Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH CARA PEMERIKSAAN DI LABORATORIUM KLINIK

MATA KULIAH: FISIKA KESEHATAN DAN BIOKIMIA

NAMA DOSEN : RATIH PARAMITHA S.Si M.Si

DISUSUN

NURHAYATI DAMANIK Am.Keb

NIM : 2015302056

PROGRAM SETUDI SERJANA TERAPAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA

TA 2020/2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL----------------------------------------------------------------------------------i

KATA PENGANTAR--------------------------------------------------------------------------------ii

DAFTAR ISI-------------------------------------------------------------------------------------------iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang--------------------------------------------------------------------------------------2

B. Rumusan Masalah----------------------------------------------------------------------------------3

C. Tujuan Penulisan ----------------------------------------------------------------------------------3

D. Manfaat Penulisan---------------------------------------------------------------------------------- 4

BAB II PEMBAHASAN

DEFINISI LABORATORIUM----------------------------------------------------------------------6

LABORATORIUM KLINIK................................................................................................9

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT-------------------------------------------11

FUNGSI LABORATORIUM------------------------------------------------------------------------14

CARA PEMERIKSSAAN....................................................................................................15

A. DARAH..........................................................................................................................15

B. URIN-------------------------------------------------------------------------------------------------18

C. SECRET VAGINA--------------------------------------------------------------------------------22

D. SEREBRO SPINAL-------------------------------------------------------------------------------24

E. CAIRAN LIMFE-----------------------------------------------------------------------------------29

BAB III PENUTUP

A. Kesiimpulan ----------------------------------------------------------------------------------------31

B. Saran -------------------------------------------------------------------------------------------------31

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada

waktunya yang berjudul “MAKALAH ARA PEMERIKSAAN DI LABORATORIUM

KLINIK ”

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Keselamatan

pasien. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kesempurnaan

hanyalah milik Allah semata. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun sangat kami harapkan.

Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam

penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai

semua usaha kita. Aamiin.

Medan, Oktober 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium Kesehatan merupakan salah satu sarana kesehatan yang diharapkan mampu
memberikan pelayanan terbaik terhadap kebutuhan individu dan masyarakat dalam rangka
mewujudkan Indonesia Sehat 2010 yang berperan sebagai pendukung maupun penegak dari
sebuah diagnosis penyakit dalam upaya peningkatan kesehatan yang optimal.

Menurut Kep.Menkes No.943/Menkes/SK/VIII/2002 yang dimaksud dengan Laboratorium


Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal manusia untuk penentuan
jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan masyarakat. Sebagai bagian yang integral dari pelayanan kesehatan,
pelayanan laboratorium sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai program dan upaya
kesehatan, dan dimanfaatkan untuk keperluan penegakan diagnosis, pemberian pengobatan
dan evaluasi hasil pengobatan serta pengambilan keputusan lainnya.

Oleh karena itu mutu pelayanan laboratorium kesehatan haruslah baik dan bermutu agar
dapat memberikan hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat, teliti, benar, dapat dipercaya
dan memuaskan pengguna jasa. Dalam penatalaksanaan penyakit secara umum kita mengenal
proses penanganan pasien yang diawali dengan : anamnesa pasien dan pemeriksaan fisik.
Dalam kasus ringan mungkin dokter atau pengguna jasa lain dapat segera menentukan
diagnosa sehingga langsung dapat memberikan terapi. Namun pada kasus-kasus yang lebih
serius, pemeriksaan laboratorium menjadi sangat dibutuhkan dalam penentuan diagnosa,
prediksi, terapi dan pemantauan suatu penyakit. Maka sebagai konsekuensi, hasil
pemeriksaan laboratorium yang berkualitas/bermutu sangat diperlukan oleh dokter atau
pengguna jasa lainnya agar diagnosa dapat ditegakkan dan terapi yang diberikan menjadi
lebih tepat dan efisien. Pemberian pelayanan Laboratorium Kesehatan di masyarakat dapat
kita jumpai dalam bentuk pelayanan terintegrasi dengan pelayananan kesehatan lainnya
(misalnya ; laboratorium di rumah sakit dan puskesmas), dan dalam bentuk pelayanan
tersendiri atau mandiri (Balai laboratorium kesehatan, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan &
Laboratorium Kesehatan Swasta/LKS).
1.2 Rumusan Masalah

1) Definisi Laboratorium kesehatan

2) Macam-macam laboratorium kesehatan

3) Fungsi laboratorium kesehatan

4) Peranan laboratorium kesehatan

1.3 Tujuan

1) Pembuatan makalah yang berjudul “Peranan Laboratorium Bagi Kesehatan


Masyarakat” ini diharapkan dapat menjadi wahana untuk menambah ilmu dan pengetahuan
tentang pentingnya pemeriksaan laboratorium dalam rangka peningkatan kesehatan
masyarakat.

