Untuk jumlah kapasitas MVA Gardu Induk adalah sesuai daftar di RKAP 2020 dan
atau sesuai daftar proyek prioritas yang diterbitkan oleh Direktur Perencanaan
Korporat
b. Untuk Gardu Induk yang sudah SLO sebelum Tahun 2020, maka tidak dapat
diakomodir dalam target dan realisasi tahun berjalan (dikeluarkan dari perhitungan
target dan realisasi).
c. Untuk Gardu Induk baru yang terdapat pada RUPTL dengan target SLO diluar target
tahun berjalan dan mengalami percepatan penyelesaian dalam tahun berjalan tidak
dapat diakomodir dalam target dan realisasi tahun berjalan.
d. Dalam hal perhitungan jumlah kapasitas MVA Gardu Induk yang sudah SLO ketika
dikonfirmasi dengan aplikasi lain yang terkait adalah tidak sama, maka yang diambil
sebagai penilaian kinerja adalah sesuai dokumen SLO.
Keterangan :
- Jumlah kms transmisi yang sudah RLB sampai dengan tahun n-1 adalah Jumlah
kms transmisi yang RLB pada tahun 2019 dan belum mendapatkan SLO pada
tahun 2019
- Untuk transmisi yang mendapatkan SLO pada tahun 2020 dan mendapatkan RLB
tahun 2020 tidak dapat diakomodir dalam target dan realisasi tahun berjalan
- Dalam hal perhitungan jumlah panjang transmisi (kms) yang sudah SLO ketika
dikonfirmasi dengan aplikasi lain yang terkait adalah tidak sama, maka yang
diambil sebagai penilaian kinerja adalah sesuai dokumen SLO
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
23
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
Keterangan :
a. Jumlah proyek yang sudah SLO ditahun 2019 adalah jumlah proyek yang sudah
mendapatkan SLO dan sudah selesai masa pemeliharaan sesuai dengan kontrak
yang ada.
b. Data pendukung proyek yang telah diserahterimakan adalah sesuai ketentuan
Peraturan Direksi Nomor 0088.P/DIR/2017 tanggal 12 Oktober 2017.
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Dokumen STP sesuai Perdir 0088.P/DIR/2017
= 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑈𝐹𝑅, 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑂𝐿𝑆 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑂𝐿𝐺𝑆
𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑠𝑘𝑒𝑚𝑎 𝐼𝑠𝑙𝑎𝑛𝑑 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
• Satuan : Persen (%)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : EOB (Evaluasi Operasi Bulanan), Unit (data pendukung kinerja Defense
Scheme)
25
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
56. Penyaluran Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan CSR
• Deskripsi : Penyaluran dana program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan CSR
yang diukur dari pencapaian target penyaluran dana pgoram Kemitraan (PK) dan Bina
26
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
Lingkungan (BL), Kolektibiltas dana PK, Pembinaan Mitra Binaan, dan program BL yang
berkelanjutan mengacu kepada pedoman pengukuran pada periode berjalan.
• Formula :
= Pencapaian target penyaluran dana Program Kemitraan (PK)𝑑𝑎𝑛 𝐵𝑖𝑛𝑎 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝐵𝐿),
𝐾𝑜𝑙𝑒𝑘𝑡𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑛𝑎 𝑃𝐾, 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑀𝑖𝑡𝑟𝑎 𝐵𝑖𝑛𝑎𝑎𝑛, 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑜𝑟𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐵𝐿 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑢𝑡𝑎𝑛
Keterangan :
Pedoman pencapaian target penyaluran dana pgoram Kemitraan (PK) dan Bina
Lingkungan (BL), Kolektibiltas dana PK, Pembinaan Mitra Binaan, dan program BL yang
berkelanjutan mengacu kepada pedoman pengukuran yang dikeluarkan oleh Divisi
Corporate Communication and CSR.
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : triwulanan
• Sumber data : Laporan pencapaian Penyaluran dana Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL & CSR)
57. Penyaluran Dana Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL/CSR)
• Deskripsi : Penyaluran dana Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
(TJSL/CSR) dengan metode perhitungan pada periode berjalan.
• Formula :
= Pencapaian target penyaluran dana TJSL
/CSR, Penyaluran Bantuan UMKM, Pembinaan UMKM
𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑇𝐽𝑆𝐿/𝐶𝑆𝑅 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑢𝑡𝑎𝑛
Keterangan :
Pedoman pencapaian Pencapaian target penyaluran dana TJSL/CSR,Penyaluran Bantuan
UMKM,Pembinaan UMKM dan Program TJSL/CSR yang berkelanjutan mengacu kepada
pedoman pengukuran yang dikeluarkan oleh Divisi Corporate Communication and CSR.
