LAPORAN KASUS
Nama : Tn. M
Umur : 58 tahun
Status : Kawin
Agama : Islam
Nomor RM : 633373
1.2. Anamnesa
dengan status rujukan dari RS. Petrokimia Gresik. Sebelumnya pasien dirawat
mengeluhkan sering muntah darah dan berak darah berwarna hitam yang
serta merasa lemas dan pusing. Kemuadian pada hari Kamis tanggal 19
November 2020 pasien muntah darah disertai dengan bahan makanan yang
lain. Anak pasien menuturkan bahwa muntah darahnya lumayan banyak kira-
kira 1 liter. Kemudian pada tanggal itu juga pasien masih BAB hitam.
Wijaya Kusuma RSUD Ibnu Sina Gresik dengan keluhan perut terasa sebah,
mules, BAB mencret tetapi sudah tidak hitam. Perut masih dirasa membesar.
Mual (+) Muntah (+) Tidak disertai darah. Lemas, kadang pusing. Sesak (-)
Diabetes Meilitus (-), Hipertensi (-), Penyakit Jantung (-), Asma (-).
E. Riwayat pengobatan
F. Riwayat Sosial
A. Status Present
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4-5-6
- Nadi : 74 x/menit
Kepala / leher
5mm/1mm
Thorax
Pulmo
wheezing (-/-)
Jantung
gallop (-)
Abdomen
Ekstremitas
1.5. Resume
Pasien laki-laki usia 58 tahun datang pada hari sabtu 21 November 2020 pukul
20.06 WIB dengan status rujukan dari RS. Petrokimia Gresik. Sebelumnya pasien
dirawat selama 2 minggu di RS Petrokimia Gresik. Saat datang di IGD RSIS Gresik
pasien datang keluhan utama Muntah Darah waktu di RS. Petrokimia, disamping itu
pasien juga mengeluhkan sempat BAB hitam, perut dirasa semakin membesar, dan
terdapat nyeri, mual (+), muntah (+), pusing. Sesak (-). Pasien mempunyai riwayat
penyakit Diabetes mellitus sejak 10 tahun yang lalu dan teratur mengkonsumsi OAD.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan Anemis, Ikterus. Pada regio abdomen didapati
ascites dengan konfirmasi test undulasi maupun shifting dullnes (+). Pada regio
Ekstremitas Inferior juga didapatkan edema tungkai pada kedua tungkainya. Pada
57 UL, BUN = 94mg/dL, Bilirubin direct = 0,86 mg/dL, Bilirubin Total = 1,44
mg/dL.
1.7. Follow Up
TINJAUAN PUSTAKA
B. DEFINISI
C. ETIOLOGI
1. Kelainan di esophagus
atau gastropati hipertensi portal. Keadaan yang disebut terakhir ini terjadi
akibat penggembungan vena-vena mukosa lambung. Sebagai konsekuensinya,
sangat penting menentukan penyebab perdarahan agar penanganan yang
(2)
tepat dapat dikerjakan .
b. Karsinoma esophagus
Karsinoma esophagus lebih sering menunjukkan keluhan melena
daripada hematemesis. Pasien juga mengeluh disfagia, badan mengurus dan
anemis. Hanya sesekali penderita muntah darah tidak masif. Pada
panendoskopi jelas terlihat gambaran karsinoma yang hampir menutup
(5)
esophagus dan mudah berdarah terletak di sepertiga bawah esophagus .
c. Sindrom Mallory-Weiss
Riwayat medis ditandai oleh gejala muntah tanpa isi (vomitus
tanpa darah). Muntah hebat mengakibatkan ruptur mukosa dan submukosa
daerah kardia atau esophagus bawah sehingga muncul perdarahan. Karena
laserasi aktif disertai ulserasi, maka timbul perdarahan. Laserasi muncul akibat
terlalu sering muntah sehingga tekanan intraabdominal naik menyebabkan
pecahnya arteri di submukosa esophagus/ kardia. Sifat perdarahan
hematemesis tidak masif, timbul setelah pasien berulangkali muntah hebat,
lalu disusul rasa nyeri di epigastrium. Misalnya pada hiperemesis
(5)
gravidarum .
d. Esofagogastritis korosiva
Pernah ditemukan penderita wanita dan pria yang muntah darah setelah
tidak sengaja meminum air keras untuk patri. Air keras tersebut mengandung
asam sitrat dan asam HCl yang bersifat korosif untuk mukosa mulut,
esophagus dan lambung. Penderita juga mengeluh nyeri dan panas seperti
(5)
terbakar di mulut, dada dan epigastrium
e. Esofagitis dan tukak esophagus
2. Kelainan di lambung
a. Gastritis erosiva hemoragika
(2)(6)
tersebut menimbulkan hiperasiditas .
(5)
obatan tersebut, disertai nyeri dan pedih di ulu hati .
b. Tukak lambung
c. Karsinoma lambung
3. Kelainan di duodenum a.
Tukak duodeni
(5)
mengkonsumsi roti atau susu .
(5)
mengeluh badan lemah, mual dan muntah .
