Abstract: Differences Influence Basting and Immersion Alcohol 70% Decrease Score Against Germs Count
on Tools Dentistry. The purpose of research is to determine the effect difference basting and soaking with alcohol
70% of the germ count rate reduction on dentistry tool. This study is a quasi-experimental research. The population
in this study are dental tools that have been used in the dental clinic nursing care services. The sampling technique
used purposive sampling. The results showed that all treatments yielded significant results in reducing the number
of germ count dentistry tool. Treatment basting and soaking with 70% alcohol for 2 minutes provides the most
optimal results in reducing the bacteria count and gives a negative result in the identification of Staphylococcus
sp. and Streptococcus sp.
Abstrak: Perbedaan Pengaruh Pengolesan Dan Perendaman Alkohol 70% Terhadap Penurunan Angka
Hitung Kuman Pada Alat Kedokteran Gigi. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perbedaan pengaruh pen-
golesan serta perendaman dengan alkohol 70% terhadap penurunan angka hitung kuman pada alat kedokteran gigi.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Populasi dalam penelitian adalah alat kedokteran gigi
yang telah dipakai di klinik pelayanan Asuhan Keperawatan gigi. Teknik pengambilan sampel menggunakan pur-
posive sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa semua perlakuan memberikan hasil yang signifikan menurun-
kan angka hitung kuman pada alat kedokteran gigi. Perlakuan pengolesan dan perendaman dengan alkohol 70%
selama 2 menit memberikan hasil yang paling optimal dalam menurunkan angka hitung kuman dan memberikan
hasil negatif pada identifikasi kuman Staphylococcus sp. dan Streptococcus sp.
Kontaminasi dari rongga mulut dan luka terbuka dap- seperti masker, sarung tangan lateks, penutup kepala,
at disebarkan oleh udara, air, debu, aerosol, percikan baju jas penutup dan penutup kaki. Alat harus dalam
atau droplets, sekresi saluran pernafasan, plak, kalku- kondisi bebas kuman saat akan dipakai pada pasien,
lus, bahan tumpatan gigi dan debris. Flora mulut jika tidak maka risiko infeksi silang besar terjadinya.
yang patogen dari pasien dapat ditransmisikan pada Proses sterilisasi rasanya tidak mungkin dilakukan
jaringan atau organ (autogenous infection) seperti di saat kerja lapangan, selain memakan waktu yang
katup jantung, sendi artificial, dan jaringan lunak se- lama juga tidak memungkinkan membawa alat steri-
kitarnya, dan tulang. (Richard, 2001). lisasi itu di lapangan. Proses desinfeksi inilah yang
Prosedur pencegahan penularan penyakit infek- paling mungkin dilakukan untuk mengurangi jumlah
si antara lain adalah evaluasi pasien, perlindungan kuman, yang pada akhirnya untuk mengurangi terjad-
diri, sterilisasi dan disinfeksi, pembuangan sampah inya infeksi silang.
yang aman dan tindakan asepsis termasuk juga da- Banyak penyakit infeksi dapat ditularkan selama
lam laboratorium teknik gigi (Samanarayake, 2006). perawatan gigi, antara lain TBC, sifilis, hepatitis A,
Metode sterilisasi dan asepsis masa kini pada praktek B, C, AIDS, ARC, herpes, dan lain-lain. Dilakukan-
dokter gigi dan laboratorium gigi secara nyata telah nya tindakan pencegahan infeksi dapat mencegah
menurunkan risiko terjadinya penyakit pada pasien, terjadinya infeksi yang berbahaya, bahkan dapat
dokter gigi, dan stafnya (Richard, 2001) mencegah terjadinya kematian. Sumber infeksi yang
Selama bekerja di lapangan, kontrol infeksi si- potensial pada praktek dokter gigi termasuk tangan,
lang tetap harus dilaksanakan antara lain dengan saliva, darah, sekresi hidung, baju, rambut juga alat-
menggunakan alat perlindungan diri bagi operator, alat/ instrumen dan perlengkapan praktek lainnya ha-
1612 jurnal vokasi Kesehatan, Volume II Nomor 2 Juli 2016, hlm. 160 - 164
rus dijaga sterilitasnya untuk mengurangi risiko nter- membran sel rusak dan enzim-enzim akan diinaktif-
jadinya infeksi (Neil Savage, 2001). kan oleh alkohol. Dengan cara mengoleskan alkohol,
Di Jurusan Keperawatan gigi, mahasiswa mel- mungkin belum didapatkan hasil yang efektif untuk
aksanakan praktek kerja lapangan pada mata kuliah membunuh kuman Keadaan ini menyebabkan peneliti
pelayanan asuhan kesehatan masyarakat. Pada pelak- ingin mengetahui berapa lama waktu yang optimum
sanaan di lapangan, operator harus menangani banyak bahan alkohol 70 dalam mencegah infeksi nosoko-
pasien dengan waktu ganti antara pasien satu dengan mial. Apakah cukup dengan mengoleskan alkohol
pasien berikutnya sangat singkat. Operator harus ber- saja atau dengan merendamnya dalam larutan alko-
hemat waktu agar semua pasien dapat terlayani den- hol selama 2 menit, metode manakah yang mampu
gan baik. Banyaknya pasien tidak sebanding dengan menurunkan jumlah angka hitung kuman untuk men-
jumlah alat yang tersedia, sehingga proses sterilisa- gurangi kemungkinan terjadinya infeksi silang.