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : triwulanan
• Sumber data : Laporan pencapaian Penyaluran dana Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL & CSR)
• Satuan : Skor
• Jenis KPI : Polaritas positif (+)
• Frekuensi pelaporan : triwulanan
• Sumber data : Hasil Assessment Skor KPKU dan Laporan Pencapaian Penilaian KPKU
Keterangan :
Nilai Pengurang ditetapkan oleh Divisi Health, Safety, Security and Environment.
• Satuan : -
• Jenis KPI : Nilai Pengurang
• Frekuensi pelaporan : Triwulanan
• Sumber data : Laporan Penilaian Kinerja Lingkungan Hidup
Keterangan :
Nilai pengurang maturity level kepatuhan akan ditetapkan oleh Divisi Compliance .
• Satuan : -
• Jenis KPI : Nilai Pengurang
• Frekuensi pelaporan : Semester
• Sumber data : Laporan Nilai Pengurang Maturity Level Kepatuhan
Keterangan :
Detail perhitungan Kepatuhan Ketepatan Penyampaian Pelaporan dan Akurasi Data
tercantum pada lampiran.
• Satuan : -
• Jenis KPI : Nilai Pengurang
• Frekuensi pelaporan : bulanan
• Sumber data : Laporan Unit
66. Kepatuhan - Penyelesaian Temuan Audit (BPK, KAP, SPI dan Auditor lainnya)
• Deskripsi : Jumlah Nilai pengurang Penyelesaian Temuan Auditor yang diukur dari temuan
auditor yang sudah selesai ditindaklanjuti pada periode berjalan dengan metode
perhitungan pada lampiran.
• Formula :
= Nilai pengurang temuan dan rekomendasi jatuh tempo yang harus sudah selesai ditindaklanjuti
• Satuan : -
• Jenis KPI : Nilai Pengurang
• Frekuensi pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Laporan Penyampaian Data Tindak Lanjut Temuan BPK, KAP, SPI
29
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
Keterangan: Rencana dan realisasi progress proyek sesuai dengan data pada aplikasi PMO.
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Aplikasi Project Management Office (PMO), Rekapitulasi progress proyek
yang ditandatangani oleh GM
b. Perhitungan jumlah penugasan didasarkan pada seluruh penugasan yang berasal dari
Direktorat / Divisi / Unit / Anak Perusahaan maupun unit di luar PLN yang dikerjakan
pada tahun berjalan.
c. Jumlah penugasan dihitung per lokasi, sesuai dengan kode WBS/kode lokasi
d. Jumlah penugasan didasarkan pada seluruh produk portofolio berupa laporan
teknik/laporan supervisi/manajemen konstruksi/laporan akhir yang harus diselesaikan
pada periode berjalan sesuai dengan surat penugasan yang diterima.
e. Ketepatan waktu penyelesaian penugasan dengan periode bulanan adalah tanggal 8
setelah bulan berjalan, sedangkan untuk laporan penugasan selain bulanan diukur
sesuai jangka waktu yang diberikan pada kontrak/surat penugasan.
f. Dalam hal penugasan supervisi diluar target tahun berjalan dan mengalami percepatan
penyelesaian dalam tahun berjalan dapat diakomodir dalam target dan realisasi tahun
berjalan sebagai tambahan (tidak menggantikan/mengurangi target yang sudah ada).
g. Dalam hal perhitungan jumlah penugasan ketika dikonfirmasi dengan Direktorat / Divisi
/ Unit / Anak Perusahaan yang terkait secara total tidak sama, maka yang diambil
sebagai penilaian kinerja adalah sesuai dokumen penugasan maupun berita acara
30
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
penyelesaian penugasan yang tersedia dari keseluruhan Direktorat / Divisi / Unit / Anak
Perusahaan yang terkait.
h. Jumlah penugasan supervisi yang direncanakan, diterbitkan pada awal tahun, dan
diupdate berdasarkan penambahan jumlah penugasan yang diterima.
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Surat Penugasan, Laporan Penugasan beserta Lampirannya.
• Satuan : % (persen)
31
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑎𝑗𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡, 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝐺𝑎𝑟𝑑𝑢 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Keterangan :
a. Ketepatan waktu penyelesaian kajian proyek pembangkit diukur pada tanggal 7 bulan
n+1
b. Kajian bersifat integrasi kegiatan antara proyek pembangkit, transmisi dan GI untuk
mengoptimalkan asset yang dibangun, berdasarkan tugas dan fungsi monitoring proyek
secara integrasi.
