Anda di halaman 1dari 10

52

Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 4, No. 2, April 2019, hlm 52-61

PERAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (KPUD) DALAM


MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT PADA
PEMILUKADA DI KABUPATEN MUNA BARAT

Yuni Kartika, Joko, La Iba


Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
UNIVERSITAS HALU OLEO, +6285332323077
Yunikartika4694@gmail.com

ABSTRAK

Berdasarkan latar belakang maka yang menjadi yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana peran KPUD dalam meningkatkan partisipasi pemilih. Tujuan dalam
penelitian ini adalah mengungkap peran-peran KPUD dalam meningkatkan partisipasi politik hingga
mencapai tingkat partisipasi tertinggi di Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan penentuan informan menggunakan bentuk purpose sampling (sampel
seleksi) dengan penentuan informan secara sengaja yang diharapkan mampu menjawab permasalahan
peneliti secara utuh. Penelitian ini menggunakan teori Laswell. Dengan jumlah informan sebanyak 8
orang yang terdiri dari 5 orang dari internal sekretariat KPUD Kabupaten Muna Barat dan 3 orang
berasal dari kalangan masyarakat (Tokoh Masyarakat) sebagai partisipan politik.
Hasil penelitian ini menjelaskan dan membuktikan bahwa peran KPUD dalam meningkatkan
partisipasi politik masyarakat Muna Barat dilakukan dalam beberapa cara dan bentuk, hasil penelitian
membuktikan terdapat empat peran yang digunakan dalam meningkatkan partisipasi politik yaitu a)
Sosialisasi, b) Membuat Surat Pemberitahuan, c) Pengumaman Melalui Media, d) Penetapan DPT.

Kata Kunci: KPUD, Partisipasi, Partisipasi Politik, Masyarakat Muna Barat, Muna Barat,
Sulawesi Tenggara.

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


53
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 4, No. 2, April 2019, hlm 52-61

ROLE OF COMMISSION OF REGIONAL GENERAL ELECTION (KPUD)


IN INCREASING COMMUNITY POLITICAL PARTICIPATION IN
ELECTION IN MUNA BARAT DISTRICT

ABSTRACT

Based on the background, what becomes the goal in this study is to find out how the role of the
Election Commission in increasing voter participation. The purpose of this study was to uncover the
roles of the Election Commission in increasing political participation to reach the highest level of
participation in Southeast Sulawesi. This study uses qualitative research methods with the
determination of informants using the purpose of sampling (sample selection) by deliberately
determining the informants who are expected to be able to answer the researcher's problems as a
whole. This study uses the Laswell theory. With the number of informants as many as 8 people
consisting of 5 people from the internal secretariat of the Election Commission of West Muna
Regency and 3 people from the community (Community Leaders) as political participants.
The results of this study explain and prove that the role of the Election Commission in
increasing the political participation of the West Muna community is carried out in several ways and
forms, the results of the study prove that there are four roles used to increase political participation,
namely a) Socialization, b) Making a Notice, c) Media, d) Determination of DPT.

Keywords: Role of KPUD, Participation, Political Participation, West Muna Society, West Muna,
Southeast Sulawesi

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


54
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 4, No. 2, April 2019, hlm 52-61

