KEGIATAN BELAJAR 3
Pokok-pokok Materi :
1. Metode Pencatatan Periodik
2. Metode Pencatatan Perpetual
3. Asumsi arus biaya
4. Identifikasi Khusus (Specific Identification)
5. Rata-rata (Average)
6. Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out/FIFO)
7. Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out/LIFO)
Uraian Materi
A. Pendahuluan
Saat ini di Indonesia sudah tersebar sangat banyak perusahaan dagang seperti
dealer, toserba, toko kelontong, pasar, dan lain sebagainya. Berbagai usaha perdagangan
sudah menjamur di masyarakat baik yang sudah berkembang menjadi perusahaan besar
maupun yang masih menjadi perusahaan kecil dengan bermacam-macam produk yang
dijual. Demi kelancaran dan kemajuan bagi perusahaan dagang, diperlukan pencatatan
berbagai transaksi yang terjadi di perusahaan untuk menyusun laporan keuangan
sehingga dapat diketahui perkembangan dari perusahaan tersebut. Dalam praktiknya ada
dua metode pencatatan akuntansi terhadap persediaan (persediaan barang dagangan) yang
mempengaruhi prosedur akuntansinya, yaitu metode periodik/fisik dan metode perpetual.
Pada metode periodik kartu persediaan tidak diselenggarakan sehingga pada akhir
perioda harus dilakukan perhitungan fisik yang bertujuan untuk menentukan persediaan
akhir, sedangkan pada metode perpetual, setiap jenis persediaan dibuatkan satu kartu
yang memonitor perubahan fisik persediaan dan biaya perolehannya. (Sodikin & Riyono,
2016).
MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
B. Metode Periodik
Toko Cat Panca Warna selama Januari 2017 menunjukkan saldo persediaan dan
transaksi perdagangan cat Vinex sebagai berikut:
Persediaan Awal 1 Januari Berdasarkan perhitungan fisik akhir tahun lalu pada
tanggal 31 Desember 2016 adalah 100 kaleng @ Rp30.000,00 = Rp3.000.000,00
Pada akhir Januari 2017 untuk menyusun laporan keuangan, harus dilakukan
perhitungan fisik persediaan. Dari perhitungan fisik diketahui persediaan akhir adalah
sebanyak 300 kaleng. Nilai persediaan akhir dengan demikian adalah Rp 9.000.000,00
(300 x Rp30.000,00).
2. Kegiatan Penjualan
Akun – akun yang digunakan untuk mencatat penjualan bagi perusahaan yang
menggunakan metode pencatatan persediaan barang dagangan periodik :
a. Penjualan
Akun ini digunakan untuk mencatat pendapatan dari penjualan barang dagangan.
Jumlah yang dicatat dalam akun ini adalah sebesar harga jual yang dibebankan
kepada pelanggan di luar trade discount, bukan sebesar biaya perolehan dari
barang yang dijual tersebut.
b. Potongan Penjualan
Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah potongan tunai atau cash discount yang
diberikan kepada pelanggan karena dia membayar dalam masa potongan
sebagaimanan tertera dalam syarat pembayaran.
MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
c. Retur Penjualan
Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah harga barang yang diterima kembali
dari pelanggan karena alasan tertentu, seperti misalnya barang tidak cocok dengan
pesanan.
d. Biaya/Beban Angkut Penjualan
Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah beban pengangkutan barang-barang
yang dijual yang ditanggung perusahaan. Akun ini dilaporkan di laporan Laba Rugi
bukan sebagai pengurang akun penjualan, melainkan sebagai satu pos dalam
kelompok beban pemasaran/penjualan .
e. Harga Pokok Penjualan
Akun ini digunakan untuk mencatat biaya perolehan yang melekat pada persediaan
yang sudah dijual selama satu perioda akuntansi. Akun ini diselenggarakan pada
akhir perioda melalui jurnal penyesuaian, setelah diketahui beban pokok penjualan
pada akhir perioda.
