Anda di halaman 1dari 183

ISBN 978 – 602 – 17232 – 0 - 3

Pemanfaatan Teknologi Informasi


dan Komunikasi (TIK) Dalam
Meningkatkan Nilai Tambah Pelayanan
Publik Guna Mewujudkan
Masyarakat Berbasis Informasi

BALAI PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA


(BPPKI) BANDUNG
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SDM
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI
TAHUN 2012

PROSIDING No. 1 TAHUN 2012 & i


Katalog Dalam Terbitan

Prosiding Seminar Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)


dalam Meningkatkan Nilai Tambah Pelayanan Publik Guna Mewujudkan
Masyarakat Berbasis Informasi.
Editor Haryati, Bandung : BPPKI Bandung, 2012
13 xx + 169 halaman; 20 cm x 27.5 cm

ISBN 978 – 602 – 17232 – 0 – 3

Editor
Haryati

Penata Letak & Desain Cover


One Indraretnani

Penerbit:
Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan
Informatika (BPPKI) Bandung
Badan Litbang SDM
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI
Jl. Pajajaran no. 88 Bandung 40173
Telp. : (022) 6017493
Fax : (022) 6021740
e-mail : bppki.bandung@kominfo.go.id

& ii PROSIDING No. 1 TAHUN 2012


Kata Pengantar

P rosiding ini merupakan dokumentasi karya ilmiah para peneliti Balai


Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Bandung
yang telah dipresentasikan pada acara Seminar “Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Meningkatkan Nilai Tambah Pelayanan Publik
Guna Mewujudkan Masyarakat Berbasis Informasi”. Kegiatan seminar tersebut
diselenggarakan oleh BPPKI Bandung, pada tanggal 1 Oktober 2012, bertempat di
Kantor BPPKI Bandung, Jl. Abdurrahman Saleh no. 65 Bandung. Latar belakang
dilaksanakannya seminar ini adalah pertama, merupakan tugas dan fungsi BPPKI
Bandung dalam melaksanakan pengkajian dan pengembangan bidang komunikasi
dan informatika; kedua, dalam meningkatkan kemampuan para peneliti di lingkungan
BPPKI Bandung, kegiatan seminar merupakan media sekaligus fasilitasi bagi para
peneliti BPPKI Bandung dalam mengembangkan profesionalitasnya di bidang
penelitian dan kemampuan dalam penyusunan karya tulis ilmiah; ketiga, seminar
merupakan kegiatan penyampaian hasil penelitian dan pengkajian komunikasi dan
informatika para peneliti BPPKI Bandung, sekaligus diseminasi dan tukar-menukar
informasi perkembangan dan pemanfaatan bidang komunikasi dan informatika.
Prosiding ini disusun untuk mendokumentasikan dan mengomunikasikan hasil seminar
tersebut yang terangkum dalam makalah-makalah yang disajikan dalam seminar
serta hasil rumusan seminar.
Adapun ruang lingkup seminar adalah mencakup berbagai aspek yang
berkaitan dengan perkembangan dan pemanfaatan bidang komunikasi dan
informatika, yaitu Security Information(Keamanan Informasi); Penyiaran dan Regulasi
Penyiaran; Electronic Government di Pemerintah Daerah; Chief Information Officer
(CIO); dan Industri Media.
Diharapkan melalui kegiatan seminar ini, dapat meningkatkan pemahaman
akan konsep ilmiah, teknis, regulasi, dan kebijakan di bidang komunikasi dan
informatika, baik oleh peserta dan pembaca prosiding. Prosiding ini berisi enam

PROSIDING No. 1 TAHUN 2012 & iii


makalah yang terdiri dari 1) Desain Open Security Architecture di Dalam
Organisasi(Keamanan TIK di Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan
Informatika Bandung); 2) Layanan Informasi Radio Komunitas Kampus di Era
Konvergensi; 3) Persepsi Pengelola Radio dan Televisi Lokal terhadap Rencana Revisi
RUU Penyiaran No. 32 Tahun 2002 di Era Konvergensi; 4) Implementasi Electronic
Government di Provinsi Jawa Barat; 5) Pemberdayaan Chief Information Officer (CIO)
pada Pemerintahan Kota Depok; 6) Program Reality Show Televisi dalam Pendekatan
Teori Identifikasi Sosial dan Teori Ekonomi Politik Media, 7) Tanggapan Masyarakat
Penerima Fasilitas USO Program Desa Punya Internet, dan 8) Analisa Upaya
Kesiapan Penerapan Komputasi Hijau Di Lingkungan Kerja Perguruan Tinggi. Karya
tulis ilmiah berasal dari internal peneliti BPPKI Bandung.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada para penyaji
dan penulis makalah, editor, serta desain tata letak dan grafis yang telah bekerja
keras sehingga prosiding ini dapat diterbitkan. Mudah-mudahan prosiding ini
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, utamanya bagi pengambil
kebijakan komunikasi dan informatika, khususnya di wilayah kerja BPPKI Bandung
yaitu di Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten, Provinsi Lampung, dan Provinsi Sumatera
Selatan, serta dapat bermanfaat dan dapat dijadikan acuan dalam pengembangan
penelitian dan pengkajian bidang komunikasi dan informatika yang menjadi tugas
dan fungsi Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Bandung, November 2012

Kepala
Balai Pengkajian dan Pengembangan
Komunikasi dan Informatika
(BPPKI) Bandung

Haryati

& iv PROSIDING No. 1 TAHUN 2012


Rumusan Seminar
PEMANFAATAN TIK DALAM MENINGKATKAN NILAI
TAMBAH PELAYANAN PUBLIK GUNA MEWUJUDKAN
MASYARAKAT BERBASIS INFORMASI

Seminar dengan tema “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)


dalam Meningkatkan Nilai Tambah Pelayanan Publik Guna Mewujudkan Masyarakat
Berbasis Informasi”, dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2012 di Kantor Balai
Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Bandung.
Berdasarkan hasil pemaparan makalah dan diskusi yang dilaksanakan oleh
para penyaji dan peserta selama pelaksanaan seminar, maka keluaran yang dapat
dirumuskan dari seminar ini adalah sebagai berikut:
• Penerapan e-government dalam menunjang transparansi, efektivitas dan
aksesibilitas dimaksudkan untuk mempercepat proses interaksi antara pemerintah
dengan masyarakat di mana pemanfaatannya ditujukan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan publik.
• Kurang siapnya sumber daya manusia (human resources) dalam penguasaan TIK
maupun penyediaan konten layanan informasi, disebabkan belum adanya
pemahaman yang tepat mengenai esensi e-government.
• Seiring dengan perkembangan teknologi radio sebagai media konvensional dalam
penyampaian informasi maka kehadiran internet dengan kekurangan dan
kelebihan yang dimiliki radio bisa saling melengkapi. Era konvergensi
memungkinkan untuk itu.
• Era konvergensi menjadi tantangan bagi industri penyiaran radio kampus untuk
meningkatkan konten siaran guna dapat diakses setiap waktu. Untuk
mempertahankan dukungan komunitas, pengelola diharapkan dapat
mengakomodir berbagai kebutuhan informasi yang dapat memenuhi kebutuhan
komunitasnya, terutama bagi komunitas kampus dalam pengembangan dan
potensi akademik yang ada di lingkungan kampus.
• Konsentrasi media dan pemilik media sangat berpengaruh terhadap isi atau
program yang disampaikan kepada masyarakat di mana isi atau program
tersebut merepresentasikan kepentingan ekonomi maupun politik pemilik media.
Akibatnya kepentingan masyarakat untuk mendapatkan kebenaran menjadi
hilang.
• Adanya proses konstruksi yang dilakukan oleh media yang disesuaikan dengan
kepentingan pemilknya, menyebabkan terjadi kemungkinan distrosi informasi.
Kebenaran yang tidak didapatkan masyarakat tersebut dapat menyebabkan
masyarakat terhegemoni dengan menerima kebenaran versi media massa.
Kesempatan masyarakat untuk mendapat tayangan atau program alternatif yang

PROSIDING No. 1 TAHUN 2012 & v


lebih berimbang sulit untuk didapatkan karena telah terjadi pemilikan banyak
media oleh segelintir kelompok tertentu yang mana tentunya juga berakibat pada
terjadinya homogenisasi informasi.
• Media haruslah menyadari tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat
sehingga faktor kepentingan pemilik media seperti kepentingan politik pemilik
media sebaiknya dipisahkan dengan objektivitas media tersebut. Media haruslah
independen dan loyal kepada masyarakat.
• Arsitektur keamanan atau security architecture sistem informasi merupakan hal yang
mendasar dalam menyelenggarakan kebijakan keamanan sistem informasi
organisasi. Penggunaan OSA sebagai kerangka kerja desain dan pembangunan
sistem keamanan informasi dapat mempersingkat waktu, karena sistem
divisualisasikan melalui suatu diagram.
• Organisasi harus mempunyai kebijakan dan prosedur keamanan. Desain keamanan
informasi menggunakan OSA dapat mempermudah abstraksi, namun untuk tingkat
yang lebih teknis, OSA belum menyediakan pola dan kontrol yang lebih detil. Oleh
karena itu, penggunaan OSA lebih sesuai digunakan di tingkat manajemen dan
pengambil keputusan daripada tingkat operasional teknologi informasi.
• Di era konvergensi, UU No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran sudah tidak sesuai
lagi, karena perkembangan teknologi komunikasi yang cepat mengharuskan
peraturan yang ada tentang penyiaran disesuaikan dengan perkembangan
zaman.
• Peran CIO dalam pemerintah, yaitu penyusun strategi TI, promotor penyelarasan
proses-proses bisnis birokrasi, promotor rmanajemen solusi TI, penentu kebutuhan
TI, perancang anggaran TI, pengelola operasional sistem dan TI, serta peninjau
kinerja TI.

Pada akhir seminar, diharapkan bahasan tentang topik-topikdi dalam seminar


ini dapat dianjutkan untuk dapat terbangunnyapemahaman yang sama dari seluruh
pemangku kepentingan, yanglebih lanjut dapat dibangun sinergisitas dalam gerak
langkahpembangunan ke depan untuk dapat meningkatkan nilai tambah pelayanan
publik guna mewujudkan masyarakat berbasis informasi.

Bandung, 1 Oktober 2012

Tim Perumus

& vi PROSIDING No. 1 TAHUN 2012


ISBN 978 – 602 – 17232 – 0 - 3

Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................................iii
Rumusan Seminar........................................................................................................................v
Daftar Isi......................................................................................................................................vii
Laporan Ketua Panitya.............................................................................................................ix
Sambutan & Pembukaan..........................................................................................................xi

DESAIN OPEN SECURITY ARTCHITECTURE DI DALAM ORGANISASI


(Keamanan TIK di Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan
Informatika Bandung)
Didit Praditya................................................................................................................................1

LAYANAN INFORMASI RADIO KOMUNITAS KAMPUS DI ERA KONVERGENSI


Hj. Neti Sumiati Hasandinata..................................................................................................17

PERSEPSI PENGELOLA RADIO DAN TELEVISI LOKAL TERHADAP RENCANA


REVISI RUU PENYIARAN NO. 32/2002 DI ERA KONVERGENSI
Noneng Sumiaty.........................................................................................................................37

IMPLEMENTASI ELECTRONIC GOVERNMENT DI PROPINSI JAWA BARAT


Syarif Budhirianto......................................................................................................................53

PEMBERDAYAAN CHIEF INFORMATION OFFICER (CIO)


PADA PEMERINTAHAN KOTA DEPOK
Nana Suryana............................................................................................................................73

PROGRAM REALITY SHOW TELEVISI DALAM PENDEKATAN TEORI INDENTIFIKASI


SOSIAL DAN TEORI EKONOMI POLITIK MEDIA
Haryati.........................................................................................................................................89

PROSIDING No. 1 TAHUN 2012 & vii


TANGGAPAN MASYARAKAT PENERIMA FASILITAS UNIVERSAL SERVICE
OBLIGATION (USO) PROGRAM DESA PUNYA INTERNET
C.Suprapti Dwi Takariani.......................................................................................................113

ANALISA KESADARAN UPAYA PENERAPAN KOMPUTASI HIJAU


DI LINGKUNGAN KERJA PERGURUAN TINGGI
Badar Agung Nugroho...........................................................................................................143

& viii PROSIDING No. 1 TAHUN 2012


LAPORAN KETUA PANITIA SEMINAR
PEMANFAATAN TIK DALAM MENINGKATKAN NILAI TAMBAH PELAYANAN
PUBLIK GUNA MEWUJUDKAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMASI

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.


Salam Sejahtera bagi kita semua
Selamat Pagi

Yth. Kepala BPPKI Bandung


Yth. Para undangan
Yth. Para Penyaji Makalah
Yth. Para peserta seminar

Perkenankanlah kami secara singkat menyampaikan laporan tentang


penyelenggaraan Seminar” Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
dalam Meningkatkan Nilai Tambah Pelayanan Publik Guna Mewujudkan Masyarakat
Berbasis Informasi” sebagai berikut:

Latar Belakang
Pengembangan SDM dikaitkan dengan visi dan misi badan Litbang SDM mengarah
pada pengembangan profesi atau berbasis kompetensi. Oleh karena itu perlu
adanya suatu program pengembangan dengan sasaran utama : Peningkatkan
kapasitas SDM peneliti serta mengupayakan fasilitasi media pembelajaran dan
peningkatan keterampilan menyusun Karya Tulis Ilmiah.

Dasar Pelaksanaan :
a. Keputusan Bersama Kepala LIPI dan Kepala BKN Nomor : 3719/D/2004 dan
Nomor : 60 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Peneliti
dan Angka Kreditnya.
b. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor : 17/PER/M.
KOMINFO/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan
Informatika.

Tujuan:
– Mengupayakan fasilitasi media pembelajaran dan peningkatan kemampuan para
fungsional peneliti BPPKI Bandung sesuai dengan Tugas dan Fungsi.

Sasaran :
a. Terbentuknya SDM peneliti yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang
memadai di bidang penulisan KTI;
b. Tersedianya fasilitasi pengembangan SDM Peneliti.

PROSIDING No. 1 TAHUN 2012 & ix


Tempat dan waktu penyelenggaraan
Seluruh rangkaian kegiatan seminar dilaksanakan di Ruang Serba Guna selama 1
(satu) hari pada tanggal 1 Oktober 2012.

Persidangan
Seminar diawali dengan sambutan Kepala BPPKI Bandung sekaligus membuka secara
resmi pelaksanaan seminar, dilanjutkan dengan sesi pengantar diskusi dengan topik :
1. DesainOpen Security Architecture di Dalam Organisasi(Keamanan TIK di Balai
Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Bandung);
2. LayananInformasi Radio Komunitas Kampus di Era Konvergensi;
3. PersepsiPengelola Radio dan Televisi Lokal terhadap Rencana Revisi RUU
Penyiaran No. 32 Tahun 2002 di Era Konvergensi;
4. Implementasi Electronic Government di Provinsi Jawa Barat;
5. Pemberdayaan Chief Information Officer(CIO) pada Pemkot Depok; dan
6. Program Reality Show Televisi dalam Pendekatan Teori Identifikasi Sosial dan Teori
Ekonomi Politik Media.

Peserta Seminar
Peserta seminar sebanyak ± 40 peserta yang terdiri dari : pejabat struktural,
peneliti, dan staf pelaksana di lingkungan BPPKI Bandung; LIPI Bandung, Dinas
Kominfo Pemkot Bandung, dan Dinas Kominfo Pemprov Jabar.

Akhirnya, kami menyampaikanan penghargaan kapada para peneliti yang telah


menyiapkan naskah karya tulis ilmiahnya yang akan disajikan pada seminar ini.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak/Ibu atas kehadirannya,
dan atas nama panitia kami sampaikan permohonan maaf apabila ada hal-hal yang
kurang berkenan dalam penyelenggaraan kegiatan ini.

Untuk selanjutnya, kami mohon perkenan Ibu Kepala BPPKI Bandung untuk
memberikan arahan sekaligusmembuka secara resmi Seminar ” Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Meningkatkan Nilai Tambah
Pelayanan Publik Guna Mewujudkan Masyarakat Berbasis Informasi”

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 1 Oktober 2012

Ketua Panitia Seminar

& x PROSIDING No. 1 TAHUN 2012


SAMBUTAN DAN PEMBUKAAN SEMINAR
PEMANFAATAN TIK DALAM MENINGKATKAN NILAI TAMBAH PELAYANAN
PUBLIK GUNA MEWUJUDKAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMASI

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.


Salam Sejahtera bagi kita semua
Selamat Pagi

Yth. Para undangan


Yth. Para Penyaji Makalah
Yth. Para peserta seminar

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke Hadirat tuhan Yang
Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, pada hari ini kita dapat bersama-
sama menghadiri acara Seminar ” Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dalam Meningkatkan Nilai Tambah Pelayanan Publik Guna Mewujudkan
Masyarakat Berbasis Informasi”

Hadirin yang saya hormati,


Saya menyambut baik Seminar ”Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dalam Meningkatkan Nilai Tambah Pelayanan Publik Guna
Mewujudkan Masyarakat Berbasis Informasi” di lingkungan Balai Pengkajian dan
Pengembangan Komunikasi dan Informatika(BPPKI) Bandung, Badan Litbang SDM,
Kementerian Komunikasi dan Informatika yang diselenggarakan pada tanggal 1
Oktober 2012 ini, yang bertujuan memberikan media/ fasilitasi pembelajaran dan
pengembangan kemampuan kepada para Pejabat Fungsional Peneliti dan Calon
Pejabat Fungsional Peneliti, dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini bergerak sangat cepat,
membuka peluang bagi para peneliti untuk memanfaatkan dan turut mewarnai
peningkatan kualitas keilmuan ke arah yang lebih baik dan bermartabat. Kondisi ini
menantang peneliti dan ilmuwan untuk senantiasa memperbaharui ilmunya serta
menyebarluaskan pengetahuannya tersebut kepada lingkungan terdekat dan
masyarakat secara luas.
Dalam mewujudkan Badan Litbang SDM menjadi research institution, diperlukan
kegiatan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas penelitian. Indikator dan parameter
hal tersebut di antaranya adalah jumlah dan kualitas penelitian, kualitas peneliti,
jumlah dan kualitas peneliti. Ketersediaan SDM peneliti sebagai pendukung kinerja
yang memadai dibutuhkan dalam mengoptimalkan produktivitas kinerja peneliti.
Usaha untuk mewujudkan Badan Litbang SDM menjadi research institution
merupakan tantangan yang cukup serius. Kelemahan utama lebih disebabkan oleh
motivasi peneliti untuk meneliti hanya dikaitkan dengan usaha kenaikan pangkat

PROSIDING No. 1 TAHUN 2012 & xi


kepegawaian. Tenaga Fungsional Peneliti merupakan sumber daya yang dituntut
untuk memiliki kemampuan yang lebih dari masyarakat biasa karena kapasitasnya
yang lebih intens berinteraksi dengan ilmu pengetahuan. Hal tersebut sudah
sepatutnya mampu mengaktualisasikan kompetensinya dalam kegiatan penelitian.
Yang pada akhirnya dapat berkontribusi positif bagi Kementerian Komunikasi dan
Informatika.
Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo dalam visinya berfokus 1)
Meningkatkan kualitas hasil penelitian dan pengembangan dalam rangka penetapan
kebijakan di bidang komunikasi dan informatika; 2) Meningkatkan literasi
masyarakat dan profesionalisme SDM di bidang komunikasi dan informatika dalam
rangka mengatasi kesenjangan digital dan meningkatkan daya saing; 3) Membangun
dan mengembangkan jaringan penelitian dan pengembangan serta penyebarluasan
hasil penelitian dan pengembangan SDM di bidang komunikasi dan informatika; 4)
Meningkatkan peran pendidikan dan pelatihan multimedia yang profesional dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa; 5) Meningkatkan kualitas dan kunatitas data hasil
penelitian dan pengembangan di bidang komunikasi dan informatika di daerah untk
menuju masyarakat informasi.
Dengan visi tersebut, acuan kebijakan Badan Litbang SDM maka diarahkan
kepada rekomendasi hasil penelitian yang berkualitas dan terpercaya yang dapat
mendukung penyusunan kebijakan bidang kominfo serta sinergi penelitian dengan
berbagai stakeholder, khususnya unit eselon 1 di lingkungan Kementerian Kominfo.
Sementara dalam konstelasi pengembangan SDM di Badan Litbang SDM,
pengembangan SDM merupakan upaya peningkatan kapasitas personil dalam
melaksanakan Tugas dan Fungsinya. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan
bahwa upaya mendorong keahlian dalam pengembangan SDM dan sarana kurang
bermakna apabila dengan mempertimbangkan kondisi umumnya pada tingkat
kesadaran, pengetahuan dan keterampilan (skill) di bidang ini masih rendah.
Pengembangan SDM peneliti merupakan kebutuhan yang tidak bisa diabaikan.
Upaya pengembangan SDM dari dimensi kualifikasinya diarahkan agar menjadi
SDM yang profesional, sehingga pengembangan SDM mengarah pada
pengembangan profesi atau berbasis kompetensi. Artinya diperlukan suatu program
pengembangan yang disusun berdasarkan kebutuhan kementerian.
Upaya pengembangan SDM peneliti dirahkan kepada sasaran utama yaitu
sebagai berikut : Peningkatkan kapasitas SDM melalui peningkatan nilai tambah
melalui pengembangan kompetensi dan profesionalisme peneliti; Peningkatkan
kinerja; mengupayakan fasilitasi media pembelajaran dan peningkatan keterampilan
sesuai dengan Tugas dan Fungsi.
Karena itu, diperlukan upaya-upaya bagi BPPKI Bandung, untuk memfasilitasi
dan mengadvokasi para peneliti yang terbatas kesempatannya untuk
mengembangkan kemampuannya dalam bidang penulisan karya tulis ilmiah dan
bidang penelitian, melalui Seminar ”Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dalam Meningkatkan Nilai Tambah Pelayanan Publik Guna Mewujudkan

& xii PROSIDING No. 1 TAHUN 2012


Masyarakat Berbasis Informasi” bagi para peneliti/ calon peneliti BPPKI Bandung.
Kegiatan ini tidak saja dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan
Peserta di bidang penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan metodologi penelitian. Tetapi
salah satu hal penting adalah dapat mendukung kualitas karya tulis dan hasil
penelitian para peneliti dan calon peneliti dengan lebih mampu mendeskripsikan
secara jelas dan rinci metode penelitiannya, sehingga dapat dicapai suatu hasil
penelitian yang mampu menjawab permasalahan yang telah diajukan. Dengan kata
lain, penelitian yang dilakukan dapat menjawab kepentingan stakeholder, yaitu:
masyarakat dan publik, untuk menuju masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge
based society); Pemerintah, untuk menuju eGovernment; Industri, untuk menuju industri
TIK yang global dan berdaya saing; Lembaga Penelitian, untuk menuju lembaga
Penelitian kelas dunia.
Dalam seminar ini akan disampaikan karya tulis ilmiah berupa hasil penelitian
dan kajian teoretis para peneliti dan calon peneliti Balai Pengkajian dan
Pengembangan Komunikasi dan Informatika Bandung. Merujuk pada tugas dan fungsi
BPPKI Bandung Badan Litbang SDM, bahwa penelitian di lingkungan Badan Litbang
SDM harus mensupport pula tugas dan fungsi Unit Eselon 1 lainnya di lingkungan
Kementerian Kominfo, yaitu Direktorat Jenderal Sumber Daya Penyelenggaraan Pos
dan Informatika (SD PPI); Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika
(PPI); Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika); dan Direktorat Jenderal
Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), maka ruang lingkup topik yang disusun para
peneliti yang akan disampaikan dalam seminar ini adalah merujuk pada substansi
tugas dan fungsi empat direktorat yang terdapat di Kementerian Kominfo tersebut.
Yaitu mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan perkembangan dan
pemanfaatan bidang komunikasi dan informatika, yaitu Security Information
(Keamanan Informasi); Penyiaran dan Regulasi Penyiaran; Electronic Government di
Pemerintah Daerah; Chief Information Officer (CIO); dan Industri Media.
Akhirnya dengan mengucapkan Bismillahrirrahmannirrahim, Seminar
”Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Meningkatkan Nilai
Tambah Pelayanan Publik Guna Mewujudkan Masyarakat Berbasis Informasi” secara
resmi saya nyatakan dibuka. Selamat melaksanakan Seminar ” Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Meningkatkan Nilai Tambah
Pelayanan Publik Guna Mewujudkan Masyarakat Berbasis Informasi” semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha baik kita.

Bandung, November 2012

Kepala
Balai Pengkajian dan Pengembangan
Komunikasi dan Informatika
(BPPKI) Bandung

PROSIDING No. 1 TAHUN 2012 & xiii


& xiv PROSIDING No. 1 TAHUN 2012
DESAIN OPEN SECURITY ARCHITECTURE DI DALAM ORGANISASI
(Keamanan TIK di Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi
dan Informatika Bandung)

Didit Praditya
Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Bandung
Jl. Pajajaran No. 88 Bandung 40173, Fax. (022) 6021740
Hp. 08157723727, e-mail : ddtprdty@gmail.com

Abstrak
Open Security Architecture (OSA) provides patterns which known and have been proven to be
applied in a security system of information technology. OSA design patterns used in designing
the security system architecture based on an organization's information technology
infrastructure. Utilization of OSA design, a free framework developed by the community and
independent from a specific vendor, may reduce overall effort in designing an organization's
information technology security architecture. OSA design can simplify abstraction, but for a
more technical level, OSA has not provided a more detailed patterns and controls.

Keywords : OSA, information technology security architecture, design, pattern, framework

Abstrak
Open Security Architecture(OSA) menyediakan pola-pola(patterns) yang telah diketahui dan
telah teruji untuk diaplikasikan dalam suatu sistem keamanan teknologi informasi. Pola-pola
desain OSA digunakan dalam mendesain arsitektur keamanan sistem berdasarkan infrastruktur
teknologi informasi suatu organisasi. Dengan menggunakan desain OSA yang merupakan
suatu kerangka kerja bebas(free framework) yang dikembangkan oleh komunitas serta
independen terhadap vendor tertentu, dapat mengurangi keseluruhan usaha dalam mendesain
suatu arsitektur keamanan teknologi informasi organisasi. Desain OSA dapat mempermudah
abstraksi, namun untuk tingkat yang lebih teknis, OSA belum menyediakan pola dan kontrol
yang lebih detil.

Kata Kunci : OSA, arsitektur keamanan teknologi informasi, desain, pola, framework

1
Desain Open Security Architecture di Dalam Organisasi
Didit Praditya

PENDAHULUAN komunitas serta dapat diterapkan untuk


suatu kasus atau permasalahan yang
Latar Belakang serupa.
Arsitektur keamanan atau security OSA menggunakan pendekatan
architecture sistem informasi merupakan hal terbuka dalam mendesain arsitektur
yang mendasar dalam menyelenggarakan keamanan sistem. Pendekatan OSA
kebijakan keamanan sistem informasi orga- menyatukan standar-standar kontrol dengan
nisasi. Arsitektur keamanan informasi meng- pola-pola arsitektur dan standar-standar
gambarkan bagaimana sistem melindungi implementasi yang sudah ada. Menurut
aset-aset sistem informasi dari kerentanan OSA (Why have OSA?, n.d.), terdapat
dan gangguan keamanan. Arsitektur beberapa alasan untuk menggunakan
keamanan informasi menggambarkan pendekatan ini, antara lain:
aspek-aspek sistem yang telah dimiliki atau 1. Menggunakan OSA menyederhanakan
yang akan dibangun, serta prinsip dan kebutuhan atas beragam standar,
panduan untuk memenuhi kebutuhan kerangka kerja, legislasi, dan regulasi.
persyaratan keamanan sistem tersebut. 2. Menggunakan pola-pola (patterns)
Pembangunan arsitektur keamanan menunjukkan praktek terbaik dari
teknologi informasi dapat dilakukan kumpulan kontrol yang harus
menggunakan kerangka kerja(framework) dispesifikasi dalam situasi tertentu.
Open Security Architecture atau OSA. OSA 3. Komunitas OSA membantu membuat
adalah suatu kerangka kerja bebas(free materi berkualitas tinggi berdasarkan
framework) yang dimiliki dan pengalaman dari komunitas tersebut.
dikembangkan oleh komunitas. OSA 4. Mengaplikasikan pola-pola(patterns)
menyaring arsitektur keamanan komunitas OSA dapat memberikan awal yang
yang telah ada dan menyediakan pola- cepat, meningkatkan kualitas solusi
pola (patterns) yang telah teruji untuk yang diterapkan, dan mengurangi
diaplikasikan dalam membuat desain usaha keseluruhan yang dibutuhkan
arsitektur keamanan. OSA merupakan dalam mendesain arsitektur sistem
sistem terbuka yang tidak bergantung keamanan.
terhadap vendor dengan spesifikasi
tertentu. (OSA. Open Security Architecture,
n.d.) Permasalahan
Penggunaan OSA sebagai kerangka Permasalahan keamanan tidak dapat
kerja desain dan pembangunan sistem diabaikan dalam melindungi aset-aset
keamanan informasi dapat mempersingkat yang dimiliki oleh suatu organisasi. Suatu
waktu, karena sistem divisualisasikan organisasi harus mempunyai kebijakan dan
melalui suatu diagram. Pembuatan prosedur keamanan yang harus
diagram dapat dilakukan dengan cepat diselenggarakan, seiring dengan
karena OSA mempunyai pola atau pattern berjalannya aktivitas organisasi tersebut.
tertentu yang dikembangkan oleh Oleh karena itu, suatu organisasi

2
Prosiding No. 1 Tahun 2012

memerlukan suatu desain arsitektur dari proses bisnis organisasi. Arsitekur


keamanan yang dapat melindungi aset- sistem teknologi informasi dalam suatu
aset sistem informasi organisasi tersebut organisasi mendefinisikan komponen-
dari kerentanan sistem dan gangguan komponen teknologi informasi dan
keamanan. hubungan antar komponen-komponen
Berbagai standar arsitektur tersebut dalam kaitannya dalam proses
keamanan telah banyak tersedia, namun bisnis dan pencapaian tujuan organisasi.
penggunaan arsitektur terbuka dalam Desain arsitektur suatu sistem
desain keamanan dapat memberikan solusi mempertimbangkan beberapa hal (OSA. IT
cepat yang sesuai dengan kebutuhan Architecture, n.d.), antara lain:
organisasi tanpa mengurangi kualitas • Keberlanjutan (sustainability) atau
desain yang sesuai dengan standar-standar kemampuan sistem untuk bertahan
keamanan yang sudah ada. Penggunaan dalam jangka waktu yang
arsitektur terbuka mempunyai beberapa dibutuhkan.
keuntungan karena dukungan komunitas • Ketergantungan (dependability)
yang memberikan kontribusi mengenai merujuk kepada suatu sistem yang
suatu permasalahan membuat pembuatan layak dipercaya, yang dapat
desain menjadi lebih cepat. ditempatkan dengan benar dalam
Desain arsitektur keamanan memberikan layanannya. (IFIP, 1988)
informasi akan dibuat berdasarkan • Skalabilitas (scalability) adalah
infrastruktur TI yang dimiliki oleh organisasi kemampuan sistem untuk menangani
Balai Pengkajian dan Pengembangan penambahan beban kerja atau
Komunikasi dan Informatika Bandung(BPPKI kesiapan sistem untuk dapat
Bandung). BPPKI Bandung adalah salah diperluas.
satu unit pelaksana teknis Kementerian • Kinerja (performance) sistem harus
Komunikasi dan Informatika Republik dipertimbangkan dalam mendesain
Indonesia di bawah Badan Litbang Sumber arsitektur keamanan informasi,
Daya Manusia. Kantor BPPKI Bandung karena dengan meningkatnya
terdiri dari sub bagian tata usaha, seksi keamanan dapat mengurangi
program, seksi publikasi, fungsional kinerja sistem.
peneliti, dan terdapat ruang galeri
internet. Arsitektur teknologi informasi
didefiniskan sebagai pengorganisasian
secara fundamental sistem teknologi
KAJIAN PUSTAKA informasi yang tersusun atas komponen-
komponen sistem, hubungan-hubungan
Arsitektur Sistem antar komponen, serta prinsip-prinsip untuk
Keberadaan teknologi informasi mengontrol penggunaan komponen-
dalam suatu organisasi merupakan komponen tersebut National IT, 2008).
komponen yang tidak dapat dipisahkan Beberapa definisi arsitektur sistem / TI
yang digunakan OSA (IT Architecture, n.d.)

3
Desain Open Security Architecture di Dalam Organisasi
Didit Praditya

antara lain: arsitektur sistem, dapat digunakan suatu


1. Menurut COBIT (4.1), enterprise kerangka kerja arsitektur (architecture
architecture for IT adalah deskripsi framework). Kerangka kerja arsitektur
fundamental yang mendasari desain adalah suatu alat (tool) yang dapat
komponen-komponen bisnis TI, hubungan digunakan untuk mengembangkan
antara komponen-komponen tersebut berbagai macam arsitektur. Kerangka
dan cara komponen-komponen tersebut kerja tersebut harus menjelaskan metode
mendukung tujuan organisasi. dalam merancang sistem dalam bentuk
2. Menurut TOGAF, arsitektur mempunyai suatu blok-blok bangunan, dan
dua pengertian tergantung konteks menunjukkan bagaimana blok-blok
penggunaannya, yaitu : bangunan tersebut sesuai satu sama lain.
a. Deskripsi formal atau rencana detil Kerangka kerja harus mempunyai
suatu sistem pada tingkat perangkat-perangkat (tools) dan
komponen sebagai panduan menggunakan suatu kosa kata yang sama.
untuk implementasi. Kerangka kerja harus mencakup daftar
b. Struktur komponen, hubungan antar standar-standar yang direkomendasikan
kom- ponen, prinsip - prinsip, dan serta produk-produk yang dapat
panduan mengelola desain dan digunakan untuk mengimplementasikan
evolusi dari waktu ke waktu. blok-blok bangunan yang telah
3. Menurut Zachman, arsitektur adalah didefinisikan sebelumnya. (TOGAF, 2006)
kumpulan desain artefak atau
representasi deskriptif yang relevan
dalam menggambarkan suatu objek Arsitektur Keamanan
sehingga dapat diciptakan berdasarkan Definisi keamanan teknologi informasi
kebutuhan maupun dipelihara(maintain) dalam konteks OSA, yaitu keamanan yang
selama periode masa manfaatnya. diberikan oleh sistem teknologi informasi
sebagai kemampuan sistem tersebut untuk
Dari beberapa definisi tersebut, melindungi kerahasiaan (confidentiality),
OSA(IT Architecture, n.d.) mendefinisikan integritas (integrity) data yang diproses,
arsitektur sebagai suatu kumpulan desain ketersediaan (availability) sistem dan data,
artefak (dokumen dan model) yang relevan akuntabilitas (accountability) transaksi yang
untuk menggambarkan suatu objek diproses, dan jaminan (assurance) bahwa
sedemikian rupa sehingga dapat sistem akan terus berjalan sampai
diciptakan sesuai kebutuhan maupun mencapai tujuan desain yang diinginkan.
dipelihara (maintain) selama periode masa (IT Security, n.d.)
manfaatnya. Desain artefak yang Konsep-konsep lain yang berkaitan
menggambarkan struktur komponen, dengan arsitektur keamanan dan dapat
hubungan antar komponen, serta prinsip- dipertimbangkan dalam domain arsitektur
prinsip, dan panduan dalam mengelola keamanan menurut OSA (IT Security, n.d.),
desain dan evolusi dari waktu ke waktu. antara lain:
Dalam mengembangkan suatu • Non-penyangkalan (non-repudia-

4
Prosiding No. 1 Tahun 2012

tion), memastikan bahwa tidak bahan yang dapat digunaulangkan


hanya pengirim maupun penerima (reuseable) pada beberapa lapisan
dapat menyangkal transmisi telah abstraksi. Di tingkat atas, OSA
dilakukan (Agrawal dan Mishra, menyediakan lanskap (landscape)
2012). keseluruhan dan aktor-aktor dalam
• Kepercayaan (trustworthiness) antar terminologi dan taksonomi masing-masing.
komponen-komponen sistem dapat Pada tingkat selanjutnya, OSA
meningkatkan keamanan sistem menyediakan pola-pola keamanan
tersebut. (patterns). Selanjutnya, OSA menyediakan
• Ancaman (threat) yaitu penyebab pemodelan ancaman (threat) serta katalog
potensial dari sebuah insiden yang kontrol (control catalogs). (How to use OSA,
tidak diinginkan yang dapat n.d.)
mengakibatkan kerusakan pada Metode yang akan digunakan untuk
sistem atau organisasi. (ISO/IEC, mendesain arsitektur keamanan organisasi
2009) sesuai dengan cara OSA (How to use OSA,
• Risiko (risk) keamanan informasi n.d.), yaitu: (1) relevansi masalah dengan
adalah ancaman potensial yang lanskap OSA, (2) pemilihan pola (pattern),
dapat mengeksploitasi kerentanan (3) pemilihan kontrol, dan (4) pemetaan
suatu atau sekelompok aset katalog kontrol. Selain itu, dilakukan
sehingga dapat menimbulkan pengumpulan data berdasarkan
kerugian terhadap organisasi. (ISO/ observasi/ pengamatan di dalam
IEC, 2009) organisasi BPPKI Bandung. Hasil keluaran
desain berupa deskripsi visual arsitektur
OSA (IT Security Architecture, n.d.) keamanan informasi berdasarkan
mendefinisikan arsitektur keamanan infrastruktur TI di dalam organisasi(BPPKI
sebagai artefak desain yang Bandung) sesuai dengan metode OSA.
menggambarkan bagaimana kontrol
keamanan (penanggulangan keamanan) Relevansi Masalah dengan Lanskap OSA
diposisikan, dan bagaimana mereka Lanskap arsitektur keamanan OSA
berhubungan dengan keseluruhan arsitektur mengkategorisasi topik-topik domain
teknologi informasi. Kontrol tersebut keamanan dengan menggabungkan
memenuhi tujuan untuk menjaga atribut- tingkatan abstraksi yang berbeda.
atribut kualitas sistem, diantaranya: Keseluruhan lanskap arsitektur keamanan
kerahasiaan (confidentiality), ketersediaan OSA ditunjukkan pada Gambar 1.
(availability), akuntabilitas (accountability), Lanskap arsitektur keamanan OSA
serta jaminan (assurance). mencakup pola-pola (patterns), yang
mencakup solusi arsitektur keamanan untuk
memecahkan masalah-masalah tertentu
Kerangka Konsep dalam topik keamanan sistem. Masalah
Dalam mendesain arsitektur keamanan yang akan dibahas disesuaikan
keamanan, OSA menyediakan bahan- dengan pola-pola yang telah ada di

5
Desain Open Security Architecture di Dalam Organisasi
Didit Praditya

dalam lanskap OSA. Pola-pola OSA • IT infrastructure patterns (pola-pola


terdiri dari: infrastruktur TI).
• IT service security patterns (pola-pola • (Central) Security Services (layanan-
keamanan layanan TI). layanan keamanan (terpusat)).
• IT application level patterns (pola- • Governance (tata kelola).
pola di tingkat aplikasi TI).

Gambar 1
Lanskap arsitektur OSA (OSA Landscape, n.d)

Pemilihan Pola untuk menyimpan atribut-atribut pola


Pola desain (design pattern) dalam bentuk Open Office atau HTML.
merupakan suatu solusi umum yang dapat Sebelum menuju tahap desain,
digunakan kembali (reuseable) untuk dilakukan pengumpulan referensi mengenai
masalah yang sering muncul dalam suatu topik-topik keamanan dan kerentanan-
desain. Dalam OSA, pola visual yang kerentanan (vulnerability) yang dapat
didesain menggunakan format citra SVG mengganggu sistem. (IT Security Patterns,
atau PNG serta menggunakan template n.d.)

6
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Beberapa panduan OSA untuk Pemilihan Kontrol


mendesain suatu pola (Writing a Pattern, Banyaknya kontrol yang
n.d.), antara lain: diimplementasikan pada lingkungan sistem
• Menggunakan skenario untuk tergantung terhadap penanganan risiko
menentukan bagaimana pola yang dikehendaki. Pemilihan ini akan
tersebut akan digunakan. berbanding terbalik dengan biaya yang
• Mempertimbangkan ancaman-anca- tersedia, serta bergantung pada
man (threats) yang akan diredam. kebijakan-kebijakan (policy) dasar
• Efisiensi, dengan mempertimbang- keamanan yang akan digunakan.
kan kontrol mana yang memerlukan
biaya besar atau yang terlalu sulit
untuk diimplementasikan. Pemetaan Katalog Kontrol
• Praktek terbaik, berpikir apa yang Tahap selanjutnya dalam membangun
terbaik untuk masalah yang akan arsitektur keamanan OSA adalah dengan
dipecahkan, dan relatif terhadap menggunakan kontrol katalog yang telah
industri dimana organisasi berada. terpetakan dengan standar ISO dan
COBIT. Pemetaan ini berguna untuk audit
Desain dilakukan dengan pada tahap selanjutnya atau untuk
membangun suatu pola visual dengan kepentingan meninjau kembali suatu projek.
menggunakan template berformat SVG Katalog kontrol dalam OSA dikategorisasi
yang telah ada. Diagram pola yang telah berdasarkan yang ditunjukkan pada
dibuat diberi keterangan sesuai dengan Gambar 2.
referensi kontrol berdasarkan library
kontrol yang sudah disediakan oleh OSA.

Gambar 2
Katalog Kontrol OSA. (OSA Control Catalog, n.d)

7
Desain Open Security Architecture di Dalam Organisasi
Didit Praditya

ANALISIS DAN PEMBAHASAN beberapa sub jaringan yaitu: sub jaringan


bagian tata usaha, seksi program, seksi
Infrastruktur jaringan organisasi BPPKI publikasi, ruang peneliti, dan ruang galeri
Bandung ditunjukkan pada Gambar 3. internet. Masing-masing sub jaringan
Infrastruktur tersebut terdiri dari beberapa tersebut terhubung melalui infrastruktur
LAN yang terhubung ke Internet melalui wireless LAN seperti yang ditunjukkan
router dan firewall, serta server yang pada Gambar 4. Berdasarkan
menyediakan basis data dan network infrastruktur jaringan tersebut akan dibuat
storage. Infrastruktur jaringan terdiri dari desain arsitektur keamanan menggunakan
pola OSA.

Gambar 3
Infrastruktur sebuah jaringan dalam suatu organisasi

Gambar 4
Bagian infrastruktur jaringan di dalam
organisasi

8
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Untuk meningkatkan keamanan internal terhadap sistem dapat digunakan


teknologi informasi di dalam organisasi diagram use case.
diperlukan penambahan peran dan Diagram use case yang menggam-
tanggung jawab IT Security Manager dalam barkan penggunaan infrastruktur TI
mengelola keamanan dan melindungi aset- organisasi ditunjukkan pada Gambar 5.
aset sistem dari berbagai ancaman baik User atau pegawai menggunakan
ancaman eksternal maupun internal. infrastruktur TI dengan beberapa aktivitas
Ancaman keamanan dari dalam (internal) antara lain: menggunakan workstation/ PC
dapat disebabkan karena pengguna atau client, menggunakan external storage,
pegawai dari dalam organisasi itu sendiri. Pengolahan data(entry data), dan
Untuk mengidentifikasi berbagai ancaman mengakses Internet.

Gambar 5
Diagram use case penggunaan infrastruktur TI organisasi

Dalam melaksanakan aktivitas- disediakan oleh infrastruktur TI yang


aktivitas tersebut terdapat beberapa berhak menentukan atau menyetujui
potensi ancaman yang dapat mengganggu kebijakan TI maupun kebijakan keamanan
keamanan sistem seperti yang ditunjukkan TI yang diambil oleh IT Security Manager.
pada Tabel 1. Sedangkan, Desain solusi IT Security Manager mempunyai peran dan
arsitektur keamanan OSA secara generik tanggung jawab mengelola keamanan
digambarkan pada Gambar 6. Dalam serta menanggulangi potensi ancaman
arsitektur yang didesain, terdapat keamanan dan gangguan eksternal
beberapa aktor: Business/Service Owner maupun internal terhadap aset-aset sistem.
yang merupakan penanggung jawab
organisasi atau pemilik dari layanan yang

9
Desain Open Security Architecture di Dalam Organisasi
Didit Praditya

Tabel 1
Potensi Ancaman Keamanan Internal

Aktivitas Penggunaan Potensi Ancaman Keamanan Penanggulangan Ancaman


Infrastruktur
Menggunakan •Terinfeksi malware, program •Peningkatan awareness serta pengetahuan
workstation/PC client berbahaya atau tidak dan keterampilan pegawai dalam
diinginkan. menggunakan PC.
•Penggunaan antivirus oleh setiap end
user.

•Penggunaan workstation/PC •Menggunakan autentikasi dalam


secara ilegal. penggunaan sistem/PC.

•Error atau trouble pada •Peningkatan pengetahuan dan


sistem. keterampilan pegawai dalam
menggunakan perangkat lunak/sistem
operasi.
•Membuat sistem recovery.

•Ancaman fisik (kehilangan, •Peningkatan awareness serta pengetahuan


kerusakan). dan keterampilan pegawai dalam
menggunakan perangkat/infrastruktur
sistem.
•Meningkatkan keamanan fisik: seperti
ruangan/gedung.
•Pemeliharaan infrastruktur (maintenance).

Pengolahan data •Akses data secara ilegal. •Mengatur hak akses (autorisasi) dalam
•Perubahan yang tidak mengakses atau memanipulasi data.
diinginkan/kerusakan data. •Menjaga kerahasiaan data
•Pencurian data. (confidentiality).
•Kehilangan data. •Membuat backup data.

Menggunakan eksternal •Terinfeksi malware, program •Peningkatan awareness serta pengetahuan


storage berbahaya atau tidak dan keterampilan pegawai dalam
diinginkan. menggunakan PC dan eksternal storage.
•Penggunaan antivirus oleh setiap end user

Mengakses Internet •Terinfeksi malware, program •Penggunaan firewall dan/atau filter


berbahaya atau tidak jaringan dalam mengakses Internet.
diinginkan. •Peningkatan awareness serta pengetahuan
•Ancaman dari cyberspace dan keterampilan pegawai dalam
(cyberthreat). menggunakan Internet.

10
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Gambar 6
Diagram OSA berdasarkan infrastruktur di salah satu sub jaringan organisasi

Potensi ancaman keamanan yang meningkatkan potensi ancaman


teridentifikasi berdasarkan infrastruktur terhadap komponen tersebut
jaringan di dalam organisasi tersebut, maupun keseluruhan sistem.
antara lain: • Penggunaan media penyimpanan
• Potensi ancaman keamanan jaringan eksternal oleh user dapat
yang terhubung ke Internet dapat memperbesar kemungkinan terkena
dikurangi dengan menggunakan malware, program yang berbahaya,
firewall maupun melakukan filtering. atau program yang tidak
• Koneksi nirkabel yang dipakai untuk diinginkan.
sub jaringan dapat menjadi celah
keamanan sistem, karena LAN Untuk mengurangi potensi ancaman
nirkabel dapat digunakan oleh keamanan dari penggunaan infrastruktur
perangkat mobile seperti smartphone oleh masing-masing aktor atau pengguna,
atau perangkat nirkabel lainnya. ditentukan kontrol dari komponen
• Penggunaan perangkat/komponen arsitektur berdasarkan katalog kontrol
sistem secara illegal oleh user dapat yang telah disediakan OSA. Kumpulan

11
Desain Open Security Architecture di Dalam Organisasi
Didit Praditya

kontrol menentukan peran dan hubungan autentifikasi perangkat sebelum terkoneksi


aktor/ komponen dalam arsitektur ke dalam jaringan. Digunakan kontrol
keamanan sistem. Jumlah kontrol yang Account Management dan User
digunakan sesuai dengan kebutuhan dengan Identification and Authentification untuk
mempertimbangkan biaya, kebijakan, mengatur hak akses atau hak penggunaan
keefektifan, dan efisiensi, jika PC client/workstation. Kontrol untuk aktor
diimplementasikan ke dalam sistem. user/pegawai, yaitu Security Awareness
Gambar 7 menunjukkan diagram OSA berkaitan dengan kesadaran pengguna
penggunaan workstation/ PC client di dalam dari sisi keamanan dan Rules of Behaviour
infrastruktur sub jaringan organisasi. yang berkaitan dengan aturan dan
Subjaringan menggunakan LAN nirkabel perilaku dalam penggunaan sistem.
dengan kontrol Wireless Access Restrictions Sedangkan diagram OSA mengenai
untuk pembatasan akses nirkabel serta keamanan pengolahan data (data entry)
panduan dalam implementasi teknologi melalui jaringan lokal dan katalog kontrol
nirkabel dan kontrol Device Identification tiap-tiap komponen ditunjukkan pada
and Authentification untuk identifikasi dan Gambar 8.

Gambar 7
Diagram OSA dan kumpulan kontrol

12
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Gambar 8
Diagram OSA untuk pengolahan data (data entry)

Desain arsitektur keamanan teknologi penggunaan infrastruktur tersebut. OSA


informasi dengan menggunakan diagram juga mempunyai katalog kontrol cukup
OSA dapat dilakukan dengan cepat, lengkap yang telah terpetakan dengan
karena OSA mempunyai pola-pola generik standar-standar keamanan informasi yang
yang dikembangkan oleh komunitas ada sehingga mempermudah abstraksi
dengan filosofi terbuka(open). Pola-pola desain keamanan informasi.
tersebut akan bertambah dan mengalami Namun, desain OSA hanya
perbaikan yang dilakukan oleh komunitas memvisualisasikan rancangan atau desain
secara terus-menerus, sehingga secara umum karena OSA tidak
menggunakan pola-pola tersebut dapat berdasarkan vendor tertentu. Sehingga,
menyingkat waktu proses desain dan desain arsitektur keamanan yang dibuat
memperluas scope bidang desain arsitektur menggunakan OSA dari segi teknis masih
keamanan teknologi informasi. Pola OSA kurang detil atau sesuai dengan spesifikasi
dapat digunakan sesuai dengan suatu suatu perangkat atau piranti lunak. Hal ini
permasalahan yang serupa dengan dapat menyulitkan perancang atau IT
dilakukan penyesuaian dengan kondisi Security Manager yang telah terbiasa atau
infrastruktur dan skenario(proses) mempunyai ketergantungan dengan vendor

13
Desain Open Security Architecture di Dalam Organisasi
Didit Praditya

tertentu dalam merancang desain yang pertimbangan biaya, kebijakan, serta


lebih teknis atau lebih ke tingkat efisiensi dan keefektifan jika akan
operasional. Oleh karena itu, penggunaan diimplementasikan.
OSA lebih sesuai digunakan di tingkat 5. Organisasi BPPKI Bandung secara
manajemen dan pengambil keputusan umum belum mempunyai kebijakan
daripada tingkat operasional teknologi mengenai keamanan informasi
informasi. organisasi. Meskipun ada kebijakan
keamanan, namun belum ada dokumen
yang formal atau tervalidasi sehingga
PENUTUP berdasarkan ISO 17799: 2005, tingkat
ekamanan dapat disebut sebagai non-
Simpulan existent atau initial.
1. Desain arsitekur keamanan berbasis
Open Security Architecture (OSA) Saran
mengurangi keseluruhan usaha desain, 1. Pola desain yang dihasilkan dapat
karena menggunakan template dan dijadikan modul/template sehingga
pola-pola yang dikembangkan oleh dapat digunakan kembali jika terjadi
komunitas dan katalog kontrol arsitektur perubahan pada arsitektur teknologi
keamanan yang telah teruji karena informasi organisasi atau digunakan
sesuai dengan standar-standar kembali di dalam suatu organisasi yang
keamanan yang ada. mempunyai infrastruktur tidak jauh
2. Untuk mendesain arsitektur keamanan berbeda.
teknologi informasi menggunakan OSA 2. Pengembangan yang lebih banyak
dapat dilihat berdasarkan infrastruktur dalam desain arsitektur keamanan
yang dimiliki organisasi dan dengan menggunakan OSA, sehingga
skenario(proses) dalam menggunakan perancangan arsitektur keamanan tidak
infrastruktur tersebut. hanya dilihat dari sisi infrastruktur dan
3. Desain keamanan informasi proses, serta dapat diterapkan pada
menggunakan OSA dapat ruang lingkup masalah yang lebih luas.
mempermudah abstraksi, namun untuk 3. Dukungan terhadap filosofi terbuka
tingkat yang lebih teknis, OSA belum (open) karena desain dapat dilakukan
menyediakan pola dan kontrol yang dengan mudah, cepat, didukung oleh
lebih detil. Oleh karena itu, komunitas, dan terlepas dari
penggunaan OSA lebih sesuai ketergantungan terhadap vendor
digunakan di tingkat manajemen dan tertentu.
pengambil keputusan daripada tingkat 4. Keamanan dalam teknologi informasi
operasional teknologi informasi. sangat penting, oleh karena itu
4. Jumlah komponen-komponen OSA diperlukan kebijkan, prosedur, serta
seperti aktor dan kontrol dalam desain peran dan tanggung jawab manajer
disesuaikan dengan kebutuhan dengan keamanan TI di dalam suatu organisasi.

14
Prosiding No. 1 Tahun 2012

DAFTAR PUSTAKA <http://www.opensecurityarchitecture


.org/cms/en/foundations/how-to-
Agrawal, M. dan Mishra, P. (2012). A use> [Terakhir diakses 11 September
Comparative Survey on Symmetric Key 2012]
Encryption Techniques. International
Journal on Computer Science and OSA (n.d.) IT Architecture. [online] Tersedia
Engineering (IJCSE). [online] Tersedia dalam:
dalam: <http://www.opensecurityarchitecture
<http://www.enggjournals.com/ijcse/ .org/cms/en/definitions/it-
doc/IJCSE12-04-05-237.pdf > architecture> [Terakhir diakses 11
[Terakhir diakses 11 September September 2012]
2012]
OSA (n.d.) IT Security. [online] Tersedia
IFIP (1988) WG 10.4 on DEPENDABLE dalam:
COMPUTING AND FAULT <http://www.opensecurityarchitecture
TOLERANCE. [online] Tersedia dalam: .org/cms/en/definitions/it-security>
<http://www.dependability.org/wg1 [Terakhir diakses 11 September
0.4/> [Terakhir diakses 11 2012]
September 2012]
OSA (n.d.) IT Security Architecture. [online]
ISO/IEC (2009). ISO/EIC 27000 Tersedia dalam:
Information technology - Security <http://www.opensecurityarchitecture
techniques - Information security .org/cms/en/definitions/it-security-
management systems - Overview and architecture> [Terakhir diakses 11
vocabulary. [online] Tersedia dalam: September 2012]
<http://standards.iso.org/ittf/Publicly
AvailableStandards/c041933_ISO_IE OSA (n.d.) IT Security Patterns. [online]
C_27000_2009.zip> [Terakhir Tersedia dalam:
diakses 11 September 2012] <http://www.opensecurityarchitecture
.org/cms/en/definitions/security_patt
National IT and Telecom Agency (2008). erns> [Terakhir diakses 11
Glossary - IT architecture. [online] September 2012]
Tersedia dalam: <http://www.itst.dk/
filer/Publikationer/aarsberetninger/a OSA (n.d.) Open Security Architecture.
arsberetning_2008/ar_0607_annex/ [online] Tersedia dalam:
ar_0607_annex/kap09.htm> <http://www.opensecurityarchitecture
[Terakhir diakses 11 September .org/cms/component/content/article/
2012] 1-foundations/1-open-security-
architecture> [Terakhir diakses 11
OSA (n.d.) How to use OSA. [online] September 2012]
Tersedia dalam:

15
Desain Open Security Architecture di Dalam Organisasi
Didit Praditya

OSA (n.d.) OSA Landscape. [online] <http://www.opensecurityarchitecture


Tersedia dalam: .org/cms/en/foundations/writing-a-
<http://www.opensecurityarchitecture pattern> [Terakhir diakses 11
.org/cms/foundations/osa- September 2012]
landscape> [Terakhir diakses 11
September 2012] The Open Group (2006). Introduction. The
Open Group Architecture Framework
OSA (n.d.) Why have OSA?. [online] Version 8.1.1. [online] Tersedia dalam:
Tersedia dalam: <http://pubs.opengroup.org/architec
<http://www.opensecurityarchitecture ture/togaf8-doc/arch/> [Terakhir
.org/cms/en/about/why-have-osa> diakses 11 September 2012]
[Terakhir diakses 11 September
2012]

OSA (n.d.) Writing a Pattern. [online]


Tersedia dalam:

16
LAYANAN INFORMASI RADIO KOMUNITAS KAMPUS
DI ERA KONVERGENSI

Hj. Neti Sumiati Hasandinata


Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Bandung
Jl. Pajajaran No. 88 Bandung 40173, Fax. (022) 6021740
Hp. 0811220846

Abstrak
The problem in this study, “how the campus community radio information service in this convergence
era.” The observations be descriptive with qualitative by collection techniques to. Resoul of
the research campus community radio show is its role in information services in the form of on air
broadcast, streamed and uploaded in You Tube. Even thought not optimal, internet media and twitter
turns many listeners used to access the broadcast. Campus activities and several know all the
informations given much information about campus activities and also some information that is.
Hopefully campus radio can be used getimullyand the type of information conveyed suggested has a
practical and useful to use concrete as needed education.

