Kewajiban Menunaikan Amanah: Khutbah Pertama
Kewajiban Menunaikan Amanah: Khutbah Pertama
KhotbahJumat.com
July 14, 2011
Akhlak dan Muamalah , Nasehat
1 Comment
***
KHUTBAH PERTAMA
Mengawali khutbah ini kami berwasiat pada diri kami pribadi dan seluruh
hadirin untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yaitu agar kita
menjaga dan membentengi diri dari kemarahan serta siksa Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Dan hal ini adalah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya
sekuat kemampuan kita, serta dengan menjauhi segala larangan-Nya.
Hadirin rahimakumullah,
ِ وا ْلجِبَا
ل ِ و ْاأل َ ْر
َ ض َ ِواتَ ما َ الس
َّ ة عَ لَى َ َمان َ َ ض َنا ْاأل
ْ إِنَّا عَ َر
ان
ُ نس َ َ مل
َ ها ْا ِإل َ حَ وَ ها
َ م ْن
ِ ْن َ فق ْ َ وأ
َ ش َ ها َ م ْل َنِ ح ْ َن أَن ي َ فأَبَ ْيَ
ً ج ُهوالَ َان ظَلُومًا َ هك ُ َّإِن
“Sesungguhnya, Kami telah menawarkan amanah (yaitu menjalankan
perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meninggalkan seluruh
larangan-Nya) kepada seluruh langit dan bumi serta gunung-gunung. Maka,
semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya
manusia itu banyak berbuat dzalim dan amat bodoh.” (Al-Ahzab: 72)
Dua kelompok pertama yang kita sebutkan tadi akan diazab dengan azab
yang sangat pedih. Sedangkan kelompok yang ketiga yaitu mereka yang
beriman secara lahir dan batin, merekalah orang-orang yang akan
mendapatkan ampunan, serta rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal
ini sebagaimana tersebut dalam ayat berikutnya dalam firman-Nya,
ين
َ ِش ِرك ْ م ُ وا ْل
َ ِقات َ ِم َنافُ وا ْل
َ ين ُ هللا ا ْل
َ م َنافِ ِق ُ بَ ذِّ عَ لِ ّ ُي
ُ وا ْل
ِ م ْؤ
ِم َنات َ ين َ ِمنِ م ْؤُ هللا عَ لَىا ْل
ُ وب
َ ويَ ُت َ ِش ِركَاتْ م ُ وا ْلَ
حيمًا
ِ غ ُفورًا َّر َ هللا
ُ َ وك
َان َ
“Sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan
serta orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah
menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab: 73)
Hadirin rahimakumullah,
َ ما ُي ْع ِل ُن
ون َ و َ سر
َ ُّون ِ ما ُي
َ م َ َّون أَنَّ الل
ُ َه يَ ْعل َ م َ َأ
ُ َوال َ يَ ْعل
“Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka
sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan?” (Al-Baqarah: 77)
Sedangkan untuk menjalankan syarat yang kedua, wajib bagi kita untuk
berilmu dulu sebelum beramal. Sehingga kita tidak boleh seenaknya sendiri
atau sekadar ikut-ikutan dalam tata cara peribadatan kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita harus melakukannya dengan aturan dan
tata cara yang telah ditentukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Karena kalau tidak demikian, maka akan berakibat tidak diterimanya amalan
kita. Lihatlah bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam memerintahkan seseorang untuk mengulangi wudhunya karena ada
bagian anggota wudhu yang tidak terkena air. Begitu pula beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam memerintahkan seseorang untuk mengulangi shalatnya
karena tidak thuma’ninah ketika menjalankannya.
Semua ini menunjukkan bahwa ibadah itu telah ditentukan aturannya oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga kita harus senantiasa mengingat
bahwa shalat, puasa, membayar zakat, menunaikan haji dan yang lain-
lainnya dari bentuk-bentuk ibadah adalah amanah yang kita harus
menjalankannya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Oleh karena itu, seseorang yang menjual barang, misalnya, maka dia harus
menjualnya dengan menjaga amanah. Tidak boleh bagi seorang penjual
untuk mengkhianati pembelinya dengan berbuat curang dalam menimbang
atau menakar. Dan tidak boleh baginya untuk berbuat dzalim dengan
meninggikan harga karena si pembeli tidak mengetahui harga atau dengan
menyembunyikan kerusakan atau cacat yang ada pada barang tersebut.
