Pengenalan Bahan Kimia
Pengenalan Bahan Kimia
A. Sabun
Bahan pembuat sabun
Bahan dasar : - lemak hewan dan minyak tumbuhan, Natrium hidroksida (NaOH)
atau Kalium hidroksida (KOH).
Bahan tambahan:- krim, parfum, vitamin dll
Struktur molekulnya berbentuk panjang, dengan 2 ujung yang mempunyai sifat yang
berbeda, ujung yang satu bersifat hidrofil ( (gugus molekul selalu menuju air) sedang
ujung yang lain bersifat hidrofob (selalu menjauhi air dan tertarik ke minyak).
Fungsi sabun :
Mengangkat kotoran yang menempel pada pakaian dan
melarutkannya dengan air.
Sebagai zat emulgator (pengemulsi), yaitu zat yang mampu
melarutkan minyak dan lemak.
Berdasarkan bentuknya, sabun ada 3 macam :
Sabun lunak : sabun yang bahan dasarnya garam kalium.
Sabun keras : sabun yang bahan dasarnya garam natrium.
Sabun toilet : sabun yang bahan dasarnya garam kalium dengan
penambahan parfum dan zat aditif.
B. Detergen
Fungsinya sama dengan sabun, dengan daya cuci yang lebih kuat dari pada
sabun, tetapi terlalu kuat untuk kulit.
Struktur molekulnya sama dengan sabun, dengan sifat hidrofil dan hidrofob
pada ke ujung molekulnya.
Bahan – bahan penyusun detergen:
1. Bahan dasar : mengandung senyawa-senyawa yang tidak mudah terurai
oleh bakteri/ mikro organisme, yaitu :
ABS (Alkyl Benzene Sulfonate) ,senyawa ini berasal dari olahan
minyak bumi.Limbahnya menimbulkan buih tetap di badan-badan air
seperti di sungai/danau, karena molekulnya sulit terurai oleh mikro
organisme, sehingga merusak lingkungan,
LAS (Lauril Alkyl Sulfonate), senyawa ini juga berasal dari minyak
bumi. Hanya dapat terurai dilingkungan yang aerob dengan kadar
oksigen yang cukup.Dalam lingkungan yang tercemar berat ,LAS tidak
dapat terurai.
CMC (Carboxymethyl Cellulosa),merupakan bahan pembuih/
penghasil busa. Banyak orang menganggap makin banyak buih, berarti
detergen bagus. Padahal sebenarnya buih tidak banyak berpengaruh
terhadap daya kerja detergen. Daya pembersih detergen terletak pada
kemampuannya mengemulsikan lemak ke air.
2. Bahan penunjang, meliputi :
Enzim, sebagai bahan aktif yang berfungsi menguraikan noda yang
berasal dari zat organik seperti lemak dan darah.
Senyawa STTP (Sodium Trpholyphosphate), bahan penunjang yang
berfungsi untuk mengikat ion kalsium dan magnesium dari air sadah
sehingga tidak menggangu kerja detergen.
Air sebagai bahan pengikat
C. Bahan Pembersih Lain
1. Shampo
Satu-satunya komponen esensial dalam shampo adalah detergen, yang
membuatnya berbeda hanyalah kepekatan detergennya.
Bahan dasar sebagai pembersihnya adalah detergen sintetis, misalnya natrium
dodesilsulfat
Menggunakan shampo untuk membersihkan rambut lebih baik daripada
menggunakan sabun, karena sabun hanya berfungsi baik dalam air lunak.Dalam
air sadah, sabun meninggalkan endapat berupa lapisan tipis yang membuat
ranbut jadi kusam.
2. Pasta gigi
Bahan dasarnya adalah :
Detergen. Salah satu detergen yang banyak digunakan adalah natrium
dodesilsulfat,sama seperti pada shampo.
Abrasif , yaitu bahan penggosok seperti amplas.
Senyawa flourida, yang fungsinya untuk memperkuat email.
3. Pembersih Lantai / Karbol
Bahan dasarnya adalah desinfektan yang berfungsi sebagai pembasmi kuman.