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Triwulanan
• Sumber data : Dokumen kajian integrasi proyek pembangkit, transmisi dan GI
• Formula :
• Satuan :%
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Dokumen SLO, Rekapitulasi Daftar Monitoring Pekerjaan PLN Pusertif yang
ditandatangani oleh General Manager
32
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: SLO Transmisi dan SLO Gardu Induk, Rekapitulasi Daftar Monitoring
Pekerjaan PLN Pusertif yang ditandatangani oleh General Manager
75. Ketepatan Waktu Penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO) – SLO Pembangkit
• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase antara jumlah SLO Pembangkit yang
diterbitkan tepat waktu terhadap jumlah seluruh SLO Pembangkit yang diterbitkan oleh
DJK setelah LHPP diupload pada periode berjalan.
• Formula :
¡¢£˜—¤ ¥¦§ ¨–£©—|œªz« ¬—|œ -z«–•©z«ª—| «–š—« ¹—ª«¢
= ¡¢£˜—¤ ¥¦§ ¬—|œ -z«–•©z«ª—| ™–«–˜—¤ ¦º¨¨ -z¢š˜›—-
𝑥100%
Keterangan: Jumlah SLO Pembangkit yang diterbitkan tepat waktu adalah SLO pembangkit
yang diterbitkan maksimum 2 hari kerja setelah upload LHPP pembangkit di Website SLO
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data:
- Screenshot atau bukti upload LHPP Pembangkit di website SLO DJK
- Sertifikat Laik Operasi Pembangkit
- Rekapitulasi Daftar Monitoring Pekerjaan PLN Pusertif Bidang Sistem Pembangkit
yang ditandatangani oleh General Manager
76. Ketepatan Waktu Penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO) – SLO Transmisi dan GI
• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase antara jumlah SLO Transmisi dan GI yang
diterbitkan tepat waktu terhadap jumlah seluruh SLO Transmisi dan GI yang diterbitkan
oleh DJK setelah maksimum 2 hari kerja setelah LHPP diupload pada periode berjalan.
• Formula :
¡¢£˜—¤ ¥¦§ ·•—|™£z™z -—| ¸´ ¬—|œ -z«–•©z«ª—| «–š—« ¹—ª«¢
= ¡¢£˜—¤ ¥¦§ ¬—|œ -z«–•©z«ª—| ™–«–˜—¤ ¦º¨¨ -z¢š˜›—-
𝑥100%
• Satuan :%
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data:
- Screenshot atau bukti upload LHPP Pembangkit di website SLO DJK
- Dokumen SLO Transmisi dan GI
- Rekapitulasi Daftar Monitoring Pekerjaan PLN Pusertif Bidang Sistem Transmisi
Distribusi yang ditandatangani oleh General Manager
77. Ketepatan Waktu Penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO) – SLO Distribusi
• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase antara jumlah SLO Distribusi yang
diterbitkan tepat waktu terhadap jumlah seluruh SLO Distribusi yang diterbitkan oleh DJK
maksimum 2 hari kerja setelah LHPP diupload pada periode berjalan
• Formula :
33
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
• Satuan :%
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data:
- Screenshot atau bukti upload LHPP Pembangkit di website SLO DJK
- Dokumen SLO Distribusi
- Rekapitulasi Daftar Monitoring Pekerjaan PLN Pusertif Bidang Sistem Transmisi
Distribusi yang ditandatangani oleh General Manager
78. Ketepatan Waktu Penyelesaian Pekerjaan Pengujian: Uji Produk, Uji Serah Terima, Uji
Sistem Transmisi & GI, dan Uji Sistem Pembangkit
• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase antara jumlah laporan pengujian (Uji
Produk, Uji Serah Terima, Uji Sistem Transmisi dan GI, dan Uji Sistem Pembangkit) yang
sudah diselesaikan dan disampaikan tepat waktu dengan jumlah seluruh pekerjaan
pengujian yang diselesaikan.
• Formula :
Keterangan: Jumlah laporan pengujian (Uji Produk, Uji Serah Terima, Uji Sistem Transmisi
dan GI, dan Uji Pembangkit) yang selesai tepat waktu adalah:
- Uji Produk disampaikan kepada pemberi penugasan maksimum 4 hari kerja
setelah penyelesaian pekerjaan pengujian produk
- Uji Serah Terima disampaikan kepada pemberi penugasan maksimum 3 hari kerja
setelah penyelesaian pekerjaan pengujian serah terima
- Uji Sistem Transmisi dan GI disampaikan kepada pemberi penugasan maksimum
7 hari kerja setelah penyelesian pekerjaan Uji Sistem Transmisi dan GI
- Uji Sistem Pembangkit disampaikan kepada pemberi penugasan maksimum 6 hari
kerja setelah penyelesaian pekerjaan Uji Sistem Pembangkit
• Satuan: % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data:
- Laporan Pengujian Produk / Pengujian Serah Terima / Uji Sistem Transmisi & GI / Uji
Sistem Pembangkit
- Surat Penyampaian Laporan Pengujian Produk / Pengujian Serah Terima / Uji Sistem
Transmisi & GI / Uji Sistem Pembangkit
79. Ketepatan Waktu Penyelesaian Laporan Pekerjaan Audit Produk, Sistem Manajemen dan
Kalibrasi
• Deskripsi : Indikator yang mengukur persentase antara jumlah laporan audit produk,
sistem manajemen dan kalibrasi yang diselesaikan tepat waktu dengan jumlah seluruh
pekerjaan audit produk, sistem manajemen dan kalibrasi yang diselesaikan pada periode
berjalan.