PENDAHULUAN
Pemilihan Umum (Pemilu) sering disebut sebagai Pesta Demokrasi yang dilakukan
sebuah Negara. Dalam sebuah negara yang menganut paham demokrasi, pemilu menjadi
kunci terciptanya demokrasi. Di Indonesia pemilu merupakan suatu wujud nyata dari
demokrasi dan menjadi sarana bagi rakyat dalam menyatakan kedaulatannya terhadap Negara
dan Pemerintah. Kedaulatan rakyat dapat diwujudkan dalam proses Pemilu untuk
menentukan siapa yang harus menjalankan dan mengawasi pemerintahan dalam suatu negara.
Pemilu berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesiatahun
1945. Pemilu diselenggarakan dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Partisipasi politik dalam negara demokrasi merupakan indikator implementasi
penyelenggaraan kekuasaaan negara tertinggi yang absah oleh rakyat (kedaulatan rakyat),
yang dimanifestasikan keterlibatan mereka dalam pesta demokrasi (Pemilu). Makin tinggi
tingkat partisipasi politik mengindikasikan bahwa rakyat mengikuti dan memahami serta
melibatkan diri dalam kegiatan kenegaraan. Sebaliknya tingkat partisipasi politik yang rendah
pada umumnya mengindikasikan bahwa rakyat kurang menaruh apresiasi atau minat terhadap
masalah atau kegiatan kenegaraan. Rendahnya tingkat partisipasi politik rakyat direfleksikan
dalam sikap golongan putih (golput) dalam pemilu.
Pada daerah Kabupaten Muna Barat selaku daerah yang baru mekar maka penting
untuk menjelaskana bagaimana peran KPUD dalam meningkatkan partisipasi politik
masyarakatnya. Hal tersebut merupakan pertimbangan dibentuknya Undang-Undang tentang
Penyelenggara Pemilihan Umum. Di kabupaten Muna Barat, masih terdapat sebagian
masyarakat yang tidak mengetahui betapa pentingnya partisipasi mereka dalam memilih
kepala daerahnya, karena masyarakat belum sepenuhnya mengetahui manfaat pemilu. Hal ini
ditunjukkan dengan tingkat partisipasi memilih yang tidak tinggi dengan menempati urutan
pertama skala provinsi dengan tingkat partisipasi 84,8%, hal ini merupakan sebuah prestasi
sebab sebagai daerah yang baru mekar Kabupaten Muna Barat telah menduduk urutan
pertama tingkat pasrtisipasi politik masyarakatnya unggul dari Kota Kendari yang berada di
kisaran 81,1%.

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


55
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 4, No. 2, April 2019, hlm 52-61

Teori Lasswel
Sebagaimana telah disebutnya sebelumnya bahwa Harold D. Lasswell mencoba untuk
menjelaskan kompleksitas proses komunikasi melalui tulisannya yang bertajuk The Structure
and Function of Comunication in Society (1948). Menurut Harold D. Lasswell, cara yang
paling baik untuk menjelaskan kompleksitas proses komunikasi adalah dengan menjawab
beberapa pertanyaan yaitu Who Says What In Which Channel To Whom With What
Effect? Model komunikasi yang dikenalkan oleh Lasswell tidak jauh berbeda dengan apa
yang telah dikemukakan jauh sebelumnya oleh Aristoteles.
Menurut Lasswell, komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan yang
dilakukan melalui media kepada komunikate yang menimbulkan efek tertentu. Model
komunikasi Lasswell menggambarkan kajian proses komunikasi secara ilmiah yang
menitikberatkan pada berbagai turunan dari setiap elemen komunikasi dan sekaligus
merupakan jawaban dari pertanyaan yang telah ia kemukakan. Kelima elemen komunikasi
tersebut adalah :
dalam model komunikasi Lasswell, terdapat 5 (lima) elemen komunikasi yang juga dapat
digunakan sebagai alat untuk melakukan evaluasi terhadap proses komunikasi dan evaluasi
terhadap masing-masing elemen komunikasi. Kelima elemen tersebut adalah sebagai berikut :
a) Who, merujuk pada komunikator atau sumber yang mengirimkan pesan.
Menurut Lasswell, dalam setiap bentuk komunikasi selalu ada seseorang atau sesuatu
yang memainkan peran dalam melakukan komunikasi. Para ahli komunikasi sepakat bahwa
yang dimaksud dengan komunikator adalah source/transmitter/sender atau pengirim pesan.
Terkait dengan studi media, maka elemen Who dalam model komunikasi Lasswell dapat
dikaji melalui analisis kontrol atau control analysis. Yang dimaksud dengan analisis kontrol
atau control analysis adalah studi atau kajian yang menitikberatkan pada hal-hal yang terkait
dengan kepemilikan media massa, ideologi media, dan lain sebagainya.
b) (Says) What, merujuk pada isi pesan.
Elemen kedua dalam model komunikasi Lasswell adalah elemen (Says) What yang
merujuk pada isi pesan. Terkait dengan studi media, maka elemen (Says) What dapat dikaji
melalui content analysis atau analisis isi. Yang dimaksud dengan analisis isi atau content
analysis adalah penelitian terhadap isi pesan dan biasanya diterapkan melalui pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat representasi. d. (To) Whom, merujuk pada penerima pesan.

