Pemberian nutrisi melalui pipa lambung (Orogastric Tube) Nama klien : By. Ny. S Diagnosa medis : BBLR
2. Diagnosa keperawatan Ketidakefektifan pemberian ASI b.d Reflek isap bayi kurang baik
3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional
3.1 Persiapan alat 3.1.1 Air matang 3.1.2 ASI 3.1.3 Corong 3.1.4 Spuit 5/10 cc 3.1.5 Tissu 3.1.6 Perlak/pengalas 3.1.7 Bengkok 3.1.8 Stetoskop 3.1.9 Klem
3.2 Tahap prainteraksi
3.2.1 Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada R: mencegah terjadi kesalahan dalam pemberian program terapi 3.2.2 Mencuci tangan R: mencegah transmisi mikroorganisme 3.2.3 Menempatkan alat didekat klien dengan benar R: memudahkan perawat dalam melakukan tindakan 3.3 Tahap orientasi 3.3.1 Memberikan salam dan menyapa nama klien R: menerapkan etika keperawatan 3.3.2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga R: keluarga/klien mengerti tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan 3.3.3 Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien R: sebagai bentuk informed consent
3.4 Tahap kerja
3.4.1 Menjaga privacy R: menjaga hak dan kenyamanan klien 3.4.2 Mengatur posisi klien R: klien mendapat posisi yang nyaman 3.4.3 Pasang pengalas R: mencegah cairan mengenai pakaian atau selimut klien 3.4.4 Letakkan bengkok R: tempat untuk membuang sampah 3.4.5 Periksa dahulu sisa makanan dilambung dengan menggunakan spuit yang diaspirasikan ke pipa lambung R: memastikan lambung dapat melakukan pengosongan lambung lambat atau tidak 3.4.6 Lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara pasang corong/ spuit pada pangkal pipa R: memudakan memasukkan makanan atau cairan ke dalam lambung 3.4.7 Masukkan ASI, tinggikan 30 cm, sebelum habis klem kembali. R: menggunakan gravitasi untuk memudahkan ASI masuk ke dalam lambung 3.4.8 Ambil udara dengan menggunakan spuit kurang lebih 1 cc, kemudian masukkan kedalam selang. R: mencegah terjadinya sumbatan pada selang dan ASI yang basi akibat sisa cairan di selang OGT 3.4.9 Menutup ujung OGT dengan klem R: mencegah udara masuk ke dalam lambung dan menyebabkan kembung 3.4.10 Membersihkan sisa makanan pada klien R: menjaga kebersihan klien 3.4.11 Merapikan klien R: memberikan kenyamanan untuk klien
3.5 Tahap terminasi
3.5.1 Melakukan evaluasi tindakan R: mengetahui respon klien setelah dilakukan tindakan 3.5.2 Berpamitan dengan klien/keluarga R: menerapkan etika keperawatan 3.5.3 Membereskan alat-alat R: menjaga kerapian 3.5.4 Mencuci tangan R: mencegah transmisi mikroorganisme 3.5.5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan R: sebagai bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas intervensi yang telah dilakukan
4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya 4.1 Bahaya : Aspirasi apabila selang salah masuk kedalam saluran pernafasan. Untuk mengetahui selang masuk lambung atau tidak dengan cara mengaspirasi residu langsung, memasukkan udara dan dengarkan pada daerah epigastrik pada saat udara di masukkan, atau memasukkan ujung selang ke dalam air apabila tidak ada gelembung air maka selang masuk tepat dilambung 4.2 Bahaya : Selang tersumbat akibat cairan sisa sebelumnya, sehingga cairan tidak dapat masuk kelambung dan sisa ASI yang ada di selang menjadi basi Pencegahan : bersihkan selang OGT setelah pemberian ASI dengan cara aspirasi udara kurang lebih 1 cc karena apabila terlalu banyak akan menyebabkan kembung dan masukkan ke dalam selang untuk mendorong sisa ASI yang ada di dalam selang masuk ke dalam lambung
5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan
5.1 Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada di dalam lambung (cairan, udara, darah, racun , dll) 5.2 Memasukkan cairan (memenuhi kebutuhan ciran atau nutrisi)
6. Hasil yang di dapat dan maknanya
6.1 Hasil: setelah dilakukan pemberian ASI sebanyak 5 cc klien tidak mengalami mual, muntah dan aspirasi 6.2 Makna : kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah/diagnosa tersebut (mandiri/kolaborasi) 7.1 Diskusikan bagaimana cara penggunaan pompa ASI bila bayi tidak mampu mengenal puting Pangka Raya, Juli 2019