• Formula :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘, 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
= 𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘, 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛
Keterangan:
- Jumlah laporan audit produk dan sistem manajemen yang tepat waktu adalah laporan
audit produk dan sistem manajemen yang diterbitkan setelah selesainya audit tanpa
34
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
laporan ketidaksesuaian (LKS) atau LKS sudah diselesaikan secara efektif (khusus
audit produk dengan catatan setelah laporan Uji Jenis dan TKDN selesai).
- Jumlah laporan kalibrasi yang tepat waktu adalah laporan kalibrasi yang diterbitkan
maksimum 2 hari kerja setelah selesainya pekerjaan kalibrasi.
• Satuan: % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Sumber data:
- Berita Acara Penyelesaian Audit Produk dan Sistem Manajemen
- Laporan Ketidaksesuaian (jika ada)
- Laporan Audit Produk dan Sistem Manajemen yang ditandatangani oleh GM atau
pejabat yang berwenang
- Laporan Uji Jenis dan TKDN yang ditandatangani oleh GM atau pejabat yang
berwenang
- Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan Kalibrasi
- Laporan Kalibrasi yang ditandatangani oleh GM atau pejabat yang berwenang
= 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑦 𝑘𝑒𝑝𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑌𝑒𝑎𝑟 𝑜𝑛 𝑌𝑒𝑎𝑟 (𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑦)
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Semesteran
• Sumber data :
- Laporan hasil survei kepuasan pelanggan
- Dokumen detil / lembaran survey yang telah diisi dan ditandatangani oleh user
- Mekanisme Perhitungan Survey Kepuasan Pelanggan
Keterangan :
35
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
a. Perhitungan jumlah penugasan didasarkan pada seluruh penugasan dari baik yang
berasal dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada
tahun berjalan ataupun tahun sebelumnya yang harus selesai pada tahun berjalan.
b. Jumlah penugasan yang menjadi target penyelesaian dalam Kontrak Manajemen adalah
penugasan yang direncanakan sesuai RKM, namun jika terdapat tambahan penugasan
diluar RKM maka dapat diakomodir dalam target dan realisasi tahun berjalan sebagai
tambahan (tidak menggantikan/mengurangi target yang sudah ada).
c. Penugasan yang digunakan dalam perhitungan formula diperinci ke dalam beberapa
kategori sebagai berikut :
Catatan :
- Awal = tanggal penugasan
- Akhir = target tanggal penyelesaian penugasan
- Real = realisasi tanggal penyelesaian penugasan
- Est Real = estimasi realisasi tanggal penyelesaian penugasan
a. Jumlah penugasan tepat waktu merupakan total jumlah penugasan dengan kategori
“Tepat waktu” sesuai tabel.
b. Jumlah penugasan yang diterima merupakan total jumlah penugasan baik kategori
“Tepat waktu” maupun kategori “Tidak tepat waktu” yang harus selesai di periode
pelaporan sesuai tabel.
c. Target waktu penyelesaian penugasan didasarkan pada target waktu penyelesaian
penugasan yang tertulis pada surat penugasan/kontrak kerja/proposal/adendum yang
disepakati oleh pihak pemberi penugasan dan pihak pelaksana penugasan.
d. Jika dalam suatu penugasan terdapat beberapa produk yang masing-masing produk
memiliki target penyelesaian yang berbeda, maka setiap produk tersebut dapat dihitung
sebagai 1 penugasan.
e. Jika suatu penugasan yang di dalam surat penugasannya tidak tertulis target waktu
penyelesaian penugasan atau tidak memiliki kontrak kerja / proposal, maka target waktu
penyelesaian penugasan tersebut dapat ditentukan oleh unit pelaksana penugasan
36
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
Keterangan:
- Engineering First Pass Yield, diukur dari Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang
mencantumkan status revisi dokumen (revisi ke-n) yang disetujui dan ditandatangani
oleh kedua belah pihak.
- Penugasan pada tahun berjalan yang diselesaikan tanpa revisi adalah penugasan
pada tahun berjalan yg diselesaikan tanpa revisi dan tepat waktu.
