Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM

DATABASE
(SVIG193105)

ACARA VII
MENYUSUN BASIS DATA SPASIAL DENGAN POSTGRESQL

Dibuat oleh :
Nama : Fisti Fadila Lorentin Arinina
NIM : 20/457105/SV/17552
Hari/Jam : Selasa, 10 November 2020/ 07.30-
09.30 WIB
Kelompok : Database A
Asisten : 1. Dhia Aulia Utami
2. Siti Nova Musdiana
3. Dewi Rahma Nur Afifah

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SISTEM INFORMASI


GEOGRAFIS
DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menyusun basis data spasial (menggunakan script
dan import)
2. Mahasiswa mampu melakukan integrasi antara basisdata spasial pada
PostgreSQL dan data spasial pada QGIS
II. ALAT DAN BAHAN
No Nama Alat/Bahan Keterangan
1 Modul Bahan pelaksanaan praktikum.
2 Laptop Alat untuk membuat basis data spasial,
integrasi basis data spasial.
3 Perangkat Lunak Perangkat lunak untuk menyusun basis
PostgreSQL data spasial.
4 Perangkat Lunak Perangkat lunak yang mendukung
PostGIS penyusunan data spasial dengan
PostgreSQL.
5 Perangkat Lunak QGIS Perangkat lunak untuk menampilkan data
spasial.
5 Lembar Kerja Berupa laporan praktikum.
6 Data Statistik Sebagai sumber pembuatan database.

III. LANGKAH KERJA


 Printscreen
A. Menyusun Basisdata Spasial di PostgreSQL dengan SCRIPT
1. Membuat database spasial baru dengan nama Spasial_Sleman.
Melakukan klik Kanan pada Databases  Create  Database 
muncul jendela Create Database  mengatur database pada tab
general (mengisi nama tabel Sleman_Spasial dan mengatur owner
d4_sig)  mengatur database pada tab definition (template 
postgis_30_sample.
2. Membuat tabel data spasial berupa titik.
a. Membuat tabel titik_ibukota dengan klik kanan pada tables 
create  table muncul jendela create table.

- Pada tab general mengisikan:


Name : titik_ibukota
Owner : d4_sig
Schema : public

- Pada tab columns mengisikan:


Nama Kolom Tipe Data
id integer
nama character varying
kode_kec integer
titik geometry

b. Mengisi tabel dengan menu INSERT INTO pada Query Editor


dengan klik kanan pada tabel titik_ibukota  Query Tool 
Query Editor  membuat script dengan INSERT INTO
VALUES.
c. Melihat hasil pengisian tabel melalui menu View Data.
3. Membuat tabel data spasial berupa garis.
a. Membuat tabel jarak_ibukota dengan klik kanan pada tables 
create  table muncul jendela create table.

- Pada tab general mengisikan:


Name : jarak_ibukota
Owner : d4_sig
Schema : public

- Pada tab columns mengisikan:


Nama Kolom Tipe Data
id integer
nama character varying (50)
garis geometry
b. Mengisi tabel dengan menu INSERT INTO pada Query Editor
dengan klik kanan pada tabel jarak_ibukota  Query Tool 
Query Editor  membuat script dengan INSERT INTO
VALUES.

c. Melihat hasil pengisian table melalui menu View Data.


4. Membuat tabel data spasial berupa area / polygon.
a. Membuat tabel area_ibukota dengan klik kanan pada tables 
create  table muncul jendela create table.

- Pada tab general mengisikan:


Name : area_ibukota
Owner : d4_sig
Schema : public

- Pada tab columns mengisikan:


Nama Kolom Tipe Data
id integer
nama character varying (50)
area geometry
b. Mengisi tabel dengan menu INSERT INTO pada Query Editor
dengan klik kanan pada tabel jarak_ibukota  Query Tool 
Query Editor  membuat script dengan INSERT INTO
VALUES.

c. Melihat hasil pengisian tabel melalui menu View Data.