2) Untuk mengenalkan mahasiswa tetang fungsi-fungsi pelayanan laboratorium


kesehatan bagi masyarakat.

3) Mengenalkan peranan laboratorium dalam pengaruhnya terhadap kesehatan


masyarakat.

1.4 Manfaat

Mahasiswa dapat lebih memahami dan mengetahui secara lebih luas dan mendalam tentang
peranan laboratorium dalam kesehatan masyarakat , sehingga terciptanya derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya pada masyarakat sesuai dengan harapan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laboratorium Kesehatan

2.1.1 Definisi Laboratorium Kesehatan

Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,


penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal
dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat.
Laboratorium kesehatan merupakan sarana penunjang upaya pelayanan kesahatan, khususnya
bagi kepentingan preventif dan curative, bahkan promotif dan rehabilitative.

Laboratorium klinik terdiri dari laboratorium klinik umum dan khusus. Laboratorium klinik
umum melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik,
mikrobiologi klinik, parasitologi klinik & imunologi klinik serta bidang lainnya, sedangkan
laboratorium klinik khusus hanya melaksanakan pelayanan satu bidang pemeriksaan khusus
(misalnya ; khusus mikrobiologi, parasitologi, patologi anatomi dll) dengan kemampuan
pemeriksaan tertentu.

Laboratorium kesehatan masyarakat adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan


pelayanan pemeriksaan di bidang mikrobiologi, fisika, kimia dan atau bidang lain yang
berkaitan dengan kepentingan kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan terutama
untuk menunjang upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat.

penyelenggaraan laboratorium kesehatan masyarakat umumnya dilaksanakan di Balai Teknik


Kesehatan Lingkungan. Sementara sampai saat ini fungsi Balai Labkes merupakan
laboratorium yang mampu menyelenggarakan pelayanan klinik dan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan keterbatasan dan keluasan kemampuan parameter pemeriksaan yang dapat
dilakukan oleh suatu laboratorium maka laboratorium kesehatan tersebut diklasifikasi
menjadi laboratorium pratama dan utama.

2.1.4 Jenis-Jenis Laboratorium Kesehatan

Di sejumlah negara, ada 2 jenis laboratorium yang memproses sebagian besar spesimen
medis. Laboratorium rumah sakit ada di rumah sakit, dan melakukan tes pada pasien.
Laboratorium swasta (atau masyarakat) menerima sampel untuk dianalisis dari dokter umum,
perusahaan asuransi, dan klinikus kesehatan lainnya, yang juga dapat disebut sebagai
laboratorium rujukan di mana tes yang tidak umum dan tak jelas dilakukan.

Laboratorium kesehatan terdiri dari :

a. Laboratorium klinik

Laboratorium klinik berfungsi sebagai laboratorium yang melakukan pemeriksaan pada


bidang hematologi, kimia klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik, patologi anatomi dan
atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Laboratorium kesehatan contohnya :

1. Penunjang Curatif

• Lab. Klinik di rumah Sakit, Balai Pengobatan, Rumah Bersalin dan tempat Praktek
Dokter.

2. Penunjang Curatif dan preventif

• Balai Laboratorium Kesehatan (BLK), Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) dan


Laboratorium Kesehatan Swasta (LKS).

3. Penunjang preventif

• Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL).