- Khusus untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya
setelah tahun berjalan, maka dinyatakan selesai apabila realisasi penugasan
tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
yang ditandatangani bersama oleh para pihak. Jika penyelesaian penugasan
tersebut setelah tahun berjalan, dan telah dihitung pada tahun berjalan maka pada
periode setelah tahun berjalan penugasan tersebut tidak dihitung sebagai target
maupun realisasi.
• Satuan: % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data:
- Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang mencantumkan status revisi dokumen
(revisi ke-n / terakhir) dan ditandatangani oleh kedua belah pihak.
- Comment sheet yang berisi status revisi ke-n dari dokumen penugasan yang
ditandatangani oleh user
37
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Berita Acara Serah Terima Dokumen Perangkat Enjiniring
Keterangan :
- Perhitungan rasio volume pekerjaan adalah berdasarkan man month yang
tercantum pada kontrak pekerjaan.
- Perhitungan jumlah pekerjaan didasarkan pada seluruh penugasan baik yang
berasal dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan
pada tahun berjalan.
• Satuan : % (Persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Man Month dalam kontrak pekerjaan, Rekap perhitungan rasio volume
pekerjaan berdasarkan man month yang ditandatangani oleh GM
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑒𝑛𝑗𝑖𝑛𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔, 𝐻𝑃𝐸, 𝐻𝑃𝑆, 𝑘𝑎𝑗𝑖𝑎𝑛, 𝐹𝑆, 𝐵𝑖𝑑 𝐷𝑜𝑐 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑒𝑛𝑗𝑖𝑛𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖
• Satuan : Produk/Pegawai
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Bulanan
• Sumber data :
- Jumlah dokumen produk enjiniring, HPE, HPS, kajian, FS, Bid Doc dan produk
enjiniring lainnya,
- Jumlah Pegawai PUSENLIS berdasarkan Statistik Pegawai yang diterbitkan oleh
Divisi Talent Development
= 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑖 𝑘𝑒𝑝𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑙𝑖𝑘𝑒𝑟𝑡 1
−4
• Satuan : % (persen)
38
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Surat Penugasan yang mencantumkan besaran nilai penugasan.
Keterangan :
1. Availability = Operation time/Loading time x 100%
- Operation time merupakan hasil pengurangan Loading time dengan Down time
(non operation time), dengan kata lain adalah waktu operasi tersedia (Avaibility
time) setelah waktu Down time mesin dikeluarkan dari Total avaibility time yang di
rencanakan.
- Loading time adalah waktu yang tersedia (avaibility) pada periode tertentu (per
hari, per bulan, per triwulan, per tahun) dikurangi dengan waktu Downtime yang
direncanakan (planned downtime).
- Planned down time adalah jumlah waktu downtime mesin untuk pemeliharaan
(scheduled maintenance) atau kegiatan managemen lainya.
- Down time mesin adalah waktu mesin berhenti beroperasi akibat kerusakan
mesin/peralatan, penggatian cetakan (dies), pelaksanaan prosedur set-up dan
adjustment dan lain-lainnya yang mengakibatkan tidak ada output yang dihasilkan.
- Setup atau Adjustment adalah ketidaksediaan mesin produksi yang dikarenakan
pertukaran model atau produk. Waktu yang dihitung adalah lamanya waktu unit
produk terakhir pada model sebelumnya hingga unit produk pertama pada model
selanjutnya
- Contoh: Jam kerja produksi adalah 10 jam, maka waktu kerja (dalam menit) adalah
10×60 = 600 menit. Jika terjadi kerusakan mesin (breakdown) selama 50 menit
dan waktu setup model baru adalah 25 menit, maka Availability adalah : = (Loading
time - Down time) /Loading time x 100%
2. Efficiency :
- Cycle Time adalah waktu yang diperlukan untuk memproduksi 1 unit produk.
- Contoh: Jam kerja produksi adalah 10 jam, maka waktu kerja dalam menit adalah
10×60 = 600 menit. Jika Cycle Time dalam memproduksi 1 unit produk adalah 1
39
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
menit, dan Output yang berhasil diproduksi oleh mesin adalah 450 unit, maka
Performance Efficiency
• Satuan: % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Laporan rekapitulasi kinerja OEE
Keterangan :
a. Perhitungan jumlah penugasan didasarkan pada seluruh penugasan yang berasal dari
Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada tahun berjalan
ataupun tahun sebelumnya, yang harus diselesaikan pada tahun berjalan.
b. Jumlah penugasan yang menjadi target penyelesaian dalam Kontrak Manajemen adalah
penugasan yang diselesaikan.
