Null 5
Null 5
REVISED
oleh:
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
2019
1/48
Peraturan Laboratorium
5. Setelah selesai memakai alat gelas, cangkir, dan sebagainya tidak dibiarkan di
tempat umum seperti dalam oven atau tempat di sisi oven ataupun di dalam tempat
cuci (washbag).
6. Untuk menjaga agar aliran air (drainage) tidak tersumbat di tempat cuci, jangan
sks : 1 (2-1)
Semester : Genap
BAB 1
PERSIAPAN PRAKTIKUM
Dalam praktikum ini akan dipelajari serta diamati struktur tumbuhan yang telah
diuraikan dalam kuliah. Oleh karena itu, hubungan antara praktikum dengan kuliah
sangat erat, bahkan merupakan sebagian dari padanya. Sebelum memasuki ruangan
praktikum pada hari tertentu, disamping penuntun praktikum perlu pula dipelajari teori/
uraian materi yang relevan beserta buku acuan yang berhubungan dengan kegiatan
praktikum.
E. Memperkirakan perbesaran
Perbesaran yang kita lihat merupakan perbesaran okuler dikalikan dengan
perbesaran objektif.
Dengan menggunakan mikrometer objek, saudara dapat menentukan diameter kedua
lintang pandang mikroskop, yaitu pada susunan lensa berikut :
Objektif 10x dengan okuler 10x
45x dengan okuler 10x
Catat hasilnya dengan cermat dalam buku catatan saudara untuk dapat digunakan
selanjutnya.
Peraturan Laboratorium
5. Setelah selesai memakai alat gelas, cangkir, dan sebagainya tidak dibiarkan di
tempat umum seperti dalam oven atau tempat di sisi oven ataupun di dalam tempat
cuci (washbag).
6. Untuk menjaga agar aliran air (drainage) tidak tersumbat di tempat cuci, jangan
BAB 1
PERSIAPAN PRAKTIKUM
Dalam praktikum ini akan dipelajari serta diamati struktur tumbuhan yang telah
diuraikan dalam kuliah. Oleh karena itu, hubungan antara praktikum dengan kuliah sangat
erat, bahkan merupakan sebagian dari padanya. Sebelum memasuki ruangan praktikum
pada hari tertentu, disamping penuntun praktikum perlu pula dipelajari teori/ uraian
materi yang relevan beserta buku acuan yang berhubungan dengan kegiatan praktikum.
E. Memperkirakan perbesaran
Perbesaran yang kita lihat merupakan perbesaran okuler dikalikan dengan
perbesaran objektif.
Dengan menggunakan mikrometer objek, saudara dapat menentukan diameter kedua
lintang pandang mikroskop, yaitu pada susunan lensa berikut :
Objektif 10x dengan okuler 10x
45x dengan okuler 10x
Catat hasilnya dengan cermat dalam buku catatan saudara untuk dapat digunakan
selanjutnya.
Sel merupakan kesatuan struktur fisiologis terkecil dari organisma dan dapat
bereproduksi. Sel tumbuhan terdiri dari protoplasma yang dikelilingi oleh dinding sel.
Biasanya dinding sel dianggap sebagai ‘bagian mati’, sedangkan protoplas ‘bagian yang hidup’
dari sel. Karena itu protoplas tidak terdapat pada sel mati, walaupun seringkali masih
terdapat sisa-sisanya dalam lumen sel.
Bentuk sel bermacam-macam. Ada yang berbentuk seperti kubus, prisma, silinder,
bulat sampai bulat telur, dan lain-lain. Panjang sel juga bervariasi, berkisar antara satuan
(: mikron), bahkan ada yang mencapai panjang 25 cm.
Sel yang masih hidup dicirikan dengan keberadaan protoplas, yang dapat dicermati
dengan memperhatikan kekhasan organel sel tumbuhan, yaitu plastida dan vakuola. Sifat
yang sangat menonjol pada protoplas hidup adalah aliran plasma yang dapat berlangsung
dalam satu arah (rotasi) ataupun lebih dari satu arah (sirkulasi). Hal ini dapat diamati
dengan mengikuti gerak benda-benda dalam sitoplasma, seperti plastida, inti, ataupun
mitokondria.
Pelaksanaan:
1. Ambil satu helai rambut buah kapuk dan rambut biji kapas, letakkan pada kaca
benda terpisah yang telah diberi setetes air. Tutup dengan kaca penutup dan amati
di bawah mikroskop. Amati adanya torsi pada objek tersebut. Gambar dan beri
keterangan.
2. Ambil lapisan epidermis luar yang berwarna dari umbi lapis bawang merah. Letakkan
di atas kaca benda yang telah diberi setetes air dan tutup dengan kaca penutup.
Amati dengan seksama bagian-bagian sel. Gambar dan tunjukkan dinding sel,
sitoplasma, dan inti sel.
Pelaksanaan:
1. Ambil rambut filamen Rhoeo discolor dengan hati-hati, agar diperoleh sel yang
hidup. Letakkan di atas kaca benda yang telah diberi setetes air dan tutup dengan
kaca penutup. Aliran plasma dapat diamati dengan mengikuti gerakan mitokondria
dalam benang plasma atau bagian plasma dekat tepi dinding. Gambarkan beberapa
sel dengan memperlihatkan gerak protoplas.
2. Ambillah sehelai daun bagian pucuk Hydrilla. Letakkan di atas kaca benda yang telah
diberi setetes air dan tutup dengan kaca penutup. Amati dengan mikroskop.
Gambarkan beberapa sel mesofil dengan memperlihatkan gerak protoplas.
Kegiatan 3. PLASTIDA
Benda-benda sitoplasma yang memiliki struktur dan fungsi khusus, seperti
fotosintesis dan penyimpan. Pengelompokannya didasarkan pada ada atau tidak pigmen di
dalam plastida tersebut. Oleh karena itu dikenal :
Kloroplas
Plastida berwarna hijau, mengandung pigmen hijau, klorofil, dan kuning atau merah,
karotenoid ; karoten dan atau xantofil. Pada tumbuhan tingkat tinggi biasanya berbentuk
lensa, sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah mempunyai bentuk bermacam-macam,
seperti spiral atau pita, bulat. Dilihat dengan mikroskop biasa, terlihat berupa butiran atau
lebih homogen.
Kromoplas
Mengandung pigmen kuning, merah, atau merah-bata dari karotenoid. Kromoplas
sering berasal dari kloroplas, atau proplastida. Kromoplas memberi warna pada berbagai
organ tumbuhan, tetapi tidak semua warna disebabkan oleh pigmen plastida, disebabkan
dalam cairan vakuola ditemukan cairan berbagai pigmen antosian dan flavon. Perkembangan
pigmen berkaitan dengan modifikasi tilakoid. Beberapa kromoplas menyimpan pigmen dalam
globula, fibril protein, atau kristaloid.
Leukoplas
Plastida yang tidak mempunyai pigmen, tetapi bisa berubah menjadi kloroplas, bila
kena sinar matahari, atau kromoplas. Pada bagian tumbuhan yang tidak kena sinar matahari
atau berada di dalam tanah, plastida ini akan membentuk pati dan disebut dengan amiloplas.
Pada tumbuhan tertentu akan membentuk tetes minyak dan dinamakan elaioplas.
Pelaksanaan :
1. Buatlah sayatan tipis penampang melintang bagian korteks umbi wortel atau
mesokarp tomat dalam air. Gambarkan beberapa sel dengan kromoplas bermacam
bentuk.
2. Buatlah sayatan tipis penampang permukaan (paradermal) daun vanili dalam air.
Gambarkan beberapa sel epidermis. Tunjukkan elaioplas dikelilingi butir-butir
leukoplas, inti yang dikelilingi leukoplas, kristal berbentuk kubus.
3. Buatlah sayatan melintang umbi kentang melalui bagian yang hijau dalam air.
Gambarkan sel-sel dengan beberapa butir amilum serta amiloplas pada bagian dekat
permukaan atau epidermis.
4. Siapkan sehelai daun benang Spirogyra dalam air. Perhatikan kloroplas bentuk pita.
Gambarkan beberapa sel dengan kloroplas, dan inti sel.
5. Ambillah sehelai/ selembar daun bagian pucuk Hydrilla. Letakkan di atas kaca benda
yang telah diberi setetes air dan tutup dengan kaca penutup. Perhatikan kloroplas
bentuk lensa. Gambarkan beberapa sel dengan kloroplas dan inti sel.
Pertanyaan:
1. Manakah dari bahan percobaan saudara yang mengandung kloroplas, kromoplas,
amiloplas, dan elaioplas ?
2. Apa beda elaioplas dengan amiloplas ?
3. Apakah jenis plastida yang saudara temukan pada umbi kentang dan umbi wortel?
ZAT ERGASTIK
Kegiatan 4. PATI
Selain selulosa, pati merupakan karbohidrat yang paling umum terdapat pada
tumbuhan. Oleh karena itu, merupakan zat yang paling banyak terdapat sebagai bahan
makanan cadangan dalam tempat-tempat penyimpanan, seperti umbi, rizoma, dan biji.
Perbedaan pati dengan selulosa : selulosa tersusun atas molekul -glukosa, sedangkan pati
tersusun oleh molekul -glukosa.
Hal itu mengakibatkan perbedaan, seperti :
I 2KI memberikan warna biru pada pati, tetapi mewarnai selulosa setelah ‘dijenuhkan’
(misalnya dengan ZnCl 2) dan mungkin telah terjadi hidrolisis sebagian.
Amiloplas dapat membentuk satu butir pati atau lebih. Titik awal pembentukan pati
disebut hilum/ hilus. Kemudian dibentuk lapisan-lapisan pati (lamella) di sekelilingnya.
Lapisan ini diduga karena perbedaan kadar air pada kedua zat pembentuk, yaitu amilosa
dan amilopektin. Kelarutan amilosa dalam air lebih besar daripada amilopektin. Oleh karena
itu, terlihat lapisan-lapisan pada pengamatan pati di dalam air.
Dalam pengujian pati, pada pemberian dengan I2KI amilosa memberikan reaksi warna
biru, sedangkan amilopektin berwarna coklat (mengapa ?).
Butiran pati berdasarkan jumlah hilusnya dibedakan menjadi:
a. Monoadelf/ monad, jika satu hilus untuk setiap satu sel pati,
b. Diadelf/ diad, jika dua hilus dikelilingi lamela bersama, dan
c. Poliadelf/ poliad, butir majemuk yang terdiri lebih dari 4 butiran hilus tetapi tidak
ada lamela bersama.
Dan butiran pati berdasarkan letak hilusnya dibedakan menjadi:
a. konsentrik, jika letak hilus di tengah
b. eksentrik, jika letak hilus di tepi
Pelaksanaan :
1. Ambil sedikit kerokan bagian dalam umbi kentang dan sedikit tepung singkong
letakkan terpisah pada kaca benda sama, yang telah diberi setetes air, lalu tutup.
Amati butiran pati yang terlihat. Bedakan keduanya. Gambarkan sebuah pati
sederhana, pati setengah majemuk, dan pati majemuk. Tunjukkan hilum dan
lamelanya.
2. Ambil sedikit tepung beras dan tepung ketan, letakkan terpisah pada kaca benda
yang sama, yang telah diberi setetes air. Perhatikan butiran pati sederhana dan
majemuk pada kedua sediaan tersebut. Gambarkan beberapa butir pati majemuk
dari keduanya dengan jelas.
3. Pada langkah (2) beri setetes I2KI. Amati perubahan warna yang terjadi dan
bandingkan.
Pertanyaan:
1. Manakah bahan dari pengamatan saudara yang merupakan amilum konsentrik, dan
yang mana eksentrik ?
2. Apakah pada ketiga objek saudara ditemukan amilum eksentrik dan konsentrik
bersamaan ?
3. Bagaimana terjadinya korosi pada pati ?
4. Sebutkan jenis amilum berdasarkan letak dan jumlah hilusnya ?
5. Apa yang menyebabkan terjadinya lapisan-lapisan (lamella) pada butir pati ?
6. Apa yang menyebabkan perbedaan reaksi yang ditimbulkan antara pati beras dengan
beras-ketan jika dibubuhi larutan I2KI ?
Kegiatan 5. ALEURON
Pada sel tumbuhan, protein merupakan zat ergastik dan berbentuk padat.
Sebelumnya, protein cadangan itu larut dalam cairan sel. Misalnya pada biji, apabila biji-biji
itu mengering, maka protein tertinggal dalam vakuola (ingat tonoplas yang semipermeabel)
dan diduga posisi molekul protein berubah, sehingga terjadilah bentuk-bentuk mirip kristal.
‘Kristal protein’ yang terdapat di dalam vakuola semacam ini disebut butir aleuron. Bentuk
kristal protein ada yang bulat (globoid) atau tidak berbentuk, amorf (kristaloid).
Pelaksanaan:
1. Ambil bagian dalam biji jarak, dan sayat tipis bagian endospermnya. Letakkan di
atas kaca benda yang telah diberi setetes air. Perhatikan sel-sel yang banyak berisi
aleuron, berbentuk butiran dan kristal. Untuk membedakan butir aleuron serap air
dengan tisu dan beri setetes reagen Milon dari tepi kaca penutup secara hati-hati.
Amati perubahan yang terlihat. Gambarkan beberapa sel endosperm yang berisi
aleuron; gunakan perbesaran 100x atau 400x.
2. Lakukan seperti (1) dengan sayatan melintang dinding buah jagung atau biji labu.
Pertanyaan:
1. Manakah bahan dari pengamatan saudara yang memiliki protein globoid, dan mana
yang kristaloid ?
2. Jelaskan proses terbentuknya butir aleuron !
Kegiatan 6. KRISTAL
Dalam sel tumbuhan sering ditemukan kristal. Biasanya kristal tersebut merupakan
kristal Ca-oksalat, terbentuk dari kelebihan kalsium dalam sel yang terikat pada hasil
metabolisme asam oksalat, yang dalam kadar tinggi berbahaya bagi tumbuhan. Kristal Ca-
oksalat terdapat dalam bentuk tetragonal dan monoklinal, dapat berupa butiran halus
(kristal pasir), berupa jarum tunggal atau majemuk (raphida), prisma tunggal atau majemuk
(drus).
Selain itu juga ditemukan kristal Ca-karbonat, Ca-malat, dan silikat (stegmata).
Pelaksanaan :
1. Buatlah sayatan tipis penampang melintang batang rimbang atau bayam duri dalam
air. Gambarkan satu sektor dari epidermis sampai dengan beberapa sel korteks yang
berisi kristal-kristal kecil halus berbentuk butiran atau prisma.
2. Buatlah sayatan tipis penampang melintang tangkai daun begonia, pepaya, labu, atau
batang kembang sepatu dalam air. Gambarkan beberapa sel korteks yang berisi
kristal prisma tunggal atau majemuk.
3. Buatlah sayatan tipis penampang melintang daun bunga pukul empat, daun nenas,
atau penampang tangensial bagian korteks batang suji dalam air. Gambarkan sel
lendir yang berisi berkas kristal jarum dengan beberapa sel di sekitarnya.
4. Buatlah sayatan tipis penampang melintang daun karet dalam air. Perhatikan sel-sel
epidermis/ hipodermis dimana salah satu mengandung sistolit. Berikan setetes asam
cuka atau asam kuat lainnya. Catat apa yang terjadi ! Mengapa ?
Pertanyaan:
1. Manakah bahan dari pengamatan saudara ditemukan kristal bentuk prisma, rafida,
mau pun drus ?
2. Apakah pada satu bahan pengamatan hanya terdiri dari satu bentuk kristal saja ?
Yang manakah itu ?
Kegiatan 7. GULA
Inulin terjadi akibat polimerisasi fruktosa sebagai sferokristal dalam akar dan
umbi.
Pelaksanaan :
a. Buatlah sayatan tipis bagian korteks umbi dahlia dalam air. Tambahkan setetes
larutan thymol dan asam sulfat pekat. Kristal tampak berwarna merah-ceri.
Gambarkan beberapa sel sferokristal yang menunjukkan letak kristal-kristal inulin.
Panaskan sebentar sediaan di atas api Bunsen. Catat apa yang terjadi dengan kristal
itu setelah pemanasan !
Pertanyaan:
1. Bagaimana saudara membedakan gula tebu dari gula (inulin) pada umbi Dahlia ?
2. Mengapa terjadi perubahan bentuk pada kristal inulin setelah dipanaskan ?
Pelaksanaan
1. Buatlah sayatan penampang melintang, radial, dan tangensial dari potongan gabus
botol Quercus. Gambarkan susunan sel-sel dalam setiap penampang yang tampak.
2. Siapkan sayatan melintang empulur singkong dalam air. Sel-sel parenkim berdinding
tipis dan berisi sisa-sisa protoplas yang telah mati. Terdapat kristal-kritstal kecil
yang tampak mengikuti gerak Brown. Pada dinding sel terdapat tempat-tempat yang
lebih tipis daripada tempat lain dimana terjadi hubungan antara isi sel satu dengan
yang lainnya, yaitu celah sederhana (simple pits). Gambarkan susunan sel-sel yang
berdekatan dengan perbesaran 400x perhatikan struktur dinding selnya. Tunjukkan
celah, lamel-tengah, dinding sel, dan kristal (kalau ada).
3. Gambarkan satu sel maserasi dari kayu Pinus. Tentukan sel apa ? Perhatikan
struktur dinding sel dan gambarkan sebuah noktah yang terlihat dengan
menunjukkan noktah, border.
4. Ambil kerokan tipis endokarp kelapa atau biji asam. Beri setetes floroglusin-
alkohol. Setelah beberapa saat (alkohol menguap), tambahkan setetes HCl 25 %.
Perhatikan struktur dinding sel dan gambar beberapa sel berdekatan. Tunjukkan
celah, lumen, dan dinding sel.
Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud dengan noktah ?
2. Jelaskan penebalan aposisi dan intersusepsi ?
3. Sebutkan macam noktah yang saudara ketahui.
Gambar 1. Plastida dan zat ergastik. A. badan pigmen dari korteks umbi Daucus; B. badan pigmen dari
perikarp Lycopersicum; C. kromoplas Capsicum; D-F. Butir pati sederhana dan majemuk Solanum tuberosum:
butir pati sederhana (D), butir pati majemuk (E), butir pati setengah majemuk (F); G. Butir pati majemuk
Oryza; H. Butir pati Pisum, I. butir pati Phaseolus; J. Butir pati Musa; K. Butir pati Ipomoea, L. Butir pati
Triticum, M. Butir pati Zea, N. Butir pati Sago; O. Kristal drus Carica papaja; P. Kristal rafida.
Q.Sfaerokristal inulin dalam sel umbi Dahlia; R. butir aleuron dalam sel endosperm Ricinus communis. (Dikutip
dari Strasburger, Paladin, and Troll; Esau)
Gambar 2. Sayatan potongan gabus botol Quercus : Gambar 3. Sel endokarp Cocos nucifera setelah
tangensial (A), radial (B), dan melintang (C); diberi floroglusinol dan HCl
8/49
PERTEMUAN 3 dan 4
BAB 3
JARINGAN
Tumbuhan terdiri atas kumpulan sel-sel yang dilekatkan satu dengan lainnya oleh
suatu zat ‘perekat’, terutama terdiri atas pektin. Di dalam kumpulan sel itu dapat
dibedakan kelompok sel tertentu yang berbeda struktur dan fungsinya dinamakan
jaringan. Jaringan dapat dibentuk oleh sel-sel yang relatif sederhana tersusun dari satu
macam sel : jaringan sederhana (‘simple tissue’) atau lebih dari satu macam sel :
jaringan majemuk atau jaringan kompleks (‘complex tissue’).
A. JARINGAN SEDERHANA
EPIDERMIS
Epidermis merupakan jarigan penyusun tubuh tumbuhan yang letaknya paling luar,
umumnya terdiri dari satu lapis sel. Berfungsi melindungi bagian organ sebelah dalam,
sehingga disebut juga jaringan pelindung.
Pada batang, epidermis mempunyai turunan (derivat), misalnya sel-sel silika, sel
panjang, sel pendek, sedangkan pada daun antara lain trikomata, stomata.
Bentuk trikomata ada yang berupa sisik, bintang, bercabang, atau pun berkelenjar.
Tipe stomata berdasarkan kedudukannya terhadap epidermis dibedakan atas (a)
tipe kriptopor (terletak lebih rendah/ di bawah epidermis), dan (b) tipe faneropor
(terletak sejajar atau lebih tinggi dari epidermis).
Berdasarkan susunan sel penutup terhadap sel pengiring, maka tipe stomata
dapat dibedakan atas: (a) parasitik, sumbu sel penutup sejajar dengan sumbu sel
pengiring; (b) diasitik, sumbu sel penutup tegak-lurus terhadap sel pengiring; (c)
anisositik, sel penutup dikelilingi oleh tiga sel pengiring yang mana satu selnya lebih
kecil; (d) anomositik, sel penutup dikelilingi oleh lebih dari tiga sel pengiring yang tidak
dapat dibedakan dengan sel epidermis lainnya; (e) sentris, sel penutup dikelilingi oleh
lebih dari tiga sel pengiring yang sama bentuknya dan tersusun melingkar.
Kegiatan 9. EPIDERMIS
Pelaksanaan :
1. Buatlah sayatan permukaan (paradermal) dari batang tebu setipis mungkin, lalu
letakkan pada kaca benda yang telah ditetesi air. Amati di bawah mikroskop.
Tunjukkan adanya sel gabus, sel silika, sel panjang, dan sel pendek. Gambarkanlah
beberapa sel.
Pelaksanaan Kerja:
1. Buatlah sayatan permukaan (paradermal ) epidermis daun waru atau nangka dan
letakkan di atas kaca benda yang telah diberi setetes air dan tutup. Tunjukkan sel
epidermis, sel kaki, dan sel kelenjar yang tampak. Nyatakanlah apakah sel itu mati
atau hidup ? Mengapa?
2. Ambillah rambut sisik, rambut bintang, dan rambut kelenjar dari epidermis bawah
daun durian, waru/ nangka, tembakau. Letakkan di atas kaca benda yang telah
diberi setetes air dan tutup. Gambarkan beberapa sel dan tunjukkan bagian-
bagian sel yang tampak.
Pertanyaan:
1. Sebutkan tipe trikoma pada objek yang saudara amati.
2. Sebutkan pengelompokan trikoma berdasarkan ada atau tidaknya fungsi sekresi.
Pelaksanaan Kerja:
1. Buatlah sayatan tipis permukaan epidermis bawah daun jagung. Letakkan pada kaca
benda yang telah diberi setetes air dan tutup. Gambarkan detail beberapa sel stoma
dengan sel tetangga. Tunjukkan sel penutup, celah, dan sel tetangga. Tentukan tipe
stomata yang tampak.
2. Lakukan seperti pada poin (1) untuk daun alpukat, alamanda, cabe, kumis kucing, dan
beringin. Tentukan masing-masing tipe stomata yang tampak.
3. Buatlah sayatan penampang melintang daun bunga sakura. Perhatikan penebalan sel
penutup di sekitar celah, dinding yang berbatasan dengan sel tetangga. Gambarkan
dengan jelas sebuah sel stomata dengan sel-sel di sekitarnya. Tunjukkan ruang
stoma, sel penutup, sel tetangga, sel mesofil. Tentukan tipe stomata berdasarkan
posisinya dengan sel epidermis, kriptopor atau faneropor.
4. Lakukan seperti pada poin (3) untuk daun karet merah dan adam-hawa.
Pertanyaan:
1. Jelaskan tipe stomata berdasarkan letaknya dengan jumlah sel tetangga ?
2. Apa tipe stomata yang saudara temukan pada pengamatan saudara ?
3.
Gambar 4. A. Epidermis batang Saccharum dengan sel gabus, sel silika, sel panjang, dan sel pendek.
B-E. Trikoma. Rambut uniseriate daun Arthocarpus (B). Rambut stelat daun Hibiscus (C). Sisik
peltatus daun Durio (D). Rambut kelenjar Coleus (E). F-J. Stoma. Daun Saccharum (F), daun
Citrullus (G), daun Sedum (H), daun Vigna (I), daun Dianthus (J)
Parenkim disebut juga jaringan dasar, karena merupakan jaringan penyusun sebagian
besar organ tumbuhan. Dinding parenkim umumnya relatif tipis dengan vakuola besar dan
protoplas hidup.
Pada tempat-tempat tertentu , dimana 3-4 sel bertemu, dinding-dinding sel tidak
berhubungan satu sama lain sehingga membentuk ruang antarsel. Berdasarkan bentuknya
sel parenkim dibedakan menjadi:
1. parenkim bintang, terbentuk dari sel parenkim bercabang seperti bintang, sehingga
diantaranya terdapat ruang antarsel besar,
2. parenkim lipatan, terbentuk karena dindingnya mengalami invaginasi , berlekuk/
melipat ke arah dalam.
3. parenkim tiang, tersusun rapat seperti pagar dengan ruang antarsel kecil-kecil, dan
4. parenkim bunga karang, susunan sel tidak teratur sehingga membentuk ruang
antarsel besar-besar.
Jaringan yang disusun oleh sel-sel parenkim antara lain empulur, korteks akar dan
batang, mesofil, endosperm, perikarpium (dinding buah), komponen sel dalam kelompok
xilem dan floem.
Parenkim merupakan tempat utama berlangsungnya aktivitas penting metabolisme,
seperti asimilasi, fotosintesis dan respirasi.
Pelaksanaan:
1. Buatlah sediaan kerokan ‘daging’ buah pisang yang diencerkan dalam air. Gambarkan
beberapa sel parenkim penyimpan yang telah terpisah atau termaserasi, karena
aktivitas pektinase pada proses pemasakan, dengan amiloplas di dalamnya.
Tunjukkan bagian-bagian sel tersebut.
2. Siapkan sediaan sayatan melintang tangkai daun eceng gondok dan kana dalam air.
Gambarkan beberapa sel parenkim dan tunjukkan sel-sel parenkim bentuk bintang
yang membentuk ruang antarsel dengan batas sel yang jelas, ruang antarsel,
epidermis atas dan bawah.
3. Siapkan sediaan sayatan melintang daun pinus dalam air. Gambarkan beberapa sel
mesofil dan tunjukkan adanya invaginasi dinding sel dengan batas yang jelas
membentuk parenkim lipatan.
4. Buatlah sediaan sayatan melintang empulur singkong. Perhatikan dengan perbesaran
kuat dinding sel dengan noktah sederhana. Gambarkan beberapa sel.
Kolenkim
Parenkim tidak banyak memberikan pengokohan bagi tumbuhan. Jaringan yang lebih
bermanfaat untuk maksud itu dinamakan jaringan mekanik/ jaringan penguat dan terdiri
dari kolenkim yang umumnya memberikan pengokohan pada bagian tumbuhan yang masih
muda dan sklerenkim pada bagian tumbuhan yang muda maupun tua.
Kolenkim terdiri dari sel-sel yang memiliki protoplas hidup dengan penebalan dinding
yang sebagian besar tersusun dari selulosa, hemiselulosa, dan pektin. (Pektin berperan
penting pada kemampuan serapan air). Penebalan tersebut dapat terbentuk pada dinding
tangensial : kolenkim papan atau ‘lamellar collenchym’, pada sudut sel : kolenkim sudut atau
‘angular collenchym’, pada sepanjang dinding sel : kolenkim cincin atau ‘tubular collenchym’.
Sel-sel penyusun bersifat elastis, artinya dapat meregang dan menyesuaikan diri
mengikuti pertumbuhan memanjang organ. Adakalanya sel kolenkim mengandung kloroplas (:
klorenkim), sehingga mampu menjalankan aktivitas fotosintesis.
Pelaksanaan:
1. Siapkan sediaan sayatan melintang batang rimbang atau seledri dalam air.
Perhatikan secara cermat lapisan hipodermis dengan menggunakan pemutar mikro
pada mikroskop. Pada tempat-tempat tertentu terdapat kolenkim dengan penebalan
sudut dan atau papan. Sifat higroskopis pektin jelas tampak pada dinding sel yang
menggembung dan berkilauan. Gambarkan beberapa sel kolenkim pada posisinya di
bawah epidermis. Buatlah bagan batang dan tunjukkan dimana letak kolenkim
tersebut.
2. Lakukan seperti poin (1) untuk batang kentang, dan kembang sepatu. Tentukan
masing-masing tipe penebalan kolenkim yang tampak.
Sklerenkim
Sklerenkim tersusun dari sel-sel mati, memiliki penebalan dinding primer dan
sekunder, dan selain selulosa dan hemiselulosa biasanya mengandung lignin. Sklerenkim
dibedakan atas dua bentuk, yaitu: (1) serat/ serabut sklerenkim berupa kumparan sangat
panjang, (2) sklerida yang dapat mempunyai bermacam-macam bentuk.
Berdasarkan bentuknya sklerenkim dibedakan menjadi:
1. brakisklereid, ‘sel batu’ ~ endokarp Cocos nucifera, Malus sp
2. makrosklereid, bentuk tiang ~ testa Phaseolus
3. astrosklereid, bentuk bintang ~ batang Trochodendron
4. osteosklereid, bentuk tulang ~ batang Hakea
5. trikosklereid, panjang seperti rambut dengan cuping bercabang ~ tangkai daun
Nymphaea
Pelaksanaan:
1. Buatlah kerokan bagian dalam endokarp kelapa letakkan di atas kaca benda. Beri
setetes floroglusin-alkohol. Setelah beberapa saat (alkohol menguap), tambahkan
setetes HCl 25 %. Gambarkan beberapa sel dalam susunan yang terlihat. Perhatikan
lumen yang kecil dengan saluran noktah pada dinding yang tebal. Gambarkan juga
celah yang terlihat dari permukaan dalam lumen. Tunjukkan dinding primer/
sekunder, lamela tengah, selaput noktah, lubang-dalam dari lumen.
2. Lakukan poin (1) untuk sediaan sayatan melintang dan memanjang endokarp apel dari
bagian-dalam buah.
3. Siapkan sediaan sayatan melintang tangkai daun teh dan teratai dalam floroglusin-
alkohol (seperti poin 1). Perhatikan daerah jaringan dasar atau mesofil dan
gambarkan sel-sel jaringan dasar dengan sel sklereida yang berwarna merah-ceri/
merah-ungu diantara sel-sel tersebut. Perhatikan bentuk sel sklereida tersebut.
Pertanyaan:
1. Sebutkan dua sifat sel sklerenkim !
2. Jelaskan tipe-tipe sel kolenkim berdasarkan penebalannya !
3. Sebutkan dua bentuk sel sklerenkim yang saudara amati !
4. Apa beda sel sklerenkim dengan sel parenkim ?
B. JARINGAN KOMPLEKS
JARINGAN PEMBULUH
Berkas pembuluh tersusun oleh jaringan xilem dan jaringan floem.
Sel penyusun jaringan xilem berdinding tebal dan keras karena telah mengalami
lignifikasi (penebalan sekunder dengan zat lignin), sedang penyusun jaringan floem lebih
lunak dan tipis, walaupun telah mengalami penebalan sekunder dengan penebalan dinding
dari selulosa.
Pada pertumbuhan primer, xilem merupakan diferensiasi prokambium ujung batang
dan ujung akar. Elemen pertama dari xilem primer adalah protoxilem, dan xilem yang
dibentuk kemudian disebut metaxilem. Demikian pula halnya dengan protofloem dan
metafloem.
Jaringan pembuluh terdiri dari:
1. Komponen xilem
Merupakan jaringan kompleks dengan unsur trakea atau unsur vessel terdiri dari
trakea dan trakeid, serabut xilem, dan parenkim kayu. Sifat unsur xilem
tersebut adalah mati, kecuali unsur parenkim kayu bersifat hidup.
2. Komponen floem
Merupakan jaringan kompleks yang tersusun atas unsur buluh tapis, sel pengiring/
pengantar dengan sel albumin, serabut dan sklereida, dan parenkim. Sel sekresi
kadang-kadang juga melekat pada jaringan floem ini, misalnya saluran getah pada
batang Hevea, dan sel minyak pada batang Cinnamomum.
Pelaksanaan:
1. Siapkan sediaan awetan maserasi kayu pinus dan jarak. Bandingkan kedua komponen
xilem yang saudara amati. Gambarkan dan tunjukkan perbedaan yang terlihat.
2. Siapkan sediaan penampang melintang batang jagung. Perhatikan satu berkas
pembuluh dengan cermat. Gambar dan tunjukkan komponen floem yang tampak.
Pertanyaan:
1. Sebutkan perbedaan jaringan xilem dan floem ?
2. Pada bagian mana terdapat sel pengiring ?
3. Jaringan apa saja yang terdapat pada komponen floem ?
4. Jelaskan yang saudara ketahui dengan sel albumin. Apakah sel albumin selalu dapat
ditemukan ? Mengapa ?
Gambar 5. A-B. Parenkim: A. empulur batang, B. tipe parenkim bintang (aerenkim) Canna; parenkim lipatan daun
Pinus, C-E. Kolenkim: C. tangkai daun Apium dan Salvia, tipe angular, D. tipe lamelar, E. tipe lakunar. F-M.
Sklereid: F-H. sel batu, brakisklereid, perikarp Pyrus,(F), endokarp Malus (G), endokarp Cocos (H); I. Sklereid
tangkai daun Camelia, J. Sklereid epidermis, makrosklereid, kulit biji Phaseolus. K. sklereid kolumnar,
osteosklereid, korteks batang Hakea, L. astrosklereid Trochodendron, M, filiform sklereid mesofil Olea, N.
trikosklereid daun Nymphaea
Gambar 6. A-G. Tipe sel komponen xilem sekunder Quercus. A. pembuluh kayu-besar; B. pembuluh kayu-sempit;
C. trakeid; D. serat-trakeid; E. serat-libriform; F. Sel parenkim jari-jari; G. Untai parenkim-aksial. H-J. Xilem
Pinus; H. Tipe papan tapis skalariform; I. Tipe papan tapis sederhana-sempit; J. Tipe papan tapis sederhana-
besar. K. Sel trakeid; L. Sel parenkim batang.
Struktur anatomi akar sangat bervariasi, tetapi masih lebih sederhana dibandingkan
dengan struktur anatomi batang.
Struktur primer
Dalam penampang membujur melalui ujung akar menunjukkan dari distal ke arah
proksimal terdiri dari : tudung akar, daerah meristematik, dan daerah pemanjangan. Di
sebelah belakangnya masih terdapat daerah ‘pembedaan’ (diferensiasi). Pada daerah
meristematik, sel-sel membelah secara mitosis, kemudian beberapa diantara sel-sel yang
dihasilkan itu tumbuh menjadi panjang pada daerah pemanjangan.
Pada penampang melintang akar primer dijumpai 3 sistem jaringan pokok, yaitu :
1. Epidermis, lapisan paling luar. Biasanya tidak berkutikula atau pun stomata. Rambut
akar dibentuk dari sel epidermis khusus, yang berbeda ukuran dan metabolismenya
dengan sel di sekitarnya, disebut trikoblas. Sel ini membentuk tonjolan yang arahnya
tegak lurus terhadap sumbu akar dan terletak distal terhadap daerah pemanjangan.
Epidermis yang bertahan hidup pada waktu lama, biasanya mengalami penebalan kutin,
berfungsi sebagai jaringan pelindung.
Akar udara beberapa jenis tumbuhan epifit mempunyai epidermis ganda yang disebut
velamen. Jaringan ini terdiri dari beberapa lapis sel mati, dengan dinding berlignin.
Fungsinya sebagai jaringan pelindung, mencegah penguapan dari sel-sel korteks sebelah
luar.
2. Korteks, terdiri dari jaringan parenkim. Pada akar tumbuhan air korteks tersusun
sangat teratur secara radial dan konsentris, dengan ruang antarsel besar, yang terjadi
akibat rusak, hancur (lisigen) atau pemisahan (skizogen) sel-sel tertentu sehingga
terbentuk aerenkim.
Sel-sel korteks sering berisi pati, kadang terdapat sel idioblas mau pun kristal.
Pada monokotil terdapat lapisan rhizodermis atau eksodermis, yaitu lapisan sel korteks
paling luar yang dindingnya bersuberin dan akan menggantikan epidermis.
Lapisan korteks paling dalam berdiferensiasi menjadi endodermis. Bagian dinding radial
dan tangensial mengandung suberin membentuk pita Caspary yang menyebabkan dinding
tersebut tidak permeabel terhadap air.
Sel endodermis selain mengalami penebalan dinding dengan selulosa, juga mengandung
lignin pada sisi tangensial dan radial. Sel-sel yang mengalami penebalan itu adalah sel-
sel yang berhadapan langsung dengan floem, sehingga sel endodermis yang dindingnya
tidak menebal disebut sel peresap atau sel pelalu, yang terletak di hadapan
protoxilem.
3. Jaringan pembuluh/ pengangkut, bagian dalam setelah endodermis yang mengarah ke
tengah, terdiri dari unsur pembuluh (xilem dan floem) dan unsur bukan pembuluh
(parenkim dasar), disebut stele. Lapisan paling luar disebut perisikel yang biasanya
terdiri atas satu lapis sel parenkim. Perisikel ini mampu mengadakan pertumbuhan
meristematis dan membentuk akar cabang, kambium vaskuler, dan juga felogen.
Di sebelah dalam terdapat kelompok-kelompok jaringan pembuluh yang tersusun dalam
suatu lingkaran, bergantian antara kelompok xilem dan floem, dan membentuk jaringan
parenkim sebagai jaringan dasar (empulur). Apabila kelompok xilem dan floem bersatu
di tengah stele, maka tidak terdapat empulur.
Xilem akar mempunyai susunan di tengah dengan tonjolan-tonjolan berupa jari-jari ke
arah luar, dan diantaranya terdapat kelompok floem. Jumlah jari-jari xilem bervariasi,
antara lain dua (diarch), tiga (triarch), empat (tetrarch), dan banyak (poliarch).
Sel-sel vessel/ trakea (unsur pembuluh) sebelah luar selalu lebih kecil dan dewasa lebih
dahulu, yang disebut protoxilem, sedangkan yang sebelah dalam atau lebih ke tengah
lumennya lebih besar dan berkembang kemudian, disebut metaxilem. Susunan xilem
demikian disebut eksarch (exarch).
Demikian pula dengan protofloem letaknya lebih ke tepi daripada metafloem.
Protofloem akar dikotil tidak mempunyai sel pengantar atau sel pengiring, tetapi pada
metafloem terdapat sel pengantar.
Pembentukan akar cabang Tumbuh dari promeristem yang berada di bagian tepi
silinder berkas pembuluh, sehingga karena letak asal/ pemulanya dari bagian di sebelah
dalam disebut bersifat endogen.
Struktur sekunder
Akar tumbuhan monokotil jarang mengadakan pertumbuhan penebalan sekunder,
sedangkan akar kebanyakan dikotil dan gimnospermae mengadakan pertumbuhan menebal
sekunder. Hal ini terjadi karena adanya perkembangan kambium vaskuler membentuk
xilem sekunder dan floem sekunder.
Kambium vaskuler berasal dari sel prokambium yang tidak berdiferensiasi, terletak
diantara xilem dan floem primer. Sel-sel perisikel yang terletak dekat protoxilem berubah
juga menjadi kambium disebut kambium interfasikuler (kambium antarberkas pembuluh)
membentuk parenkim jari-jari.
Bila pertumbuhan sekunder cukup pesat, maka epidermis, floem primer, endodermis,
dan korteks akan terlepas. Felogen yang berasal dari perisikel akan aktif mengadakan
pembelahan, ke arah dalam membentuk feloderm (disebut juga korteks sekunder) dan ke
arah luar membentuk felem (gabus) sebagai jaringan pelindung.
Pelaksanaan;
a. Buatlah sayatan melintang akar anakan kacang tanah dan jagung, letakkan dalam
phloroglusin-alkohol di atas kaca benda dan amati di bawah mikroskop. Setelah
beberapa saat (larutan menguap), tambahkan setetes HCl 25 %. Tunjukkan : Kelompok
sel pemula, epidermis, korteks, stele. Dengan perbesaran kuat, gambarkan sebuah
rambut akar dengan intinya dan sebuah cabang akar (jika ada) yang belum menonjol ke
luar korteks. Hitung jumlah kelompok protoxilem.
b. Gambarkan penampang memanjang akar bawang dan jagung, dan tunjukkan:
kelompok sel pemula, stele, korteks, epidermis, tudung akar, daerah meristematik,
daerah pemanjangan, daerah diferensiasi.
Pelaksanaan :
a. Siapkan penampang melintang akar anakan jarak pada kaca benda. Beri setetes
floroglusin-alkohol. Setelah beberapa saat (alkohol menguap), tambahkan setetes HCl
25 %. Perhatikan riap tebal sekunder, sel metaxilem yang telah berdiferensiasi dengan
dinding yang belum berlignin. Tunjukkan : epidermis, korteks, endodermis dengan titik
Caspary, pembuluh tapis (protofloem), metafloem, kelompok xilem yang eksarch.
b. Siapkan pula penampang melintang akar tua dari kembang sepatu, jarak atau Ranunculus
seperti poin (1). Perhatikan dinding xilem berlignin. Tunjukkan : epidermis, korteks,
endodermis dengan titik Caspary, pembuluh tapis (protofloem), metafloem, kelompok
xilem yang eksarch.
Pelaksanaan :
a. Buat sediaan penampang melintang akar muda dan tua jagung pada kaca benda. Beri
setetes floroglusin-alkohol. Setelah beberapa saat (alkohol menguap), tambahkan
setetes HCl 25 %. Pada akar muda belum terlihat jelas diferensiasi selnya. Pada akar
tua tampak eksodermis, sarung sklerenkim, endodermis dengan penebalan bentuk ‘U’.
Perhatikan jumlah kelompok protoxilem pada jagung adalah banyak. Kelompok
protofloem terdapat diantara kelompok-kelompok xilem. Tunjukkan epidermis, korteks,
eksodermis, endodermis, protofloem, metafloem, protoxilem, metaxilem. Bandingkan
dan bedakan struktur akar keduanya.
b. Buatlah sayatan tipis penampang melintang akar Vanda pada kaca benda. Beri setetes
floroglusin-alkohol. Setelah beberapa saat (alkohol menguap), tambahkan setetes HCl
25 %. Perhatikan velamen yang terdiri dari beberapa lapis sel epidermis. Gambarkan
detail satu sektor, dan tunjukkan ketebalan lapisan velamen, eksodermis, korteks,
endodermis, sel pelalu, xilem, floem, dan empulur.
Tujuan : 1. Membedakan komponen penyusun akar ‘umbi’ dan akar bukan umbi.
2. Membedakan komponen umbi akar dan umbi batang.
Pertanyaan :
1. Jelaskan arti ‘tillering’ dan kegunaannya bagi tumbuhan ?
2. Buatlah daftar perbedaan yang saudara lihat antara struktur akar dikotil dan monokotil
!
3. Mengapa letak sel peresap/ sel pelalu selalu berhadapan dengan protoxilem ?
4. Apa yang dimaksud dengan ‘eksarch’ ?
5. Apa beda eksodermis dan endodermis ?
6. Bagaimana tipe berkas pembuluh pada sediaan akar Allium cepa ? Dan bagaimana tipe
stelenya ?
7. Jelaskan 2 beda struktur anatomi akar bukan umbi dengan umbi akar ?
A
B C
Gambar 7. Penampang melintang akar muda dikotil (A), Zea mays (B), Penampang melintang akar Arachys (C).
D, penampang memanjang akar, dengan detail daerah meristematis (a)
Gambar 8. Anomali pertumbuhan sekunder akar penyimpan. A. anomali kambium sekeliling pembuluh kayu xilem
sekunder Ipomoea batatas, B. pertumbuhan normal. C, D. anomali pertumbuhan sekunder, pembentukan lapisan
kambium di sisi luar kambium semula, Beta vulgaris.
PERTEMUAN 6
BAB 5
BATANG
Struktur anatomi batang dipengaruhi oleh daun-daun yang terdapat padanya, serta
terbentuk secara eksogen.
Protoxilem berdiferensiasi dalam bagian tubuh yang belum selesai pertumbuhannya.
Pendewasaan terjadi di antara jaringan-jaringan dimana sel-sel sedang aktif memanjang.
Metaxilem biasanya terbentuk pada bagian tubuh primer yang masih ada dalam
pertumbuhan, akan tetapi pendewasaan elemennya sebagian besar terjadi setelah selesai
pemanjangan jaringan dalam bagian tersebut.
Bagi protofloem dan metafloem, berlaku keadaan yang sama seperti pada bagian-bagian
dari xilem primer.
Apabila pada pembentukan berkas pembuluh seluruh prokambium habis berdiferensiasi,
maka berkas pembuluh demikian disebut dengan berkas pembuluh tertutup. Apabila masih
terdapat sisa prokambium yang berdiferensiasi dan menjadi kambium pembuluh maka diperoleh
berkas pembuluh terbuka.
Berdasarkan susunan floem dan xilem dalam berkas pembuluh dibedakan atas :
(a) berkas pembuluh kolateral : berkas floem terbentuk dari luar ke dalam terdapat di sebelah
luar xilem yang terbentuk secara eksarch,
(b) berkas pembuluh bikolateral : selain berkas floem di sebelah luar xilem, terdapat pula
berkas floem di sebelah dalam,
(c) berkas pembuluh radial : letak kelompok protoxilem berdampingan dengan protofloem
dalam satu lingkaran (terdapat pada akar)
(d) berkas pembuluh konsentris amfikribral : xilem di kelilingi oleh floem, seperti pada
Pteridophyta,
(e) berkas pembuluh konsentris amfivasal : floem di tengah di kelilingi xilem, seperti pada
beberapa suku Liliflorae, yang mempunyai riap tebal sekunder.
Struktur primer
Pada batang, batas antara korteks dan silinder pusat tidak begitu jelas, seperti halnya
pada akar.
Jaringan-jaringan yang dapat dilihat pada batang yaitu :
(1) Epidermis terdiri dari selapis sel berbentuk empat persegi dengan dinding berkutikula.
Pada tumbuhan yang pada batangnya melakukan fotosintesis sering ditemukan stomata di
antara sel epidermisnya; batang muda ditemukan sel idioblas, bermacam rambut atau
trikomata. Beberapa tumbuhan ditemukan lapisan hipodermis yang strukturnya berbeda
dengan sel epidermis. Pada tumbuhan berkayu, epidermis kadang-kadang rusak karena
mengalami pertumbuhan sekunder, sehingga sebagai pelindung digantikan oleh jaringan yang
terbentuk di bawahnya, yaitu periderm.
(2) Korteks umumnya terdiri dari sel parenkim, akan tetapi seringkali terdapat lapisan-lapisan
kolenkim, klorenkim, atau serat-serat pada bagian subepidermal.
(3) Pembuluh primer biasanya berupa silinder atau terdiri atas berkas-berkas yang terpisah
satu sama lain.
(4) Sarung pati atau pun sarung sklerenkim terdapat di antara korteks dan bagian batang yang
mengandung jaringan pembuluh primer.
(5) Empulur merupakan bagian tengah batang, terdiri dari jaringan parenkim. Pada monokotil
korteks dan empulur tidak dapat dibedakan sehingga disebut jaringan dasar.
Pada Tracheophyta biasanya dibedakan empat pola struktur primer batang, yaitu : dikotil
basah, dikotil berkayu, gimnosperm (berkayu), dan monokotil.
Dilatasi
Untuk mengimbangi pertumbuhan sebagai akibat aktivitas meristem lateral (kambium),
sel-sel parenkim penyusun jari-jari empulur mengadakan dilatasi, yaitu sel-selnya tumbuh
membentang ke arah tangensial atau sel-selnya bertambah banyak ke arah tangensial akibat
pembelahan radial. Pembelahan radial ini sering terbatas hanya pada bagian tengah dari jari-
jari empulur atau hanya terjadi pada bagian jari-jari empulur tertentu, sedang bagian lain
tidak.
Proses dilatasi ini selain dilakukan oleh parenkim jari-jari empulur, juga dapat terjadi
sebagai akibat aktivitas felogen.
Tujuan :
1. Membedakan struktur anatomi batang angiosperm (monokotil dan dikotil) dan
gimnosperm
2. Membedakan komponen penyusun batang.
3. Membedakan tipe-tipe stele, dilatasi, lentisel, dan anomali pada batang.
Pelaksanaan :
a. Buat sediaan penampang membujur-median dari pucuk Coleus melalui bagian tengah.
Gambar dan tunjukkan lapisan tunika, korpus, primordium daun, prokambium, protoxilem,
protofloem, celah daun, jalan daun.
Pelaksanaan :
a. Buat sediaan penampang melintang batang jagung dalam setetes floroglusin-alkohol.
Setelah beberapa saat (alkohol menguap), tambahkan setetes HCl 25 %. Gambar dan
tunjukkan : protofloem, protoxilem, metafloem, metaxilem, pembuluh tapis, sel pengantar/
sel pengiring, rongga rhexigen, sarung sklerenkim, korteks, dan epidermis.
b. Gambarkan detail satu berkas pembuluh. Tunjukkan : sarung sklerenkim, protoxilem,
protofloem, metafloem, dan metaxilem.
Kegiatan 23. ANOMALI BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL, LIANA BERKAYU, LIANA
HERBA
Pelaksanaan :
a. Buat sediaan penampang melintang batang bayam dalam air. Gambarkan satu sektor dan
tunjukkan : berkas pembuluh medular, kambium. Tentukan tipe berkas pembuluh dan
stelenya.
b. Buat sediaan penampang melintang batang anjuang dalam floroglusin-alkohol atau awetan.
Biarkan alkohol menguap kemudian beri setetes HCl 25 %. Gambar dan tunjukkan : berkas
pembuluh, kambium. Tentukan tipe berkas pembuluh dan stelenya.
c. Lakukan seperti poin (b) untuk batang bougenvil. Gambar dan tunjukkan bentuk berkas
pembuluhnya dn stelenya.
d. Buat sediaan penampang melintang batang sirih dalam anilin blue. Tunjukkan : epidermis,
kolenkim, parenkim, berkas pembuluh, sarung sklerenkim, berkas pembuluh meduler, saluran
lendir.
e. Buat sediaan penampang melintang batang labu parang dalam air. Gambarkan satu sektor
dan tunjukkan : epidermis, korteks, berkas pembuluh bikolateral, rongga rhexigen, sarung
sklerenkim.
f. Buatlah sediaan penampang melintang dan membujur melalui berkas pembuluh batang muda
labu siam dalam anilin blue. Gambarkan satu sektor penampang tersebut dari komponen
pembuluh tapis, sel pengantar, dan parenkim floem. Tunjukkan pori, kalose dan lendir,
kantung lendir.
e. Gambarkan bagan penampang melintang batang Clematis dengan detail satu sektor.
Tunjukkan pada gambar tersebut epidermis, korteks, xilem primer, xilem sekunder, floem,
kambium interfasikular, periderm.
Pertanyaan :
1. Secara umum dimanakah, pada batang, dapat ditemukan klorenkim ?
2. Jaringan apa saja yang mungkin mengalami dilatasi ? Mengapa ?
3. Apakah kantung lendir juga terdapat pada keadaan hidup ? Mengapa ?
4. Apakah kalose itu dan apa fungsinya ?
5. Apakah lapisan pelindung pada tumbuhan yang tidak mengalami riap tebal sekunder ?
6. Pada bagian mana sajakah saudara dapat menemukan lentisel ?
7. Dimanakah lokasi trakeid jari-jari empulur, dan apa fungsinya ?
8. Apa beda penampang melintang, radial, dan tangensial batang pinus atau kayu suren ?
PERTEMUAN 7
BAB 6
DAUN
Tujuan :
1. Membedakan jaringan-jaringan penyusun daun.
2. Membedakan struktur jaringan penyusun daun monokotil, dikotil, dan
gimnospermae
Pelaksanaan :
a. Buat sayatan melintang daun pinus dalam setetes floroglusin-alkohol. Setelah alkohol
menguap, beri setetes HCl 25 %. Gambar detail satu sektor stele dengan bagian
daun yang ada di luarnya. Tunjukkan : epidermis, stomata, beberapa sel mesofil,
saluran harsa, lapisan epithelium, endodermis, jaringan transfusi, noktah pada
jaringan transfusi, xilem, dan floem.
Pelaksanaan :
a. Buat sediaan penampang melintang daun karet dalam air. Perhatikan pada lapisan
epidermis dan subepidermis, terlihat ada sel idioblas (litosis) yang berisi sistolit;
jumlah jaringan tiang adaksial dan abaksial. Gambar dan tunjukkan epidermis,
subepidermis, stoma, jaringan tiang, jaringan bunga karang, berkas pembuluh, xilem,
floem.
b. Buat sediaan penampang melintang daun jeruk dalam air. Perhatikan pada lapisan
epidermis dan subepidermis, terlihat ada rongga yang berisi minyak asiri, jumlah
jaringan tiang adaksial dan abaksial. Gambar dan tunjukkan epidermis, stoma,
jaringan tiang, jaringan bunga karang, berkas pembuluh, rongga reksigen.
c. Buat sediaan seri penampang melintang dari bagian di atas , pada, dan di bawah
buku ranting muda bunga kembang sepatu dalam setetes floroglusin-alkohol. Setelah
alkohol menguap, beri setetes HCl 25 %. Gambar bagan setiap bagian seri dan
tunjukkan letak atau posisi berkas pembuluh sehingga jelas mana celah daun serta
jalan daun. Tunjukkan pula hubungan antara sistem jaringan pembuluh dari tunas
dengan sistem jaringan pembuluh pada batang.
Pelaksanaan :
a. Buat sediaan penampang melintang daun jagung dan tebu. Tunjukkan : epidermis,
kelompok sel bentuk lensa atau sel kipas, berkas pembuluh, sarung parenkim,
penghubung sklerenkim. Bedakan susunan berkas pembuluhnya.
b. Buatlah sayatan melintang melalui ujung median daun keladi. Perhatikan hidatoda
pada ujung berkas pembuluh. Gambarkan posisi xilem dan sel-sel sekitarnya.
Pertanyaan :
1. Struktur apa sajakah yang saudara temukan pada permukaan daun ?
2. Pada bagian sisi mana letak xilem pada daun ? Mengapa ?
3. Apa fungsi hidatoda ? Adakah pori lain dalam tumbuhan yang juga dapat
mengeluarkan air ? Sebutkan .
4. Pada daun sering ditemukan adanya jaringan penguat. Mengapa ?
A B
Gambar 13. Daun dikotil Ficus elastica, (A), Citrus limon (B)
A B C
Gambar 14. A. Bagan sayatan seri penampang melintang batang Hibiscus rosa-sinensis, (A) di atas,
pada, dan di bawah buku. (B), hidatoda (C)
39/49
PERTEMUAN 8
BAB7
BUNGA
Bagian steril terdiri dari kelopak (kaliks) tersusun oleh daun kelopak atau sepal
serta mahkota (korola) atau petal. Bagian reproduktif adalah benang sari (stamen =
mikrosporofil) dan karpel (megasporofil = daun buah).
Tujuan :
1. Mengamati dan mempelajari struktur dasar dari bunga dan bagian-bagiannya.
2. Mengamati struktur umum kantong embrio.
3. Mengamati tahapan-tahapan perkembangan dalam kantong embrio.
Bahan :
Bunga: kumtum lili (Lilium sp; awetan), mawar (Rosa sp) atau
Kuntum kembang sepatu (Hibiscus rosa- tahi ayam (Tagetes ).
sinensis),
cengkeh (Eugenia aromatica) ;
Pelaksanaan :
Kegiatan 27. STRUKTUR UMUM BUNGA
a. Gambarkan penampang melintang kuntum bunga Lilium secara utuh melalui ovarium
dan bagian-bagian bunga secara terpisah. Perhatikanlah bagian sepal, petal, ovarium
dengan ovulum. Tunjukkan jaringan epidermis, ‘mesofil’, berkas pembuluh, trikomata,
stomata, plasenta, funikulus, dan kantong embrio.
b. Gambarkan penampang melintang stamen bunga Lilium dan kembang sepatu secara
utuh melalui berkas pembuluh. Tunjukkan jaringan epidermis, endotesium, stomium,
tapetum, dan mikrospora.
c. Buat sediaan penampang memanjang bunga kembang sepatu melalui stigma. Gambar
dan tunjukkan jaringan epidermis dengan papila, stomata, berkas pembuluh, dan
eksudat stigmatik.
d. Buat sediaan penampang melintang dan memanjang bunga kembang sepatu melalui
stilus. Gambar dan tunjukkan stilus tertutup atau berongga, jaringan epidermis,
jaringan dasar, berkas pembuluh, dan jaringan transmisi.
e. Buat sediaan penampang melintang bunga cengkeh melalui tabung bunga (hipanthium)
bagian atas. Tunjukkan jaringan epidermis, stomata, kelenjar minyak, berkas
pembuluh, jaringan parenkim, lokulus, aerenkim.
f. Buat sediaan penampang melintang sepal dan petal kembang sepatu. Tunjukkan
epidermis, stomata, trikomata, ‘mesofil’, berkas pembuluh.
g. Buat sediaan penampang melintang sepal dan petal bunga mawar atau tahi ayam.
Perhatikan bentuk epidermisnya. Tunjukkan epidermis, stomata, trikomata, ‘mesofil’,
berkas pembuluh.
Gambar 17 Penampang melintang stamen Lilium (A), dan pistilum Lilium (B)
PERTEMUAN 8
BAB 8
BUAH
Dinding buah juga disebut perikarp yang berarti dinding ovarium telah masak,
dapat juga mencakup jaringan bukan karpel. Dinding buah mungkin mengalami diferensiasi
menjadi jaringan-jaringan yang seringkali dapat dibedakan menjadi dua atau tiga lapisan,
yaitu lapisan paling luar (eksokarp atau epikarp), lapisan tengah (mesokarp), dan lapisan
paling dalam (endokarp). Istilah ini tidak menunjukkan ontogenik dari lapisan-lapisan
tersebut.
Tipe utama buah yang dapat dibedakan menurut histologi dinding buah adalah buah
kering bersklerenkim dan buah berdaging (sukulen) berparenkim.
Tujuan :
1. Memahami struktur dasar histologi penyusun dinding buah.
2. Membedakan struktur dinding buah kering dan buah berdaging.
Pelaksanaan :
Kegiatan 30. BUAH KERING
a. Buatlah sediaan penampang melintang buah adas manis dalam air, dan amati. Kemudian
serap air dengan kertas tisue dan beri setetes floroglusin-alkohol. Setelah alkohol
menguap beri setetes HCl 25 % (Hati-hati jangan sampai terhirup atau kena
tangan !). Gambar dan tunjukkan epidermis, jaringan parenkim, sklerenkim, rongga
vitae, berkas pembuluh, endosperm, dan embrio.
b. Gambarkan penampang membujur buah jagung. Perhatikan struktur histologi
perikarpnya. Dapatkah saudara membedakan perikarp dan testa, mengapa ?
Pertanyaan
1. Dapatkan saudara membedakan jaringan pada buah kering atas diferensiasi
perikarpnya ? Jelaskan !
2. Bedakan secara histologi jaringan pada buah cabe yang termasuk epikarp, mesokarp,
dan endokarp !
3. Jelaskan perbedaan prinsip buah kering dan buah berdaging dari hasil pengamatan
saudara!
A B
Gambar 18. Buah kering. Merikarp Foeniculum vulgare (A). Kariopsis Zea mays (B)
PERTEMUAN 8
BAB 9
EMBRIO DAN ENDOSPERM
Pada awal perkembangan biji, embrio monokotil dan dikotil pada dasarnya adalah
sama, dimulai dengan tahap proembrio 2-sel, bentuk linier, 8-sel, bentuk globular atau
16-sel sampai dengan 32-sel. Perbedaan mulai terlihat setelah tahap 32-sel, dimana
pada monokotil pertumbuhan hanya terjadi pada salah satu sisi sedangkan pada dikotil
terjadi pada kedua sisi sehingga akan membentuk hati/ jantung pada tahap 64-sel
(masih ada beda pendapat).
Pada beberapa macam biji cadangan makanan terdapat di luar embrio, yakni dalam
endosperm atau dalam perisperm. Endosperm berasal dari pembelahan sel yang
merupakan penyatuan inti kutub (polar) dengan spermatozoid. Perisperm berasal dari
jaringan nuselus. Akan tetapi, pada banyak dikotil kedua jaringan tersebut tidak
bertahan lama, dimana seluruhnya atau hampir seluruhnya terserap oleh embrio yang
berkembang sebelum biji menjadi dorman. Dengan demikian, cadangan makanan tersimpan
dalam tubuh embrio terutama dalam keping biji atau kotiledon.
Tujuan
1. Membedakan struktur histologi embrio atau kotiledon, dan endosperm.
2. Membedakan struktur histologi biji monokotil dan dikotil.
3. Memahami tahapan perkembangan embrio.
Pelaksanaan :
Kegiatan 32. BIJI MONOKOTIL
a. Gambarkan penampang membujur dari biji jagung. Tunjukkan testa, perikarpium,
endosperm, kotiledon (skutelum), koleoptil, plumula, radikula, dan koleoriza.
b. Gambarkan penampang membujur dari gandum. Bedakan dengan jagung.
Pelaksanaan :
a. Gambarkan penampang melintang embrio Capsella bursa-pastoris dari beberapa
tahap perkembangan embrio yang dapat saudara lihat. Tunjukkan suspensor, sel
basal, sel apikal, plumula, radikula, kotiledon.
b. Gambarkan bagan tahapan perkembangan embrio yang dapat saudara amati ?
Pertanyaan :
1. Mengapa kantong embrio pada biji jarak kadang-kadang tidak terlihat ?
2. Bedakan embrio jagung dan gandum ? Apa artinya ?
3. Apa beda biji jarak dengan biji kedele/ buncis/ ercis ? Jelaskan !
4. Dapatkah saudara membedakan testa dengan perikarpium pada biji jagung?
Mengapa?
5. Jelaskan fungsi sel basal suspensor bagi perkembangan embrio ?
Gambar 19. Biji dikotil. Testa dan bagian embrio Cucurbita (atas, A) dan Glycine (bawah, B).
Gambar 20. Embrio Capsela bursa-pastoris , sayatan memanjang ovulum. A, lapisan apikal (a) ~ bakal embrio
dan suspensor, (b) ~ vakuola jelas. B dan C, embrio globular dengan protoderm dan prokambium. D, awal
embrio bentuk –hati. E, tahapan kotiledon.