Bersifat korosif dan beracun.
Desinfektan pertama yang digunakan untuk bahan pembersih lantai adalah fenol
atau asam carbolat, sehingga pembersih lantai sering disebut karbol. Fenol atau
asam karbolat adalah zat yang beracun dan merusak kulit,sehingga bahan
pembersih lantai saat ini sudah menggunakan desinfektan yang lebih baik,
misalnya :
o Heksil resorsinol
o Kresol
o Benzal konium khlorida
4. Pemutih Pakaian
Pemutih biasanya dijual dalam bentuk larutannya dan digunakan untuk
menghilangkan kotoran atau noda berwarna yang sukar dihilangkan dengan hanya
menggunakan sabun atau detergen. Larutan pemutih yang dijual di pasaran biasanya
mengandung bahan aktif natrium hipoklorit (NaOCl) sekitar 5%. Selain digunakan
sebagai pemutih dan membersihkan noda, juga digunakan untuk desinfektan
(membasmi kuman). Pada umumnya, bahan pemutih yang dijual di pasaran sudah aman
untuk dipakai selama pemakaiannya sesuai dengan petunjuk. Selain dengan noda, zat ini
juga bisa bereaksi dengan zat warna pakaian sehingga dapat memudarkan warna
pakaian. Oleh karena itu, pemakaian pemutih ini harus sesuai petunjuk.
Bagaimana pemutih dapat menghilangkan kotoran yang membandel pada pakaian
putih?
Dalam bahan pemutih mengandung hipoklorit Ca(ClO2) yang biasanya dikenal
kaporit, dan larutan pemutih mengandung natrium hipoklorit (NaClO). Bahan
pemutih akan mengoksidasi kotoran sehingga kotoran tersebut akan larut
dalam air
Efek Samping Penggunaan Pemutih
- Bahan pemutih pakaian umumnya mengandung senyawa klorin yang dapat
merusak serat kain dan warna pakaian.
Senyawa klorin juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Bahan pemutih kulit yang mengandung merkuri atau raksa yang berlebihan
dapat merusak sistem saraf
Pencegahannya
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk dari penggunaan pemutih, antara lain:
Hindari penggunaan jenis pemutih yang mengandung merkuri.
Hanya menggunakan produk pemutih jika kotoran atau noda sulit dihilangkan
oleh sabun atau detergen.
Bahan pemutih adalah zat kimia yang digunakan untuk memutihkan pakaian yang bahan
dasarnya adalah senyawa aktif hipoklorit, yang dalam kadar tinggi dapat merusak
pakaian. Hipoklorit tidak baik bagi bahan polyester karena akan lebih memberi kesan
kuning daripada memutihkan. Bentuknya ada 2 macam, yaitu :
a. Larutan pemutih, yang mengandung natrium hipoklorit (NaClO).
b. Bubuk pemutih, yang mengandung kalsium hipoklorit Ca(ClO)2..
Mencampur pemutih dengan pembersih kloset yang mengandung asam klorida
(HCl) , dapat menghasilakn gas klorin ( gas racun), yang sangat berbahaya
karena dapat merusak saluran pernapasan. Jika kadarnya tinggi bahkan dapat
mematikan.
Mencampur pemutih dengan ammonia juga menghasilkan gas racun kloramin
(NH2Cl) dan hidrazin (N2H4).
5. Pewangi
Pewangi merupakan bahan kimia lain yang erat kaitannya dengan kehidupan kita
sehari-hari. Kita dapat memperoleh bahan pewangi dari bahan alam maupun sintetik.
Selain zat yang menimbulkan aroma wangi, pewangi yang dijual di pasaran biasanya
mengandung zat-zat lain, seperti alcohol untuk pewangi yang berbentuk cair dan tawas
untuk pewangi yang berbentuk padat.
Biasa digunakan untuk kosmetik, pengharum ruangan , pembersih lantai , sabun
dan detergen, dan sebagainya.
Bahan dasarnya, ada yang dari alam dan ada yang buatan.Tapi lebih banyak yang
menggunakan zat pewangi sintetis karma pewangi alam memerlukan proses yang
mahal dan terbatas .