c. Penugasan yang digunakan dalam perhitungan formula dirincikan ke dalam beberapa
kategori sebagai berikut :
Tahun Sebelum Tahun Berjalan Tahun Sesudah Kategori
Awal Real Real Akhir
Tepat waktu
Awal Akhir/Real
Tepat waktu
Awal Akhir Akhir Real
Tidak tepat waktu
Awal Akhir Est Real Tidak tepat waktu
40
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
Catatan :
- Awal = tanggal penugasan
- Akhir = target tanggal penyelesaian penugasan
- Real = realisasi tanggal penyelesaian penugasan
- Est Real = estimasi realisasi tanggal penyelesaian penugasan
i. Jumlah penugasan tepat waktu merupakan total jumlah penugasan dengan kategori
“Tepat waktu” sesuai tabel.
ii. Jumlah penugasan yang diterima merupakan total jumlah penugasan baik kategori
“Tepat waktu” maupun kategori “Tidak tepat waktu” yang harus selesai di periode
pelaporan sesuai tabel.
iii. Target waktu penyelesaian penugasan didasarkan pada target waktu penyelesaian
penugasan yang tertulis pada Surat Penugasan/Kontrak Kerja/Proposal/Adendum
yang disepakati oleh Pihak Pemberi Penugasan dan Pihak Pelaksana Penugasan.
iv. Jika dalam suatu penugasan terdapat beberapa produk yang masing-masing produk
memiliki target penyelesaian yang berbeda, maka setiap produk tersebut dapat
dihitung sebagai 1 penugasan.
v. Jika suatu penugasan yang di dalam Surat Penugasannya tidak tertulis target waktu
penyelesaian penugasan atau tidak memiliki Kontrak Kerja / Proposal, maka target
waktu penyelesaian penugasan tersebut dapat ditentukan oleh Unit Pelaksana
penugasan melalui surat balasan kesanggupan penyelesaian penugasan kepada
Pihak Pemberi Penugasan yang mencantumkan kesanggupan target waktu
penyelesaian penugasan.
vi. Penugasan dinyatakan selesai pada saat Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
ditandatangani bersama oleh Pihak Pemberi Penugasan dan Pihak Pelaksana
Penugasan. Jika penugasan yang outputnya berupa dokumen (Laporan Teknik)
yang tidak memiliki Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan, maka tanggal
penyelesaian dokumen tersebut dinyatakan sebagai tanggal penyelesaian
penugasan.
vii. Khusus untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya
setelah tahun berjalan, maka dinyatakan selesai apabila realisasi penugasan
tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
yang ditandatangani bersama oleh para pihak. Jika penyelesaian penugasan
setelah tahun berjalan, maka pada periode berjalan penugasan tersebut tidak
dihitung sebagai target maupun realisasi.
• Satuan: % (persen)
41
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
Keterangan:
a. Jumlah produk cacat adalah jumlah produk yang tidak sesuai dengan persyaratan
b. Jumlah produk yang diproduksi adalah jumlah produk yang diproduksi sesuai dengan
yang diminta dalam penugasan
c. Jumlah kemungkinan adalah jumlah potensial kemungkinan yang mengakibatkan cacat
(defect)
d. Contoh: Dalam sebuah proses produksi, terdapat 4 langkah proses perakitan dan dari
masing-masing langkah tersebut memiliki kesempatan untuk terdapat kegagalan (cacat)
dalam melakukan perakitan produk. Jumlah input yang dimasukkan ke dalam proses
perakitan adalah 500 unit. Dalam proses perakitan terdapat 2 defect (cacat).
± Ã }.²²².²²²
= ¿²² Ã ¾
= 1.000 DPMO
• Satuan: Level
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data: Laporan Rekapitulasi Ketepatan Mutu
• Satuan : Rp Milyar/pegawai
42
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
93. Angka kredit Penelitian (Laporan Penelitian, Kajian, Publikasi, Diseminasi, Technolgy
Assessment, Laporan Technology Scanning, Laporan Market & Technology Intelligent)
• Deskripsi : Indikator yang mengukur angka kredit penelitian yang dihasilkan dari: laporan
penelitian, kajian, publikasi, diseminasi, technology assessment, laporan technology
scanning, laporan market & technology intelligent.
• Formula:
= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑟𝑦𝑎 𝑡𝑢𝑙𝑖𝑠 𝑖𝑙𝑚𝑖𝑎ℎ (𝐾𝑇𝐼) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝑃𝑇𝐸𝐾 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐷𝑖𝑠𝑒𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑥 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡)
Keterangan:
Untuk perhitungan pembobotan angka kredit digunakan kriteria sebagai berikut:
1. Penelitian
Penjelasan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Hasil Penelitian atau Hasil Pemikiran Ilmiah yang
telah diterbitkan.
43
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
tidak/belum diterbitkan,
yang disampaikan dalam
pertemuan ilmiah dan
bermanfaat bagi PT PLN
(Persero)
94. Index Inovasi dan Pengembangan (Jumlah Paten/Hak Cipta yang diproses, Jumlah
Pengembangan Karya Inovasi, Seleksi Karya Inovasi, dan Prototype)
• Deskripsi : Indikator yang mengukur angka kredit kegiatan inovasi dan pengembangan
yang dihasilkan dari: jumlah paten/hak cipta yang diproses, jumlah pengembangan karya
inovasi, seleksi karya inovasi, dan prototype.
• Formula:
Keterangan :
a. Perhitungan standarisasi didasarkan pada jumlah standarisasi yang telah selesai pada
tahun berjalan, baik yang pembuatannya dimulai pada tahun berjalan atau sebelum
tahun berjalan
b. Standarisasi dinyatakan telah selesai jika telah disetujui atau dinyatakan selesai oleh
Divisi terkait
• Satuan : Dokumen
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Bulanan
• Sumber data : Surat Penyampaian Standarisasi ke PLN Kantor Pusat beserta lampirannya
45
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
Keterangan :
- Perhitungan jumlah permintaan kajian didasarkan pada seluruh permintaan kajian
dari baik yang berasal dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang
dikerjakan/dilaksanakan pada tahun berjalan ataupun tahun sebelumnya yang
harus selesai pada tahun berjalan.
- Jumlah permintaan kajian yang menjadi target penyelesaian dalam Kontrak
Manajemen adalah permintaan kajian yang diterima, kecuali kajian tersebut
sedang dalam pekerjaan atau dibatalkan.
- Batas waktu penyelesaian kajian berdasarkan pada surat permintaan kajian dari
Direksi, unit PLN maupun diluar PLN
- Permintaan kajian yang digunakan dalam perhitungan formula dirincikan ke dalam
beberapa kategori sebagai berikut :
Catatan :
- Awal = tanggal permintaan kajian
- Akhir = target tanggal penyelesaian kajian
- Real = realisasi tanggal penyelesaian kajian
- Est Real = estimasi realisasi tanggal penyelesaian kajian
a. Jumlah kajian tepat waktu merupakan total jumlah kajian dengan kategori “Tepat
waktu” sesuai tabel.
b. Jumlah kajian yang diterima merupakan total jumlah kajian baik kategori “Tepat
waktu” maupun kategori “Tidak tepat waktu” yang harus selesai di periode pelaporan
sesuai tabel,
c. Target waktu penyelesaian kajian didasarkan pada target waktu penyelesaian kajian
yang tertulis pada surat permintaan kajian/kontrak kerja/proposal/adendum yang
disepakati oleh pihak pemberi kajian dan pihak pelaksana pekerjaan kajian.
46
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
d. Jika dalam suatu kajian terdapat beberapa produk yang masing-masing produk
memiliki target penyelesaian yang berbeda, maka setiap produk tersebut dapat
dihitung sebagai 1 kajian.
e. Jika suatu kajian yang di dalam surat permintaan kajiannya tidak tertulis target waktu
penyelesaian kajian atau tidak memiliki kontrak kerja / proposal, maka target waktu
penyelesaian kajian tersebut dapat ditentukan oleh unit pelaksana kajian melalui
surat balasan kesanggupan penyelesaian kajian kepada pihak pemberi kajian yang
mencantumkan kesanggupan target waktu penyelesaian kajian.
f. Kajian dinyatakan selesai pada saat Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
ditandatangani bersama oleh pihak pemberi kajian dan pihak pelaksana pekerjaan
kajian. Jika kajian yang outputnya berupa dokumen (laporan teknik) yang tidak
memiliki berita acara pemeriksaan pekerjaan, maka tanggal penyelesaian dokumen
tersebut dinyatakan sebagai tanggal penyelesaian penyelesaian kajian.
g. Khusus untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya
setelah tahun berjalan, maka dinyatakan selesai apabila realisasi penugasan
tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
yang ditandatangani bersama oleh para pihak. Jika penyelesaian penugasan
setelah tahun berjalan, maka pada periode berjalan penugasan tersebut tidak
dihitung sebagai target maupun realisasi.
