Anda di halaman 1dari 8

KESETIMBANGAN 7

Allah SWT menciptakan alam semesta dengan segala keteraturan dan


kesempurnaan. Keseimbangan selalu menjadi dasar dari keteraturan. Gerakan
benda langit sehingga tidak jatuh ke bumi dipengaruhi oleh keseimbangan rotasi.
Keseimbangan akan terjadi jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama
dengan nol dan resultan momen gaya juga sama dengan nol. Contoh sederhana yang
biasa terlihat dalam kehidupan sehari-hari adalah permainan jungkat jungkit. Posisi
setimbang diperoleh jika jumlah berat anak yang disebelah kiri sama dengan jumlah
berat anak disebelah kanan, kemudian tidak ada gaya lagi yang membuat papan itu
bergerak karena momen gaya juga sama dengan nol.
Syarat benda dikatakan setimbang :
1. Resultan gaya yang bekerja pada benda =0 atau ΣF=0, jika berada pada sumbu x, y maka ΣFx=0
dan ΣFy=0.
2. Momen gaya = 0, atau Στ = 0

A. MOMEN GAYA
Kecendrungan suatu gaya untuk merotasi suatu benda terhadap suatu poros diukur
dengan suatu besaran yang disebut momen(τ). Besar momen yang ditimbulkan oleh gaya F
dirumuskan :

τ=F.l

Dimana : τ = momen gaya ( Nm)


F= Gaya (N)
l = lengan momen (m)
catatan : gaya dengan lengan momen harus saling tegak lurus.

Menentukan besar Momen :

1. Momen gaya positif (+) : Bila arah putarnya searah dengan putaran jarum jam.
l
F

2. Momen gaya negatif (-) : Bila arah putarnya berlawanan arah dengan jarum jam.
l
F

3. Bila gaya tidak tegak lurus dengan benda


Poros l
Fcosθ F sin θ

Maka : besarnya momen gaya adalah : τ = F sin θ . l


F cos θ tidak digunakan karena antara l dengan F cos θ tidak memiliki lengan.

Contoh soal :
Dari gambar di bawah ini bila F1 = 10 N dan F2 = 20 N, tentukan besar F3 agar konstruksi
ini setimbang. Hitung pula besarnya FA !
F1 F2 F3
2m 2m 2m

FA
B. MOMEN INERSIA
Momen inersia ialah : hasil kali massa partikel dengan kuadrat jarak partikel dari titik
poros (r2) atau kita tulis : I = m.r2
I = Momen Inersia (kgm2)
m = Massa benda (kg)
r = Jarak partikel dari ttk poros (m)
Adanya momen inersia (kelembamam) akan mempengaruhi gerak rotasi suatu benda.
Jika gaya F bergerak dengan suatu percepatan mengelilingi benda maka besar F = m.a. Karena
gerak F melingkar (berotasi) maka percepatannya (a) = α . R, sehingga momen gaya untuk
gerak rotasi :
τ = F . l = m.a . R = m.α . R.R = m . R2 . α τ = I .α

Tabel 12 Hubungan gerak rotasi (melingkar) dengan gerak translasi (lurus)


Besaran Gerak Lurus Gerak Melingkar
Kecepatan v (m/s) ω (rad/s)
Percepatan a (m/s2) α (rad/s2)
Jarak S (m) Θ ( rad)
Momentum p=m.v L=I.ω
Momen Gaya τ=F.l τ=I.α
E. Kinetik Ek = ½ mv2 Ek= ½ I . ω2

Momen Inersia Benda yang umum dikenal :


1. Batang silinder , poros melalui pusat I = 1/12 ML2 , L = panjang batang
2. Batang silinder , poros melalui ujung I = 1/3 ML2
3. Pelat segi empat, poros melalui pusat I= ½ M (a 2+b2) , a= lebar , b = panjang
4. Pelat segiempat tipis, poros sepanjang tepi I = 1/3 Ma , a = lebar
5. Silinder berongga I = ½ M (R12+R22)
6. Silinder pejal I = ½ MR2
7. Silinder tipis berongga I = MR2
8. Bola Pejal I = 2/5 MR2
9. Bola tipis berongga I = 2/3 MR2