• Ada juga laboratorium yang bertindak dalam kegiatan pemeriksaan dan pengawasan.

a) BPOM (Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan)

b) PPOM (Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan)

• Terakhir, laboratorium yang bertindak dalam kegiatan penelitian :

a) Pusat Penelitian Penyakit Menular (P3M)

b) Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi (P3F)

Untuk laboratorium Kesehatan Swasta terdiri atas ;


• Laboratorium Klinik Umum (pratama dan utama)

• Laboratorium Klinik Khusus (Mikrobiologi dan Patologi Anatomi)

• Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Pratama dan Utama)

Pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh laboratorium-laboratorium tersebut, dibawah ini


kemampuan minimal yang di persyaratkan untuk laboratorium yang berdasarkan kepada alat
yang di gunakan sekaligus kemungkinan pencemaran/ limbah yang di akibatkannya. Ukuran
ini tentu saja dapat di lengkapi dengan kegiatan serta volume pemeriksaan laboratorium
tersebut.

Laboratorium Klinik Umum :

• Hematologi

• Hemostasis

• Urinalisa

• Tinja

• Kimia Klinik

• Immunologi

• Mikrobiologi

Laboratorium Kesehatan Masyarakat :

• Kimia Lingkungan

• Pemeriksaan Jasaboga

Laboratorium Khusus Mikrobiologi :

• Mikrobiologi Klinik

2.2 Pelayanan Laboratorium Kesehatan


Pelayanan Laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, dan
pengobatan, serta pemulihan kesehatan.

Penyelenggara sarana laboratorium kesehatan bisa dilakukan oleh pemerintah (pusat/daerah)


atau swasta, baik secara perseorangan atau berbadan hukum sesuai dengan persyaratan jenis
dan fungsi laboratorium yang diatur berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah,
dan secara lebih khusus terhadap penyelenggaraan pelayanan laboratorium kesehatan ini
pemerintah telah mengeluarkan aturan main dalam bentuk Kep.Menkes
No.04/Menkes/SK.I/2002 tentang Laboratorium Kesehatan Swasta yang terdiri dari
laboratorium klinik dan laboratorium kesehatan masyarakat.

Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap kondisi kesehatan individunya,


maka ke depan nantinya mereka dapat menggunakan pelayanan laboratorium kesehatan
tersebut secara lebih efisien dan efektif sehingga kebutuhan untuk mengetahui dan
mendeteksi secara dini kesehatan dirinya tidak selalu harus dengan rujukan dari tenaga medis
lainnya (terutama parameter pemeriksaan yang berhubungan dengan upaya pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan.

Dengan demikian laboratorium kehilangan kemandirian motivasi dan inisiatif


pengembangan dan menunjukkan kesehatan , termasuk perbaikan mutu kesehatan yang
merupakan salah satu tujuan kesehatan nasional. Peran serta masyarakat, khususnya tenaga
kesehatan dalam penyelenggara kesehatan selama ini sangat minim. Dengan demikian hasil
laboratorium mempunyai beban untuk mempertanggung jawabkan hasil penelitian kepada
pasien, klien ataupun tenaga kesehatan lainya sebagai penentu tindakan selanjutnya.

Laboratorium kesehatan yang bermutu menunjukkan pada derajat atau tingkat


keunggulan suatu kesehatan dalam memadukan berbagai input seperti bahan dan alat
penelitian, sarana kesehatan, suasana laboratorium yang kondusif, lingkungan yang nyaman
dan dukungan administrasi, sehingga terjadi interaksi pelayanan yang baik.

Apabila dikaitkan dengan tuntutan program kesehatan yang menginginkan


masyarakat sadar akan pentingnya kesehatan dan sekrining penyakit dari gejala- gejala yang
di rasakan dan mendapat kepastian diagnosa agar bisa membatasi ataupun dapat mengobati
lebih dini agar tercapainya kesehatan masyarakat yang baik, menginginkan mutu kesehatan
yang meningkat sementara kemampuan dan keberadaaan laboratorium sangat jarang di
masyarakat sehingga untuk menjawab diagnosa itu sangat memprihatinkan.

2.2.1 Tujuan Pemeriksaan Laboratorium

Tujuan dilakukannya pemeriksaan laboratorium adalah :

a. Menyaring berbagai penyakit dan mengarahkan tes ke penyakit tertentu misalnya


dengan urinalisis ditemukan bilirubin dan urobilin positif yang berarti ikterus, maka tes
selanjutnya adalah untuk melihat gangguan faal hati.

b. Menegakkan atau menyingkirkan diagnosis misalnya anemia, malaria, TBC, DM.

c. Memastikan diagnosis dari diagnosis dugaan, misalnya tifoid, hepatitis B, HIV.