5. Menambahkan tabel data non-spasial ke dalam database dengan


import data.
a. Tabel Kd_Sleman
- Mempersiapkan tabel Kd_sleman.csv serta mengatur titik (.)
sebagai decimal separator, dan koma (,) sebagai thousands
separator.

Apabila dibuka pada notepad terlihat pembatas (;)


- Menyiapkan tabel kd_sleman (pada database Spasial_Sleman)
melalui klik kanan pada tables  create  table  muncul jendela
create table.

 Pada tab general mengisikan:


Name : kd_sleman
Owner : d4_sig
Schema : public

 Pada tab columns mengisikan:


Nama Kolom Tipe Data
kode_kec integer
nama character varying (30)
- Melakukan import data dengan SCRIPT melalui command
COPY Kd_sleman
FROM D:\DB\Pdd_sleman.csv
DELIMITER ‘,’
CSV HEADER;

- Tabel hasil import data

b. Tabel Pdd_Sleman
- Mempersiapkan tabel Pdd_sleman.csv (melakukan convert
format file dengan save as  *.csv) serta mengatur titik (.)
sebagai decimal separator, dan koma (,) sebagai thousands
separator.
- Menyiapkan tabel pdd_sleman (pada database Spasial_Sleman)
melalui klik kanan pada tables  create  table  muncul jendela
create table.

 Pada tab general mengisikan:


Name : pdd_sleman
Owner : d4_sig
Schema : public
Tablespace: pg_default
 Pada tab columns mengisikan:
Nama Kolom Tipe Data
kode_kec integer
nama_kec character varying (30)
luas double precision
pdd_lk integer
pdd_pr integer
jml_pdd integer
kepadatan integer
jml_kk integer
kk_miskin integer
- Melakukan import data melalui menu import/export.
 Melakukan klik kanan pada pdd_sleman  import/export
muncul jendela create table

 Melakukan pengaturan pada jendela import (baik options


maupun columns)
- Melihat hasil import melalui menu View Data

B. Menyusun Database Spasial dengan Import-Export Data


1. Mengisikan data pada database spasial melalui import data
menggunakan PostGIS Shapefile dan DBF Loader Exporter
dengan membuka PostGIS  muncul jendela PostGIS  View
connection details  mengisi PostGIS Connection (username,
password, database Spasial_Sleman)  OK.
Memilih lokasi penyimpanan data yang akan diimport.
Memilih file yang akan diimport  Import.

Setelah berhasil akan muncul tampilan dialog pada Log Window.

Pada tabel database Spasial_Sleman akan muncul tabel jalan_sl,


sleman_admin_kec, dan sleman_ibukota_kec.

Contoh tampilan tabel baru


- Jalan_sl.
- Sleman_admin_kec
- Sleman_ibukota_kec

2. Melakukan export tabel menjadi shp dengan membuka PostGIS 


View connection table  mengisi PostGIS Connection (username,
password, database Spasial_Sleman)  OK.
Memilih tabel yang dibuat sebelumnya pada script (table selection)
 centang Only show tables with geo columns  OK.

Kemudian, kembali ke jendela awal dan tekan Export  pemilihan


lokasi penyimpanan data  Open.
Setelah selesai export akan muncul laporan pada Log Window.

Menampilkan data melalui software QGIS

C. Menampilkan Data Spasial menggunakan QGIS


1. Mengatur koneksi melalui menu Layer  Add Layer  Add PostGIS
layers.
2. Melakukan peraturan koneksi dengan New  muncul jendela Create
a New PostGIS Connection  mengisi connection information
(name: Spasial_Sleman, host: localhost, Database:
Spasial_Sleman)  Test connection  OK.
3
3. Menekan tombol connect  schema (public dan tiger)  public 
add.