D. PATOFISIOLOGI
Purpura (ITP)
(1)
Khusus pada pecahnya varises esophagus ada 2 teori :
1. Teori erosi : pecahnya pembuluh darah karena erosi dari makanan kasar
2. Teori erupsi : karena tekanan vena porta terlalu tinggi, atau peningkatan
tekanan intraabdomen yang tiba-tiba karena mengedan, mengangkat barang berat,
dan lain-lain
E. MANIFESTASI KLINIS
(6)
Gambaran klinis yang muncul bisa berbeda-beda, tergantung pada :
2. Kecepatan perdarahan
(2)
di bawah duodenum jarang masuk ke dalam lambung .
Warna hitam melena akibat kontak darah dengan asam HCl sehingga terbentuk
hematin. Tinja akan berbentuk seperti ter (lengket) dan menimbulkan bau khas.
Konsistensi ini berbeda dengan tinja yang berwarna hitam/ gelap yang muncul setelah
orang mengkonsumsi zat besi, bismuth atau licorice. Perdarahan gastrointestinal
sekalipun hanya terdeteksi dengan tes occult bleeding yang positif, menunjukkan
(2)
penyakit serius yang harus segera diobservasi .
Kehilangan darah 500 ml jarang memberikan tanda sistemik kecuali
perdarahan pada manula atau pasien anemia dengan jumlah kehilangan darah
yang sedikit sudah menimbulkan perubahan hemodinamika. Perdarahan yang banyak
dan cepat mengakibatkan penurunan venous return ke jantung, penurunan curah
jantung (cardiac output) dan peningkatan tahanan perifer akibat refleks
vasokonstriksi. Hipotensi ortostatik 10 mmHg (Tilt test) menandakan perdarahan
minimal 20% dari volume total darah. Gejala yang sering menyertai : sinkop, kepala
terasa ringan, mual, perspirasi (berkeringat), dan haus. Jika darah keluar
±40 % terjadi renjatan (syok) disertai takikardi dan hipotensi. Gejala pucat menonjol
(2)
dan kulit penderita teraba dingin .
Pasien muda dengan riwayat perdarahan saluran cerna atas singkat dan
berulang disertai kolaps hemodinamik dan endoskopi “normal”, dipertimbangkan lesi
Dieulafoy (adanya arteri submukosa dekat cardia yang menyebabkan perdarahan
(3)
saluran cerna intermiten yang banyak) .
F. DIAGNOSIS BANDING
(8)
1. Hemoptoe
(8)
2. Hematokezia
G. DIAGNOSIS
(9)
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
(9)
mengakibatkan kondisi hemodinamik tidak stabil, dengan tanda :
a. Hipotensi (<90/60 mmHg atau MAP <70 mmHg) dengan frekuensi nadi >100
x/menit
b. Tekanan diastole ortostatik turun >10 mmHg, sistole turun >20 mmHg. c.
Frekuensi nadi ortostatik meningkat >15 x/menit
d. Akral dingin
e. Kesadaran turun
(9)
Selain itu pada perdarahan akut jumlah besar ditemukan hal-hal berikut :
a. Hematemesis b.
Hematokezia
c. Darah segar pada aspirasi nasogastrik, dengan lavase tidak segera jernih d.
Hipotensi persisten
e. Tanda kulit dan mukosa penyakit sistemik yang bisa disertai perdarahan
saluran cerna (pigmentasi mukokutaneus pada sindrom Peutz-Jeghers)
(8)
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes darah : darah perifer lengkap, cross-match jika diperlukan tranfusi
c. Elektrolit : Na, K, Cl
I. PENATALAKSANAAN
1. Tatalaksana Umum
(10)
Untuk pasien risiko tinggi perlu tindakan lebih agresif seperti :
d. Monitor tekanan darah, nadi, saturasi O2, keadaan lain sesuai komorbid e.
Melakukan bilas lambung agar mempermudah tindakan endoskopi.
(10)
Dalam melaksanakan tindakan umum ini, pasien dapat diberikan terapi :
2. Tatalaksana Khusus
(10)
a. Varises gastroesofageal
(9)
1) Terapi medikamentosa dengan obat vasoaktif
(9)
3) Terapi endoskopi
(9)
4) Terapi radiologi : pemasangan transjugular intrahepatic
(10)
5) Terapi pembedahan
a) Shunting
(10)
b. Tukak peptic
1) Terapi medikamentosa
(9)
a) PPI (proton pump inhibitor) : obat anti sekresi asam untuk mencegah
perdarahan ulang. Diawali dosis bolus Omeprazol 80 mg/iv lalu per
infuse 8 mg/kgBB/jam selama 72 jam
b) Obat vasoaktif
(10)
2) Terapi endoskopi
(9)
a) Injeksi : penyuntikan submukosa sekitar titik perdarahan dengan
adrenalin (1:10000) sebanyak 0,5–1 ml/suntik dengan batas 10 ml atau
alcohol absolute (98%) tidak melebihi 1 ml
3) Terapi bedah
(10)
3. Memulangkan pasien
`
(8)
J. KOMPLIKASI
1. Syok hipovolemik
2. Aspirasi pneumonia
23