Keywords : service information, campus community radio, the era of convergence

Abstrak
Masalah dalam penelitian ini, “bagaimana layanan informasi radio komunitas kampus di era
konvergensi”. Penelitian ini bersifat deskriftif dengan teknik pengumpulan data secara kualitatif.
Hasilnya menunjukkan radio komunitas kampus sudah menjalankan perannya dalam layanan informasi
dalam bentuk siaran on air, streaming dan diunggah di You Tube. Dukungan warga komunitas terhadap
siaran radio kampus juga baik. Walaupun belum optimal, ternyata media internet dan twitter banyak
dimanfaatkan pendengarnya untuk mengakses siaran. Informasi yang disampaikan paling banyak
seputar kegiatan kampus dan beberapa pengetahuan, juga informasi yang bersifat humanis.
Diharapkan siaran radio kampus dapat digunakan secara optimal dan jenis informasi yang
disampaikan disarankan mempunyai nilai praktis dan bermanfaat untuk digunakan secara konkret
sesuai kebutuhan pendidikan

Kata kunci : Layanan informasi, radio komunitas kampus, era konvergensi

17
Layanan Infomasi Radio Komuntas Kampus di Era Konvergensi
Hj. Neti Sumiati Hasandinata

PENDAHULUAN memperoleh dukungan formal dari


segi apapun.
Reformasi tanggal 5 juni 1998 telah
mampu mendobrak paradigma komunikasi, Demikian halnya Radio Komunitas
sebelum reformasi cenderung otoriter berbeda dengan radio siaran komersil atas
bahkan menjadi hegemoni politik dan dua karakteristik yaitu;
kekuasaan kini tak lagi dipertahankan. 1) Olah siar Radio Komunitas tidak
Gerakan sosial yang menuntut bermaksud mencari keuntungan
keterbukaan, telah meninggalkan pola (Profit) sebagaimana radio siaran
komunikasi dalam keseragaman. komersil.
Keberadaan medium radio khususnya 2) Radio Komunitas muncul atas inisiatif
radio komunitas, menjadi salah satu komunitas berdasarkan kebutuhan
alternatif upaya pemerataan arus setempat, sedangkan Radio Siaran
informasi, sebagai sarana interaksi sosial, komersil didirikan oleh individu yang
pemenuhan aspirasi politik, pada lingkup mampu secara komersil.
perkotaan dan pedesaan. Keberadaan
radio komunitas sebagai lembaga Dari paparan tersebut, keberadaan
komunikasi, telah diakui keberadaannya Radio Komunitas merupakan Lembaga
secara formal dalam Undang Undang Komunikasi yang berfungsi sebagai
nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran penyalur dan pemenuhan aspirasi,
serta peraturan pemerintah Republik mendorong perubahan dan pengembangan
Indonesia nomor 51 tahun 2005 tentang demokrasi guna kepentingan komunitasnya.
penyelenggaraan penyiaran Lembaga Di Provinsi Jawa Barat pertumbuhan
Penyiaran Komunitas. radio komunitas, secara kuantitas, relatif
Pasal 13 dan pasal 21 UU no.32 sangat cepat, dibandingkan dengan
tahun 2002 terdapat 3 (tiga) tipologi radio provinsi lain di Indonesia. Di beberapa
di Indonesia, yaitu, Radio Siaran Publik, kabupaten serentak bermunculan stasiun
Radio Siaran Komersil dan Radio Siaran radio komunitas baik yang sudah terdaftar
Komunitas. Radio Komunitas dibedakan sebagai asosiasi (Jaringan Radio
dengan Radio Publik atas dua karakeristik ; Komunitas/ JRK) maupun yang belum. Data
1) Radio Komunitas melayani total di Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
kepentingan komunitas yang secara (KPID) Jawa Barat sebanyak 241. Dari
geografis terbatas, sedangkan Radio jumlah tersebut yang layak tercatat 87 dan
Publik melayani kepentingan yang tidak layak/ dalam proses mencapai
berskala besar yang secara 154. Dalam perkembangan selanjutnya
geografis melingkupi seluruh Radio Komunitas baik di perkotaan maupun
nasional. di perdesaan di Jawa Barat, ternyata
2) Radio Komunitas, badan hukum diwarnai banyaknya keinginan komunitas
mengandalkan pemilikan pendanaan pendidikan dan agama untuk mendirikan
dan pengelolaan dari komunitas itu radio sebagai media komunikasi antar
sendiri sedangkan Radio Publik warga, baik di lingkungan sekolah,

18
Prosiding No. 1 Tahun 2012

perguruan tinggi maupun pesantren. teknologi merupakan peluang bagi industri


(Rachmiati, 2007) konten untuk menyediakan konten tersedia
Terbitnya beberapa undang-undang sepanjang waktu dan menjadi tantangan
dan peraturan pemerintah tentang bagi industri penyiaran yang selama ini
penyiaran, diharapkan menjadi landasan konten siaran tidak berlangsung sepanjang
dalam menyelenggarakan penyiaran di hari, sedangkan dalam era konvergensi
Indonesia, sebagai sarana hiburan, teknologi pengguna memiliki keleluasaan
informasi dan pendidikan dengan tujuan untuk mengakses konten sepanjang hari
untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan dengan tuntutan pilihan konten yang
berbangsa, memajukan kesejahteraan beragam, padahal radio komunitas yang
umum, dalam rangka membangun berkonten lokal baik komunitas warga
masyarakat yang mandiri, demokratis, adil maupun mahasiswa telah bermunculan di
dan sejahtera, serta menumbuhkan industri Jawa Barat. Isi siaran Radio Komunitas
penyiaran di Indonesia (Depkominfo, Ditjen yang berkesesuaian dengan kebutuhan/
Sarana Komunikasi, 2009) kepentingan komunitas menjadi salah satu
Penelitian Badan Informasi dan faktor penunjang berlangsungnya interaksi
Komunikasi Nasional (2000), bahwa antar warga dalam komunitas tertentu,
“kategori kelompok khalayak sehingga pengembangan radio komunitas
massa(heterogen dan anonim) menunjukkan warga lebih berkembang dan berperan
karakteristik pasif atau hanya sebagai untuk warganya.
penerima, mengonsumsi informasi dengan Data di KPID Jawa Barat, dari
kualitas rendah. Kuantitas rendah berarti komunitas pendidikan (kampus) layak
media komunikasi yang digunakan menjadi objek pengamatan sekaligus
terbatas. Dan dalam hal kualitas penelitian karena Radio Komunitas Kampus
menunjukkan indikator dari penggunaan isi digagas sebagai saluran informasi dan
(content) media pada tingkat yang rendah” komunikasi agar mudah mengakses
(BIKN, 2000: 137-146) informasi di lingkungannya. Konsekuensinya
Bermunculannya berbagai siaran layanan informasi menjadi salah satu
komunitas, lalu lintas komunikasi dan penentu sejauhmana Radio Kampus mampu
informasi bertambah marak, kepentingan melaksanakan aktivitas layanan informasi
aspirasi komunikasi semakin tersalurkan. Di untuk memberdayakan warganya di era
sisi lain perkembangan radio komunitas konvergensi.
masih dalam keterbatasan antara lain dari Permasalahan yang diangkat dalam
aspek teknis dan isi (content) kemampuan penelitian ini adalah bentuk layanan
mengelola isi materi siaran yang sesuai informasi apa dalam siaran Radio Kampus
dengan kebutuhan warga komunitas dan yang diterima warga komunitasnya? jenis
bermanfaat serta memiliki daya tarik dan informasi apa yang diterima warga
membangkitkan partisipasi warga, masih komunitasnya? Bagaimana dukungan
memerlukan penanganan dan persiapan komunitas warganya. Sedangkan tujuannya
yang tepat (Rachmiati, 2007: 140). adalah untuk mengetahui bentuk layanan
Disisi lain kehebatan konvergensi informasi pada Radio Komunitas Kampus,

19
Layanan Infomasi Radio Komuntas Kampus di Era Konvergensi
Hj. Neti Sumiati Hasandinata

serta jenis informasi yang diterima LANDASAN KONSEP


komunitasnya, serta dukungan
komunitasnya. Layanan Informasi
Kegunaan penelitian ini sebagai data Layanan informasi ialah
awal untuk bahan evaluasi bagi program penyampaian berbagai informasi kepada
peningkatan layanan informasi Radio sasaran layanan agar individu dapat
Komunitas Kampus. Untuk pihak penentu mengolah dan memanfaatkan informasi
kebijakan dapat digunakan sebagai tersebut demi kepentingan hidup dan
referensi dalam pengembangan industri berkembangnya tujuan secara umum agar
media khususnya Radio Komunitas Warga. terkuasainya informasi tertentu sedangkan
Penelitian ini bersifat deskriptif secara khusus terkait dengan fungsi
melalui pendekatan kualitatif. Data yang pemahaman paham terhadap informasi
terkumpul dalam penelitian sebagai bahan yang diberikan dan memanfaatkan
acuan untuk dianalisis. Data dikumpulkan informasi dalam penyelesaian masalahnya.
melalui observasi, wawancara mendalam Layanan informasi menjadikan individu
kepada informan kunci (Key persons) yang mandiri, yaitu memahami dan menerima
mewakili unsur komunitas dan pihak yang diri dan lingkunganya. Secara positif,
mempunyai kepentingan yang terkait objektif, dinamis, mampu mengambil
dengan pembahasan penelitian, yaitu keputusan, mampu mengarahkan diri,
pengelola radio komunitas kampus, sesuai dengan kebutuhannya tersebut dan
penyiar, pendengar di wilayah kampus, akhirnya dapat mengaktualisasikan dirinya.
yaitu mahasiswa, pegawai kampus, warga, (http: //www.komli.com)
dosen. Juga melalui studi kepustakaan dan
dokumentasi untuk melengkapi analisis Radio Komunitas
(Mulyana, 2002). Lokasi Penelitian dipilih di Secara teoretis, tipologi radio
Kota Bandung, dengan pertimbangan di komunitas mengacu pada perkembangan
Kota Bandung terdapat 16 Radio berdirinya. Ada beberapa kecenderungan
Komunitas Kampus (data KPID 2005), yang jenis Radio Komunitas ditinjau berdasarkan
dikelola oleh para mahasiswa negeri pendekatan kepemilikan dan tujuan
maupun swasta. Dari 16 radio komunitas berdirinya. Menurut hasil riset Cambine
Kampus yang ada di Kota Bandung, Resources Institution(CRI) pada tahun 2002,
penelitian dilakukan di dua Radio Kampus tipologi radio komunitas terdiri dari 4
yaitu Radio Kampus ITB mewakili unsur (empat) bentuk;
perguruan tingggi negeri dan Radio 1. Community Based(Radio berbasis
Kampus Swara Unisba mewakili perguruan Komunitas), radio yang didirikan
tinggi swasta. Kedua Radio Kampus oleh komunitas yang menempati
tersebut eksistensinya dari awal pendirian wilayah geografis tertentu sehingga
sudah teruji dan kedua radio komunitas basisnya adalah komunitas yang
tersebut sudah mendapat rekomendasi menempati suatu daerah dengan
kelayakan dari KPID Jawa Barat untuk batas-batas tertentu, seperti
melaksanakan aktivitas siaran. kecamatan, kelurahan, desa.

20
Prosiding No. 1 Tahun 2012

2. Issue/ sector Based(radio berbasis b. Radio Komunitas permintaan.


masalah/ sektor tertentu), radio Radio ini didirikan oleh sekelompok
yang didirikan oleh komunitas yang orang yang memiliki minat atau
terikat oleh kepentingan dan minat pekerjaan yang sama. Komunitas ini
yang sama sehingga basisnya beragam, mulai dari petani, nelayan,
adalah komunitas yang terikat oleh buruh, supir, pedagang di pasar dll.
kepentingan yang sama dan Karena berangkat dari adanya
terorganisasi, seperti komunitas kepentingan dan permasalahan
petani, buruh dan nelayan. bersama pada komunitas ini, tujuan
3. Personal Initiative(Radio berbasis utama dibentuknya radio adalah untuk
inisiatif pribadi), radio yang mencari solusi dari permasalahan,
didirikan oleh perorangan karena tukar-menukar informasi dan
hobi atau memiliki tujuan lainnya, pengalaman, atau memperjuangkan
seperti hiburan, informasi dan tetap cita-cita dalam bidang/ pekerjaan
mengacu pada kepentingan warga yang diminatinya.
komunitas. c. Radio Komunitas Agama
4. Campus Based(Radio berbasis Radio ini ada pada komunitas agama
Kampus), radio yang didirikan tertentu, di antaranya pesantren bagi
warga kampus perguruan tinggi yang beragama Islam, atau di
dengan berbagai tujuan, termasuk komunitas agama tertentu. Radio
sebagai sarana cenderung sebagai Media Dakwah
Laboratoriumoratorium dan sarana atau media penyebaran misionaris.
belajar mahasiswa.(Rachmiati, 2007: Dibentuk untuk memperkuat misi
83) dakwah atau misionaris lembaga
keagamaan. Sejalan dengan Radio
Berdasarkan data permohonan yang Pendidikan, radio ini umumnya
ada di KPID Jawa Barat, ada beberapa menyebarluaskan informasi
kategori Radio Komunitas: keagamaan, serta memperkuat/
a. Radio Komunitas Pendidikan, mengoptimalkan hasil belajar.
Radio ini ada di sekolah-sekolah atau d. Radio Komunitas Wilayah.
kampus perguruan tinggi. Radio ini didirikan oleh sekelompok
Komunitasnya adalah siswa, guru, warga komunitas yang menempati
karyawan, dosen dan orang yang wilayah tertentu yang relatif terbatas,
terlibat dalam penyelenggaraan seperti dusun, kelurahan atau
pendidikan itu. Tujuan utama kecamatan tertentu. Warga yang
didirikannya radio ini adalah untuk mendiami satu wilayah terbatas,
media pendukung pembelajaran, berinteraksi dan beraktivitas sehari-
dalam arti lebih menyebarluaskan hari, biasanya memiliki kepentingan
materi-materi belajar, menjadi dan permasalahan yang khas, yang
percontohan, model praktikum dan mereka hadapi bersama, seperti
sejenisnya. masalah keamanan, ketertiban,

21
Layanan Infomasi Radio Komuntas Kampus di Era Konvergensi
Hj. Neti Sumiati Hasandinata

kebersihan lingkungan, dan sejenisnya. gratifications, dllnya. Teori Proximitas


Karena merasa sepenanggungan, menyebutkan, informasi yang disampaikan
media radio dianggap bisa lebih memiliki kedekatan dengan apa yang
”meraih” warga setempat untuk sama- sedang dihadapi khalayaknya. Sedangkan
sama berpartisipasi memecahkan dalam konvergensional dikatakan
permasalahan. Selain lebih penyiaran pesan melalui media tidak
memperkukuh “jati dirinya”, juga terlepas dari pemahaman ciri-ciri
membangun rasa bangga sebagai komunitasnya, sesuai nilai-nilai kultural
kelompok warga tersebut. yang berlaku di wilayahnya. Komunikasi
e. Radio Komunitas Darurat. berlangsung melalui canalizing process,
Radio komunitas ini mengacu pada lebih persuasif dan berkelanjutan.
radio komunitas yang didirikan secara Sementara uses & grativications, lebih
darurat karena ada bencana alam. Di memandang bagaimana individu
tengah-tengah keadaan yang tidak menggunakan media komunikasi untuk
menentu, suatu wilayah yang porak- memberi kepuasan yang dibutuhkan,
poranda sebagai akibat bencana maksudnya apa yang dilakukan seseorang
alam, seperti tsunami, gempa bumi dll, terhadap media (McQuail, 1987 dalam
ternyata informasi merupakan sesuatu prosiding Temu Ilmiah Peneliti Badan
yang berharga, penting dan Litbang SDM Kementerian Kominfo di
dibutuhkan oleh para korban bencana Bogor tahun 2006, disampaikan Joko
itu. Untuk itu beberapa wilayah Martono dengan judul “Radio Angkringan
melakukan pendirian radio yang Timbul Harjo”)
sederhana secara teknis dan relatif Sehubungan dengan hal tersebut
cepat, serta lebih mudah. Radio kehadiran radio kampus dalam
menjadi pilihan pertama untuk dibuat memberikan layanan informasi kepada
dibanding media lainnya. Kategori komunitas warganya dapat memenuhi
tersebut tidak mutlak, pada tataran kebutuhan informasi yang diharapkan,
empirik, sebuah radio komunitas bisa siarannya dapat didengarkan, dimengerti,
memiliki 2 atau 3 identitas, namun di dipercaya, direspon dan diimplementasikan
antara itu ada yang lebih dominan. dalam kegiatan kampus atau di luar
Seperti radio komunitas darurat bisa kampus.
didirikan pesantren yang juga
mempunyai misi pendidikan.(Rachmiati, Era konvergensi
2007: 106-107). Seiring dengan perkembangan
teknologi, radio sebagai media
Terkait bentuk penyampaian konvensional, dalam penyampaian
informasi melalui radio, beberapa teori informasi, kehadiran internet dari
komunikasi menyebutkan, agar pesan atau kekurangan dan kelebihan yang dimiliki
informasi yang disampaikan bisa radio bisa saling melengkapi. Era
berlangsung secara optimal, di antaranya konvergensi memungkinkan untuk itu.
teori proximitas, konvergensional, use & Pandangan teori konvensional yang

22
Prosiding No. 1 Tahun 2012

dikemukakan Wolfgang Reifel, selaku tanggal 24 September 2012 di


pimpinan Redaksi Nuerberger Zeitung, Bandung)
menyatakan bahwa media baru bukanlah
pengganti atau substitusi media lama, Berkembangnya teknologi informasi
melainkan merupakan tambahan atau dan komunikasi saat ini membawa
kumulatif (Manihuruk, 210: 124) kecenderungan baru di dunia industri
Beberapa pengertian konvergensi komunikasi, yakni hadirnya beragam media
dari lembaga berbeda: yang menggabungkan teknologi komunikasi
1. Kemampuan beberapa platform baru dan teknologi komunikasi massa
network yang berbeda untuk konvensional dan memberi kesempatan
membawa tipe aplikasi dan baru dalam penanganan, penyediaan,
layanan yang secara esensial pemrosesan seluruh informasi baik berupa
sama(European Union, 1998). visual, audio, data dsb. Radio yang
2. Konvergensi digital, bisa dilihat mempunyai karakteristik didengar, dalam
sebagai kebersamaan(pertemuan/ era konvergensi saat ini selain bersiaran
konvergensi) antara yang secara on air, streaming, dan siaran rekam
sebelumnya secara teknologi dan Yoe Tube, juga dapat diakses secara online,
pasar/ market terpisah, seperti melalui facebook dan twitter.
broadcasting, print publishing, cable
television, telepon suara fixed wired,
komunikasi seluler dan fixed wireless
access. (ITU, 1999). Gambaran Umum Lokasi Penelitian
3. Sebuah proses yang melibatkan
jaringan dan layanan komunikasi, Data Radio Komunitas Kampus di Kota
yang sebelumnya terpisah, Bandung
ditransformasikan sedemikian rupa, Berdasarkan data di Forum Radio
sehingga jaringan dan layanan Kampus Bandung(wawancara dengan
yang berbeda bisa membawa pengelola Radio Kampus ITB, Mukti tgl 8
layanan voice, audio-visual, dan September 2012), ada 16 radio kampus
data yang sama. Selain itu berupa yang tergabung dalam Jaringan Radio
perlengkapan konsumen yang Kampus Bandung(JRKB), sebagai wadah
berbeda juga bisa menggunakan persatuan dari seluruh Radio Kampus se-
layanan tersebut. Layanan baru Bandung Raya. JRKB berdiri sejak 9 Mei
akan diciptakan (OECD, 2000). 2009, digagas oleh Radio Kampus ITB
(Noneng Sumiati, “Konstruksi bertempat di Kampus ITB jln. Ganesha 10
Regulasi Penyiaran di Era Bandung. Sesuai Keputusan Menteri
Konvergensi,” Seminar Hasil Perhubungan No 15 tahun 2003 Rencana
Penelitian Balai Pengkajian dan Induk (Master Plan) Frekuansi Radio
Pengembangan Komunikasi dan Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus
Informatika Bandung, “Menuju untuk Keperluan Radio Siaran FM
Masyarakat Berbasis Informasi” (Frequency Modulation) dan No 13 tahun

23
Layanan Infomasi Radio Komuntas Kampus di Era Konvergensi
Hj. Neti Sumiati Hasandinata

2003, Radio Komunitas saat ini beroperasi sarana belajar-mengajar mahasiswa


pada tiga kanal di Frekwensi Fm juga untuk aktivitas merekam,
107,7mhz, 107,8 mhz dan 107,9 mhz, mengedit dan memproduksi sebuah
power maksimal 50 watt, jangkauan file solid untuk kepentingan praktikum,
maksimal 2,5 km. Ke-16 radio komunitas maupun siaran.
kampus di Bandung, sebagai berikut; 2. Ruang siaran atau on air, digunakan
1. Radio Kampus ITB untuk bersiaran oleh crew dan asisten
2. Radio 8 Eh ITB Laboratorium oratorium. Selain untuk
3. Radio Swara Unisba siaran juga untuk ujian praktik.
4. Unpar Radio Station
5. Pasundan Radio(Unpas) Sarana lain yang dimiliki
6. Eska Radio(UPI) Laboratorium oratorium Radio Fikom Unisba
7. Inkom Radio(Unjani) yaitu;
8. Eltras Radio (Politeknik) . 1. Ruang simulasi Produksi dan Siaran
9. Radio Kampus Kradio(Politeknik Pos) dilengkapi perangkat software digital
10.T.Radio(Institute Teknologi Telkom) programming Jazzler.
11.Elite Radio(Itenas) 2. On Air Booth, bilik siaran yang
12.IM Radio(Institute Managemen dilengkapi perangkat software digital
Telkom) programming Matrix.
13.C.Radio(Sekolah Tinggi Ilmu Sosial 3. Antene pemancar dan saluran
dan Ilmu Politik) Frekwensi yang telah
14.B. Radio(Universitas Bina Dharma) direkomendasikan oleh KPID Jawa
15.Ghoroh Radio Barat.
16.Politeknik Negeri Sriwijaya 4. Perangkat keras seperti condeser mic,
mixer, booster dan wireless mic serta
pemancar Radio
Profil Radio Swara Unisba
Laboratorium Radio Unisba didirikan Dengan dukungan sarana dan
pada tahun 2007, namun disahkan oleh prasarana tersebut Laboratorium oratorium
Dekan Fikom Unisba dan para pendirinya Radio Unisba berfungsi;
pada tanggal 14 Februari 2008. 1. Sarana simulasi siaran dan program
Laboratorium Radio Fikom Unisba ditujukan program radio.
untuk menunjang kegiatan akademik yang 2. Mengelola Radio Komunitas Swara
berfokus pada proses belajar-mengajar Unisba, yang mengudara pada
mahasiswa, dan pengembangan potensi frekwensi 107,7 FM
serta sumberdaya yang dimiliki Unisba 3. Pusat pelatihan skill komunikasi yang
dalam bidang Penyiaran. berfokus pada penyiaran, pelatihan
Laboratorium oratorium Radio Unisba radio journalism bagi kru radio
memiliki dua ruangan yang dioperasikan komunitas atau publik peminat
secara berbeda. penyiaran.
1. Ruang produksi, digunakan sebagai

24
Prosiding No. 1 Tahun 2012

VISI Radio Komunitas perlu memberitahukan kepada asisten


”memfasilitasi ruang publik yang sehat, laboratorium.
memberdayakan fungsi komunikasi sosial di
tengah masyarakat”. Demikian juga untuk keamanan dan
ketertiban dalam pelaksanaan siaran
MISI; pengelola juga menetapkan Standard
1. Memfasilitasi diseminasi informasi Operating Procedure(SOP), baik di ruang
berlandaskan pada syiar Islami, produksi, maupun di ruang on air, baik di
pendidikan, dan kepentingan ruang lLaboratorium oratorium maupun di
komunitas. ruang asisten laboratorium oratorium dan
2. Memberdayakan komunitas dalam ruang praktikum lainnya(Fakultas Ilmu
menjalankan fungsi komunikasi sosial. Komunikasi, UNISBA, 2011) tentang
3. Turut berpartisipasi mengembangkan Standard Operating Procedure,
ruang publik yang sehat. Laboratorium Oratorium Radio.

Adapun crew yang bertugas pada


Radio Swara Unisba periode 2011-2012, Profil Radio Kampus ITB
yaitu; Awal kemunculan Radio Kampus ITB
1. Ayix Galih adanya suatu keinginan memiliki sebuah
2. Rival Fauzi media informasi yang menghubungkan
3. Happy Swastika elemen-elemen civitas academica ITB. Atas
4. Intan Solihatun Prakarsa KM ITB dan HME ITB, akhir tahun
5. Desy Yuliani. 1988 dibentuk tim perintis yang menyiap-
6. Riza Pahesa kan konsepsi untuk mengimple-mentasikan
7. Muhamad Iqbal gagasan. Sebelumnya pernah ada Radio
8. Rizky Ramadhan EH ITB tahun 1960-1980 yang dibubarkan
9. Nuraeni Muslim tahun 1981. Pada temu alumni Radio EH
tanggal 14-15 Agustus 1999, dibicarakan
Para crew in dalam melaksanakan kembali maka berdirilah Radio Kampus ITB
kegiatannya mempunyai kewajiban, yaitu; pada tanggal 8 November 1999, langkah
- wajib mengikuti SOP tata tertib pertama melakukan siaran melalui media
ruangan on air dan tata tertib ruang internet, difasilitasi Himpunan Mahasiswa
produksi Elektronik, beralamat di Gedung Achmad
- wajib mengisi log siaran yang telah Bakrie Lantai IV Kampus ITB dengan Ketua
disediakan terpilih Mukti Winanta El 09. dengan
- wajib menjaga inventaris on air frekwensi 107,7 Fm, Radio Kampus ITB
- tidak boleh berada di ruang produksi menjadi Media penyebaran informasi di
atau ruang on air tanpa didampingi sekitar kampus ITB dan wadah bagi para
asisten laboratorium radio mahasiswa yang memiliki minat dan hobi
- melakukan siaran sesuai dengan sekaligus pembelajaran bagi yang tertarik
jadwal yang telah disepakati, diluar itu di bidang broadcast.

25
Layanan Infomasi Radio Komuntas Kampus di Era Konvergensi
Hj. Neti Sumiati Hasandinata

Tabel 1
Profil Responden

No Nama Status Usia Telepon/HP

1. Ayix Galih Mahasiswa Fikom Unisba/ 20 thn O85624929328


pengelola RadioSwara Unisba

2. Nuraeni Muslim Mahasiswa Fikom/penyiar 20 thn 02293554142


Radio Swara Unisba

3. Rizki Ramadhan Mahasiswa Fikom Unisba/crew 20 thn 087824228702


Radio Swara Unisba

4. Mukti Winanda Mahasiswa Teknik Elektro ITB/ 21 thn 08568311730


Ketua Radio Kampus ITB

5. Kurnia Chris Pradana Mahasiswa Tnk Elektro ITB 20 thn 08561360139

6. Zikri Arfah Mahasiswa Tnk Elektro 20 thn 08182282235


ITB/crew Radio ITB

7. Dita Anindita Mahasiswa Tehnik Informatika 19 thn 085759222488


ITB/crew Radio ITB

8. Embun Mahasiswa Fk Hukum Unisba/ 21thn 0818118275


pendengar

9. Ovie Mahasiswa Senirupa ITB / 20 thn 081385331900


pendengar

10. Dedi Karyawan Unisba/pendengar 41thn 081394385056

11. Dikin Karyawan/pendengar 43thn 02293975593

12. Eni PendudukRT01/RW20 45thn


kel.Tamansari/pendengar

13. Udin Penduduk RT04/RW14 43 thn 081321196723

14. Krisna Andika Mahasiswa Geodesi ITB / 19 thn 081910364698


Direktur Progamer Radio ITB

15. Yunandi Angga Putra Mahasiswa Oceanografi crew 19 thn 085279302822


Radio ITB

Sumber: hasil Penelitian bulan September 2012

26
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Kegiatan rutin adalah siaran setiap Tehnik Informatika), Senin 8 September


hari Senin s/d Jumat dari pukul 9.00 - 2012 di Radio Kampus ITB.
pukul 17.00. Radio Kampus ITB aktif di Untuk pelaksanaan siaran, Radio
Forum Radio Kampus se-Bandung Raya, Kampus ITB mempunyai buku panduan bagi
bahkan menginisiasi suatu gathering yang para pelaksana/siarans/crew. Baik itu
melibatkan 7 radio komunitas kampus. sebagai Produser, scripwriter, tehnician,
Selain itu Radio Kampus ITB mengadakan music director, sehingga masing-masing
kegiatan penyambutan mahasiswa baru, crew dalam melaksanakan tugasnya sesuai
melaksanakan pendidikan calon crew Ra- acuan dalam panduan.
dio Kampus, dan kegiatan nonrutin lainnya.
Radio Kampus merupakan salah satu
unit yang mengutamakan kekeluargaan,
menjadikan Radio Kampus tidak mengenal
senioritas yang memisahkan antar crew satu
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan yang lain, yang menjadi nilai
tambah bagi pengelola Radio Kampus ITB. Kepemilikan perangkat
Adapun seluruh perangkat keras, seperti Berdasarkan pada matrik berikut
Transmiter, AntenaFM, Kabel Transmisi, dibawah ini, tergambar bahwa perangkat
Tower Antena, semua buatan sendiri, begitu dasar penunjang siaran sebenarnya dibagi
pula Audio Mixer, beli maintenance sendiri, menjadi tiga: pemancar, studio, website
dikerjakan oleh Mahasiswa Elektro. Radio (proses streaming dan mencari bahan
Kampus ITB mempunyai daya siar hanya di siaran). Dalam operasionalnya siaran Radio
lingkungan Kampus ITB yang mencapai luas Kampus ITB sehari-hari, peralatan yang
2,5 km. Pemancar analog, radio on content, digunakan adalah Exiter 107,7 fm, booster
siaran melalui media internet dengan 100 watt, satu set antene ¼ A komputer
sasaran mahasiswa yang sedang siaran AMD Duron 750 Mhz, komputer
menggunakan komputer. (wawancara perekam siaran. Mixer Behringer
dengan Mukti Winanda, Kurnia Chris EURORACK UB 1832 FX-Pr, speaker aktif
Pradana, Zikri Arfah (Jurusan Tehnik dan speaker pasif mikropon.
Elektro) serta Dita Anindhika (Jurusan

Tabel 2
Kepemilikan Perangkat Studio

Radio Kampus ITB Radio Swara Unisba


• Exiter 107,7 Fm • Software digital programming jazzler
• booster 100 watt • Software digital programming matrix
• satu set antene ¼ A • condesermic
• komputer siaran AMD Duron 750 Mhz • booster dan wireless mic
• mixer Behringer eurorack Ub 1832 Fx • pemancar radio.
• speaker aktif dan pasif
• mikropon

27
Layanan Infomasi Radio Komuntas Kampus di Era Konvergensi
Hj. Neti Sumiati Hasandinata

Peralatan teknis yang dimiliki Radio di Studio Radio Unisba 5 September


Swara Unisba 2012). Kondisi ini menyebabkan kualitas
Laboratorium oratorium memiliki dua pancaran siran Radio Swara Unisba kurang
ruang yang dioperasikan secara berbeda, begitu jelas walaupun bisa didengar dan
yaitu 1.Ruang Produksi, 2. Ruang Siaran masih ada sebagian warga masyarakat
atau on air. yang mendengarkan siaran Radio Swara
Untuk menunjang aktivitas, Unisba. Namun hal ini terkait juga
Laboratorium Radio Unisba dilengkapi dengan pesawat penerima radio yang
sarana berupa; berkelas biasa saja. Karena kepemilikan
1. Ruang simulasi siaran, dilengkapi pesawat penerima penduduk beragam,
software digital progaming jazzler bagi yang memiliki fasilitas penerima, mini
2. On Air Booth, bilik siaran yang compo atau grand compo dengan
dilengkapi perangkat software digital kelengkapan mega power dan daya
programing Matrix tangkap sinyal yang handal dalam
3. Antena pemancar dan saluran pencarian gelombang kualitas siaran yang
frekwensi yang telah diperoleh lebih bagus. Kepemilikan
direkomendasikan KPID Jabar pesawat penerima ini juga salahsatu faktor
4. Perangkat keras seperti condeser mic, penerimaan kualitas daya pancar siaran
mixer, booster, dan wireless mic serta Radio Swara Unisba biasa-biasa saja.
pemancar radio Daya jangkau, Radio Swara Unisba mampu
Sebagaimana diketahui ada menjangkau pemukiman penduduk
beberapa aspek pendirian Radio RT01/RW20 dan RT04/RW14 Kelurahan
Komunitas, yaitu: aspek legalitas dan Tamansari. Kondisi ini dijadikan peluang
badan hukum, Aspek program & isi siaran, oleh pengelola Siaran Radio Kampus
aspek teknis dan aspek Managemen dan Unisba, akan melibatkan warga penduduk
Keuangan (Rachmiati: 2007: 109-110). Kelurahan Tamansari untuk berpartisipasi
Hasil penelitian menunjukkan dari dalam program siaran sebagai sarana
kepemilikan perangkat penyiaran dan layanan informasi bagi penduduk sekitar.
studio penyiaran, baik Radio Kampus Banyak upaya dilakukan para mahasiswa
Swara Unisba maupun Radio Kampus ITB Unisba agar Radio Swara Unisba dapat
sudah memenuhi standar rambu-rambu, didengarkan penduduk sekitar studio, yaitu
bahwa Daya Pemancar Efektif (ERP) warga masyarakat yang berada di
maximum 50 watt dengan wilayah jangkau Kelurahan Tamansari khususnya warga RW
siaran (coverage area) 2,5 km. Kepemilikan 14 dan RW 20, dengan mengunjungi dan
perangkat ini berhubungan dengan kualitas memberitahu penduduk keberadaan Radio
siaran. Secara geografis jarak Radio Swara Unisba. Hal ini dibenarkan Eni
Kampus Swara Unisba dan Radio Kampus warga RW 14, bahwa mengetahui ada
ITB berdekatan hal ini mengakibatkan swara Unisba diberitahu oleh mahasiswa.
sering berhimpitan dalam frekwensi Walaupun usaha sosialisasi keberadaan
(wawancara dengan Ayix Galih pengelola Radio Unisba dilakukan namun
Radio Swara Unisba dan Nuraeni Penyiar berdasarkan survei yang dilakukan para

28
Prosiding No. 1 Tahun 2012

pengelola Radio Unisba, ternyata ITB dapat diterima secara baik, ini
masyarakat di Kelurahan Tamansari hanya berdasarkan keterangan Ovie salah
sebagian kecil saja yang suka seorang mahasiswi yang diluar waktu
mendengarkan radio, yaitu yang membuka kuliah rajin mendengarkan siaran Radio
warung, dan sebagian kecil warga. Kampus ITB. Dengan demikian dapat
Walaupun demikian, format siaran disimpulkan bahwa, kepemilian perangkat
bersama warga Kelurahan Tamansari telah memenuhi aspek pendirian, frekwensi
sedang disusun bersama (wawancara berhimpitan berpengaruh pada kualitas
dengan Ayix Galih pengelola Radio Unisba siaran, selain kualitas pesawat penerima,
5 September 2012). daya jangkau yang menerpa komunitas
Menyimak kategori Radio Komunitas, warga, memungkinkan radio kampus,
sebuah radio komunitas dalam dapat berperan ganda,untuk komunitas
pelaksanaannya dapat saja memiliki 2 kampus dan komunitas warga.
atau 3 identitas, namun pasti ada yang
lebih dominan (Rachmiati, 2007: 107).
Melihat upaya yang dilakukan, kedepan Bentuk Layanan Informasi
bisa jadi radio kampus Swara Unisba bisa Dengan Regulasi yang ada,
dwikategori selain untuk Komunitas warga keterbatasan daya jangkau dan frekwensi
Kampus juga untuk komunitas warga yang terbatas, radio kampus Swara Unisba
masyarakat. Lain halnya dengan Radio dan Radio Kampus ITB yang dikelola para
Kampus ITB dengan area kampus yang mahasiswa membuat terobosan
mencapai 3 km, maka siaran on air hanya menggambungkan teknologi komunikasi
dapat didengar di lingkungan kampus baru dengan konvensional (radio siaran on
(wawancara dengan Mukti Winanda air) juga siaran secara online, penyampaian
pengelola Radio Kampus ITB tanggal 8 informasi diunggah di internet, interaktif
September 2012). Kepemilikan perangkat dengan pendengar/komunitas warga
siaran Radio ITB hampir seluruhnya buatan kampus sering dilakukan melalui media
sendiri khususnya oleh para pengelola yang komputer(wawancara dengan Nuraeni
berlatar belakang pendidikan elektro. Muslim/penyiar tgl 5 September di studio
Didukung oleh pengelola lainnya Radio Unisba). Berbagai sajian siaran
mahasiswa dari Jurusan Tehnik Informatika, Radio Swara unisba selain didengar
Tehnik Geofisika, Tehnik Geodesi & melalui frekwensi 107 fm juga bisa diakses
Geomatika, Fisika juga Oseanografi. Studi di www.facebook.com/radio komunitas
Radio ITB yang menempai Lantai IV.GD. Unisba, twitter.com/radio Unisba, You Tube
Anindia Bakrie ini menjadi perangkat radio Unisba. Demikian juga bentuk
kesatuan mewujudkan sebuah siaran yang layanan informasi Radio Kampus ITB, selain
dimanfaatkan oleh dan untuk mahasiswa di on air yang dapat didengar di frekwensi
lingkungan kampus ITB khususnya dan unsur 107,7 fm juga streaming online via official
warga lainnya, dalam mengemban misi website RK (http://radio
penyebaran informasi kampus. Radio ini kampus.cc.ITB.ac.id.) untuk radio streaming,
daya pancar siarnya di lingkungan kampus Radio Kampus ITB mensosialisasikan

29
Layanan Infomasi Radio Komuntas Kampus di Era Konvergensi
Hj. Neti Sumiati Hasandinata

sebagai berikut ; berkembang sangat pesat di seluruh sendi


- streaming via web dengan mengetik kehidupan masyarakat, bahkan banyak
www. radiokampus ITB.com di masyarakat beranggapan bahwa media
browser, langsung aktif play. yang berbasis teknologi komunikasi
- streaming via media player, bisa merupakan media yang praktis dan mudah
download M3V atau PLSnya di untuk mendapat informasi.
website. Radio merupakan salah satu media
- streaming via Nux Radio. stra Tune elektronik yang masih bertahan, meskipun
Instreaeaming vi semakin cepat. bersaing dengan media elektronik lain
- streaming via Radi (majalah seperti televisi dan internet. Dewasa ini
ganesha.com/blog/2012/3/30/cara bahkan komunitas-komunitas tertentu
- streaming-radio-kampus-ITB) memanfaatkan radio sebagai eksistensi
mereka. Sebagaimana fungsi radio pada
Selain itu juga di You Tube Radio ITB, umumnya, selain berfungsi penyampai
menghubungkan Radio Komunitas melalui informasi, juga mendidik dan menghibur,
internet, selain siaran juga mengunggah khususnya di seputar kampus. Eksistensi
materi siaran melalui web suara komunitas. radio komunitas kampus
Dengan sistem ini komunikasi dan tukar keberlangsungannya tergantung pada
informasi dengan komunitas bisa lebih interaksi dikalangan mahasiswanya.
dipererat. Fenomena ini dikenal dengan Bentuk layanan informasi radio
konvergensi, sehingga khalayak yang tidak kampus melalui unggah di internet, baik
berada di area jangkau siaran diberi twitter maupun facebook cukup menarik di
peluang untuk akses internet. kalangan komunitasnya. Persentase
Aplikasi teknologi komunikasi terbukti interaktif pendengar melalui bentuk online
mampu mengurangi hambatan pengiriman ini cukup tinggi di kalangan mahasiswa,
informasi Radio Swara Kampus kepada baik radio Swara Unisba maupun Radio
khalayak yang berada diluar jangkauan kampus ITB, merupakan salahsatu daya
frekwensi. Media konvergen memungkinkan dukung existensi radio kampus bagi
area yang diterpanya semakin luas dalam komunitasnya. Berbeda dengan kalangan
penyampaian informasi, walaupun karyawan atau masyarakat di lingkungan
menyimpang dari karakteristik radio, yaitu radio kampus, yang tidak pernah
bisa didengar langsung. mengakses melalui media online. Hal ini
Sebagai mahasiswa kebutuhan mungkin karena fasilitas yang tidak mereka
informasi demikian besar, berbagai miliki, atau hanya mengakses sesuai
informasi mulai akademik, musik, gaya informasi kebutuhan mereka pada media
hidup, dll dapat diakses melalui internet. lainnya. Tampaknya untuk kalangan
Dengan ide-ide yang dimiliki, melalui mahasiswa bentuk siaran online lebih
siaran radio kampus, menjadi jembatan disukai dan lebih mudah untuk berinteraksi.
untuk mengekspresikan berbagai potensi Jika dahulu mahasiswa dalam memperoleh
yang ada di lingkungan kampusnya. pengetahuan hanya melalui buku, surat
Saat ini peran teknologi komunikasi kabar, kini radio dalam era konvergensi

30
Prosiding No. 1 Tahun 2012

merupakan sarana untuk memperoleh ilmu dimanfaatkan, karena dengan satu media
pengetahuan dan informasi. Saat ini atau perangkat dapat menerima berbagai
partisipasi media baru(media interaktif) informasi dari berbagai media(Multimedia)
sebagi bentuk balik dari media Contoh blackberry atau laptop sebagai
konvensional dirasakan lebih memberi perangkat konvergen.. Radio kampus
kekuatan untuk meningkatkan partisipasi Swara Unisba dan Radio Kampus ITB
masyarakat(Bucy, 2002: 116) dengan bentuk streaming, dan Yoe Tube on
Bentuk online dalam radio kampus air dan online berusaha myenyampaikan
memberi peluang pada mahasiwa untuk informasi pada khalayaknya secara
mendapat informasi pada siaran radio terpadu. Siaran on air, Streaming, Yoe Tube,
kampus dan melibatkannya dalam diskusi sebagai ciri karakter radio yang dapat
interaktif melaui twitter dan facebook didengar, di era konvergensi saling sinergi
(wawancara dengan Ayix Galih tanggal 18 dengan siaran kata secara online melaui
September 2002). Dalam hal ini siaran facebook dan twitter, dalam memperluas
radio secara on air dan secara online sebaran dan interaktif dengan
berjalan saling melengkapi. Dengan media komunitasnya.
konvergen, lebih praktis untuk

Tabel 3
Bentuk Layanan Informasi

No. Radio Siaran Langsung On air Siaran Online


Frekuensi Keterangan Jenis Media Keterangan
1 Radio Kampus ITB 107 FM Dapat didengar Facebook, twitter, Audio-visual
melalui media Yoe Tube, melalui Yoe Tube
konvensional streaming via web, dan streaming
(radio) media player, nux
radio via
blackberry)
2 Radio Swara Unisba 117 FM Dapat didengar Facebook, twitter, Audio-visual
melalui media Yoe Tube melalui Yoe Tube
konvensional
(radio)

Sumber : Hasil Penelitian Bulan September 2012.

Jenis Informasi Radio Kampus Program berita yang disampaikan dalam


Program siaran stasiun radio terdiri siaran kata biasanya berisi informasi-
atas siaran kata dan siaran musik. Siaran informasi bagi khalayak pendengarnya,
kata yaitu program siaran yang Sedangkan siaran musik disampaikan
disampaikan dalam bentuk berita, obrolan, berupa format musik baik musik country,
hiburan dan iklan layanan masyarakat. rock, pop, barat dll,

31
Layanan Infomasi Radio Komuntas Kampus di Era Konvergensi
Hj. Neti Sumiati Hasandinata

Radio komunitas Kampus Swara online. Namun bukan berarti jenis informasi
Unisba dan Radio Komunitas Kampus ITB, lainnya tidak mendapat respon
dalam melaksanakan siarannya telah (wawancara Ayix Galih/pengelola radio
menyampaikan beberapa paket acara Unisba Tgl 20 september 20012 di studio
dengan kemasan yang menarik seiring radio Unisba). Siaran Radio Swara Unisba
pemenuhan informasi dan hiburan berlangsung hari senin hingga sabtu mulai
sebagaimana disampaikan dunia jam 10.00 hingga jam 17.00.
keradioan pada umumnya. Program siaran Untuk Radio Kampus ITB yang
yang dikemas dalam setiap harinya bersiaran dari jam 9.00 pagi hingga
mempunyai kekhasan sendiri baik swara malam hari, acara utamanya adalah berita
Unisba dengan image keagamaan maupun aktual kampus ITB, juga berita kampus
radio kampus ITB dengan image IPTEKnya. seluruh Indonesia, untuk malam hari acara
Beberapa jenis acara dalam siran Jazz in the Night, yaitu siaran full music
Radio Swara Unisba al; I Love Monday, jazz, acara lainnya Anak ITB Fact or Action,
Unisba Green, berisi informasi-informasi How to be jadi anak magang(Wawancara
penghijauan, solusi, UNISBA News berisi dengan Krisna Andika (Direktur Program
informasi intern Unisba, seperti informasi Radio ITB 20 September di kampus ITB).
perkuliahan, ujian, pembayaran, beasiswa Dalam proses penyusunan materi
dll, ASPIRASI (menghadirkan pakar atau siaran baik radio Kampus Swara Unisba,
dosen untuk informasi dan pengetahuan, maupun Radio Kampus ITB, ditetapkan
baik berupa pengetahuan umum, tentang, berdasarkan kesepakatan antara
kesehatan, lingkungan hidup, maupun pengurus, pengelola, crew bahkan dengan
pengetahuan sesuai kebutuhan akademik memperhatikan respon dari komunitasnya.
sesuai kepakaran ilmu yang dibutuhkan Buku Panduan Radio Kampus ITB
mahasiswanya). Suara motivasi, Movie menetapkan produser yang bertanggung
Guide berupa ajakan yang layak jawab atas berjalannya suatu program
dilakukan mahasiswa, Unisba Srport. acara, dan terlibat dalam semua proses
Sedangkan setiap hari Jumat ada jenis produksi, misalnya membuat ide konten
acara tausiah. Musik diperdengarkan pada siaran dan juga bagaimana respon
jam after lunchs. Untuk mendekat dengan pendengar setelah berjalannya siaran.
kalangan siswa ada jenis acara Unisba & Produser berhubungan dengan, penyiar,
friends, di mana siswa sekolah baik tingkat music director, scriptwriter, dan teknis. Untuk
SLTP/SLTA diberi kesempatan mengadakan menetapkan jenis siaran produser
siaran, dimaksudkan untuk memperkenalkan melaksanakan:
potensi sekolahnya juga memperkenalkan - riset ide misalnya wawancara dengan
Unisba kepada siswa yang kelak memasuki himpunan, mengontak siapa yang
universitas. Dari jenis acara tersebut, paling pantas jadi narasumber
banyak interaktif melalui online adalah - mengembangkan isi program,
acara Unisba Sport, mencapai 70%, seperti menulis script, cari link-link
berikutnya Suara Mahasiswa dan Unisba bahan siaran, baca koran, majalah.
green masing-masing 15% interaktif di - mengadvis music director untuk isi

32
Prosiding No. 1 Tahun 2012

siaran lagu siaran khususnya nasyid, radio kampus ITB lebih


- briefing sebelum siaran untuk semua banyak memutar lagu barat terutama yang
pelaksana yang terlibat dalam siaran berirama jazz. Siaran musik menjadi daya
- merespon feedback dari pendengar, tarik antara penyelenggara siaran dan
misalnya bikin poling. komunitasnya dan sesuai dengan ciri khas
kampus yang menyiarkannya. Untuk
Berdasarkan job descriptions diatas, memenuhi khalayak pendengarnya dalam
radio kampus ITB menempatkan untuk lingkup lokal yang terbatas. Idealnya
jabatan produser adalah, orang yang dalam dunia siaran porsi informasi,
kreatif membuat program yang tidak pendidikan dan hiburan, dikemas dalam
membosankan, mengerti tentang siaran, porsi yang proporsional, namun apabila
baik dari musiknya, penyiarnya dan script - siaran musik hampir mendominasi jenis
nya. Juga bisa bertindak tegas dan disiplin. siaran di kedua radio kampus ini dapat
Sedangkah naskah yang dibacakan dipahami karena lagu memegang peranan
oleh penyiar ditulis oleh scriptwriter, yang penting dalam siaran radio, sebagian
job descriptionnya adalah: mengadakan besar pendengar menunggu untuk
research bahan yang akan digunakan mendengarkan lagu lagu favorit mereka
dalam siaran bersama produser, menyusun (wawancara dengan pendengar yang
naskah siaran/ membuat naskah iklan baik berstatus mahasiswa). Radio kampus
iklan yang dibacakan, maupun yang mempunyai segmentasi usia rata-rata
direkam (spot iklan). Untuk menempatkan dewasa muda, tentunya menggemari musik
posisi scriptwriter diperlukan orang yang dari aliran tertentu, karena itu music
kreatif dalam mengembangkan isi naskah, director pada radio kampus akan
mau kerja keras dan disiplin. Dalam mempertimbangkan lagu yang
wawancara dengan Mukti Winanda dan diperdengarkan yang sesuai selera
Krisna Andika, bahwa seluruh aktivitas pendengarnya. Siaran kata dalam radio
Radio Kampus ITB, dilakukan secara urun kampus dilakukan secara rutin dan cukup
rembug bersama juga dengan intens terutama menyampaikan informasi
memperhatikan yang telah dilaksanakan aktual di lingkungan kampusnya mulai dari
oleh pengelola sebelumnya, karena radio informasi perkuliahan, pembayaran uang
kampus ini milik komunitas kampus maka kuliah, pengumuman ujian, dan kegiatan
langkah yang diambil untuk seremonial yang dilaksanakan di
mempertahankan eksistensi dan kampusnya, bahkan Radio ITB
mengembangkannya, terutama dalam menyampaikan kegiatan kampus seluruh
menetapkan menu/ jenis siaran, ditetapkan Indonesia.
berdasarkan keputusan bersama. Untuk lebih jelas tentang jenis
Sementara dari jenis acara yang informasi yang disajikan oleh radio kampus
disiarkan, porsi siaran musik mendominasi ITB dan radio swara Unisba, digambarkan
seluruh aktivitas siaran, baik dalam jenis dalam sebuah tabel di bawah ini.
informasi maupun hiburan. Jika Radio
Swara Unisba dominan musik dalam negeri

33
Layanan Infomasi Radio Komuntas Kampus di Era Konvergensi
Hj. Neti Sumiati Hasandinata

Tabel 4
Jenis Informasi

No. Radio Berita Ilmu Pengetahuan Layanan


1 Radio Kampus ITB • Kegiatan kamus • Lingkungan hidup • Informasi kampus
• Pendidikan/akademik • kesehatan se Indonesia
• Keadministrasian • Pengetahuan umum

2 Radio Swara Unisba • Kegiatan kamus • Lingkungan hidup • Informasi layanan


• Pendidikan/akademik • kesehatan masyarakat sekitar
• Keadministrasian • Pengetahuan umum • informasi sekolah
lanjutan atas

Sumber : Hasil Penelitian Bulan September 2012

Informasi yang Dibutuhkan Warga didominasi aliran tertentu. Informasi


Kampus kampus menjadi pilihan utama, disusul
Dalam mempertahankan eksisten- informasi pengetahuan dan hiburan.
sinya, Radio Swara Unisba dan Radio Menengok perjalanan kedua radio kampus,
Kampus ITB, menetapkan produksi dengan beberapa kebijakan masing-
siarannya yang dikemas dalam berbagai masing kampus dalam melaksanakan
jenis acara tidak hanya ditentukan oleh siarannya, para pengelola terus
para pengelola, melainkan dengan melaksanakan siaran, dan berupaya
memperhatikan kebutuhan khalayaknya. menyajikan informasi, yang berguna bagi
Keterbatasan daya jangkau sudah bukan komunitasnya. Selain menjadi ajang bagi
masalah, internet memunculkan konsekuensi mahasiswa untuk menyalurkan hobinya, dan
penting, bukan saja memperkaya informasi mengekspresikan kemampuannya di dunia
yang disajikan, melainkan menjadi solusi siaran.
penjangkauan khalayak yang lebih luas, Bagi komunitasnya radio kampus
sehingga bentuk informasi bisa didengar dijadikan ajang komunikasi dan berharap
dan diakses lebih menerpa kalangan lebih agar siaran dapat berlangsung kontinyu,
luas, dan dapat melibatkan mereka untuk karena itu peliputan, penggalian informasi
interaktif. Informasi yang diharapkan, dan penyajian dapat dikemas dalam
dapat digali melalui interaktif di internet. format lebih menarik, dan turut
Sehubungan dengan hal tersebut dari mengembangkan potensi lokal yang ada di
interaktif dan polling, bahwa jenis acara komunitasnya atau warga sekitar
yang tersedia tentang informasi, komunitas, seperti masyarakat di
pendidikan dan hiburan sudah cukup lingkungan radio Unisba yang sudah mulai
memadai kebutuhan khalayak kampus/ dijalin kerjasama mengisi siaran.
pendengar. Namun jenis musik daharapkan Keberadaan radio komunitas kampus yang
dapat mengangkat berbagi aliran tidak

34
Prosiding No. 1 Tahun 2012

mampu bertahan dalam kiprahnya maupun facebook. Untuk meningkatkan


memenuhi kebutuhan komunitasnya, karena kualitas siaran, para pengelola radio
faktor para pengelola dan dukungan kampus senantiasa mencari inovasi dalam
komunitasnya. Pengelola mampu format siaran. Untuk meningkatkan
menangkap aspirasi komunitasnya, dan pengetahuan broadcasting,, crew dan
khalayak komunitas menaruh perhatian pengelola, diadakan pelatihan dan kursus.
dengan memberikan respon terahadap Perekrutan untuk crew maupun penyiar
materi siaran, sehingga tema- tema siaran dilakukan secara selektif. Indikasi lainya
merupakan produk yang cukup diminati eksistensi radio kampus membludaknya
karena dikemas dalam produk hiburan. mahasiswa yang mendaftar untuk jadi crew
Karena fungsi hiburan merupakan fungsi radio kampus. Di Radio Kampus ITB s/d
yang mampu memikat pendengar. tanggal 20 September tercatat lebih dari
Kemungkinan hal ini untuk mengusir rasa 200 Orang (data wawancara dengan
jenuh dari aktivitas keseharian mahasiswa. Kurnia kris Pradana Di studio kampus ITB
20 September 2012). Demikian juga di
radio Swara Unisba mencapai puluhan
Dukungan komunitas orang (wawancara dengan Ayix Galih 20
Keberlangsungan siaran radio September 2012). Baik di Radio Kampus
komunitas kampus tidak terlepas dari ITB, maupun di Radio Swara Unisba,
faktor-faktor yang terlibat didalamnya. peminat menjadi crew radio kampus,
Para pengelola dan crew yang terdiri dari adalah mahasiswa dari berbagai disiplin
para mahasiswa, bekerja berdasarkan ilmu.
hobi dan komitmen, merupakan faktor Dukungan komunitas, baik melalui
utama keberadaan dan keberlangsungan sumbang saran di interaktif, maupun minat
siaran radio kampus. Kemampuan melibatkan diri menjadi crew serta
pengetahuan para pengelola diekspresikan berbagai usaha peningkatan kualitas dari
dalam pengelolaan radio kampus, baik pengelola radio kampus, dan
mempunyai kemampuan tehnik, maupun perkembangan teknologi komunikasi di era
kemampuan pengetahuan bidang konvergensi merupakan peluang untuk
komunikasi melalui jaringan radio kampus tetap bertahannya eksistensi radio
saling melengkapi pengetahuan, untuk komunitas kampus. Karena radio sebagai
melaksanakan sebuah siaran. Selain itu media konvensional bisa bersinergi dalam
kesediaan komunitas menjadi pendengar layanan informasi dengan teknologi masa
menjadi daya dukung keberlangsungan kini.
siaran. Interaktif penyiar dan pendengar,
mampu menembus tidak hanya pada
jangkauan lokal, era konfergensi
memungkinkan khalayak yang lebih luas
dapat memberikan respon.
Wujud respon diaktualisasikan lewat
pendapat dan saran baik melalui twitter

35
Layanan Infomasi Radio Komuntas Kampus di Era Konvergensi
Hj. Neti Sumiati Hasandinata

PENUTUP pengelola, dan pelaksana siaran dan


crew walaupun bukan berasal dari
Simpulan akademik jurusan penyiaran. Hal ini
Bentuk layanan informasi radio ditunjukkan dengan membludaknya
komunitas kampus pada era konvergensi peminat yang mengikuti seleksi crew
selain bentuk on air, juga bentuk online. radio kampus. Selain itu interaktif
Media online, melalui facebook dan twitter pada siaran melalui media online,
banyak diakses oleh komunitas mahasiswa menunjukkan eksistensi radio kampus
terutama dalam melakukan interaktif. dapat bertahan.
Ternyata berbagai bentuk media baru,
merupakan terobosan bagi media Saran
konvensional(radio komunitas), yang 1. Mengingat banyaknya komunitas
terkendala dengan frekwensi, untuk yang mengakses infomasi siaran
menjangkau lebih luas khalayak melalui bentuk media online, ini
pendengarnya, sehingga semangat menjdi tantangan bagi industri
komunitas dalam eksistensinya dapat penyiaran dalam hal ini radio
bertahan. Khalayak pengakses media kampus untuk meningkatkatkan
Online secara langsung dapat berinteraktif konten siaran untuk dapat diakses
atas pesan yang disampaikan dan dapat setiap waktu.
menjadi umpan balik, untuk mengetahui 2. Jenis informasi yang disiarkan
kebutuhan pendengar komunitas dalam diharapkan yang mempunyai nilai
pemenuhan informasi yang dibutuhkan, praktis dan berdaya guna yang
untuk bahan referensi dan evaluasi dapat dipergunakan dalam
digemari tidaknya satu kemasan acara. meningkatkan pengetahuan di
1. Jenis informasi yang banyak diterima lingkungan kampus dan
mahasiswa ialah informasi aktual penyajian musik disiarkan lebih
lingkungan kampus, pendidikan dan proposional.
pengetahuan yang dikemas dalam 3. Untuk mempertahankan dukungan
konsep hiburan/ musik. Jenis komunitas, pengelola diharapkan
informasi ini sudah memenuhi kriteria dapat mengakomodir berbagai
fungsi Radio sebagai saran kebutuhan informasi yang dapat
penyampai informasi, pendidikan memenuhi kebutuhan komunitasnya,
dan hiburan. Sebagai radio terutama hal hal yang praktis
komunitas kampur, sewajarnya kebutuhan komunitas kampus, yang
apabila informasi yang disampaikan bermanfaat dalam pengembangan
seputar kebutuhan informasi yang dan potensi akademik yang ada di
berguna bagi komunitasnya, yaitu kampusnya.
mahasiswa yang mendirikannya.
2. Dukungan komunitas radio kampus,
ditunjukkan dengan semangat para

36
Prosiding No. 1 Tahun 2012

DAFTAR PUSTAKA vol 13 no.1 tahun 2010 hal 113-134,


Jakarta, Badan Litbang
Masduki, (2003). Radio Siaran dan Kemenkominfo.
Demokratisasi, Jogyakarta, penerbit:
Jendela, Noneng Sumiati, (2012), makalah :
Konstruksi Regulasi Penyiaran di Era
Masduki. (2002), Siaran Radio Komunitas, Konvergensi, disampaikan pada
Panduan Produksi Siaran untuk Seminar ”Pemanfaatan Tik Menuju
Pengelola, Jogyakarta, COMBINE Masyarakat Berbasis Informasi”,
Resource Insitution. Tanggal 24 September di Bandung.

McQuail, Denis, (1987). Teori Komunikasi Joko Martono, (2006), Radio Komunitas
Massa, Suatu Pengantar, Jakarta, Angkringan sebagai Saluran Informasi
Erlangga. Warga Timbulharjo, Kumpulan karya
ilmiah yang dipresentasikan pada
Mulyana, Dedi, (2002), Metodologi Temu Ilmiah Nasional Peneliti, Badan
Penelitian Kwalitatif, Bandung, PT Litbang SDM Kominfo Di Bogor tahun
Remaja Rosda karya. 2006

Rachmiatie, Atie, (2007), Radio Komunitas,


Eskalasi Demokrastisasi Komunikasi, Bacaan Lain
Bandung, Rosdakarya. Radio LABORATORIUM, The Faculty Of
Communication Science UNISBA
Sunaryo dan Djoenasih Sunardjo, (1981),
Himpunan Istilah Komunikasi, Pendidikan Calon crew Radio Kampus
Yogjakarta, Liberty.
Raja Hoki, (2012) Pengertian Administrasi,
Driving a Revolution, tersedia dalam
Jurnal/ Makalah (http;//www.kc omli.com), diunduh tgl
Amin Sar Manuhuruk, (2010), “Implikasi 25 September 2012 jam13,17
Perkembangan Teknologi Informasi
dan Komunikasi terhadap Industri
Media” , Jurnal Penelitian Komunikasi

37
Layanan Infomasi Radio Komuntas Kampus di Era Konvergensi
Hj. Neti Sumiati Hasandinata

38
PERSEPSI PENGELOLA RADIO DAN TELEVISI LOKAL
TERHADAP RENCANA REVISI UU PENYIARAN NO. 32/2001
DI ERA KONVERGENSI
(Sebagai Studi Eksploratif)

Noneng Sumiaty
Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Bandung
Jl. Pajajaran No. 88 Bandung 40173, Fax. (022) 6021740

Abstrak
Revisions to the Broadcasting Act needs to be done because the law was deemed no longer suitable
with the rapid development of ICT in the era of convergence. The research method used was a
qualitative exploratory method, through observation and in-depth interviews. The results showed that
the broadcast media has not been able to carry out what is set out in the Broadcasting Act, the reality
on the ground has shifted functions of media education, wholesome entertainment, and social glues to
the commercial, television and even used as a political tool, forming public opinion and the interests of
the industry. We recommend revision of the Broadcasting Law (Law No. 32/2002), especially
regarding the content of the broadcast, the broadcast and operating license ownership be resolved

Keywords : Perception, manager of radio / tv local, revision and convergence

Abstrak
Revisi terhadap Undang-Undang Penyiaran perlu dilakukan karena UU itu dianggap sudah tidak sesuai
lagi dengan perkembangan TIK yang sangat cepat di era konvergensi ini.Metode penelitian yang
digunakan adalah metode eksploratif kualitatif, melalui observasi dan wawancara mendalam. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Media penyiaran belum mampu menjalankan apa yang tertera dalam
UU Penyiaran, dalam kenyataan dilapangan media telah bergeser fungsi dari pendidikan, hiburan
yang sehat, dan perekat sosial kepada komersial, bahkan televisi digunakan sebagai alat politik,
pembentuk opini publik dan kepentingan industri. Sebaiknya revisi UU Penyiaran (UU No 32/2002)
terutama mengenai isi siaran, izin penyelenggaraan siaran dan kepemilikan segera diselesaikan.