C. Metode Perpetual
Jika toko Cat Panca Warna menggunakan metode perpetual, maka pencatatan persediaan
barang dagangan persediaan barang dagangan selama Januari 2017 adalah sebagai
berikut:
Penjualan tunai selama Januari 800 kaleng harga jual @ Rp35.000 = Rp28.000.000
Selain jurnal di atas, juga harus segera dihitung dan dicatat dalam buku jurnal
besarnya harga pokok barang yang dijual (Harga Pokok Penjualan/HPP):
Penilaian atas persediaan barang dagangan dan harga pokok penjualan berdasarkan
harga perolehan (acquisition cost) dapat dilakukan dengan 3 (tiga) macam metode:
Berikut adalah arus persediaan barang dagang Toko Mustika selama bulan
Januari 2017:
2. Metode Rata-Rata
Dalam metode rata rata atau metode rata rata tertimbang (weighted average),
harga perolehan barang tersedia untuk dijual (persediaan awal dan pembelian) dibagi
dengan unit tersedia untuk dijual, untuk mendapatkan harga perolehan rata-rata per
unit. Apabila perusahaan menggunakan metode pencatatan periodik, maka biaya rata-
rata per unit hanya akan dihitung di akhir periode saja, sedangkan dalam metode
pencatatan perpetual, setiap kali dilakukan pembelian, maka akan dihitung biaya rata-
MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
rata per unit yang baru. Untuk metode pencatatan perpetual, asumsi arus biaya rata-
rata dikenal dengan nama metode biaya rata-rata bergerak (moving average method).
Oleh karena metode pencatatan periodik menghitung harga perolehan rata-rata hanya 1
kali saja di akhir periode, sedangkan metode pencatatan perpetual menghitung harga
perolehan rata-rata setiap kali terjadi pembelian, maka nilai persediaan akhir dan harga
pokok penjualan akan berbeda antara metode pencatatan periodik dan metode
pencatatan perpetual.
Toko Bangunan Basuki Jaya berdagang bahan dan peralatan bangunan. Selama
Januari 2017 mulai berdagang produk baru yaitu semen dengan brand Empat Roda
sebagai berikut:
Penjualan
20 Januari 3.000
a. Metode Rata-Rata-Periodik
Rp 231.000.000
Biaya per unit rata-rata = Rp 21.000
11.000
Persediaan akhir, dalam unit 8000 unit
Nilai pesediaan akhir = Rp 21.000 x 8000 unit = Rp 168.000.000
MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
Barang tersedia untuk dijual Rp 231.000.000
Dikurangi: Persediaan akhir (Rp 168.000.000)
Harga Pokok Penjualan Rp 63.000.000
b. Metode Rata-rata-Perpetual
Metode ini akan menghasilkan nilai persediaan akhir dan harga pokok
penjualan yang sama, baik menggunakan metode pencatatan periodik maupun metode
pencatatan perpetual.
MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
Ilustrasi Metode FIFO Periodik versus Perpetual
a. Metode FIFO-Periodik
b. Metode FIFO-Perpetual
Dalam metode ini, diasumsikan barang yang dibeli terakhir adalah barang yang
dijual pertama, sehingga persediaan yang tersisa di persediaan akhir adalah barang yang
paling awal diperoleh. Hal ini umumnya tidak mencerminkan penyajian yang andal dari
arus aktual persediaan. IAS 2 dan PSAK 14 melarang penggunaan metode LIFO.
Rangkuman
Berbagai usaha perdagangan sudah menjamur di masyarakat baik yang sudah
berkembang menjadi perusahaan besar maupun yang masih menjadi perusahaan kecil dengan
bermacam-macam produk yang dijual. Demi kelancaran dan kemajuan bagi perusahaan
dagang, diperlukan pencatatan berbagai transaksi yang terjadi di perusahaan untuk menyusun
laporan keuangan sehingga dapat diketahui perkembangan dari perusahaan tersebut.
Ada dua metode untuk mencatat persediaan barang dagangan yaitu metode
Periodik/Fisik dan metode Perpetual. Metode periodik/fisik, jumlah persediaan ditentukan
secara berkala (periodik) dengan melakukan penghitungan fisik dan mengalikan jumlah unit
tersebut dengan harga satuan untuk memperoleh nilai persediaan yang ada pada saat itu.
Dalam metode ini, setiap kali ada pembelian persediaan akan dicatat pada akun Pembelian.
Sedangkan pada saat penjualan hanya dibukukan Penjualan sejumlah harga penjualan, dan
tidak dihitung harga pokok penjualan untuk setiap transaksi. Pada akhir periode usaha untuk
MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
menyusun laporan keuangan, harus dilakukan perhitungan fisik persediaan untuk mengetahui
nilai Persediaan Akhir dan Harga Pokok Penjualan.
DAFTAR PUSTAKA
Accounting Principles Board. (1970). “Basic Concepts and Accounting Principles Underlying
Financial Statements of Business Enterprises”. Accounting Principles Board Statement
No. 4. New York: AICPA.
Warren, Fess, and Reeve. (2016). Accounting Principles. 21th ed. Ohio: South-Western
Publishing, Co.
Yusuf, Al. Haryono. (2011). Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 1. Edisi7. Yogyakarta: STIE
YKPN.