Case Study Anny R Gultom Vs PT SPI
Case Study Anny R Gultom Vs PT SPI
Gugatan adalah tindakan atau kelalaian yang menimbulkan cedera atau kerugian bagi
orang lain dan merupakan kesalahan perdata yang dapat ditanggung oleh pengadilan.
Dalam konteks gugatan, "cedera" menggambarkan invasi terhadap hak hukum apa pun,
sedangkan "kerugian" menggambarkan kerugian atau kerugian yang pada
kenyataannya diderita seseorang https://www.law.cornell.edu/wex/tort;
https://business-law.binus.ac.id/2015/01/27/mengungkit-kembali-konsep-dasar-perbuata
n-melawan-hukum/
c. Can Secure Parking Indonesia argue that they are not liable based on the term stated on
a parking ticket?
Klausula yang tertera pada karcis parkir sesuai dengan Perda Jakarta No. 5 tahun 1999 pasal 36
ayat 2 yang menyebutkan bahwa “Atas hilangnya kendaraan dan atau barang-barang yang
berada di dalam kendaraan atau rusaknya kendaraan selama berada di petak parkir, merupakan
tanggung jawab pemakai tempat parkir”. Namun, menurut kami klausal ini bertentangan dengan
peraturan UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen pasal 18 ayat 1 yang
menyebutkan bahwa “Pelaku Usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan
untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap
dokumen dan/atau perjanjian apabila : a. Menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha.
Hal ini berbeda dengan isi dari pasal 36 ayat 2 karena adanya pengalihan tanggung jawab dari
pelaku usaha kepada konsumen apabila terjadi kehilangan kendaraan. Oleh karena, adanya
asas hukum yaitu “Hukum yang tinggi mengesampingkan hukum yang rendah (Lex superior
derogat legi inferiori)” maka secara hirarki, peraturan perundang-undangan diakui keberadaannya
lebih tinggi dibandingkan dengan Perda, sehingga hukum yang berlaku adalah undang-undang.
Definisi :
Secara sederhana, exclusion clause atau klausula eksonerasi ini diartikan sebagai
klausula pengecualian/pengalihan/pembatasan kewajiban/tanggung jawab dalam
perjanjian.
- Adanya penuangan exclusion clause atau klausula eksonerasi dalam perjanjian baku
kalau dilihat dari syarat sahnya perjanjian sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1320
BW mengakibatkan perjanjian tersebut dapat dibatalkan karena tidak memenuhi syarat
kesepakatan (konsensus). Hal ini disebabkan karena adanya cacat kehendak yaitu
penyalahgunaan keadaan dari salah satu pihak yang menentukan isi perjanjian, karena
Pencantuman klausula eksonerasi ini terjadi karena posisi para pihak dalam perjanjian
berada dalam posisi yang tidak seimbang, sehingga salah satu pihak yang lebih kuat
yang menentukan syarat-syarat dalam perjanjian, sementara di pihak lainnya dalam
posisi terjepit dan sangat memerlukan perjanjian tersebut. Dalam study case ini seperti
yg dijelaskan oleh putusan pengadilan, manakala pengendara mobil masuk area parkir,
dia tidak mempunyai pilihan lain selain memilih parkir di situ.
- Selain itu, meskipun perjanjian baku yang mengandung klausula eksonerasi telah
diperjanjikan sebelumnya, perjanjian tersebut tidak dapat dianggap sah karena
mengandung ketentuan/klausula yang bertentangan dengan undang-undang yaitu
UU Perlindungan Konsumen. Di Indonesia, salah satu bentuk perlindungan pemerintah
terhadap pihak yang lemah adalah dengan diundangkannya Undang Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) pasal 18 ayat 1, dimana
perjanjian baku yang mengandung klausula eksonerasi (pengalihan tanggung jawab)
berakibat batal demi hukum.
BAB V
KETENTUAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU
- Pasal 18
- (1) Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk
diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap
dokumen dan/atau perjanjian apabila:
a. menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha;
- Walaupun dalam prakteknya, menurut kami perlu ada peran lebih dr pemerintah terkait
ini, karena pembatalan tersebut harus dimintakan kepada hakim, sebagaimana mana
ditentukan dalam Pasal 1266 KUHP bagian ketiga menyatakan bahwa “Dalam hal yang
demikian perjanjian tidak batal demi hukum, tetapi pembatalan harus dimintakan kepada
hakim”, yg mana kita tahu kalau kesadaran konsumen akan hak-haknya di negara kita
masih rendah, misalnya dibuat lembaga khusus untuk langsung menilai klausal baku
(bukan hanya mengawasi)
https://www.lawteacher.net/free-law-essays/contract-law/exclusion-clause-term-in-a-cont
ract.php
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt52b66e4e181a5/keabsahan-perjanjia
n-yang-mengandung-klausula-eksonerasi/
https://www.dropbox.com/s/niobsdyubyr39nz/124PK_PDT_2007.pdf?dl=0