4. Tampilan data spasial yang tersimpan di database Spasial_Sleman.

 Diagram Alir
A. Menyusun Basis Data Non-Spasial dengan PostgreSQL dengan
menu SQL Shell

Laptop, PostgreSQL

Membuat Database
Data Ibukota
Spasial_Sleman Kabupaten
Sleman

Membuat Tabel Spasial

Tabel titik_ibukota Tabel jarak_ibukota Tabel area_ibukota


kecamatan_sleman kecamatan_sleman kecamatan_sleman

Mengisi tabel spasial dengan command


INSERT INTO VALUES

Tabel titik_ibukota Tabel jarak_ibukota Tabel area_ibukota


kecamatan_sleman kecamatan_sleman kecamatan_sleman

File
File Menambahkan Data Non-Spasial dengan Import Pdd_sleman
Kd_sleman Data baik Script maupun non script CSV
csv

Tabel Kd_Sleman Tabel Pdd_Sleman

Menambahkan Data Spasial dengan


Import Data
jalan_sl Sleman_admin_ke Sleman_ibukota_kec
c

Melakukan export data tabel

area_ibukota.shp jarak_ibukota.shp titik_ibukota.shp

Menampilkan data spasial melalui


software QGIS

Tampilan data spasial di database Spasial_Sleman

Keterangan:

Input Proses Hasil

IV. HASIL PRAKTIKUM


1. Apa fungsi digunakannya Ekstensi PostGIS atau template PostGIS pada
saat menyusun basisdata spasial?
PostGIS merupakan program yang berisi tool, add-on, Spatial
database extender, spatial database engine, atau extension dengan
dukungan terkait definisi serta pengelolaan unsur spasial bagi DBMS
milik PostgreSQL. PostGIS memiliki peran penting bagi PostgreSQL
dalam hal menyediakan layanan spasial sebagai backend basis data yang
dipergunakan dalam perangkat lukan sistem informasi geografis (SIG).
Melalui fungsi spasial pada PostGIS dapat dilakukan analisa terkait
dengan spasial dan query spasial. PostGIS membantu PostgreSQL untuk
mengolah basis data spasial. (Marquez dalam Ridwan Aminullah, 2018).
PostGIS akan menampilkan data dalam bentuk (tipe data) geometri
yang terkait dengan posisi x dan y serta SRID atau Spatial Reference
System Identifier. Dengan template postgis_30_sample, PosttgreSQL
dapat menampilkan bentuk geometri baik titik, garis, maupun area
(poligon) dengan referensi koordinat sehingga akan muncul visualisasi
bentuk-bentuk geometri tersebut baik titik, garis, maupun area (poligon).