• Satuan: % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Bulanan
• Sumber data:
- Surat Permintaan Kajian
- Surat Penyampaian Hasil Kajian
- Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
- Rekapitulasi ketepatan waktu penyelesaian kajian yang ditandatangani oleh GM
• Satuan : Skor
47
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
= 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑆𝑢𝑟𝑣𝑒𝑦 𝐾𝑒𝑝𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑌𝑒𝑎𝑟 𝑜𝑛 𝑌𝑒𝑎𝑟 (𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑖)
Keterangan :
a. Pelaksanaan survei dilakukan pada akhir Triwulan 2 dan akhir Triwulan 4 tahun berjalan.
b. Fokus Pengukuran, dilakukan pada 3 aspek yaitu : Aspek SDM, Aspek Legal dan Aspek
Teknis
c. Kriteria yang diukur, meliputi : Kualitas Pelayanan yang dirasakan Pelanggan, Tingkat
Kepentingan Layanan, Harapan Pelanggan
d. Formula Nilai Kepuasan Pelanggan diukur dengan menggunakan formula :
= (Mutu Layanan Rata-rata)/Harapan x 100%
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Semesteran
• Sumber data : Hasil survei kepuasan pelanggan
= 𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑘𝑙𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑚𝑝𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑘 𝑠𝑢𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑠𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑘𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑒𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑠𝑖 𝑇𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 𝐷𝑒𝑣𝑒𝑙𝑜𝑝𝑚𝑒𝑛𝑡
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Triwulanan
• Sumber data : Hasil survei evaluasi pembelajaran calon pegawai baru
48
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
Keterangan :
a. Persentase dampak pembelajaran yang dihitung adalah rata-rata dari persentase
responden yang sah yang diukur pada keseluruhan hasil survei evaluasi level 3 untuk
TNA.
b. Responden yang sah adalah responden yang lengkap formulir evaluasi level 3 untuk
TNA atasan dan peserta.
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Semesteran
• Sumber data : Hasil survei evaluasi level 3 untuk TNA
Keterangan :
a. Persentase Dampak Pembelajaran yang dihitung adalah rata-rata dari persentase
responden yang sah yang diukur pada keseluruhan hasil survey evaluasi level 4 untuk
TNA.
b. Responden yang sah adalah responden yang lengkap formulir evaluasi level 4 untuk
TNA atasan dan peserta.
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Semesteran
• Sumber data : Hasil survei evaluasi level 4 untuk TNA dan X-Man for expert
• Satuan : % (persen)
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan : Tahunan
• Sumber data : Hasil Penilaian ROTI dari Pusdiklat
49
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
• Formula :
• Satuan : %
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Semesteran
• Sumber data: Hasil tingkat pemenuhan assessment service, delivery, procedure dan
methods
105. Maturity Level: Learning, Assessment and Certification BP & Kompetensi Instruktur -
Learning, Assesment and Certification Business Process
• Deskripsi: Indikator kineja yang mengatur tingkat kematangan dalam proses bisnis
pendukung pelayanan baik pembelajaran, asesmen, sertifikasi dan pelayanan museum,
yaitu:
a. SDM
b. Keuangan
c. Pelayanan
• Formula :
= 𝑀𝑎𝑡𝑢𝑟𝑖𝑡𝑦 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑏𝑖𝑠𝑛𝑖𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝐼𝑆𝑂 9004: 2018
• Satuan : Level
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Triwulanan
• Sumber data: Hasil maturity level pendukung penyelenggaraan pelayanan (pembelajaran,
sertifikasi, asesmen, pelayanan museum)
106. Maturity Level: Learning, Assessment and Certification BP & Kompetensi Instruktur -
Pengembangan Kompetensi Instruktur/Assesor
• Deskripsi : Indikator kinerja yang mengukur tingkat kematangan pengembangan
kompetensi instruktur / assesor di Pusdiklat, diukur menggunakan maturity level yang
diselenggarakan setiap 3 bulan.
• Formula :
= 𝑀𝑎𝑡𝑢𝑟𝑖𝑡𝑦 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟/𝐴𝑠𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟
• Satuan : Level
• Jenis KPI : Polaritas Positif (+)
• Frekuensi Pelaporan: Triwulanan
• Sumber data: Hasil maturity level pengembangan kompetensi instruktur/assessor
∑ 𝑆𝑒𝑟𝑡𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛
= 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 É
∑ 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑈𝐷𝐼𝐾𝐿𝐴𝑇 + 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑃𝑈𝑆𝐷𝐼𝐾𝐿𝐴𝑇 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
∑ 𝑅𝑒𝑝𝑜𝑟𝑡 𝐴𝑠𝑒𝑠𝑚𝑒𝑛
+
∑ 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝐴𝑆𝑇𝐸𝑅 + 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑃𝑈𝑆𝐷𝐼𝐾𝐿𝐴𝑇 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
∑ 𝑆𝑒𝑟𝑡𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑡 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖
+
∑ 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑈𝑆𝐸𝑅 + 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑃𝑈𝑆𝐷𝐼𝐾𝐿𝐴𝑇 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
∑ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
+ Ê
∑ 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑀𝐿𝐸𝐵 + 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑃𝑈𝑆𝐷𝐼𝐾𝐿𝐴𝑇 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
Keterangan
50
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : .E/DIR/2020
TANGGAL :
51