si dan disinfeksi pada alat harus dilakukan. Idealn-
ya, semua perlakuan dan perawatan harus dilakukan METODE
dalam ruangan yang memiliki higiene sanitasi yang
baik. Alat dan bahan yang dipakai harus steril un- Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen-
tuk mencegah infeksi silang yang kemungkinan be- tal semu. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Sep-
sar dapat terjadi, tapi saat pelaksanaan di lapangan tember 2015 di klinik JKG dan Laboratorium Terpadu
keadaannya tentu berbeda. Poltekkes Kemenkes Pontianak. Populasi dalam pe-
Banyak bahan disinfeksi yang beredar di pasa- nelitian ini adalah alat kedokteran gigi yang telah di-
ran, dari harga murah sampai yang mahal. Salah satu pakai di klinik pelayanan Asuhan Keperawatan gigi.
bahan disinfeksi yang banyak beredar, murah dan Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan
sering dipakai adalah bahan disinfeksi alkohol 70%, teknik purposive sampling, yaitu alat yang akan di-
dengan nama kimia Ethyl Alcohol atau Ethanol. Alko- jadikan sampel adalah alat kedokteran gigi yang telah
hol dijual dalam bentuk sediaan cair yang sudah siap dipakai di klinik pelayanan Asuhan Keperawatan gigi.
pakai dengan konsentrasi 70% atau 90%. Penelitian Alat kemudian dilakukan desinfeksi dengan pengole-
tentang manfaat alkohol telah lama dilakukan tapi san alkohol 70% dan pengolesan serta perendaman
sejalan dengan perkembangan bakteri sekarang ini, selama 60 detik dengan alkohol 70%. Alat dilakukan
perlu kiranya dilakukan penelitian ulang efektifitas usapan dan dengan teknik pengenceran dilakukan
penggunaan alkohol sebagai bahan desinfeksi dalam pembiakan kuman dengan nutrient agar, untuk meli-
membunuh bakteri penyebab infeksi silang. hat angka kuman yang masih ada pada alat, kemudian
Penelitian dengan menggunakan bahan alkohol diamati perbedaan penurunan yang terjadi.
telah dilakukan oleh Dhirgo Adji dkk, yang meneli-
ti tentang efektifitas sterilisasi menggunakan alkohol HASIL DAN PEMBAHASAN
70%, otoklaf, inframerah dan ozon terhadap pertum-
buhan bakteri berspora Bacillus subtilis. Hasil dari Sampel berjumlah 15 sampel berupa alat sonde
penelitian ini menunjukkan bahwa sterilisasi dengan half moon, yang terbagi menjadi 3 perlakuan, per-
alkohol 70%, Bacillus subtilis masih tetap tumbuh lakuan pertama berjumlah 5 sampel sebagai kontrol
meskipun telah direndam dalam alkohol selama 3 yaitu alat yang telah kontak dengan gigi dalam rongga
jam. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa sterilisasi mulut kemudian dicuci mempergunakan sabun anti-
menggunakan inframerah adalah yang paling efektif septik, perlakuan kedua berjumlah 5 sampel yaitu alat
diantara metoda sterilisasi yang lain. yang telah kontak dengan gigi dalam rongga mulut
Selain itu, penelitian serupa juga dilakukan oleh dioles mempergunakan alkohol 70%, dan perlakuan
Handoko, et.al. yang meneliti tentang efektivitas Al- ketiga berjumlah 5 sampel yaitu alat yang telah kon-
kohol 70% sebagai desinfektan terhadap berbagai tak dengan gigi dalam rongga mulut dioles dan diren-
kuman pada membran stetoskop, dengan menyem- dam dalam alkohol 70% selama 2 menit.
prot dan menggenangi membran stetoskop selama Hasil penelitian yang dilakukan di Klinik JKG
10 menit, hasilnya alkohol 70% mampu mereduksi Poltekkes Pontianak dan Laboratorium Terpadu Pol-
jumlah koloni kuman sampai 91% tiap membran ste- tekkes Pontianak didapatkan hasil sebagai berikut:
toskop
Desinfeksi menggunakan alkohol yang umum
dipakai dengan mempergunakan alkohol konsentra-
si 70% dengan cara mengoleskan kapas yang telah
direndam dalam alkohol tersebut pada alat medis.