Kata kunci: Persepsi, pengelola radio/tv lokal, revisi dan konvergensi

39
Persepsi Pengelola Radio dan Televisi Lokal Terhadap Rencana Revisi UU Penyiaran No. 32/2002 di Era Konvergensi
Noneng Sumiaty

PENDAHULUAN beberapa asosiasi penyiaran seperti IJTI,


P3I, ATVSI, PRSSNI, PERSUSI, dan Komteve.
Lahirnya Undang-undang Penyiaran Mereka mengajukan permohonan
Nomor 32 Tahun 2002 yang disahkan peninjauan kembali (judicial review) kepada
tanggal 28 Desember 2002, awalnya Mahkamah Agung (saat itu, awal 2003,
diharapkan mampu menjawab semua Mahkamah Konstitusi belum dibentuk. Baru
permasalahan penyiaran yang ada di dibentuk pertengahan 2003).
Indonesia. Namun seiring dengan era Menurut UU No. 32/ 2002 kini dan
globalisasi informasi, dimana tuntutan akan kelak jasa penyiaran di Indonesia
kebebasan media dan perkembangan TIK diselenggarakan oleh empat jenis lembaga
sangat cepat membuat undang-undang ini yakni lembaga penyiaran publik (kita akan
menjadi bahan pembicaraan untuk direvisi mengenal dan memiliki Radio dan TV
atau digabungkan dengan peraturan yang Publik), lembaga penyiaran swasta (Radio
sejenis. dan TV Swasta), lembaga penyiaran
Sementara regulasi penyiaran dinilai komunitas (Radio dan TV Komunitas), dan
sudah tidak sesuai lagi dengan lembaga penyiaran berlangganan (Radio
perkembangan TIK. Dimana pada saat ini dan TV Berlangganan). (Jurnal Komunikasi
kebijakan atau regulasi beberapa dan Informasi Unpad, 2004: 155).
perundang-undangan dinilai masih terpisah Klasifikasi lembaga penyiaran ini
satu sama lain atau masih adanya tumpang mencerminkan pluralitas pemilikan dan isi
tindih, sehingga timbul berbagai reaksi dari media yang dapat menjadi saluran
masyarakat, pengusaha penyiaran informasi berbagai kalangan di
termasuk asosiasi penyiaran dan pemerhati masyarakat.Hal mengenai monopoli dan
media. modal asing pada media penyiaran, juga
Peraturan yang dinilai masih tumpang dibatasi.
tindih, antara lain : UU No. 32 tahun 2002 Koalisi Independen untuk
tentang Penyiaran, UU No. 36 tahun 1999 Demokratisasi Penyiaran(KIDP) mendesak
tentang Telekomunikasi, dan UU ITE Komisi I DPR RI untuk segera membahas
(Undang-undang Informasi dan Traksasi revisi UU Nomor 32 tahun 2002. Karena
Elektronik) No. 11 tahun 2008 revisi mendesak dilakukan untuk
Dunia penyiaran/broadcast (terkait menyelesaikan karut-marut dunia
Televisi dan Radio), diatur oleh satu penyiaran Indonesia.
regulator tersendiri, yakni Komisi Penyiaran Munculnya beberapa tuntutan dari
Indonesia (KPI), yang diamanatkan oleh UU masyarakat atau dari beberapa asosiasi
No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran. dan pengusaha penyiaran, serta
Baru tiga bulan UU Penyiaran berkembangnya TIK yang sangat cepat ini
disahkan, muncul berbagai kritikan dan menimbulkan pemikiran dari masyarakat,
pengaduan oleh pihak yang merasa para pemerhati media, pemerintah dan
terancam oleh keberadaan KPI. Pihak itu Dewan Perwakilan Rakyat untuk merevisi
tidak lain adalah para pengusaha undang-undang yang berhubungan dengan
penyiaran, yang di dalamnya terdapat penyiaran, elektronik dan telekomunikasi.

40
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Hal ini yang menarik untuk diteliti oleh Model regulasi yang dianggap sesuai
kantor Balai Pengkajian dan untuk penyiaran di Indonesia adalah model
Pengembangan Komunikasi Informatika yang terakhir yaitu “Model demokratis-
Bandung melalui penulis dengan judul Participan”.
“Persepsi Pengelola Radio dan Televisi Asumsi dari Model Demokratis-
Lokal Terhadap Revisi UU Penyiaran (UU Partisipan antara lain :
No 32/2002)” 1. Right to communicate
Dari uraian tersebut bisa dirumuskan 2. Organisasi dan isi tidak perlu tunduk
permasalahan penelitian sebagai berikut: pada pengendalian birokrasi
Bagaimana regulasi penyiaran saat ini 3. Eksistensi media ditujukan untuk
menurut Undang-Undang Penyiaran (UU kepentingan khalayak
No. 32/2002) ?; Bagaimana dengan 4. Orang, kelompok dan komunitas lokal
rencana revisi Undang-Undang Penyiaran memiliki media sendiri
di era konvergensi ? 5. Bentuk media berskala kecil,
Adapun tujuan penelitian ini adalah interaktif, partisipasi lebih baik;
ingin menganalisis pengetahuan dan demokratis-participan sebaliknya.
kemampuan pengelola radio dan TV lokal 6. Kebutuhan sosial tertentu
terhadap revisi UU Penyiaran (UU NO 7. Komunikasi terlalu penting untuk
32/2002), dan menganalisis pendapat hanya diserahkan kepada kelompok
pengelola radio dan TV lokal terhadap profesional.
revisi UU Penyiaran di Era Konvergensi di
daerah Kabupaten/Kota Sukabumi. Model ini dikembangkan oleh mereka
yang mempercayai sebagai powerful
medium, dan dalam banyak terinspirasi
oleh mazab kritis.Termasuk dalam model ini
LANDASAN KONSEP adalah berbagai media penyiaran
alternatif.Sifat komunikasi dalam model ini
Model Regulasi Penyiaran adalah dua arah (two-way-communication).
Dalam hubungannya dengan model Secara fundamental, regulasi
kepemerintahan suatu Negara, Leen penyiaran mesti mengandung substansi
d`Haenens (2000: 24-26, lihat pula yang:
McQuail, l983: 93-94) membagi model 1. Menetapkan sistem tentang
regulasi penyiaran menjadi lima, yakni: bagaimana dan siapa yang berhak
mendapatkan lisensi penyiaran.
1. Model Otoriter 2. Memupuk rasa nasionalitas. Hal ini
2. Model Komunis berangkat dari asumsi bahwa radio
3. Model Barat-Paternalistik dan televisi memiliki peran yang
4. Model Barat-Liberal penting dalam mengembangkan
5. Demokratis-Partisipan Model kebudayaan sekaligus sebagai agen
pembangunan bangsa, bahkan
ketika suatu tengah dilanda krisis

41
Persepsi Pengelola Radio dan Televisi Lokal Terhadap Rencana Revisi UU Penyiaran No. 32/2002 di Era Konvergensi
Noneng Sumiaty

sekalipun. tata laksana penggunaan property dalam


3. Secara ekonomis, melindungi institusi kaitannya dengan competitor, dan regulasi
media domestik dari “kekuatan” isi (content regulation) berisi batasan
asing. material siaran yang boleh dan tidak untuk
4. Dalam semangat di atas, mencegah disiarkan.
konsentrasi dan untuk membatasi Dalam konteks diversitas politis dan
kepemilikan silang. Di Uni Eropa ada kultural, regulasi penyiaran juga mesti
komisi khusus yang mengatur tata berisi peraturan yang mencegah terjadinya
laksana merger dan pengawas kuota monopoli atau penyimpangan kekuatan
media. pasar, proteksi terhadap nilai-nilai
5. Memuat apa yang disebut Head pelayanan public (public service values) dan
(1985) sebagai “regulator of pada titik tertentu berisi pula aplikasi
fairness” yang memuat prinsip sensor yang bersifat paternalistik. (Mufid
objektivitas, imparsialitas dan Muhammad, 2010: 70-73)
akuntabilitas. Prinsip-prinsip tersebut
diperlukan untuk membangun media
yang sehat juga untuk menjaga Penyiaran berdasarkan UU Penyiaran
keseimbangan hubungan antara (UU No. 32/2002)
pengelola penyiaran, pemerintah, Untuk menjaga integrasi nasional,
dan audien. kemajemukan masyarakat Indonesia dan
6. Mengatur tata- aliran keuangan dari terlaksananya otonomi daerah maka perlu
sumber yang berbeda. Dana dibentuk sistem penyiaran nasional yang
komersial, misalnya mesti dibatasi menjamin terciptanya tatanan informasi
guna melindungi konsumen dari iklan nasional yang adil, merata, dan seimbang
yang eksesif, paling tidak dari bentuk guna mewujudkan keadilan sosial bagi
promosi tertentu dan untuk mencegah seluruh rakyat Indonesia.
pengaruh pengiklan yang berlebihan UU Penyiaran No. 32/2002 terdiri
terhadap suatu acara. dari 12 Bab, 64 pasal dan penjelasan.
Disahkan di Jakarta oleh Presiden RI,
Pada praktiknya keenam prinsip Megawati Soekarno Putri, 28 Desember
regulasi penyiaran tersebut diterapkan 2002 dan diundangkan dalam Lembaran
secara bervariatif tergantung bentuk Negara RI. No. 139 tahun 2002.
model penyiaran yang ada di suatu Yang dimaksud dengan lembaga
Negara. penyiaran menurut UU Penyiaran,
Menurut Feintuck (1998: 51), dewasa merupakan media komunikasi massa yang
ini regulasi penyiaran mengatur tiga hal, mempunyai peran penting dalam
yakni struktur, tingkah laku, dan isi. Regulasi kehidupan sosial, budaya, politik, dan
struktur (structural regulation) berisi pola- ekonomi, memiliki kebebasan dan tanggung
pola kepemilikan media oleh pasar, jawab dalam menjalankan fungsinya
regulasi tingkah laku (behavioral sebagai media informasi, pendidikan,
regulation) dimaksudkan untuk mengatur

42
Prosiding No. 1 Tahun 2012

hiburan, serta kontrol dan perekat sosial. layanan tersebut, Layanan baru akan
Sementara siaran yang dipancarkan diciptakan (OECD 2000)
dan diterima secara bersamaan, serentak
dan bebas, memiliki pengaruh yang besar Kemajuan-kemajuan yang dicapai
dalam pembentukan pendapat, sikap, dan oleh teknologi komputasi dan peralatan
perilaku khalayak, maka penyelenggara elektronik, mengakibatkan semakin
penyiaran wajib bertanggung jawab terdorongnya penemuan-penemuan
dalam menjaga nilai moral, tta susila, teknologi baru yang melahirkan sebuah
budaya, kepribadian dan kesatuan bangsa fenomena yang kerap dikenal sebagai
yang berlandaskan kepada Ketuhanan konvergensi.Secara sederhana konvergensi
Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang dapat dipahami sebagai menyatunya
Adil dan Beradab. unsur-unsur dalam teknologi komputasi,
telekomunikasi, media dan penyiaran
sehingga batas-batasnya menjadi kabur.
Pengertian Konvergensi Fenomena konvergensi ini semakin
Beberapa definisi Konvergensi dari nyata dengan keberadaan internet sebagai
beberapa lembaga yang berbeda: sebuah jaringan komunikasi global yang
1. Kemampuan beberapa platform terdiri dari ribuan jaringan independen
network yang berbeda untuk dan jutaan komputer di seluruh dunia yang
membawa tipe aplikasi dan layanan secara bersama-sama berfungsi sebagai
yang secara esensial sama. medium pertukaran informasi. Pada sisi
(European Union 1998) lain, internet adalah ruang maya yang
2. Konvergensi Digital, bisa dilihat bersifat publik, yang dapat digunakan
sebagai kebersamaan (pertemuan / orang-orang di seluruh dunia untuk bertemu
konvergensi) antara yang dan saling mempertukarkan ide,
sebelumnya secara teknologi dan dipergunakan perusahaan–perusahaan
pasar/market terpisah, seperti untuk bersaing mendapatkan konsumen,
broadcasting, print publishing, cable dan berbagai kegiatan lainnya yang
television, telepon suara fixed wired, secara konvensional diselenggarakan di
komunikasi seluler dan Fixed wireless dunia nyata. Internet telah menyajikan
access. (ITU 1999) sebuah “dunia baru” yang paling
3. Sebuah proses yang melibatkan mendekati pengertian dari istilah
jaringan dan layanan komunikasi, cyberspace.
yang sebelumnya terpisah, Perubahan yang sedemikian
ditransformasikan sedemikian rupa, revolusionernya dalam bidang teknologi
sehingga jaringan dan layanan yang yang tidak hanya mempengaruhi hukum,
berbeda bisa membawa layanan namun juga hampir seluruh pranata sosial
voice, audio-visual, dan data yang lainnya memaksa hukum sebagai pranata
sama. Selain itu beberapa sosial untuk meninjau dan mengkaji ulang
perlengkapan konsumen yang berbagai aspeknya.
berbeda juga bisa menggunakan

43
Persepsi Pengelola Radio dan Televisi Lokal Terhadap Rencana Revisi UU Penyiaran No. 32/2002 di Era Konvergensi
Noneng Sumiaty

Pengertian Persepsi lingkungan kita.


Persepsi menurut Mar’at (1981: 22- - Philip Goodacre dan Jennifer Follers,
24), merupakan proses pengamatan persepsi adalah proses mental yang
seseorang yang berasal dari komponen digunakan untuk mengenali
kognisi. Persepsi ini dipengaruhi oleh rangsangan.
faktor-faktor pengalaman, proses belajar, - Joseph A. De Vito, persepsi adalah
cakrawala dan pengetahuannya. Manusia proses yang menjadikan kita sadar
mengamati suatu objek psikologik dengan akan banyaknya stimulus yang
kacamatanya sendiri diwarnai oleh nilai mempengaruhi indera kita.
dari kepribadiannya.Sedangkan objek
psikologik ini dapat berupa kejadian, idea Adapun faktor-faktor personal yang
atau situasi tertentu. Faktor pengalaman, secara langsung mempengaruhi kecermatan
proses belajar atau sosialisasi memberikan dalam mempersepsi tersebut, menurut
bentuk dan struktur terhadap apa yang Rakhmat(2005:52 &89) antara lain: (1).
dilihat. Berdasarkan norma yang dimiliki Perhatian, (2) Pengalaman (3) Motivasi;
pribadi seseorang akan terjadi keyakinan dan, (4) Kepribadian
(belief) terhadap objek tersebut. Persepsi pada hakikatnya merupa-
Persepsi menurut Desiderato(dalam kan proses penilaian seseorang terhadap
Rakhmat, 1999: 51) adalah “ pengalaman objek tertentu. Menurut Young (1956)
tentang objek, peristiwa, atau hubungan- persepsi merupakan aktivitas mengindera,
hubungan yang diperoleh dengan mengintegrasikan dan memberikan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan penilaian pada objek-objek fisik maupun
pesan”. Persepsi individu dalam objek sosial, dan penginderaan tersebut
masyarakat terhadap suatu objek tidak tergantung pada stimulus fisik dan stimulus
sama atau berbeda, sebagaimana yang sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-
dikatakan Winardi (1992: 42): Mengingat sensasi dari lingkungan akan diolah
bahwa masing-masing orang memberi bersama-sama dengan hal-hal yang telah
artinya sendiri terhadap stimuli, maka dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa
dapat dikatakan bahwa individu-individu harapan-harapan,nilai-nilai, sikap, ingatan
yang berbeda, ‘melihat’ hal sama dengan dan lain-lain.
cara-cara yang berbeda.
Dalam Mulyana (2007 : 180),
disebutkan beberapa definisi persepsi; Penelitian Terdahulu
antara lain : Penelitian mengenai lanskap industri
- Brian Fellow, persepsi adalah proses media di Indonesia yang diadakan oleh
yang memungkinkan suatu organism Centre for Innovation Policy and Governance
menerima dan menganalisis informasi (CIPG) dan HIVOS Asia atas dukungan
- Kenneth K. Sereno dan Edward M. Ford Foundation, yang diadakan dalam
Bodaken, persepsi adalah sarana periode Juli-Desember 2011 ini
yang memungkinkan kita memperoleh menunjukkan bahwa kebijakan media di
kesadaran akan sekeliling dan Indonesia telah gagal untuk mengatur

44
Prosiding No. 1 Tahun 2012

media sebagai suatu industri.Publik dan Radio Kiwari, Script Writer Radio Kiwari,
aktivis media harus memanfaatkan proses Finance Radio Kiwari, Manager ATV
revisi UU 32/2002 tentang Penyiaran yang Sukabumi, Manager Operasional ATV
sedang berlangsung untuk membentuk basis Sukabumi dan HRD ATV Sukabumi.
baru keterlibatan publik yang lebih besar Objek penelitian adalah keberadaan
dalam praktek bermedia di Indonesia. UU Penyiaran (UU No. 32/2002) di era
Selain mengawasi revisi UU Penyiaran, konvergensi. Dan lokasi penelitian :
perlu juga ada revitalisasi peran regulator Kabupaten/Kota Sukabumi.
media seperti Komisi Penyiaran Indonesia
atau Dewan Pers dan penguatan lembaga
penyiaran publik dan komunitas untuk
memastikan pemenuhan hak warga negara PEMBAHASAN
dalam bermedia. Rekomendasi itu
diberikan untuk mengantisipasi semakin Profil Informan
kuatnya penguasaan saluran media di Jumlah informan sebanyak 6 orang,
Indonesia oleh beberapa kelompok bisnis terdiri dari 3 orang pengelola radio Kiwari
besar yang terafiliasi dengan konglomerasi dan 3 orang dari pengelola ATV Sukabumi.
bisnis dan partai politik, yang menurut hasil Masing-masing informan itu adalah :
studi tersebut sudah mencapai tahap 1. Pampam Pamungkas, 57 tahun,
membahayakan hak warga negara dalam sebagai Pemilik Kiwari Radio
bermedia.Kebijakan-kebijakan yang ada 2. Liana Meulina, 21 tahun, sebagai
tidak dapat mengantisipasi logika media Script Writer dan Announcer Kiwari
yang didasarkan pada keuntungan, Radio
karenanya pembuat kebijakan dan aparat 3. Andri Sofiandi, 37 tahun, sebagai
pemerintah tidak dapat menentukan Finance Kiwari Radio
batasan yang jelas antara monopoli dan 4. Bob DC Pratikno, 75 tahun, sebagai
oligopoli media. Manager Program ATV Sukabumi
5. I Thoriq Mubarak, 31 tahun,
sebagai Direktur Operasional ATV
Sukabumi.
METODE PENELITIAN 6. Lestari Handayani, 33 tahun, sebagai
HRD ATV Sukabumi
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif.Dianalisa secara ekploratif. Untuk Regulasi UU Penyiaran
pengumpulan data dilakukan melalui Hampir seluruh informan
wawancara mendalam, observasi dan berpendapat bahwa regulasi/kebijakan
dokumen. Data-data yang diperoleh baik UU penyiaran yang ada selama ini dinilai
berupa dokumen, observasi atau hasil belum memadai, bahkan dinilai sudah tidak
wawancara selanjutnya dianalisis. sesuai lagi dengan kemajuan teknologi
Subjek penelitian ini adalah: Pemilik

45
Persepsi Pengelola Radio dan Televisi Lokal Terhadap Rencana Revisi UU Penyiaran No. 32/2002 di Era Konvergensi
Noneng Sumiaty

penyiaran yang berkembang dengan Dilihat dari isi pasal-pasalnya


cepat. Seperti yang dikemukakan oleh Bila dilihat dari pasal-pasal yang
informan Liana Meuliana dari Kiwari ada di dalam UU Penyiaran, menurut
Radio : beberapa informan mengatakan isi pasal-
“Regulasi/kebijakan tentang penyiaran pasalnya masih sesuai namun ada
yang ada sudah tidak sesuai, karena beberapa poin yang dalam
kemajuan teknologi penyiaran yang pelaksanaannya mengalami pergeseran.
berkembang dengan cepat Seperti apa yang dikatakan oleh salah
menyebabkan landasan hukum satu informan yang bernama Andry
pembinaan dan pengembangan yang Sofiandi dari Kiwari Radio. Secara
ada selama ini sudah tidak memadai lengkapnya dia mengatakan :
lagi, baik karena tingkat peraturan “Isi pasal-pasal dalam UU penyiaran
yang mengaturnya lebih rendah masih sesuai, namun ada beberapa poin
daripada undang-undang maupun yang nampak dalam pelaksanaannya
karena ruang lingkup peraturannya mengalami pergeseran, seperti pasal 16
baru meliputi segi-segi tertentu dalam – 20 (Lembaga Penyiaran Swasta).
kegiatan penyiaran dengan peraturan Pasal 18 menunjukkan hal yang jelas,
yang belum terpadu” dalam satu wilayah penyiaran pemilik
tidak diperbolehkan mempunyai media
Lain halnya dengan pendapat lebih dari satu. Tetapi realisasinya….
Manager Program ATV Sukabumi, Bob DC (MNC, Bakrie Grup, Trans Corp).
Paratikno, yang mengatakan bahwa : Sementara pasal 31 ayat 6
“Regulasi/kebijakan penyiaran yang menyebutkan, kepemilikan penyiaran
telah ada selama ini masih dinilai lokal diutamakan masyarakat yang
sesuai dengan perkembangan tinggal di wilayah tersebut. Namun
teknologi informasi, mengingat dalam dalam kenyataanya banyak radio yang
regulasi itu sudah memuat peraturan- merupakan anak perusahaan MNC”
peraturan yang mengikat”
Pada bagian lain informan Andry
Melihat jawaban dari para informan mengatakan :
dapat disimpulkan bahwa saat ini regulasi “Melihat pasal 36 dari BAB IV tentang
penyiaran berdasarkan UU No. 32 tahun pelaksanaan siaran memang dapat
2002 sudah tidak sesuai lagi menggambarkan isi siaran yang
dengan perkembangan teknologi informasi ideal.Tapi pada kenyataannya stasiun TV
yang berkembang dengan cepatnya. yang hampir didominasi oleh pihak
Sementara isi undang-undang penyiaran swasta cenderung menampilkan atau
tersebut sudah tidak mampu mengikuti menayangkan program-program yang
perkembangan dunia penyiaran yang kurang menonjolkan budaya Indonesia,
ditopang teknologi informasi yang sudah malah lebih menonjolkan budaya dari
canggih. luar negeri akibat pengaruh globalisasi.
Contohnya di stasiun Global TV.

46
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Beberapa tahun sebelumnya, siaran “Bila dilihat dari izin penyelenggaraan


stasiun tersebut didominasi oleh siaran siaran yang ada dalam UU Penyiaran,
MTV (Music Television). Selain itu, dari sudah tidak sesuai; karena hanya
sisi pembentukan moral bangsa materi lembaga Penyiaran Publik yang dapat
siaran yang ditampilkan ada yang menjangkau seluruh wilayah NKRI, tapi
mengandung unsur kekerasan dan pada kenyataannya banyak Penyiaran
terdapat istilah asing yang berkonotasi Swasta yang mampu menjangkau
negatif” seluruh wilayah karena mempunyai anak
perusahaan yang merelay acaranya
Informan lain mengatakan isi pasal untuk sampai ke seluruh wilayah
ada yang sudah tidak sesuai lagi, seperti Indonesia. Sementara Lembaga
apa yang dikatakan oleh informan Liana penyiaran swasta jangkauannya
Meutia dari Kiwari Radio yang terbatas.”
mengatakan:
“Dalam pasal 31 ayat 1 UU Penyiaran Hal senada disampaikan oleh
disebutkan, lembaga penyiaran yang informan Andry Sofiandi dari Kiwari Radio
menyelenggarakan jasa penyiaran radio yang mengatakan :
atau jasa penyiaran televisi terdiri atas “Izin penyelenggaraan siaran yang ada
stasiun penyiaran jaringan dan stasiun selama ini sudah tidak sesuai dengan
penyiaran lokal.Jadi, dalam UU itu tidak perkembangan zaman, dimana undang-
dikenal siaran swasta yang mengudara undang No. 32 Tahun 2004 tentang
secara nasional.Yang ada hanyalah Pemerintahan Daerah, harusnya izin
penyiaran jaringan dan/atau stasiun penyelenggaraan siaran diserahkan ke
penyiaran lokal.Sedangkan Kemajuan Pemerintah Daerah”
teknologi informasi memungkinkan
dibangunnya suatu sistem operasional Sementara pendapat yang lebih
stasiun radio yang dapat mengelola keras datang dari informan Liana Meutia
secara terintegrasi mulai dari sebagai Script Writer&Announcer Kiwari
pengelolaan acara, lagu, berita, iklan, Radio, yang mengatakan bahwa masalah
hingga penyiarannya.” perizinan sudah sangat tidak sesuai dengan
perubahan di era sentralisasi ke era
desentralisasi. Secara lengkap dia
Dilihat dari izin penyelenggaraan siaran mengatakan:
Izin penyelenggaraan siaran menurut “Sesuai UU 32 tahun 2004 tentang
undang-undang yang telah ada ternyata Pemerintah Daerah kewenangan daerah
seluruh informan menyatakan bahwa izin telah diperluas termasuk Gubernur
siaran sudah tidak sesuai lagi dengan sebagai wakil Pemerintah Pusat di
perkembangan jaman di era informasi. daerah dalam rangka desentralisasi.
Seperti yang dikemukakan oleh informan Jadi mengenai perijinan
dari ATV Sukabumi Bob DC Pratikno penyelenggaraan siaran radio yang
sebagai berikut: dikelola oleh swasta tidak perlu

47
Persepsi Pengelola Radio dan Televisi Lokal Terhadap Rencana Revisi UU Penyiaran No. 32/2002 di Era Konvergensi
Noneng Sumiaty

mendapat izin langsung dari Menteri dimana pemusatan kepemilikan lembaga


Komunikasi dan Informatika, akan penyiaran swasta berpotensi
tetapi cukup oleh Gubernur sebagai dimanfaatkan untuk menggiring opini
wakil Pemerintah pusat di daerah. publik. Dampak pemusatan kepemilikan
Regulasi perizinan ini penting untuk itu akan lebih berbahaya lagi jika
tumbuhnya industri kreatif di daerah. pemiliknya terafiliasi dengan partai
Pertumbuhan ini seharusnya didorong politik tertentu. Penyiaran memang perlu
oleh pemerintah dengan regulasi diatur secara ketat sesuai dengan
pemangkasan izin yang dinilai terlalu karakteristiknya dalam menayangkan
jelimet” informasi pengetahuan untuk
masyarakat. Yang terjadi sekarang
mengalami konsentrasi kepemilikan
Dilihat dari kepemilikan bahkan terdapat konsentasi kepemilikan
Kepemilikan media bila dilihat dari silang hingga radio dan harian
UU penyiaran yang telah ada ternyata nasional”.
semua informan mengatakan sudah tidak
sesuai. Seperti diucapkan oleh informan
dari ATV Bob DC Pratikno yaitu: Peran KPI (Komisi Penyiaran Indonesia)
“Kepemilikan menurut UU penyiaran KPI sebagai wujud peran serta
saat ini sudah tidak sesuai lagi, karena masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi
ada beberapa stasiun dikuasai oleh satu serta mewakili kepentingan masyarakat
perusahaan. Sebagai contoh sebuah akan penyiaran.Selama ini peran KPI
perusahaan menguasai beberapa stasiun menurut sebagian besar informan telah
TV maupun Radio, antara lain MNC berjalan sesuai dengan peraturan yang
Group menguasai 3 stasiun TV dan 4 ada, namun informan juga menyarankan
stasiun Radio, stasiun JDH menguasai 5 agar KPI di masa mendatang melakukan
stasiun radio, stasiun MRA meguasai 5 perbaikan dan terobosan baru, seperti
stasiun radio, Emitex menguasai 3 apa yang dikemukakan oleh informan dari
stasiun TV dan Visi Media Asia ATV Sukabumi Bob DC Pratikno sebagai
menguasai 2 stasiun TV” berikut:
“Agar KPI/KPID lebih serius dalam
Hal yang hampir sama disampaikan memonitor Program acara di TV swasta
oleh informan lain dari Kiwari Radio, Andry Nasional, dan sebaiknya wewenang
Sofandi. Secara lengkap dia mengatakan: yang diberikan ke KPI/KPID lebih luas
“Apa yang terkandung dalam pasal 18 lagi tidak hanya pada isi siaran saja!”
menunjukkan hal yang jelas, dalam satu
wilayah penyiaran pemilik tidak Pada bagian lain informan Andry
diperbolehkan mempunyai media lebih Sofiandi dari Kiwari Radio berharap agar
dari satu. Berdasarkan kepemilikan dari KPI di masa mendatang lebih tegas lagi,
UU penyiaran untuk saat ini sudah tidak bisa menindak, jangan hanya menegur
sesuai dengan perkembangan saat ini lembaga penyiaran yang melakukan

48
Prosiding No. 1 Tahun 2012

pelanggaran. Padahal KPI punya kuasa Menurut para informan tentang


penuh dalam isi siaran. lembaga penyiaran publik pada saat ini,
Informan Liana Meutia dari Kiwari belum terlaksana sesuai dengan undang-
Radio menyarankan kepada KPI sebagai undang penyiaran. Terutama di daerah
lembaga Independen harus menjalankan provinsi, kabupaten, atau kota belum ada
fungsi pelayanan informasi publik yang lembaga penyiaran publik baik radio
sehat. Dasar dari fungsi pelayanan maupun televisi.
informasi yang sehat adalah seperti yang
tertuang dalam Undang-undang Penyiaran
Nomor 32 Tahun 2002 yaitu Diversity of Lembaga Penyiaran Komunitas
Content (prinsip keberagaman isi) dan Lembaga Penyiaran Komunitas
Diversity of Ownershi (prinsip keberagaman merupakan lembaga penyiaran yang
kepemilikan). Kedua prinsip tersebut berbentuk badan hukum Indonesia,
menjadi landasan bagi setiap kebijakan didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat
yang dirumuskan oleh KPI. independen, dan tidak komersial, dengan
Dari pendapat informan diatas daya pancar rendah, luas jangkauan
dapat disimpulkan bahwa KPI selama ini wilayah terbatas, serta untuk melayani
telah bekerja, namun bukan hanya sekedar kepentingan komunitasnya.
menegur saja yang melanggar isi siaran, Hasil penelitian menunjukkan bahwa
harus ada kelanjutannya seperti lembaga penyiaran komunitas telah ada
memberikan sanksi terhadap pelanggaran didaerah-daerah, terutama di daerah
perturan dan pedoman perilaku penyiar perkotaan.Namun banyak radio komunitas
serta standar program siaran; agar KPI yang tidak berbadan hukum dan
mempunyai citra yang baik di insan komersial.Hal ini tentunya bertentangan
penyiaran. Berarti perihal KPI dalam UU dengan UU penyiaran yang selama ini
Penyiran juga perlu direvisi. berlaku.Oleh karena itu hal ini juga perlu
direvisi.

Lembaga Penyiaran Publik


Lembaga Penyiaran Publik adalah Dilihat dari TIK di era Konvergensi
lembaga penyiaran yang berbentuk badan Dilihat dari TIK yang
hukum yang didirikan oleh Negara, bersifat berkembangPendapat informan Andry
independen, netral, tidak komersial, dan Sofiandi tentang regulasi di era
berfungsi memberikan layanan untuk konvergensi bila dilihat dari TIK yang
kepentingan masyarakat. Terdiri dari berkembang, sebagai berikut:
Televisi Republik Indonesia(TVRI) dan Radio “Regulasi tentang penyiaran harus lebih
Republik Indonesia(RRI), yang stasiun pusat disempurnakan agar tidak terjadi
penyiarannya berada di ibukota Negara tumpang tindih.Saat ini konvergensi
Indonesia. Di daerah provinsi, kabupaten, teknologi informasi, telekomunikasi, dan
atau kota dapat didirikan Lembaga juga penyiaran telah menjadi fenomena
Penyiaran Publik Lokal. sehari-hari yang bisa disaksikan

49
Persepsi Pengelola Radio dan Televisi Lokal Terhadap Rencana Revisi UU Penyiaran No. 32/2002 di Era Konvergensi
Noneng Sumiaty

masyarakat luas.Teknologi-teknologi Revisi terhadap UU Penyiaran (UU


yang sebelumnya terpisah semakin NO. 32/2002)
terintegrasi menjadi satu. Banyak Berdasarkan hasil wawancara
anggota masyarakat menggunakan dengan informan, didapat hasil bahwa
ponsel berkamera; mengakses data pendapat informan tentang revisi terhadap
melalui jaringan nirkabel atau dengan UU Penyiaran perlu dilakukan. Hal yang
smartphone ketika mereka masih di perlu direvisi terutama tentang : izin siaran,
tengah perjalanan menuju kantor atau isi siaran, kepemilikan.
klien mereka; dan menyaksikan video,
atau bahkan TV, melalui ponsel.
Konvergensi teknologi ini dalam Izin Siaran
berbagai bentuknya telah dimanfaatkan Izin untuk siaran radio maupun televisi
oleh masyarakat kita” saat ini dianggap sangat susah, dan sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan
Pada bagian lain dia mengatakan: zaman di era informasi. Proses pengajuan
“Dampak konvergensi secara sosial juga yang panjang, berbelit-belit dengan waktu
sudah dirasakan, baik yang positif yang panjang. Hal ini disebutkan oleh salah
maupun negative.Dengan modal ponsel satu informan dari Radio kiwari Meutia
berkamera masyarakat bisa turut Liana, antara lain :
menjadi penyebar berita mulai dari “Mengenai izin siaran radio, ada
menyampaikan berita bencana alam informan yang berpendapat bahwa ;
untuk menggalang bantuan, sampai mengenai perizinan penyelenggaraan
menyebarkan aktifitas pribadi yang bisa siaran radio yang dikelola oleh swasta
menghancurkan karir politik tidak perlu mendapat izin langsung dari
seseorang.Kemudahan berkomunikasi Menteri Komunikasi dan Informatika,
baik melalui jaringan telekomunikasi dan akan tetapi cukup oleh Gubernur
Internet telah berhasil memulihkan sebagai wakil Pemerintah pusat di
hubungan persahabatan dan daerah. Regulasi perizinan ini penting
kekeluargaan yang telah lama tidak untuk tumbuhnya industri kreatif di
tersambung.Fenomena blog juga daerah. Pertumbuhan ini seharusnya
memungkinkan tiap orang untuk menjadi didorong oleh pemerintah dengan
sumber berita”. regulasi pemangkasan izin yang dinilai
terlalu jelimet”
Dengan demikian, regulasi undang-
undang penyiaran di era konvergensi bila Seperti yang dikemukakan oleh
dilihat dari perkembangan TIK pada saat informan dari ATV Sukabumi Bob DC
ini sangat diperlukan sesuai dengan Pratikno sebabagi berikut:
perkembangan TIK itu sendiri. “Bila dilihat dari izin penyelenggaraan
siaran yang ada dalam UU Penyiaran,
sudah tidak sesuai; karena hanya
lembaga Penyiaran Publik yang dapat

50
Prosiding No. 1 Tahun 2012

menjangkau seluruh wilayah NKRI, tapi – Kebudayaan Nasional nampak kabur,


pada kenyataannya banyak Penyiaran karena media memperlihatkan
Swasta yang mampu menjangkau kebudayaan baru dan tidak disaring
seluruh wilayah karena mempunyai anak terlebih dahulu.
perusahaan yang merilay acaranya
untuk sampai ke seluruh wilayah Informan lain mengatakan isi pasal
Indonesia. Sementara Lembaga ada yang sudah tidak sesuai lagi, seperti
penyiaran swasta jangkauannya apa yang dikatakan oleh informan Liana
terbatas.” Meutia dari Kiwari Radio yang
mengatakan:
Hal senada disampaikan oleh “Dalam pasal 31 ayat 1 UU Penyiaran
informan Andry Sofiandi dari Kiwari Radio disebutkan, lembaga penyiaran yang
yang mengatakan : menyelenggarakan jasa penyiaran radio
“Izin penyelenggaraan siaran yang ada atau jasa penyiaran televisi terdiri atas
selama ini sudah tidak sesuai dengan stasiun penyiaran jaringan dan stasiun
perkembangan jaman, dimana undang- penyiaran lokal.Jadi, dalam UU itu tidak
undang No. 32 Tahun 2004 tentang dikenal siaran swasta yang mengudara
Pemerintahan Daerah, harusnya izin secara nasional.Yang ada hanyalah
penyelenggaraan siaran diserahkan ke penyiaran jaringan dan/atau stasiun
Pemerintah Daerah” penyiaran lokal.Sedangkan Kemajuan
teknologi informasi memungkinkan
dibangunnya suatu sistem operasional
Isi Siaran stasiun radio yang dapat mengelola
Isi siaran radio dan televisi pada secara terintegrasi mulai dari
saat ini dinilai sudah tidak sesuai lagi pengelolaan acara, lagu, berita, iklan,
dengan undang-undang penyiaran, karena hingga penyiarannya.”
baik isi siaran radio dan televisi, dua-
duanya sering menayangkan hal-hal yang
tidak beretika, vulgar, cenderung berbau Kepemilikan
pornografi. Saat ini kepemilikan media radio dan
Seperti yang disebutkan oleh televisi, sudah tidak sesuai lagi dengan
informan Andri Sofiandi sebagai berikut : apa yang tercantum dalam undang-undang
- Melihat realita sosial yang ada penyiaran. Seperti apa yang dikemukakan
dibangsa kita, media hanya mampu oleh informan Andry Sofiandi Kiwari Radio
menampilkan realita saja, tidak Sukabumi :
mengajak untuk terus meningkatkan “Apa yang terkandung dalam pasal 18
moralitas. menunjukkan hal yang jelas, dalam satu
- Informasi yang diberikan belum wilayah penyiaran pemilik tidak
seimbang, setiap media mempunyai diperbolehkan mempunyai media lebih
angel sendiri dalam pembawaan berita dari satu.Berdasarkan kepemilikan dari
dan tergantung siapa pemiliknya. UU penyiaran untuk saat ini sudah tidak

51
Persepsi Pengelola Radio dan Televisi Lokal Terhadap Rencana Revisi UU Penyiaran No. 32/2002 di Era Konvergensi
Noneng Sumiaty

sesuai dengan perkembangan saat ini hal kepemilikan media, saat ini telah
dimana pemusatan kepemilikan mengarah pada monopoli bahkan hampir
lembaga penyiaran swasta berpotensi kepemilikan silang; dimana hal ini telah
dimanfaatkan untuk menggiring opini menyalahi model demokratis-
publik. Dampak pemusatan kepemilikan participan.Dalam model ini secara
itu akan lebih berbahaya lagi jika ekonomis melindungi institusi media
pemiliknya terafiliasi dengan partai domestik mencegah konsentrasi dan untuk
politik tertentu. Penyiaran memang perlu membatasi kepemilikan silang membangun
diatur secara ketat sesuai dengan media yang sehat juga menjaga
karakteristiknya dalam menayangkan keseimbangan hubungan antara pengelola
informasi pengetahuan untuk penyiaran, pemerintah dan masyarakat.
masyarakat.Yang terjadi sekarang Sementara regulasi isi(content regulation)
mengalami konsentrasi kepemilikan menurut model ini harus berisi batasan
bahkan terdapat konsentasi kepemilikan material siaran yang boleh dan tidak untuk
silang hingga radio dan harian disiarkan. Kenyataan dilapangan isi materi
nasional”. siaran kadang tidak sesuai dengan apa
yang tertera dalam UU Penyiaran.
Hal senada diucapkan oleh informan Di era konvergensi saat ini, dimana
dari ATV Sukabumi Bob DC Pratikno perkembangan TIK semakin berkembang;
sebagai berikut : UU Penyiaran sudah tidak sesuai lagi
“Kepemilikan menurut UU penyiaran dengan perkembangan TIK.Oleh sebab itu
saat ini sudah tidak sesuai lagi, karena undang-undang tentang penyiaran harus
ada beberapa stasiun dikuasai oleh satu segera direvisi, terutama dalam hal isi
perusahaan. Sebagai contoh sebuah siaran, izin penyelenggaraan penyiaran
perusahaan menguasai beberapa stasiun dan kepemilikan.
TV maupun Radio, antara lain MNC
Group menguasai 3 stasiun TV dan 4
stasiun Radio, stasiun JDH menguasai 5
stasiun radio, stasiun MRA meguasai 5 PENUTUP
stasiun radio, Emitex menguasai 3
stasiun TV dan Visi Media Asia Simpulan
menguasai 2 stasiun TV”. 1. Hampir semua penayangan acara baik
di radio atau di TV lebih banyak
Undang-undang Penyiaran Nomor komersialnya dan hiburan dari pada
32/2002, bila dilihat dari Model segi pendidikan dan sosialnya. Namun
Penyiaran Demokratis – Participan; masih disamping itu masih ada sebagian kecil
sesuai dimana setiap warga Negara diberi acara yang menayangkan sosialnya
kesempatan yang sama untuk memperoleh seperti acara-acara reality show yang
akses informasi dari sudut khalayak dan menggugah hati nurani untuk membuat
dari sudut pelaku, atas kepemilikan publik, penonton saling menolong dengan
swasta, dan komunitas lokal. Namun dalam

52
Prosiding No. 1 Tahun 2012

sesama terutama bagi yang mereka; dan menyaksikan video, atau


membutuhkan. bahkan TV, melalui ponsel. Konvergensi
Media penyiaran belum mampu teknologi ini dalam berbagai
menjalankan asas etika, adil dan bentuknya telah dimanfaatkan oleh
merata, dan tanggung jawab. Sebagai masyarakat kita. Di era konvergensi ini,
kegiatan komunikasi massa, media UU Penyiaran (UU No. 32 tahun 2002
televisi/Radio hanya sedikit sudah tidak sesuai lagi, karena
memberikan fungsi pendidikan, hiburan perkembangan teknologi komunikasi
yang sehat, dan perekat sosial. Di sisi yang cepat mengharuskan peraturan
lainnya, televisi digunakan sebagai alat yang ada tentang penyiaran direvisi
politik, pembentuk opini publik, atau disesuaikan dengan
kepentingan industri.Kebudayaan yang perkembangan zaman.
dibawa, tidak nampak merupakan
budaya bangsa.Namun kebudayaan
modern, yang masuk dari luar Saran-Saran
ditonjolkan, sehingga digandrungi 1. Sebaiknya revisi UU Penyiaran(UU No
pemirsa/penonton.Saat ini juga 32/2002) segera diselesaikan, dimana
semakin meningkatnya peminta untuk pada saat ini DPR beserta pemerintah
memiliki bisnis media, dilihat dari masih mengkaji UU Penyiaran itu
semakin banyaknya radio baru atau TV apakah untuk direvisi secara tersendiri
lokal di kota-kota besar yang dan masih merupakan UU Penyiaran
menyebar ke kota-kota kecil.Oleh saja, atau digabungkan dengan
karena itu bila dilihat dari kenyataan peraturan-peraturan yang sejenis.
di lapangan saat ini UU Penyiaran (UU Misalnya dengan UU ITE atau dengan
No. 32/2002) sudah tidak sesuai lagi; UU Telekomunikasi.
oleh karena itu undang-undang
penyiaran perlu segera direvisi! 2. Revisi UU Penyiaran di era konvergensi
mutlak harus dilaksanakan, karena
2. Era konvergensi sudah terjadi saat ini. undang-undang tersebut sudah tidak
Konvergensi teknologi informasi, sesuai lagi dengan perkembangan
telekomunikasi, dan juga penyiaran teknologi informasi. Meskipun undang-
telah menjadi fenomena sehari-hari undang tersebut harus direvisi, namun
yang bisa disaksikan masyarakat luas. masih ada beberapa hal yang masih
Teknologi-teknologi yang sebelumnya sesuai. Hal yang mendesak direvisi
terpisah semakin terintegrasi menjadi adalah mengenai: isi siaran, izin
satu. Banyak anggota masyarakat penyelenggaraan siaran dan
menggunakan ponsel berkamera; kepemilikan.
mengakses data melalui jaringan
nirkabel atau dengan smartphone
ketika mereka masih di tengah
perjalanan menuju kantor atau klien

53
Persepsi Pengelola Radio dan Televisi Lokal Terhadap Rencana Revisi UU Penyiaran No. 32/2002 di Era Konvergensi
Noneng Sumiaty

DAFTAR PUSTAKA Uchjana Onong Effendi, (1989), Dimensi-


Dimensi Komunikasi. Bandung. Alumni
Budhijanto, Danrivanto, (2010), Hukum,
Telekomunikasi, Penyiaran, & teknologi --------------------------, (2003), Ilmu, Teori
Informasi, Regulasi & Konvergensi, dan Filsafat Komunikasi, Bandung, PT.
Bandung, Refika Aditama. Citra Aditya Bakti.

Bungin, Burhan, (2008), Sosiologi


Komunikasi, (Teori, Paradigma, dan Jurnal/Kajian Komunikasi:
Diskursus Teknologi Komunikasi di Haryati, (2008), Media Baru, Pemerataan
Masyarakat), Jakarta, Kencana Akses Dan Perlindungan Konsumen.
Predana Media Group Dalam : Observasi (Kajian Komunikasi
Dan Informasi) Vol. 6, No. 2.
Hidayat, Deddy N (2003), Konstruksi Sosial Mengejar Tren Konvergensi Media,
Industri Penyiaran, Jakarta, Hal. 48. Diterbitkan atas kerjasama
Pascasarjana ilmu Komunikasi UI. BP2KI Bandung, Badan Litbang SDM
Depkominfo, dengan Penerbit
J.Severin, Werner – W. Tankard, James, Jr, Simbiosa Rekatama Media. Bandung
(2007), Teori Komunikasi, (Sejarah,
Metode, dan Terapan di Dalam Media Sahala, Sahat Tua Saragih, (2004), Lulusan
Massa), Jakarta, Kencana Predana Subprogram Studi Penyiaran, Bisa
Media Group. Apa Sih? Dalam Jurnal Komunikasi
dan Informasi (Journal of
Mar’at, (1981), Sikap Manusia Perubahan Communication and Information).
serta Pengukurannya, Jakarta, Ghalia. DUNIA KOMUNIKASI, DUNIA
KITA.Hal. 155, Bandung, Diterbitkan
Mufid, Muhamad, (2010), Komunikasi Dan oleh FIKOM UNPAD.
regulasi Penyiaran, Jakarta, Kencana
Predana Media Group.
Internet :
Mulyana, Deddy, 2007. Ilmu Komunikasi Artikel, Layu Sebelum Berkembang: Masa
Suatu Pengantar. Edisi: Best Seller. Awal Kelahiran KPI, (2012), tersedia
Bandung : Remaja Rosdakarya. dalam
http://chatatancalonwartawan.wordp
Rakhmat, Jalaluddin, (2005), Psikologi ress.com/tag/kronologis-proses-uji-
Komunikasi, Bandung, Remaja materi-uu-no-32-tahun-2002/,
Rosdakarya. diakses 8 Januari 2012

Sugiyono, (2008), Memahami Penelitian Konvergensi industri media dan hak publik
kualitatif, Bandung, CV. Alfabeta. — Presentation Transcript, Mujtaba
Hamdi Perkumpulan MediaLink

54
Prosiding No. 1 Tahun 2012

27.12.2011 tersedia dalam Makalah, Konstitusi Konsep Dasar Konstitusi,


http://www.slideshare.net/satudunia/ (2012) tersedia dalam www.
konvergensi-industri-media-dan-hak- Fileskripsi.com/2011/01/konstitusi-
publik, diakses 24 Januari 2012 konsep-dasar-konstitusi.html, diakses
8 Juni 2012.
[Mukhlisin].http://icrp-online.org/042012/
post-1849.html, 5/6/2012. Tersedia Shinta Yunitasari, tersedia dalam
dalam http://Shinsishinsi.blogspot.com/2012
http://bahankuliahikomunand.files.wor /03/pengertian-hukum.html, diakses 8
dpress.com/2011/06/makalah- Juni 2012.
hep.docx, diakses 5 Juni 2012.

55
Persepsi Pengelola Radio dan Televisi Lokal Terhadap Rencana Revisi UU Penyiaran No. 32/2002 di Era Konvergensi
Noneng Sumiaty

56
IMPLEMENTASI ELECTRONIC GOVERNMENT
DI PROVINSI JAWA BARAT

Syarif Budhirianto

Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Bandung


Jl. Pajajaran No. 88 Bandung 40173, Fax. (022) 6021740

Abstrak
E-government is an effort to develop electronic-based government administration in order to improve
the quality of public services. In the course of over 9 (nine) years from the Presidential Instruction
issued, was the implementation of e-government at the county and city in the province of West Java
leads to good governance and clean government have not achieved optimal, especially in terms of
transparency, control, and accountability, so that the absence of a proper understanding of the essence
of existence. It is influenced by factors such as human resources are still weak, especially among
decision makers at national and local government, which eventually created a lack of understanding of
e-government. Though an official decision likened to driving the success of e-government. This research
is qualitative, which described the results: an interview with the manager of the website in 5 (five)
districts and cities in West Java, to observe directly the existence of the website (participant observer),
and the study of documents.

Keywords: e-government and public service, good governance.

Abstrak
E-government merupakan upaya penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam
rangka memperbaiki kualitas pelayanan publik. Selama 9 (sembilan) tahun sejak Instruksi Presiden
dikeluarkan, ternyata implementasi e-government pada kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat
menuju kepada pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean
government) belum optimal dilaksanakan, terutama dalam transparansi, kontrol, serta
akuntabilitasnya, sehingga belum ada pemahaman yang tepat esensi keberadaannya. Hal tersebut
dipengaruhi faktor sumber daya manusia yang masih lemah, terutama dikalangan pengambil keputusan
baik pada pemerintah pusat maupun daerah yang akhirnya menciptakan minimnya pemahaman
mengenai e-government. Padahal seorang pejabat pengambil keputusan (decision maker) diibaratkan
sebagai penggerak keberhasilan e-government. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, yang
dideskripsikan dari hasil wawancara dengan para pengelola website di 5 (lima) kabupaten dan kota di
Jawa Barat, mengamati secara langsung keberadaan website (participant observer), serta studi
dokumen.

Kata kunci : e-government dan pelayanan publik, good governance.

57
Implementasi Electronic Government di Propinsi Jawa Barat
Syarif Budhirianto

PENDAHULUAN yang dikecualikan).