d. Memasukkan/mengeluarkan dari diagnosis diferensial misalnya pasien dengan panas;


tifoid, malaria, dengue hemorrhagic fever (DHF).

e. Menentukan beratnya penyakit, misalnya hepatitis, infeksi saluran kemih.

f. Menentukan tahap penyakit, misalnya penyakit kronis: tbc paru, sirosis hati.

g. Menyaring penyakit dalam seleksi calon donor darah.

h. Membantu menentukan rawat inap, misalnya observasi tifoid, observasi leukemia.

i. Membantu dalam menentukan terapi atau pengelolaan dan pengendalian penyakit,


misalnya leukemia, diabetes.

j. Membantu ketepatan terapi, misalnya tes kepekaan kuman.

k. Memonitor terapi, misalnya tes HbA1c pada diabetes, widal pada tifoid.

l. Menghindari kesalahan terapi dan pemborosan obat setelah ditemukan diagnosis.

m. Membantu mengikuti perjalanan penyakit, misalnya diabetes, hepatitis.

n. Memprediksi atau menentukan ramalan (prognosis) penyakit, misalnya dislipidemia


dengan penyakit jantung, kanker dengan kematian.

o. Membantu menentukan pemulangan pasien rawat inap, misalnya bila hasil


pemeriksaan laboratorium kembali normal.
p. Membantu dalam bidang kedokteran kehakiman, misalnya tes untuk membuktikan
perkosaan.

q. Mengetahui status kesehatan umum (general check up).

2.7 CARA PEMERIKSSAAN

A. DARAH

Pemeriksaan Darah Lengkap Dapat Mendeteksi Penyakit

Pemeriksaan darah lengkap adalah tes darah yang dilakukan untuk mengetahui jumlah sel

darah merah, sel darah putih, dan trombosit dalam tubuh Anda. Jumlah sel darah dapat

menggambarkan kondisi kesehatan Anda sehingga bisa membantu dokter dalam menentukan

diagnosis dan pengobatan.

Masih banyak orang yang enggan disuntik untuk diambil darahnya. Padahal, pemeriksaan

darah sangat penting untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang dan penyakit yang

sedang dideritanya. Bukan hanya itu, pemeriksaan darah juga dapat membantu dokter untuk

memberikan pengobatan yang sesuai.

Tujuan Dilakukannya Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan darah lengkap biasanya dilakukan bila dokter membutuhkan pemeriksaan lebih

lanjut setelah menanyakan gejala, riwayat kesehatan, dan melakukan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan ini juga sering dilakukan saat medical check-up.

Salah satu tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang secara

keseluruhan, sekaligus mendeteksi lebih awal penyakit yang mungkin terjadi.

Pemeriksaan darah lengkap juga bisa dilakukan untuk memantau kondisi Anda, jika Anda

sedang dalam pengobatan atau menderita penyakit yang bisa memengaruhi jumlah sel darah,

misalnya demam berdarah.


Prosedur Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan darah dilakukan dengan cara mengambil darah dari pembuluh darah vena yang

terletak dekat dengan permukaan kulit. Daerah yang paling sering dipilih adalah lipatan siku.

Pengerjaan tes ini cukup mudah dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh perawat atau petugas laboratorium

saat mengambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap:

1. Membersihkan area kulit di lokasi pengambilan darah, menggunakan larutan

antiseptik.

2. Mengikatkan tali elastis pada bagian atas lokasi pengambilan darah, agar aliran darah

terbendung di area tersebut.

3. Memasukkan jarum ke dalam pembuluh darah vena dan menyedot darah sejumlah

yang dibutuhkan, lalu menampungnya di dalam tabung kecil.

4. Menutup luka bekas tusukan jarum dengan perban.

5. Menempelkan label berisi nama dan waktu pengambilan darah pada tabung

penampung darah, lalu mengirimkannya ke laboratorium untuk diperiksa.

Prosedur ini memang bisa terasa sedikit tidak nyaman, terutama ketika jarum menusuk kulit.

Setelahnya, mungkin akan muncul sedikit memar di lokasi pengambilan darah.