Alkohol beraksi dengan cara mendenaturasi protein
dengan cara dehidrasi dan melarutkan lemak sehingga
Susatyo, Perbedaan Pengaruh Pengolesan dan Perendaman... 3162
tein mengalami denaturasi. Akibat denaturasi, protein Hasil setelah dilakukan pengolesan dan peren-
di dalam sel bakteri tidak dapat bekerja. Akibatnya, daman selama 2 menit dengan alkohol 70% memberi-
proses-proses penting di dalam sel bakteri menjadi kan hasil 100% seluruh bakteri dibersihkan memberi-
terhambat (Effendi, 2008). kan hasil yang terbaik, dibuktikan dengan uji statistik
Selain melalui denaturasi protein, perusakan sel Median, dimana hasil keseluruhan sampel mampu
bakteri juga melalui pelarutan membran lipid (lemak). diturunkan angka hitung kumannya melebihi median
Sel bakteri dikelilingi oleh membran lipid. Membran rata-rata. Hal ini disebabkan proses denaturasi dind-
ini melindungi sel bakteri dari lingkungan luar. Saat ing protein bakteri dan pelarutan dinding lipid (le-
ada etanol, membran lipid mulai terpengaruh karena mak) bakteri memiliki waktu yang cukup. Sedangkan
adanya gugus hidrofobik (tidak suka air) pada etanol. hasil identifikasi kuman menunjukkan hasil negatif
Gugus hidrofobik pada etanol terdapat pada rantai terhadap bakteri Staphylococcus sp. dan Streptococus
hidrokarbon (CH3CH2-). Gugus hidrofobik dan dan sp. Dengan hasil pengolesan dan perendaman selama
membran lipid mulai menyatu, namun, akibatnya 2 menit menggunakan alkohol 70% ini yang mampu
kekuatan penjagaan membran lipid mulai melemah menurunkan angka hitung kuman secara signifikan
dan kerja sel bakteri mulai terhambat. diharapkan dapat mengurangi infeksi silang yang
Alkohol 70 % dipakai dengan alasan salah satu mungkin terjadi di lapangan.
kerja etanol dalam merusak sel bakteri adalah mende- Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilaku-
naturasi protein. Kerja ini akan lebih efektif jika ada kan oleh Handoko, et al. (2007) tentang efektivitas
air di dalamnya. Etanol 70% merupakan campuran Alkohol 70% sebagai desinfektan terhadap berbagai
antara etanol sebanyak 70% volume dan air 30% kuman pada membran stetoskop, dengan menyem-
volume (v/v). Air tersebut digunakan sebagai pelarut prot dan menggenangi membran stetoskop selama 10
protein yang terdenaturasi, inilah yang menyebabkan menit, hasilnya alkohol 70% terbukti mampu mer-
mengapa harus ada air di dalam cairan alkohol yang eduksi jumlah koloni kuman sampai 91% tiap mem-
digunakan. Selain itu pada alkohol konsentrasi sangat bran stetoskop.
tinggi hanya akan mampu mendenaturasi protein di Penelitian yang sedikit berbeda dengan meng-
luar sel bakteri. Tidak mampu menembus membran gunakan bahan alkohol telah dilakukan oleh Dhirgo
sel bakteri dan mendenaturasi protein di dalam sel Adji dkk, yang meneliti tentang efektifitas sterilisasi
bakteri yang sebenarnya merupakan target utamanya menggunakan alkohol 70%, otoklaf, inframerah dan
(Staf pengajar Unsri, 2004) ozon terhadap pertumbuhan bakteri berspora Bacillus
Tabel 3
Angka Hitung Kuman Setelah Pengolesan Dan
Perendaman Selama 2 Menit Dalam Alkohol 70%
subtilis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bah- Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa
wa sterilisasi dengan alkohol 70%, Bacillus subtilis semua hasil perlakuan pada alat menunjukkan hasil
masih tetap tumbuh meskipun telah direndam dalam yang bermakna, baik mempergunakan sabun antisep-
alkohol selama 3 jam. tik (kontrol) p<0,05 (p=0043) maupun mempergu-
nakan pengolesan dengan p<0,05 (p=0,043) ataupun
Tabel 4 pengolesan dan perendaman alkohol dengan p< 0,05
Tabel Hitung Uji Wilcoxon (p=0,043)
Untuk mengetahui perlakuan manakah yang
Asymp. Sig. lebih baik dalam menurunkan jumlah kuman, uji
Paired Z
(2-tailed)
statistik dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis se-
Kontrol -2,023 0,043
Oles Alkohol -2,023 0,043 bagai berikut:
Oles dan
-2,023 0,043
rendam alkohol
Susatyo, Perbedaan Pengaruh Pengolesan dan Perendaman... 5164