Selama sembilan tahun kebijakan e-
Latar Belakang Penelitian government berjalan banyak kemajuan
Penerapan teknologi informasi dan berarti dalam memberi pelayanan publik,
komunikasi (TIK) oleh instansi pemerintah terlihat hampir seluruh instansi pemerintah
dalam memberikan pelayanan publik di Idonesia sudah mengimplementasikan
sangat penting dilaksanakan, karena keberadaan websitenya, meskipun secara
proses penyebarannya lebih cepat, mudah kualitas perlu peningkatan lagi. Terutama
dan murah serta tanpa batasan jarak dan dalam beberapa hal yang belum
waktu. Hal ini sesuai dengan Instruksi dipahami secara komprehensif, kurangnya
Presiden nomor 3 Tahun 2003 tentang persiapan aparatur pemerintah dan
Kebijakan dan Strategi Nasional rendahnya pengetahuan masyarakat(SDM
Pengembangan e-Governmet yang rendah), yang akhirnya menciptakan
menetapkan bahwa dalam rangka ketidakharmonisan pemahaman mengenai
meningkatkan kualitas layanan publik perlu e-government. Padahal e-government harus
penataan sistem manajemen dan proses diartikan sebagai peningkatan layanan
kerja di lingkungan pemerintah dengan pemerintahan kepada masyarakat untuk
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi memperoleh nilai tambah dan
informasi, sehingga pelayanan informasi pembelajaran.
kepada masyarakat lebih cepat tanpa Berdasarkan pada paparan di atas
adanya sekat birokrasi yang selama ini tersebut, maka masalah penelitian yang
menjadi hambatan. akan dikaji adalah “Bagaimana
Kebijakan ini akan memberi dampak implementasi electronic government(e-
positif kepada seluruh instansi pemerintah, government) pada pemerintah kabupaten
disaat sorotan kritis berbagai elemen dan kota di Provinsi Jawa Barat,”
masyarakat yang menyatakan kinerja dari identifikasinya adalah: 1) Bagaimana
aparat pemerintah tidak dalam posisi keberadaan website sebagai media
keberpihakan melayani masyarakat, justru informasi antara pemerintah dan
aparat pemerintahlah yang ingin diberi masyarakat dimanfaatkan oleh
pelayanan oleh masyarakat. Dengan masyarakat; 2) Bagaimana kesiapan
keberadaan website pemerintah, maka sumber daya manusia(human resources)
prinsip birokrasi yang selama ini melekat dalam mengimplementasikan e-government;
dapat dieleminir, masyarakat akan dan 3) Bagaimana prinsip good governance
dimudahkan segala macam urusan tanpa dalam pelaksanaan e-government.
adanya hambatan yang berarti. Hal ini Tujuan penelitian ini adalah untuk
sesuai juga dengan Undang-Undang no. 14 mengetahui keberadaan website sebagai
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi media informasi bagi masyarakat;
Publik(KIP), di mana masyarakat diberikan kesiapan sumber daya manusia dalam
akses untuk mendapatkan informasi seluas- implementasi e-government; serta prinsip
luasnya dari pemerintah (kecuali informasi good governance yang dilakukan.
Sedangkan kegunaannya adalah sebagai

58
Prosiding No. 1 Tahun 2012

bahan kebijakan dan strategi masyarakat di suatu Negara secara


pengembangan e-government oleh signifikan. Manfaat tersebut di antaranya
Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah :
(Kemenkominfo), sehingga dapat a. Memperbaiki kualitas pelayanan
melaksanakan fungsinya sebagai pelayan publik sebuah kinerja pemeritahan,
publik. Serta bagi Pemerintah kabupaten terutama dalam hal efektivitas dan
dan kota di Provinsi Jawa Barat dapat efisiensi berbagai bidang kehidupan
meningkatkan kualitas pelayanan melalui bernegara.
e-government . b. Meningkatkan transparansi, kontrol,
serta akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintah dalam rangka penerapan
konsep good governance dan clean
LANDASAN KONSEP government.
c. Mengurangi secara signifikan total
Manfaat E-Government biaya administrasi, relasi dan
Pengembangan e-government di interaksi yang dikeluarkan
Indonesia merupakan upaya pemerintah untuk aktivitas sehari-hari.
mengembangkan penyelenggaraan d. Memberikan peluang pemerintah untuk
kepemerintahan yang berbasis elektronik mendapatkan sumber-sumber
dalam rangka meningkatkan kualitas pendapatan baru melalui interaksi
layanan publik secara efektif dan efisien. dengan pihak-pihak yang
Melalui pengembangan e-government berkepentingan.
dilakukan penataan sistem manajemen dan e. Menciptakan suatu lingkungan
proses kerja di lingkungan pemerintah masyarakat baru yang dapat secara
dengan mengoptimasikan pemanfaatan cepat dan tepat menjawab berbagai
teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi permasalahan publik maupun global.
informasi tersebut mencakup 2 (dua) f. Memberdayakan masyarakat sebagai
aktivitas , yaitu : mitra pemerintah dalam proses
a. Pengolahan data, pengelolaan pengambilan kebijkan publik yang
informasi, sistem manajemen dan setara dan demokratis. (Indrajit,
proses kerja secara elektronis. 2002:10)
b. Pemanfaatan kemajuan teknologi
informasi agar pelayanan publik
dapat diakses secara mudah dan Penerapan E-Government dalam
murah oleh masyarakat di seluruh Pelayanan Publik
wilayah Negara. (Dep kominfo, Penerapan e-government dalam
2009:29) menunjang transparansi, efektivitas dan
aksesibilitas dimaksudkan untuk
Implementasi e-government yang tepat mempercepat proses interaksi antara
akan memperbaiki kualitas kehidupan pemerintah dengan masyarakat di mana
pemanfaatannya ditujukan dalam rangka

59
Implementasi Electronic Government di Propinsi Jawa Barat
Syarif Budhirianto

meningkatkan kualitas pelayanan publik dan sebagainya. Informasi saran


(Dwiyanto, 2005) dan menghidupkan pendukung, seperti transportasi ,
aktivitas masyarakat guna mencapai akomodasi (hotel dan restoran), pusat
tingkat kesejahteraan yang lebih baik, suvenir, dan sebagainya.
serta berfungsi menjadi portal informasi, Jenis data, yaitu bentuk informasi
interaksi dan transaksi bagi pemerintah yang disajikan dalam portal, baik berupa
dengan pihak pemangku kepentingan. teks, gambar, maupun peta. Komunikasi,
Penerapan e-government atau yaitu tersedianya media untuk berinteraksi
pelayanan antara pemerintah dan antara pengunjung dengan pemerintah
masyarakat (government to citizen/G to C) secara on-line, baik berupa e-mail, kontak
dalam mewujudkan prinsip-prinsip good pengunjung, atau forum diskusi on-line.
govermance dapat ditinjau dari beberapa Bahasa, yaitu pilihan penggunaan bahasa
hal, antara lain: Fungsi, yaitu sebagai yang mudah dipahami oleh pengunjung.
media penyampaian informasi, media Biasanya digunakan bahasa Indonesia dan
komunikasi maupun transaksi dalam bentuk Bahasa Inggris sebagai bahasa universal.
portal kepada masyarakat dalam hal Universalitas, yaitu kemudahan akses baik
pelayanan publik. Orientasi, yaitu dalam dari segi kemudahan membuka situs
rangka menunjang pemerintahan yang maupun pencarian situs dalam search
transparan, bersih dan efektif untuk engine, serta struktur menu yang familiar.
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan (Harimurti, 2008)
masyarakat yang berkelanjutan .
Jenis informasi yaitu materi informasi
yang disajikan terutama informasi yang Kerangka E-Government Dalam
berhubungan dengan sumber daya Pelayanan Publik
pelayanan publik, seperti: informasi Untuk menjamin keterpaduan sistem
pelayanan umum, informasi potensi dan e-government dalam rangka
peluang investasi, informasi komoditi mengembangkan pelayanan publik yang
perdagangan, informasi infrastruktur transparan dan efektif, harus berorientasi
pendukung, seperti : drainase, listrik, pada kerangka arsitektur di bawah ini :
telekomunikasi, jaringan jalan, trade center,

60
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Kebijakan Kerangka Peraturan

Akses Jaringan Telekomunikasi Internet Akses Lain-lain

Kebutuhan Masyarakat
Manajemen Perubahan
Portal Pendidikan Kesehatan Kepen- Perpajakan
dudukan Lain-lain
Pelayanan Publik

Organisasi
pengelolaan dan Kepresi- Kemen- Utilitas
terian & Kemen-
Pemda Lain-lain
pengolahan denan terian Publik
lembaga
Informasi
Tools: Service: E- doc
Infrastruktur • E-billing Standard • Authentic & data
& security Intranet
dan aplikasi dasar • E-procure • Public Key mgmt
• etc • etc

sumber : http://www.sistem aplikasi e-government, depkominfo

Kerangka arsitektur e-government perangkat keras dan lunak yang


tersebut, terdiri dari empat lapis struktur : diperlukan untuk mendukung
1. Jaringan telekomunikasi, jaringan pengelolaan, pengolahan, transaksi,
internet, dan media komunikasi dan penyaluran informasi (antar
lainnya yang dapat digunakan oleh back office, antar portal pelayanan
masyarakat untuk mengakses situs publik dengan back office), maupun
pelayanan publik. antar portal pelayanan publik
2. Portal Pelayanan Publik. Situs web dengan jaringan internet secara
Pemerintah pada internet penyedia handal, aman, dan terpercaya.
layanan publik tertentu yang
mengintegrasikan proses Agar pelaksanaan kebijakan
pengolahan dan pengelolaan pengembangan e-government dapat
informasi dan dokumen elektronik di dilaksanakan secara sistematik dan
sejumlah instansi yang terkait. terpadu, maka penyusunan kebijakan,
3. Organisasi Pengelolaan dan peraturan dan perundang-undangan,
Pengolahan Informasi. Organisasi standarisasi, dan panduan yang diperlukan
pendukung (back office) yang harus konsisten dan saling mendukung.
mengelola, menyediakan dan Perumusan yang akan dibuat perlu
mengolah transaksi informasi dan mengacu pada kerangka yang utuh, serta
dokumen elektronik. diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
4. Infrastruktur dan Aplikasi Dasar. pembentukan pelayanan publik, dan
Semua prasarana, baik berbentuk penguatan jaringan pengelolaan dan

61
Implementasi Electronic Government di Propinsi Jawa Barat
Syarif Budhirianto

pengolahan informasi yang handal dan undangan, standarisasi dan panduan,


tepercaya. sehingga terbentuk landasan untuk
Seperti yang digambarkan dibawah mendorong pembentukan kepemerintahan
ini, kerangka tersebut mengaitkan semua yang baik.
kebijakan, peraturan dan perundang-

Pengembangan Pelayanan Publik


Melalui Jaringan Komunikasi dan Informasi

Kebijakan dan Strategi Pengembangan e-Government

Standar Kelayakan Kebijakan Pemanfaatan, Kerahasiaan, dan


Pelayanan Elektronik Keamanan Informasi

Kebijakan Interopera- Panduan Sistem Manajemen Informasi


bilitas Situs Pemerintah dan Dokumen Elektronik

Panduan Pengembangan Aplikasi,


Mutu, dan Jangkauan Pelayanan Masyarakat

Panduan Pengembangan dan Interoparibilitas Portal Pemerintah

Sumber : http://www.sistem aplikasi e-government,depkominfo

METODE PENELITIAN kota di Provinsi Jawa Barat. 3) Studi


dokumen (buku, kearsipan) yang berkaitan
Jenis penelitian adalah kualitatif, dengan masalah penelitian.
yang bermaksud untuk memahami Analisis data penelitian bersifat
fenomena tentang apa yang dialami oleh deskriptif, dengan mengikuti teori Miles dan
subjek penelitian, misalnya persepsi, Huberman, yaitu tiga alur kegiatan yang
motivasi, tindakan secara holistik dan terjadi bersamaan, yakni melalui proses
dengan sesuatu konteks khusus yang data reduction (merangkum,memilih), data
alamiah. (Moleong, 2010:248) display (dalam bentuk uraian, teks dan
Teknik pengumpulan data dilakukan naratif), dan verification (kesimpulan
melalui: 1) Pengamatan berperan serta rumusan masalah). (dalam Sugiyono,
(participant observer), yakni dengan 2008:337)
mengamati secara langsung keberadaan Objek penelitian adalah 5(lima)
website di kabupaten/kota Provinsi Jawa pengelola website pemerintah kabupaten/
Barat yang telah ditetapkan sebagai kota di Jawa Barat, yakni:
subjek penelitian guna mengetahui 1. Kantor Perhubungan Komunikasi dan
aktivitasnya secara online. 2) Wawancara Informatika Kota Tasikmalaya (Drs.
mendalam (indepth interview) dengan lima Agung Aryanto);
orang pengelola website di kabupaten dan 2. Dinas Perhubungan dan Kominfo

62
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Kab. Ciamis (Drs. Deris Raharjo); pelayanan umum, potensi dan peluang
3. Humas Setda Kab. Sukabumi (Joko investasi, komoditi perdagangan,
Purnomo, SE); dan infrastruktur pendukung. Sedangkan dalam
4. Dinas Komunikasi dan Informatika bentuk komunikasi, yaitu tersedianya media
Kota Cirebon (Ibu Ayu dan Drs. untuk berinteraksi antara pengunjung
Suhartoyo); dengan pemerintah secara online, baik
5. Dinas Komunikasi dan Informatika berupa email, kontak pengunjung aau
Kab. Kuningan (Dra. Wetty Sri forum diskusi online lainnya.
Sulistiani). Sejalan dengan itu, peran dan fungsi
pemerintah daerah dalam kerangka
Pertimbangan mereka menjadi nara menyosialisasikan kebijakan dan informasi
sumber, adalah: (1) Mereka sebagai yang cepat sangat mutlak diperlukan.
pengelola(sector leader) di bidang TIK di Salah satu langkah yang dilakukan adalah
daerah dan sebagai barometer dengan membuat portal website. Dengan
pengembangan di lingkungan pemerintah adanya website, informasi , komunikasi dan
Provinsi Jawa Barat yang dapat transaksi antara masyarakat dan
menempatkan instansi terdepan bagi pemerintah dilakukan via website, manfaat
pengembangan TIK; (2). Dapat yang dihasilkan seperti komunikasi dalam
menginterpretasikan pengembangan sistem administrasi berlangsung dalam
website pemerintah daerah yang lebih hitungan jam, bukan hari atau minggu,
baik, berdasarkan pada kajian dan artinya pelayanan pemerintah pada
evaluasi sebelumnya. masyarakat menjadi sangat cepat, service
dan informasi dapat disediakan 24 jam
sehari, tujuh hari dalam seminggu. Informasi
dapat dicari dari kantor, rumah, bahkan
mobile dimanapun tanpa harus hadir
HASIL DAN PEMBAHASAN secara langsung.
Untuk memudahkan para pengguna
Profil Website Pada Lokasi Penelitian mengakses website yang diinginkan, maka
Website merupakan satu diantara keberadaan alamat situs perlu diketahui
media informasi online yang memerlukan sebagai bentuk karakteristiknya, seperti
daya tarik tersendiri yang harus kelima objek penelitian di bawah ini :
diperhatikan oleh pengelolanya. Informasi
yang disajikan berhubungan dengan
sumber daya pelayanan publik seperti:

63
Implementasi Electronic Government di Propinsi Jawa Barat
Syarif Budhirianto

Alamat Website Kabupaten dan Kota

No. Kabupaten/Kota Alamat Situs


1 Kab. Ciamis Http://www.ciamiskab. go.id
2 Kab. Sukabumi Http://www.kabupatensukabumi. go.id
3 Kab. Kuningan Http://www.kuningankab. go.id
4 Kota Cirebon Http://www.cirebonkota. go.id
5 Kota Tasikmalaya Http://www.tasikmalayakota. go.id

Berdasarkan hasil pengamatan pada web inilah semua perda yang telah
5 (lima) website yang menjadi objek dikeluarkan dapat disosialisasikan
penelitian, umumnya konten informasi yang kepada masyarakat luas.
disajikan terdiri atas: 5. Buku tamu, tempat menerima masukan
1. Selayang pandang, yang menjelaskan dari pengguna situs web pemerintah
secara singkat tentang keberadaan daerah bersangkutan.
pemerintah daerah bersangkutan
(sejarah, moto daerah, lambang dan
arti lambang, lokasi dalam bentuk Pemahaman Masyarakat Electronic
peta, visi dan misi). Government
2. Pemerintahan daerah, menjelaskan Kerancuan pemahaman di
struktur organisasi yang ada di masyarakat tentang electronic government
Pemda bersangkutan ( eksekutif, atau disingkat e-government, yakni sebagai
legislatif) beserta nama, alamat, alih fungsi mesin tik diganti dengan
telepon, email dari pejabat daerah, komputer, padahal pengertian secara
jika memungkinkan biodata dari umum adalah penyelenggaraan
pimpinan daerah ditampilkan agar pemerintahan yang berbasis TIK untuk
masyarakat luas mengetahuinya. meningkatkan kinerja pemerintah dalam
3. Geografi, menjelaskan tentang rangka meningkatkan kualitas layanan
keadaan topografi, demografi, cuaca publik secara efektif dan efisien.
dan iklim, sosial dan ekologi budaya Kualitas layanan publik ini, ditentukan
daeri daerah bersangkutan. Peta bagaimana penyampaian informasi secara
wilayah dan sumberdaya, menyajikan online dapat dimanfaatkan secara optimal
batas administrasi wilayah dalam oleh masyarakat, yakni dengan pelayanan
bentuk peta wilayah dan juga sumber melalui internet atau media digital lainnya
daya yang dimiliki oleh daerah yang dapat menghilangkan hambatan
bersangkutan dalam bentuk peta. tradisional yang selama ini kita temui.
4. Peraturan/kebijakan daerah, Kemudahan tersebut juga akan memberi
menjelaskan perda yang telah kualitas pelayanan yang lebih baik serta
dikeluarkan oleh pemda, melalui situs memberi peluang kepada masyarakat

64
Prosiding No. 1 Tahun 2012

untuk berpartisipasi dalam proses kualitas dengan masyarakat pengguna.


informasi yang dibutuhkan. Dengan layanan publik yang
Berdasar hal tersebut, ada dua hal berbasis TIK, ini merupakan proses
utama dalam pengertian e-government, transpormasi dibidang informasi dan
Pertama, penggunaan TIK(internet) sebagai komunikasi kepada masyarakat, dunia
alat bantu dalam proses transformasi bisnis dan pihak yang berkepentingan,
informasi dan komunikasi yang lebih cepat, sesuai dengan klasifikasinya, yaitu : (a).
mudah dan murah. Kedua, tujuan Government to Citizens (G to C ),
pemanfaatannya sehingga jalannya merupakan aplikasi yang paling umum, di
pemerintahan dapat lebih efektif dan mana pemerintah membangun dan
efisien. menerapkan berbagai portofolio teknologi
Bagi Negara Indonesia yang luas informasi dengan tujuan utama
wilayahnya sangat besar, hal ini sangat memperbaiki interaksi dengan masyarakat.
membantu bagi rakyatnya yang terpisah (b). Government to Bussiness(G to B), tipe ini
dengan alam geografis yang ada, merupakan aplikasi e-government yang
sehingga diperlukan tanya jawab, digunakan untuk memperlancar perusahaan
koordinasi, diskusi antara pemerintah tanpa swasta dalam menjalankan roda
kesemuanya itu harus selalu datang ke perusahaannya serta menciptakan relasi
Jakarta untuk pertemuan yang hanya dengan pemerintah secara baik dan
berlangsung beberapa saat saja. Tuntutan efektif. (c). Government to Governments(G
masyarakat akan pemerintahan yang baik to G), merupakan aplikasi yang digunakan
sudah sangat mendesak dilaksanakan oleh antara pemerintah untuk memperlancar
aparatur pemerintah, solusi yang kerjasama dalam melakukan hal-hal yang
diperlukan adalah keterpaduan sistem berkaitan dengan administrasi
penyelenggaraan pemerintah melalui perdagangan, proses politik, maupun
jaringan sistem informasi online antara mekanisme hubungan sosial dan budaya.
instansi pemerintah baik pusat dan daerah (d). Gobvernment to Employees(G to E)
untuk mengakses seluruh data dan informasi merupakan aplikasi yang digunakan untuk
yang berkaitan dengan pelayanan publik. meningkatkan kenierja dan kesejahteraan
Dengan demikian, perubahan strategis dari pegawai negeri yang bekerja di sejumlah
kemajuan TIK mendorong aparatur institusi pemerintah sebagai pelayan
pemerintah untuk mengantisipasi masyarakat. (Indrajit, 2002: 45)
perubahan baru dengan usaha Pengembangan e-government oleh
peningkatan kinerja birokrasi serta seluruh pemerintah merupakan upaya
perbaikan pelayanan menuju terwujudnya mengembangkan penyelenggaraan
pemerintah yang baik. kepemerintahan yang berbasis
Hal terpenting untuk mendorong (menggunakan) elektronik dalam rangka
keberhasilan berbagai kegiatan meningkatkan kualitas layanan publik
pembangunan, peran dari e-government secara efektif dan efisien. Melalui
sangat penting terhadap arus kecepatan pengembangan e-government dilakukan
data dan informasi antara pemerintah penataan sistem manajemen dan proses

65
Implementasi Electronic Government di Propinsi Jawa Barat
Syarif Budhirianto

kerja di lingkungan pemerintah dengan untuk memperoleh nilai tambah dan


mengoptimasikan pemanfaatan teknologi pembelajaran. Aspek kesiapan aparatur
informasi. Pemanfaatan teknologi informasi pemerintah dan masyarakat (sumber daya
tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang manusia) merupakan komponen yang harus
berkaitan yaitu: Pengolahan data, dilengkapi dalam pemberian pelayanan
pengelolaan informasi, sistem manajemen kepada masyarakat secara menyeluruh.
dan proses kerja secara elektronis. Sebagai konsekwensinya, e-
Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi government yang diimplementasikan dalam
agar pelayanan publik dapat diakses sebuah website/portal baru dalam taraf
secara mudah dan murah oleh masyarakat informasi satu arah(one way
di seluruh wilayah Negara. communication), sehingga prinsip good
Sementara itu pendayagunaan e- governance perlu ditingkatkan lagi.
government bukan berarti menerapkan
sistem pemerintahan secara elektronik saja
atau otomatisasi sistem, melainkan harus Website Sebagai Media Informasi
dilihat bagaimana sistem pemerintahan Keberadaan e-government yang
berjalan sebelum pendayagunaan e- diimplementasikan dengan website
government. E-government memerlukan diharapkan dapat menunjang transparansi,
suatu sistem informasi yang baik, teratur efektivitas dan aksesibilitas dalam
dan bersinergi dengan masing-masing mempercepat proses interaksi antara
lembaga pemerintahan, sehingga pemerintah dengan masyarakat di dalam
didapatkan suatu tatanan informasi yang meningkatkan pelayanan publik. Namun
terjalin dengan baik. Untuk mewujudkan dalam refleksi perjalanan yang sudah
informasi yang baik, teratur dan sinergi cukup panjang semenjak Inpres
antara lembaga pemerintahan, maka harus diberlakukan, ternyata konsep e-
memenuhi suatu standar informasi, yang government menunjukkan masyarakat baru
meliputi persyaratan minimal. memanfaatkan sebatas mencari informasi
Bertolak dari manfaat keberadaan satu arah .
e-government yang diharapkan tersebut, Dalam tataran interaksi dua arah
ternyata realitas perjalanannya selama bahkan dalam melakukan transaksi
9(sembilan) tahun sejak diterbitkannya sebenarnya di era tahun 2012 ini sudah
Instruksi Presiden dalam beberapa hal banyak peningkatannya dibandingkan
banyak yang belum dipahami secara dengan awal diberlakukannya Instruksi
komprehensif, kurangnya persiapan Presiden tersebut, namun demikian masih
aparatur pemerintah dan rendahnya ada problem yang dihadapi oleh
pengetahuan masyarakat, yang akhirnya pemerintah sebagai stakeholder
dapat menciptakan ketidakharmonisan penyelenggara jaringan e-government yaitu
pemahaman mengenai e-government. belum optimalnya pemanfaatan saluran
Padahal e-government sendiri harus alternatif yang memadai untuk melakukan
diartikan sebagai suatu peningkatan hubungan timbal balik sesuai dengan
layanan pemerintahan kepada masyarakat tuntunan dari pemerintah (Kemenkominfo).

66
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Setiap pemerintah pusat maupun sistem kinerja pelayanan publik yang


daerah(kabupaten dan kota) dalam ditawarkan kurang inovatif menyebabkan
implementasinya ada aturan standar e- masyarakat kurang berminat untuk
government yang harus dipenuhi dalam mengetahui lebih lanjut keberadaan e-
menampilkan kontennya, minimal ada government. Apalagi aktualitas informasi
saluran emailnya sebagai kontak antara yang tidak sering di update oleh pengelola
masyarakat dan pemerintah. Dan akan website juga menyebabkan kurang
lebih baik lagi ada saluran alternatif melakukan interaksi dengan pemangku
lainnya, seperti saluran chatting, daftar kepentingan. Masyarakat justru lebih
tamu, email, telepon, facebook, serta forum tertarik bila melakukan browsing dengan
diskusi online lainnya . situs jejaring sosial yang lagi nge-tren
Dan faktanya, pemanfaatan sarana sekarang ini, di mana konten layanan yang
kontak pada website kabupaten dan kota disediakan begitu variatif, inovatif,
di Jawa Barat sangat beragam dalam menghibur, dan tentunya tidak
berinteraksi, masih ada masyarakat yang membosankan. Begitu pula keberadaan
tidak memanfaatkan sarana interaksi website lainnya, seperti google, yahoo dll
secara online memang tidak sepenuhnya telah memberikan pelayanan informasi
disalahkan, manakala pengelola yang jauh lebih menarik lagi, segala
websitenya itu sendiri, tidak standby macam informasi yang dibutuhkan dengan
berada pada posisi online, serta berbagai data-data yang lengkap pasti
penguasaan materi yang tidak ada. tersedia. Pokoknya setiap komunitas di
Berbeda dengan pengelolaan jaringan dunia maya, baik di dalam negeri apalagi
website yang sudah terhubung secara di luar negeri umumnya mengenal kedua
kolektif antara satuan kerja, yang dituntut search search engine tersebut.
untuk siap siaga sepanjang waktu untuk Agar konten website pemerintah lebih
melayani publik. Seperti permohonan IMB, tertarik untuk selalu diakses masyarakat
pembayaran pajak, listrik, air, telepon pihak pengelola website perlu membuat
secara online, sistem pengadaan barang suatu inovasi informasi yang dikemas
jasa dan sebagainya. sedemikian rupa, serta dapat menjamin
Adanya keterbatasan aksesibilitas ketersediaan informasi yang dibutuhkan
konsep e-government dari sebagian besar masyarat. Hanya di website pemerintahlah
pengguna juga karena konten yang masyarakat akan mendapat segala
disajikan oleh stakeholder pemerintah informasi yang dibutuhkan terutama
daerah baru bersifat pengenalan(aspek informasi yang berkaitan dengan potensi
kognitif), yakni sebatas media informasi daerahnya. Terlebih era otonomi daerah
saja. Hal ini terjadi karena kualitas konten sekarang ini, daerah mempunyai
kurang dikembangkan secara maksimal, kewenangan yang lebih besar untuk
meskipun secara kuantitas kesadaran mengatur tata pengelolaan informasi
pemerintah di daerah untuk membangun daerahnya. Hanya daerahlah yang tahu
website cukup tinggi. secara detail dan benar segala hal yang
Kurangnya kualitas konten serta menyangkut kedaerahan.

67
Implementasi Electronic Government di Propinsi Jawa Barat
Syarif Budhirianto

Mengimplementasikan hal ini sebenarnya, meskipun dilakukan dengan


sebenarnya tidak susah karena informasi cara yang tidak efisien.
sudah tersedia di berbagai Berbeda dengan mereka yang tahu
instansi/lembaga masyarakat, mulai dari akan manfaat kemajuan TIK, keberadaan
tingkat bawah RT sampai pemerintah e-government yang diwujudkan dengan
kabupaten kota. Tinggal ada atau website, merupakan suatu terobosan dalam
tidaknya kemauan untuk mengorganisir pelayanan publik yang serba cepat dan
informasi ini secara online. Memang mudah, hanya dengan mengklik komputer
sebelum melakukan hal di atas, sebaiknya mereka dapat terlayani dengan baik,
dilakukan kegiatan perencanaan (planning) sama halnya dengan mereka yang
secara matang dan terintegrasi dengan langsung datang ke tempat pelayanan
tuntutan konten, untuk selanjutnya bisa publik. Umumnya mereka yang
diteruskan dengan menyediakan fasilitas memanfaatkan keberadaan TIK adalah
umpan balik (feedback) bagi masyarakat yang paham sistem operasi TIK, sebaliknya
untuk bertanya dan mengirimkan kritik. mereka yang tidak memanfaatkan
Misalnya masyarakat dapat melaporkan kemudahan aksesibilitas transaksi tergolong
jalan yang rusak di tempat tertentu, atau gaptek.
masyarakat mengoreksi data yang lebih Pemanfaatan TIK sebagai dasar
aktual lagi. Hal ini dapat pula ditanggapi mewujudkan e-government oleh pemerintah
oleh kelompok masyarakat lain yang kabupaten dan kota di Jawa Barat ada
dapat berbagi informasi atau pengalaman kemajuan yang pesat, bahkan lebih dari
mereka dalam mengelola lingkungannya. itu di setiap daerah kini sudah diwujudkan
Dengan demikian pemerintah sebagai dengan konsep cyber citynya, di mana
pelayan publik dapat memberdayakan faktanya nanti masyarakat semakin
masyarakat, yakni dengan konsep dari bergantung pada pemanfaatan TIK
rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. terutama internet untuk menjalani berbagai
Sedangkan keengganan masyarakat aktivitasnya. Tolok ukurnya adalah
untuk melakukan aksesibilitas transaksi kebutuhan masyarakat terhadap suatu
dalam koridor pelayanan publik yang saat pelayanan informasi dan komunikasi digital
ini sedang giat-giatnya pemerintah yang serba cepat. Pola kerja dinamis
lakukan, ternyata bagi sebagian besar seperti ini tidak sekedar menunjukkan gaya
masyarakat kita belum sepenuhnya hidup orang modern tetapi sudah menjadi
dilakukan dan sebagian kecil saja yang kebutuhan untuk berinteraksi. Hal ini mirip
telah melakukan. Hal ini bagi masyarakat seperti komunikasi ponsel di mana hampir
merupakan sistem baru/asing dilakukan semua kelas sosial masyarakat
bila berganti memanfaatkan kemajuan TIK, menggunakannya, padahal pada waktu
dan mereka masih familier dengan cara- sebelumnya masyarakat belum terbayang
cara yang sudah biasa dilakukan selama bagaimana pemanfaatan alat ini dapat
ini. Mereka akan merasa puas bila menjadi penghubung komunikasi dan
langsung ke tempat pelayanan publik, dan informasi kepada kerabatnya yang cepat,
akan secara langsung melihat kondisi yang murah, tanpa dibatasi oleh sekat-sekat

68
Prosiding No. 1 Tahun 2012

daerah yang memisahkannya. finansial dengan berbagai transaksi yang


Bercermin dari perancangan telah disepakati.
beberapa kota yang menerapkan konsep Kredibilitas terhadap pemanfaatan
ciber city, yang telah melakukan TIK oleh masyarakat merupakan hal utama,
transformasi informasi dan komunikasi yang yakni dengan membuat suatu networking
cepat bagi kebutuhan masyarakat, serta yang terpola, baik konten maupun
dapat memanfaatkan fasilitas e- peningkatan sumber daya manusia (SDM).
government sebagai media interaktif ini Karena realitas penggunaan TIK di
tentunya tidak semudah membalikan lembaga pemerintahan dalam beberapa
telapak tangan, tetapi perlu bekerja keras hal banyak yang belum dipahami secara
dari pemangku kepentingan, baik melalui komprehensif, kurangnya persiapan
sosialisasi yang terus menerus maupun aparatur pemerintah dan rendahnya
melalui penyediaan infrastruktur yang pengetahuan masyarakat(SDM rendah),
merata di setiap daerah. Sebagaimana yang akhirnya dapat menciptakan
dengan konsep ini yang dicanangkan oleh ketidakharmonisan pemahaman mengenai
Menkominfo Tifatul Sembiring beberapa e-government. Padahal e-government sendiri
waktu lalu, telah memberikan fasilitas TIK sebagai suatu peningkatan layanan
di setiap kecamatan yang ada, seperti pemerintahan kepada masyarakat untuk
komputer yang terhubung internet, webcam, memperoleh nilai tambah dan
printer, modem , dan lainnya. pembelajaran. Karena aspek kesiapan
Dengan memberi kemudahan dalam aparatur pemerintah dan masyarakat
hal interaktif informasi serta transaksi merupakan komponen yang harus
pelayanan publik kepada masyarakat, dilengkapi dalam pemberian pelayanan.
pemerintah perlu melakukan penataan Semuanya itu tentu hanya dengan
infrastruktur hukum sebagai landasan umpan balik yang interaktiflah dapat
kepastian bagi masyarakat. Di mana diketahui oleh pengguna maupun
peraturan seputar e-government yang ada stakeholder dalam memenuhi tuntutan yang
cenderung masih lemah dan perlu direvisi diharapkan, baik aspek kepuasan maupun
lagi, tidak hanya mengatur seputar aspek peningkatan layanan informasi
standarisasi penerapan e-government saja, kepada masyarakat. Biasakanlah untuk
tetapi perlu diikuti dengan aturan Cyber menciptakan kultur berbagi(sharing) untuk
Law yang mengatur tentang sisi keamanan mempermudah urusan, dan jauhkanlah
dan kepastian dalam melakukan transaksi. prinsip “ego” masing-masing, sehingga apa
Dengan demikian masyarakat akan lebih yang menjadi harapan bersama dapat
terproteksi terhadap orang-orang yang terkolaborasi dengan baik.
berniat kurang baik. Transaksi melalui Dengan mencermati uraian di atas
jaringan online ini biasanya cenderung dan memperhatikan kondisi yang ada,
unsur privasi seseorang lebih diutamakan, penerapan e-government yang berhasil
karena dalam aktivitasnya bersinggungan adalah bila tercipta komunikasi timbal
dengan aspek kerahasiaan seseorang, balik yang baik, yang didukung oleh
apalagi sudah menyangkut lalu lintas sumberdaya manusia dibidang TIK yang

69
Implementasi Electronic Government di Propinsi Jawa Barat
Syarif Budhirianto

mengerti dan menguasainya, sehingga persiapan aparatur pemerintah sebagai


diperlukan kemauan belajar dan mampu pengelola layanan masyarakat. Padahal
menjawab tantangannya. Apalagi kini di pengelola merupakan aset yang paling
setiap kantor pemerintah daerah sudah vital bagi keberhasilan e-government, baik
dikembangkan Sistem Informasi Manajemen dalam penguasaan TIK maupun konten
Satu Atap(SIMTAP) via jaringan website, layanan informasi yang dibutuhkan
yang membantu kepada masyarakat masyarakat. Dalam aspek literasi inilah,
mempermudah segala urusan, hanya kesiapan pengelolaan e-government perlu
dengan proses interaktif maupun diperhatikan dengan serius.
transaksional semuanya dapat berjalan Belum adanya pemahaman yang
dengan mudah, cepat, dan murah. Sebagai tepat mengenai esensi keberadaan e-
contoh, Negara Malaysia,dan Singapura government tersebut dikarenakan lemahnya
dalam aktivitas informasi dan komunikasi sumber daya manusia (SDM), terutama
telah berada pada level interaktif dan dikalangan pengambil keputusan baik di
transaksi. tingkat pemerintah pusat maupun daerah,
Bagi masyarakat kita, hendaknya yang pada akhirnya akan menciptakan
kultur pemanfaatan jaringan website untuk minimnya pemahaman mengenai e-
mempermudah urusan harus terus-menerus government. Padahal pejabat pengambil
dikedepankan, di samping proses keputusan (decision maker) di instansi
pencarian informasi yang selama ini pemerintah dapat diibaratkan sebagai
dilakukan oleh sebagian besar masyarakat. penggerak dari keberadaan e-government,
Ada pepatah orang barat mengatakan yakni seorang pengelola atau pejabat
“maju tidaknya suatu Negara, ditentukan pemerintah yang menguasai kompetensi
oleh sejauhmana pemanfaatan TIK” dibidang teknologi informasi dan
komunikasi. Seperti bagaimana
mengaplikasikan konten informasi sesuai
Sumber Daya Manusia Di Bidang TIK dengan sarana/ infrastruktur TIK yang
Pertanyaan sekaligus suatu dikehendaki secara cepat kepada publik,
kenyataan sekarang adalah bagaimana bagaimana menciptakan hubungan timbal
kesiapan masyarakat dan pengelola/ balik baik secara interaktif maupun
pemerintah dalam meningkatkan transaksi yang saling membutuhkan antara
keberadaan website di tengah-tengah user dengan stakeholder. Dengan
kurang apresiasinya masyarakat. Di satu penguasaan kompetensi tersebut, seorang
sisi memberikan nilai positif untuk ahli komunikasi TIK Yuhefizar, mengatakan,
menginformasikan tata kelola akan :
pemerintahan yang lebih cepat, tepat, (1) Memperbaiki kualitas pelayanan
mudah dan murah, sehingga aktivitas pemerintah kepada para stakeholdernya
pemeritahan pun menjadi efektif dan terutama dalam hal efisiensi dan
efisien. Di sisi lain, ketidakberhasilan efektivitas kinerja di berbagai kehidupan
implementasi e-government pada beberapa bernegara. (2) Meningkatkan
kasus sering terjadi karena kurangnya transparansi, kontrol, dan akuntabilitas

70
Prosiding No. 1 Tahun 2012

penyelenggaraan pemerintah dalam karena ekses lain yang sering ditemui


rangka penerapan konsep good adalah situs/ website yang dibuat acapkali
governance. (3) Mengurangi secara ada keterlambatan dalam update data,
signifikan total biaya administrasi, relasi sehingga aktualisasi informasi tidak dapat
dan interaksi yang dikeluarkan memberikan pelayanan yang dibutuhkan
pemerintah maupun user untuk keperluan masyarakat. Kurang aktualnya informasi
sehari-hari. (4) Memberikan peluang yang disajikan, tentu akan berefek pada
bagi pemerintah untuk mendapatkan usernya yang mengakses, untuk kemudian
sumber-sumber pendapatan baru melalui hari tidak berminat mengakses lagi, dan
interaksi dengan pihak kepentingan. (5) mereka akan lebih tertarik dan beralih
Menciptakan suatu lingkungan pada situs lainnya yang lebih aktual sesuai
masyarakat baru yang dapat secara dengan kebutuhan. Wajarlah apabila
cepat dan tepat menjawab berbagai Perserikatan Bangsa-Bangsa
permasalahan yang dihadapi sejalan menyatakan bahwa keberadaan e-
dengan berbagai perubahan, serta (6) government (website) terutama yang
Memberdayakan masyarakat dan pihak- berada pada negara
pihak lain sebagai mitra pemerintah berkembang(ketiga), 35 %
dalam proses pengambilan berbagai penyelenggaraan e-government gagal
kebijakan publik secara merata. (Http// total, 50% gagal sebagian dan hanya
www.yuhefizar.com). 15% saja yang berkategori menarik,
hal ini konsekwensi sumber daya
Kurang cakapnya sumber daya manusia sebagai pengelola masih
manusia sebagai arsitek e-government ini, rendah, termasuk kurangnya
memang sering kita hadapi sebagai pengupdate-an data yang dibutuhkan
kendala, terutama ketergantungan fihak masyarakat, sehingga untuk mengatasi
pengelola yang umumnya berada pada ini, PBB membentuk akademi pelatihan
tataran pemerintah di daerah yang untuk mensukseskan penyelenggaraan
pelaksanaannya masih juga dilakukan e-government di negara dunia ketiga.
melalui fihak ketiga (konsultan), mulai dari (www.wibisono.com)
membuat masterplan e-government sampai
bentuk kontennya yang bisa memfasilitasi Karena kemampuan SDM ini sering
kebutuhan dan keinginan semua satker. menjadi faktor handycap atau hambatan,
Ekses dari itu, peran konsultan acapkali maka peran dari pemerintah yang
“menginduk” pada salah satu satker berkepentingan(seperti Kemenkominfo)
karena tidak menjadikan e-government harus terus-menerus melakukan pembinaan
tidak komprehensif, dan yang parahnya dan terintegrasi sehingga diperoleh suatu
peran konsultan akan membebani terhadap pemahaman literacy yang menyeluruh di
anggaran yang disediakan oleh instansi kalangan pegawai pemerintah daerah.
yang ada. Pembinaan dengan pendekatan training
Paradigma ketergantungan kepada merupakan cara yang “pas” dilakukan,
pihak ketiga, memang perlu dirubah, daripada melalui ekspose seminar atau

71
Implementasi Electronic Government di Propinsi Jawa Barat
Syarif Budhirianto

pendekatan teoretis, sebab dengan cara pusat-pusat pendidikan dan latihan di


tersebut mempunyai nilai aplikatif pada lembaga pendidikan milik Kemendagri,
seorang yang SDM TIKnya rendah. Pada maupun lembaga pendidikan milik swasta
tataran pelaksanaan training ini(inhouse) yang tentunya bekerjasama dengan
tentunya perlunya melibatkan orang-orang Kemenkominfo atau perguruan tinggi
yang kredibel dan kapasitas yang bisa setempat. Selain itu diklat ini dapat
diandalkan, yakni melibatkan para pakar dilaksanakan sendiri oleh masing-masing
di daerah maupun di lain daerah serta pemerintah daerah yang lebih tahu
bekerjasama dengan pihak perguruan kebutuhannya sendiri berkaitan dengan
tinggi yang ada. implementasi e-government. Peningkatan
Pada tahun 2010 lalu Kementerian SDM ini perlu penanganan yang serius dan
Komunikasi dan Informatika telah segera dan yang paling penting dan utama
membangun Pusat Teknologi Informasi dan untuk disampaikan dalam pelatihan
Komunikasi (Pustiknas) sebagai basis tersebut adalah perlu diubah pandangan
pengembangan sumber daya manusia, ini tentang keberhasilan pelaksanaan e-
merupakan kesempatan yang strategis government, bukan terletak pada
bagi pemerintah, masyarakat, dunia usaha teknologinya tetapi bergantung pada
untuk meningkatkan kemampuan kemampuan manusia yang mengelolanya.
memanfaatkan TIK. Atau juga dengan Pada sisi pengelolaan website juga
fasilitas ini dapat dijadikan fasilitator dan perlu dibuat suatu model yang tepat, baik
menyediakan berbagai sarana dan untuk tingkat pemerintah pusat maupun
prasarana serta bantuan operasionalnya, pemerintah daerah. Pada struktur
sehingga akan memberikan stimulan bagi organisasi di instansi pemerintah perlu
masyarakat sebagai pengguna. dipertegas bagian dari organisasi yang
Meskipun Pustiknas ini di bawah menangani e-government yang disesuaikan
kewenangan Kominfo yang bertaraf dengan tugas pokok dan fungsi dari
internasional, tentunya digunakan bukan struktur organisasi yang telah ada agar
terbatas pada lingkungan internal Kominfo tidak terjadi kerancuan di dalam
saja, tetapi diberi kesempatan merata pengelolaan dan imlementasi e-government
kepada seluruh elemen masyarakat . Dan di pemerintahan daerah. Hanya satuan
tentunya masyarakat akan welcome bila kerja yang berkompetenlah yang bisa
diberi kesempatan untuk berkiprah atau mengimplementasikan keberadaan website
membangun SDM yang handal, sehingga di yang baik dengan SDM yang sudah
negara kita ini dapat mencetak tenaga ahli diarahkan menangani bidang TIK.
yang mampu mengembangkan TIK dan Biasanya pengelolaan e-government
menyejahterakan bangsa sesuai dengan resmi di pemerintah pusat atau daerah,
harapan World Summit on the Information dilaksanakan oleh bidang humas atau
Society (WSIS). setingkat dinas kominfo setempat yang
Sementara di tingkat daerah perlu mempunyai kompetensi, sesuai dengan
diselenggarakan secara sentralisasi dan tugas, fungsi, dan kewenangannya masing-
secara desentralisasi dengan membuat masing yaitu sebagai pelayan publik.

72
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Keberadaan dan keterlibatan pihak tentunya kita harus berkaca pada Undang-
ini karena selain mereka merupakan entity Undang Keterbukaan Informasi Publik
yang paling mengetahui berbagai No.14/2008 yang implementasinya
fenomena informasi yang dibutuhkan dilaksanakan tanggal 30 April 2010 lalu.
masyarakat, juga secara aplikasi TIK lebih Di mana dalam undang-undang tersebut
kompeten dibandingkan dengan yang lain, secara jelas diterangkan, bahwa bagian
dan pepatahpun mengatakan, “bila suatu dari prinsip good governance yang berhasil
pekerjaan dilakukan oleh orang yang adalah jika masyarakat betul-betul
bukan ahlinya, tunggullah kehancurannya” mendapatkan haknya untuk mengetahui
Dengan demikian, keberadaan rencana, program, dan proses
website milik pemerintah ini, dari sisi pengambilan kebijakan. Ombudsman
pengelolaan akan lebih kredibel dan sendiri menyatakan bahwa, :
kelihatan lebih “cantik” lagi. Terlebih bila Parameter keberhasilan prinsip good
gubernur,bupati, atau walikota dalam government adalah masyarakat aktif
portalnya bukan sekedar nampang foto berpartisipasi dalam proses
sebagai identitas ikon daerah, tetapi akan pengambilan kebijakan publik dan
memberikan akses ruang publik untuk masyarakat berperan aktif turut
berinteraktif. Begitu pula ketika halaman mendorong terwujudnya badan publik
web di search oleh pengguna informasi yang baik. Selain itu terwujudnya
yang dibutuhkan selalu tersedia dengan penyelenggaraan negara yang baik,
baik. transparan, efektif dan efisien serta
akuntabel, masyarakat mengetahui
alasan pengambilan kebijakan ang
Menuju Good Governance mempengaruhi hajat hidup orang
Good governance merupakan tujuan banyak.
yang hendak dicapai dalam pelaksanaan (http://www.ombudsman.go.id,)
e-government, dengan kata lain prinsip ini
sudah menjadi impian dari pemangku Namun demikian, mengakses
kepentingan, baik pemerintah, masyarakat, informasi dari lembaga-lembaga publik
maupun dunia usaha. Karena pemerintah terutama yang diselenggarakan
sadar, bahwa pelayan publik tidak cukup pemerintah dirasakan masyarakat terasa
dengan cara-cara yang dilakukan secara sulit untuk mengetahui secara transparan,
konvensional selama ini, tetapi perlunya tentang sejauhmana pelaksanaan program-
pemanfaatan TIK secara efektif dan progam pemerintah yang telah
efisien. Dalam perjalanannya pelaksanaan dilaksanakan. Data-data yang ditampilkan
e-government sebenarnya pemerintah perlu paska berlakunya undang-undang ini
berkaca diri, apakah sudah melaksanakan dinilai masih jauh dari yang diharapkan,
prinsip-prinsip transparansi dan paradigma ketertutupan yang melekat
akuntabilitas sebagai syarat menuju selama ini masih sulit dihilangkan, sehingga
kepemerintahan yang baik atau belum? masyarakat berfungsi sebagai kontrol
Untuk menjawab dari pertanyaan tersebut, belum efektif dilaksanakan.

73
Implementasi Electronic Government di Propinsi Jawa Barat
Syarif Budhirianto

Asas dari transparansi harus ganda, baik dari aspek perekrutan tenaga
dibangun atas dasar kebebasan kerja maupun dalam meningkatkan
memperoleh informasi yang dapat diakses pendapat asli daerahnya. Hal ini tentunya
oleh setiap pengguna informasi publik. sesuai dengan harapan dari Bank Dunia
Keadaan tersebut, sebenarnya tidak lepas Tahun 2009 lalu dalam laporannya
dari sistem birokrasi yang terlaksana mengenai “Governance and Development”,
secara rutin, lamban dan tidak mau ambil yang mengartikan bahwa good governance
resiko sehingga terciptanya aparatur sebagai pelayanan publik yang efisien
pemerintah yang tidak kreatif alias. Untuk adalah pemerintah yang berkuasa bisa
merubah mental aparat seperti itu, mengekploitasi kekayaan negara dengan
tentunya perlu revitalisasi birokrasi yang didukung oleh sumberdaya manusia, sistem
handal, artinya mereka mampu memberi pengadilan yang dapat diandalkan, serta
sharing dan masukan kepada masyarakat pemerintah yang bertanggung-jawab
tentang program-program pembangunan (akuntabel) pada publiknya.
yang diharapkan menuju hari esok yang Disisi lain, struktur informasi situs
lebih baik , bukan untuk kelompok tertentu belum menampilkan laporan sistem
atau kepentingan pribadi. pertanggungjawaban keuangan daerah
Prinsip good governance dalam dan alokasi anggaran keuangan pada
konteks pemanfaatan e-government , selain pihak eksekutif maupun legislatif (DPRD)
unsur aparat yang dikedepankan, juga secara transparan dan akuntabel sesuai
diperlukan itikad pemerintah untuk dengan semangat keterbukaan informasi
memberikan informasi dengan segala publik. Padahal dengan informasi dan
kelebihan dan kekurangan. Atau dengan komunikasi secara transparan kepada
kata lain informasi yang disajikan tidak masyarakat berdampak positif bagi
hanya yang baik-baiknya saja, melainkan pemerintah dan masyarakat, sehingga
juga dengan segala kekurangan- tidak ada saling curiga di antara
kekurangan yang ada. Sehingga pelaksana dan pengguna. Chek and
masyarakat yang mengakses akan balance dari seluruh elemen masyarakat
mendapat informasi yang objektif sebagai akan memberikan masukan yang konstruktif
bahan kebijakan atau pandangannya. menuju yang lebih baik lagi.
Bila pemerintah setempat benar- Partisipasi masyarakat melalui
benar ingin meningkatkan pertumbuhan perangkat TIK, merupakan momen yang
ekonomi yang meningkat, dengan cara tepat diterapkan disaat pemerintah
mengundang para investor untuk sekarang ini sedang giat-giatnya
menanamkan modalnya disana, prinsip menyuarakan gerakan pemberantasan
keterbukaan informasi seperti itulah yang korupsi, reformasi birokrasi secara
dibutuhkan masyarakat sebagai bahan menyeluruh serta membersihkan lembaga
pertimbangan. Dengan demikian pemerintahan dari praktek KKN, yakni
pengkondisian dengan daerah dapat dengan memangkas rumitnya birokrasi
dilakukan sebaik-baiknya, yang akhirnya pelayanan publik melalui e-government.
bagi masyarakat mempunyai keuntungan Wujud dari transparansi e-government ini

74
Prosiding No. 1 Tahun 2012

biasanya ditandai dengan dibentuknya yang cukup besar, hendaknya


badan pelayanan terpadu yang berfungsi pemanfaatan website pemerintah bisa
sebagai pelayanan publik(khususnya diberdayakan seoptimal mungkin dengan
administrasi dan perizinan) atau berupa menghilangkan proses birokratis yang
prinsip one stop service. Dengan demikian bertele-tele. Dalam pembuatannya,
rantai birokrasi tersebut yang semula tentunya akan berjalan dengan baik bila
berbelit-belit dan harus melalui banyak ada sinerji pemanfaatan TIK dari tingkat
pintu di beberapa kantor, kini bisa desa/kelurahan, kecamatan hingga
ditempuh secara efisien. Selain itu, hal kabupaten kota, sehingga data base
yang sangat krusial adalah secara penduduk bisa diakses dan diolah secara
preventif, dapat dieliminir dari praktek- online.
praktek korupsi aparat pemerintah yang Kunci percepatan pelayanan publik
menjadi musuh nomor satu dalam menuju good governance sebenarnya
pemerintahan yang baik dan bersih. terletak pada : 1. Adanya komitmen dari
Bahkan Presiden Susilo Bambang pemerintah dalam rangka pemangkasan
Yudhoyono sendiri menekankan kembali rantai birokrasi melalui pemanfaatan TIK.
bahwa perbuatan korupsi struktural yang 2. Adanya pemanfaatan e-government
sering terjadi di lingkungan pemerintahan secara optimal melalui pembangunan
dapat dicegah dengan pemanfaatan TIK infrastruktur secara online untuk
dalam bentuk e-government, sebab dengan meningkatkan kinerja aparat pemerintah
TIK akan memberikan fasilitas interaksi setempat, artinya peningkatan kualitas
antara anggota masyarakat dengan pelayanan publik tak lepas dari peran TIK.
penyelenggara layanan publik tanpa harus Reformasi berbasis e-government bisa
bertatap muka langsung. Hal ini bisa diterapkan disetiap kabupaten dan kota,
dimaklumi karena dengan e-government- yang dampaknya akan lebih baik dalam
lah akan mengurangi peluang yang pembenahan di setiap instansi pemerintah
kemudian menjurus kepada kesepakatan serta mendorong perbaikan kualitas
melakukan tindakan korupsi. pelayanan diantara rumitnya rantai
Salah satu sumber korupsi terbesar, birokrasi yang selama ini dituding sebagai
biasanya yang bersinggungan dengan sumber maraknya suap atau KKN di
pengadaan barang maupun jasa, sebab kalangan aparat pemerintah.
kegiatan ini bagi sebagian besar
masyarakat dinilai penuh dengan aktivitas
penyimpangan. Tetapi dengan membuat
aplikasi pengadaan secara online (e- PENUTUP
procurement) peluang terjadinya
kecurangan dapat dieliminir. Simpulan
Begitu pula dalam proses 1. Keberadaan website kabupaten
pembuatan KTP elektronik, akta kelahiran, dan kota di Jawa Barat dalam
izin berusaha serta lainnya, yang menunjang transparansi dan
memerlukan tenaga, waktu, dan biaya

75
Implementasi Electronic Government di Propinsi Jawa Barat
Syarif Budhirianto

akuntabilitas umumnya dalam masyarakat, fihak pengelola


tataran informasi satu arah website perlu membuat suatu inovasi
(publikasi), konten yang disajikan informasi yang dikemas sedemikian
oleh stakeholder pemerintah rupa, serta dapat menjamin
daerah bersifat pengenalan ketersediaan informasi yang
(aspek kognitif) terhadap potensi- dibutuhkan masyarat. Hanya di
potensi yang ada, sehingga bagi website pemerintahlah masyarakat
masyarakat pengguna kurang akan mendapat segala informasi
melakukan proses interaksi maupun yang dibutuhkan terutama informasi
transaksi dengannya. yang berkaitan dengan potensi
2. Kurang siapnya sumber daya daerah serta jenis pelayanan
manusia (human resources) dalam informasi yang dapat diakses
penguasaan TIK maupun konten secara interaktif atau transaksi.
layanan informasi (literasi), 2. Peran dari pemerintah yang
menyebabkan belum ada berkepentingan (seperti
pemahaman yang tepat mengenai Kemenkominfo) harus terus menerus
esensi keberadaan e-government, melakukan pembinaan secara
terutama kompetensi dikalangan kontinyu dan terintegrasi sehingga
pengambil keputusan (decision diperoleh suatu pemahaman literacy
maker), baik pada pengelola yang menyeluruh dikalangan
maupun para pejabat pemerintah pegawai pemerintah daerah.
daerah . Pembinaan dengan pendekatan
3. Program e-government dalam training merupakan cara yang
menjalankan sistem pemerintah tepat dilakukan, daripada melalui
yang baik (good governance) belum ekspose seminar atau pendekatan
dapat dilaksanakan sepenuhnya teoritis, sebab dengan cara tersebut
sesuai dengan Undang-Undang No. mempunyai nilai aplikatif pada
14 tahun 2008 tentang seorang yang SDM TIKnya rendah.
Keterbukaan Informasi Publik, Pada tataran pelaksanaan training
karena paradigma sistem birokrasi ini (inhouse) tentunya perlunya
pemerintah kabupaten dan kota melibatkan orang-orang yang
masih kuat, lamban , terutama kredibel dan kapasitas yang bisa
transparansi informasi yang diandalkan, yakni melibatkan para
berkaitan dengan sistem anggaran pakar di daerah serta
(finansial) berjalan. bekerjasama dengan pihak
perguruan tinggi.

Saran
1. Agar konten website pemerintah
kabupaten dan kota di Jawa Barat
lebih tertarik untuk selalu diakses

76
Prosiding No. 1 Tahun 2012

DAFTAR PUSTAKA
Internet :
Dwiyanto, Agus, (2005), Mewujudkan Good Parameter Keberhasilan Keterbukaan
Governance Melalui Pelayanan Publik, Informasi, (2012), tersedia dalam
Yogyakarta, Gadjah Mada University Publik.http://www.ombudsman.go.id,
Press. di akses tanggal 19 Mei 2012,

Harimurti, Agung, (2009), Enam Kumpulan Masa depan e-government, (2012), tersedia
Karya Ilmiah Peneliti Terpilih, Pada dalam Http//www.wibisono
Temu Ilmiah Tahun 2009, MMTC satrodiworyo.com, di akses tanggal
Yogyakarta. 15 Mei 2012,

Indrajit, Richardus E, (2002), Electronic Ranah Minang Menuju Penerapan E-


Government, Yogyakarta, Penerbit Government, (2012), tersedia dalam
Andi. Http//www.yuhefizar.com, di akses
tanggal 15 Mei 2012,
Moleong, Lexy, J, (2010), Metode Penelitian
Kualitatif, Cetakan Ke-4, Bandung, PT Blueprint aplikasi e-government, panduan
Remaja Rosda Karya. Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-
government Pemerintah daerah Propinsi
Sugiyono, (2008), Metode Penelitian dan kabupaten Kota, (2012), tersedia
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, dalam Http://www.depkominfo.go.id,,
Bandung, Alfabeta. di akses tanggal 16 Juni 2012,

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008,


Tentang Keterbukaan Informasi Publik.

77
Implementasi Electronic Government di Propinsi Jawa Barat
Syarif Budhirianto

78
PEMBERDAYAAN CHIEF INFORMATION OFFICER (CIO)
PADA PEMERINTAHAN KOTA DEPOK

Nana Suryana

Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Bandung (BPPKI Bandung)
Jl. Pajajaran No. 88 Bandung Fax. (022) 6021740

Abstrak
In the development of the ICT world, now comes the Chief Information Officer (CIO). Theoretically
they appear to take on tasks, roles and functions, manage information-based ICT professional,
independent and responsible. That is why the city of Depok include staff Diskominfo follow bimtek CIO.
With no hope of contributing to the success of the government's performance, that its more effective
and efficient in providing public services in the field of IT-based information. There was an increase in
quality and quantity in the application of e-government as well as to support in accelerating the
realization of the image of good governance. But in reality, it is very alarming, because the CIO can
not fully empowered, why. Yet what was his contribution?To answer this question, does a qualitative
exploratory study. Data collection is done by focus group discussion (FGD). As a result, until recently
CIO can not be empowere,. because positioned on the structural and functional positions, there is no
legal regulations or regulatory regions sharing. But even so, the role and functions of the CIO is likely
to be more professional, independent and responsibility, not everything is redundant (in vain), because
there is a common performance or even been carried out by officers and staff Diskominfo, especially in
terms of dealing with IT-based information.

Keywords : Chief Information Officer, Empowernment, Information Communication and Technology.

Abstrak
Dalam perkembangan dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), kini muncul Chief Information
Officer (CIO). Secara teoretis kemunculannya untuk mengemban tugas, peran dan fungsi, yaitu
memanage informasi yang berbasis TIK secara profesional, mandiri dan tanggungjawab. Itulah
sebabnya pemerintah kota Depok mengikutsertakan staf Diskominfo mengikuti bimtek CIO. Dengan
harapan ada kontribusinya dalam menyukseskan kinerja pemerintahan, yaitu semakin efektif dan
efisiennya dalam memberikan pelayanan publik di bidang informasi yang berbasis TI. Ada peningkatan
kualitas dan kuantitas dalam penerapan e-government serta dapat menunjang dalam mempercepat
terwujudnya citra good governance. Namun dalam kenyataannya, sangat memprihatinkan, karena CIO
belum bisa diberdayakan seutuhnya, mengapa?. Meskipun demikian apa ada kontribusinya? Untuk
menjawab pertanyaan ini, dilakukannya penelitian secara kualitatif eksploratif. Pengumpulan data

79
Pemberdayaan Chief Information Officer (CIO) Pada Pemerintahan Kota Depok
Nana Suryana

dilakukan dengan cara focus group discussion (FGD). Hasilnya, sampai saat ini CIO belum bisa
diberdayakan, atau diposisikan pada jabatan struktural maupun fungsional karena belum ada payung
hukumnya, peraturan daerah atau peraturan lainnnya. Tapi meskipun demikian, peran dan fungsi CIO
yang cenderung lebih profesional, mandiri dan tanggung jawab, belum tentu tidak optimal, karena ada
kesamaan kinerja atau bahkan telah dilaksanakan oleh pejabat dan staf Diskominfo, terutama dalam
hal menangani masalah informasi yang berbasis TI.

Kata kunci : Chief Information Officer, Pemberdayaan, Teknologi Informasi dan Komunikasi.

PENDAHULUAN untuk memperlambat atau menunda-nunda


dalam pemberian layanan publik. Bahkan
Sejalan dengan perkembangan dan diduga dapat mempermudah,
kemajuan Teknologi Informasi dan mempercepat dan memperlancar, serta
Komunikasi (TIK) yang begitu cepat, yang lebih efektif dan efisien dalam melakukan
mampu menerobos sampai ke berbagai layanan tersebut dan dalam melakukan
instansi, lapisan masyarakat dan pelosok kegiatan pemerintahan lainnya.
daerah. Dewasa ini semua instani Dengan adanya kelengkapan dan
/lembaga pemerintahan, baik di tingkat pemanfaatan TIK (komputer dan internet)
pemerintah pusat maupun pemerintah di setiap SKPD ini, bukan hanya terlihat
daerah sampai ke tingkat pemerintahan dari kepemilikan situs web pemerintah
kelurahan/desa dalam melakukan kinerja yang mandiri, tetapi juga sudah bisa
pemerintahan dan pembangunannya telah meluaskan jaringannya menjadi web
memanfaatkan infra struktur/sarana TIK, terintegrasi atau link. Sehingga alur
seperti komputer dan internet. Karena informasi baik informasi dari pemerintah
sarana TIK ini memiliki banyak fungsi yang untuk masyarakat maupun informasi dari
sangat dibutuhkan, di antaranya sepperti masyarakat untuk pemerintah akan mudah
menyediakan layanan informasi. dan bergerak cepat. Selain itu dengan
Sejalan dengan kepemilikan banyak kepemilikan sarana TIK ini bisa melakukan
fungsi inilah, menyediakan sarana TIK pengembangan sistem-sistem informasi,
menjadi sesuatu hal yang wajar dan tidak pembangunan jaringan komputer dan
bisa dipungkiri lagi. Demikian halnya koneksi internet, pelatihan SDM TIK, dll.
dengan Pemerintah Kota Depok, khususnya Sehingga keberadaan website pemerintah
Diskominfo (Dinas Komunikasi dan itu dapat berfungsi sebagai bank data
Informatika) sudah memiliki kelengkapan atau tempat pencarian informasi yang
sarana TIK, sebagai wujud kepekaan dan lengkap dan aktual, seperti informasi
kepedulian terhadap sarana TIK tersebut. masalah kepemerintahanan, kegiatan
Dengan ketersediaan sarana TIK (komputer pembangunan, dunia pendidikan, kondisi
dan internet) ini tidak ada alasan lagi kesehatan, masalah pengangguran, sumber

80
Prosiding No. 1 Tahun 2012

daya alam, dll. Jadi dengan mempercepat terwujudnya Depok Cyber


memanfaatkan TIK (komputer dan internet) City. Sejalan dengan intensifnya dalam
ini merupakan langkah konkrit dan bisa pengembangan e-government ini, kini
mempercepat dalam mengimple- muncul istilah yang mugkin baru, yaitu
mentasikan e-government secara lebih Chief Information Officer (CIO). Meminjam
sempurna. Lebih jauh lagi akan istilah CIO dari Mc Leod dan Schell (2004)
mempercepat segera terwujudnya citra yang mendefinisikan CIO sebagai manager
good governance (pemerintahan yang senior dalam bidang layanan informasi
bersih), yang sudah menjadi cita-cita dan yang mengontribusikan keahlian
harapan para pejabat pemerintah daerah managerialnya untuk menyelesaikan
selaku public service. masalah tidak langsung masuk ke dalam
Untuk menghindari salah persepsi, detailnya, tetapi didampingi tenaga
penafsiran dan salah sasaran, tampaknya pelaksanana (Darono, 2011 :15)
perlu diketahui dan dipahami pula Selain definisi CIO seperti terurai di
mengenai istilah atau pengertian e- atas, CIO juga memiliki tugas
government ini. Untuk pengertian e- mengorganisasikan dan melindungi aset-
government dalam Syarif Budiriyanto aset TI milik instansi pemerintah, agar selalu
adalah (1) Penggunaan TIK sebagai alat terawat dengan baik dan terjaga
bantu dalam proses transformasi informasi produktivitasnya. Mc. Leod Jr dan Schell
dan komunikasi yang lebih cepat, mudah (2004) menyatakan kedudukan strategis
dan murah. (2) Tujuan pemanfaatanya, CIO adalah (1) Memberikan arah strategis
sehingga jalannya pemerintahan dapat bagi sumber daya informasi. (2) Mengkoor-
lebih efektif dan efisien. Kemudian untuk dinasikan sistem informasi (SI) dengan
pengembangan e-government ini dapat strategi-strategi perencanaan bisnis
dilakukan dengan cara penataan sistem perusahaan keseluruhan (Darono, 2011 :
managemen dan proses kerja di lingkungan 15)
pemerintah dengan mengoptimalkan Sementara fungsinya adalah menjadi
pemanfaatan TI. Sementara pemanfaatan pemimpin lembaga yang bertanggung
TI mencakup pengolahan data, pengolahan jawab dalam urusan TIK dan menyediakan
informasi, sistem managemen dan proses layanan publik yang berbasis TI bagi
kerja secara elektronis (Observasi, 2011 : satuan kerjanya. Berdasarkan pada
63). beberapa teori atau pendapat tentang
Mengacu pada pengertian e- CIO seperti terurai di atas, dapat
government di atas, sangatlah wajar dan diindikasikan bahwa jabatan CIO lebih
sudah seharusnya, jika masing-masing SKPD banyak memiliki potensi managerial dan
dalam suatu pemerintah kabupaten atau memiliki kontribusi yang banyak dalam
kota di Jabar, khususnya kota Depok terus mengembangkan e-government, itu pun
mengembangkan e-government. Bukan tetap harus ditunjang dengan SDM TIK
hanya karena efektif dan efisiennya dalam yang bagus. Meskipun secara teoretis,
melakukan kinerja pemerintahannya, tapi sangat positif, objektif dan realistis, namun
juga ada kontribusinya dalam melihat peran dan fungsi CIO di lingkungan

81
Pemberdayaan Chief Information Officer (CIO) Pada Pemerintahan Kota Depok
Nana Suryana

pemerintahan daerah belum optimal. diformalkan masuk dalam eselonisasi, bisa


Pendidikaan dan latihan keahlian jadi akan ada penggeseran pejabat SKPD
untuk jabatan CIO ini telah dilakukan oleh (pejabat Diskominfo) atau penumpukan
setiap pemda di Jabar atau instansi staf/ personil yang menangani informasi.
lainnya. Namun aplikasinya, belum terlihat Implikasinya anggaran belanja pegawai
secara nyata, manfaatnya belum terasa akan membengkak dan bertentangan
seakan belum diberdayakan, sehingga dengan semangat reformasi birokrasi. Ini
dalam pelayanan publik tidak banyak jelas merupakan tindakan yang tidak
perubahan, pemanfaatan e-government mudah dan kecil kemungkinan untuk bisa
biasa-biasa saja dan upaya ke arah clean dilakukan.
and good governance tampaknya masih Tapi sebaliknya kalau dibiarkan,
memerlukan waktu yang lama. Malahan tidak dimanfaatkan dan tidak
ada anggapan bahwa bimtek CIO tidak diberdayakan, sangat disayangkan,
lebih hanya sekedar untuk memperoleh karena pengetahuan dan keahlian yang
pengetahuan (kognitif) saja, dan pengham- dimiliki CIO menjadi sia-sia, mubazir dan
buran anggaran yang tidak sedikit. kurang produktif seakan kurang
Meskipun sudah jelas posisi, peran bermanfaat dalam mengikuti bimtek CIO
dan fungsi CIO, yaitu sebagai manager atau mendapatkan beasiswa CIO. Dengan
informasi, khusus memanage dalam demikian sampai sekarang untuk
memberikan pelayanan di bidang menempatkan atau memberdayakan CIO
informasi. Namun di lingkungan pemerintah baik dalam jajaran eselonisasi maupun
kota Depok tampaknya kinerja (peran dan jabatan fungsional belum bisa dilakukan,
fungsi) CIO sepertinya sudah banyak karena belum ada payung hukumnya,
dilakukan oleh para pejabat dan staf di belum ada peraturan yang mengikatnya,
SKPD tententu, seperti oleh Diskominfo, baik berupa peraturan pemerintah,
yang menangani TI. Ternyata peran dan peraturan menteri, peraturan daerah atau
fungsi CIO banyak kemiripan dan bisa peraturan/kebijakan lainnya.
tumpang tindih dengan kinerja pejabat dan Meskipun untuk menempatkan dan
staf dari SKPD tersebut. Malahan dalam atau memberdayakan CIO pada posisi
hal pengembangan e-government itu sendiri yang tepat masih menemui banyak
sampai sekarang sudah dan terus kesulitan. Namun kondisi ini tidak bisa
dilakukan oleh Diskominfo. Di sini dibiarkan terus berlanjut, karena melihat
tampaknya pemkot Depok belum ke fungsional/profesionalan CIO susah
memanfaatkan keahlian (keprofesionalan) didapat. Sebab dengan keprofesionalan ini
CIO secara optimal dan tampaknya masih kontribusinya akan banyak membantu
menemui kesulitan. kinerja pemerintah daerah dalam
Disinilah adanya kesulitan dalam memanage informasi sekaligus dalam
menempatkan atau memberdayakan CIO memberikan pelayanan informasi seoptimal
secara proporsional, baik harus masuk mungkin. Lebih jauh lagi dapat menunjang
eselonisasi atau jajaran struktural maupun dan mempercepat dalam mewujudkan
jabatan fungsional. Kalau dipaksakan dan clean and good governance.