Penjelasan Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap

Dalam pemeriksaan darah lengkap, ada tiga jenis sel darah yang akan dihitung oleh petugas

laboratorium, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah

(trombosit).
Batas normal untuk kadar masing-masing sel darah ini tergantung pada usia dan jenis

kelamin. Jumlah sel darah yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menandakan adanya

gangguan atau kondisi medis tertentu. Berikut adalah rinciannya:

Sel darah merah (eritrosit)

Proporsi sel darah merah tergambar dalam dua komponen, yaitu kadar hemoglobin dan

hematokrit. Hemoglobin adalah protein pembawa oksigen, sedangkan hematokrit

menggambarkan perbandingan sel darah merah terhadap total darah Anda. Kadar hemoglobin

rendah dan hematokrit di bawah normal menandakan anemia yang bisa disebabkan oleh

berbagai macam penyakit.

Sel darah putih (leukosit)

Sel darah putih adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan

infeksi. Kadar leukosit yang tinggi disebut leukositosis, sedangkan kadar yang rendah disebut

leukopenia. Kadar sel darah putih yang tidak normal ini bisa menandakan adanya berbagai

macam penyakit, seperti infeksi, stres, atau penyakit autoimun.

Trombosit

Trombosit berperan dalam menghentikan perdarahan dan menyembuhkan luka. Kadar

trombosit yang tidak normal, baik itu terlalu tinggi maupun terlalu rendah, menggambarkan

adanya gangguan pada proses pembekuan darah.

Pemeriksaan darah lengkap dapat membantu dokter untuk mendiagnosis penyakit yang Anda

derita. Namun, bukan berarti pemeriksaan ini perlu dilakukan setiap kali Anda sakit.

Adakalanya, dokter sudah bisa mendiagnosis penyakit Anda hanya dengan menanyakan

keluhan dan melakukan pemeriksaan fisik.


Bila dokter meminta Anda untuk menjalani pemeriksaan darah lengkap, sebaiknya tanyakan

dengan jelas kepada dokter mengenai persiapan apa saja yang perlu Anda lakukan sebelum

pengambilan darah.

Pemeriksaan darah lengkap memang umumnya tidak memerlukan persiapan apa pun,

termasuk puasa. Namun, pemeriksaan ini kadang dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan

darah lainnya yang memerlukan persiapan khusus.

B. URIN

Persiapan Sebelum Pemeriksaan Protein Urine

Sebelum melakukan pemeriksaan protein urine, dokter biasanya akan menanyakan apakah

Anda sedang menjalani mengonsumsi obat-obatan tertentu, baik obat bebas maupun obat

resep.

Obat-obatan tertentu dapat memengaruhi kadar protein dalam urine, sehingga Anda mungkin

diminta untuk menghentikan konsumsi obat untuk sementara waktu. Obat-obatan yang dapat

memengaruhi hasil pemeriksaan protein urine antara lain:

• Antibiotik

• Antijamur

Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)

• Obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis, seperti penicillamine (Cuprimine)

• Litium atau obat untuk gangguan bipolar

• Heroin
Saat hendak menjalani pemeriksaan protein urine, Anda juga mungkin disarankan oleh dokter

untuk banyak minum air dan menghindari olahraga atau aktivitas fisik berat selama beberapa

waktu.

Pengambilan Sampel untuk Pemeriksaan Protein Urine

Pemeriksaan protein urine terdiri dari dua jenis, yaitu pemeriksaan urine sewaktu dan

pemeriksaan urine 24 jam. Pemeriksaan urine 24 jam ini dilakukan pada sampel urine yang

terkumpul dalam waktu 24 jam terakhir. Prosedur pengambilan sampel bisa dilakukan di

laboratorium maupun di rumah.

Dalam pemeriksaan urine acak, kadar normal protein dalam urine berkisar antara 0-20

mg/dL. Sementara untuk pemeriksaan protein urine 24 jam, nilai normalnya adalah kurang

dari 80 mg/dL. Meski demikian, standar nilai normal protein urine bisa berbeda-beda

tergantung laboratorium tempat Anda menjalani pemeriksaan.

Langkah-langkah pengambilan sampel dilakukan dengan cara berikut:

• Cuci tangan Anda sampai bersih.

• Bersihkan organ kelamin dengan tisu pembersih yang diberikan dokter. Bagi pria,

bersihkan bagian lubang saluran kemih di ujung penis. Sementara bagi wanita, usapkan tisu

pembersih dari arah vagina menuju anus.

• Saat buang air kecil, buanglah urine di wadah steril khusus yang sudah disediakan.

Usahakan agar tidak menyentuh bagian dalam wadah sampel karena dapat menyebabkan

kontaminasi.

Tes urine acak bisa dilakukan setiap saat. Namun, jika dilakukan di rumah, lakukanlah

pengambilan dan penyimpanan sampel sesuai arahan dokter atau petugas laboratorium.
Saat sampel urine telah terkumpul, biasanya petugas laboratorium akan menuliskan nama

Anda beserta tanggal dan wakti pengambilan sampel urine. Anda kemudian bisa diminta

untuk mencocokkan nama agar tidak terjadi kesalahan dalam pemeriksaan urine.

Bila sampel urine dikumpulkan di rumah dan tidak memungkinkan untuk segera dibawa ke

laboratorium, simpanlah wadah sampel di kulkas atau wadah tertutup berisi es. Dalam 24 jam

setelah pengambilan sampel, sampel urine harus dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.

Hasil Pemeriksaan Protein Urine

Setelah sampel dikumpulkan, dokter atau petugas laboratorium akan melakukan analisis

untuk menilai kadar protein urine. Pemeriksaan protein urine bisa dilakukan dengan metode

tes celup atau dip stick dan metode kuantitatif menggunakan mesin khusus.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar protein urine Anda tinggi, hal ini bisa

mengindikasikan adanya gangguan kesehatan, seperti:

• Gangguan ginjal, meliputi infeksi ginjal atau infeksi saluran kemih, gagal ginjal akut

maupun kronis, sindrom nefrotik, dan glomerulonefritis.

• Gangguan jantung, meliputi gagal jantung, endokarditis, dan penyakit jantung.

• Diabetes.

• Tekanan darah tinggi atau hipertensi.

• Penyakit limfoma Hodgkin.

• Gangguan autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus.

• Preekampsia.

• Malaria.
Akan tetapi, kadar protein yang tinggi tidak selalu mengindikasikan penyakit. Terkadang,

terdapatnya protein pada urine bisa juga disebabkan oleh dehidrasi, efek samping obat-obatan

atau suplemen, olahraga berat, gangguan emosional, hipotermia, dan demam.

Selain itu, hasil tes urine juga dapat dipengaruhi beberapa hal, mulai dari kebersihan wadah

yang digunakan, cara penyimpanan sampel, dan waktu dilakukannya pemeriksaan urine

(melebihi 24 jam setelah sampel dikumpulkan atau tidak).

Setelah pemeriksaan protein urine selesai, biasanya Anda akan diberikan laporan hasilnya.

Hasil pemeriksaan tersebut perlu Anda ambil dan bawa kembali ke dokter. Jika hasilnya

menunjukkan adanya gangguan pada ginjal, maka dokter dapat memberikan penanganan

lanjutan untuk mengobati penyakit tersebut.

Pemeriksaan Sekret Vagina

Health

Prinsip : dengan pewarnaan gram, kuman neisseria gonorrhea akan menyerap cat carbol

fuchsin sehingga kuman akan bewarna merah

Tujuan : mencari kuman Neisseria gonorrhea dalam secret genital

Persiapan pasien :

• Pasien dalam pengobatan, obat perlu dihentikan sehari sebelum pengambilan specimen

• Sebaiknya pengambilan specimen pada pagi hari sebelum buang air kecil

• Pada wanita gonorrhea kronis, specimen sebaiknya diambil sebelum atau sesudah haid

Pengambilan specimen, pembuatan dan pengiriman sediaan :


C. SECRET VAGINA

A. Pengambilan specimen

• Alat (loop/lidi kapas steril, kaca objek yang kering, bersih, lampu spiritus, kursi

obstetric, speculum vagina steril, sarung tangan, pinsil kaca, larutan salin steril

Cara pengambilan

Pasien laki-laki :

• Bersihkan lubang kemaluan dengan lidi kapas steril yang sudah dibasahi nacl

• Dengan tekanan ringan pada alat kemaluan diurut dari bagian pangkal ke arah ujung

(belakang ke depan)

• Secret yang di dapat dioleskan pada kaca objek, kemudian diratakan sampai tipis

Pasien wanita :

• Pasien terbaring terlentang kedua lutut ditekuk pada kursi obstetric (posisi litotomi)