2. Berikan uraian dengan bahasa saudara sendiri mengenai Script yang


digunakan untuk mengisikan data tabel yang berupa Titik, Garis, dan
Area!
Script yang digunakan dalam mengisikan data tabel titik, garis, dan
area ialah script INSERT INTO nama_tabel (nama_kolom1,
nama_kolom2, nama_kolom3) VALUES ( isi_kolom1, ‘isi_kolom2’,
‘isi_kolom3’);. Script INSERT INTO ialah script dan perintah yang
digunakan untuk memodifikasi data dengan memasukkan data ke dalam
tabel [ CITATION Pos201 \l 1033 ]. VALUES merupakan nilai data yang
akan dimasukkan pada setiap kolom dalam tabel. Pada praktikum kali
ini, contoh dari penggunaan script pengisian tabel titik INSERT INTO
titik_ibukota (id, nama, kode_kec, titik) VALUES (01, ‘BERBAH’,
340408, ‘SRID=32749; POINT(4395540 9136839)’);. Contoh dari
penggunaan script pengisian tabel jarak ialah INSERT INTO
jarak_ibukota (id, nama, garis) VALUES (01, ‘BERBAH-
PRAMBANAN’, ‘SRID=32749; POINT(4395540 9136839, 445431
9138065)’);. Contoh dari penggunaan script pengisian tabel area atau
poligon ialah INSERT INTO area_ibukota (id, nama, area) VALUES
(01, ‘BERBAH-PRAMBANAN-KALASAN’, ‘SRID=32749;
POINT((4395540 9136839, 445431 9138065, 425113 9138820,
4395540 9136839))’);. Contoh dari penggunaan script pengisian tabel
area atau poligon ialah INSERT INTO area_ibukota (id, nama, garis)
VALUES (01, ‘BERBAH-PRAMBANAN’, ‘SRID=32749;
POINT(4395540 9136839, 445431 9138065)’);.
Dalam script memasukkan data pada tabel titik, garis, dan area,
diperlukan data spasial yang memiliki tipe data geometri untuk
menunjukkan lokasi serta bentuk geometri baik dari titik, garis, maupun
area. Data spasial ditunjukkan dengan SRID (Spatial Reference System
Identifier )=32749 yang diikuti koordinat UTM baik x maupun y.
Melalui kolom dengan data yang berupa geometry, apabila data
dieksport kedalam PostGIS dan divisualisasikan dalam QGIS, lokasi
data spasial titik, garis, maupun area akan terepresentasi dengan baik.
3. Berikan uraian mengenai Script yang digunakan pada saat proses import
tabel dan berikan perbandingan dengan metode import tanpa script!
Import data merupakan kegiatan menyisipkan atau memasukkan
data suatu tabel dari file luar. Import data pada praktikum kali ini
dilakukan dengan menggunakan file excel. Import data dilakukan dalam
dua metode yaitu menggunakan script dan juga menggunakan menu
import/export. Kedua metode tersebut memiliki beberapa persamaan dan
perbedaan.
Persamaan kedua metode tersebut ialah format file yang
digunakan. Data file yang akan diimport harus berasal dari ms excel
dengan format csv. Ms Excel dengan format CSV menunjukkan nilai
dipisahkan oleh koma yang biasanya hanya memisahkan setiap bidang
teks [ CITATION Mic20 \l 1033 ]. Namun, dalam praktikum kali ini koma
pemisah diganti dengan titik koma (;).
Meskipun memiliki beberapa persamaan, secara praktiknya kedua
metode ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Metode script
menggunakan perintah atau command COPY nama_file FROM ‘lokasi
penyimpanan’ DELIMITER ‘:’ CSV HEADER;. Pembuatan script
hanya dapat dilakukan pada query editor jika menggunakan pgAdmin.
Sedangkan, untuk import data melalui import/export hanya perlu
memilih nama file, lokasi file, dan kolom yang akan diimport.
4. Berikan uraian proses visualisasi data database spasial dengan QGIS dan
uraikan permasalahan yang dihadapi!
Proses visualisasi database dimulai dengan menampilkan hasil
export tabel spasial dalam PostGIS format *.shp yang berupa
titik_ibukota, jarak_ibukota, dan area_ibukota serta layer
Sleman_admin_kec. Kemudian, menambahkan layer spasial yang
berasal dari database Spasial_Sleman yang telah dibuat dalam
PostgreSQL sebelumnya. Penambahan layer tersebut menggunakan
menu layer  add layer  add PostGIS layer. Setelah itu, memilih menu
new dan akan muncul jendela Create a New PostGIS Connection.
Mengisikan pengaturan dalam jendela tersebut dengan name
Spasial_Sleman, host  localhost, Database database yang telah dibuat
(Spasial_Sleman). Apabila telah terhubung antara QGIS dan PostGIS,
maka akan kembali ke jendela awal  menekan tombol connect  schema