82
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Belum diberdayakannya CIO pada tersebut, tidak ada salahnya perlu


pemkot Depok sudah tentu ada diketahui pula berbagai pengertian, teori
kendalanya. Ini tampaknya menarik untuk dan pendapat tentang istilah
diteliti dan sekaligus menjadikannya “pemberdayaan” dan “CIO” itu sendiri.
sebagai titik sentral dalam penelitian ini. Untuk selengkapnya dapat diikuti uraian
Maka yang menjadi pokok permasalahan berikut ini.
dalam penelitian ini adalah “mengapa Secara harfiyah, istilah pemberdayaan
pemkot Depok belum memberdayakan CIO berasal dari bahasa Inggris, yakni
?” Di tengah ketidakjelasan kedudukan empowernment yang mempunyai makna
legal formalnya, bagaimana kontribusi CIO dasar “pemberdayaan”, di mana daya
dalam mengem-bangkan e-government bermakna kekuatan (power). Bryant &
guna meningkatkan pelayanan publik yang White (1987) menyatakan pemberdayaan
menunjang terwujudnya citra good sebagai upaya menumbuhkan kekuasaan
governance ? dan wewenang yang lebih besar kepada
Adapun yang menjadi tujuan masyarakat miskin
penelitian ini adalah untuk mengetahui (www/pemberdayaan.com).
alasan-alasan pemkot Depok yang belum Pemberdayaan itu bisa dlihat dari
memberdayakan CIO, dan untuk tiga kategori, yaitu pengertian, proses dan
mengetahui di tengah ketidakjelasan tujuan. Untuk pengertian pemberdayaan
kedudukan legal formalnya bagaimana seperti diungkapkan Robinson (1994) yang
kontribusi CIO dalam mengembangkan e- menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah
government guna meningkatkan pelayanan suatu proses pribadi dan sosial, suatu
publik yang menunjang terwujudnya citra pembebasan kemampuan pribadi,
good governance. kompetensi, kreativitas dan kebebasan
bertindak. Sedangkan Ife (1995)
mengemukakan bahwa pemberdayaan
mengacu pada kata “empowernment” yang
berarti memberi daya, memberi power
LANDASAN KONSEP (kuasa), kekuatan kepada yang kurang
berdaya. Payne (1997) menjelaskan
Penelitian ini berusaha untuk bahwa pada hakekatnya pemberdayaan
mendeskripsikan atau menggambarkan bertujuan untuk membantu klien
secara jauh lebih mendalam mengenai mendapatkan daya kekuatan dan
langkah-langkah pemberdayaan CIO dan kemampuan untuk mengambil keputusan
kontribusinya dalam mengembangkan e- dan tindakan yang akan dilakukan dan
government guna menunjang kelancaran berhubungan dengan diri klien tersebut,
dan kesuksesan kinerja pemerintah kota termasuk mengurangi kendala pribadi dan
Depok, yang selanjutnya untuk sosial dalam melakuklan tindakan.
mempercepat terwujudnya clean and good Kemudian untuk proses pemberdayaan,
government. Namun untuk mengetahui ada Pranarka dan Vidhyandika (1996)
atau tidak adanya upaya pemberdayaan menjelaskan bahwa proses pemberdayaan

83
Pemberdayaan Chief Information Officer (CIO) Pada Pemerintahan Kota Depok
Nana Suryana

mengandung dua kecenderungan. Pertama, kognitif, konatif dan psikomotorik dan


proses pemberdayaan yang menekankan afektif serta sumber daya lainnya yang
pada proses memberikan atau bersifat fisik/ material. Kondisi kognitif
mengalihkan sebagian kekuatan, merupakan kemampuan berpikir yang
kekuasaan atau kemampuan kepada dilandasi oleh pengetahuan dan wawasan
masyarakat agar individu lebih berdaya. seseorang dalam rangka mencari solusi
Kedua, menekankan pada proses atau permasalahan yang dihadapi. Kondisi
menstimuli, mendorong atau memotivasi konatif merupakan suatu sikap prilaku
individu agar mempunyai kemampuan atau masyarakat yang dibentuk dan diarahkan
keberdayaan untuk menentukan apa yang pada prilaku yang sensitif terhadap nilai-
menjadi pilihan hidupnya melalui proses nilai pemberdayaan masyarakat. Kondisi
dialog. afektif adalah merupakan perasaan yang
Selanjutnya untuk tujuan dimiliki oleh individu yang diharapkan
pemberdayaan, Jamasy (2004) dapat diintervensi untuk mencapai
mengemukakan bahwa konsekwensi dan keberdayaan dalam sikap dan prilaku.
tanggungjawab utama dalam program Kemampuan psikomotorik merupakan
pembangunan melalui pendekatan kecakapan keterampilan yang dimiliki
pemberdayaan adalah masyarakat masyarakat sebagai upaya mendukung
budaya atau memiliki daya, kekuatan atau masyarakat dalam rangka melakukan
kemampuan. Kekuatan yang dimaksud aktivitas pembangunan
dapat dilihat dari aspek fisik dan materil, (www.sarjanaku.com, diakses tanggal 10
ekonomi, kelembagaan, kerjasama, September 2012).
kekuatan intelektual dan komitmen Mengacu pada pendapat mengenai
bersama dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan seperti terurai di atas,
pemberdayaan. Sulistyani (2004) bahwa upaya dan langkah-langkah
menjelaskan bahwa tujuan yang ingin pemberdayaan untuk suatu perubahan ke
dicapai dari pemberdayaan masyarakat arah yang lebih baik harus dilakukan. api
adalah untuk membentuk individu dan tetap dengan memperhatikan kondisi
masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian intern, kebutuhan dan persyaratan lainnya.
individu meliputi kemandirian berpikir, Agar upaya pemberdayaan itu benar-
bertindak dan mengendalikan apa yang benar efektif. Sementara itu perlu diketahui
mereka lakukan. pula mengenai pengertian dan pendapat
Kemandirian masyarakat merupakan Chief Information Officer (CIO), agar tidak
suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat salah mempersepsi dan mengapresiasi.
yang ditandai dengan kemampuan Secara de jure memang belum ada
memikirkan, merumuskan serta melakukan peraturan khusus yang mengatur dan
sesuatu yang dipandang tepat demi memosisikan CIO dalam struktur
mencapai pemecahan masalah yang kelembagaan pemerintahan daerah.
dihadapi dengan mempergunakan daya Namun melihat pengertian, peran, tugas
kemampuan yang dimiliki. Daya dan fungsi CIO, adalah sangat baik, positif
kemampuan dimaksud adalah kemampuan dan produktif bagi pengembangan e-

84
Prosiding No. 1 Tahun 2012

government. Karena posisi CIO sebagai Penentuan kebutuhan dengan


seorang manager jasa informasi akan memanfaatkan prinsip efisiensi dan
banyak menyumbangkan keahlian efektivitas perlu dilakukan. Lingkupnya
managerialnya dalam memecahkan adalah pada seluruh kota/ kabupaten,
masalah yang berkaitan dengan sumber sehingga perlu mempertimbangkan alokasi
daya informasi. dan pemakaian bersama di lembaga-
Magister Teknologi UGM merumuskan lembaga yang ada. (5) Perancang
peran CIO dalam pemerintahyaitu (1) anggaran TI. CIO memiliki fungsi
Penyusun strategi TI. Pemanfaatan TI dalam perancang anggaran, untuk menjamin
e-government pada akhirnya harus bisa kebutuhan-kebutuhan TI dapat
melahirkan transformasi relasi antara dianggarkan secara tepat guna. (6)
pemerintah dengan warga, antara Pengelola operasional sistem dan TI. Pada
pemerintah dengan dunia usaha dan tataran operasional CIO diperlukan untuk
antara sesama lembaga pemerintah menjamin operasional sistem dan TI dapat
sendriri. Untuk mencapai tujuan tersebut, berjalan dengan baik. (7) Penilai kinerja TI.
pemda memerlukan visi, misi dan strategi Implementasi TI yang berjalan perlu dinilai
pemanfaatan TI yang tepat. (2) Promotor kinerjanya untuk berbagai kepentingan,
penyelarasan proses-proses bisnis birokrasi. salah satunya dengan mengaudit TI. Selain
Pada umumnya sistem dan proses birokrasi itu CIO berperan pula sebagai agent of
yang ada saat ini tidak kondusif bagi change : menjadi promotor perubahan,
pemanfaatan TI secara optimal. menetapkan arahan dan kebijakan dan
Sehingga perlu ada pendekatan top- merencanakan, mengeksekusi serta
down agar keselarasan TI dapat dengan mengevaluasi berbagai program yang
sistem/proses birokrasi yang mau tidak terkait dengan implemnetasi TIK. Lebih
mau diperlukan penataan birokrasi spesifik lagi bahwa CIO berperan sebagai
(struktur, mekanisme kerja, tupoksi dsb). penyelaras tujuan dan sistem birokrasi yang
CIO pada posisi strategis (misalkan ada sebagai syarat mengefektifkan
setingkat Sekda) dapat mengemban peran implementasi TIK (www.mtiugm.com, diakses
sebagai promotor dan inisiator bagi tanggal 13 September 2012).
penyelarasan ini. (3) Promotor manajemen Sementara itu tugas CIO
solusi TI. Seorang CIO harus dapat melihat sebagaimana diutarakan Kristanta adalah
bagaimana TI memberikan solusi terhadap munculnya tugas dan wewenang CIO di
masalah-masalah yang dihadapi. Sebagai bidang strategis dan semakin
promotor untuk solusi TI, CIO harus dapat meningkatnya peran tersebut CIO harus
mendefinisikan tujuan dan sasaran solusi mengenali pengaruh TIK terhadap
yang akan diimplementasikan, strategi organisasi, menentukan arah/strategi TIK
pengembangan dan operasionalnya dan yang menjamin adanya keselarasan antara
tahapan-tahapan yang harus dijalankan. strategi bisnis dan strategi TIK
(4) Penentu kebutuhan TI. Sebagai (http://www.site-mti.com, diakses tanggal
konsekwensi dari peran no. 2 dan 3, 13 Septenber 2012).
pemda memerlukan sarana dan fasilitas TI.

85
Pemberdayaan Chief Information Officer (CIO) Pada Pemerintahan Kota Depok
Nana Suryana

Berdasarkan pada pengertian dan METODE PENELITIAN


pendapat tentang peran dan fungsi CIO
adalah sangat baik dan positif, karena Penelitian ini bersifat kualitatif,
memiliki tingkat keprofesionalan dalam dengan menggunakan pendekatan
kinerja sejalan dengan semangat reformasi eksploratif (Exploratory studies). Jelasnya,
birokrasi. Oleh karena itu sangatlah wajar penelitian eksploratif adalah salah satu
jika pemerintah kota Depok jenis penelitian sosial yang tujuannya untuk
mengembangkannya. Karena, sudah dapat memberikan sedikit definisi atau penjelasan
diduga dengan pengetahuan dan wawasan mengenai konsep atau pola yang
CIO yang kemudian diberdayakan di digunakan dalam penelitian. Dalam
kantor pemkot Depok, kontribusinya akan penelitian ini, peneliti belum memiliki
sangat besar bagi pengelolaan informasi, gambaran akan definisi atau konsep
pengembangan e-government dan sekaligus penelitian. Peneliti akan mengajukan what
akan mempercepat terwujudnya clean and untuk menggali informasi lebih jauh. Sifat
good governance. dari penelitian ini adalah kreatif, fleksibel,
Meskipun sekarang ini banyak peran terbuka, dan semua sumber dianggap
dan fungsi CIO sudah dan sedang penting sebagai sumber informasi.
dilakukan oleh Kepala Dinas dan staf di Tujuan dari penelitian ini adalah
SKPD-SKPD tertentu, seperti Diskominfo. untuk menjadikan topik baru lebih dikenal
Meskipun demikian, peran CIO dengan oleh masyarakat luas, memberikan
peran pejabat dan staf pengelola gambaran dasar mengenai topik bahasan,
informasi di SKPD tertentu bisa menggeneralisasi gagasan dan
bekerjasama, saling mengisi, saling mengembangkan teori yang bersifat
membantu dan atau saling melengkapi. tentatif, membuka kemungkinan akan
Sehingga dengan kehadiran CIO bisa diadakannya penelitian lanjutan terhadap
meningkatkan kualitas dan kuantitas topik yang dibahas, serta menentukan
pelayan publik di bidang informasi, baik teknik dan arah yang akan digunakan
secara managerial maupun teknis dalam penelitian berikutnya
operasional. Tidak terdengar lagi adanya (http://www.wikipedia.org). Diakses
keluhan dari masyarakat dalam hal tanggal 15 September 2012.
pencarian informasi pemerintah, seperti Dengan istilah lain penelitian
kurangnya informasi bisnis, informasi eksploraitif yakni dengan menghimpun dan
pendidikan, informasi pelayanan mengumpulkan data dan informasi faktual
kesehatan, dll. dari para pejabat struktural dan staf yang
menangani teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) di lingkungan SKPD
Diskominfo Pemerintah Kota Depok.
Teknisnya dengan cara Focus Group
Discussion (FGD), yakni dengan proses
pengumpulan informasi mengenai suatu
permasalahan tertentu yang sangat fokus

86
Prosiding No. 1 Tahun 2012

dan spesifik melalui diskusi kelompok. selama penelitian yang berorientasi


(Hariwijaya, 2007:21). Selain itu dilakukan kualitatif dapat disederhanakan dan
pula studi kepustakaan, dokumentasi dan ditransformasikan melalui seleksi ketat,
pengamatan langsung di lapangan. melalui ringkasan menggolongkannya
Adapun yang menjadi narasumber dalam satu pola yang lebih dan
dalam FGD, adalah (1). Hani Hamidah, S sebagainya.
Sos, MSi Sekretaris Diskominfo, (2). Drs.
Fery Birowo, MH Kabid Informasi Publik, (3)
Drs Slamet, AR, Kabid Data dan Informasi.
(4) Drs. Syarif Budiryanto dan (5) Drs Nana HASIL DAN PEMBAHASAN
Suryana, sebagai peserta dari BPPKI
Bandung. Hasil Penelitian
Dalam acara FGD tersebut topik Proses pengumpulan data dalam
pembicaraan lebih difokuskan pada upaya penelitian ini dilakukan dengan cara
meningkatkan SDM TIK, agar pelayanan melakukan FGD, dengan melibatkan
informasi publik yang berbasis Teknologi beberapa pejabat dari Diskominfo Pemkot
Informasi meningkat. Caranya dengan Depok. Pejabat dimaksud adalah Hani
mengikutsertakan dalam diklat khusus, Hamidah, S Sos, Msi (Sekretaris
bimtek dan beasiswa CIO. Karena yakin Diskominfo), Drs. Fery Birowo, MH (Kabid
dengan kehadiran, peran dan fungsi CIO, Informasi Publik) dan Drs. Slamet, AR
depok go.id. sebagai bank data dan (Kabid Data dan Informasi), ditambah oleh
informasi akan lebih optimal baik kualitas Drs. Syarifbudirianto dan Drs. Nana
maupun kuantitas informasinya. Sehingga Suryana (peserta).
dapat diharapkan menjadi tempat Hasil dari pembicaraan tersebut
pencarian informasi yang terpercaya. Ini pada intinya adalah perlu peningkatan
sebagai langkah positif dalam SDM TIK di lingkungan pemkot Depok,
meningkatkan penerapan e-government khususnya pejabat/staf Diskominfo yang
menuju keterbukaan informasi dalam upaya kinerjanya menangani informasi yang
mewujudkan Good Governance dan Depok berbasis TI. Untuk itu pejabat/staf tersebut
Cyber City. perlu diikutsertakan dalam diklat, bimtek
Adapun teknis analisis data dan atau beasiswa CIO. Kemudian infra
sebagaimana diutarakan Miles dan struktur TIK, seperti komputer, internet,
Huberman dalam Ardianto, yaitu dalam scanner, modem, server, hard disk, dan
penelitian kualittif terdiri dari tiga alur fasilitas jaringan lainnya perlu disediakan
kegiatan yang terjadi bersamaan, yaitu seperlunya, disesuaikan dengan kebutuhan
reduksi data, penyajian data dan dan anggaran yang tersedia.
penarikan/verifikasi (Ardianto, 2010 :19). Meskipun masalah informasi sudah
Reduksi adalah proses pemilihan perhatian ditangani oleh pejabat/staf Diskominfo,
pada penyederhanaan dan transformasi tapi kehadiran CIO juga tampaknya
data dasar dari hasil eksploratif di dibutuhkan. Alasannya, CIO itu sebagai
lapangan maupun secara dokumentatif

87
Pemberdayaan Chief Information Officer (CIO) Pada Pemerintahan Kota Depok
Nana Suryana

manager jasa informasi di mana peran dan Telkom, presiden direktur di IBM Indonesia,
fungsinya sangat dibutuhkan. Karena dll. Di sini jelas bahwa perusahaan tersebut
banyak membantu/ menunjang dalam sudah mengerti dan memahami arti, peran
kinerja Diskominfo dalam bidang TI dan fungsi CIO bagi kelancaran dan
(pengelola informasi) baik dari sisi kesuksesan perusahannya.
managerial maupun teknis operasional. Selanjutnya, sebagaimana
Memang secara de jure, pada diungkapkan dalam landasan konsep yang
pemkot Depok CIO belum bisa sudah jelas, tegas dan terperinci mengenai
ditempatkan pada jajaran eselonisasi arti, peran dan fungsi istilah CIO dan istilah
(jabatan struktural), karena belum ada pemberdayaan. Dimana pada intinya,
payung hukumnya, belum ada perwalnya. untuk istilah pemberdayaan dinyatakan
Tapi kalau melihat lingkup kerjanya yang sebagai upaya memberdayakan seseorang
profesional, mandiri dan tanggung jawab, menjadi lebih berdaya, produktif dan
jelas sangat menunjang kinerja berguna, tidak lagi menggantungkan pada
pejabat/staf Diskominfo (pengelola orang lain, apalagi mengharapkan belas
informasi berbasis TI). kasihan. Sehingga hidup dan kehidupannya
menjadi bermanfaat, baik untuk dirinya
sendiri, keluarga maupun masyarakat
Pembahasan termasuk bermanfaat bagi kepentingan
Dewasa ini dunia teknologi informasi instansi atau lembaga tempat dia bekerja.
dan komunikasi (TIK) mengalami kemajuan Sementara untuk pengertian CIO,
yang sangat pesat, sehingga dalam secara sederhana adalah manager jasa
mengelola informasi, di mana alur informasi. Ini menggambarkan suatu profesi
informasinya baik informasi yang berasal dalam mengelola bidang informasi, yang
dari pemerintah untuk masyarakat atau lebih utamanya secara managerialnya, tapi
sebaliknya dari masyarakat untuk memahami pula teknis operasional TIK. Jadi
pemerintah dan atau informasi lainnya jelas untuk jabatan CIO merupakan
yang menjadi konsumsi publik menjadi keahlian atau profesional, mandiri dan
cepat, mudah dan murah didapat melalui tanggungjawab. Adapun cara untuk
sarana TIK itu. Malahan dalam memperoleh jabatan CIO diantaranya,
perkembangan untuk menyelami TIK dan dengan mengikuti bimtek CIO atau
mengelola informasi seoptimal mungkin, kini beasiswa CIO, dengan persyaratan para
muncul istilah yang mungkin relatif baru peserta bimtek CIO harus memiliki modal
(asing), yaitu Chief Information Officer dasar, yaitu pemahaman TIK bagus, serta
(CIO). kinerjanya lebih diutamakan yang
Meskipun masih dianggap barang menangani masalah informasi dan TIK,
baru dan mungkin CIO belum banyak agar berjalan lancar dalam mengikuti
diketahui dan dipahami secara maksimal. bimtek tersebut., cakap dalam memperoleh
Tapi ternyata, sudah ada pihak-pihak pengetahuan dan wawasan CIO nya.
tertentu yang memanfaatkannya, seperti Meskipun sudah ada dan sudah
jabatan CIO menjadi direktur TI di PT. cukup banyak diungkapkan di atas

88
Prosiding No. 1 Tahun 2012

mengenai beberapa teori, pendapat atau yang lebih aktif dalam pekerjaannya
pengertian CIO dan pemberdayaan itu. sampai pada melibatkan mereka dalam
Namun untuk melengkapi, memperjelas dan mengambil keputusan atau tanggungjwab
mempertajam serta menambah untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
perbendaharaan tentang CIO yang sangat Dengan adanya penambahan teori
dibutuhkan dalam penganalisisan atau atau pengertian tersebut, semakin lengkap,
pendeskripsian dalam penelitian dan jelas tergambarkan dan meyakinkan
pengkajian ini. Tidak ada salahnya penulis mengenai peran dan fungsi serta kontribusi
menambahkan lagi teori atau pendapat CIO dalam menunjang kinerja
tentang istilah CIO dan istilah pemerintahan daerah, termasuk maksud
pemberdayaan yang lainnya. Untuk hal ini dan tujuan pemberdayaan. Oleh karena itu
seperti terungkap dalam internet bahwa sangatlah tepat, pemkot Depok telah
CIO adalah suatu jabatan dalam mengikutsertakan stafnya dari Diskominfo
organisasi (bisnis, pemerintahan ataupun untuk mengikuti diklat atau bimtek CIO. Ini
nirlaba) yang mempunyai peran sebagai sebagai wujud kepekaan dan cepat
pemimpin dalam penyediaan informasi tanggap pemkot Depok terhadap
bagi kelangsungan hidup organisasi dalam penguasaan TIK, khususnya oleh CIO.
rangka mencapai tujuannya. CIO menjadi Dalam arti memanfaatkan kesempatan
semakin vital di era informasi dimana yang ada guna memberdayakan stafnya
eksistensi organisasi sangat ditentukan oleh yang kurang berdaya menjadi lebih
kemampuan dalam memberdayakan berdaya. Sehingga tidak ada lagi
teknologi informasi dan komuniksi karyawan/staf pemkot Depok yang
(http://rebaneka.blogspot.com, Diakses berleha-leha atau sering menunda-nunda
tanggal 12 September 2012) ketika memberikan pelayanan publik atau
Kemudian untuk pengertian melakukan kinerja pemerintahan lainnya.
pemberdayaan, terungkap bahwa Tapi benar-benar sigap, cepat dan cekatan
pemberdayaan adalah suatu proses untuk dalam memberikan pelayanan publik di
menjadikan orang lebih berdaya dan bidang informasi ini.
berkemampuan untuk menyelesaikan Selain itu diharapkan pula,
masalahnya sendiri, dengan cara sekembalinya dari diklat/bimtek atau
memberikan kepercayaan dan diklat keahlian benar-benar menjadi orang
kewenangan, sehingga menumbuhkan rasa profesional di bidangnya(CIO), jadi bukan
tanggungjawab. Memberdayakan orang hanya sekedar memperoleh pengetahuan
dapat dilakukan dengan cara (kognitif) saja, atau menghamburkan waktu,
memindahkannya dari posisi yang biasanya tenaga dan biaya, tapi juga ada afektif
hanya melakukan apa yang disuruh dan konatifnya. Dimana keprofesionalan di
menjadi posisi lain yang memberikan sini dapat diaplikasikan dalam melakukan
kesempatan untuk lebih bertanggungjawab. kinerjanya sesuai dengan peran dan fungsi
Pemberdayaan dapat diawali dengan tersebut. Perlu diketahui pula bahwa bimtek
hanya sekedar memberikan dorongan CIO ini tampaknya hanya merupakan diklat
kepada orang agar mau memainkan peran tambahan (diklat profesi) karena telah

89
Pemberdayaan Chief Information Officer (CIO) Pada Pemerintahan Kota Depok
Nana Suryana

memiliki job description yang telah informasi, atau pula lingkup kerjanya
dilaksanakan dalam kinerja sehari-hari. berhubungan dengan masalah informasi
Job description mereka adalah pelayanan dan atau kinerja selalu berhadapan
publik di bidang informasi yang berbasis dengan infra struktur TIK.
TIK. Ditilik secara lebih mendalam,
Selanjutnya harapan lainya adalah ketidakmudahan itu, karena bimtek CIO
memiliki kemandirian, yaitu dapat bekerja selain memerlukan persyaratan seperti
sendiri tidak perlu diperintah lagi, tapi tersebut di atas, juga harus memiliki
sudah termotivasi dan terinspirasi dengan motivasi dan ada utusan dari pejabat
disandangnya gelar CIO itu. Seperti atasannya. Selain itu bimtek CIO bisa juga
mampu dalam menyusun strategi TI, merupakan kegiatan pemantapan dalam
penentu kebutuhan TI, perancang anggaran memahami TIK, baik secara managerial
TI, dst. Itu pun dilakukan jika sudah mutlak maupun teknis operasional TIK. Itulah
dipercayakan kepada CIO. Serta jika sebabnya, manfaat mengikuti bimtek CIO
dilakukan pejabat dan staf Diskominfo sangat diharapkan sekali dan dalam
dalam menangani informasi yang berbasis penerapan e-government, sehingga
TIK masih dianggap ada kekurangan. Tidak informasi dalam website pemerintah benar-
berhenti sampai di sini, tapi terus benar selalu aktual, ter-up grade secara
mengontrol dan mengevaluasi implementasi rutin, beragam dan menjadi lahan
dari perencanaan-perencanaan seperti pencarian informasi oleh masyarakat
tersebut di atas. Hal ini mesti dilakukan secara luas. Paling tidak, pelayanan publik
sebagai bukti bahwa kinerja CIO benar- dalam bidang informasi ada peningkatan
benar efektif dan efisien, yang disertai secara signifikan, yang menghasilkan
dengan memiliki rasa tanggungjawab yang tingkat kepuasan masyarakat tinggi.
tinggi atas kelancaran dan kesuksesan Namun anehnya, kesulitan dalam
kinerja tersebut. memperoleh keprofesionalan, menjadi
Sampai di sini sudah kelihatan bahwa seorang CIO ini, terkadang tidak menjadi
CIO dengan sistem kinerjanya yang bahan pertimbangan pejabat pemkot
profesional ini, fungsi dan peranannya Depok, seakan ada pembiaran terhadap
secara teoretis sudah terlihat. Maka keprofesionalan CIO ini. Bimtek CIO
kalaulah demikian, keberadaan CIO tidak dianggap sebagai kegiatan seremonial
bisa diterlantarkan atau diabaikan begitu dan hura-hura yang hanya menghambur-
saja, tapi harus bisa segera diberdayakan, hamburkan waktu dan biaya saja. Sampai
karena dibutuhkan di era reformasi, saat ini pemerintah kota Depok masih
informasi dan komunikasi sekarang ini. belum memberdayakan CIO, ini sangat
Apalagi kalau melihat dalam memperoleh disayangkan, atau mungkin momennya
jabatan CIO adalah tidak mudah dan belum ada yang tepat.. Oleh karena itu
tidak sembarangan orang dapat jangan kaget, jika ada alumni bimtek CIO
memperolehnya. Di antara persyaratannya belum bisa diberdayakan secara
adalah harus memiliki basik pendidikan TI seutuhnya..
atau memahami masalah teknologi Ada sedikit kebingungan dalam

90
Prosiding No. 1 Tahun 2012

memberdayakan CIO, karena belum bisa dalam jajaran eselonisasi atau jabatan
mendudukan secara tersendiri, baik dalam struktural bisa menimbulkan tumpang tindih
jabatan struktural atau jajaran eselonisasi jabatan, menjadi bertambah pejabat yang
(eselon 4, 3, 2, atau 1) maupun dalam menangani masalah informasi berbasis TI.
jabatan fungsional (belum ada namanya). Implikasinya adalah pembengkakan
Semua ini dikarenakan belum adanya anggaran belanja pegawai. Selain itu job
peraturan daerah atau perwalnya description CIO banyak kesamaan dengan
walaupun sudah berlaku otonomi daerah. job description pejabat/staf Diskominfo,
Ini mungkin menjadi salah satu alasan artinya pejabat/staf diskominfo kinerjanya
pemkot Depok belum bisa atau kesulitan adalah menanagani masalah informasi
untuk menempatkan atau memberdayakan yang berbasis TIK, kinerja pejabat dan staf
CIO. Prihatin saja jabatan CIO menjadi Diskomnfo ini ada dalam tugas, peran dan
mubazir, tidak terpakai, mengikuti bimtek fungsi CIO. Namun kelebihan dari CIO
CIO menjadi kurang ada artinya. adalah menangani masalah informasi
Padahal kalau seorang CIO sebagaimana dilakukan pejabat dan staf
diberdayakan dan ditempatkan dalam diskominfo dilakukan secara lebih
jabatan struktural sebagaimana diutarakan profesional, mandiri dan tanggungjawab.
Haryadi Supangkat, bahwa keberadaan Oleh karena itu suatu hal yang tidak
CIO akan lebih optimal dalam memberikan mungkin untuk satu obyek pekerjaan
pelayanan publik, yaitu : TIK sebagai dijabat oleh dua orang, dan pemerintah
support, yang mendukung jalannya kota Depok pun tidak mungkin
organisasi dan otomatisasi dari back office mengeluarkan dua SK jabatan untuk satu
sebuah organisasi dan menjadikan jenis bidang pekerjaan.
pelengkap dari suatu pemerintahan. TIK Demikian pula jika diangkat dalam
sebagai enabler, penggerakan dan jabatan fungsional, legalnya atau payung
kekuatan utama dalam suatu organisasi. hukumnya sampai sekarang belum ada.
TIK sebagai driver, sebagai sarana untuk Tampaknya masih kesulitan dalam memberi
mengembangkan layanan, dimana dengan nama jabatan fungsional yang pas
kapabilitas TI yang dimiliki sebuah disandang bagi seorang CIO. Walaupun
organisasi/perusahaan dapat melakukan diakui ada kecenderungan bahwa jabatan
ekspansi layanan. TIK sebagai transformer, CIO lebih mengarah pada jabatan
berfungsi untuk menentukan arah aktivitas fungsional, karena das sein nya memiliki
organisasi (Supangkat, 2008 : 30). keprofesionalan, mandiri dan
Tapi walaupun demikian pemkot tanggungjawab dalam menuntaskan setiap
Depok tidak tinggal diam, terus berupaya pekerjaannya, serta dengan mengacu
dengan mencari dasar hukum serta data kepada semangat reformasi birokrasi yang
dan informasi pendukung lainnya agar CIO sudah mulai diterapkan di instansi-instansi
segera dapat ditempatkan atau pemerintah tertentu.
diberdayakan secara tersendiri, legal ada Dengan belum bisa ditempatkan atau
perda atau perwalnya. Memang untuk diberdayakan, baik dalam jabatan
jabatan CIO kalau dipaksakan masuk struktural maupun fungsional sampai

91
Pemberdayaan Chief Information Officer (CIO) Pada Pemerintahan Kota Depok
Nana Suryana

sekarang nasib CIO cukup memprihatinkan inilah yang harus dihindari, agar
dan sangat disayangkan, melihat format kepercayaan masyarakat kepada
kinerjanya belum bisa dimanfaatkan atau pemerintah kota Depok tidak berkurang,
diberdayakan. Akibatnya tidak salah jika malahan meningkat.
kontribusi CIO dalam penerapan e- Ada kelebihan dan kekurangan CIO
government belum optimal, apalagi dalam jika ditempatkan atau diberdayakan
mempercepat terwujudnya good gover- dalam jabatan struktural ataupun fungsi-
nance, termasuk Depok Cyber City masih onal. Tapi bukan penempatan yang jadi
merupakan angan-angan belaka. acuannya, melainkan keprofesionalan
Dengan belum bisa diberdayakannya dalam kinerja., karena yang menjadi
CIO, baik di jajaran eselonisasi maupun sasaran utama adalah optimalnya pelaya-
jabatan fungsional ini, dapat dikatakan nan publik bidang informasi yang berbasis
posisinya masih tidak menentu dan masih TIK, ada peningkatan dalam penerapan e-
menunggu adanya kepastian hukum. government dan langkah nyata menuju citra
Seakan mengikuti bimtek CIO, beasiswa good governance. Di sinilah perlunya keca-
CIO, u kurang bermanfaat. Ini jelas sangat kapan, kecepatan dan ketegasan
mengecewakan bagi para peserta bimtek pemerintah kota Depok dalam menempat-
CIO, tidak memahami bahwa untuk meraih kan atau memberdayakan CIO ini.
CIO sebagaimana diutarakan di atas
adalah tidak mudah, perlu waktu yang
cukup lama dan biaya yang tidak sedikit.
Namun, kehadiran seorang CIO PENUTUP
jangan menjadi beban, masuk kemana
struktural atau fungsional, tapi yang harus Simpulan
dipertimbangkan adalah peran dan fungsi Sampai saat ini Pemkot Depok secara
CIO sejalan dengan semangat reformasi de jure belum dapat memberdayakan CIO
birokrasi dimana yang menjadi acuannya secara tersendiri, belum bisa menempatkan
adalah keprofesionalan dalam kinerja, pada jabatan struktural (eselonisasi)
Sehingga dalam menangani informasi, bisa maupun fungsional (apapun namanya).
lebih kreatif dan dinamis, selain itu dapat Alasannya, karena belum ada payung
menghindari informasi sesat dan menye- hukumnya, atau peraturan walikotanya
satkan. Di sinilah CIO bisa tampil sendiri sebagai dasar pijakannya. Selain itu tidak
atau bersama-sama dengan pejabat dan mempertimbangkan keprofesionalan,
staf Diskominfo dalam menangani informasi kemandirian dan tanggungjawab CIO
ini. Mengingat sekarang ini informasi sudah dalam kinerja. Sangat disayangkan pemkot
menjadi kebtutuhan individu-individu dalam Depok melakukan pembiaran terhadap
masyarakat (kebutuhan kognitif). Kalau keberadaan CIO ini.
tidak dikelola dengan baik dan Tapi secara de facto peran dan fungsi
profesional, sekali saja ketertinggalan CIO sudah diberdayakan, terbukti ada
informasi, masyarakat merasa kesal dan kontribusinya dalam kinerja pemerintahan,
menyesal. Kondisi psikis masyarakat seperti

92
Prosiding No. 1 Tahun 2012

yaitu dalam penerapan e-government, ada Darono, Agung, (2011), Chief Infomation
peningkatan. Terlihat dari kualitas dan Officer Dalam Aktualisasi
kuantitas informasi dalam website Managemen Strategi, Jurnal Aplikasi
pemerintah Depok sebagai sarana Teknologi Informasi, Program
pelayanan publik yang berbasis TI Magister TI, Universitas Gajah Mada.
mengalami peningkatan. Dengan adanya
peran dan fungsi CIO tersebut Depok Hariwijaya, M, (2007), Metodologi dan
Cyber City besar kemungkinan akan Teknik Penulisan Skripsi, Tesis an
segera terwujud. Desertasi, Yogyakarta, Elmatera
Publishing.

Saran-Saran Supangkat, Suhono Harso, (2008), CIO,


Dalam mengikutsertakan staf Peran Kepemimpinan Pengelola
Diskominfo Pemkot Depok pada bimtek Informasi Untuk Organisasi, Bandung,
atau beasiswa CIO, sebaiknya ICT Institute STIE ITB. Cetakan
mempertimbangkan tingkat kebutuhan Pertama.
kantor akan tenaga CIO. Agar
sekembalinya dari bimtek atau beasiswa
CIO benar-benar ada manfaatnya, bisa
langsung diaplikasikan menjadi berdaya, Internet
produktif dan dinamis dalam mengelola Pemberdayaan Masyarakat, Pengertian dan
informasi yang berbasis TI ini. Tujuan, (2012) tersedia dalam
Pemkot Depok harus mengapresiasi htpp//www.sarjanaku.com. Diunduh
dan mempertimbangkan keahlian CIO tanggal 10 September 2012.
(manager jasa informasi), sebab dalam
penerapan e-government tidak mustahil Pemberdayaan, (2012) tersedia dalam
akan semakin meningkat yang bisa http://www.scribd.com. Diunduh tgl
menunjang dalam mempercepat 12 September 2012.
terwujudnya citra good governance dan
Depok Cyber City. http://www.kertyawitaradya.wordpress.co
m, Diunduh tgl 12 September 2012.

Computer Based Information System (CBIS)


DAFTAR PUSTAKA dan Chief Information Officer (CIO),
(2010), tersedia dalam
http://www.rebaneka.blogspot.com,
Ardianto, Elvinaro, (2010), Jurnal Penelitian
diunduh tanggal 12 September 2012.
Komunikasi. Majalah Ilmiah Vol 13
Balai Pengkajian dan Pengembangan
Komunikasi dan Informatika Bandung.

93
Pemberdayaan Chief Information Officer (CIO) Pada Pemerintahan Kota Depok
Nana Suryana

Peran, Struktur dan Tupoksi Government CIO Penelitian Eksploratif, (2012), tersedia
Di Lingkungan Pemerintah Daerah, dalam http: //www.wikipedia.org,
(2012), tersedia dalam diunduh tanggal 15 September 2012
http://magisterteknologiinformasi.co
m, diunduh tanggal 13 September
2012

94
PROGRAM REALITY SHOW TELEVISI
DALAM PENDEKATAN TEORI INDENTIFIKASI SOSIAL DAN
TEORI EKONOMI POLITIK MEDIA

Haryati
Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Bandung (BPPKI Bandung)
Jl. Pajajaran No. 88 – Bandung - 40173, Fax. (022) 6021740
Email : haryati@kominfo.go.id

Abstrak

Reality show is one type of television program in which the engineering documentation of reality goes
without a screenplay by using players from the general audience. Reality shows that use the setting of
the daily life, emotional affinity with the public. This paper examines the phenomenon of reality
television programs with Social Identification Theory and approaches to The Theory of Political
Economy of the Media. According to the theory of Social Identification (Tajfel and Turner, 2000),
every person has a tendency to identify with a group. In the perspective of this theory, the viewers
identify themselves with people who played in reality show. At the same time, viewers also feel
themselves as part of a group that has traits in common with the character. While from the viewpoint of
the theory of political economy of the Media,through the reality show impressions television media
comodification to do various social events in society to get exchange rates could have served on the
audience. Furthermore, audiences will be commodities and satisfied many new
(audiencecommodification) to served on advertisers.

Keywords : reality show, the theory of social identification, the theory of political economy of the media

Abstrak

Reality show adalah salah satu jenis program acara televisi di mana pendokumentasian rekayasa
realitas berlangsung tanpa skenario dengan menggunakan pemain dari khalayak umum biasa.Reality
showyang menggunakan setting kehidupan keseharian, memiliki kedekatan emosional dengan publik.
Tulisan ini mengkaji fenomena program reality show di televisi dengan pendekatan Teori Identifikasi
Sosial dan Teori Ekonomi Politik Media.Menurut Teori Identifikasi Sosial (Tajfel dan Turner, 2000),
setiap orang memiliki kecenderungan untuk mengidentifikasi diri dengan suatu kelompok.Dalam
perspektif teori ini, pemirsa mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh yang dimainkan dalam reality
show. Dalam waktu yang sama, pemirsa juga merasa dirinya sebagai bagian dari suatu kelompok yang
memiliki ciri-ciri yang sama dengan tokoh tersebut. Sementara dari sudut pandang Teori Ekonomi Politik
Media (political economy media theory), melalui tayangan reality show media televisi melakukan
komodifikasi terhadap beragam peristiwa sosial di masyarakat agar bisa memiliki nilai tukar yang bisa
disajikan pada penonton. Selanjutnya, penonton yang banyak dan puas akan menjadi komoditas baru
(komodifikasi audiens) untuk disajikan pada pengiklan.

Kata Kunci: reality show, teory identifikasi sosial,teori Ekonomi politik media

95
Program Reality Show Televisi Dalam Pendekatan Teori Identifikasi Sosial dan Teori Ekonomi Poliltik Media
Haryati

PENDAHULUAN www.agbnielsen.net), penyiaran televisi


telah memainkan peran penting dalam
Kemampuan televisi sebagai sumber dinamika masyarakat di abad 20 dan 21.
informasi dan hiburan, siapapun tidak bisa Dari sisi bisnis, kanal televisi merupakan
membantahnya. Bahkan media televisi pembeli-iklan terbesar dan mendominasi
dengan berbagai program acaranya bisa share periklanan. Di Indonesia, belanja
dikatakan sudah menjadi gaya hidup iklan televisi tetap lebih tinggi dibanding
masyarakat saat ini. Melalui kotak televisi sektor media lain.Data terbaru Nielsen’s
ini, berbagai materi tontonan disajikan Advertising Information Services
selama 24 jam setiap harinya kepada menunjukkan, media televisi masih
masyarakat Indonesia saat ini. Televisi mendominasi pangsa iklan.belanja iklan
sebagai bagian dari komunikasi massa terbesar masih diraih televisi, yakni sekitar
memegang posisi penting dalam 60%, diikuti oleh surat kabar sebesar
masyarakat dimana menurut Lasswell dan 40%.Pada tahun 2012 ini perkiraan kue
Wright, komunikasi massa memiliki fungsi iklan sebesar Rp55,5 triliun diraih media
sosial sebagai surveillance, korelasi dan berbasis televisi lalu Rp27,7 ke surat
interpretasi, transmisi budaya dan kabar, dan kemudian majalah Rp1,85
sosialisasi, serta sebagai media hiburan.Di triliun. Sisanya ke tabloid, radio, dan media
sisi lain, dalam pandangan ilmuwan luar ruang
psikologi, Prof. Mar’at, acara televisi pada (www.dahlandahi.com/2012/01/kue-dan-
umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, belanja-iklan-tahun-2012.html).
persepsi, perasaan para penonton, dan ini Persaingan dalam bisnis media massa
adalah hal yang wajar. Penonton televisi di Indonesia, mulai mengarah kepada
bisa terharu, terpesona, marah, kesal, atau kecenderungan konsolidasi media dengan
latah. munculnya kelompok pemain raksasa media
Karena posisinya yang demikian massa. Di Indonesia saat ini terdapat
penting itulah, bisa dimengerti bila industri sepuluh televisi swasta yang bersiaran
media televisi saat ini berkembang pesat. secara nasional di Indonesia dan satu
Sejak pertama kali ditemukan oleh Paul stasiun televisi publik – TVRI. TVRI
Gottlieb Nipkow, seorang mahasiswa 23 mengalami banyak masalah internal yang
tahun dari Jerman pada tahun 1884, membuat perkembangannya tertinggal
televisi telah berkembang secara luas baik dibandingkanstasiun televisi lain. Sepuluh
sebagai teknologi maupun sebagai sektor stasiun televisi lainnya, di sisi lain, berusaha
media. Media televisi pun berkembang untuk mempertahankan dan
tidak hanya sebagai institusi yang mengembangkan bisnis mereka dengan
mengedepankan isu-isu sosial, politik, dan menciptakan kanal-kanal baru serta
budaya, tetapi juga tumbuh menjadi mengadopsi teknologibaru. Stasiun-stasiun
lembaga media yang sangat televisi ini tergabung dalam sejumlah kecil
mementingkan keuntungan secara ekonomi. kelompok yang diperlihatkan sebagai
Tidak diragukan lagi (http : // berikut (http://mediarights.or.id)

96
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Tabel 1
Kelompok Televisi Nasional free-to-air

No Televisi Grup Keterangan


1 RCTI MNC Group MNCTV sebelumnya bernama TPI, dan
berubah namanya menjadi MNCTV pada20
2 MNCTV MNC Group Oktober 2010

3 Global TV MNC Group

4 SCTV EMTEK EMTEK, perusahaan induk SCTV,


mengakuisisi Indosiar secara resmi pada bulan
5 Indosiar Visual EMTEK Juli 2011
Mandiri

6 Trans TV CT Group Pada bulan September 2011, CT Group


juga membeli detik.com, perusahaan media
7 Trans 7 CT Group online terbesar di Indonesia

8 ANTV Visi Media Asia Visi Media Asia meluncurkan IPO secara resmi
pada November 2011
9 TVOne Visi Media Asia

10 Metro TV Media Group

Saat ini, Sindo TV—bagian dari Grup 74,1 milyar dollar Amerika. Di Amerika
MNC—mengendalikan 19 stasiuntelevisi ada lima pemain besar industry media
lokal dan Jawa Pos News Network massa, yaitu Time-Warner, Viacom, News
mengoperasikan 120 stasiun televisi lokal Corp., Bertelsmann Inc., dan Disney.
diseluruh Indonesia. Akuisisi semacam ini Perkembangan industri pertelevisian
dibenarkan sebagai persiapan untuk skema di Indonesia, tidak saja dapat dilihat dari
Siaran Berjaringan sebagaimana semakin bertambahnya secara kuantitas
dimandatkan oleh UU Penyiaran no. jumlah stasiun televisi saat ini, namun dari
32/2002 yang mempromosikan sisi program acara yang ditayangkan,
keberagaman konten, tetapi hal ini justru semakin variatif. Program-program acara
digunakan oleh para konglomeratmedia yang merupakan hasil kreativitas insan
untuk tujuan yang berlawanan. pertelevisian semakin beragam. Salah
Konsentrasi media ini juga terjadi di satunya adalah program reality show.
luar negeri, seperti misalnya Dow Jones Acara rekayasa realita atau dikenal
yang dibeli oleh Rupert Murdoch di mana juga sebagai Reality show adalah salah
Dow Jones merupakan induk dari satu jenis program acara televisi di mana
beberapa media di Amerika Serikat, atau pendokumentasian rekayasa realitas
contoh lainnya yaitu ketika News Corp dan berlangsung tanpa skenario dengan
Dow Jones bergabung yang menghasilkan menggunakan pemain dari khalayak umum

97
Program Reality Show Televisi Dalam Pendekatan Teori Identifikasi Sosial dan Teori Ekonomi Poliltik Media
Haryati

biasa (tidak menggunakan artis). show, merupakan acara yang mengangkat


Perkecualiannya adalah bila acara aspek-aspek nyata dalam keseharian hidup
tersebut mengenai kehidupan artis, maka manusia.
yang didokumentasikan adalah kehidupan Tidak dapat dibantah bila tayangan
nyata bagaimana artis tersebut menjalani reality show baik berupa pemilihan bakat
hari-harinya. maupun peristiwa yang membuat panik
Reality show yang mulai dikenal di masyarakat ada pula yang menarik.Namun
Indonesia pada tahun 2000 telah menjadi dari sedikit yang berkualitas itu sebagian
program entertainment yang populer di adalah tayangan eksploitatif. Tidak sedikit
layar kaca pertelevisian Indonesia. Menurut konsep pembuatan program tersebut tidak
John Vivian (2005:203), Reality shows are lebih dari keinginan meraup keuntungan
built around actual people, not actors, in dan bukan didasari satu visi yang cerdas
contrivied situations with the viewer as a untuk kepentingan masyarakat yang lebih
voyeur. The program are nonfiction in one luas.
sense, but the contexts in which participants Semenjak tayangan program reality
find themselves are highly artificial. (Reality show “Katakan dengan Cinta” pada masa
show adalah program yang dibangun di tahun 2000-an – bisa disebut salah satu
sekitar orang-orang biasa, yang bukan program reality show pertama di Indonesia
para aktor di dalam situasi yang – muncul, yang jelas, program sejenis ini
diusahakan agar penonton ikut merasakan. turut mewarnai kemeriahan berbagai
Program acara ini menyajikan cerita nyata tayangan acara di semua stasiun televisi di
di dalam satu orang, perasaan atau Indonesia saat ini. Tontonan reality show
pengertian, tetapi dalam konteks di mana punsaat ini tidak hanya didominasi oleh
para peserta akan menemukan semacam acara candid camera yang
keterlibatan dengan dirinya) dibungkus dengan tema komedi, namun
Reality show, biasanya menggunakan semakin variatif. Bahkan hasil kreativitas
tema seperti persaingan, kehidupan sehari- acara yang dihadirkan ke hadapan
hari seorang selebritis, pencarian bakat, pemirsa, membuat inovasi yang muncul
rekayasa jebakan, dan diangkatnya status menjadi absurd.
seseorang dengan diberikan uang banyak, Berdasarkan fenomena di atas,
atau melancong, dan lain sebagainya. tulisan ini akan mengkaji fenomena
Booming acara realitas di televisi memang program reality show di televisi dengan
tidak bisa dimungkiri. Faktor disenanginya pendekatan Teori Identifikasi Sosial dan
oleh penonton di segala lapisan usia, Teori Ekonomi Politik Media.
membuat semakin meroketnya rating dan
pooling terutama lewat SMS. Mulai dari
mistis, musik, komedi, kuis, gosip, juga
survivor yang melibatkan masyarakat pada
umumnya sampai artis pun, kehidupan
pribadinyadiangkat ke layar kaca.
Maraknya acara yang bertema reality

98
Prosiding No. 1 Tahun 2012

PEMBAHASAN kreatif dan inovatif sebuah tayangan, akan


semakin memikat penonton. Beberapa
Program Reality Show di Televisi tayangan reality show yang bisa disaksikan
di televisi nasional saat ini cukup variatif,
Daya Tarik Reality Show mulai dari yang mempermainkan emosi
Reality show pada dasarnya adalah penonton, menguras air mata,
sebuah pertunjukan mirip film atau sinetron menjengkelkan, hingga yang penuh trik dan
yang didasarkan atas kenyataan baik inovatif seperti Super Trap. Sayangnya,
aktual maupun faktual. Daya tarik dari sebagian reality show yang sedang
programa jenis ini ada dua, yaitu plot yang tayang saat ini, nampaknya masalah
menyerupai sebuah cerita dan kenyataan privasi orang berada di nomor ke sekian.
faktual itu tadi.Semua judul reality show Menilik dari acara di negara
memiliki proporsi cerita Struktur Tiga Babak pelopornya, Amerika Serikat, maka acara
yang dianut film-film komersial Hollywood. reality show di negara kita tidak sedikit
Di dalamnya terdapat pengenalan, klimaks, yang masih dikemas secara asal. Menyorot
dan kemudian solusi. pola dan perilaku hidup individu, memang
Sajian plot cerita yang dramatis, lucu, menarik untuk diikuti dan bisa menjadi
dan kadang-kadang kontroversial inilah tontonan yang menghibur. Namun, semua
yang membuat penonton dengan cepat itu tentu saja seharusnya
terpikat. Lebih terpesona lagi karena apa mempertimbangkan aspek-aspek privasi
yang dihadirkan di layar gelas bukan kisah dan etika di dalamnya. Meskipun, mereka
fiksi atau yang “diangkat dari kisah nyata”, yang terlibat menjadi ‘aktor’ dan ‘aktris’ di
melainkan fakta nyata yang benar-benar dalamnya, sebelumnya sudah ada
terjadi dan dibuat se”natural” mungkin. kesepakatan yang jelas, bahwa mereka
Meski formatnya bermacam-macam, yang sudah menyetujui perjanjian dengan
semua saluran televisi memiliki program production house-lah yang boleh diotak-atik
acara realityshow. Program hiburan ini privasinya.
mengombinasikan antara permainan emosi Bila menyimak beberapa acara
dan transparansi kehidupan sosial dari produksi Amerika Serikat yang beberapa
para pesertanya menjadi suatu suguhan di antaranya pernah pula diputar di stasiun
tontonan televisi.Dan sebagaimana televisi swasta kita seperti, "The
kebiasaan para produser televisi kita Bachelorette", "Joe Millionaire", "Under
selama ini, tayangan-tayangan sukses dari One Roof", "The Surreal Life", atau "The
luar negeri yang juga meraih angka rating Real World". Judul yang terakhir
tinggi di sini, dengan cepat diindonesiakan disebutkan ini begitu populer di negaranya
seperti;Joe Millionaire Indonesia, Fear Factor AS, karena menyangkut privasi penuh intrik
Indonesia, The Apprentice Indonesia, serta dari para pesertanya yang notabene
Indonesian Idol. bukan dari kalangan artis atau boleh
Sebuah tayangan reality show, disebut masyarakat biasa.Tetapi semuanya
menuntut kreativitas yang tinggi. Semakin tetap dalam bingkai persetujuan dari pihak
produsen dan pemain. Contoh konkretnya,

99
Program Reality Show Televisi Dalam Pendekatan Teori Identifikasi Sosial dan Teori Ekonomi Poliltik Media
Haryati

bisa dilihat bagaimana serial-serial poin penting dari proses produksi reality
tersebut, selalu menghilangkan atau show yang bermutu. Pematang ide juga
memblurkan wajah sipil lain yang tidak harus menyertai beserta persetujuan yang
sengaja tertangkap kamera. perlu diperjelas agar privasi mereka yang
Ketika kita amati beberapa reality tidak berkenan tidak terganggu. Bila
showsaat ini, kadang idenya spontan dan terwujud, tidak mungkin tidak, sebuah
muncul saat shooting di lapangan. Cukup reality show yang bagus bisa diproduksi
memprihatinkan jika mengetahui kenyataan dengan baik dan sesuai sasaran penonton
tersebut. Menilik kembali contoh-contoh yang diharapkan.
serial reality show di negara
pemrakarsanya Amerika Serikat, hal
seperti ini tidaklah mungkin terjadi. Dari Ragam Reality Show Di Indonesia
mulai yang terkonsep sederhana hingga Sejak kehadirannya yang mulai
yang penuh intrik, dikemas secara populer sekitar tahun 2000-an,reality show
terencana dengan baik. Rasanya, sudah di Indonesia sudah semakin beragam
waktunya para pembuat acara reality show jenisnya, mulai dari tema cinta seperti
lokal mematangkan kemasannya dengan penyelidikan pacar, pencarian orang
lebih mendetail lagi. hilang, orang kaya mencoba menjadi miskin
Acara reality show memiliki cabang dan sebaliknya, mengagetkan orang, dan
yang sangat beragam dari sekadar masih banyak lagi yang lain.
tontonan yang saat ini sedang Reality show dapat dikatakan
ditayangkan. Dating and Relationships sebagai tontonan hiburan dengan
menjadi salah satu jenis yang banyak menggunakan setting kehidupan keseharian
dibuat di sini. Demikian pula dengan talent yang memiliki kedekatan emosional dengan
show seperti misalnya Indonesian Idol yang publik. Aspek kedekatan emosional itulah
merupakan francise produk luar juga yang menjadi daya pikat. Kedekatan
produk lokal yang ternyata banyak disukai emosional bisa berupa permasalahan yang
seperti Indonesia Mencari Bakat atau KDI banyak dihadapi dalam kehidupan
dan sebagainya. keseharian--seperti soal asmara, atau hal-
Tren acara di layar kaca memang hal yang mengundang rasa penasaran
seperti sebuah siklus yang sulit untuk seperti cerita-cerita misteri. Umumnya
diprediksi. Di mana pun di seluruh dunia, pendekatan yang digunakan adalah
tren-tren seperti itu selalu ada. Popularitas pengungkapan secara apa adanya.
acara tertentu memang muncul seiring Lantaran lebih banyak mengandalkan
dengan permintaan pemirsa. Hanya, yang pada fakta--atau rekayasa suatu fakta,
perlu diperhatikan adalah bagaimana selebritis bukan sesuatu yang mutlak harus
para produsen dan tim kreatif tetap ditampilkan. Pada paket-paket seperti
konsisten untuk menjunjung tinggi idealisme Marry Me, Play Boy Kabel, atau Pilih-Pilih
yang ada, tanpa harus melepas sisi Mantu, nyaris tak pernah ditemukan
komersialismenya. selebritis atau public figure--tokoh yang
Sisi kreativitas juga harus tetap jadi selalu mewarnai tayangan-tayangan

100
Prosiding No. 1 Tahun 2012

infotainment di televisi. Dramatisasi, pada gilirannya menjadi


Budi Darmawan--Humas SCTV, reality fokus dari reality show. Bagaimana
show disebutnya sebagai tontonan menciptakan suatu dramatisasi, apakah
alternatif menyusul serbuan infotainment. Ia dalam bentuk artifisial, spontan atau
menjadi menarik perhatian karena dikemas rekayasa, menjadi tugas para perencana
dengan menonjolkan aspek pengalaman produksi untuk mewujudkannya. Hal ini,
atau persoalan keseharian dan tentu saja, berlaku pada paket-paket
diungkapkan dengan spontan dan blak- misteri. Bagaimana mendramatisasi situasi
blakan. dan kondisi--sehingga terkesan alamiah
Acara realitas (bahasa Inggris: namun mencekam, hingga memancing jin,
reality show) adalah genre acara televisi setan atau apapun namanya keluar dari
yang menggambarkan adegan yang persembunyian dan tertangkap kamera.
seakan-akan benar-benar berlangsung Apakah sebenarnya manfaat yang
tanpa skenario, dengan pemain yang bisa dipetik penonton atas tayangan
umumnya khalayak umum biasa, bukan tersebut. Tak banyak, sebenarnya, manfaat
pemeran. Acara realitas umumnya yang bisa ditarik dari tayangan itu, selain
menampilkan kenyataan yang dimodifikasi, aspek hiburan semata. Karena titik tolak
seperti menaruh partisipan di lokasi-lokasi penayangan paket tersebut adalah
eksotis atau situasi-situasi yang tidak lazim, hiburan, tentu saja dimensi edukasi atau
memancing reaksi tertentu dari partisipan, komunikasi agak dikesampingkan. Karena
dan melalui penyuntingan dan teknik-teknik hanya memberi hiburan, janganlah
pascaproduksi lainnya. bertanya soal kebenaran atas fakta yang
Pihak televisi bisa saja mengklaim disodorkan.
acara yang ditayangkan adalah spontan Berdasarkan data dari Wikipedia,
dan blak-blakan. Namun jika kita terdapat reality show di Indonesia yang
mengamati secara mendalam paket-paket pernah dan sedang tayang di televisi,
dimaksud--bahkan yang live sekalipun, ada adalah sebagai berikut;
sesuatu yang tidak selalu bersifat spontan.
Ia sebuah proses yang menjadikan nilai
spontanitas menjadi teredusir.

