Disusun Oleh:
Agung Widyastara, S.Pd., M.Pd.
i
Modul Teknik Permesinan Bubut XI TP Agung Widyastara, S.Pd., M.Pd.
...... Lanjutan
Point Penting:
- Pahat terpasang Kuat, Ujung mata pahat setinggi center, Ujung pahat menonjol
secukupnya,
1
Modul Teknik Permesinan Bubut XI TP Agung Widyastara, S.Pd., M.Pd.
G. Sistim Pencekaman
Untuk memegang benda kerja yang akan dikerjakan dalam
mesin bubut diperlukan alat pencekam yang kokoh. Alat ini dipasang
pada spindle utama dengan beberapa metode, antara laindengan
spindle bentuk berulir, dengan pasak melintang, dengan pasangan mur
dan baut.
Point Penting:
- Gunakan balok kayu untuk menahan cekam jika cekam ukuran Besar
- Pastikan cekam terpasang Center dan kuat
2
Modul Teknik Permesinan Bubut XI TP Agung Widyastara, S.Pd., M.Pd.
Point Penting:
- Benda kerja terpasang kuat,
- Panjang benda benonjol sesuai yang akan di bubut
- Pastikan benda keja terpasang center
3
Modul Teknik Permesinan Bubut XI TP Agung Widyastara, S.Pd., M.Pd.
2. Kecepatan Potong
Cutting speed atau kecepatan potong adalah kecepatan potong
pada putaran utama. Bila benda kerja berputar satu kali, panjang yang
dilalui oleh pahat sama dengan keliling benda kerja.
Kecepatan potong tidak dapat dipilih sembarangan. Bila
kecepatan potong rendah akan memakan waktu dalam dalam
mengerjakannya. Bila kecepatan terlalu tinggi pahat akan kehilangan
kekerasan (karena panas),cepat rusak atau tumpul. Oleh sebab itu
kecepatan potong harus ditentukan sesuai dengan tabel.
Contoh:
Akan dibubut material ST 37 diameter 30 mm dengan pahat HSS dengan pekerjaan
kasar (Coarse). Hitung putaran mesin/ spindel:
Dari tabel kecepatan potong Cs : 25 – 40 -- diambil misal 25 m/menit
Gunakan rumus :
Cs : π .d .n (m/min) --- n : Cs. 1000 rpm
1000 π .d
-- : (25 . 1000) / (3,14 . 30) rpm
- : 25.000 / 94.20 = 265,39 rpm (Secara teoritis)
------