Anda di halaman 1dari 3

Nama : Shinta Devi Nur Fitria

NIM : 200810301184
Kelas :M
Ket : Tugas 10 Pengantar Manajemen

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Komunikasi yang efektif penting bagi para manajer, paling tidak untuk dua alasan.
Pertama, komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dapat dicapai. Kedua, komunikasi adalah
kegiatan untuk mana para manajer mencurahkan sebagian proporsi waktu mereka. Jadi
pengertian komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau
informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari
sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik
putus vokal, dan sebagainya.

Model proses komunikasi yang lebih terperinci, dengan unsur-unsur penting yang terlibat
dalam komunikasi antara dan di antara dan diantara para anggota organisasi adalah :
1. Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan
2. Diterjemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan simbol-simbol
3. Disampaikan atau dikirimkan sebagai berita kepada penerima
4. Penerima menangkap simbol-simbol
5. Diterjemahkan kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan
6. Mengirim berbagai bentuk umpan balik (feedback) kepada pengirim

Raymond V. Lesikar telah menguraikan 4 (empat) faktor yang mempengaruhi efektivitas


komunikasi organisasi, yaitu saluran komunikasi formal, struktur organisasi, spesialisasi
jabatan dan apa yang disebut Lesikar sebagai “pemilikan informasi”.
Saluran-saluran komunikasi formal ditentukan oleh struktur organisasi atau ditunjukkan
oleh berbagai sarana formal lainnya. Tipe-tipe saluran dasar komunikasi adalah vertikal,
lateral, dan diagonal. Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai
rantai perintah, bentuk komunukasinya seperti kebijakan “pintu terbuka”, sistem komunikasi
informal, survei sikap, dewan manjemen-karyawan, dll. Komunikasi lateral atau horizontal
meliputi hal-hal berikut ini : 1) komunikasi di antara para anggota dalam kelompok kerja sama.
2) komunikasi yang terjadi antara dan di antara departemen-departemen pada tingkatan
organisasi yang sama. Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara
menyilang diagonal rantai perintah organisasi.

Bentuk komunikasi informal timbul dengan berbagai maksud, yang meliputi :


1. Pemuasan kebutuhan-kebutuhan manusiawi.
2. Perlawanan terhadap pengaruh-pengaruh yang monoton atau membosankan.
3. Pemenuhan keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
4. Pelayanan sebagai sumber informasi hubungan pekerjaan yang tidak disediakan
saluran- saluran komunikasi formal.

Hambatan-hambatan terhadap komunikasi yang efektif tersebut, dengan dikelopokkan


sebagai : 1) hambatan-hambatan organisasional, 2) hambatan-hambatan antar pribadi. Dalam
hambatan-hambatan organisasional ada tiga yaitu tingkatan hirarki, wewenang manajerial, dan
spesialisasi. Dan dalam hambatan-hambatan antar pribadi ada persepsi selektif, status atau
kedudukan komunikator, dan keadaan membela diri.

Manajer perlu memperhatikan tiga apek berikut sehubung dengan persepsi selektif :
1. Penerima akan menginterpretasikan berita berdasarkan pengalaman diri dan bagaimana
mereka telah belajar untuk menanggapi sesuatu.
2. Penerima akan menginterpretasikan berita dengan cara menolak setiap perubahan
dalam struktur kepribadiaan yang kuat.
3. Penerima akan cenderung mengelompokkan dan menyimpan karakteristik-
karakteristik pengalaman mereka.

Cara para manajer dapat meningkatkan efektivitas komunikasi yaitu ada kesadaran akan
kebutuhan komunikasi efektif, penggunaan umpan-balik, menjadi komunikator yang lebih
efektif, dan pedoman komunikasi yang baik. Pentingnya komunikasi menyebabkan banyak
perusahaan besar menggunakan para ahli komunikasi. Para spesialis komunikasi ini membantu
perbaikan komunikasi dengan bantuaanya kepada para penyelia memecahkan masalah-
masalah komunikasi internal.
American Management Associations (AMA) telah menyusun sejumlah prinsip-prinsip
komunikasi yang disebut “the Ten Commandments of Good Communication” (sepuluh
pedoman komunikasi yang baik). Pedoman-pedoman itu disusun untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi organisasi, yang secara ringkas adalah sebagai berikut :
1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan
2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi
3. Pertimbangkan keadaan fisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akan
dilakukan
4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain bila perlu, dalam perencanaan komunikasi
5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita selama
berkomunikasi
6. Ambil kesempatan bila timbul untuk mendapatkan segala sesuatu yang telah membantu
atau umpan balik.
7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan.
8. Perhatikan konsistensi komunikasi.
9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.
10. Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk dimengerti tetapi juga
untuk mengerti.

Prinsip-prinsip komunikasi AMA ini dijadikan oleh para manajer pedoman untuk
meningkatkan efektivitas komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai