Anda di halaman 1dari 7

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMBERIAN NUTRISI

MELALUI OROGASTRIC TUBE PADA By. Ny. S DI RUANG MAWAR


RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

OLEH :

ELIASER

NIM 20.300.0045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA

TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMBERIAN NUTRISI


MELALUI OROGASTRIC TUBE PADA By. Ny. S DI RUANG MAWAR
RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

OLEH:

ELIASER

NIM 20.300.0045

Palangka Raya, 18 Pebruari 2021

Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Ria Anggara Hamba, S.Kep, Ners.,M.Mkes) (Desy Mariasanthy S. Kep Ners)


ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERWATAN PEMBERIAN NUTRISI
MELALUI OROGASTRIC TUBE PADA By. Ny. S DI RUANG MAWAR
RSUD Dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Pemberian nutrisi melalui pipa lambung (Orogastric Tube)
Nama klien : By. Ny. S
Diagnosa media : BBLR

2. Diagnosa keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional


3.1 Persiapan alat
3.1.1 Air matang
3.1.2 Makanan cair/ ASI
3.1.3 Corong
3.1.4 Spuit 5/10 cc
3.1.5 Tissu
3.1.6 Perlak/pengalas
3.1.7 Bengkok
3.1.8 Stetoskop
3.1.9 Klem
3.2 Tahap prainteraksi
3.2.1 Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
R: mencegah terjadi kesalahan dalam pemberian program terapi
3.2.2 Mencuci tangan
R: mencegah transmisi mikroorganisme
3.2.3 Menempatkan alat didekat klien dengan benar
R: memudahkan perawat dalam melakukan tindakan
3.3 Tahap orientasi
3.3.1 Memberikan salam dan menyapa nama klien
R: menerapkan etika keperawatan
3.3.2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga
R: keluarga/klien mengerti tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan
3.3.3 Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
R: sebagai bentuk informed consent
3.4 Tahap kerja
3.4.1 Menjaga privacy
R: menjaga hak dan kenyamanan klien
3.4.2 Mengatur posisi klien
R: klien mendapat posisi yang nyaman
3.4.3 Pasang pengalas
R: mencegah cairan mengenai pakaian atau selimut klien
3.4.4 Letakkan bengkok
R: tempat untuk membuang sampah
3.4.5 Periksa dahulu sisa makanan dilambung dengan menggunakan
spuit yang diaspirasikan ke pipa lambung
R: memastikan lambung dapat melakukan pengosongan lambung
lambat atau tidak
3.4.6 Lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara pasang
corong/ spuit pada pangkal pipa
R: memudakan memasukkan makanan atau cairan ke dalam
lambung
3.4.7 Masukkan ASI, tinggikan 30 cm, sebelum habis klem kembali.
R: menggunakan gravitasi untuk memudahkan ASI masuk ke
dalam lambung
3.4.8 Ambil udara dengan menggunakan spuit kurang lebih 1 cc,
kemudian masukkan kedalam selang.
R: mencegah terjadinya sumbatan pada selang dan ASI yang basi
akibat sisa cairan di selang OGT
3.4.9 Menutup ujung OGT dengan klem
R: mencegah udara masuk ke dalam lambung dan menyebabkan
kembung
3.4.10 Membersihkan sisa makanan pada klien
R: menjaga kebersihan klien
3.4.11 Merapikan klien
R: memberikan kenyamanan untuk klien
3.5 Tahap terminasi
3.5.1 Melakukan evaluasi tindakan
R: mengetahui respon klien setelah dilakukan tindakan
3.5.2 Berpamitan dengan klien/keluarga
R: menerapkan etika keperawatan
3.5.3 Membereskan alat-alat
R: menjaga kerapian
3.5.4 Mencuci tangan
R: mencegah transmisi mikroorganisme
3.5.5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
R: sebagai bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
atas intervensi yang telah dilakukan

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara


pencegahannya
4.1 Bahaya : aspirasi apabila selang salah masuk kedalam saluran pernafasan
masuk lambung atau tidak dengan cara mengaspirasi residu langsung,
memasukkan udara dan dengarkan pada daerah epigastrik pada saat udara
di masukkan, atau memasukkan ujung selang ke dalam air apabila tidak
ada gelembunng air maka selang masuk tepat dilambung
4.2 Bahaya : Selang tersumbat akibat cairan sisa sebelumnya, sehingga cairan
tidak dapat masuk kelambung dan sisa ASI yang ada di selang menjadi
basi
Pencegahan : bersihkan selang OGT setelah pemberian ASI dengan cara
aspirasi udara kurang lebih 1 cc karena apabila terlalu banyak akan
menyebabkan kembung dan masukkan ke dalam sellang untuk
mendorong sisa ASI yang ada di dalam selang masuk ke dalam lambung

5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan


5.1 Mengelurakan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada di dalam
lambung (cairan, udara, darah, racun , dll)
5.2 Memasukkan cairan (memenuhi kebutuhan ciran atau nutrisi)
5.3 Membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa substansi isi
lambung
5.4 Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia
5.5 Mengisap atau mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakn
oprasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan
aspirasi isi labung sewaktu recovery (pemulihan dari genelah anaesthesia)

6. Hasil yang di dapat dan maknanya


6.1 Hasil : setelah dilakukan pemberian ASI sebanyak 7 cc klien tidak
mengalami mual, muntah dan aspirasi
6.2 Makna : kebutuhan nutrisi klien terpenuhi

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk


mengatasi masalah/diagnosa tersebut (mandiri/kolaborasi)
7.1 Monitor kemampuan mengisap bayi
7.2 Dorong dan bantu ibu untuk menyusui 8-10 kali dalam 24 jam
7.3 Observasi bayi pada saat menyusu meliputi benar posisi, kemampuan
menelan, dan mengisap
7.4 Monitor kemampuan bayi untuk mengisap puting susu
7.5 Diskusikan bagaimana cara penggunaan pompa ASI bila bayi tidak mapu
mengenal puting
Banjarmasin, Februari 2017

Ners Muda,

(Atuja Norrahman)

Preseptor Klinik

(............................................)

Anda mungkin juga menyukai