101
TVRI Trans TV TV One RCTI Indosiar AN TV MNC TV Trans 7 Metro TV SCTV Global
TV
1. Asia Bagus 1. Popstar - 1. Indonesian 1. Akademi 1. Penghuni 1. Kontes 1. Dreamband 1. Tembang 1. Uya Emang
Terhemek Idol Fantasi Terakhir Dangdut TPI 2. Hypnoteria Kenangan Kuya
mehek 2. Katakan Cinta Indosiar 2. Seleb Dance (KDI Star) 3. Ups Salah 2. Jebakan
Insomnia 3. Idola Cilik 2. Indonesian 3. Srimulat Cari 2. Mendadak Sambung Betmen
2. Realigi 4. The Master Model Bakat Dangdut 4. World Record
3. Super Trap 5. Bedah Rumah 3. Miss Impian 4. Pengejar Rahasia 3. Soccer Star 5. Gara Gara
4. Big Brother 6. Masihkah Kau 4. Kontes 5. Ekspedisi Merah Indonesia Magic
(Indonesia) Mencintaiku Dangdut 6. Pildacil (ANTV 6. Cilapop
5. Indonesia 7. Katakan Cinta Indosiar (Dahulu di Lativi
Mencari 8. Minta Tolong 5. Take Me / (sekarang TvOne)
Bakat 9. Dibayar Lunas Him /
6. Suara 10. Uang Kaget Celebrity
Indonesia 11. Sirkus Pekta Out
7. Mister Indonesia 6, Mamamia 7.
Tukul 12. Fear Factor Stardut
Indonesia 8. Indonesia
13. Master Chef Got Talent
Indonesia 9. Voice of
14. The X Factor Indonesia
Indonesia
15. Rumah Gokil
16. Hebad Heboh
Bareng Limbad
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Acara realitas biasanya menggunakan Nikah Gratis adalah reality show


tema seperti persaingan, problema hidup, yang akan mewujudkan impian jutaan
kehiduan sehari-hari seorang selebritis, pasangan kurang beruntung dengan
pencarian bakat, pencarian pasangan sebuah pesta pernikahan yang tak
hidup, rekayasa jebakan, dan diangkatnya terlupakan. Nikah gratis dibuat
status seseorang dengan diberikan uang karena melihat kenyataan bahwa
banyak, atau yang perbaikan kondisi saat ini banyak keluarga yang sudah
barang kepemilikan seperti perbaikan mulai melupakan betapa
rumah atau perbaikan mobil. berharganya sebuah keutuhan rumah
Beberapa contoh ragam reality show tangga dan arti cinta sebenarnya.
di Indonesia yang tayang di televisi dapat Sehingga perceraian sepertinya
dibedakan atas tema-tema sudah menjadi hal yang biasa.
berikut(dirangkum dari berbagai sumber): Program ini diharapkan bisa
1. Tema Sosial (charity) mengingatkan mereka yang ingin
Tolong adalah reality show yang berkeluarga maupun mereka yang
ditayangkan di stasiun televisi sudah berkeluarga, bahwa sebuah
Indonesia, SCTV. Acara ini bertujuan keluarga dibangun di atas janji dan
menguji orang, apakah orang cinta yang tulus.
tersebut mau menolong orang lain
pada saat dia sendiri sedang dalam Eat Bulaga Indonesia Merupakan
kesulitan. Reality Show yang memiliki Rating
Tertinggi di indonesia, Reality Show
Uang Kaget adalah sebuah reality ini Pertama dipopulerkan diFilipina
show yang ditayangkan RCTI. Acara dan mampu bertahan hingga 33
ini diprakarsai oleh Helmy Yahya, tahun. Eat Bulagaberasal dari bahasa
yang juga tampil sebagai pembawa Filipina IT BULAGA yang artinya
acara. Dalam acara ini, Helmy Cilukba .Ini merupakan Realty Show
menyamar dengan pakaian ala yang dapat menghibur sekaligus
Paman Sam dan berkeliling kota membantu masyarakat yang lagi
untuk mencari sasaran acaranya, kesusahaan.Disiarkan langsung di
yang biasanya adalah orang-orang SCTV Setiap jam 16.00 WIB.
tidak mampu. Si sasaran diberi uang
sebanyak sepuluh juta rupiah dan Jika Aku Menjadi, konsep acara
diberi kesempatan membelanja- yang benar- benar sesuai kenyataan
kannya dalam waktu tiga puluh menit, dan tidak dibintangi oleh artis
dengan didampingi polisi dan kenamaan seperti acara reality show
pencatat waktu. Benda-benda yang kebanyakan, acara ini dipandu oleh
dibeli menjadi milik si sasaran, seorang talent, talent ini diambil dari
sedangkan sisa uang yang tak kalangan biasa bisa mahasiswi,
sempat dibelanjakan harus model atau penyanyi yang dengan
dikembalikan. kehidupan 180 derajat berbeda

103
Program Reality Show Televisi Dalam Pendekatan Teori Identifikasi Sosial dan Teori Ekonomi Poliltik Media
Haryati

dengan realita dari kehidupan pelaku diharapkan bisa membangkitkan


dalam acara ini. talent ini bisa inspirasi generasi muda untuk
dikatakan cukup dan hidup mencoba setiap peluang usaha
berkecukupan. Sisi yang diambil ketimbang berpikir jadi pekerja
adalah interaksi antara talent dan kantoran.
pelaku acara ini.
Tayangan reality show Bosan Jadi
Belajar Indonesia Trans TV adalah Pegawai ini memberikan motivasi dan
sebuah program acara reality show mengajak kepada pemirsanya untuk dapat
yang mengangkat cerita orang-orang berwirausaha sendiri. Dengan adanya
asing yang ingin belajar kesenian dan tayangan reality show Bosan Jadi Pegawai
kebudayaan asli Indonesia. Selain ini pemirsa yang sudah jenuh dengan
menyajikan keindahan seni dan keadaan perekonomian yang tidak
budaya tanah air, Belajar Indonesia memadai, diharapkan dapat memacu dan
Trans TV juga akan menyajikan menumbuhkan minat untuk dapat
keindahan dan keunikan alam serta menciptakan lapangan kerja sendiri dan
panorama dari masing masing tidak bergantung pada orang lain.
daerah. Acara ini merupakan salah
satu program reality show Trans TV. 2. Kompetisi dan Kontes Bakat (Talents)
Kontes bakat memang sudah ada jauh
Bosan Jadi Pegawai. Program acara sebelum reality show booming. Sejak
sekarang ini ditampilkan setiap tahun 1980-an Amerika sudah
Minggu pukul 13.30 WIB ini mempunyai kontes bakat. Dalam kontes
menampilkan referensi bidang usaha ini semua orang berhak memamerkan
yang lebih memberi tantangan dan keahliannya. Siapa yang paling bagus,
peluang yang cukup baik. Trans TV dialah yang menang. Namun, kontes
ingin memberi solusi bagi banyaknya seperti ini tidak menarik dan terkesan
karyawan yang tidak puas dengan begitu-begitu saja. Untuk yang
penghasilan yang diperolehnya menonton pun emosinya kurang
setiap bulan, ataupun masyarakat terbawa.
yang masih belummempunyai
penghasilan tetap. Dalam setiap Star search kembali menarik minat
episodenya dihadirkan seorang talent orang ketika muncul American Idol (AI).
yang diberikesempatan belajar pada American Idol yang diadaptasi dari
seorang pelaku bisnis yang dianggap Pop Idol milik Inggris ini berusaha
cukup sukses di bidangnya. Dalam mencari penyanyi yang bagus. Dan,
proses belajar ini talent akan kontes ini diadakan di berbagai kota
dihadapkan pada berbagai sehingga semua orang mempunyai
hambatan yang biasa dihadapi para kesempatan ikut.
pelaku bisnis dalam menjalankan
usahanya. Dari proses belajar itulah

104
Prosiding No. 1 Tahun 2012

American Idol yang diciptakan Simon Akademi Fantasi Indosiar adalah


Cowell ini juga memungkinkan suatu ajang pencarian bakat yang
penonton ikut terlibat dengan cara diadopsi dari acara berjudul La
memberikan suara mereka. Academia di Meksiko. Ajang yang
Penontonlah yang menentukan siapa ditayangkan di Indosiar ini merupakan
yang bakal menjadi pemenang. pencarian idola di bidang tarik suara.
Penonton pun ikut men jadi juri. Dan, Setelah melalui proses audisi, dipilihlah
kadang-kadang pilihan penonton 12 peserta yang berhak mendapat
sangat berbeda dengan pilihan juri julukan akademia. Para akademia ini
lewat SMS. Sistem polling SMS ini tinggal di sebuah tempat (asrama). Di
semakin membuat kontes reality show tempat ini mereka melakukan
ini semakin menarik. Dalam hitungan berbagai macam aktivitas seperti,
detik, jumlah pendukung salah satu berlatih vokal, koreografi, teater, dan
kontestan bisa berubah-ubah. sebagainya dengan dibimbing oleh
Sehingga membuat penonton semakin guru-guru profesional
penasaran.
Ikatan emosional antara penonton dan Indonesia Mencari Bakat merupakan
peserta kontes pun semakin terbangun, program hiburan yang diadakan oleh
membuat penonton tertarik untuk terus Trans TV program televisi/ program
menonton. Karena itulah muncul hiburan ini bergenre Talent Show, di
Akademi Fantasi Indosiar (AFI), diikuti mana para peserta mempunyai bakat
dengan Indonesian Idol oleh RCTI, dan ciri khasnya masing – masing
Kontes Dangdut di TPI, Pop Star di dalam program televisi ini.
Trans Televisi, Bintang Dangdut
Semiliar di Lativi, Dream Band di MasterChef Indonesia adalah sebuah
Televisi7, Indonesian Star di Metro reality kompetisi show yang penuh
Televisi, dan sekarang seperti dengan inspirasi. Format MasterChef
Indonesia Mencari Bakat di Trans TV, dibuat oleh Franc Roddam dan telah
menjadi satu program reality show sukses diproduksi di 20 negara
yang menarik. termasuk Australia, Belgia Jerman,
Belanda, Selandia Baru, UK dan USA.
Indonesian Idol adalah suatu ajang Seri lengkapnya sendiri telah disiarkan
pencarian bakat yang diadopsi dari di lebih dari 145 wilayah di dunia.11
Pop Idol (Inggris) dengan sponsor dari negara merilis MasterChef di
Fremantle Media yang bekerjasama pertengahan tahun 2011 dan
dengan RCTI. Ajang ini merupakan Indonesia adalah salah satunya.
pencarian idola di bidang tarik suara. Indonesia sendiri adalah negara kedua
Indonesian Idol telah menjadi Reality yang memproduksi MasterChef di Asia
Show terbesar di Indonesia. setelah India. MasterChef Indonesia
merupakan kompetisi yang
memberikan kesempatan kepada para

105
Program Reality Show Televisi Dalam Pendekatan Teori Identifikasi Sosial dan Teori Ekonomi Poliltik Media
Haryati

kontestannya untuk menuangkan terpisah.Acara ini mengudara selama


passion mereka dalam memasak dan 60 menit.
kemampuan mereka dalam
mempresentasikan sebuah hidangan Take Me Out Indonesia menawarkan
yang bisa menggugah selera. Program program kencan yang natural, dengan
ini tidak hanya merupakan program kreatif yang lucu, mengharukan, dan
kompetisi memasak namun pemirsa membuat penasaran. Meski para
dapat mengikuti perjalanan para kontestan, baik wanita maupun pria
kontestan dari seorang pecinta masak yang ikut di dalamnya melalui proses
amatir hingga menjadi satu-satunya audisi yang cukup ketat, namun
pemenang yang meraih gelar identitas dan karakter yang mereka
MasterChef Indonesia. Dalam setiap miliki adalah seperti mereka apa
tantangan yang diberikan, akan adanya.
terlihat kesungguhan, passion,
semangat serta kecintaan masing- Marry Me merupakan program reality
masing kontestan akan dunia kuliner. show yang menampilkan momen-
Itulah yang akan menjadi senjata momen menegangkan, haru dan
mereka guna meraih mimpi selain gembira ketika seorang pria/
teknik dan rasa masakan. perempuan melamar pasangannya.
Desta dan Arumi Bachsin bersama tim
3. Tema Dating and Relationships akan membantu pelamar
Salah satu kebutuhan manusia adala merencanakan sebuah lamaran yang
’rasa memiliki’ yaitu cinta (dicintai unik dan penuh kejutan. Berbagai cara
dan mencintai), persaudaraan, dan dilakukan untuk mempersembahkan
penerimaan (dalam pergaulan) oleh yang terbaik dalam proses melamar
yang lain. Aspek inilah yang menjadi pasangan. Ekspresi dari pasangan
tema Reality Show Dating and atau keluarga yang dilamar dan hasil
Relationships di sejumlah stasiun lamaran adalah hal yang paling
televisi swasta dengan segmentasi menarik dan dinanti-nantikan.
remaja dan dewasa.
Katakan Cinta Adalah sebuah reality
Pilih-Pilih Mantu adalah sebuah show mengenai kehidupan remaja dan
program reality show dimana 7 orang segala kegiatannya. Materi pokok
ibu (Calon Mertua) akan mencarikan dalam program ini adalah keinginan
jodoh untuk anak laki-lakinya (Jejaka). dari beberapa remaja yang berusaha
Ibu akan tinggal bersama 15 orang mengungkapkan rasa cinta mereka
wanita(Calon Mantu) yang telah dipilih terhadap teman lawan jenisnya.
dari 8 kota di Indonesia (Jakarta, Untuk menambah daya tarik acara ini
Bandung, Semarang, Surabaya, saat ini penayangan Katakan Cinta
palembang, Manado, Malang, Yogya). juga menampilkan segmen khusus untuk
Jejaka akan tinggal di rumah yang pemirsa dengan usia yang lebih

106
Prosiding No. 1 Tahun 2012

dewasa, karena ditampilkan pula kaum 5. Tema Magic/Hipnotis/Sulap


dewasa yang mengutarakan lamaran Uya emang Kuya di SCTV. Acara ini
ataupun cintanya melalui acara ini. menayangkan reality show yang
mengangkat trik dan intrik serta
Harap-Harap Cemas adalah sebuah komedi dari atraksi sulap. Reality show
reality show yang menampilkan upaya ini dipandu oleh Uya Kuya yang
”investigasi” oleh pelaku reality show ditayangkan setiap hari senin, rabu,
dengan melakukan pengamatan jum’at dan minggu pada pukul 17.00
terhadap pasangannya yang menjadi WIB. Dalam tayangan ini mempunyai
target selama tiga hari untuk segmen-segmen seputar sulap.
membuktikan kesetiaan sang pasangan. Diantaranya adalah Stupid magic,
segmen ini menggambarkan tentang
Playboy Kabel merupakan acara suatutrik sulap akan tetapi pada
reality show yang telah diseting oleh akhirnya trik itu akan dibuka di
pihak production house dengan hadapan penonton dengan akhir yang
memberikan jebakan kepada target sangat menggelikan.
melalui seorang ”umpan” untuk menguji
kesetiaan sang pacar dari klien yang Street magic, segmen ini
bersedia mengikuti acara reality show. menggambarkan tentang suatu trik
sulap kita langsung puncak atraksi
4. Tema Horor kepada audiens. Ilusi, segmen ini
Dunia Lain adalah sebuah reality show mengangkat tentang trik sulapyang
populer yang ditayangkan di Trans TV. sangat membutuhkan ilusi ketidak
Acara ini bisa dikatakan sebagai mungkinan.
pelopor reality show dalam bidang
misteri di Indonesia. Idenya yaitu Hypnotis, segmen ini menggambarkan
tentang uji nyali yang semula ditujukan tentang trik dimana para audiens di
untuk menguji keberanian seseorang hipnotis dengan cara komedi ataupun
untuk ditinggal sendirian di tempat serius sesuai dengan kondisi. Segmen
yang gelap dan sepi, tapi kemudian ini adalah segmen yang full komedi.
fragmen ini menjadi ajang untuk Host menampilkan segmen komedi
mencari penampakan makhluk halus kepada pemirsa dengan cara dan
yang sengaja diundang untuk media hipnotis atau media lainnya.
menggoda peserta. Hipnotis kini menjadi tontonan komedi
di televisi. Caranya dengan membuat
Paranoid merupakan reality show untuk korban tidak sadar tapi masih mampu
menakut-nakuti orang tanpa berkomunikasi dengan baik. Kemudian
sepengetahuan orang yang menjadi diberikan pertanyaan oleh Uya Kuya
korban tentang hal yang menyangkut rahasia
pribadi. Orang pun terbahak-bahak
melihat kekonyolan. Menu hipnotis

107
Program Reality Show Televisi Dalam Pendekatan Teori Identifikasi Sosial dan Teori Ekonomi Poliltik Media
Haryati

dilakukan oleh presenter Uya Kuya kepentingan masing-masing agar diketahui


yang juga pandai menghipnotis dan dan dipahami oleh yang lain. Penyaluran
main sulap. Uya Kuya yang juga ahli hasrat, gagasan, dan kepentingan tersebut
main kartu dengan hipnotis dinamai ’pesan’ (message). (Severin dan
mengungkap kejujuran orang. Tankard, 2005)
Syutingnya juga di tempat umum Ketika produk media massa sampai
seperti pasar, plasa, terminal, sekolah, kepada khalayak, sesungguhnya
atau pinggir jalan. Tontonan menjadi merupakan hasil “rekonstruksi realita”.
lucu saat orang yang dihipnotis Bahwa peristiwa yang disaksikan ataupun
mengeluarkan pernyataan tidak dialami oleh reporter dan juru kamera
terduga yang berbeda dengan diproses melalui editing dan re-editing,
pernyataannya saat sadar. penyuntingan dan penyuntingan lagi, baik
oleh reporter dan juru kamera maupun oleh
6. Tema lainnya editor dan redaktur atau pemimpin
Supertrap merupakan program acara redaksi.“Dengan demikian seluruh isi media
reality show yang menampilkan (maksudnya media massa) tiada lain
kejahilan-kejahilan lucu tim kreatif adalah realitas yang telah dikonstruksikan
Supertrap terhadap para korbannya. (constructed reality) dalam bentuk wacana
Dalam setiap episode, tim kreatif yang bermakna,” Ibnu Hamad (2004)
Supertrap akan mempersiapkan dalam Pareno (2005: 3).
serangkaian rencana dan skenario Dalam berbagai wacana tentang
untuk menjebak para korban. Mereka fungsi media massa, disebutkan empat
akan dibuat kebingungan atau fungsi media massa yaitu fungsi penyalur
ketakutan dengan ulah Supertrap. informasi, fungsi mendidik, fungsi
Tidak jarang para korbannya akan menghibur, dan fungsi mempengaruhi.
menghadirkan ekspresi lucu yang bisa Fungsi media massa yang sedemikian ideal
menghibur penonton. tersebut, pada kenyataannya diperankan
sebagai ’alat’ baik sebagai alat
pengelolanya, alat penguasa, maupun alat
segolongan orang tertentu. Sebagai alat
Pendekatan Teoretis dalam Reality pengelolanya, peranan media massa pada
Sosial umumnya bertujuan agar pengelolanya
memperoleh pengaruh ataupun keuntungan
Pendekatan Teori Identifikasi Sosial komersial.
Media massa lahir untuk Berkaitan dengan reality show, mulai
menjembatani komunikasi antarmassa. menuai melalui word of mouth di kalangan
Massa adalah masyarakat luas yang para penggemarnya. Jutaan pasang mata
heterogin, tetapi saling bergantung satu terbius di depan televisi ketika menonton
sama lain. Ketergantungan antaramassa acara ini. Begitu banyak penggemarnya
menjadi penyebab lahirnya media yang sehingga seakan-akan setiap orang
mampu menyalurkan hasrat, gagasan, dan mengagendakan acara ini dalam jadwal

108
Prosiding No. 1 Tahun 2012

rutin mereka. Pun kemasan program ini konteks tersebut, respons kognitif lebih
menyentuh perasaan penontonnya; berperan dibandingkan dengan respons
imajinasi mereka yang melihat akan emosional. Orang akan mengaitkan mereka
terpanggil untuk membayangkan sendiri ke dalam kategori-kategori sosial.
seandainya diri mereka yang berada di Proses-proses identifikasi dengan kategori-
sana, di dalam sebuah realitas-bentukan- kategori sosial ini, kemungkinan akan
yang-nyaris-nyata tersebut. Dari sini terlihat mempunyai konsekuensi-konsekuensi
bahwa pengaruh emosional program penting.
televisi ini sangat besar kepada para Ketika identitas sosial terbentuk,
pemirsanya. seseorang akan cenderung
”Kedekatan emosional” yang mengembangkan sikap yang disebut
ditawarkan oleh televisi dengan reality sebagai in-group favoritism. Artinya,
show dapat dianalisis melalui teori identitas menggandrungi kelompok sendiri. Bentuk-
sosial. Menurut teori yang dikemukakan bentuk in group favoritism antara lain
pertama kali oleh Tajfel dan Turner ini, tercermin dari tingkah laku memberi dan
setiap orang memiliki kecenderungan untuk menerima. In group favoritism mendorong
mengidentifikasi diri dengan suatu orang untuk memberikan dukungan yang
kelompok. Model identifikasi sosial lebih banyak dari kelompok. Dukungan
mendefinisikan kelompok sosial sebagai tersebut dapat berupa dukungan material
dua individu atau lebih yang berbagi maupun immaterial. Sementara, in group
identifikasi sosial yang sama atau favoritism juga mendorong orang untuk
memandang diri mereka sendiri sebagai memilih sebelum menerima. Biasanya hal ini
anggota kategori sosial yang sama (Turner, dikaitkan dengan penerimaan informasi. In
1982 dalam Severin dan Tankard, 2005: group favoritism mendorong untuk
228). Artinya, setiap orang merasa dirinya menyaring atau memilih informasi tertentu
sebagai bagian dari suatu kelompok sosial. saja yang positif tentang kelompok.
Identifikasi tersebut dibangun berdasarkan Artinya, informasi yang positif tentang
kesamaan atribut yang sering dijadikan kelompok cenderung lebih dipercayai.
patokan identitas sosial antara lain, jenis Selain itu, informasi yang relevan dengan
kelamin, ras, suku bangsa, usia, agama, kelompok juga lebih diperhatikan daripada
ideologi, partai politik, dan status sosial informasi yang tidak relevan.
ekonomi. Menurut pendapat Turner, para Dari sini, kita berangkat untuk
anggota kelompok tidak harus menjelaskan mengapa reality show disukai
berhubungan langsung, dan kelompok juga oleh pemirsa kita. Reality show yang
tidak membutuhkan struktur. Keanggotaan menokohkan ”orang biasa” terasa lebih
kelompok terutama dilihat sebagai proses dekat dengan pemirsa. Penampilan yang
kognitif, untuk menjawab pertanyaan tanpa make up, pakaian yang biasa saja
“siapakah saya?”. Seseorang akan dan rumah yang bersahaja serta jauh dari
mendapatkan rasa identitas sosial(social keglamoran gaya hidup selebritis
identity) dari kelompok yang dikagumi dan dianggap memiliki persamaan dengan
dihubungkan dengan dirinya. Dalam jutaan pemirsa. Kesan ”orang biasa”

109
Program Reality Show Televisi Dalam Pendekatan Teori Identifikasi Sosial dan Teori Ekonomi Poliltik Media
Haryati

dengan permasalahan hidup sehari-hari yang sedang dimainkan. Ketiga, orang-


yang sama dengan orang banyak juga orang akan menghubungkan peran yang
merupakan atribut yang mewakili pemirsa dipahami kelompok mereka kepada
di rumah. Ini membuat pemirsa merasa mereka sendiri. Pada titik inilah proses
sebangun dengan tokoh di reality show. identifikasi tampak mengkristal (Gambar
Pemirsa mengidentifikasikan dirinya 1).
dengan tokoh tersebut. Dalam waktu yang Hal ini bisa dijelaskan dari aspek
sama, pemirsa juga merasa dirinya konsep identifikasi sosial. Konsep
sebagai bagian dari suatu kelompok yang identifikasi sosial sebenarnya berangkat
memiliki ciri-ciri yang sama dengan tokoh dari asumsi umum ((Tajfel, 1974, dalam
tersebut. Munculnya perasaan senasib Hogg & Abrams, 2000), yaitu:
sepenanggungan itulah yang selanjutnya a. Setiap individu selalu berusaha untuk
membuat pemirsa suka dengan hal-hal di merawat atau meninggikan self-
reality show. Hal inilah yang sangat relevan esteemnya Mereka berusaha untuk
dengan jenis reality show bertemakan membentuk konsep diri yang positif.
sosial. b. Kelompok atau kategori sosial dan
Dalam hubungan ini, media massa anggota dari mereka
televisi memainkan peranan penting dalam berasosiasiterhadap konotasi nilai
membawa proses identifikasi sosial melalui positif atau negatif. Karenanya,
tayangan reality show. Petama, media identitas sosialmungkin positif atau
massa menggambarkan kelompok- negatif tergantung evaluasi (yang
kelompok mana yang terlibat dalam suatu mengacu padakonsensus sosial, bahkan
topik permasalahan, media massa memberi pada lintas kelompok) kelompok
sinyal identitas-identitas kelompok mana tersebutyang memberikan kontribusi
yang relevan dengan permasalahan pada identitas sosial individu.
tersebut. Kedua, dengan menggambarkan c. Evaluasi dari salah satu kelompok
bagaimana kelompok-kelompok itu adalah berusahamengdeterminasikan
memberikan respons kepada dan juga sebagai bahan acuan pada
permasalahan tersebut, media dapat kelompok lain secara spesifik melalui
menunjukkan keterhubungan atau perbandingan sosial dalam bentuk
kesamaan peran pemirsa dengan kelompok nilaiatribut atau karakteristik.

110
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Reality show

Teori Identifikasi Sosial


(Tajfel dan Turner, 1998)

Konsep Diri Positif

Identitas Sosial

Atribut /
Karakteristik Kelompok

GAMBAR 1
Proses Identifikasi Sosial Reality Show

Dalam suatu tayangan reality show, show, kejanggalan-kejanggalan terlihat,


melekat gambaran nyata suatu peristiwa seperti tokoh-tokoh yang berperan di
yang memiliki kedekatan dengan dalamnya tampil dengan rapih, dengan
keseharian pada umumnya masyarakat. polesan make up lengkap, serta berbalut
Sehingga masyarakat memiliki pakaian pantas sebagaimana layaknya
kepercayaan terhadap objek yang pemain sinetron. Dan ini terlihat pula pada
ditontonnya. Penonton mempercayai apa tayangan-tayangan yang menjual mistis,
yang diungkap dalam tayangan reality hipnotis, mengumbar ketakutan,
show di televisi sebagai sebuah cerminan penjebakan, dan yang lainnya. Tetapi dari
kehidupan nyata masyarakat saat ini. semua itu, masyarakat menggemari
Sementara bila disimak betul-betul, tidak program reality show ini, terlepas dari
sedikit program reality show terutama adanya unsur kreativitas yang sudah
‘drama reality show’ saat ini, memunculkan dilakukan para pengelola media yang
karakter-karakter pemain serta jalan cerita membuat tayangan reality show tidak lagi
yang terlihat tidak lagi apa adanya. Tetapi menjadi sebuah tayangan yang reality.
sudah melalui sebuah proses konstruksi
media itu sendiri, yang keorisinalitasannya
betul-betul dapat dipertanyakan, dalam Pendekatan Teori Ekonomi Politik Media
arti unsur kebenaran dan kisah nyata (political economy media theory)
peristiwa tidak lagi menjadi patokan. Sudut pandang yang dapat
Dalam tayangan program drama reality digunakan untuk melihat bagaimana peran

111
Program Reality Show Televisi Dalam Pendekatan Teori Identifikasi Sosial dan Teori Ekonomi Poliltik Media
Haryati

pemilik media dari segi ekonomi politik Teori ekonomi-politik media (political
terhadap media massa dapat dengan economy media theory), menurut Vincent
menggunakan pandangan dari teori Moscow dalam bukunya The Political
ekonomi politik. Teori Ekonomi Politik Economy of Communication (1998),
merupakan sebuah teori yang berangkat pendekatan dengan teori ini pada intinya
dari pendekatan kritis yang muncul sebagai berpijak pada pengertian ekonomi politik
respon terhadap akselerasi kapitalisme. sebagai studi mengenai relasi sosial,
Ekonomi politik secara umum khususnya yang menyangkut relasi
digunakan untuk mendeskripsikan hubungan kekuasaan, baik dalam produksi, distribusi
antara sistem ekonomi, sistem politik dan dan konsumsi sumber daya (resourches).
sistem komunikasi dalam struktur Dalam ekonomi politik komunikasi, sumber
kapitalisme global. Teori ini fokus pada daya ini dapat berupa surat kabar,
hubungan antara struktur ekonomi, majalah, buku, kaset, film, internet dan
dinamika industri media, dan ideologi sebagainya (Mosco, 1998 : 25). Seperti
media (yang pada akhirnya tercermin teori Marxisme Klasik, teori ini
dalam isi media tersebut). Media (massa) menganggap bahwa kepemilikan media
tidak lebih dari satu bagian dalam sistem pada segelintir elit pengusaha telah
ekonomi yang juga sangat dekat pada menyebabkan patologi atau penyakit
sistem politik. Dalam tayangan itu bisa sosial. Dalam pemikiran ini, kandungan
diperhatikan bahwa media televisi media adalah komoditas yang dijual di
melakukan komodifikasi terhadap beragam pasar, dan informasi yang disebarluaskan
peristiwa sosial di masyarakat agar bisa dikendalikan oleh apa yang pasar akan
memiliki nilai tukar yang bisa disajikan tanggung. Sistem ini membawa implikasi
pada penonton. Selanjutnya, penonton mekanisme pasar yang tidak ambil risiko,
yang banyak dan puas akan menjadi suatu bentuk mekanisme pasar yang kejam
komoditas baru (komodifikasi audiens) karena membuat media tertentu
untuk disajikan pada pengiklan. Perbedaan mendominasi wacana publik dan lainnya
isi media antara satu dengan yang lainnya terpinggirkan. Beberapa realitas
bergantung pada kepemilikan dan modal kontemporer di dalam media menjadikan
yang dimiliki. kajian ekonomi-politik menjadi penting
Curran, Gurevitch, dan Woollacott (McQuail, 1993:83).
(1982) menganggap bahwa media Dalam perspektif teori ini, dalam
berfungsi untuk melegitimasi kekuasaan mempertahankan eksistensinya, sepak
dan menanamkan kesadaran palsu bagi terjang media seringkali terpaksa harus
khalayak. Media massa diyakini bukan menomorduakan aspek idealis demi
sekedar medium lalu lintas pesan antara mengedepankan unsur kepentingan pasar.
unsur-unsur sosial dalam suatu masyarakat, Tidak ada bedanya dengan fenomena
melainkan juga berfungsi sebagai alat televisi kita saat ini. Ketika tayangan
penundukan dan pemaksaan konsensus oleh program siaran sepakbola nasional
kelompok yang secara ekonomi dan politik digandrungi masyarakat, hampir semua
dominan. stasiun televisi menayangkan program

112
Prosiding No. 1 Tahun 2012

pertandingan sepakbola nasional. Ketika pengetahuan tentang masyarakat yang


program komedi Opera Van Java mampu diproduksi oleh media untuk masyarakat,
menduduki rating tinggi secara terus sebagian besar dapat ditentukan oleh nilai
menerus, hampir semua stasiun televisi tukar pelbagai ragam isi dalam kondisi
menayangkan program serupa pula. Begitu yang memaksakan perluasan pesan, dan
pula program reality show. Bahkan stasiun juga ditentukan oleh kepentingan ekonomi
televisi yang dikenal sebagai stasiun para pemilik dan penentu kebijakan
televisi berita pun seperti TV One dan (dalam McQuail, 1993:63).
Metro TV mengangkat juga program Pembicaraan mengenai sistem
reality show. ekonomi dan media massa, dikatakan oleh
Pada akhirnya perkembangan media Stuart Hall bahwa media massa
massa, menempatkan media tidak lagi merupakan sarana paling penting dari
dipahami dalam konteks sebagai institusi kapitalisme abad 20 untuk memelihara
sosial dan politik belaka, melainkan juga hegemoni ideologis. Media massa (dalam
harus dilihat dalam konteks institusi Bungin, 2001) juga menyediakan kerangka
ekonomi. Sebagai perusahaan yang berpikir bagi berkembangnya budaya
menekankan keuntungan ekonomi, institusi massa lewat usaha kelompok dominan yang
media melekat dengan karakter sosial terus menerus berusaha memper-tahankan,
budaya politik dan karakter ekonomi. melembagakan, melestarikan
Faktor pasar dalam proses komunikasi kepenguasaan demi menggerogoti,
massa, memberikan kontribusi yang tidak melemahkan dan meniadakan potensi
sedikit dalam membentuk bagaimana tanding dari pihak-pihak yang dikuasai.
media dikelola. Beberapa perspektif teori
Menyinggung perihal industri media, ekonomisasi media (Bungin, 2001):
secara tidak langsung kita membicarakan Perspektif Pertama- Perspektif ekonomi dan
kekuatan di balik eksistensi media. Ekonomi industrial yang memahami keterpilahan dan
media ragam ciri perusahaan media berdasarkan
(http://aton29.wordpress.com/2010/05/0 ragam perbedaan media dan
3/ekonomi-media/, diakses 27-9-2012), konteks.Perspektif kedua- lebih merupakan
mempelajari bagaimana industri media teori alternatif dari perspektif di atas,
memanfaatkan sumber daya yang terbatas yaitu perspektif ekonomi politik media
untuk memproduksi konten dan yang berkonsentrasi pada masalah
mendistribusikannya kepada khalayak kapitalisasi dan komersialisasi media.
dengan tujuan memenuhi beragam Perspektif Ketiga-Perspektif normatif
permintaan dan kebutuhan akan informasi dalam memahami media. Perspektif ini
dan hiburan. berfokus pada masalahstruktur media
Menurut Teori EkonomiPolitik Media- dengan kepentingan publik. Perspektif
teori yang dikemukakan oleh Garnham ini - Keempat- Perspektif institusi media dengan
institusi media harus dinilai sebagai bagian titik pandang media profesional.
dari sistem ekonomi yang juga bertalian Keempat perspektif ini bisa dipahami
erat dengan sistem politik. Kualitas dengan meletakkan media massa sebagai

113
Program Reality Show Televisi Dalam Pendekatan Teori Identifikasi Sosial dan Teori Ekonomi Poliltik Media
Haryati

pusat lingkaran dari tiga irisan yang saling terikat dengan perspektif pasar. Ini
berhubungan, yaitu politik, ekonomi dan mendukung pandangan bahwa produk
teknologi. Picard menjelaskan bahwa media diperlakukan seperti komoditas
industri media tergolong unik karena media lainnya. Dalam pandangan ini, produk
bermain dalam dua pasar sekaligus. Hal ini media berupa program acara tak ubahnya
terjadi karena produk media termasuk merupakan komoditas yang
“barang” sekaligus “jasa”. Dalam pasar diperjualbelikan kepada khalayak
yang pertama, media menjual “barang” sekaligus pasar untuk menarik keuntungan
kepada khalayak berupa surat kabar, sebesar-besarnya.
program radio maupun televisi, majalah, Sebagai industri media, televisi
buku, film, dan lainnya. sedangkan pada merupakan entitas ekonomi yang memiliki
pasar kedua media menjual “jasa” kepada potensi profit besar bagi akumulasi modal
pengiklan untuk mempromosikan produk pemiliknya. Sebagai entitas politik, televisi
mereka kepada khalayak luas. Media merupakan arena strategis negosiasi
massa sendiri sangat bergantung pada berbagai kepentingan melalui penciptaan
pengiklan sebagai sumber utama pendapat umum. Sedangkan sebagai
pendapatan mereka. Kondisi hubungan entitas kultural, televisi berperan penting
seperti itu membuat membuat kedua pasar untuk ekspresi identitas dan konstruksi sosial
ini saling mempengaruhi dimana ketika tertentu (Sunarto.2009:8)
permintaan atau konsumsi suatu produk Melihat entitas di atas, tayangan
media meningkat maka simakin banyak reality show di televisi mengandung aspek
pula pengiklan yang ingin berpromosi di ekonomi, politik dan kultural. Dari segi
media tersebut dan media jadi ekonomi, tentunya berkaitan dengan
diuntungkan. akumulasi modal pemilik media
Dalam prespektif ekonomi dewasa ini bersangkutan untuk menghasilkan uang.
hubungan antara media dengan khalayak Kajian ekonomi politik komunikasi
tidak lagi bisa dipandang hanya satu arah, pada umumnya memberikan penekanan
dimana sebelumnya media berada pada untuk menggambarkan dan menelaah
posisi lebih dominan. McQuail berpendapat signifikansi bentuk-bentuk struktural yang
hubungan antara media dengan publik bertanggung jawab atas produksi,
harus dibentuk berdasarkan minat, distribusi, pertukaran komoditas komunikasi,
harapan, dan keinginan khalayak. regulasi pada struktur-struktur yang
Kemampuan mengamati hubungan tesebut biasanya oleh negara. Manakala
merupakan aspek keterampilan profesional membahas komodifikasi, kajian ekonomi
yang memanfaatkan “masukan” dari politik lebih banyak memusatkan perhatian
khalayak diantaranya melalui kontak pada konten, kemudian sedikit pada
pribadi pekerja media dengankhalayak, perhatian pada audiens media, dan sangat
surat dan telepon dari khalayak, dan data sedikit perhatian pada tenaga kerja dalam
bukti hasil penjualan (rating). industri komunikasi (Mosco, 1996 ;p.144
Ketergantungan pada iklan ini dalam www.octavadi.wordpress.com).
memperkuat nilai-nilai kelembagaan yang Smythe (1977) dalam Mosco

114
Prosiding No. 1 Tahun 2012

menyatakan bahwa audiens merupakan Program atau konten media disediakan


komoditas utama media massa. Ide ini untuk menarik perhatian audiens, lalu para
dipengaruhi oleh pemikiran Garnham pengiklan membayar media untuk
tentang dua dimensi utama komodifikasi mendapatkan akses terhadap audiens.
media, yaitu; hasil langsung dari produk- Melalui titik berdiri ini, kerja audiens atau
produk media, dan digunakannya media kekuatan kerja audiens adalah produk
periklanan untuk menyempurnakan proses utama media massa. Ekonomi politik
komodifikasi dalam keseluruhan ekonomi. memang tampaknya memiliki tendensi untuk
Menurut Smythe media massa yang kita menempatkan aktivitas audiens dalam
kenal dimunculkan melalui suatu proses mengkonsumsi media sebagai aktivitas
dimana perusahaan-perusahaan media tenaga kerja (Mosco, 1996 ;p.148, 150
menghasilkan audiens dan menghantarkan dalam octavadi.wordpress.com).
mereka kehadapan para pengiklan.

Reality Show

Teori
Ekonomi Politik Media

Komodifikasi konten
(Peristiwa Sosial)

Komodifikasi Audiens

GAMBAR 2
Proses Komodifikasi Reality Show

Dari penjelasan ekonomi politik di yang bisa disajikan pada penonton.


atas, bisa dilihat bagaimana proses Selanjutnya, penonton yang banyak dan
komodifikasi konten dan audiens dalam puas akan menjadi komoditas baru
tayangan reality show(Gambar 2). Dalam (komodifikasi audiens) untuk disajikan pada
tayangan itu bisa diperhatikan bahwa pengiklan. Pada akhirnya, tujuan utama
media televisi melakukan komodifikasi adalah ideologi kapitalisme media.
terhadap beragam peristiwa sosial di Dari penjelasan di atas, bisa
masyarakat agar bisa memiliki nilai tukar disimpulkan bahwa program hiburan /

115
Program Reality Show Televisi Dalam Pendekatan Teori Identifikasi Sosial dan Teori Ekonomi Poliltik Media
Haryati

enter-tainment di media televisi sangat tersebut keliru. Karena sebenarnya, tidak


berkaitan erat dengan ideologi murni tayangan dalam program reality
kapitalisme. Terlepas apakah acara itu show adalah apa adanya, tetapi telah
menghibur atau tidak. dibungkus dengan banyak kepentingan di
antaranya aspek meningkatkan rating yang
dilatarbelakangi keuntungan media secara
ekonomi.
PENUTUP Teori Ekonomi Politk Media yang
dikemukakan oleh Garnhami menjelaskan
Dalam program reality show, bahwa institusi media harus dinilai sebagai
memang tidak ada yang salah. Demikian bagian dari sistem ekonomi yang juga
pula bukan salah media massa apabila berhubungan erat dengan sistem politik. Isi
fungsi menyalurkan mimpi masyarakat media yang dikonsumsi oleh masyarakat
tersebut justru mengalahkan fungsi yang selalumemiliki nilai tukar yang selalu
selama ini melekat dalam media massa. memberi keuntungan bagi para pemilik
Media massa melalui beragam dan penentu kebijakan. Reality Show
perlombaannya telah memenuhi prasyarat dianggap dapat memberikan keuntungan
dari paradigma instan yaitu cepat terkenal bagi para pemilik modal karena
dan cepat kaya. Bahkan sebagai penyaji ratingnyayang selalu tinggi, dan hal
realita dan sebagai penyalur mimpi, tersebut mengakibatkan menjamurnya
adalah bagai dua mata uang yang tak tayangan-tayangan realityshow dengan
terpisahkan bagi media massa. konsep yang hampir sama di televisi.
Sehingga, untuk pemenuhan Konsentrasi media dan pemilik media
kebutuhan manusia sesuai dengan yang sangat berpengaruh terhadap isi atau
diungkapkan oleh Michael R.Solomon program yang disampaikan kepada
maupun versi Maslow memberikan indikasi masyarakat dimana isi atau program
bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat tersebut merepresentasikan kepentingan
dicapai karena pada dasarnya ”mimpi” ekonomi maupun politik pemilik media.
seorang manusia sesungguhnya dapat Akibatnya kepentingan masyarakat untuk
tercapai secara gradual mulai dari yang mendapatkan kebenaran menjadi hilang.
mendasar (physiological) sampai dengan Semua itu karena adanya proses
kebutuhan tertinggi (self actualization) yang konstruksi yang dilakukan oleh media yang
coba dipenuhi oleh pihak media melalui disesuaikan dengan kepentingan
program reality show (Pareno, 2005:169- pemiliknya. Kebenaran yang tidak
170). didapatkan masyarakat tersebut dapat
Jika ada yang berpikir bahwa menyebabkan masyarakat terhegemoni
sebenarnya tidak ada pihak yg dirugikan dengan menerima kebenaran versi media
karena: misalnya pihak-pihak yang terlibat massa.
dalam program reality show seperti para Selain itu, pengaruh lainnya adalah
pemain dan pihak produser sudah terdapat kesempatan masyarakat untuk mendapat
kesepakatan untuk ditayangkan, hal tayangan atau program alternatif yang

116
Prosiding No. 1 Tahun 2012

lebih berimbang sulit untuk didapatkan tentang mekanisme yang sesuai sebagai
karena telah terjadi pemilikan banyak berikut;
media oleh segelintir kelompok tertentu Pelaporan mengenai masalah
yang mana tentunya juga berakibat pada kehidupan pribadi dan hal-hal negatif
terjadinya homogenisasi informasi. dalam keluarga, misalnya konflik antar
Dengan menempatkan aspek anggota keluarga, perselingkuhan, dan
kepentingan pasar di atas tanggung jawab perceraian, disajikan dengan mengikuti
sosial media terhadap masyarakat, sama syarat-syarat berikut:
halnya dengan tidak mengindahkan (http://72legalogic.wordpress.com/2009/
prinsip-prinsip jurnalistik, sebagaimana 03/08/fenomena-reality-show-di-
tertuang dalam Peraturan Komisi Penyiaran indonesia-2/)
Indonesia (KPI) tentang Standar Program 1. tidak dilakukan dengan niat merusak
Siaran (SPS). Dalam pasal 3 peraturan reputasi obyek yang diberitakan;
tersebut menyebutkan bahwa, Lembaga 2. tidak dilakukan dengan cara yang justru
penyiaran dalam menyajikan informasi memperburuk keadaan, atau
program faktual wajib mengindahkan memperuncing konflik yang ada;
prinsip jurnalistik, yaitu akurat, adil, 3. tidak dilakukan dengan cara yang
berimbang, ketidakberpihakan, tidak mendorong berbagai pihak yang
beritikad buruk, tidak mencampuradukan terlibat dalam konflik mengungkapkan
opini pribadi, tidak menonjolkan unsur secara terperinci aib dan atau
kekerasan, tidak mempertentangkan suku, kerahasiaan masing-masing pihak yang
agama, ras dan antargolongan, tidak berkonflik;
membuat berita bohong, fitnah, sadis dan 4. tidak dilakukan dengan menyajikan
cabul. informasi tentang perilaku seks secara
Terlebih bila mencermati beberapa terperinci;
program reality show yang di dalamnya 5. harus memperhatikan dampak
mengangkat kisah kehidupan seseorang. terhadap keluarga, terutama anak-
Tidak sedikit kisah kehidupan seseorang, anak dan remaja, yang mungkin
yang sesungguhnya bersifat sangat privasi, ditimbulkan oleh pelaporan;
seperti halnya perselesihan dalam 6. harus berdasarkan fakta dan data;
keluarga, perselingkuhan, perceraian, atau 7. pembawa acara atau narator tidak
bahkan aib seseorang, menjadi tayangan menjadikan laporan konflik keluarga
konsumsi publik luas. Tentang hak privasi, sebagai bahan tertawaan dan/atau
pasal 50 menyebutkan, dalam bahan cercaan;
menyelenggarakan suatu program siaran 8. pembawa acara atau narator dilarang
baik itu bersifat langsung (live) atau mengambil kesimpulan secara tidak
rekaman (recorded), lembaga penyiaran proporsional, menghakimi, dan/atau
wajib menghormati hak privasi, sebagai mengambil sikap berpihak kepada
hak atas kehidupan pribadi dan ruang salah satu pihak yang berkonflik;
pribadi dari subjek dan objek berita. 9. pembawa acara atau narator tidak
Bahkan dalam pasal 51, diatur pula boleh menggiring opini khalayak ke

117
Program Reality Show Televisi Dalam Pendekatan Teori Identifikasi Sosial dan Teori Ekonomi Poliltik Media
Haryati

arah yang menjatuhkan martabat pasar yang amat ketat.


obyek yang diberitakan.

Media haruslah menyadari tanggung DAFTAR PUSTAKA


jawab sosialnya kepada masyarakat
sehingga faktor kepentingan pemilik media Bungin, Burhan, (2006), Sosiologi
seperti kepentingan politik pemilik media Komunikasi Teori Paradigma dan
sebaiknya dipisahkan dengan objektivitas Diskursus Teknologi Komunikasi di
media tersebut. Media haruslah Masyarakat, Jakarta: Kencana
independen dan loyal kepada masyarakat.
Media massa kini berusaha untuk McQuail, Denis & Sven Windahl, (1993),
mencari pengeluaran minimal demi Communication Models for the Study
mendapatkan penghasilan yang maksimal,
of Mass Communication, 2nd Edition.
hal inilah yang kemudian mendorong
London: Longman
terjadinya komersialisasi media massa.
Konsentrasi dari pemilik media juga
Michael A. Hogg, Dominic Abrams, (1988),
merupakan hal yang penting untuk dilihat
Social Identification, Londonand New
dalam menentukan struktur pasar media.
York: Routledge.
“…the concentration of sellers is the most
important factor because it determines a
Mosco, Vincent, (2009), The Political
great deal of the structure of a market, and
Economy of Communication.
most researchers use this criterion to define
Singapore: SAGE Publications Asia-
the type of market structure” (Lin and Chi,
Pacific Pte Ltd
2003 dalam
http://ekawenats.blogspot.com/2010/09/
Pareno, Sam Abede, (2005), Media Massa
konglomerasi-media-kepentingan-
antara Realitas dan Mimpi. Penerbit
ekonomi.html).
Papyrus:Surabaya.
Media massa yang berupaya untuk
mengejar tujuan ekonomi mereka akan
Severin, Werner J. & Tankard, James W,
cenderung berusaha untuk terus
(2005), Teori Komunikasi Sejarah,
meningkatkan rating mereka dengan
Metode, dan Terapan di Dalam Media
menyajikan tayangan yang hanya sebatas
Massa. Prenada Media:Jakarta.
mainstream, bahkan tak sedikit yang
menyajikan berita atau tayangan yang
tidak sesuai dengan etika media.
Sunarto, (2009), Televisi, Kekerasan, dan
Persaingan pasar bebas media dapat
Perempuan. Jakarta: PT Kompas
berakibat sebagian pemilik dan praktisi
Media Nusantara
media menjual profesionalitas, kode etik,
dan tanggung jawab moral jurnalisme.
Vivian, John, (2005), The Media of Mass
Semua ini dilakukan demi meraih
Communication. Edition USA:Pearson
keuntungan untuk bertahan eksis di tengah

118
Prosiding No. 1 Tahun 2012

dalam Skripsi Christin Juwita, “Opini konglomerasi-media-kepentingan-


Masyarakat Surabaya terhadap ekonomi.html
‘Uang Kaget’ di RCTI ditinjau dari
Format Acaranya. Universitas Kristen http://mediarights.or.id/wp-
Petra. 2006. content/uploads/downloads/2012/0
6/Pemetaan-Industri-
Media_FINAL_v.6.pdf, diakses 20
Internet September 2012
http://www.agbnielsen.net/whereweare/lo
calnews.asp? http://octavadi.wordpress.com/2010/07/
id=541&country=Indonesia&newstyp 24/privasi-dan-kebebasan-
e=L&mode=full&language=Bahasa berekspresi-sebagai-komoditas-
Indonesia, diakses 27 September media-baru/, diakses 20 September
2012 2012

(http://www.dahlandahi.com/2012/01/ku http://diazbonny.blogspot.com/2011/12/r
e-dan-belanja-iklan-tahun-2012.html), eality-show-sebuah-kajian-
diakses 27 September 2012. budaya.html, diakses 20 September
2012
http://ekawenats.blogspot.com/2010/09/

119
Program Reality Show Televisi Dalam Pendekatan Teori Identifikasi Sosial dan Teori Ekonomi Poliltik Media
Haryati

120
TANGGAPAN MASYARAKAT PENERIMA FASILITAS
UNIVERSAL SERVICE OBLIGATION (USO)
PROGRAM DESA PUNYA INTERNET

C. Suprapti Dwi Takariani


Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Bandung (BPPKI Bandung)
Jl. Pajajaran No. 88 – Bandung - 40173, Fax. (022) 6021740
Email : prapti6650314@yahoo.co.id

Abstrak

This research was conducted to analyze the response of USO desa pinterprogram recipients in West
Java. The problem is, what are Universal Service Obligation (USO) desa punya internet (desa pinter)
program recipients response in West Java ? Sampling conducted by proportional sampling method, we
choose and distribute proportionately to six villages recipient of USOprogram in West Java. The
results showed respondents has less knowledge about USO program, have a good response from USO
program recipients, and the use of the internet is still lacking.

Keywords : Response, Society, USO Facilities, Village internet

Abstraksi

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tanggapan masyarakat penerima fasilitas USO program
desa pinter pada masyarakat di Jawa Barat. Permasalahan penelitian adalah sejauhmana tanggapan
masyarakat penerima fasilitas Universal Service Obligation (USO) program desa punya internet (desa
pinter) di Jawa Barat? Penentuan sampel dilakukan dengan proportional sampling, sampel yang
diambil adalah sebanyak 390 responden yang disebarkan secara proporsional ke enam desa penerima
fasilitas USO Program Desa Punya Internet (Pinter) di Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pengetahuan responden mengenai fasilitas USO Program Desa Punya Internet (Desa Pinter) masih
kurang, penerimaan masyarakat terhadap internet desa yang merupakan fasilitas USO Program Desa
Punya Internet (Desa Pinter) cukup baik, pemanfaatan internet desa yang merupakan fasilitas USO
Program Desa Punya Internet (Desa Pinter) masih kurang.

Kata kunci : Tanggapan, Masyarakat, Fasilitas USO, Internet Desa.