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


56
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 4, No. 2, April 2019, hlm 52-61

Elemen keempat yang tak kalah penting dalam model komunikasi Lasswell adalah
elemen (To) Whom atau siapa yang menjadi penerima pesan. Dalam tataran kajian media,
studi yang menekankan pada penerima pesan atau khalayak disebut dengan audience
analysis atau analisis khalayak.
e. (With What) Effects, merujuk pada efek media yang ditimbulkan.
Elemen terakhir dalam model komunikasi Lasswell adalah elemen (With What)
Effects, yaitu efek yang ditimbulkan dari komunikasi yang dilakukan. Kajian terhadap elemen
efek media disebut dengan analisis efek atau effect analysis. Kita melakukan komunikasi
karena ada tujuan yang ingin dicapai. Lasswell tidak menekankan pada komunikasi
interpersonal atau komunikasi antar pribadi namun pada efek media massa.

c. (In Which) Channel, merujuk pada media atau saluran


Kemudian, elemen ketiga dalam model komunikasi Lasswell adalah elemen (In Which)
Channel yang merujuk pada pemilihan dan penggunaan media dalam proses pengiriman
pesan. Terkait dengan studi media, penelitian yang menitikberatkan pada media massa seperti
radio dan lain-lain dinamakan analisis media atau media analysis. Sama halnya dengan
analisis isi, dalam analisis media penelitian dilakukan dengan menggunakan berbagai
pertanyaan terkait ketersediaan media yang sesuai yang akan digunakan untuk mengirimkan
pesan.

METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada kantor KPU Daerah Kabupaten Muna Barat yang
dianggap cukup representatif untuk mengetahui Peran Komisi Pemilihan Umum (KPUD)
Kabupaten Muna Barat dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat pada
PILKADA(Serentak) Tahun 2017. Lokasi dipilih dengan pertimbangan bahwa lembaga ini
dibentuk sebagai wadah operasional dalam rangka pelaksanaan PILKADA.
Subjek dan Informan
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh anggota dan staf sekretariat Komisi Pemilihan
Umum (KPU) Kabupaten Muna Barat. Sedangkan informan dalam penelitian ini berjumlah 8
orang yang terdiri dari . Ketua KPU Kab. Muna Barat 1 Orang , Kasubag. Program dan

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


57
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 4, No. 2, April 2019, hlm 52-61

Perencanaan 1Orang, Kasubag HUMAS KPU Kab.Muna Barat 1 Orang, Pegawai


Sekretariat KPU Kab. Muna Barat 2 Orang, Tokoh Masyarakat 3 Orang.
Teknik Pengumpulan Data
Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu diperoleh serta dikumpulkan
dengan cara observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan studi pustaka.
1. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis terhadap
aktivitas individu atau obyek lain yang diselidiki.
2. Wawancara mendalam (in depth interview) adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancara, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan
terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
3. Dokumentasi yang merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi
yang digunakan oleh peneliti yaitu berupa foto, gambar atau data-data lainnya. Hasil
penelitian dari observasi dan wawancara akan semakin sah dan dapat dipercaya
apabila di dukung oleh foto-foto
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dimana penulis
mengumpulkan data yang ada, menyusun secara sistematis, kemudian mendeskripsikan hasil
penelitian berdasarkan gambaran atau data yang didapatkan ketika penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati memiliki daya tarik yang berbeda pada
masyarakat/pemilih di Muna Barat. Berbeda deangan pemilihan Pilpres lebih banyak
menyajikan informasi kepada masyarakat berkaitan isu-isu nasional. Dimana isu-isu tersebut
terkadang tidak terlalu relevan dengan keadaan di Kabupaten Muna Barat. Seperti persoalan
kemiskinan, kelaparan, atau kurangnya lapangan pekerjan. Persoalan tersebut relatif tidak
terjadi di Kabupaten Muna Barat. Meski ada beberapa isu yang berkaitan seperti
pembangunan infrastruktur, ketersediaan listrik, persoalan perkebunan dan lain-lain. Selain
itu upaya untuk menarik perhatian sampai dengan masyarakat berpartisipasi untuk
mencoblos, antara Pilpres dan Pilbup di Muna Barat sangat berbeda.

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


58
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 4, No. 2, April 2019, hlm 52-61