 muncul dua schema yaitu public dan tiger  memilih public  memilih
data spasial yang akan divisualisasikan  Add. Setelah melakukan
langkah tersebut, data spasial akan tervisualisasikan dalam bentuk peta.
Tidak semua proses visualisasi berjalan sempurna. Terkadang,
terdapat beberapa kendala dalam beberapa step. Salah satunya yakni,
tidak semua data shp yang akan divisualisasi muncul dalam bentuk
visualisasi peta (layer) dan muncul tanda tanya (?) pada file. Oleh karena
itu, diperlukan solusi terkait masalah tersebut. Solusi yang dilakukan
ialah menekan tombol tanda Tanya dan memilih EPSG:32749 atau UTM
49S sebagai koordinat sistem.
V. PEMBAHASAN
PostgreSQL ialah sebuah Object-Relational Database
Management System (ORDBMS) dan masih terdapat fitur DBMS dengan
perbaikan (Yuliardi dalam A. Ridwan:2018). PostgreSQL merupakan
DBMS yang bersifat open source. PostgreSQL dapat menyimpan data
non-spasial dan juga spasial. Akan tetapi, untuk penyimpanan data
spasial diperlukan plugin PostGIS. PostGIS merupakan program yang
berisi tool, add-on, Spatial database extender, spatial database engine,
atau extension dengan dukungan terkait definisi serta pengelolaan unsur
spasial bagi DBMS milik PostgreSQL (Marquez dalam Ridwan
Aminullah, 2018).
Untuk menyusun basis data spasial menggunakan pgAdmin dapat
dilakukan dengan membuka pgAdmin. Kemudian, dilanjutkan dengan
membuat database spasial (dengan memilih template
postgis_30_sample). Template PostGIS sangat penting karena PostGIS
merupakan program yang berisi tool, add-on, Spatial database extender,
spatial database engine, atau extension dengan dukungan terkait definisi
serta pengelolaan unsur spasial bagi DBMS milik PostgreSQL. PostGIS
memiliki peran penting bagi PostgreSQL dalam hal menyediakan
layanan spasial sebagai backend basis data yang dipergunakan dalam
perangkat lukan sistem informasi geografis (SIG). Melalui fungsi spasial
pada PostGIS dapat dilakukan analisa terkait dengan spasial dan query
spasial. PostGIS membantu PostgreSQL untuk mengolah basis data
spasial. (Marquez dalam Ridwan Aminullah, 2018). PostGIS akan
menampilkan data dalam bentuk (tipe data) geometri yang terkait
dengan posisi x dan y serta SRID atau Spatial Reference System
Identifier. Dengan template postgis_30_sample, PostgreSQL dapat
menampilkan bentuk geometri baik titik, garis, maupun area (poligon)
dengan referensi koordinat sehingga akan muncul visualisasi bentuk-
bentuk geometri tersebut baik titik, garis, maupun area (poligon).
Selanjutnya ialah membuat tabel dengan menyesuaikan nama kolom dan
tipe data. Terakhir, mengisi data tabel dapat langsung dalam tabel
maupun menggunakan script. Script yang digunakan dalam mengisikan
data tabel titik, garis, dan area ialah script INSERT INTO nama_tabel
(nama_kolom1, nama_kolom2, nama_kolom3) VALUES ( isi_kolom1,
‘isi_kolom2’, ‘isi_kolom3’);. Script INSERT INTO ialah script dan
perintah yang digunakan untuk memodifikasi data dengan memasukkan
data ke dalam tabel [ CITATION Pos201 \l 1033 ]. VALUES merupakan
nilai data yang akan dimasukkan pada setiap kolom dalam tabel. Pada
praktikum kali ini, contoh dari penggunaan script pengisian tabel titik
INSERT INTO titik_ibukota (id, nama, kode_kec, titik) VALUES (01,
‘BERBAH’, 340408, ‘SRID=32749; POINT(4395540 9136839)’);.
Contoh dari penggunaan script pengisian tabel jarak ialah INSERT
INTO jarak_ibukota (id, nama, garis) VALUES (01, ‘BERBAH-
PRAMBANAN’, ‘SRID=32749; POINT(4395540 9136839, 445431
9138065)’);. Contoh dari penggunaan script pengisian tabel area atau
poligon ialah INSERT INTO area_ibukota (id, nama, area) VALUES
(01, ‘BERBAH-PRAMBANAN-KALASAN’, ‘SRID=32749;
POINT((4395540 9136839, 445431 9138065, 425113 9138820,
4395540 9136839))’);. Contoh dari penggunaan script pengisian tabel
area atau poligon ialah INSERT INTO area_ibukota (id, nama, garis)
VALUES (01, ‘BERBAH-PRAMBANAN’, ‘SRID=32749;
POINT(4395540 9136839, 445431 9138065)’);.
Dalam script memasukkan data pada tabel titik, garis, dan area,
diperlukan data spasial yang memiliki tipe data geometri untuk
