Anda di halaman 1dari 5

MODUL PEMBELAJARAN TEKNIK

PEMESINAN BUBUT KELAS XI TEKNIK


PEMESINAN

Disusun Oleh:
Agung Widyastara, S.Pd., M.Pd.

KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN


SMK NEGERI 1 PURWOREJO
TAHUN 2018

i
Modul Teknik Permesinan Bubut XI TP Agung Widyastara, S.Pd., M.Pd.

...... Lanjutan

5. Pemasangan pahat bubut


Selama pengerjaan, pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting
force). Besarnya tenaga tenaga ini tergantung dari daya tahan benda
kerja dan penampang chip.
Dengan memasang pahat pada baut pengunci (clamping
bolt) , terjadilah getaran yang kuat di antara permukaan penyangga
pahat dengan penjepit pahat. Oleh karena itu pahat harus dipegang
dengan kuat dan aman.
Jika pahat dipasang, misalnya di atas atau di bawah
center, maka besarmya sudut bebas dan sudut buang akan berubah.
Pemasangan diatas center,maka :
Getaran yang terjadi di antara permukaan bebas dari pahat
dengan benda kerja menjadi lebih besar,sehingga chip yang lebih tebal
pun dapat dihilangkan dengan mudah. Pemasangan pahat di atas
center kira-kira sampai dengan 2% dari diameter benda kerja.
Pemasanangan di bawah center,maka :
Getaran di antara permukaan bebas dan permukaan potong
menjadi lebih kecil,chip sukar dihilangkan. Karena gaya atau tenaga
potong, pahat tidak boleh dipasang terlalu menonjol karena pahat
dapat bengkok. Oleh karena itu penonjolan pahat harus sesuai dengan
batas yang diijinkan.

Gb. Toollpost (Tempat pemasangan pahat bubut)

Benar salah salah

Gb. Posisi Ujung Pahat

Point Penting:
- Pahat terpasang Kuat, Ujung mata pahat setinggi center, Ujung pahat menonjol
secukupnya,

1
Modul Teknik Permesinan Bubut XI TP Agung Widyastara, S.Pd., M.Pd.

G. Sistim Pencekaman
Untuk memegang benda kerja yang akan dikerjakan dalam
mesin bubut diperlukan alat pencekam yang kokoh. Alat ini dipasang
pada spindle utama dengan beberapa metode, antara laindengan
spindle bentuk berulir, dengan pasak melintang, dengan pasangan mur
dan baut.

Point Penting:
- Gunakan balok kayu untuk menahan cekam jika cekam ukuran Besar
- Pastikan cekam terpasang Center dan kuat

1. Pencekaman denagan chuck


Macam-macam chuck:
 Three jaw chuck: Untuk mencekam benda kerja yang
silindris atau bidang persegi kelipatan tiga yang simetri.
 Four jaw chuck: Untuk mencekam benda kerja yang silindris
atau bidang bersegi kelipatan empat yang simetri.
Menurut gerakan rahang dari chuck maka dibedakan yaitu:
 Universal chuck, dimana rahang-rahang dari chuck dapat
bergerak maju/mundur secara bersamaan.
 Independet chuck, dimana rahang-rahang dari chuck bergerak
maju / mundur secara sendiri-sendiri. Keuntungannya yaitu bias
mencekam benda kerja yang mempunyai bentuk tidak
teratur,eksentrik dan lebih kuat.

2
Modul Teknik Permesinan Bubut XI TP Agung Widyastara, S.Pd., M.Pd.

2. Pemasangan benda kerja pada cekam


 Outside grip untuk mencekam benda berdiameter besar.
 Inside grip untuk pencekaman benda kerja dengan
memberikan gaya pada diameter dalam.
 Outside grip untuk pencekaman benda kerja berdiameter kecil.

Point Penting:
- Benda kerja terpasang kuat,
- Panjang benda benonjol sesuai yang akan di bubut
- Pastikan benda keja terpasang center

H. Perhitungan Putaran Mesin


Sebelum melaksanakan pembubutan perlu di ditentukan parameter-
parameter Pemotongan,
1. Rumus Menghitung Putaran
Kecepatan potong ialah panjang potongan dalam m/min (meter per
menit), maka rumusnya adalah :
Cs :π .d .n (m/min)
1000

Keterangan : Cs = Kecepatan potong (m/menit)


d = Diameter benda kerja (mm)
n = Putaran benda kerja (rpm)

3
Modul Teknik Permesinan Bubut XI TP Agung Widyastara, S.Pd., M.Pd.

2. Kecepatan Potong
Cutting speed atau kecepatan potong adalah kecepatan potong
pada putaran utama. Bila benda kerja berputar satu kali, panjang yang
dilalui oleh pahat sama dengan keliling benda kerja.
Kecepatan potong tidak dapat dipilih sembarangan. Bila
kecepatan potong rendah akan memakan waktu dalam dalam
mengerjakannya. Bila kecepatan terlalu tinggi pahat akan kehilangan
kekerasan (karena panas),cepat rusak atau tumpul. Oleh sebab itu
kecepatan potong harus ditentukan sesuai dengan tabel.

Contoh:
Akan dibubut material ST 37 diameter 30 mm dengan pahat HSS dengan pekerjaan
kasar (Coarse). Hitung putaran mesin/ spindel:
 Dari tabel kecepatan potong Cs : 25 – 40 -- diambil misal 25 m/menit
 Gunakan rumus :
Cs : π .d .n (m/min) --- n : Cs. 1000 rpm
1000 π .d
-- : (25 . 1000) / (3,14 . 30) rpm
- : 25.000 / 94.20 = 265,39 rpm (Secara teoritis)

Hasil perhitungan disesuaikan dengan tabel kecepatan mesin


dibulatkan ke atas.

------

Selamat belajar Di RUMAH


Gunakan selalu protokol kesehatan COVID19

Anda mungkin juga menyukai