Anda di halaman 1dari 2

MENGATUR KEUANGAN UNTUK PASANGAN LDM

Pasangan LDM, pastinya sudah mempertimbangkan keputusan saat LDM, jadi ini harusnya sudah
dihitung ya dari awal, apakah dengan LDM penghasilan suami meningkat? Sehingga biaya tambahan
yang muncul bisa tercover?. Apakah LDMnya hanya sementara, kemudian ada rencana lain? Ini bisa
dibicarakan di awal, biar ngga ada ceita di tengah-tengah pusing, kok biaya nambah banyak. Lha yaiya
nambah namanya juga ada jarak 

Untuk pasangan LDM, karena ada dua dapur. Yang pertama kali harus dilakukan adalah duduk bersama
dulu sama pasangan untuk menyepakati pola pengaturan keuangan keluarga. Ini juga wajib dilakukan
oleh semua ya baik yang LDM ataupun tinggal serumah.

Sepakati dulu, siapa yang pegang kendali keuangan. Mengenai polanya udah ada di slide , ada beberapa
type pengelolaan keluarga, silahkan disepakati mana yang paling pas.

Di sini perlu diketahui juga apakah istri bekerja atau tidak, karena untuk pasangan LDM, akan berbeda
sekali ngatur uangnya saat istri bekerja atau tidak. Jika istri bekerja, menurut pengalamanku lebih enak
masing-masing pegang gajinya, dengan disepakati berapa uang yang harus disetor suami ke istri untuk
kebutuhan rumah. Namun kalau tidak bekerja, sebaiknya gaji suami diberikan ke istri setelah dikurangi
pengeluaran pribadi suami di rantau. Tapi tetap kembali ke kesepakatan dan prinsip bahwa yang jadi
manajer keuangan keluarga harus yang paling mampu, boleh istri boleh suami

Teknis menyusun anggarannya:


1. Totalkan seluruh penghasilan kalian, isi di file cashflow yang sudah kita kasi
2. Isi pos-pos pengeluaran. Minta suami isi kebutuhan dia di rantau apa saja. Sebaiknya, maksimal
pengeluaran suami adalah 20% dari gaji dia. Biar 80%nya bisa digunakan untuk kebutuhan
keluarga di rumah.
3. Dari yang 80% gaji suami, ini digunakan untuk kebutuhan rumah. Bagi menjadi 5 pos besar :
- Pengeluaran Rutin
- Cicilan Utang : Max 30%
- Sosial
- Investasi dan tabungan
- Lifestyle

Jika istri bekerja, maka bisa dilakukan pembagian kewajiban, tanpa harus menggabung penghasilan :
 Yang berhubungan dengan biaya sekolah anak, tagihan-tagihan seperti listrik, air, wifi, tv kabel,
yang bisa dilakukan via transfer maka ini serahkan jadi kewajiban suami.

 Yang harus disediakan di rumah, seperti groceries, uang makan, iuran komplek dsb, bisa menjadi
tanggung jawab istri.
Atau bisa dengan menjumlahkan total seluruh pengeluaran keluarga, lalu dikurangi kebutuhan
suami. Nah sisanya itulah yang harus ditansfer suami ke mba Azwina, untuk kemudian mba Azina
yang atur.

Untuk pasangan LDM, jangan lupa tambahkan pos pengeluaran berupa “ Pos Kangen”.Pos kangen ini
isinya : biaya transportasi, akomodasi, dan hiburan. Sebelumnya harus disepakati dulu pulang sebulan
sekali atau dua bulan sekali, sehingga bisa membeli tiket secara terancana dan mendapat harga
bersahabat. Hindari beli tiket mendadak dangdut ya karena ntar bisa mendadak bangkrut .

Untuk alokasi “Pos Kangen”, harus dibikin budget maksimal, karena problema pasangan LDM biasanya
bocor di sini. Capek-capek menghemat eh langsung ambyar karena dipake buat pulang yang ngga pake
planning. Untuk pos Ini sebaiknya yang pegang suami saja. Karena yang beli tiket kan juga dia, dan
biar berasa keren aja kalo pulang suami yang bayar-bayar hahahah.
Jika penghasilan bulanan tidak bisa mengcover pengeluaran pos kangen ini (karena memang besar),
maka ambil dari penghasilan tahunan. Jadi tiap dapat bonus, langsung sisihkan untuk kebutuhan dana
pulang setahun.

Untuk pos tabungaan, tunjuk satu orang yang mengelola ini, jangan sampe masing-masing mengira
pasangannya udah nabung akhirnya sama-sama ngga punya tabungan.

Alokasi tabungan dan investasi :

 Dana darurat : Min 6 kali pengeluaran (tergantung jumlah anggota keluarga, lihat di penjelasan
piramida keuangan sebelumnya). Ini bisa ditabung rutin per bulan dari gaji sampai jumlah ideal
 Proteksi : Pencari nafkah wajib punya asuransi jiwa, Seluruh anggota keluarga wajib punya
asuransi kesehatan, minimal BPJS.
 Investasi : Ini dilakukan, setelah pengeluaran rutin, dana darurat dan proteksi dimiliki.
Sebelumnya tentukan dulu tujuan2 keuangan yg mau dicapai. Susun berdasarkan prioritas, dana
pension dan dana pendidikan menjadi prioritas utama,

Selain hal-hal di atas, lakukan juga hal-hal ini :

Setelah tiba di tempat yang baru, lakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap keuangan, caranya sbb :

1. Usahakan selalu survey untuk tempat kerja yang baru

Survey bisa melalui internet atau bertanya ke teman terkait biaya hidup di tempat baru. Ini juga sekalian
survey lokasi tempat tinggal suami sehingga kalau bisa tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk
transportasi misalnya

2. Lakukan review ulang cashflow keluarga

Dari file cashflow yang kami kasih silahkan diisi pos-pos pengeluaran keluarga. Jika hasilnya sudah
positif, maka saat pindah kota, tinggal dilihat ulang, mana pengeluaran yang bisa diturunkan. Misal
groceries, coba ditukar dengan merk yang lebih murah. Biaya transportasi, mungkin bisa dicari
alternative yg lebih murah. Dsb.

3. Sebisa mungkin jangan punya utang konsumtif

Dengan kenyataan kondisi yang berpindah-pindah dan LDR membuat pengeluaran keluarga harus
disesuaikan terus menerus maka memiliki utang konsumtif bukanlah hal yang tidak bijak. Sebaiknya jika
punya utang konsumtif agar dijadwalkan untuk dilakukan pelunasan bertahap. Yang termasuk utang
konsumtif seperti kartu kredit, pinjol.

Lakukan hal-hal di atas. Setelah tenang di tempat yang baru, jangan lupa untuk membuat plan dan
penyusunn keuangan yang baru yang disesuaikan dengan kondisi saat itu.

@Annisast & @Winditeguh

Anda mungkin juga menyukai