Jikalau Pilpres masyarakat hanya mendapat informasi dan dorongan dari media
massa, tapi Pilbup dan Pilcaleg Muna Barat peserta Pemilu mendatangi satu persatu
masyarakat untuk diajak memilih peserta Pemilu. Pada Pileg dan Pilbup masyarakat “dirayu”
sedemikian rupa oleh Tim Sukses untuk mau mencoblos. Dengan demikiaan partisipasi
politik masyarakat pada Pileg dan Pilbup kurang mandiri, karena adanya dorongan lebih
peserta dengan berbagai cara. Termasuk kemungkinan terjadinya Money Politics.
Sebagaimana dikemukakan pada landasan teori, bahwa ketika kita membahas tentang
peran atau peranan maka tidak terlepas dari tugas, wewenang, dan kewajiban dari orang atau
organisasi. Selain itu peran tersebut akan berkaitan dengan harapan-harapan masyarakat atau
lingkungan di sekitar seseorang atau organisasi. Bilamana peran tersebut dipahami terdiri atas
unsur tugas, wewenang, dan kewajiban, maka ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan satu
sama lain karena saling mempengaruhi. Sehingga akan lebih jika kita mengkaji tentang peran,
maka sebaiknya secara utuh meliputi pelaksanaan tugas pokok, wewenang, dan kewajiban.
Pelaksanaan tugas pokok, wewenang, kewajiban KPU Kabupaten Murung Raya telah diatur
dalam Peraturan KPU Nomor 1 Tahun 2010 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum,
Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dan
peraturan lain yang berkaitan dengan KPU Kabupaten.
Peneliti berpendapat bahwa dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi di
lapangan, KPU Kabupaten Muna Barat telah menjalankan perannya secara administratif
sebagaimana diatur dalam PKPU dan peraturan perundangan yang lain. Bahkan para anggota
KPU Kabupaten Muna Barat tak jarang melaksanakan tugasnya diluar jam kerja atau diluar
hari kerja seperti: pada malam hari dan hari Minggu. Hal tersebut dilakukan dalam upaya
untuk memberikan pelayanan lebih kepada peserta Pemilu dan masyarakat yang
membutuhkan pelayanan.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan Teori Lasswell didapatkan beberapa
rumusan penting yang menjelaskan posisi teori pada peran meningkatkan partisipasi politik
masyarakat Kabupaten Muna Barat. Pertama, elemen sumber pada Teori Lasswel yaitu
komunikator yang mengirimkan pesan, KPUD Muna Barat memahami bahwa sebagai
lembaga yang diamatkan oleh UU sebagai penyelenggara pemilu mesti berinovasi dalam
memberikan edukasi kepemiluan, hal ini tercermin dari keterbukaan KPUD atas segala
informasi. Kedua, isi pesan yang disampaikan oleh KPUD Muna Barat terbagi dalam dua

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


59
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 4, No. 2, April 2019, hlm 52-61

rumusan yaitu larangan dan anjuran, larangan berisi politik uang dan golput serta anjuran
berisi pentingnya menentukan pilihan politik dan partisipasi pemilih.
Ketiga, media yang digunakan adalah sosialisasi Telah dijelaskan pula dalam UU
Pemilukada Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 pasal 13 yang menjelaskan bahwa
KPU Kabupaten/Kota memiliki tugas dan wewenang dalam Pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota diantaranya melaksanakan Sosialisasi
penyelenggaraan Pemilihan dan/atau yang berkaitan dengan tugas KPU Kabupaten/Kota
kepada masyarakat. KPU sangat memiliki peran besar sebagai agen sosialisasi kepada
masyarakat, dari KPU daerah ini yang lebih mengerti bagaimana seluk beluk daerahnya
masing-masing (UU Pemilukada No. 8 tahun 2015).
Kearifan lokal sangatlah penting untuk menunjang tahapan sosialisasi sebab sebagai
masyarakat lokal yang menjunjung tinggi nilai nilai budaya maka sangatlah perlu
memanfaatkan kearifan lokal sebagai tupoksi kerja sosialisasi peningkatan partipasi politik
masyarakatnya. Dengan dilakukan sosialisasi, KPUD Muna Barat berharap agar masyarakat
yang golput dapat berkurang serta masyarakat yang kurang paham dengan Pilkada dijadikan
lebih paham dengan Pilkada dan masyarakat tidak hanya diajak memilih, namun dapat
menjadi pemilih yang cerdas untuk memilih berdasarkan hati nurani.
Keempat, penerima pesan dalam hal ini masyarakat Muna Barat memiliki kesadaran
yang tinggi atas segala larangan dan anjuran yang telah diterapkan baik oleh KPUD maupun
Bawaslu. Bahkan karena tingginya kesadaran masyarakat, pada saat pencoblosan masyarakat
berperan aktif dalam menangkal politik uang dan anti golput. Kelima, efek dari seluruh
proses yang dilakukan oleh KPUD Kabupaten Muna Barat dapat tercermin dari tingginya
partisipasi politik bahkan menempati urutan pertama dengan tingkat partisipasi tinggi yaitu
84,8%.
.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat di simpulkan
beberapa hal sejalan dengan rumusan masalah yaitu:
Peran Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Muna Barat dalam meningkatkan
partisipasi politik masyarakat pada pemilukada di Kabupaten Muna Barat terdiri dari 5
elemen yaitu:

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


60
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 4, No. 2, April 2019, hlm 52-61

Dalam tahapan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah, Komisi Pemilihan Umum


Kabupaten Muna Barat melakukan berbagai hal untuk mengarahkan partisipasi politik
masyarakat. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a) Sumber, KPUD menyadari sebagai sumber utama dalam proses pemilihan, maka
penting untuk membuka informasi seluas-luasnya
b) Pesan, KPUD merumuskan pesan yang disampaikan yaitu dalam dua kategori yakni
larangan dan anjuran
c) Saluran, KPUD menggunakan saluran sosialisasi sebagai media penyampaian
informasi kepemiluan
d) Penerima pesan, penerima pesan yaitu masyarakat Muna Barat sangatlah baik, seluruh
informasi yang diberikan dipahami dan dijalankan dengan baik
e) Efek, hasil dari seluruh proses melalui kategori Teori Lasswell yaitu dari sumber, isi
pesan, saluran, penerima hingga menghasilkan efek yaitu dengan keluarnya
Kabupaten Muna Barat sebagai daerah dengan tingkat partisipasi tertinggi yaitu
84,8%.

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


61
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 4, No. 2, April 2019, hlm 52-61

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani, 2007. Peranan KPU dalam pemilihan. PT. Citra Aditya Bhakti, Bandung.
Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. -------- 2004.
Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Arifin,
Anwar. 2010. Opini Publik. Jakarta: Gramata.
Arifin, Anwar. 2011. Komunikasi Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arisandi, Herman. 2015. Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi. Yogyakarta: IRCiSodD.
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Dean L. Burlund, 1986. Pengertian Komunikasi Antarpribadi.PT. Citra Aditya Bhakti, Bandung.
DeVito, Joseph. 1995. Psikologi Praktis:Anak Remaja dan Keluarga. BPK Gunung Mulya:Jakarta.
Dra. Siti Mutmainah dan Drs. Ahmad Fauzi, Psikologi Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta,
2005
Effendi, 2003. Proses Komunikasi Dalam Prespektif Psikologi.
Effendy, Onong Uchyana. 1993. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. PT. Citra Aditya Bhakti,
Bandung.
Fits (Agustus, 2006), Mengemukakan Tentang Konsep Diri.
Forsdale, 1981. Ahli Sosiologi Amerika Dalam Comunication Is The Process.
Harahap Edi, M,Pd, 2014. Komunikasi antar pribadi. PT. Citra Aditya Bhakti, Bandung.
Joko J. Prihatmoko, 2005.Asas Pilkada Secara Demokratis. Gunung Mulya:Jakarta
Jhonson, (1981). Pembukaan diri atau self-disclousure.
Jourard.S. M. 1971. Self Disclosure; An Experimental Analysis of the Transparent Self. New York:
Publishing Company Huntington.
Liliweri, Allo. 1997. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung;Citra Aditya Bakti.
Littlejohn, 1999, Theoris of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing
Company.
Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antar Pribadi. PT. Citra Aditya Bhakt i, Bandung.
Miller, 1976. Dalam Exploration Interpersonal Cominication.
Purba, Amir dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Pustaka Bangsa Press. Medan.
Prawitasari, J.E.1994. Handout Pskoterapi II. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Gadjah
Mada.
Surbakti Ramlan, 2007.Partisipasi Politik. Pustaka Bangsa Press. Medan.
Soerjono Soekanto, 2002. Unsur-Unsur Peranan Atau Role. PT. Citra Aditya Bhakti Bandung.
Wahidin,2008.Berfungsi Menyelenggarakan Pemilihan Umum Secara Berjenjang. Pustaka Bangsa
Press. Medan.

Undang Undang
UU No. 4/2000, Tentang diharuskan bahwa anggota KPUD adalah non-partisipan
UU No. 12 Tahun 2003 tentang pemilu DPR, DPD dan DPRD
UU No. 22 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan pemilu
UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
UU No. 15 Tahun 2011 Pasal 10 ayat (3) tentang penyelenggara PILKADA,
UU No. 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 22E ayat (1) berisi ketentuan bahwa
pemilihan umum dilaksanakan secarang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index

Anda mungkin juga menyukai