Bahan pewangi alami yang sudah kita kenal di antaranya diperoleh dari daun
kayu putih, kulit kayu manis, batang kayu cendana, bunga kenanga, bunga melati, dan
buah pala. Bahan pewangi sintetik biasanya dipakai dalam berbagai pewangi atau
parfum dalam kemasan, Selain zat yang menimbulkan aroma wangi, pewangi yang dijual
di pasaran biasanya mengandung zat-zat lain, seperti alkohol untuk pewangi yang
berbentuk cair dan tawas untuk pewangi yang berbentuk padat. Selain alkohol, masih
terdapat beragam zat tambahan lainnya yang sengaja ditambahkan ke dalam pewangi
agar parfum mudah disemprotkan (zat tersebut berfungsi sebagai propelan).
Di antara zat-zat tambahan yang dapat berfungsi sebagai propelan tersebut
ada yang dapat mencemari lingkungan. Propelan tertentu jika lepas ke udara kemudian
masuk ke atmosfer bagian atas akan merusak lapisan ozon (suatu lapisan di udara
bagian atas yang melindungi manusia dari sinar-sinar berenergi tinggi, seperti sinar
ultra violet). Untuk itu, kita harus selektif ketika membeli produk berupa parfum,
jangan sampai mengandung bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan.
6. Pestisida
Bahan kimia jenis pestisida erat sekali dengan kehidupan para petani. Pestisida
dipakai untuk memberantas hama tanaman sehingga tidak mengganggu hasil produksi
pertanian. Pestisida meliputi semua jenis obat (zat/bahan kimia) pembasmi hama yang
ditujukan untuk melindungi tanaman dari serangan serangga, jamur, bakteri, virus,
tikus, bekicot, dan nematoda (cacing). Pestisida yang biasa digunakan para petani
dapat digolongkan menurut fungsi dan sasaran penggunaannya, yaitu:
a. Insektisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga,
seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. Beberapa jenis insektisida juga dipakai
untuk memberantas sejumlah serangga pengganggu yang ada di rumah,
perkantoran, atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut.
Contoh insektisida adalah basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat,
dan diazinon. contoh produk insektisida untuk memberantas nyamuk.
b. Fungisida, yaitu pestisida yang dipakai untuk memberantas dan mencegah
pertumbuhan jamur atau cendawan. Bercak yang ada pada daun, karat daun,
busuk daun, dan cacar daun disebabkan oleh serangan jamur. Beberapa contoh
fungisida adalah tembaga oksiklorida, tembaga(I) oksida, karbendazim,
organomerkuri, dan natrium dikromat.
c. Bakterisida, yaitu pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Pada
umumnya, tanaman yang sudah terserang bakteri sukar untuk disembuhkan.
Oleh karena itu, bakterisida biasanya diberikan kepada tanaman yang masih
sehat. Salah satu contoh dari bakterisida adalah tetramycin, sebagai pembunuh
virus CVPD yang menyerang tanaman jeruk.
d. Rodentisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman
berupa hewan pengerat, seperti tikus. Rodentisida dipakai dengan cara
mencampurkannya dengan makanan kesukaan tikus. Dalam meletakkan umpan
tersebut harus hati-hati, jangan sampai termakan oleh binatang lain. Contoh
dari pestisida jenis ini adalah warangan.
e. Nematisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman
jenis cacing (nematoda). Hama jenis cacing biasanya menyerang akar dan umbi
tanaman. Oleh karena pestisida jenis ini dapat merusak tanaman maka pestisida
ini harus sudah ditaburkan pada tanah tiga minggu sebelum musim tanam.
Contoh dari pestisida jenis ini adalah DD, vapam, dan dazomet.
f. Herbisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu
(gulma), seperti alang-alang, rerumputan, dan eceng gondok. Contoh dari
herbisida adalah ammonium sulfonat dan pentaklorofenol. Penggunaan pestisida
telah menimbulkan dampak yang negatif, baik itu bagi kesehatan manusia
maupun bagi kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, penggunaannya harus
dilakukan sesuai dengan aturan.