121
Tanggapan Masyarakat Penerima Fasilitas USO Program Desa Punya Internet
C. Suprapti Dwi Takariani

PENDAHULUAN begitu, Indonesia menempati urutan ke-4 di


Asia, dan urutan pertama di Asia Tenggara
Teknologi informasi dan komunikasi sebagai negara dengan jumlah pengguna
khususnya internet bukan lagi “barang” internet terbanyak.
baru bagi masyarakat di negara-negara Kemajuan yang bisa dibilang cukup
maju, tetapi juga di negara berkembang pesat selama 10 tahun terakhir. Pada tahun
seperti Indonesia. Kurang dari satu dekade, 2000, pengguna internet di Indonesia
internet telah berevolusi dari sebuah alat hanya 2 juta pengguna, dalam waktu 10
teknis menjadi sebuah pengaruh yang tahun meningkat menjadi 30 juta pengguna
besar dalam hampir seluruh aspek di tahun 2010, dan pada tahun 2011
kehidupan manusia. Foust (2002 : 165) terdapat 39,6 juta pengguna internet.
dalam Sari (2011:184) mengatakan Sementara itu Berdasarkan hasil
bahwa internet telah menjadi dorongan sensus penduduk tahun 2010 jumlah
sosial, memengaruhi bagaimana, kapan, penduduk Indonesia yang tinggal di
dan mengapa orang-orang berkomunikasi. perdesaan lebih banyak dari yang tinggal
Selanjutnya menurut Foust, pada negara di perkotaan, yakni 119.321.070
berkembang, internet telah benar-benar (50,21%) tinggal di perdesaan dan
menjadi sebuah peralatan tetap dalam 118.320.256 (49,79%) tinggal di
keseharian hidup.Internet telah menjadi perkotaan.Sebagian besar dari mereka
alat yang sangat dibutuhkan untuk yang tinggal di perdesaan mempunyai
perdagangan, penelitian, kesenangan, mata pencaharian yang masih sangat erat
termasuk digunakan dalam kebutuhan untuk kaitannya dengan pertanian. Rendahnya
berkomunikasi. pendapatan mereka yang tinggal di
Di Indonesia akses teknologi informasi wilayah perdesaan menyebabkan
dan komunikasi seperti telepon, handphone kesejahteraan dan kualitas SDM menjadi
(HP), daninternet sendiri sudah cukup rendah. Mereka pada umumnya hidup
tinggi.Khusus untuk pengguna internet dalam keterbatasan, kemiskinan, serta
berdasarkan survei dari ketidakberdayaan dalam menghadapi
internetworldstats.com pada tahun 2010, berbagai perkembangan dan perubahan
jumlah pengguna internet Indonesia yang terjadi. Ketidakberdayaan
menempati urutan ke-16, dengan jumlah masyarakat perdesaan dan masyarakat
pengguna internet 30 juta terpencil, disamping disebabkan oleh
pengguna.Padahal, populasi penduduk masalahekonomi, juga disebabkan
Indonesia berdasarkan survei tahun 2010, kurangnya akses masyarakat untuk
berjumlah sekitar 142 juta. Berarti jumlah memperoleh peningkatan kemampuan dan
pengguna internet di Indonesia baru sekitar keterampilan, termasuk untuk memperoleh
21,1% yang sudah menggunakan internet informasi.(www.bappenas.go.id)
(http://ceritarara.wordpress.com). Bisa Untuk mengatasi kesenjangan digital
diba-yangkan , masih ada 79,9% (digital devide) yakni terjadinya jurang
penduduk atau 112 juta penduduk yang pemisah untuk mengakses informasi antara
belum menggunakan internet. Walaupun masyarakat di perkotaan dan di

122
Prosiding No. 1 Tahun 2012

perdesaan tersebut, pemerintah mengambil 2. Belum tersedia layanan telekomunikasi


kebijakan dengan mengeluarkan program berbasis komunal seperti telepon umum
Kewajiban Pelayanan Universal (KPU) atau atau warung telekomunikasi;
Universal Services Obligation (USO) yang 3. Belum tersedia layanan internet umum
bertujuan memberikan pemerataan atau warung internet.
pelayanan telekomunikasi termasuk akses Kebijakan KPU/USO program desa
internet kepada masyarakat di wilayah pinter adalah terwujudnya akses telepon di
perdesaan. Kebijakan tersebut 31.824 desa tahun 2009, terwujudnya
kemudian dituangkan kedalam peraturan akses internet di 4.218 kecamatan tahun
Menkominfo No: 2011 dan terwujudnya akses internet di
32/PER/M.KOMINFO/10/2008 tentang 31.824 desa pada tahun 2013, sehingga
Kewajiban Pelayanan Universal. Dengan secara bertahap dapat mewujudkan
kebijakan tersebut diharapkan akan terjadi masyarakat berbasis informasi pada tahun
akselerasi pembangunan khususnya untuk 2025. (Dirjen SDPPI, 2010 : 248).
masyarakat Indonesia yang berada di Pembangunan infrastruktur fasilitas USO
perdesaan dan sulit untuk mendapatkan khususnya pembangunan infrastruktur TIK
akses informasi. Pembangunan infrastruktur tersebut diharapkan bisa membawa
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), pengaruh positif bagi masyarakat yang
ditengarai sangat berpengaruh bagi tinggal di perdesaan atau daerah terpencil
kemajuan pembangunan suatu bangsa. dan menjadi solusi efektif bagi percepatan
Banyak negara sedang berkonsentrasi pembangunan di wilayah yang belum
memacu pembangunan bidang ini. terjangkau TIK, serta diharapkan akan
Pembangunan tersebut diyakini akan memberikan nilai tambah bagi kemajuan
menjadi satu solusi efektif bagi percepatan masyarakat di wilayah tersebut.
pembangunan daerah yang secara Penelitian ini dilakukan untuk
geografis sulit terjangkau infrastruktur menganalisis tanggapan masyarakat
jaringan telekomunikasi dan akses internet. penerima fasilitas USO program desa
Kewajiban Pelayanan Universal pinter pada masyarakat di Jawa Barat.
tersebut didasari atas Deklarasi Universal Penerima fasilitas USO di Jawa Barat saat
Hak Asasi Manusia (HAM) atau Human ini baru enam desa yang berada di
Right pasal 19 yang dijadikan sebagai Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya,
landasan pokok pembentukan masyarakat Kabupaten Ciamis, Kabupaten Purwakarta,
informasi dunia.(www.bappenas.go.id) Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten
Sampai dengan tahun 2010 sudah Sukabumi.
ditetapkan 4.052 desa yang masuk dalam Penelitian mengenai fasilitas USO
Wilayah Pelayanan Universal sebelumnya pernah juga dilakukan antara
Telekomunikasi (WPUT). Beberapa lain adalah penelitian yang telah dilakukan
pertimbangan penentuan WPUT tersebut oleh Riza Azmi peneliti dari Puslitbang
adalah :(http://rizazmi.wordpress.com) Sumber Daya Perangkat Pos dan
1. Belum tersedia jaringan komunikasi dan/ Informatika Kemenkominfo Jakarta dengan
atau; judul Pengukuran, Penerimaan, dan

123
Tanggapan Masyarakat Penerima Fasilitas USO Program Desa Punya Internet
C. Suprapti Dwi Takariani

Pemanfaatan USO pada Desa Berdering di permasalahan penelitian yakni sejauhmana


Indonesia dengan menggunakan Unified tanggapan masyarakat penerima fasilitas
Theory of Acceptance and Use of Universal Service Obligation (USO) program
Technology. Hasil penelitian menunjukkan desa punya internet(desa pinter) di Jawa
bahwa faktor usia, gender, dan Barat? Dari rumusan masalah tersebut
pengalaman ternyata berpengaruh dapat diidentifikasi masalah yakni 1.
terhadap penerimaan dan pemanfaatan Sejauhmana pengetahuan masyarakat
USO desa berdering. tentang fasilitas Universal Service
Penelitian lainnya adalah penelitian Obligation (USO) program Desa Punya
yang berjudul Studi Pemanfaatan Fasilitas Internet (desa pinter) di Jawa Barat? 2.
USO di Purwakarta Jawa Barat yang Sejauhmana penerimaan masyarakat
dilakukan oleh Sri Ariyanti staf Puslitbang terhadap fasilitas Universal Service
Sumber Daya Perangkat Pos dan Obligation (USO) program Desa Punya
Informatika Jakarta. Hasil penelitiannya Internet (desa pinter) di Jawa Barat ?3.
menunjukkan bahwa masyarakat di Sejauhmana masyarakat memanfaatkan
Purwakarta belum memanfaatkan fasilitas fasilitas Universal Service Obligation (USO)
USO program desa berdering karena program Desa Punya Internet (desa pinter)
sebagian besar sudah memiliki handphone di Jawa Barat ?
dan lokasi penempatan fasilitas USO Adapun tujuan penelitian ini adalah
ternyata kurang strategis. ingin menganalisis pengetahuan
Sementara itu penelitian yang masyarakat tentang fasilitas Universal
sedang peneliti lakukan adalah Service Obligation (USO) program Desa
menganalisis atau mengkaji mengenai Punya Internet (desa pinter) di Jawa Barat;
tanggapan dari masyarakat penerima menganalisis penerimaan masyarakat
fasilitas USO program desa punya internet terhadap fasilitas Universal Service
di wilayah Jawa Barat, yang dilihat dari Obligation (USO) program Desa Punya
sisi pengetahuan masyarakat, penerimaan Internet (desa pinter) di Jawa Barat;
masyarakat, dan pemanfaatan fasilitas menganalisis pemanfaatan fasilitas
USO serta kendalanya. Universal Service Obligation (USO) program
Perbedaan dengan penelitian Desa Punya Internet (desa pinter) di Jawa
sebelumnya adalah terletak dari objek Barat.
yang ditelitinya yakni program desa dering
dan program desa pinter. Keduanya
merupakan program dari Kementerian LANDASAN KONSEP
Kominfo bagi masyarakat perdesaan yang
belum terjangkau akses telekomunikasi dan Fasilitas Universal Service Obligation
internet. Melalui program desa pinter (USO)
pemerintah berharap penduduk yang Pemerataan dalam dunia
tinggal di perdesaan bisa mengakses telekomunikasi dan teknologi informasi dan
informasi melalui internet. komunikasi merupakan salah satu langkah
Dari uraian tersebut bisa dirumuskan

124
Prosiding No. 1 Tahun 2012

pemerintah dalam memeratakan hasil administrasi tertentu ataupun di wilayah


pembangunan, saat ini masyarakat administrasi yang berbeda sehingga
Indonesia belum menikmati pemerataan di terjalin komunitas-komunitas antardesa
bidang tersebut. yang dapat mengembangkan potensi
Data yang dikeluarkan oleh Badan masing-masing desa dan saling
Pusat Statistik dan Departemen Dalam bekerjasama.
Negeri yang kemudian digunakan oleh 4. Transformation yaitu terbentuknya
Ditjen Pos dan Telekomunikasi (Postel), transformasi kondisi sosial masyarakat
diperkirakan 43.000 desa dari total yang sudah akrab dengan ICT sehingga
67.000 desa di seluruh Indonesia, masih segala bentuk kegiatan sehari-hari
belum memiliki fasilitas telekomunikasi. dapat lebih efisien dan efektif dengan
(http://bambangpurnomohp.wordpress. menggunakan ICT.
com)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Secara operasional penyediaan
Nomor 52 Tahun 2000 tentang KPU/USO telah diatur berdasarkan
Penyelenggaraan Telekomunikasi, definisi Permen Kominfo No.32/PER/M.KOMINFO/
USO/KPU adalah pemenuhan aksesibilitas 10/2008 tentang Kewajiban Pelayanan
bagi wilayah atau sebagian masyarakat Universal Telekomunikasi, khususnya pasal
yang belum terjangkau oleh 4, yang berisi “Penyediaan jasa akses
penyelenggaraan jaringan dan atau jasa internet dilaksanakan agar desa WPUT
telekomunikasi. (www.lontar.ui.ac.id) siap dengan kemampuan internet (desa
Kementerian Kominfo memaparkan pinter) guna mengatasi kesenjangan digital
empat fase manfaat program USO yakni : yang akan didorong dengan percepatan
1. Connectivity yaitu keterhubungan penyediaan akses internet dimulai dari
antardesa dengan desa dan desa tingkat kecamatan WPUT. Wilayah
dengan kota dengan akses layanan Kewajiban Pelayanan Universal
suara, SMS, dan akses layanan internet Telekomunikasi (WPUT) telah ditetapkan
yang merupakan target tahap awal oleh menteri sebanyak 38.471 desa yang
dari penyediaan USO. dituangkan dalam Keputusan Menteri No.
2. Transaction yaitu tersedianya fasilitas- 145/KEP/M.KOMINFO/04/2007 tentang
fasilitas penunjang kegiatan masyarakat Penetapan Wilayah Pelayanan Universal
sehari-hari yang dapat meningkatkan Telekomunikasi berdasarkan usulan
taraf hidup yang didapat dengan cara pemerintah Daerah, Instansi terkait, dan
komunikasi jarak jauh atau virtual tanpa masyarakat serta berdasarkan data
memperhitungkan jarak dan waktu potensi desa dari Badan Pusat Statistik
seperti e-education, e-bussiness, e-health, maka WPUT dibentuk berdasarkan :
e-book, e-library, dan lain-lain melalui 1. Belum tersedia jaringan telekomunikasi
akses layanan ICT yang telah tersedia. dan/atau;
3. Collaboration yaitu terciptanya 2. Belum tersedia layanan telekomunikasi
komunikasi yang baik antardesa baik berbasis komunal seperti telepon umum
yang disatukan dalam wilayah dan atau warung telekomunikasi;

125
Tanggapan Masyarakat Penerima Fasilitas USO Program Desa Punya Internet
C. Suprapti Dwi Takariani

3. Belum tersedia layanan internet umum komputer dan akses internet, sejumlah
dan/atau warung internet. kegiatan bisa dilakukan oleh masyarakat
yang tinggal di perdesaan. Diantaranya
menciptakan layanan informasi perdesaan
Desa Punya Internet yang memberikan informasi tentang kondisi
Program desa pinter merupakan dan potensi hasil pertanian, tersedianya
suatu program yang bertujuan untuk media interaksi antar warga dan
melayani dan memajukan masyarakat masyarakat di perkotaan, serta terciptanya
khususnya yang tinggal di perdesaan atau fasilitas pembelajaran dan pendidikan
di daerah terpencil di seluruh wilayah berbasis teknologi informasi dan
Indonesia yang selama ini belum atau komunikasi. Dengan adanya desa pinter
mendapatkan kesulitan untuk mengakses pula, kesenjangan informasi dan
internet. Desa pinter juga dimaksudkan pendidikan bisa teratasi karena dengan
untuk menghilangkan kesenjangan informasi adanya komputer yang dilengkapi akses
dan pendidikan karena adanya komputer internet, masyarakat dapat mengakses
yang dilengkapi dengan akses internet, informasi apapun termasuk dunia
masyarakat dapat mengakses informasi pendidikan dan pengetahuan lainnya.
apapun termasuk dunia pendidikan dan
pengetahuan lainnya. Pilot Project desa
pinter sebanyak 100 desa yang dilengkapi Tanggapan
dengan komputer beserta peripheralnya Program Universal Service Obligation
serta akses internet yang mempunyai (USO) program Desa Punya Internet (desa
kemampuan kecepatan transfer data pinter) yang diluncurkan oleh Kementerian
(throughput) minimal 56 Kbps dari CPE ke Kominfo merupakan media perubahan
perangkat operator.(Dirjen Aplikasi bagi masyarakat dan lingkungannya
Telematika, 2011) karena dengan program desa pinter
Secara total telah ditetapkan target diharapkan terjadi perubahan yang lebih
sebanyak 131 desa yang tersebar di 33 baik pada masyarakat penerima program
propinsi di seluruh Indonesia sebagai lokasi tersebut. Salah satu faktor untuk menilai
program desa pinter. Dari total 131 desa apakah sebuah program tersebut berhasil
yang ditargetkan, realisasi pencapaian atau tidak akan ditunjukkan oleh
program desa pinter baru mencapai 101 bagaimana tanggapan dari masyarakat
desa atau baru 77,1 % dari target yang yang menjadi target atau sasaran dari
ditetapkan. Propinsi yang paling banyak program tersebut.(repository.usu.ac.id)
menjadi lokasi desa pinter adalah Jawa Sementara itu Onong Uchjana
Tengah, Nangroe Aceh Darusalam (NAD), Effendy mengemukakan bahwa tanggapan
dan Sumatera dengan masing-masing adalah sikap atau perilaku seseorang
sebanyak 10,9 dan 7 desa.(Data Statistik dalam proses komunikasi ketika komunikan
Bidang Pos dan Telekomunikasi Semester II menerima pesan-pesan yang ditujukan
2010) kepadanya. (Effendy, 1989:30)
Dengan tersedianya perangkat Dari definisi tanggapan di atas

126
Prosiding No. 1 Tahun 2012

dapat disimpulkan bahwa tanggapan atau Teori Difusi Inovasi


respon dapat diartikan sebagaiproses Munculnya Teori Difusi Inovasi dimulai
pengamatan yang sudah berhenti dan pada awal abad ke-20, tepatnya tahun
tinggal kesan-kesannya saja, kesan-kesan 1903, ketika seorang sosiolog Perancis,
tersebut nantinya akan diwujudkan sebagai Gabriel Tarde, memperkenalkan Kurva
penilaian yang diberikan oleh komunikan Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion
setelah menerima pesan, komunikan dalam Curve). Kurva ini pada dasarnya
penelitian ini adalah masyarakat yang menggambarkan bagaimana suatu inovasi
terpilih menjadi responden dalam diadopsi seseorang atau sekolompok orang
penelitian ini, yakni bagaimana responden dilihat dari dimensi waktu. Pada kurva ini
menyampaikan kesan-kesannya terhadap ada dua sumbu dimana sumbu yang satu
fasilitas USO program desa pinter tersebut. menggambarkan tingkat adopsi dan sumbu
yang lainnya menggambarkan dimensi
waktu.
Teori Respon Pemikiran Tarde menjadi penting
Teori yang menjadi landasan dalam karena secara sederhana bisa
penelitian ini adalah teori Respon yang menggambarkan kecenderungan yang
dikemukakan oleh Stave M. Caffe yang terkait dengan proses difusi inovasi.
membagi respon menjadi tiga bagian, Perkembangan berikutnya dari teori Difusi
yaitu: Inovasi terjadi pada tahun 1960, di mana
a. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan studi atau penelitian difusi mulai dikaitkan
erat dengan pengetahuan, dengan berbagai topik yang lebih
keterampilan dan informasi seseorang kontemporer, seperti dengan bidang
mengenai sesuatu. Respon ini timbul pemasaran, budaya, dan sebagainya. Di
apabila adanya perubahan terhadap sinilah muncul tokoh-tokoh teori Difusi
yang dipahami atau dipersepsi oleh Inovasi seperti Everett M. Rogers dengan
khalayak. karya besarnya Diffusion of Innovation
b. Afektif, yaitu respon yang berhubungan (1961); F. Floyd Shoemaker yang bersama
dengan emosi, sikap, dan penilaian Rogers menulis Communication of
seseorang terhadap sesuatu. Innovation: A Cross Cultural Approach
c. Konatif, yaitu respon yang berhubungan (1971) sampai Lawrence A. Brown yang
dengan perilaku nyata yang meliputi menulis Innovation Diffusion: A New
tindakan dan perbuatan. Selain itu, Perpective (1981).
David Aaker, menjelaskan bahwa aspek
respon yang sangat real adalah
perilaku.Dan yang paling menentukan Esensi Teori
tingkah laku adalah adanya Teori Difusi Inovasi pada dasarnya
pengetahuan dan sikap yang sebelum- menjelaskan proses bagaimana suatu
nya telah dimiliki oleh individu ketika inovasi disampaikan (dikomunikasikan)
dirinya menghadapi objek respon melalui saluran-saluran tertentu sepanjang
(http://bz69elzam.wordpress.com) waktu kepada sekelompok anggota dari

127
Tanggapan Masyarakat Penerima Fasilitas USO Program Desa Punya Internet
C. Suprapti Dwi Takariani

sistem sosial. Hal tersebut sejalan dengan atau perilaku penerima secara
pengertian difusi dari Rogers (1961), yaitu personal, maka saluran komunikasi
“as the process by which an innovation is yang paling tepat adalah saluran
communicated through certain channels over interpersonal.
time among the members of a social system.” 3. Jangka waktu; proses keputusan inovasi,
Lebih jauh dijelaskan bahwa difusi adalah dari mulai seseorang mengetahui
suatu bentuk komunikasi yang bersifat sampai memutuskan untuk menerima
khusus berkaitan dengan penyebaran atau menolaknya, dan pengukuhan
pesan-pesan yang berupa gagasan baru, terhadap keputusan itu sangat
atau dalam istilah Rogers (1961) difusi berkaitan dengan dimensi waktu. Paling
menyangkut “which is the spread of a new tidak dimensi waktu terlihat dalam (a)
idea from its source of invention or creation proses pengambilan keputusan inovasi,
to its ultimate users or adopters.” (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih
Sesuai dengan pemikiran Rogers, awal atau lebih lambat dalam
dalam proses difusi inovasi terdapat 4 menerima inovasi, dan (c) kecepatan
(empat) elemen pokok, yaitu: pengadopsian inovasi dalam sistem
(http://wsmulyana.wordpress.com) sosial.
1. Inovasi; gagasan, tindakan, atau 4. Sistem sosial; kumpulan unit yang
barang yang dianggap baru oleh berbeda secara fungsional dan terikat
seseorang. Dalam hal ini, kebaruan dalam kerjasama untuk memecahkan
inovasi diukur secara subjektif menurut masalah dalam rangka mencapai
pandangan individu yang tujuan bersama.
menerimanya. Jika suatu ide dianggap
baru oleh seseorang maka ia adalah Lebih lanjut teori yang dikemukakan
inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ Rogers (1995) memiliki relevansi dan
dalam ide yang inovatif tidak harus argumen yang cukup signifikan dalam
baru sama sekali. proses pengambilan keputusan inovasi.
2. Saluran komunikasi; ’alat’ untuk Teori tersebut antara lain menggambarkan
menyampaikan pesan-pesan inovasi tentang variabel yang berpengaruh
dari sumber kepada penerima. Dalam terhadap tingkat adopsi suatu inovasi serta
memilih saluran komunikasi, sumber tahapan dari proses pengambilan
tidak perlu memperhatikan (a) tujuan keputusan inovasi. Variabel yang
diadakannya komunikasi dan (b) berpengaruh terhadap tahapan difusi
karakteristik penerima. Jika komunikasi inovasi tersebut mencakup (1) atribut
dimaksudkan untuk memperkenalkan inovasi (perceived atrribute of innovasion),
suatu inovasi kepada khalayak yang (2) jenis keputusan inovasi (type of
banyak dan tersebar luas, maka innovation decisions), (3) saluran komunikasi
saluran komunikasi yang lebih tepat, (communication channels), (4) kondisi sistem
cepat dan efisien, adalah media sosial (nature of social system), dan (5)
massa. Tetapi jika komunikasi peran agen perubah (change agents).
dimaksudkan untuk mengubah sikap

128
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Sementara itu tahapan dari proses ketika seorang individu atau unit
pengambilan keputusan inovasi mencakup : pengambil keputusan lainnya mencari
1. Tahap Munculnya Pengetahuan penguatan terhadap keputusan
(Knowledge) ketika seorang individu penerimaan atau penolakan inovasi
(atau unit pengambil keputusan lainnya) yang sudah dibuat sebelumnya.
diarahkan untuk memahami eksistensi
dan keuntungan/manfaat dan Kehadiran fasilitas USO khususnya
bagaimana suatu inovasi berfungsi program desa pinter merupakan sesuatu
2. Tahap Persuasi (Persuasion) ketika yang dianggap baru oleh masyarakat
seorang individu (atau unit pengambil penerima fasilitas tersebut, oleh karena itu
keputusan lainnya) membentuk sikap pemakaian teori difusi inovasi bisa
baik atau tidak baik diterapkan dalam penelitian ini. Fasilitas
3. Tahap Keputusan (Decisions) muncul USO program desa pinter yang diberikan
ketika seorang individu atau unit untuk masyarakat perdesaan ini berupa
pengambil keputusan lainnya terlibat sarana telekomunikasi seperti telepon desa
dalam aktivitas yang mengarah pada yang bisa dipakai oleh masyarakat
pemilihan adopsi atau penolakan berkomunikasi, menerima dan berkirim
sebuah inovasi. SMS, seperangkat Personal Computer (PC)
4. Tahapan Implementasi (Implementation), dengan jaringan internet.
ketika sorang individu atau unit Dari uraian tersebut di atas maka
pengambil keputusan lainnya peneliti akan menggambarkan kerangka
menetapkan penggunaan suatu inovasi. pemikiran seperti terlihat pada gambar
5. Tahapan Konfirmasi (Confirmation), berikut :

Fasilitas USO
Program Desa Pinter

Tanggapan Masyarakat

Tanggapan positif Tanggapan negatif


● Mengetahui adanya ● Tidak mengetahui adanya
program desa pinter program desa pinter
● Mengharapkan dan ● Tidak mengharapkan dan
menerima program tidak menerima program
desa pinter desa pinter
● Memanfaatkan program ● Tidak memanfaatkan program
desa pinter desa pinter

Gambar 1
Kerangka Pemikiran

129
Tanggapan Masyarakat Penerima Fasilitas USO Program Desa Punya Internet
C. Suprapti Dwi Takariani

METODE PENELITIAN di enam desa Propinsi Jawa Barat.


Asumsinya adalah bahwa masyarakat yang
Subjek penelitian ini adalah berusia antara 15 tahun hingga 55 tahun
masyarakat penerima fasilitas Universal tersebut berusia produktif dan diharapkan
Service Obligation (USO) program desa bisa menggunakan perangkat TIK seperti
punya internet (desa pinter) di enam internet. Berdasarkan data dari Badan
kabupaten di Jawa Barat. Objek Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat tahun
penelitian adalah pemanfaatan internet 2010 jumlah penduduk di daerah penerima
desa.Pendekatan penelitian ini adalah fasilitas USO program desa pinter Propinsi
deskriptif kuantitatif dengan menggunakan Jawa Barat dan Banten yang berusia 15
metode survei. Populasi dalam penelitian ini tahun hingga 55 tahun adalah 17.397
adalah masyarakat yang mendapat orang. Penentuan sampel dilakukan dengan
fasilitas USO program desa pinter di enam proportional sampling. Jumlah sampel
desa yang berada di enam kabupaten secara menyeluruh ditetapkan berdasarkan
Propinsi Jawa Barat. rumus Tarro Yamane, presisi 5% dengan
Dalam penelitian ini yang menjadi tingkat kepercayaan 95%.Jumlah sampel
populasi dibatasi pada masyarakat yang responden dapat dilihat pada tabel 1
berusia antara 15 tahun hingga 55 tahun berikut :

Tabel 1
Populasi dan sampel penelitian

Kabupaten Kecamatan Desa Propinsi Populasi sampel


Ciamis Cikoneng Darmacaang Jawa Barat 2.660 60
Cianjur Sukaresmi Kubang Jawa Barat 3.678 83
Garut Cikelet Kertamukti Jawa Barat 2.335 52
Purwakarta Cibatu Wanawali Jawa Barat 863 19
Tasikmalaya Cipatujah Cikawunggading Jawa Barat 4.783 107
Sukabumi Cisolok Sirna Resmi Jawa Barat 3.078 69

Jumlah : 17.397 390

Sumber : BPS 2010

Pengumpulan data dilakukan dengan berusaha memaparkan data atau jawaban


mengelompokkan data menjadi dua yaitu yang diberikan res-ponden dan
data primer dan sekunder. Pengolahan wawancara dengan pengelola fasilitas
data hanya dilakukan terhadap responden USO dan tokoh masyarakat. Hasil jawaban
yang mengisi kuesioner pernah melalui angket akan dimuat dalam bentuk
menggunakan fasilitas USO program desa tabel tunggal, sehingga diharapkan hasil
pinter. Analisis data dilakukan secara yang didapat memperjelas masalah
deskriptif untuk mem-peroleh gambaran penelitian yang telah dilakukan.
umum mengenai variabel-variabel yang
diteliti. Melalui analisis deskriptif peneliti

130
Prosiding No. 1 Tahun 2012

PEMBAHASAN fisik, mental, sosial, emosional, dan rohani.


Perubahan-perubahan yang dialami oleh
Identitas Responden remaja tersebut berpengaruh juga
Responden yang menjadi sampel terhadap perilaku mereka sehari-hari,
penelitian terdiri dari laki-laki sebanyak terutama di era globalisasi saat ini yang
239 orang (61,3%) dan perempuan ditandai dengan berbagai kemajuan salah
sebanyak 151 orang (38,7%). Terlihat satunya adalah di bidang teknologi
bahwa jumlah responden laki-laki lebih komunikasi dan informasi.
banyak dari responden perempuan, namun Meskipun demikian tidak menutup
kemungkinan bagi responden yang telah
hal tersebut tidak akan berpengaruh pada
berusia di atas 20 tahun untuk mengikuti
pembahasan selanjutnya karena katagori perkembangan teknologi komunikasi dan
jenis kelamin bukanlah satu-satunya faktor informasi, karena saat ini perkembangan
yang diteliti. teknologi komunikasi dan informasi tidak
Responden terbanyak dalam hanya melanda para remaja namun juga
masyarakat yang telah berusia lanjut.
penelitian ini adalah mereka yang
Meskipun belum sampai pada taraf
tergolong usia remaja yakni rentang usia menggunakan teknologi komunikasi dan
15 tahun hingga 20 tahun. Pada masa ini informasi namun setidaknya mereka telah
responden yang masuk dalam katagori mengenalnya. Umur responden secara
remaja mulai mengalami perubahan ciri-ciri terperinci terlihat pada tabel 2.

Tabel 2
Umur Responden

No Uraian F %
1. 15 - 20 tahun 89 22,8
2. 21 - 26 tahun 78 20,0
3. 27 - 32 tahun 53 13,6
4. 33 - 38 tahun 56 14,4
5. 39 - 44 tahun 45 11,5
6. 45 - 49 tahun 34 8,7
7. 50 - 55 tahun 35 9,0
Jumlah 390 100

Sumber : Hasil Penelitian 2012

Pekerjaan responden yang terpilih merupakan mata pencaharian terbanyak


dalam penelitian ini sangat beragam, responden, karena lokasi penelitian adalah
namun yang terbanyak adalah responden daerah perdesaan yang memang di
yang memiliki pekerjaan sebagai petani. daerah tersebut akan banyak ditemukan
Tidak mengherankan jika bertani petani.

131
Tanggapan Masyarakat Penerima Fasilitas USO Program Desa Punya Internet
C. Suprapti Dwi Takariani

Tabel 3
Pekerjaan Responden

No Uraian F %
1. Pelajar SMP 41 10,5
2. Pelajar SMA/SMK 33 8,5
3. Mahasiswa D1,D2,D3,S1 8 2,1
4. Petani 105 26,9
5. Nelayan 5 1,3
6. Guru 14 3,6
7. Pedagang 20 5,1
8. PNS 12 3,1
9. Buruh 36 9,2
10. Wirausaha 30 7,7
11. Pensiunan 1 0,3
12. Tenaga honorer 4 1,0
13. Belum bekerja 17 4,4
14. Ibu rumah tangga 58 14,9
15. Karyawan 6 1,5
Jumlah 390 100

Sumber : Hasil Penelitian 2012

Perkembangan teknologi komunikasi masyarakat perdesaan. Hal tersebut


dan informasi yang begitu pesat saat ini, terbukti dari hasil penelitian di lapangan,
telah memungkinkan seseorang memiliki kepemilikan alat komunikasi terbanyak
alat komunikasi modern seperti HP. adalah telefon selular (HP).Bahkan telepon
Kepemilikan HP tidak terbatas hanya pada kabel yang keberadaannya sudah lebih
masyarakat yang tinggal di perkotaan saja dulu dari telepon selular tidak banyak
namun sudah merambah hingga ke dimiliki oleh responden.

Tabel 4
Alat Komunikasi yang dimiliki Responden

No Uraian F %
1. Telefon kabel 16 4,1
2. Telefon selular/HP (handphone) 369 94,6
3. HT (Handy Talky) 5 1,3
Jumlah 390 100

Sumber : Hasil Penelitian 2012

Telepon selular/HP merupakan komunikasi tersebut. Pembawaannya yang


produk teknologi yang saat ini hampir praktis dan harga yang relatif terjangkau,
semua orang memilikinya. Bahkan satu serta kebutuhan akan informasi yang
orang bisa memiliki lebih dari satu alat sangat dibutuhkan, serta penggunaannya

132
Prosiding No. 1 Tahun 2012

yang mudah dipelajari membuat alat ini pesat membuat masyarakat yang tinggal
disukai masyarakat. di wilayah perdesaanpun saat ini telah
Berbeda dengan tepefon kabel, mengenal internet. Biasanya responden
karena jaringannya yang memerlukan mengakses internet melalui handphone
kabel dan instalasi, sehingga alat ini hanya (HP).Ada bermacam-macam media yang
bisa berada di satu tempat (misalnya di bisa digunakan oleh masyarakat untuk
rumah atau di kantor atau tempat umum mengakses internet, seperti telepon selular/
lainnya). Jadi tidak mengherankan jika alat HP, komputer, dan laptop. Harga telepon
komunikasi tersebut hanya sedikit yang selular / HP yang relatif terjangkau dan
memilikinya.Demikian juga dengan handy mudah di bawa kemana-mana membuat
talky (HT).Alat tersebut digunakan untuk alat komunikasi tersebut banyak dimiliki
komunikasi jarak dekat tanpa dikenakan oleh responden, bahkan sebelum desa
pulsa alias gratis, alat ini diatur mereka mendapatkan fasilitas USO
menggunakan gelombang analog atau Program Desa Punya Internet (Desa Pinter)
gelombang yang biasa digunakan untuk dari Kementerian Kominfo mereka sudah
radio. menggunakan internet melalui HP. Berikut
Perkembangan internet yang begitu rincian datanya

Tabel 5
Media yang Responden Gunakan untuk Mengakses Internet

No Uraian F %
1. Telepon selular/HP (handphone) 201 88,6
2. Komputer 20 8,8
3. Laptop 6 2,6
Jumlah 227 100

Sumber : Hasil Penelitian 2012

Selain telepon selular, komputer juga Pengetahuan Responden terhadap


dipakai oleh responden untuk mengakses Fasilitas Universal Service Obligation
internet, namun saat ini tidak semua (USO) Program Desa Punya Internet
masyarakat terutama masyarakat di (Desa Pinter)
Pemerataan dalam dunia
perdesaan yang memiliki
telekomunikasi dan teknologi informasi dan
komputer.Disamping itu perlu keterampilan
komunikasi merupakan salah satu langkah
khusus untuk menggunakan komputer dan
pemerintah dalam memeratakan hasil
mengakses internet.Sehingga pada
pembangunan, dengan adanya langkah
penelitian ini hanya sedikit ditemukan
tersebut, masyarakat yang selama ini tidak
responden yang mengakses internet
tersentuh dengan dunia luar, bisa
menggunakan media komputer.Begitu pula
menghirup udara kebebasan
responden yang menggunkan laptop untuk
berkomunikasi, tanpa batas dan hambatan,
mengakses internet.

133
Tanggapan Masyarakat Penerima Fasilitas USO Program Desa Punya Internet
C. Suprapti Dwi Takariani

dengan siapapun dan di belahan dunia mengembangkan potensi masing-masing


manapun. Sebagai negara kepulauan, desa dan saling bekerjasama. (4)
Indonesia memiliki kekayaan yang luar Transformation yaitu terbentuknya
biasa, namun karena pembangunan yang transformasi kondisi sosial masyarakat
belum merata masih banyak masyarakat yang sudah akrab dengan ICT sehingga
Indonesia yang belum bisa menikmati segala bentuk kegiatan sehari-hari dapat
kekayaan Indonesia terutama masyarakat lebih efisien dan efektif dengan
yang tinggal di wilayah pinggiran atau menggunakan ICT.
perdesaan. Oleh karena itulah melalui Jika melihat manfaat dari
fasilitas Universal Service Obligation (USO) digulirkannya fasilitas USO Program Desa
Program Desa Punya Internet (Desa Pinter) Punya Internet tersebut, sebenarnya sangat
diharapkan pemerataan pembangunan bagus dan ke depan akan membantu
khususnya pembangunan di bidang masyarakat perdesaan atau masyarakat
informasi bisa dinikmati juga oleh yang belum terjangkau fasilitas telekomuni-
masyarakat yang saat ini tinggal di kasi dan akses internet bisa saling
wilayah perdesaan. berhubungan minimal hubungan
Kementerian Kominfo sendiri melalui masyarakat antardesa.
Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 2000 Fasilitas USO Program Desa Punya
tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi Internet pertama kali digulirkan pada
memaparkan empat fase manfaat fasilitas tahun 2008 dan penyampaian fasilitas
USO Program Desa Punya Internet, yakni : tersebut ke masing-masing desa yang
(1) Connectivity yaitu keterhubungan berhak menerimanya telah ditentukan oleh
antardesa dengan desa dan desa dengan Kementerian Kominfo sesuai dengan
kota dengan akses layanan suara, SMS, karakteristik dari desa yakni desa tersebut
dan akses layanan internet yang merupakan desa yang tidak terjangkau
merupakan target tahap awal dari jaringan telekomunikasi dan internet
penyediaan USO. (2) Transaction yaitu komersial dan letaknya terpencil sehingga
tersedianya fasilitas-fasilitas penunjang memerlukan bantuan jaringan
kegiatan masyarakat sehari-hari yang telekomunikasi dan internet agar
dapat meningkatkan taraf hidup yang masyarakatnya bisa berkomunikasi dengan
didapat dengan cara komunikasi jarak jauh dunia luar.
atau virtual tanpa memperhitungkan jarak Jumlah perangkat keras yang
dan waktu seperti e-education, e-bussiness, diberikan masing-masing desa PC 1 buah
e-health, e-book, e-library, dan lain-lain dan printer 1 buah, sementara perangkat
melalui akses layanan ICT yang telah lain yang diberikan adalah bilik internet,
tersedia. (3) Collaboration yaitu terciptanya antena parabola, switch, modem, dan
komunikasi yang baik antardesa baik yang power supply, serta jaringan internet di
disatukan dalam wilayah administrasi mana provider jaringannya dari Telkomsel.
tertentu ataupun di wilayah administrasi Berkaitan dengan hal tersebut,
yang berbeda sehingga terjalin komunitas- apakah masyarakat penerima mengetahui
komunitas antardesa yang dapat apa itu fasilitas USO Program Desa Punya

134
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Internet (Desa Pinter)? Hasil penelitian Punya Internet (Desa Pinter). Sosialisasi
menunjukkan bahwa masih banyak hanya dilakukan oleh pengelola internet
masyarakat (bahkan aparat desa) yang desa (yang berdasarkan hasil penelitian
ternyata belum mengetahui apa itu fasilitas mereka adalah kepala desa atau
USO desa punya internet. Bahkan sekretaris desa) kepada aparat di
merekapun masih banyak yang belum bawahnya seperti Kepala Dusun, Kuwu,
mengetahui jika di desa mereka pada saat rapat minggon di kantor desa
mendapatkan fasilitas USO Program Desa dengan tujuan agar mereka menyampaikan
Punya Internet (Desa Pinter). Dari 390 kembali ke seluruh masyarakat di
responden yang baru mengetahui sekitarnya.
mengenai arti fasilitas USO Program Desa Belum tersosialisasikannya program
Punya Internet (Desa Pinter) hanya 8 orang tersebut ke seluruh masyarakat penerima
(2,1%), sementara responden lainnya bantuan, sebenarnya bukan semata-mata
belum mengetahui apa itu fasilitas USO kesalahan dari pihak aparat desa, karena
Program Desa Punya Internet (Desa Pinter). sejak awal pemberi bantuan tersebut juga
Wajar saja jika responden belum kurang mempersiapkan sumber daya
mengetahui arti fasilitas USO karena belum manusianya untuk memberikan sosialisasi
pernah ada sosialisasi atau pembinaandari minimal pada aparat di desa, jadi ketika
pihak yang berkompeten mengenai hal program digulirkan dan infrastruktur
tersebut.Responden hanya tahu bahwa diserahkan ke desa banyak yang belum
desa mereka mendapat bantuan mengetahuinya.
seperangkat komputer dengan jaringan Dari hasil wawancara dengan tokoh
internet. masyarakat dan pengelola Program Desa
Program Desa Punya Internet (Desa Punya Internet (Desa Pinter) di lokasi
Pinter) yang sejatinya diperuntukkan bagi penelitian yakni kabupaten Cianjur,
masyarakat perdesaan yang jauh dari kabupaten Garut, kabupaten Tasikmalaya,
akses internet juga belum banyak diketahui Kabupaten Ciamis, kabupaten Purwakarta,
keberadaannya oleh masyarakat yang kabupaten Sukabumi bahwa program
menerima bantuan program tersebut. Dari tersebut sudah disosialisasikan ke
390 responden baru 180 responden masyarakat. Sosialisasinya dalam bentuk
(46,2%) saja yang mengetahui kalau di pemberian informasi kepada para kuwu
desa mereka mendapat Program Desa atau kepala dusun atau ketua RT, pada
Punya Internet (Desa Pinter). Selebihnya saat rapat minggon yang diadakan di aula
210 responden (53,8%) belum kantor desa masing-masing. Seperti yang
mengetahuinya. diungkapkan oleh Gunawan Yudo Harto
Ada beberapa hal yang Ketua BPD Desa Cikawungading
menyebabkan responden belum atau tidak Kecamatan Cipatujah Kabupaten
mengetahui jika desanya menerima fasilitas Tasikmalaya salah satu desa penerima
tersebut, seperti kurang gencarnya fasilitas USO program desa pinter.
sosialisasi mengenai keberadaan internet “Tidak ada kegiatan sosialisasi khusus
desa yang merupakan Program Desa yang dilaksanakan, mengingat tidak

135
Tanggapan Masyarakat Penerima Fasilitas USO Program Desa Punya Internet
C. Suprapti Dwi Takariani

ada biaya/anggaran dari desa untuk Resmi kecamatan Cisolok kabupaten


melakukan sosialisasi. Tetapi yang Sukabumi :
dilakukan adalah dengan memberikan “Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar
informasi pada para kuwu yang biasa tidak pernah mengetahui adanya
berkumpul di desa dan dikenalkan cara bantuan dari Kementerian Kominfo
menggunakannya, seperti ibu berupa fasilitas komputer (fasilitas
sekretaris desa. Para kuwu tersebut desa punya internet). Namun pernah
diharapkan menyampaikan pada mendapat bantuan berupa perangkat
warganya tentang keberadaan dan komputer dan receiver dari Telkomsel
menggunakan fasilitas desa pinter. yang merupakan program USO. Tapi
Selain itu guru-guru sekolah juga tidak disebutkan bernama program
disilakan untuk memakainya, dan desa pinter”.
diminta untuk menginformasikan
bahwa fasilitas tersebut dapat dipakai Meskipun sudah dilakukan sosialisasi
oleh siswa-siswanya”. tentang pemberian fasilitas perangkat
komputer beserta jaringan internet di desa
Cara tersebut dianggap lebih praktis mereka, namun masih banyak masyarakat
dan diharapkan informasinya bisa sampai di lokasi penelitian yang belum
langsung ke masyarakat mengingat para mengetahuinya. Ini berarti proses
Kuwu atau para Kepala Dusun atau ketua penyampaian informasi mengenai fasilitas
RT merupakan pejabat pemerintah USO program desa punya internet belum
terendah di desa yang akan bersentuhan sepenuhnya sampai ke masyarakat, bahkan
langsung dengan masyarakat, sehingga di satu tempat seperti daerah Ciptagelar
informasi-informasi penting seperti adanya desa Sirna Resmi Kecamatan Cisolok
pemberian fasilitas USO Program Desa Kabupaten Sukabumi seluruh
Punya Internet (Desa Pinter) bisa diketahui masyarakatnya belum pernah
oleh masyarakat. Hanya satu kabupaten mendapatkan sosialisasi karena memang
yakni kabupaten Sukabumi yang belum desa tersebut belum mendapatkan
melakukan sosialisasi tentang fasilitas USO perangkat keras dan lunaknya. Hal ini
Program Desa Punya Internet (Desa Pinter). terbukti dari jawaban terbanyak
Seperti yang diungkapkan oleh tokoh responden bahwa belum ada sosialisasi
masyarakat Yoyo Yogaswara yang mengenai fasilitas USO Program Desa
sekaligus sebagai pengelola fasilitas USO Punya Internet di desanya (163 responden/
dan Komunitas TV Komunitas Cicemet 77,6%). Rincian datanya dapat dilihat
(Komet) Kasepuhan Ciptagelar desa Sirna pada tabel 6.

136
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Tabel 6
Alasan Responden Belum Mengetahui Fasilitas USO Program Desa Pinter

No Uraian F %
1. Belum ada sosialisasi 163 77,6
2. Pada saat ada sosialisasi tidak berada di tempat 16 7,6
3. Tempat tinggal jauh sehingga tidak mengetahui kalau ada program 31 14,8
desa pinter

Jumlah 210 100

Sumber : Hasil Penelitian 2012

Dari hasil penelitian dapat diketahui lalu atau tepatnya pada tahun 2008 di
bahwa ada ketidaksinkronan antara enam desa Provinsi Jawa Barat ternyata
jawaban responden dengan apa yang memang belum banyak diketahui oleh
dikemukakan oleh tokoh masyarakat dan masyarakat penerima fasilitas tersebut.
pengelola internet yang merupakan Pesan berantai yang disampaikan oleh
program dari Kementerian Kominfo yakni Kepala Desa kepada masyarakatnya
Program Desa Punya Internet, di satu sisi melalui aparat desa ternyata belum
telah dilakukan sosialisasi melalui RT, Kuwu, mampu menyampaikan informasi mengenai
Kepala Dusun. Namun di sisi lain ternyata keberadaan internet desa secara
masih banyak responden yang belum menyeluruh ke masyarakat.
mengetahui adanya sosialisasi mengenai Hal tersebut berpengaruh terhadap
fasilitas USO Program Desa Punya Internet kunjungan masyarakat ke lokasi internet
(Desa Pinter). desa yang berada di kantor desa dan
Fasilitas USO Program Desa Punya pengelolaannya dipegang oleh aparat
Internet (Desa Pinter) (Selanjutnya dalam desa. Data mengenai kunjungan responden
penelitian ini akan disebut dengan istilah ke lokasi internet desa terlihat pada tabel
internet desa) yang digulirkan oleh 7 berikut ini :
Kementerian Kominfo beberapa tahun yang

Tabel 7
Kunjungan Responden ke Lokasi Internet Desa

No Uraian F %
1. Sering sekali 0 0
2. Sering 0 0
3. Kadang-kadang 180 46,2
4. Tidak pernah 210 53,8
Jumlah : 390 100

Sumber : Hasil Penelitian 2012

137
Tanggapan Masyarakat Penerima Fasilitas USO Program Desa Punya Internet
C. Suprapti Dwi Takariani

Dari 390 responden ternyata hanya Kementerian Kominfo, karena masyarakat


180 orang (46,2%) saja yang kadang- penerima bantuan tidak bisa
kadang mengunjungi internet desa. memanfaatkan fasilitas tersebut.
Selain sosialisasi yang kurang, Jika dikaitkan dengan teori Respon
ternyata ada alasan lain yang yang dikemukakan oleh Stave M.Caffe
menyebabkan kunjungan masyarakat ke yang membagi tiga bagian yakni Kognitif,
lokasi internet desa sangat minim, salah Afektif, dan Konasi, di mana pada tahap
satunya adalah fasilitas internet desa Kognitifakan terjadi respon yang berkaitan
ternyata banyak yang tidak bisa erat dengan pengetahuan, keterampilan,
dioperasikan atau mati setelah perangkat dan informasi seseorang mengenai sesuatu.
tersebut diserahterimakan ke aparat desa. Sementara itu pada tahapan pertama dari
Dari hasil wawancara yang dilakukan ke teori Difusi Inovasi bahwa seseorang akan
aparat desa dan tokoh masyarakat desa diarahkan untuk memahami manfaat atau
di enam lokasi internet desa, rata-rata keuntungan dan eksistensi suatu inovasi
internetnya mati dan pengelolanya tidak tersebut. Respon ini timbul jika terjadi
mengetahui harus berbuat apa agar perubahan terhadap yang dipahami atau
internet bisa berfungsi kembali. Seperti dipersepsi oleh khalayak. Sementara hasil
yang diutarakan oleh Mustarom Kepala penelitian menunjukkan bahwa ternyata
Desa Cikawungading, Kecamatan masih banyak masyarakat kurang
Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya : mengetahui atau memahami keberadaan
“Perangkat fasilitas desa pinter saat dari fasilitas USO tersebut, dengan
ini sudah tidak dapat dioperasikan. demikian keuntungan atau manfaat dari
Operasional sejak pertama serah internet desa yang merupakan bagian dari
terima dan terakhir beroperasional di fasilitas USO tersebut juga belum
awal tahun 2011, dengan catatan sepenuhnya diketahui oleh sebagian besar
selama masa operasional tersebut masyarakat penerima.
telah tiga kali mengalami perbaikan Respon masyarakat untuk
untuk PC dengan dana dari anggaran mengunjungi lokasi fasilitas USO Program
desa. Secara spesifik kerusakan pada Desa Pinter yang kurang tersebut terjadi
mainboard dari PC karena efek dari karena ada beberapa hal seperti informasi
angin laut yang banyak mengandung mengenai apa itu fasilitas USO Program
garam sehingga mengakibatkan karat Desa Punya Internet (Desa Pinter) yang
pada mainboard tersebut” kurang, informasi keberadaan internet
desa sangat kurang, ada gangguan dalam
Kondisi seperti itu ternyata juga penyampaian pesan dari aparat ke
dialami oleh desa-desa lain penerima masyarakat sehingga pesan tidak diterima
fasilitas USO Program Desa Punya Internet dengan baik, infrastruktur dari fasilitas
(Desa Pinter).Dari hasil wawancara tersebut tersebut banyak yang tidak berfungsi
diketahui bahwa ternyata program tersebut dengan baik.
belum sepenuhnya berhasil sesuai dengan
harapan dari pemerintah khususnya

138
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Penerimaan Responden terhadap menerima, kurang senang, tidak menerima


Fasilitas Universal Service Obligation terhadap sesuatu.Respon atau tanggapan
(USO) Program Desa Punya Internet positif responden terhadap fasilitas USO
(Desa Pinter) Program Desa Punya Internet (Desa Pinter)
Selain faktor kognitif, ada faktor ditunjukkan dengan perasaan senang
Afektif, yaitu respon yang berhubungan terhadap fasilitas tersebut. Meskipun
dengan emosi, sikap, dan penilaian diantara responden ada yang belum
seseorang terhadap sesuatu, di mana mengetahui keberadaan internet desa,
faktor tersebut akan memengaruhi namun mereka tetap memberikan
tanggapan atau respon seseorang. tanggapan yang positif terhadap fasilitas
Emosi dalam penelitian ini bisa tersebut. Rincian datanya terlihat pada
diartikan sebagai perasaan senang, tabel 8 berikut :

Tabel 8
Perasaan Senang Responden terhadap Fasilitas USO Program Desa Pinter

No Uraian F %
1. Sangat senang 239 61,3
2. Senang 138 35,4
3. Kurang senang 6 1,5
4. Tidak senang 7 1,8
Jumlah : 390 100

Sumber : Hasil Penelitian 2012

Internet secara umum, bagi sebagian oleh masyarakat. Bagi masyarakat yang
masyarakat di lokasi penelitian sudah baru mengenal internet mereka berharap
banyak dikenal hanya saja untuk bisa belajar mengoperasikan dan
menggunakannya masih terkendala oleh memanfaatkan internet desa, namun bagi
sarana dan prasarana yang belum masyarakat yang sudah terbiasa
dimilikinya.Sebagian masyarakat yang menggunakan internet melalui HP atau di
telah memiliki alat komunikasi seperti HP warnet-warnet, mereka bisa memanfaatkan
memang sudah tidak asing lagi dengan keberadaan internet desa.Namun demikian
internet, karena alat komunikasi tersebut masih ada beberapa responden yang
telah menyediakan menu untuk mengakses kurang senang dan tidak senang dengan
berbagai informasi melalui internet.Oleh kehadiran internet di desa mereka. Adapun
karena itu keberadaan internet desa yang alasan mereka yang kurang dan tidak
diluncurkan oleh pemerintah dalam hal ini senang dengan keberadaan internet desa
Kementerian Kominfo disambut gembira seperti tertera pada tabel 9 berikut :

139
Tanggapan Masyarakat Penerima Fasilitas USO Program Desa Punya Internet
C. Suprapti Dwi Takariani

Tabel 9
Alasan Responden Kurang Senang terhadap Internet Desa

No Uraian F %
1. Tidak ada penyuluhan bagaimana menggunakan internet - -
2. Perangkat komputernya terbatas jumlahnya 3 23,1
3. Penempatan perangkat komputer kurang strategis 1 7,7
4. Internet kurang bermanfaat 9 69,2
Jumlah : 13 100

Sumber : Hasil Penelitian 2012

Alasan responden kurang senang mengenal internet namun perasaan kurang


dengan kehadiran internet desa adalah senang dengan internet ternyata hanya
karena internet bagi mereka kurang sedikit.
bermanfaat. Bagi masyarakat di Sementara itu alasan responden
perdesaan yang belum terbiasa yang senang menggunakan internet desa
memanfaatkan internet memang merasa yang terbanyak adalah dengan mengakses
bahwa internet kurang bermanfaat. internet, maka pengetahuan masyarakat
Peribahasa “tak kenal maka tak sayang” akan bertambah. Kemudian yang kedua
tampaknya cocok diterapkan di sini karena adalah mempermudah masyarakat
mereka belum mengenal internet atau mendapatkan informasi. Meskipun internet
belum bisa mengoperasikannya maka belum populer khususnya di lokasi
merekapun juga belum mengetahui penelitian namun perasaan senang dengan
manfaat dari internet. Padahal internet kehadiran fasilitas tersebut banyak
menawarkan beragam kemudahan bagi dikemukakan oleh responden. Rincian
penggunanya untuk mencari informasi datanya tertera pada tabel 10 di bawah
apapun. Meskipun mereka tinggal di ini.
perdesaan dan masih banyak yang belum

Tabel 10
Alasan Responden Senang terhadap Internet Desa

No Uraian F %
1. Mempermudah masyarakat mendapatkan informasi 162 43
2. Menambah pengetahuan masyarakat 189 50,2
3. Membantu memperkenalkan usaha yang ada di desa 6 1,6
4. Menghemat waktu dan biaya 10 2,6
5. Mempermudah interaksi dengan orang lain 10 2,6
Jumlah : 377 100

Sumber : Hasil Penelitian 2012

140
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Internet merupakan jaringan longgar ditawarkan oleh internet maka tidak salah
dari ribuan jaringan komputer yang jika responden merasa senang dengan
menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. kehadiran internet di desa mereka. Hanya
Dewasa ini internet telah tumbuh menjadi saja masih banyak kendala-yang dihadapi
sedemikian besar dan berdayanya sebagai dengan keberadaan internet desa. Seperti
alat informasi dan komunikasi yang tidak sumber daya manusia yang mengelola
dapat diabaikan. (LaQuey, 1997:1) internet desa masih terbatas, karena
Secara umum ada banyak manfaat infrastruktur tersebut memerlukan
yang dapat diperoleh apabila seseorang perawatan secara berkala agar tetap bisa
mengakses ke internet. Diantaranya digunakan. Minimnya biaya perawatan
memudahkan seseorang untuk mencari untuk perangkat komputer setelah
informasi untuk kehidupan pribadinya, komputer tersebut diserahkan pada pihak
kesehatan, rekreasi, hobi, pengembangan desa. Tidak ada petunjuk teknis jaringan
pribadi ruhani, sosial. Memudahkan yang diberikan, sehingga ketika perangkat
seseorang untuk berkomunikasi melalui komputer dan jaringan internet mengalami
fasilitas chat yang memungkinkan permasalahan tidak ada sumber daya
berinteraksi dengan orang lain di belahan manusia yang bisa memperbaikinya. Tidak
dunia manapun tanpa batas baik batas adanya pendampingan atau pelatihan
negara, ras, kelas ekonomi, ideologi, atau minimal untuk para pengelolanya.
faktor lain yang biasanya dapat meng- Meskipun banyak kendala yang
hambat pertukaran pikiran. Internet adalah menyertai kesuksesan program tersebut
suatu komunitas dunia yang sifatnya sangat namun tetap ada respon atau tanggapan
demokratis serta memiliki kode etik yang positif dari responden terhadap internet
dihormati segenap anggotanya. Manfaat desa, selain perasaan senang, ternyata
internet terutama diperoleh melalui penerimaan responden terhadap fasilitas
kerjasama antarpribadi atau kelompok tersebut juga cukup tinggi. Hal ini
tanpa mengenal batas jarak dan waktu. menunjukkan adanya tanggapan yang
Begitu banyak manfaat yang positif dari responden.

Tabel 11
Penerimaan Responden terhadap Internet Desa

No Uraian F %
1. Akan menggunakan fasilitas desa punya internet karena sangat 9 2,4
membantu dalam melakukan aktivitas sehari-hari
2. Akan menggunakan fasilitas desa punya internet karena ternyata 13 3,4
membantu mempercepat pekerjaan
3. Akan menggunakan fasilitas desa punya internet karena 289 76,7
menambah pengetahuan
4. Akan menggunakan fasilitas desa punya internet karena internet 66 17,5
dapat dijadikan sebagai alat komunikasi
Jumlah : 377 100

Sumber : Hasil Penelitian 2012

141
Tanggapan Masyarakat Penerima Fasilitas USO Program Desa Punya Internet
C. Suprapti Dwi Takariani

Dari 390 responden yang terpilih maka mereka tidak perlu jauh-jauh
dalam penelitian ini, ternyata hanya 377 lagi mencari tempat untuk mengakses
responden yang memberikan tanggapan internet. Namun banyak kendala yang
yang positif terhadap internet desa yang dihadapi berkaitan dengan internet
merupakan fasilitas USO Program Desa desa dan para pengelolanya sampai
Punya Internet (Desa Pinter). Tanggapan saat ini belum bisa mengatasi
positif tersebut diwujudkan dalam bentuk permasalahan tersebut”.
penerimaan responden terhadap internet
desa, rinciannya seperti tertera pada tabel Dari hasil wawancara di atas dapat
11 di atas. diketahui bahwa antusias masyarakat yang
Tanggapan yang positif dari bagian cenderung cukup besar dalam menerima
afektif ini juga dikuatkan dengan kehadiran internet desa, perlu diimbangi
beberapa tokoh masyarakat dan dengan keseriusan dari pemerintah untuk
pengelola internet desa yakni dengan meraih tujuan awal dari fasilitas USO
antusiasnya masyarakat terhadap fasilitas khususnya Program Desa Punya Internet
yang diberikan di desa mereka, namun (Desa Pinter) yakni agar masyarakat di
karena beberapa kendala yang dihadapi seluruh Indonesia bisa mengakses informasi
seperti infrastruktur yang kurang berfungsi melalui internet.
dengan baik, membuat antusias Pada bagian afektifitas juga ditandai
masyarakat meluntur. Seperti dikatakan dengan bagaimana penilaian masyarakat
oleh Sekretaris Desa Darmacaang terhadap sesuatu. Dalam penelitian ini
Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis bagaimana penilaian responden terhadap
bapak Cukup Widodo : internet desa yang merupakan fasilitas
“Memang masyarakat Desa USO Program Desa Punya Internet (Desa
Darmacaang tidak semuanya antusias Pinter). Penilaian responden meliputi kondisi
menyambut fasilitas USO program infrastruktur fasilitas USO Program Desa
desa pinter/internet desa tersebut, Punya Internet (Desa Pinter), lokasi internet
namun saat ini masyarakat yang sudah desa, jumlah perangkat kerasnya.
mengetahui internet sangat antusias Data mengenai penilaian responden
terhadap fasilitas tersebut, meskipun mengenai kondisi infrastruktur fasilitas USO
diantara mereka belum semuanya Program Desa Punya Internet (Desa Pinter)
mengetahui cara mengoperasikannya. tercantum pada tabel 12.
Dengan masuknya internet di desa ini

142
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Tabel 12
Penilaian Responden Mengenai Kondisi Infrastruktur Fasilitas USO Program Desa Pinter

No Uraian F
1. Personal Computer (PC) bisa digunakan 39
2. Personal Computer (PC) tidak bisa digunakan 301
3. Internet bisa digunakan tapi hanya sebentar 8
4. Internet tidak bisa digunakan 372
5. Printer bisa digunakan 2
6. Printer tidak bisa digunakan 310
7. Tidak tahu 138

Sumber : Hasil Penelitian 2012 (jawaban lebih dari satu)

Berdasarkan penilaian responden, Sementara itu Sekdes Desa


infrastruktur fasilitas USO Program Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng
Punya Internet (Desa Pinter) ternyata Kabupaten Ciamis mengatakan :
banyak yang rusak atau tidak bisa “Bantuan dari Kemenkominfo berupa
digunakan. Bahkan jaringan internet yang perangkat komputer dan jaringan
dimaksudkan untuk memudahkan internet. Adapun perangkat
masyarakat mengakses internet ternyata komputernya masih bisa digunakan
banyak yang tidak berfungsi. Aparat desa namun jaringan internetnya hanya
sebagai pengelola internet desa bukannya menyala selama 6 hari. Baru satu
tidak melakukan upaya, berbagai upaya orang perangkat desa yang mencoba
telah dilakukan termasuk menghubungi menggunakan internet”.
pihak ketiga namun hasilnya kurang
memuaskan. Hingga penelitian ini dilakukan Dari hasil wawancara tersebut dapat
mereka tidak bisa mengakses internet. disimpulkan bahwa internet desa yang
Untuk perangkat kerasnya ada beberapa merupakan fasilitas USO Program Desa
desa yang telah rusak namun ada pula Punya Internet (Desa Pinter) ternyata belum
yang masih bisa digunakan. Seperti hasil mampu memberikan kemudahan bagi
wawancara berikut ini : masyarakat di desa terpencil untuk bisa
Hasil wawancara dengan bapak mengakses informasi melalui internet,
Sukur, tokoh masyarakat Desa Wanawali karena ternyata semua jaringan
Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta, internetnya tidak berfungsi atau tidak bisa
“Pemerintah perlu menghidupkan digunakan bahkan di beberapa desa
kembali jaringan internet di Desa perangkat kerasnya juga tidak bisa
Wanawali, karena internet di desa ini digunakan karena rusak. Bisa dikatakan
hanya aktif sekitar 4 bulan saja, tujuan pemerintah agar masyarakat sampai
sehingga masyarakat desa belum ke perdesaan bisa mengakses internet
sempat menggunakan internet khususnya di Jawa Barat belum sepenuhnya
tersebut”. berhasil dengan baik.

143
Tanggapan Masyarakat Penerima Fasilitas USO Program Desa Punya Internet
C. Suprapti Dwi Takariani

Tabel 13
Penilaian Responden Mengenai Lokasi Desa Pinter

No Uraian F %
1. Cukup strategis dan mudah dijangkau 189 48,5
2. Kurang strategis 191 48,9
3. Tidak strategis 10 2,6
Jumlah 390 100

Sumber : Hasil Penelitian 2012

Penilaian responden mengenai lokasi tersebut.


desa pinter, rinciannya seperti terlihat Selanjutnya adalah bagaimana
pada tabel 13. Berdasarkan hasil penilaian responden mengnenai jumlah
penelitian, responden yang menjawab perangkat komputer fasilitas USO Program
cukup strategis dan mudah dijangkau Desa Punya Internet (Desa Pinter).
dengan yang menjawab kurang strategis Sebagian besar responden mengaku tidak
tampaknya hampir berimbang. mengetahui atau tidak memberikan
Berdasarkan hasil observasi, penempatan penilaian mengenai jumlah komputer
lokasi internet desa berbeda-beda, ada fasilitas tersebut apakah sudah cukup
yang ditempatkan di kantor desa, ada memadai atau belum. Responden yang
yang di tempatkan di rumah tokoh menjawab tidak mengetahui tersebut
masyarakat, ada yang ditempatkan di tampaknya adalah responden yang belum
rumah kepala desa. Oleh karena itulah pernah sama sekali melihat perangkat
jawaban responden berbeda-beda komputer yang merupakan fasilitas USO
tergantung dari kedekatan tampat tinggal Program Desa Punya Internet (Desa Pinter).
responden dengan letak internet desa Rincian datanya terlihat pada tabel 14.

Tabel 14
Penilaian Responden mengenai Jumlah Perangkat Komputer Fasilitas USO Program Desa Pinter

No Uraian F %
1. Sudah cukup, karena yg menggunakan sedikit 38 9,7
2. Kurang memadai, perangkat komputer ditambah 58 14,9
3. Sama sekali tidak memadai 97 24,9
4. Tidak tahu 197 50,5
Jumlah 390 100

Sumber : Hasil Penelitian 2012

Penilaian responden mengenai jumlah tergantung dari bagaimana mereka


perangkat komputer apakah sudah cukup memandang kebutuhan dari masyarakat di
memadai atau belum untuk desa mereka desa tersebut. Jika masyarakat di desa

144
Prosiding No. 1 Tahun 2012

yang mendapat fasilitas tersebut antusias atas bahwa konasi yaitu respon yang
terhadap adanya fasilitas tersebut maka berhubungan dengan perilaku nyata yang
mereka akan menilai bahwa perangkat meliputi tindakan dan perbuatan. Selain itu,
komputer yang diberikan kurang memadai David Aaker, menjelaskan bahwa aspek
karena tidak sesuai dengan keinginan dari respon yang sangat real adalah
masyarakat yang akan memanfaatkan perilaku.Dan yang paling menentukan
komputer dengan jaringan internetnya. tingkah laku adalah adanya pengetahuan
Namun bagi desa yang masyarakatnya dan sikap yang sebelumnya telah dimiliki
kurang antusias (disebabkan berbagai hal) oleh individu ketika dirinya menghadapi
maka mereka akan menilai bahwa objek respon.
perangkat komputer yang merupakan Dalam penelitian ini perilaku
fasilitas USO tersebut sudah cukup diperlihatkan dengan bagaimana
memadai toh masyarakat yang ingin responden memanfaatkan internet desa
menggunakan hanya sedikit, jadi jumlah yang merupakan fasilitas USO Program
perangkat tersebut tentunya sudah cukup Desa Punya Internet (Desa Pinter) tersebut.
memadai.