Begitu pula sebaliknya, tidak boleh bagi pembeli untuk mengkhianati penjual
dengan berdusta untuk mengurangi harga yang sesungguhnya. Atau dengan
menunda-nunda pembayaran barang yang dibelinya padahal dia memiliki
kemampuan untuk membayarnya.
Hadirin rahimakumullah,
Tidak boleh pula bagi seorang yang menyewakan tempat, kendaraan, dan
yang lainnya untuk berkhianat kepada orang yang menyewa miliknya itu.
Misalnya menipu orang yang menyewa dengan meninggikan biaya sewanya,
atau menyewakan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dia tawarkan. Dan
sebaliknya, tidak boleh bagi orang yang menyewa untuk menipu sehingga
biaya sewanya lebih murah dari biaya yang semestinya, atau dia
menggunakan barang sewaannya dengan tidak hati-hati sehingga berakibat
rusaknya barang tersebut. Begitu pula orang yang bekerja pada sebuah
perusahaan. Tidak boleh baginya untuk datang dan pulang seenaknya, tidak
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, atau melakukan kesibukan lain
di tempat kerjanya sehingga melalaikan dia dari tugas utamanya.
Saudara-saudaraku yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Hadirin rahimakumullah,
م
ْ ه َ ن أَ ْل
ِ ِح ْق َنا ب َ م ُذ ِرّيَّ ُت ُهم بِ ِإي
ٍ ما َ َواتَّب
ْ ع ْت ُه َ م ُنواَ ين َءاَ ذ ِ َّوال َ
ئ
ٍ م ِر
ْ لا ُّ ك ُ ى ٍءْ ش َ من ّ ِ همِ ِمل َ َن ع ْ مّ ِ مآأَلَ ْت َناهُ مَ و
َ م ْ ُذ ِرّيَّ َت ُه
ين
ٌ هِ ب َر َ َسَ ما ك َ ِب
“Dan orang-orang yang beriman dan yang keturunan mereka mengikuti
mereka dalam keimanan, Kami kumpulkan keturunan mereka dengan
mereka di dalam surga dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala
amal mereka.” (Ath-Thur: 21)
ن
َ م ً م ْي
ِ عا ِ جَ مانَاَ ح
َ و َ ة ِ َمان َ دا ِء اأْل َ َ م أِل ْ كُ وإِيَّاَ هللا
ُ ي
َ ِقنـَ فَّ و
َ
ِم ْيعِ ج
َ ولِـ
َ د ْي َنا
ِ ِول َ ف َر لَ َنا
َ ِ ول َ غ َ و َ ة ِ َخيَان ِ وا ْلـَ ة ِ َضاعَ ِ اإْل
م
ُ ح ْيِ غ ُف ْو ُر ال َّرَ و ال َ ُه ه ُ َّ إِن،ن َ م ْي
ِ ِسلْ م ُ ا ْلـ
KHUTBAH KEDUA
َ و َرعَ ا
ها َ ة َ َ م ان َ ح ِفظَ اأْل َ ن ْ م َ وعَ َد َ ذي ِ َّه ال ِ م ُـد لِل ْ ح َ ا ْلـ
،وبِ ْيال َ ه عَ َذابًا ُ َد ل َّ َوأَع َ ها َ َضاع َ َن أ ْ م َ ع َد َّ و َ َوت َ ،ًجز ْيال َِ جرًا ْ َأ
ِك ُر ُه عَ لَى تَ َتا ُبع ُ ش ْ َ أ،ه ِ مِ عَ ِل ن ِ ج ِز ْي َ م ُد ُه عَ لَى َ ح ْ َأ
ُ َك ل
ه َ ش ِر ْيَ َ ح َد ُه ال ْ وَ هللاُ َّ ه إال َ َه ُد أَنْ ال َ إل َ ش ْ َ أ،ه ِ ِ س ان َ ح ْ ِإ
دا ِءَ َث عَ لَى أ َّ ح َ ،ُه ُ س ْول ُ و َر َ م ًدا عَ ْب ُد ُه َّ ح َ م ُ َّه ُد أن َ شْ َ وأ َ
ه وعَ لَى ِ هللا عَ لَ ْيُ صلَّى َ ،ة ِ َخيَان ِ ن ا ْلـ ْ م ِ ذ َر َّ حَ وَ ة ِ مان َ َ اأْل
ْد
ُ ما بَع ّ َ أ،َسلِ ْيمًا ْ مت َ َّوسلَ ه
ِ ِحاب َ صْ َه وأ ِ ِآل:
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena
dengan bertakwa kepada-Nya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan
memudahkan segala urusan kita. Sebagaimana tersebut dalam firman-Nya,
سرًا ْ َن أ
ْ م ِر ِه ُي ْ م ُ َّجعَل ل
ِ ه ْ هللا َي
َ ق
ِ من َي َّت
َ و
َ
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan
baginya kemudahan dalam urusannya.” (Ath-Thalaq: 4)
َخو ُنوا
ُ وت
َ ل
َ سو
ُ وال َّر
َ هللا
َ ُ م ُنوا الَت
َخو ُنوا َ ين َءاَ ذ ِ َّها الَ َُّياأَي
َ م
ون ُ َم تَ ْعلْ وأَن ُت
َ مْ ك ُ ِمانَات َ َأ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan janganlah kalian mengkhianati amanah-amanah
yang dipercayakan kepada kalian, sedang kalian dalam keadaan
mengetahui.” (Al-Anfal: 27)
ت
َ م َ ؤ ِدّ ِه إِلَ ْي
َ َّ ك إِال
ْ ما ُد َ دي َنا ٍر ال َّ ُي
ِ ِه ب َ ن إِن ت َْأ
ُ م ْن ْ م
َّ نهم
ُ م ِ وَ
ِ عَ لَ ْي
ه
”Dan di antara mereka (orang-orang Yahudi) ada orang yang jika kamu
memercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu
kecuali jika kamu selalu menagihnya.” (Ali ‘Imran: 75)
،ف ْ َوعَ َد أ
َ َ خل َ ِ وإ
َ ذا َ ك َذ
َ ،ب َ ث
َ د
َّ ح َ ِ إ:َث
َ ذا ٌ ق ثَال
ِ ِم َنافُ آيَةُ ا ْلـ
َ خ
ان َ ن ِ ذا ا ْؤ ُت
َ م َ ِ وإ
َ .
“Tanda-tanda orang munafiq ada tiga: jika berbicara berdusta, bila berjanji
tidak menepati janjinya, dan apabila diberi amanah mengkhianatinya.”
(H.R. Muttafaqun ‘alaih)
م
ٌ ِسل
ْ م ُ َّم أَن
ُ ه َ صلَّى
َ َو َزع َ و
َ م َ ْوإِن
َ صا َ
“Meskipun dia shalat dan puasa serta mengaku dirinya muslim.”
Hadirin rahimakumullah,
Maka, sudah semestinya bagi kita untuk berusaha menjaga amanah yang
telah kita terima. Baik yang berkaitan dengan kewajiban kita kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala, maupun kepada sesama manusia. Akhirnya,
mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita sebagai orang-
orang yang bisa mengamalkan ilmu yang telah sampai kepada kita dan
mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hadits-
hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah kita dengar. Dan mudah-
mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita sebagai orang-orang
yang senantiasa menjaga amanah yang ada di pundak-pundak kita.
د
م ٍح َّم َ ك ُ س ْولِ َ و َر ُ
ك َ د َ م عَ لَى عَ ْب ِ س ِِّلّـ ْ و َِل َص ِّّـ م َ اللَّ ُه َّ
ن م عَ ِ ض اللَّ ُه َّ وا ْر َ نَ ، ع ْي َ م ِج َه أَ ْح اب ِ ِص َ وأ َ ْه َ وعَ لَى آلِ ِ َ
وعَ ِل ّـ ٍّ
ٍي ان َ م َ ع ْث َو ُ م َر َ
ع َ و ُك ٍر َ ي َب ْ د ْي َ َ خل َ َ
ن أبِ ْ ش ِ فا ِء ال َّرا ِ ال ْـ ُ
لى
ن إِ َ سا ٍ ح َ م بِ ِإ ْ ـه ْن لَ ُ ع ْي َوال َّتابِ ِ ة َح اب َ ِ
ص َ م ْيعِ ال َّ ج ِ ن َ وعَ ْ َ
ن
ِد ْي ِ م ال ِّـّ .يَ ْو َ
م عَ لَى
سال َ ٌ
و َ ص ُف َ
ونَ ، ما َي ِ ع َّز ِة عَ َّ
ِب ال ِ
ك َر ّـ ِّ ح َ
ان َرِبِّّـ َ س ْب َُ
ين ِب ا ْلعَالَ ِ
م َ ه ر ّـ ِّ م ُد لِل ِ وا ْلـ َ
ح ْ لين َ
س َ .ا ْلـ ُ
م ْر َ