• Masukan speculum steril dengan hati-hati dan speculum dibuka

• Masukan ujung kapas lidi dan oleskan pada daerah endoservik. Gerakan lidi melingkar

ke kanan diamkan beberapa saat untuk penyerapan

• Secret yang didapat dioleskan pada kaca objek yang telah di beri nomor untuk dibuat

sediaan

B. Pembuatan sediaan

Alat (forcep, rak pewarna, rak pengering)


Reagen (lar carbol gentian violet, lugol/iodin, larutan carbol fuchsin)

Cara :

• Pasca pengolesan di objek glas biarkan di udara beberapa saaat mongering, fiksasi

dengan melakukan diatas nyala api lampu spiritus

• Tuangi larutan carbol gentian violet selama 2-3 menit

• Cuci dengan air kran atau air mengalir

• Tuangi dengan alcohol 95% selama 20-30 detik cuci kembali

• Tuangi carbol fuchsin selama 1-2 menit kembali

• Keringkan

C. Pengiriman sediaan

Bila perlu uji silang (cross cek) dila fasilitas lab kurang sediaan erlu di kirim ke lab

Cara pengiriman :

• Setelah sediaan difiksasi bungkus dengan kertas tik tipis di bagi 2 menurut pjnya, tiap

potong untuk 15-20 sediaan

• Bungkus lagi dengan kertas karton bergelombang menurut lebarnya dan ikta 2 kali

• Bungkus lagi dengan kertas karton bergelombang menurut panjangnya dan ikat satu

kali

• Bungkus kagi dengan kertas karton bergelombang menurut panjangnya dan ikat dua

kali

• Bungkus lagi dengan kertas sampul dan ikat 3 kali


D. SEREBRO SPINAL

Pemeriksaan sampel cairan serebrospinal

Pemeriksaan sampel cairan otak dan saraf tulang belakang (cairan serebrospinal) melalui

lumbal pungsi bermanfaat untuk mendeteksi kelainan pada sistem saraf, seperti infeksi,

perdarahan, atau kanker. Beberapa penyakit yang dapat membutuhkan lumbal pungsi untuk

mendiagnosisnya adalah:

• Meningitis

• Radang otak

• Tumor pada otak dan sumsum tulang belakang

• Pendarahan subarachnoid

• Sindrom Reye

• Myelitis

• Neurosifilis

• Sindrom Guillain-Barre

• Multiple sclerosis

Peringatan Sebelum Melakukan Lumbal Pungsi (LP)

Sebelum lumbal punggsi dilakukan, pasien perlu menginformasikan kepada dokter bila

sedang atau pernah mengalami gangguan pembekuan darah. Hal ini agar dokter dapat

mengantisipasi komplikasi yang mungkin terjadi.


Karena obat bius akan diberikan sebelum dilakukan lumbal pungsi, pasien juga perlu

memberi tahu dokter jika memiliki alergi terhadap obat bius tertentu, untuk mencegah reaksi

alergi obat.

Pasien perlu menginformasikan kepada dokter jika sedang menggunakan obat pengencer

darah, seperti aspirin atau warfarin. Obat pengencer darah dapat menyebabkan perdarahan

saat prosedur lumbal pungsi dilakukan. Oleh karena itu, dokter biasanya akan meminta pasien

untuk menghentikan konsumsi obat tersebut sejak beberapa hari sebelumnya.

Persiapan Sebelum Lumbal Pungsi (LP)

Saat awal pemeriksaan, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan melakukan

pemeriksaan fisik. Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti tes

darah, CT scan, atau MRI, jika diperlukan.

Pasien disarankan untuk meningkatkan asupan cairan dengan memperbanyak minum air

putih, sejak 2 hari sebelum prosedur lumbal pungsi dilakukan. Pasien juga perlu puasa selama

3 jam sebelum prosedur, namun tetap diizinkan untuk minum air putih.

Untuk alasan keamanan dan kenyamanan, pasien sebaiknya didampingi oleh keluarga atau

kerabat karena tidak diperbolehkan membawa kendaraan selama 24 jam setelah prosedur.

Pasien juga tidak disarankan menggunakan transportasi umum seorang diri.