C. MENGGELINDING
Yaitu : suatu sistem benda yang mengalami gerak translasi dengan percepatan tetap dan
mengalami gerak rotasi dengan percepatan sudut tetap.
Pusat massa (x) mengalami gerak translasi
sedangkan titik-titik disekeliling roda mengalami
gerak rotasi dantranslasi.

vt = kecepatan singgung / kecepatan tangensial


O syarat menggelinding :
1. pada titik O : v = 0
P Vp 2. adanya gaya gesekan.
3. di P : vp = ω.R
Q 4. di Q : v = vp + vt
vt = vp maka kecepatan di Q = 2 ω.R

Contoh Soal
1. Sebuah silinder pejal homogen dengan jari-jari R dan massa m menggelinding dari puncak
bidang miring seperti gambar. Tentukan percepatan dan kelajuan silinder pada saat tiba di dasar
bidang.
N
fg A
w sin θ
w cos θ w
θ B

2. Diketahui : m1 = 8 kg , m2 = 6 kg ,
m katrol (M)= 2kg
silinder pejal : I = ½ MR2 , g = 10m/s2
Ditanya : Percepatan (a)?, Tegangan tali (T1 dan T2)?

T2 T1
m2
w2 m1

Penyelesaian

1. N
fg A
w sin θ
w cos θ w
θ B

untuk gerak translasi ΣF = m.a


w cos θ = N
w sin θ – fg = m.a ……..(1)
untuk gerak rotasi : Στ = I . α
fg . R = I . α
fg . R = ½ m.R2. a/R
fg = ½ m . a ……….(2)
masukkan persamaan (2) ke persamaan (1) : w sin θ – fg = m.a
w sin θ – ½ m.a = m.a
m.g. sin θ = 3/2 m.a
a = 2/3 g . sin θ

saat menggelinding : energi potensial diubah menjadi energi kinetik rotasi dan energi kinetik
translasi. Maka;
Ep A = Ek B
m . g. hA = ½ mvB2 + ½ I . ω2
m . g. hA = ½ m. ω2.R2 + ½ (1/2 m.R2) . ω2
g.h = ¼ v2 + ½ v2
v = 4/3 g.h
2. Diketahui : m1 = 8 kg , m2 = 6 kg ,
m katrol (M)= 2kg
silinder pejal : I = ½ MR2 , g = 10m/s2
Ditanya : Percepatan (a)?, Tegangan tali (T1 dan T2)?

D. TITIK BERAT
Titik berat merupakan titik tangkap dari resultan berat.
W = w1 + w2 + w3
Wx = w1 x1 + w2 x2 + w3 x3
X = w1 x1 + w2 x2 + w3 x3
W1 w2 w1 + w2 + w3
W3 Y = w1 y1 + w2 y2 + w3 y3
W w1 + w2 + w3
(X,Y) adalah koordinat titik berat benda.
Contoh soal :
Tentukanlah titik berat bidang berikut ini :
4 Luas bidang I = 4 . 1 = 4
Luas bidang II = 4 . 2 = 8
3 Luas bidang L = L1+L2 = 12
2 II(x2,y2) Titik berat I : (x1,y1)=(2;1,5)
I (x1,y1) Titik berat II:(x2,y2)=(5,2)
1 Titik berat bidang :
x = x1.L1 + x2.L2
L
1 2 3 4 5 6 y = y1.L1 + y2.L2
L
x = x1.L1 + x2.L2= 2 . 4 + 5.8 = 4
L 12
y = y1.L1 + y2.L2= 1,5 . 4 + 2.8 = 22/12
L 12
Jadi titik beratnya adalah pada titik Z (4, 22/12)

Evaluasi

1. Batang AB panjang 5 m, massanya 4 kg terletak pada lantai mendatar di A dan B bersandar


pada tembok vertical sehingga ujung A berada 3 m di depan tembok. Ternyata ujung A akan
bergeser. Hitung koefisien gesek di A !
2. Sebuah lokomotive dengan massa 90 ton berada di jembatan yang panjangnya 90 meter.
Jembatan terdiri dari balok besi dengan massa 900 ton yang ditahan 2 buah penyangga
lokomotif berada 30 meter dari ujung kanan jembatan. Berapakah gaya penahan masing-
masing penyangga ? (F1 dan F2) .
Gravitasi = 9,8 m/s2

F1 F2

45 m 30 m
Wjembatan Wlokomotif

Anda mungkin juga menyukai