Pemanfaatan Fasilitas Universal Service


Obligation (USO) Program Desa Punya
Internet (Desa Pinter) oleh Masyarakat
Bagian ketiga dari teori Respon
adalah konasi. Seperti telah disebutkan di

Tabel 15
Pemanfaatan Internet Desa Oleh Responden

No Uraian F %
1. Memanfaatkan 10 2,6
2. Kadang-kadang saja, jika hanya membutuhkan 42 10,8
3. Tidak Memanfaatkan 338 86,6
Jumlah : 390 100

Sumber : Hasil Penelitian 2012

Hasil penelitian memperlihatkan beserta jaringan internet yang merupakan


bahwa responden yang memanfaatkan fasilitas USO tersebut banyak yang tidak
internet desa ternyata hanya sedikit bisa digunakan bahkan jaringan
dibandingkan dengan yang tidak internetnya sejak pertama kali
memanfaatkan. Sebenarnya respon atau pemasangan hingga pada saat dilakukan
tanggapan dari responden cukup baik penelitian tidak berfungsi, sehingga
(positif) namun karena perangkat komputer masyarakat tidak bisa memanfaatkannya.

145
Tanggapan Masyarakat Penerima Fasilitas USO Program Desa Punya Internet
C. Suprapti Dwi Takariani

Memang ada satu dua desa yang jaringan yang tidak bisa dimanfaatkan oleh
internetnya berfungsi, namun itu juga hanya masyarakat.
bertahan beberapa bulan saja bahkan Beberapa responden yang sempat
perangkat komputernya akhirnya juga menggunakan atau memanfaatkan internet
rusak.Pemerintah tampaknya belum desa, sebelum akhirnya perangkat rusak
mengantisipasi kendala-kendala yang atau tidak bisa digunakan dan internetnya
mungkin terjadi berkaitan dengan masalah tidak berfungsi, memberikan beberapa
teknis tersebut. Pada akhirnya perangkat alasan, datanya seperti tertera pada tabel
komputer tersebut hanya sebatas hiasan 16.

Tabel 16
Alasan Responden Memanfaatkan dan kadang-kadang memanfaatkan Internet Desa

No Uraian F %
1. Lokasi warnet jauh dari tempat tinggal 12 23,1
2. Tidak mempunyai alat untuk mengakses internet di 5 9,6
rumah
3. Biaya akses internet fasilitas desa pinter murah 26 50
4. Ada yang membimbing di lokasi fasilitas desa pinter 3 5,8
5. Lokasinya dekat dengan rumah 6 11,5
Jumlah : 52 100

Sumber : Hasil Penelitian 2012

Alasan terbanyak mereka yang Sementara itu lokasi warnet yang


pernah memanfaatkan internet desa merupakan tempat untuk mengakses
tersebut adalah karena biaya akses internet, ternyata letaknya cukup jauh dari
internet dari fasilitas tersebut relatif desa mereka, ini merupakan alasan
murah.Penarikan biaya untuk mengakses terbanyak kedua bagi responden yang
internet pada internet desa dimaksudkan memanfaatkan internet desa.Sampai saat
untuk memelihara jika perangkat komputer ini memang belum banyak warnet-warnet
atau jaringan internet bermasalah, namun yang beroperasi di desa-desa terpencil,
ternyata hal tersebut belum membantu karena secara ekonomi pemilik warnet
untuk memelihara peralatan tersebut jika harus mencari lokasi yang strategis dan
terjadi kerusakan karena memang orientasi mereka memang sejak dari awal
pengguna internet desa ternyata tidak adalah untuk bisnis.
sebanding dengan biaya perawatan Dari hasil penelitian terungkap
peralatan tersebut jika mengalami beberapa alasan responden yang tidak
kerusakan. memanfaatkan internet desa.Datanya
tertera pada tabel 17.

146
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Tabel 17
Alasan Responden Tidak Memanfaatkan Internet Desa

No Uraian F
1. Belum bisa menggunakan internet 47
2. Internet desa pinter mati/tidak bisa digunakan 233
3. Perangkat komputer terbatas jumlahnya 4
4. Tidak ada pendamping ketika menggunakan internet 5
5. Biasa mengakses internet melalui HP 14
6. Tidak tahu ada fasilitas desa pinter 210

Sumber : Hasil Penelitian 2012 (Jawaban lebih dari satu)

Sebagian besar responden Internet bisa diibaratkan sebagai


menyatakan bahwa alasan mereka tidak sistem jalan raya dengan transportasi
memanfaatkan internet desa adalah berkecapatan tinggi yang memperpendek
karena internet mati atau tidak bisa waktu perjalanan seseorang. Bisa juga
digunakan. Sebenarnya sungguh diibaratkan sebagai sebuah perpustakaan
disayangkan karena tujuan awal dari yang dapat dikunjungi setiap saat, dengan
fasilitas USO program desa pinter adalah kelengkapan buku, sumber informasi, dan
agar masyarakat di daerah perdesaan kemungkinan penelusuran informasi yang
atau wilayah yang tidak terjangkau tak terbatas. (LaQuay,1997). Itulah
fasilitas internet komersial bisa “melek” internet, begitu banyak hal bisa kita temui
internet dan bisa mengakses internet. di internet. Sehingga sangat disayangkan
Dengan demikian mereka akan mendapat jika fasilitas tersebut ternyata tidak bisa
pengetahuan dan informasi-informasi yang digunakan. Bagi beberapa responden
mereka butuhkan. Masuknya internet desa mungkin bisa mengakses internet melalui
juga diharapkan akan membuka peluang alat-alat komunikasi seperti HP, namun
bagi masyarakat yang selama terisolasi belum semua masyarakat di daerah
bisa mengetahui dunia luar melalui internet. perdesaan yang bisa memiliki alat tersebut
Media internet selain sebagai media yang untuk mengakses internet. Memang
bisa memberikan informasi, juga masyarakat perdesaan saat ini juga tidak
merupakan media untuk berkomunikasi. asing lagi dengan HP namun kebanyakan
Dengan berkomunikasi dengan dunia mereka menggunakannya hanya untuk
luar maka masyarakat perdesaan bisa berkomunikasi saja.
mengetahui apa yang sedang terjadi di
luar daerah mereka. Ini berarti membuka
peluang bagi mereka untuk bisa
mengembangkan potensi mereka dan
potensi yang ada di desa mereka, yang
selama ini belum diketahui orang lain pada
akhirnya akan dikenal orang lain.

147
Tanggapan Masyarakat Penerima Fasilitas USO Program Desa Punya Internet
C. Suprapti Dwi Takariani

PENUTUP yang minim.


Pemanfaatan internet desa yang
Simpulan merupakan fasilitas USO Program Desa
Pengetahuan responden mengenai Punya Internet masih kurang, pada bagian
fasilitas USO Program Desa Punya Internet ini terlihat tanggapan masyarakat yang
(Desa Pinter) pemberian perangkat negatif, hal ini dibuktikan dengan
kerasnya beserta jaringan internet masih banyaknya responden yang tidak
kurang, hal tersebut dibuktikan dengan memanfaatkan internet desa meskipun
masih banyaknya responden yang belum perilaku responden tidak memanfaatkan
mengetahui apa itu fasilitas USO Program internet desa karena beberapa kendala.
Desa Punya Internet (Desa Pinter) dan
pemberian fasilitas tersebut pada desa di Saran-saran
mana responden tinggal. Pada tahap ini 1. Perlunya pemerintah dalam hal ini
bisa dikatakan bahwa tanggapan atau Kementerian Kominfo mengontrol dan
respon masyarakat masih kurang, mengawasi pemberian infrastruktur
disebabkan beberapa hal seperti Fasilitas USO Program Desa Punya
sosialisasi mengenai fasilitas USO Program Internet (Desa Pinter) baik dari sisi
Desa Punya Internet (Desa Pinter) yang hardware, software, dan humanwarenya,
masih belum dilakukan secara maksimal terutama di wilayah Jawa Barat
sehingga informasi mengenai fasilitas karena ternyata fasilitas internet yang
tersebut belum sepenuhnya sampai ke diberikan banyak yang tidak bisa
seluruh masyarakat. digunakan atau tidak berfungsi,
Masyarakat menerima kehadiran kendala tersebut menyebabkan
internet desa yang merupakan fasilitas masyarakat tidak bisa mengakses
USO Program Desa Punya Internet (Desa internet sehingga tujuan pemerintah
Pinter), hal ini dibuktikan dengan perasaan untuk menjadikan masyarakat di
senang dan penerimaan responden perdesaan tersambung dengan
terhadap internet desa yang merupakan jaringan internet tidak tercapai.
fasilitas USO Program Desa Punya Internet 2. Pemerintah hendaknya selalu
(Desa Pinter).Pada tahap ini tanggapan memonitor program tersebut, agar jika
masyarakat cukup positif. Sebenarnya terjadi problem berkaitan dengan
responden sudah mengenal internet bahkan infrastruktur maupun jaringan
sudah banyak yang mengakses internet internetnya bisa segera diatasi dan
melalui HP, namun mereka belum fasilitas tersebut bisa segera
memanfaatkan internet desa (fasilitas USO dimanfaatkan oleh masyarakat.
Program Desa Punya Internet/Desa Pinter), 3. Selain itu pemerintah hendaknya juga
karena beberapa kendala yang ada menyiapkan sumber daya manusia
seperti internet tidak berfungsi, perangkat yang nantinya mampu memberikan
komputernya rusak, penempatan internet sosialisasi ke masyarakat yang akan
yang kurang strategis, serta sosialisasi menerima program tersebut, agar
pada saat program

148
Prosiding No. 1 Tahun 2012

digulirkanmasyarakat sudah Effendy, Onong Uchjana. (1989), Dimensi-


mengetahui dan siap menggunakan Dimensi Komunikasi.Bandung:Alumni
fasilitas yang diberikan oleh -----------------------------.2003.Ilmu
pemerintah. Komunikasi, Teori dan Praktek.
4. Perlunya pemberian semacam Bandung, PT Remadja Rosdakarya
pelatihan terlebih dahulu pada
beberapa masyarakat di daerah yang Kementerian Komunikasi dan Informatika.
akan menerima fasilitas tersebut, (2008). Peraturan Menteri Komunikasi
mengingat belum banyak masyarakat dan Informatika
yang tinggal di perdesaan mengetahui No:32/PER/M.KOMINFO/10/2008
mengenai cara-cara mengoperasikan Tentang Kewajiban Pelayanan
perangkat komputer dan internet, Universal Telekomunikasi .Jakarta:
sehingga nantinya mereka bisa Kementerian Komunikasi dan
menularkan hasil pelatihannya tersebut Informatika.2008.
pada masyarakat di desanya.
Kotler, Philip, (1992), Dasar-Dasar
Pemasaran, Terjemahan Teguh dan
Rusli, Jakarta:PT Prenhallindo.
DAFTAR PUSTAKA
LaQuey, Tracy. (1997). Sahabat Internet
Buku : Pedoman Bagi Pemula Untuk
Ayu Retno, Dyah. W dan Sarah Memasuki Jaringan Global.
R.Tambunan. (2011). Duniakau, Dunia Bandung :Penerbit ITB.
Facebook (Kajian terhadap Remaja
Facebooker) dalam : Junaedi, Fajar. Rakhmat, Jalaludin. (2007). Metode
Komunikasi 2.0 Teoritisasi dan Penelitian Komunikasi.Bandung : PT
Implikasi.Jogyakarta : Mata Padi Remaja Rosdakarya.
Pressindo.
Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Singarimbun, Masri dan Sofyan, Effendy.
Perangkat Pos dan Informatika (1989). Metode Penelitian Survey.
Kementerian Komunikasi dan Jakarta : LP3ES.
Informatika.(2010). Desa Pinter
(Punya Internet). Data Statistik Bidang Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pos dan Telekomunikasi Semester Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
II.Hal. 244. Bandung, Alfabeta.

Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika.


(2011), Desa Pinter. Dinamika Data Internet :
Aplikasi.Hal. 25 Wibowo, Arif, (2008). Kajian Tentang
Perilaku Pengguna Sistem Informasi
dengan Pendekatan Technologi

149
Tanggapan Masyarakat Penerima Fasilitas USO Program Desa Punya Internet
C. Suprapti Dwi Takariani

Acceptance Model. diakses .............................Pembangunan Perdesaan,


<http://peneliti.budiluhur.ac.id/wp- diakses melalui
content/uploads/2008/02/arif+wib <www.bappenas.go.id/get-file-
owo.pdf. pada tanggal7 Januari server/node/6141> pada tanggal 7
2012 Januari 2012

Azmi. (2010). Pengukuran Penerimaan dan ………………. (2012). Sukses dengan


Pemanfaatan USO pada Desa Desa Berdering Telkomsel Kembangkan
Berdering di Indonesia dengan Desa Pinter. Diakses melalui
Menggunakan Unified Theory of http://www.republika.co.id/berita/tr
Acceptance and Use of Technology endtek/telekomunikasi, pada tanggal
diakses melalui 27 Maret 2012
http://rizazmi.wordpress.com/2010/
10/22/173/pengukuran dan Sejarah dan Perkembangan HP. Diakses
penerimaan pada tanggal 10 melalui
Januari 2012. http://mazipanneh.wordpress.com/2
012/01/04/sejarah-dan-
Prianova, Indra Pratama.(2010).Strategi perkembangan-handphone-dari-
Implementasi. diakses melalui masa-ke-masa/.Pada tanggal 6
<www.lontar.ui.ac.id/file? Agustus 2012.
file=digital/131668- +
%2027605...pdf>pada tangaal 10 …………………..repository.usu.ac.id/bitstr
Januari 2012 eam/123456789/25410/……/chapter
%2011.pdf
………….Program USO Telekomunikasi di
Indonesia, diakses melalui Mulyana. (2009). Teori Difusi Inovasi.
<http://bambangpurnomohp.wordpr diakses melalui
ess.com/2010/10/program-USO- http://wsmulyana.wordpress.com/20
telekomunikasi-di-indonesia.html 09/01/25/teori-difusi-inovasi

Ceritarara. (2012). Negara dengan Jumlah ………………………Respon Masyarakat


Pengguna Internet Terbesar (Internet Terhadap Madrasah diakses melalui
Word Stats), diakses melalui http://bz69elzam.wordpress.com/20
(http://ceritarara.wordpress.com/20 10/09/respon-masyarakat-
12/02/08/negara-dengan-jumlah- terhadap-madrasah.html pada
pengguna-internet-terbesar-internet- tanggal 23 Juli 2012.
world-stats/) pada tanggal 1
September 2012.

150
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Majalah :
Satriya, Eddy. (2004). USO Telekomunikasi. Surat kabar :
Majalah Bisnis Komputer No.03 Edisi Fenomena, Kekerabatan Baru Itu Facebook,
Maret 2004 hal. 7 SKH Kompas, Minggu, 15 Maret
2009, hal. 18.

151
Tanggapan Masyarakat Penerima Fasilitas USO Program Desa Punya Internet
C. Suprapti Dwi Takariani

152
ANALISA KESADARAN UPAYA PENERAPAN KOMPUTASI HIJAU
DI LINGKUNGAN KERJA PERGURUAN TINGGI
(Studi Kasus di 6 Perguruan Tinggi di Jawa Barat)

Badar Agung Nugroho


Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Bandung (BPPKI Bandung)
Jl. Pajajaran No. 88 – Bandung - 40173, Fax. (022) 6021740
Email : agung.badar@gmail.com

Abstrak

Purpose of this qualitative research is to identify how some universities in West Java make some
approaches to adopt the green computing effort within their environment. The research carried out by
using focus group discussion approach with universities responsible persons or managers of information
and communication technology (ICT) infrastructure. Brief observation was also done to see the current
and real implementation about green computing. There are several factors which affect and become
consideration for the implementation of green computing in every universities such as the influence of
decision makers about ICT infrastructure, current regulation, university service performance, and also
the need of education. From this research, it is expected to be an input for Ministry of Communication
and Information Technology to provide appropriate action to promote eco friendly computing effort
especially in universities.

Keywords : green computing effort, ICT infrastructure, ICT service performance, awareness, efficiency,
university.

Abstrak

Tujuan dari penelitian kualitatif ini untuk mengkaji bagaimana beberapa perguruan tinggi di Jawa
Barat mengadopsi upaya komputasi hijau di lingkungannya. Penelitian dilaksanakan dengan
pendekatan penggalian informasi melalui diskusi kelompok terarah dengan para penanggung jawab /
pengelola infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Observasi singkat di lingkungan
kerja juga dilakukan untuk melihat bagaimana penerapan riil dari komputasi hijau yang sedang
dilaksanakan. Diketahui terdapat beberapa faktor yang berpengaruh dan menjadi pertimbangan pada
pelaksanaan upaya komputasi hijau di setiap perguruan tinggi seperti besarnya pengaruh para
pengambil keputusan tentang infrastruktur TIK, kebijakan yang ada, performansi layanan, dan juga
kebutuhan akan edukasi. Dari penelitian ini, diharapkan menjadi input bagi Kementerian Komunikasi
dan Informatika agar memberikan langkah yang tepat untuk mensosialisasikan upaya komputasi yang
ramah lingkungan khususnya di lingkungan perguruan tinggi .

Kata Kunci: upaya komputasi hijau, infrastruktur TIK, kinerja layanan TIK, kesadaran, efisiensi, universitas.

153
Analisa Kesadaran Upaya Komputasi Hijau di Lingkungan Kerja Perguruan Tinggi
Badar Agung Nugroho

PENDAHULUAN energi komputer, hanya 15% dari energi


tersebut digunakan untuk proses komputasi,
Secara umum, konsep kegiatan sisanya terkonsumsi pada keadaan idle.
ramah lingkungan dalam kegiatan sehari- Karena itulah, energi yang terselamatkan
hari dikenal dengan kampanye Go dari perangkat keras komputer dan proses
Green / Green Life menjadi salah satu komputasi setara dengan berton-ton emisi
bentuk perwujudan kesadaran dari setiap karbon yang terselamatkan setiap
elemen masyarakat untuk lebih peduli tahunnya (Parichay Chakraborty et al.,
terhadap lingkungannya. Pada dunia 2009).
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Kebijakan menyeluruh tentang
dikenal istilah green computing (komputasi komputasi hijau di Indonesia masih belum
hijau) yang merupakan langkah untuk lebih terdengar gaungnya. Padahal apabila
sadar akan dampak lingkungan yang ditilik dari jumlah penduduk Indonesia yang
disebabkan oleh produksi sampai dengan sangat besar serta peningkatan pengguna
pemanfaatan (penggunaan) perangkat TIK. dan kepemilikan perangkat TIK, dapat
Secara historis, konsep komputasi hijau berarti semakin besar pula kebutuhan daya
sudah dikenalkan oleh U.S. Environmental yang diperlukan untuk menggunakan
Protection Agency (EPA) pada tahun 1992 perangkat tersebut. Keterkaitan antara
dengan program Energy Star untuk perkembangan internet serta bisnis yang
mempromosikan dan menghargai ada di dalamnya dan infrastruktur yang
penerapan efisiensi energi pada monitor, dibutuhkan dengan peningkatan energi
perangkat pengontrol iklim, dan teknologi yang dibutuhkan sangatlah berkaitan erat,
lainnya. Sampai saat ini, Energy Star dan dengan semakin meningkatnya kebutuhan
program-program lainnya yang serupa energi pada perkembangan data center
telah membentuk standar sendiri akan akan meningkatkan biaya untuk TIK, dan
perangkat-perangkat elektronik yang menyebabkan dampak negatif terhadap
ramah lingkungan. lingkungan yang disebabkan oleh faktor
Dilain hal, banyak masyarakat yang TIK (Robert R. Harmon et al., 2009).
kurang memperhatikan dampak terhadap Dikarenakan adanya dampak terhadap
lingkungan ketika membeli komputer, pada lingkungan inilah dibutuhkan kesadaran
umumnya hal yang menjadi pertimbangan ataupun inisiatif dari seluruh elemen
adalah kecepatan dan harga. khususnya para pengguna perangkat TIK
Sebagaimana abad 21 merupakan era agar lebih bijak dalam memanfaatkannya.
ramainya komputer, gizmos dan barang-
barang elektronik, permasalahan energi
dapat menjadi hal yang serius. Jika kita Green Computing
berpikir komputer tidak menghasilkan Green computing (komputasi hijau)
polusi dan membutuhkan energi yang sering juga dikenal dengan sebutan lain
sedikit kita perlu berpikir ulang. seperti green ICT, green IT yaitu
Diperkirakan secara global lebih dari 250 merupakan hal yang mengacu pada
juta dollar dikeluarkan untuk konsumsi sekumpulan dari teknologi informasi dan

154
Prosiding No. 1 Tahun 2012

komunikasi (TIK) yang ramah lingkungan - Satu komputer yang dibiarkan


yang membantu individu dan organisasi menyala 24 jam sehari membutuhkan
memelihara energi dan mengurangi biaya antara 115 sampai 160 dolar
dampak yang merugikan bagi lingkungan. biaya energi per tahunnya selain juga
Selain itu, green computing juga membentuk 1500 pound CO2 di
merupakan usaha bagaimana atmosfir.
memanfaatkan TIK dengan cara yang · Sebuah pohon akan menyerap 3-15
ramah lingkungan (Ryoo et al., 2011). Hal pound CO2 per tahun. Hal ini berarti
lain yang dapat dicapai dari implementasi dibutuhkan sampai 500 pohon untuk
komputasi hijau adalah viabilitas ekonomi menyerap emisi CO2 per tahun dari
serta meningkatkan performa sistem dan satu komputer yang menyala
penggunaan sementara memenuhi sepanjang hari.
tanggung jawab dan etika sosial (Sheikh et
al., 2010). Dari fakta tersebut, terlihat bahwa
Terdapat beberapa pendekatan sangat diperlukannya kesadaran bagi
komputasi hijau yang dapat diterapkan, para pengguna TIK untuk menggunakan
seperti pada pendekatan holistik yang perangkatnya secara bijak. Bahkan
dikemukakan San Murugesan, dimana dampak yang akan terasa dalam bentuk
komputasi hijau meliputi empat pendekatan kerusakan lingkungan juga bisa disebabkan
seperti: green use (reduksi energi), green oleh pola penggunaan yang kurang bijak.
disposal (reduksi limbah perangkat), green
design (desain perangkat / komponen /
infrastruktur hemat energi), green
manufacturing (minimalisasi dampak METODOLOGI PENELITIAN
pembuatan perangkat elektronik terhadap
lingkungan). Penelitian dilaksanakan dengan
Pentingnya komputasi hijau seperti melakukan diskusi kelompok terarah
yang diungkapkan pada artikel Navdeep dengan informan kunci para pengelola
Kochhar tentang beberapa fakta menarik infrastruktur TIK pada 6 perguruan tinggi
bagaimana komputer berpengaruh di Jawa Barat. Adapun ke-6 perguruan
terhadap lingkungan beberapa tinggi yang menjadi objek penelitian
diantaranya adalah: tersebut adalah: Institut Teknologi Bandung,
· Rata-rata sebuah komputer desktop Universitas Padjadjaran Bandung, Institut
membutuhkan 85 watt dalam Pertanian Bogor, Universitas Ibn Khaldun
keadaan idle meskipun layar monitor Bogor, Akademi Manajemen Informatika
tidak menyala. Jika komputer dan Komputer Garut dan Universitas Garut.
tersebut idle dalam waktu hanya 40 Pertimbangan dari pemilihan informan kunci
jam disamping 168 jam penuh dalam yang merupakan para pengelola
seminggu, lebih dari 40 dolar biaya infrastruktur TIK adalah didasari dengan
untuk energi yang dapat alasan bahwa para pengelola TIK adalah
diselamatkan setiap tahunnya. bagian yang paling mengetahui

155
Analisa Kesadaran Upaya Komputasi Hijau di Lingkungan Kerja Perguruan Tinggi
Badar Agung Nugroho

bagaimana seluk-beluk dari penerapan lingkungannya. Dengan mengutip artikel


infrastruktur, kebijakan serta hal-hal lain di dari San Murugesan (2011)
dalamnya terkait dengan bidang TIK di "As we see it, the key to enterprise
setiap perguruan tinggi. Adapun pemilihan greening IT success is creating
perguruan tinggi yang menjadi objek environmental (green) awareness
penelitian tersebut diharapkan merupakan among employees, making right
perguruan tinggi yang dapat menjadi decisions, leveraging leading-edge
representasi dari perguruan tinggi lainnya technologies and sustainable practices
dari masing-masing lokasi tempat to help the company achieve its green
perguruan tinggi tersebut (Kota Bandung, goals without impacting on
Kota Bogor dan Kabupaten Garut). performance."

Maka, diambil empat bentuk dari


Instrumen Diskusi Kelompok Terarah instrumen kesadaran yaitu pengetahuan
Secara garis besar dalam penelitian (knowledge) dari sisi perguruan tinggi
ini mengambil satu instrumen utama yang tentang komputasi hijau, infrastruktur dan
ingin diketahui dalam upaya komputasi kebijakan serta praktek (perilaku / habit)
hijau yang sedang berjalan dan yang akan dari pegawai di perguruan tinggi yang
direncanakan di masing-masing perguruan mendukung upaya komputasi hijau.
tinggi yaitu: kesadaran. Bisa dikatakan Melengkapi hal tersebut, ditambahkan satu
bahwa kesadaran merupakan salah satu instrumen lain yaitu faktor lain yang
hal mendasar dalam implementasi mungkin menjadi pertimbangan dari
komputasi hijau. Seperti yang diungkapkan pelaksanaan upaya green ICT selain dari
Gheewala et al., (2011) : keempat instrumen sebelumnya. Hal lain
"With the increase in awareness of yang ingin dikaji dari penelitian ini adalah
global warming, individuals and kendala yang mungkin ditemukan dan
organizations have started taking steps menjadi penghambat upaya komputasi
towards greening the environment. hijau di masing-masing perguruan tinggi.
Several standardization bodies like The
Global ICT Standardization Forum for
India (GISFI), the European
Telecommunication Stan-dardization
Institute (ETSI) etc. lead the greening
of ICT."

Dari instrumen kesadaran ini ingin


diungkap hal-hal yang berkaitan dengan
bagaimana bentuk kesadaran dari setiap
perguruan tinggi serta sumber daya
manusia di dalamnya (pegawai) untuk
mengupayakan komputasi hijau di

156
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Gambar 1
Ilustrasi instrumen diskusi kelompok terarah

Instrumen Observasi center). Pertimbangan dari observasi pusat


Dalam kegiatan observasi terdapat data adalah karena pusat data
beberapa instrumen penelitian baik teknis mengkonsumsi daya hampir 10-30 kali
maupun non-teknis yang menjadi setiap kaki persegi lebih banyak daripada
pertimbangan untuk pengamatan ruang kerja (Caldow, 2008), dan juga
implemetasi komputasi hijau secara riil di semakin tinggi dan meningkatnya konsumsi
lingkungan perguruan tinggi tersebut. energi membuat pusat data menjadi
Instrumen pertama yang dilihat adalah sumber dari gas rumah kaca (Robert R.
infrastruktur dan lingkungan kerja di Harmon et al., 2009). Dari instrumen ini
perguruan tinggi yang dapat mencakup terdapat beberapa hal yang dapat
lingkungan kerja para pegawai serta terlihat menjadi indikator antara lain:
laboratorium praktikum mahasiswa. Dari seberapa besar penghematan pusat data
instrumen ini terdapat beberapa hal yang dalam hal ini termasuk implementasi
dapat terlihat menjadi indikator antara virtualisasi server dilakukan untuk
lain: bagaimana para pegawai serta komputasi hijau, manajemen daya pusat
mahasiswa yang berperan sebagai data, perencanaan tata letak pusat data,
pengguna perangkat TIK memanfaatkan bagaimana kondisi infrastuktur dan
perangkat yang ada, kondisi lingkungan lingkungan pusat data apakah mendukung
kerja, manajemen daya serta perangkat komputasi hijau ataukah tidak.
yang digunakan apakah dari hal-hal
tersebut dapat mendukung upaya
komputasi hijau ataukah tidak.
Instrumen selanjutnya adalah
lingkungan infrastruktur pusat data (data

157
Analisa Kesadaran Upaya Komputasi Hijau di Lingkungan Kerja Perguruan Tinggi
Badar Agung Nugroho

HASIL DAN PEMBAHASAN para pengelola TIK bisa dikatakan sudah


mengenal bentuk efisiensi yang perlu
Komputasi Hijau yang Belum Menjadi diterapkan untuk upaya komputasi hijau.
Tujuan Banyak upaya yang telah diterapkan di
Dari keseluruhan pelaksanaan diskusi, perguruan tinggi untuk mendukung konsep
didapatkan data dan fakta bahwa upaya komputasi hijau. Efisiensi daya, efisiensi
pelaksanaan komputasi hijau dari belanja, dan tata kelola yang ramah
keseluruhan perguruan tinggi didasari lingkungan menjadi bentuk nyata dari
dengan efisiensi. Komputasi hijau dari enam perguruan tinggi untuk menjalankan konsep
lingkungan perguruan tinggi belum menjadi komputasi hijau.
tujuan dari setiap perguruan tinggi. Belum Infrastruktur di perguruan tinggi
ada upaya untuk membentuk suatu memang belum sepenuhnya dapat
perguruan tinggi yang ramah lingkungan dikatakan “hijau” secara keseluruhan.
dari sektor TIK-nya secara eksplisit. Pemilihan perangkat yang kadang
Komputasi hijau juga belum menjadi salah berbenturan dengan faktor performa
satu penggerak dari program go green dapat dikatakan penyebab dari hal ini.
pada seluruh perguruan tinggi, sehingga Sebagai contoh banyak digunakannya
dapat dikatakan bahwa dari seluruh objek printer laser yang mungkin tidak disadari
penelitian belum ada kesadaran penuh atau adanya pertimbangan lain oleh para
untuk menjadi perguruan tinggi yang hijau pengelola TIK yang mana printer laser
dari sisi TIK-nya. tersebut mengkonsumsi daya 90% lebih
Telah tergambar adanya beberapa banyak daripada komputer ink-jet dan
faktor yang menjadi perhatian dalam masih mengkonsumsi 1/3 dayanya dalam
upaya penerapan komputasi hijau di keadaan idle (Sheikh et. al., 2010) dengan
lingkungan perguruan tinggi seperti desain alasan performa cetak printer laser yang
pengembangan infrastruktur TIK, tata lebih bagus. Masih banyaknya jumlah
kelola serta pengaruh dari para pengambil server menjadi penyebab dari banyaknya
keputusan. Secara umum ketiga hal tersebut daya yang dibutuhkan oleh perguruan
memiliki keterkaiktan satu sama lain dan tinggi tersebut. Virtualisasi bisa menjadi
memiliki faktor lain yang mempengaruhi. solusi dalam hal ini, akan tetapi
Efisiensi dari perguruan tinggi pada pertimbangan dari migrasi sistem lama
umumnya terletak pada efisiensi daya, menjadi virtual serta dibutuhkannya
belanja perangkat serta penggunaan perangkat baru yang dapat menangani
kertas. Lebih jauh lagi, bentuk dari setiap sistem virtual agar berjalan dengan baik
efisiensi tersebut kadang diterapkan di juga menjadi pertimbangan dari para
setiap perguruan tinggi dan ada juga pengelola TIK di sisi infrastruktur.
bentuk lainnya yang diterapkan di Kebijakan pada bidang TIK di
sebagian perguruan tinggi saja. perguruan tinggi merupakan kendala pada
Dari faktor pengetahuan, SDM di satu sisi. Banyaknya fakultas pada
lingkungan perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi ternyata berpengaruh
pada pengelolaan TIK. Walaupun

158
Prosiding No. 1 Tahun 2012

pengelolaan TIK pada objek penelitian ini green house gas (GHG). Sebagai respon
kebanyakan terpusat pada satu unit dari kesadaran ini, organisasi
pelaksana teknis (UPT) / pengelola akan menggunakan rumus ini: Pengurangan
tetapi pada implementasinya tidak konsumsi energi = pengurangan emisi GHG
semudah yang dibayangkan. Pelaksanaan = pengurangan biaya operasional untuk
pengelolaan pada banyak fakultas tidak pusat data dan bisnis.
jarang ditemui “special request” dari orang Dari observasi yang dilakukan
yang cukup berpengaruh pada fakultas terdapat bermacam-macam upaya yang
tersebut terkait infrastruktur TIK. Sehingga dilakukan perguruan tinggi sebagai upaya
dapat dikatakan walaupun kebijakan ada, penerapan komputasi hijau. Penggunaan
akan tetapi pada implementasinya monitor dengan konsumsi daya rendah
kebijakan tersebut masih berjalan dengan teknologi LCD dan LED menjadi
bertahap di lingkungan perguruan tinggi. upaya efisiensi daya yang dilakukan oleh
Habit di lingkungan perguruan tinggi kebanyakan perguruan tinggi. Untuk saat
dirasakan bukan menjadi faktor yang ini, penggunaan monitor dengan daya
menjadi kendala dalam penerapan yang rendah sudah sangat umum ditemui.
komputasi hijau. Dengan adanya Perlahan tapi pasti, keseluruhan perguruan
kesadaran baik dari para pegawai tinggi akan beralih pada jenis monitor ini
maupun mahasiswa untuk berupaya efisien yang menggantikan monitor tabung (CRT).
dan efektif dalam bekerja. Bisa dikatakan
bahwa habit dari para pengguna TIK di
lingkungan perguruan tinggi sudah menjadi
hal yang umum dilakukan dalam
kesehariannya. Bahkan, para pengelola TIK
di lingkungan perguruan tinggi merasakan
adanya relasi dari lingkungan edukasi
dengan tingkat kesadaran pengguna TIK,
dimana baiknya edukasi / wawasan juga
meningkatkan tingkat kesadaran pengguna
dalam bertindak yang lebih bijak.

B. Efisiensi Daya
Efisiensi daya adalah bentuk upaya
komputasi hijau yang diterapkan pada
sebagian besar perguruan tinggi. Efisiensi
daya seperti yang diungkapkan oleh Lewis
Curtis dalam artikelnya menyebutkan
bahwa organisasi menyadari bahwa
konsumsi energi secara signifikan
berkontribusi terhadap pembentukan emisi

159
Analisa Kesadaran Upaya Komputasi Hijau di Lingkungan Kerja Perguruan Tinggi
Badar Agung Nugroho

Gambar 2
Beralihnya ke monitor berdaya rendah

Bentuk efisiensi daya yang lain laptop sebagai konektivitas untuk


adalah penggunaan laptop sebagai media komunikasi data melalui internet maupun
kerja bagi para pegawai di perguruan intranet. Selain itu penggunaan all-in-one
tinggi. Penggunaan laptop juga dirasakan PC menjadi salah satu pilihan pada
akan mampu meningkatkan performa beberapa perguruan tinggi. Efisiensi daya
sekaligus mobilitas kerja para pegawainya. dan ruang (ringkas) menjadi pertimbangan
Penggunaan laptop sendiri juga para pengelola TIK untuk beralih ke all-in-
menyederhanakan tata letak infrastruktur one PC dari penggunaan desktop PC
lain seperti faktor pengkabelan (cabling) terutama pada beberapa lab komputer
dengan adanya wifi yang terdapat pada yang digunakan.

Gambar 3
Penggunaan all in one PC

Pada beberapa perguruan tinggi, Optimalisasi sirkulasi udara dapat


efisiensi daya dilakukan juga dengan dilakukan di ruangan kerja yang tidak
optimalisasi sirkulasi udara di ruangan dan begitu padat. Dengan ruangan yang lega
cahaya yang masuk ke dalam ruangan. dan tertata dengan baik akan dapat

160
Prosiding No. 1 Tahun 2012

meminimalisir penggunaan pendingin mematikan komputer ketika komputer


ruangan terlebih pada perguruan tinggi sudah digunakan, kebanyakan hal ini
yang terletak di lokasi yang sejuk. ditemui pada lab komputer ataupun pada
Banyaknya cahaya yang masuk ke dalam layanan akses internet publik di perguruan
ruangan juga dapat mengurangi tinggi, penggunaan lampu pada kondisi
penggunaan lampu. ruangan yang cukup terang. Dari hal-hal
Beberapa hal yang bisa dikatakan sepele tersebut menunjukkan bahwa masih
dalam bentuk efisiensi ini kadang terlewat terlewatkannya pengaturan lebih lanjut
untuk diterapkan. Banyaknya layar monitor pada setiap komputer, serta masih
yang masih menyala dalam rentang waktu kurangnya kesadaran dari sisi pengguna
tertentu dimana komputer keadaan idle, untuk lebih bijak dalam menghemat energi.
masih adanya pengguna yang tidak

Gambar 4
Terlewatnya bentuk efisiensi daya di lab komputer / multimedia

Efisiensi Belanja Perangkat (reuse). Selain itu, hanya sebagian kampus


Efisiensi belanja perangkat / sudah menerapkan virtualisasi pada
infrastruktur TIK menjadi salah satu hal lingkungan pusat data, dan n-computing
yang dilakukan untuk menurunkan cost yang pada ruang praktikum mahasiswa.
digunakan oleh perguruan tinggi. Terdapat beberapa bentuk implementasi
Umumnya, upaya yang dilakukan oleh dari reuse yang dilakukan di perguruan
perguruan tinggi tersebut adalah dengan tinggi antara lain: reuse komputer sebagai
mengandalkan bantuan / hibah / donasi / perangkat praktikum (lab), reuse komputer
sumbangan perangkat yang diberikan dari sebagai layanan akses internet publik,
pihak luar serta penggunaan kembali reuse komputer / laptop sebagai media
perangkat yang masih dapat digunakan kerja pegawai, reuse komputer sebagai
infrastruktur server, dan lainnya.

161
Analisa Kesadaran Upaya Komputasi Hijau di Lingkungan Kerja Perguruan Tinggi
Badar Agung Nugroho

Gambar 5
Reuse perangkat komputer menjadi perangkat pendukung server (PC Server)

Disisi lain, efisiensi dari konsep reuse cadangan (uninterruptible power supply /
ini juga belum sepenuhnya mendukung UPS) pada komputer yang ada pada
upaya komputasi hijau. Dimana perangkat seluruh objek perguruan tinggi. UPS yang
yang digunakan kembali tersebut berfungsi sebagai tenaga cadangan bagi
merupakan perangkat yang masih haus komputer ketika terputusnya arus listrik,
daya dan tidak diganti dengan perangkat sehingga para pengguna komputer dapat
lain yang lebih hemat dengan alasan menyelamatkan data mereka dan
bahwa perangkat tersebut masih dapat mematikan komputer dengan cara yang
dipakai kembali. Memang dalam salah benar sehingga tidak menimbulkan karena
satu upaya komputasi hijau, konsep reuse mendadak terputusnya arus listrik. UPS
merupakan salah satu langkah yang dapat umumnya hanya terdapat pada perangkat
ditempuh untuk mengurangi limbah yang bersifat sangat penting (critical)
elektronik. Akan tetapi, pertimbangan untuk seperti pada data center, server, router
mengganti perangkat yang haus daya dan lainnya. Minimnya kepemilikan UPS
tersebut perlu menjadi ukuran antara tersebut juga disebabkan oleh bentuk
urgensi penggunaan kembali perangkat efisiensi belanja perangkat. Adanya
haus daya tersebut dengan efisiensi perhitungan dimana mahalnya belanja
belanja perangkat dari suatu perguruan perangkat UPS untuk dipasang di setiap
tinggi untuk mengganti ke perangkat yang komputer yang ada di perguruan tinggi
lebih hemat daya. dirasakan akan jauh lebih murah dengan
Bentuk efisiensi belanja perangkat cukup mengganti catu daya yang rusak
lain yang juga dirasakan kurang atau komponen lain pada perangkat
mendukung upaya komputasi hijau adalah komputer yang bermasalah karena
minimnya terpasang perangkat catu daya terputusnya arus listrik. Dari sini terlihat

162
Prosiding No. 1 Tahun 2012

bagaimana tidak sepenuhnya efisiensi itu menggunakan 7 buah server untuk


menjadi tujuan dari konsep komputasi hijau. operasional secara keseluruhan, dan
Pertimbangan lainnya adalah menurut perkiraan dari pengelolanya
penerapan n-computing atau yang bisa jumlah tersebut masih bisa berkurang bila
disebut dengan thin client di beberapa virtualisasi tersebut dilakukan dengan
perguruan tinggi sebagai media praktikum sangat optimal. Dari sini terbukti bahwa
maupun fasilitas mahasiswa dirasakan peran virtualisasi khususnya bagi
dapat menjadi upaya penghematan daya perguruan tinggi terutama yang berskala
serta belanja perangkat dibandingkan besar dapat membantu upaya komputasi
membeli lebih banyak komputer. Akan yang ramah lingkungan dari sisi
tetapi pada perguruan tinggi lainnya penghematan dan optimalisasi perangkat
penggunaan thin client dirasakan akan keras.
memberikan pekerjaan lebih bagi para
pengelola infrastruktur TIK untuk lebih
sering memonitor, memelihara dan Konsep Kerja Kurang Kertas (Less
memperbaharui komputer utama (host) Paper)
secara lebih rutin dibanding dengan Optimalisasi proses komputasi
penggunaan komputer pada umumnya. diyakini dapat menghemat penggunaan
Alasan lainnya adalah adanya kertas sebagai media kerja maupun
pertimbangan apabila host mengalami transaksi. Pengembangan layanan tanpa
gangguan atau bahkan tidak dapat kertas pada umumnya sudah diterapkan
digunakan maka perangkat client akan oleh perguruan tinggi dalam bentuk sistem
memiliki masalah yang sama pula sehingga informasi akademik. Sistem informasi
dirasakan penggunaan thin client tersebut akademik yang umumnya dikembangkan
juga kurang efektif pada sisi lainnya. oleh perguruan tinggi pada umumnya
Virtualisasi memang masih belum meliputi informasi mahasiswa, administrasi
diterapkan sepenuhnya pada seluruh objek kartu rencana belajar, administrasi modul
perguruan tinggi di penelitian ini. mata kuliah, perpustakaan digital, sistem
Beberapa kampus yang bisa dikatakan informasi BAAK, sampai dengan
berskala kecil masih belum menjalankan pendaftaran mahasiswa baru yang ada
konsep ini karena memang beban data pada beberapa perguruan tinggi. Adanya
yang dikelola masih bisa dikatakan rendah. sistem informasi ini dirasakan dapat
Dari salah satu objek penelitian perguruan mengefisiensikan penggunaan kertas
tinggi yang menerapkan virtualisasi seperti pada proses konvensional, efisiensi
didapatkan bahwa adanya virtualisasi tenaga dan waktu dimana para pengguna
memang terbukti dapat menghemat layanan sistem informasi dapat melakukan
keberadaan jumlah server. Dimana pada administrasi data kapan saja dan dimana
perguruan tinggi tersebut, kondisi jumlah saja.
server yang ada sebelum virtualisasi sekitar Konsep kerja kurang kertas masih
30 buah, dengan adanya virtualisasi jumlah diimplementasikan secara bertahap.
tersebut berkurang dengan hanya Beberapa kegiatan seperti digitalisasi

163
Analisa Kesadaran Upaya Komputasi Hijau di Lingkungan Kerja Perguruan Tinggi
Badar Agung Nugroho

kegiatan perkuliahan berupa modul salah satu objek perguruan tinggi yang
perkuliahan dalam bentuk digital dan belum memiliki infrastruktur TIK yang
multimedia pada umumnya sudah tersedia memadahi dan bahkan pada pada proses
dalam sistem informasi akademik. Selain administrasi serta sistem informasinya masih
itu, dalam kegiatan kerja di lingkungan berjalan secara konvensional. Di sisi lain,
perguruan tinggi, sebagian besar SDM pada salah satu objek perguruan tinggi
sudah terbiasa berkomunikasi lain yang infrastruktur TIK-nya dapat
menggunakan media digital. Penggunaan dikatakan sangat berkembang juga tidak
email, instant messaging pada beberapa lepas karena faktor para pengambil
kegiatan bisa menjadi alternatif selain kebijakan, dimana pada perguruan
menggunakan media kertas. Upaya tersebut telah memiliki data center tier 2.
selanjutnya adalah pencetakan Dari kedua hal tersebut menurut para
menggunakan kertas pada dua sisi dan pengelola TIK, faktor penggerak juga
kertas yang sudah terpakai. Pada salah terletak pada perhatian (concern) dari
satu perguruan tinggi yang memberikan para pengambil kebijakan tentang
layanan pencetakan dokumen kepada bagaimana infrastruktur TIK apakah
mahasiswanya juga berusaha membatasi menjadi pertimbangan ataukah tidak.
pencetakan dengan cara memberikan tarif Temuan ini memperlihatkan bahwa
untuk setiap lembar dokumen yang dicetak, keberadaan pengambil kebijakan yang
hal ini diharapkan dapat menjadi solusi mendukung kemajuan infrastruktur TIK akan
penghematan agar mahasiswa juga perlu mendukung perkembangan TIK baik dari
aware untuk hemat dalam penggunaan segi layanan maupun infrastruktur di
kertas. perguruan tingginya. Akan tetapi, kurang /
tidak concern-nya para pengambil
kebijakan pada bidang TIK tersebut
Pertimbangan Dari Para Pengambil berakibat kurang berkembangnya layanan
Kebijakan maupun infrastruktur yang dimiliki maupun
Para pengambil kebijakan di dikelola.
lingkungan perguruan tinggi menjadi faktor Selain dari faktor internal tersebut,
penggerak dari upaya penerapan para pengelola TIK juga menjelaskan
komputasi hijau di setiap perguruan tinggi bahwa pada umumnya ada faktor
selain dari faktor pengetahuan para eksternal yang juga menjadi pertimbangan
pengelola TIK. Bisa dikatakan bahwa para para pengambil kebijakan yang menjadi
pengelola TIK yang bergerak pada acuan pada pengembangan infrastruktur
tataran perencanaan (desain) dan TIK di perguruan tinggi adalah: faktor
pelaksanaan di bidang TIK pada akhirnya performansi layanan, keuntungan (profit),
membutuhkan persetujuan dari pengambil efisiensi pengeluaran, serta pengaruh dari
kebijakan tentang infrastruktur yang akan pengembangan infrastruktur tersebut bagi
dikelola. perguruan tinggi. Sehingga terlepas dari
Dari penelitian yang telah permasalahan concern atau tidaknya para
dilaksanakan, didapatkan temuan dari pengambil kebijakan, ternyata ada faktor

164
Prosiding No. 1 Tahun 2012

eksternal lain yang juga berpengaruh tinggi yang menjalankan konsep go green
terhadap penerapan TIK di lingkungan dalam hal ini go green yang ada pada
perguruan tinggi. Dan pada akhirnya, bidang TIK tentunya akan memberikan
tidak jarang bahwa para pengelola TIK pengaruh yang baik serta dapat menjadi
perlu meyakinkan bahwa desain nilai lebih dari perguruan tinggi tersebut
infrastruktur yang telah dibuat dapat bagi khalayak umum khususnya para
memenuhi kriteria / faktor eksternal yang masyarakat dan elemen lain di dalamnya
menjadi pertimbangan para pengambil yang concern akan permasalahan
kebijakan. lingkungan.
Edukasi yang dilaksanakan pada
para pengelola TIK dapat memberikan
Solusi Edukasi wawasan untuk membuat suatu sistem TIK
Lingkungan perguran tinggi yang secara menyeluruh yang meminimalisir
sarat dengan pemahaman ilmu dampak kerusakan lingkungan karena
pengetahuan menjadi alasan mendasar pemanfaatan media TIK pada perguruan
dari solusi edukasi untuk menggerakkan tingginya. Dengan memberikan edukasi
kampanye komputasi hijau. Edukasi tentang bagi para pengelola TIK diharapkan:
komputasi hijau di lingkungan perguruan - Meningkatkan inisiatif dalam hal
tinggi perlu dilaksanakan secara penggunaan media TIK untuk lebih
menyeluruh baik pada tataran pengambil ramah lingkungan
kebijakan, pengelola infrastruktur TIK · Peningkatan performa layanan di
sampai dengan para pelaksana (pegawai perguruan tinggi
dan mahasiswa). Yang menjadi alasan dari · Pemilihan perangkat keras yang
hal ini adalah masih saling bergantungnya ramah lingkungan
ketiga peran tersebut di lingkungan · Penurunan konsumsi daya perangkat
perguruan tinggi. TIK
Edukasi bagi para pengambil · Adanya tata kelola serta
kebijakan sangatlah diperlukan. Dari perencanaan infrastruktur TIK yang
edukasi tentang komputasi hijau kepada ramah lingkungan pada perguruan
para pengambil kebijakan akan tingginya
memberikan pengetahuan kepada mereka
untuk membantu membuat mindset (pola Edukasi yang dilakukan pada tataran
pikir) akan kelestarian alam seiring dengan pengguna media TIK seperti pada
perkembangan TIK di perguruan tingginya. pegawai maupun mahasiswa juga perlu
Kebijakan yang ditetapkan terkait dengan dilakukan. Perlu diingat bahwa tataran
komputasi hijau di suatu kampus sangatlah pengguna memiliki signifikansi yang sangat
bergantung dari pengetahuan dan concern- besar berdasarkan jumlahnya. Edukasi
nya para pengambil kebijakan akan pada tataran ini diharapkan dapat
komputasi hijau yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dalam hal
terbentuk setelah edukasi. Dengan penggunaan perangkat TIK agar lebih
memberikan pandangan bahwa perguruan bijak. Semakin sadarnya para pengguna

165
Analisa Kesadaran Upaya Komputasi Hijau di Lingkungan Kerja Perguruan Tinggi
Badar Agung Nugroho

untuk melakukan komputasi ramah evaluasi yang terukur, penerapan


lingkungan akan meningkatkan efek komputasi hijau akan lebih terasa
(manfaat) komputasi hijau secara lebih manfaatnya terutama dari sisi efisiensi,
besar pula terhadap lingkungan perguruan sehingga hasilnya dapatmenjadi input bagi
tinggi. para pengambil kebijakan agar terus
mendukung penerapan komputasi hijau di
perguruan tingginya.
Solusi Pembentukan Key Performance
Indicator (KPI) Pada Infrastruktur TIK
KPI pada infrastruktur TIK masih
belum tersusun pada sebagian besar objek PENUTUP
penelitian. Terdapat beberapa poin yang
mendasari pentingnya penyusunan KPI Bentuk kesadaran akan upaya
pada infrastruktur TIK di perguruan tinggi, penerapan komputasi hijau di lingkungan
antara lain: perguruan tinggi lebih pada efisiensi.
· KPI dapat menjadi acuan angka dari Adapun bentuk efisiensi yang dilakukan
keseluruhan pemanfaatan infrastruk- adalah efisiensi daya, efisiensi belanja
tur TIK. perangkat dan beralih pada sistem kurang
· KPI dapat menjadi bahan evaluasi kertas. Upaya efisiensi daya yang
secara periodik dan reguler bagi dilakukan pada umumnya adalah upaya
para pengelola infrastruktur TIK untuk untuk beralih pada perangkat yang lebih
meningkatkan kinerja dari layanan hemat daya dari perangkat yang
infrastruktur TIK yang ada. digunakan sebelumnya. Upaya efisiensi
· KPI dapat menjadi dasar dari daya ini perlu didukung oleh adanya
pengembangan infrastruktur TIK di kesadaran dari para pengguna, karena
perguruan tinggi. masih sering ditemukan adanya kelalaian
dalam penerapannya.
Dari beberapa poin tersebut, KPI Efisiensi belanja yang dilakukan di
sebenarnya adalah alat ukur bagi para lingkungan perguruan tinggi lebih banyak
pengelola TIK untuk meningkatkan efisiensi pada penggunaan kembali (reuse)
dan efektifitas daya guna infrastruktur TIK perangkat sebelumnya yang dimiliki,
di perguruan tinggi. Dengan adanya KPI implementasi virtualisasi server, dan
tersebut akan membuat pengelola TIK untuk implementasi thin client. Terdapat
menetapkan target menuju komputasi yang beberapa hal yang perlu diperhatikan
ramah lingkungan. dalam upaya efisiensi belanja di
KPI yang hendaknya dibentuk oleh lingkungan perguruan tinggi seperti konsep
pengeloLa TIK perlu mengacu pada seluruh reuse yang masih menggunakan perangkat
elemen infrastruktur TIK mulai dari data haus daya serta efisiensi belanja
center sampai dengan KPI pada lingkungan perangkat catu daya cadangan yang
kerja pegawai dan praktikum mahasiswa dapat “menyelamatkan” perangkat keras
beserta data teknisnya. Dari adanya dari resiko kerusakan. Bentuk efisiensi

166
Prosiding No. 1 Tahun 2012

selanjutnya adalah sistem kerja kurang upaya kampanye / program / kebijakan


kertas dengan bentuk pencetakan dua sisi komputasi hijau bila dicanangkan oleh
kertas, penggunaan kertas bekas, pemerintah.
pengembangan sistem informasi akademik, Dilain hal, pembentukan KPI perlu
digitalisasi modul perkuliahan, komunikasi dilakukan oleh para pengelola TIK dengan
melalui email dan instant messaging. dasar bahwa KPI dapat menjadi alat ukur
Sosialisasi pada upaya kurang kertas perlu bagi para pengelola TIK untuk membantu
dilakukan agar sistem kurang ini dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas
dilakukan di seluruh bagian perguruan dari infrastruktur TIK sekaligus menjadi
tinggi. media untuk mengevaluasi dari
Solusi edukasi pada seluruh elemen pengembangan TIK yang telah dilakukan.
perguruan tinggi (tataran pengambil Dari peningkatan efisiensi dan evaluasi
kebijakan, pengelola TIK, dan pengguna) tersebut diharapkan akan mendukung
dapat menjadi solusi dari upaya upaya komputasi hijau yang diterapkan di
penerapan komputasi hijau yang belum lingkungan perguruan tinggi. KPI yang
menjadi tujuan dari perguruan tinggi. dibentuk hendaknya dapat menjangkau
Edukasi dari elemen pengambil kebijakan seluruh elemen infrastruktur TIK sampai ke
dirasakan perlu karena arah dalam data teknis yang ada. Dari hasil
pengembangan TIK suatu perguruan tinggi yang didapatkan dari KPI tersebut akan
sangat tergantung dari bagaimana visi menjadi masukan bagi para pengambil
yang dimiliki oleh para pengambil kebijakan serta dasar dari pengelola TIK
kebijakan. Edukasi dari elemen pengelola untuk mendesain pengembangan
TIK perlu dilakukan untuk meningkatkan infrastruktur TIK ke depannya.
inisiatif dari pengelola dalam mendesain
infrastruktur yang efektif dan efisien,
peningkatan performa, pemilihan
perangkat yang ramah lingkungan, DAFTAR PUSTAKA
pengurangan daya dari konsumsi
infrastruktur TIK, dan peningkatan tata Artikel / Buku / Jurnal :
kelola infrastruktur TIK di lingkungan Ryoo, Jungwoo; Choi, Young B., & Oh, Tae
perguruan tinggi. Edukasi dari elemen H. "A Taxonomy of Green Information
pengguna seperti pegawai dan mahasiswa and Communication Protocols and
perlu dilakukan untuk meningkatkan Standards", Handbook Research On
kesadaran dari penggunaan media TIK. Green ICT Technology, Business and
Masih adanya kelalaian dalam upaya Social Perspectives, 2011, Information
komputasi hijau menjadi alasan untuk Science Reference.
meningkatkan kesadaran dari elemen ini.
Dengan adanya peningkatan Caldow, J. (2008), “The greening of
kesadaran secara menyeluruh dari tataran Government: a study of how
pengambil kebijakan, pengelola TIK, dan governments define the green
pengguna tentunya dapat mendukung

167
Analisa Kesadaran Upaya Komputasi Hijau di Lingkungan Kerja Perguruan Tinggi
Badar Agung Nugroho

agenda”, p. 8, available at: www- International Journal of of Grid and


01.ibm.com/industries/government/ie Distributed Computing Vol.2, No.3,
g/pdf/green_ gov_agenda.pdf September, 2009.

Sheikh, A. Riyaz & Lanjewar, U. A. (2010) Velte, Toby J.; Velte, Anthony T.; Elsenpeter,
“Green Computing- Embrace a Robert (2008) “Green IT Reduce Your
Secure Future”, International Journal Information System’s Environmental
of Computer Applications (0975 – Impact While Adding to the Bottom
8887) Volume 10– N.4, November Line”, McGraw Hill Companies, 2008.
2010.
Harmon, R. Robert; Auseklis, Nora (2009),
Murugesan, San (2008) “Harnessing Green “Sustainable IT Services: Assessing the
IT: Principles and Practices,” IEEE IT Impact of Green Computing
Professional, January-February 2008 Practices”, PICMET 2009 Proceedings.

Kochhar, Navdeep; Garg, Aarun (2011) Molla, Alemayehu; Cooper, Vanessa; Deng,
“Eco-Friendly Computing: Green Hepu; Lukiatis, Stas (2009), “A
Computing” International Journal of Preliminary Report on Green IT
Computing and Business Research Attitude and Actions among Australian
ISSN (Online): 2229-6166, Volume 2 IT Professionals”, Green IT Working
Issue 2 May 2011 Paper Series No. 2/2009, School of
Business Information Technology, RMIT
Gheewala, Dheepa; Gheewala, Vivek. University, Australia.
(2011), "Understanding the Context
of Green ICT", Handbook Research Curtis, Lewis (2008) “Environmentally
On Green ICT Technology, Business Sustainable Infrastructure Design”, The
and Social Perspectives, 2011, Architecture Journal Vol 18 – Green
Information Science Reference. Computing, Microsoft Inc. 2008.

Murugesan, San (2011) "Strategies for


Greening Enterprise IT: Creating Publikasi lainnya :
Business Value and Contributing to Sundawa, Wawa (2008). “Green
Environmental Sustainability", Computing”, Majalah PC-Media,
Handbook Research On Green ICT Jakarta: Dian Digital Media.
Technology, Business and Social
Perspectives, 2011, Information Helmy, Farhan (2010), “Green Computing
Science Reference. dan Pembangunan Ekonomi Rendah
Karbon”, Dewan Nasional Perubahan
Chakraborty, Parichay (2009), “Green Iklim, Presentasi FGD Green ICT, 28
computing: Practice of Efficient and Desember 2010.
Eco-Friendly Computing Resources”,

168
Prosiding No. 1 Tahun 2012

Laman internet: Energy Star, “About Energy Star”,


Green computing http://en.wikipedia.org/ https://www.energystar.gov/index.cf
wiki/Green_computing diakses m?c=about.ab_index diakses tanggal
tanggal 2 Februari 2012 2 November 2011

Ohio University, “Green Computing Guide”, Climate Savers Computing, “Power


http://www.ohio.edu/sustainability/g Management System Design Guide”,
reenpc/ diakses tanggal 24 http://www.climatesaverscomputing.or
September 2012 g/media/CSCI_PMSystemDesignGuid
e.pdf diakses tanggal 1 November
2011

169

Anda mungkin juga menyukai