menunjukkan lokasi serta bentuk geometri baik dari titik, garis, maupun
area. Data spasial ditunjukkan dengan SRID (Spatial Reference System
Identifier )=32749 yang diikuti koordinat UTM baik x maupun y.
SRID : 32749 memiliki atribut satuan meter, Geodetic CRS WGS 84,
Datum World Geodetic System 1984, Ellipsoid WGS 84, Prime meridian
Greenwich, bersumber dari OGP, dan direvisi 25 Agustus 2006 dengan
cakupan pemetaan topografi skala besar dan menengah serta survei
rekayasa. SRID : 32749 merepresentasikan koordinat 108⁰ BT hingga
114⁰BT, serta 80⁰LS hingga 0⁰ (Garis Khatulistiwa). Sistem koordinat
yang digunakan ialah Cartesian 2D CS Sumbu: Timur, Utara; UoM: m.
Orientasi: Timur, Utara; Koordinat center SRID: 3274 9 ialah 500000.00
5572242.78. Batas yang diproyeksikan ialah 441867.78 1116915.04 dan
833978.56 10000000.00. [ CITATION eps20 \l 1033 ]. Melalui kolom
dengan data yang berupa geometry, apabila data dieksport kedalam
PostGIS dan divisualisasikan dalam QGIS, lokasi data spasial titik,
garis, maupun area akan terepresentasi dengan baik.
Selanjutnya ialah melakukan import data csv kedalam database
Spasial_Sleman. Import data merupakan kegiatan menyisipkan atau
memasukkan data suatu tabel dari file luar. Import data pada praktikum
kali ini dilakukan dengan menggunakan file excel. Import data
dilakukan dalam dua metode yaitu menggunakan script dan juga
menggunakan menu import/export. Kedua metode tersebut memiliki
beberapa persamaan dan perbedaan.
Persamaan kedua metode tersebut ialah format file yang
digunakan. Data file yang akan diimport harus berasal dari ms excel
dengan format csv. Ms Excel dengan format CSV menunjukkan nilai
dipisahkan oleh koma yang biasanya hanya memisahkan setiap bidang
teks [ CITATION Mic20 \l 1033 ]. Namun, dalam praktikum kali ini koma
pemisah diganti dengan titik koma (;).
Meskipun memiliki beberapa persamaan, secara praktiknya kedua
metode ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Metode script
menggunakan perintah atau command COPY nama_file FROM ‘lokasi
penyimpanan’ DELIMITER ‘:’ CSV HEADER;. Pembuatan script
hanya dapat dilakukan pada query editor jika menggunakan pgAdmin.
Sedangkan, untuk import data melalui import/export hanya perlu
memilih nama file, lokasi file, dan kolom yang akan diimport.
Selain import diperlukan juga export data shp kedalam database
Spasial_Sleman. Export data shp memiliki fungsi untuk
mengintegrasikan data spasial dalam satu database. Export data ini
meliputi data Jalan_SL.shp, Sleman_Admin_Kec.shp, dan
Sleman_Ibukota_Kec.shp. Export juga berlaku untuk mengubah tabel
(titik_ibukota, jarak_ibukota, area_ibukota) ke dalam bentuk *.shp.
Langkah yang terakhir ialah visualisasi data spasial mmelalui
QGIS. Proses visualisasi database dimulai dengan menampilkan hasil
export tabel spasial dalam PostGIS format *.shp yang berupa
titik_ibukota, jarak_ibukota, dan area_ibukota serta layer
Sleman_admin_kec. Kemudian, menambahkan layer spasial yang
berasal dari database Spasial_Sleman yang telah dibuat dalam
PostgreSQL sebelumnya. Penambahan layer tersebut menggunakan
menu layer  add layer  add PostGIS layer. Setelah itu, memilih menu
new dan akan muncul jendela Create a New PostGIS Connection.
Mengisikan pengaturan dalam jendela tersebut dengan name
Spasial_Sleman, host  localhost, Database database yang telah dibuat
(Spasial_Sleman). Apabila telah terhubung antara QGIS dan PostGIS,
maka akan kembali ke jendela awal  menekan tombol connect  schema
 muncul dua schema yaitu public dan tiger  memilih public  memilih
data spasial yang akan divisualisasikan  Add. Setelah melakukan
langkah tersebut, data spasial akan tervisualisasikan dalam bentuk peta.
Tidak semua proses visualisasi berjalan sempurna. Terkadang,
terdapat beberapa kendala dalam beberapa step. Salah satunya yakni,
tidak semua data shp yang akan divisualisasi muncul dalam bentuk
visualisasi peta (layer) dan muncul tanda tanya (?) pada file. Oleh karena
itu, diperlukan solusi terkait masalah tersebut. Solusi yang dilakukan
ialah menekan tombol tanda Tanya dan memilih EPSG:32749 atau UTM
49S sebagai koordinat sistem.

VI. KESIMPULAN
Dari praktikum Menyusun Basis Data dengan PostgreSQL dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
1. Mahasiswa mampu menyusun basisdata spasial menggunakan
script dengan perintah INSERT INTO nama_tabel
(nama_kolom1, nama_kolom2, nama_kolom3) VALUES
( isi_kolom1, ‘isi_kolom2’, ‘isi_kolom3’); dan import data
menggunakan script (perintah: COPY nama_file FROM ‘lokasi
penyimpanan’ DELIMITER ‘:’ CSV HEADER;) serta import
data menggunakan menu import/export.
2. Mahasiswa mampu melakukan integrasi antara basisdata
spasial pada PostgreSQL dan Data Spasial pada QGIS dengan
bantuan PostGIS serta menggunakan menu export (ke dalam
bentuk shp) dan import.

VII. DAFTAR PUSTAKA


epsg.io. (n.d.). EPSG:32749 WGS 84/UTM Zone 49S. Retrieved November 9,
2020, from epsg.io: //epsg.io/32749.prettywkt

Ridwan Aminullah, A. S. (2018). Aplikasi Pgrouting Untuk Penentuan Rute


Alternatif. Jurnal Geodesi Undip, 109-119. Diakses dari
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/download/19314/18
328

esri. (2016). What is an SRID. Retrieved November 9, 2020, from ArcGIS Desktop:
https://desktop.arcgis.com/en/arcmap/10.3/manage-data/using-sql-with-
gdbs/what-is-an-srid.htm#:~:text=A%20spatial%20reference%20identifier
%20(SRID,system%2C%20tolerance%2C%20and%20resolution.&text=Others
%2C%20such%20as%20the%20ST_Geometry,have%20SRIDs%20d

Microsoft. (2020). Mengimpor atau mengekspor file teks (.txt atau .csv). Retrieved
November 16, 2020, from Microsoft: https://support.microsoft.com/id-
id/office/mengimpor-atau-mengekspor-file-teks-txt-atau-csv-5250ac4c-663c-
47ce-937b-339e391393ba

PostgreSQL. (2020). PostgreSQL Tutorial. Retrieved November 15, 2020, from


PostgreSQL Tutorial: https://www.postgresqltutorial.com/
LAMPIRAN

1. Tangkapan Layar Tabel Data Spasial


a. Titik

b. Garis
c. Area (Poligon)

2. Visualisasi Geometry
a. Titik
b. Garis

c. Area (Polygon)

3. Hasil import SHP dan import tabel


a. Import SHP
- jalan_sl
- Sleman_admin_kec
- Sleman_ibukota_kec

b. Import Table
- Kd_sleman.csv

- Pdd_sleman.csv
4. Hasil visualisasi data spasial di QGIS ( ss, data hasil input data script dan
import SHP)
- Hasil visualisasi data spasial di QGIS

- Hasil input data script dan import SHP

Anda mungkin juga menyukai