Pasien sebaiknya tiba di rumah sakit 1 jam sebelum prosedur dilakukan untuk mempersipkan

diri. Pasien akan diminta untuk mengganti pakaian dengan pakaian rumah sakit yang sudah

disediakan. Oleh karena itu, pasien sebaiknya memakai pakaian dan alas kaki yang mudah

dilepas pasang.
Pasien juga akan diminta untuk melepas semua perhiasan yang digunakan, termasuk anting.

Agar lebih mudah, sebaiknya pasien tidak mengenakan aksesoris atau perhiasan apa pun dari

rumah.

Prosedur dan Tindakan Lumbal Pungsi (LP)

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam prosedur dan tindakan lumbal

pungsi:

Pengaturan posisi pasien saat prosedur lumbal pungsi

Pasien diminta untuk naik ke meja pemeriksaan dan berbaring menyamping, dagu didekatkan

ke dada, dan lutut didekatkan ke perut.

Pasien juga bisa duduk dengan tubuh bersandar ke depan atau memeluk bantal. Posisi-posisi

tersebut membuat ruang di antara tulang belakang lebih luas.

Proses pembiusan pada punggung bawah

Sebelum menyuntikkan obat bius, punggung bawah pasien akan dibersihkan dengan cairan

antiseptik dan dilapisi dengan kain steril.

Kemudian dokter akan menyuntikkan obat bius lokal ke punggung bagian bawah untuk

membuat mati rasa di bagian tubuh yang akan dimasukan jarum. Suntikan obat bius akan

terasa perih, namun dapat meredakan rasa sakit selama prosedur LP dilakukan.

Tindakan lumbal pungsi

Dokter saraf akan menusukkan jarum ke celah tulang belakang di bagian punggung bawah.

Selama proses jarum masuk, pasien tidak diperkenankan bergerak. Setelah jarum masuk

sampai batas yang diinginkan, pasien akan diminta untuk mengubah posisi sehingga cairan

otak dan saraf tulang belakang dapat keluar.


Tindakan selanjutnya tergantung pada tujuan dilakukannya LP. Dokter dapat mengukur

tekanan di di dalam rongga tulang belakang, mengambil sampel cairan, atau menyuntikkan

obat. Kemudian jarum akan dicabut dan lubang suntikan akan ditutup dengan perban.

Prosedur ini biasanya berlangsung selama 30-45 menit. Walaupun tidak merasa nyeri saat

tindakan LP, pasien tetap dapat merasa tidak nyaman dan tertekan di bagian punggung

selama proses penusukan jarum.

Hasil pemeriksaan lumbal pungsi biasanya sudah bisa diketahui 48 jam setelah prosedur

dilakukan.

Pemulihan Setelah Lumbal Pungsi (LP)

Setelah prosedur selesai, pasien akan diminta untuk berbaring setidaknya selama 1 jam di

bawah pengawasan dokter. Pasien boleh bergerak selama kepala tidak terangkat dari kasur.

Biasanya pasien harus menggunakan pispot jika ingin buang air kecil.

Perban yang digunakan untuk menutupi lubang suntikan tidak boleh dibuka selama 24 jam

setelah prosedur. Pasien akan diperbolehkan pulang pada hari yang sama setelah kondisi

tubuh membaik atau dapat dirawat jika terdapat kondisi penyakit yang tidak memungkinkan

untuk pulang ke rumah, misalnya dicurigai menderita radang otak.

Pasien diminta untuk menghindari aktivitas berat selama 24 jam setelah lumbal pungsi

dilakukan. Pasien dapat langsung kembali bekerja jika pekerjaan tersebut tidak

mengharuskannya bergerak terlalu banyak.

Pasien harus minum lebih banyak air putih untuk mengurangi risiko timbulnya sakit kepala.

Untuk membantu meredakan sakit kepala, pasien disarankan untuk minum minuman yang

mengandung kafein, seperti teh, kopi, atau soda.


Pasien juga dapat mengonsumsi obat pereda nyeri yang mengandung paracetamol untuk

mengurangi rasa sakit di kepala dan punggung. Obat tersebut harus digunakan sesuai dengan

aturan pakai.

Komplikasi dan Efek Samping Lumbal Pungsi (LP)

Secara umum, lumbal pungsi aman untuk dilakukan. Namun, prosedur ini juga dapat

menimbulkan komplikasi yang meliputi:

• Sakit kepala

• Rasa tidak nyaman atau sakit di punggung

• Perdarahan di tempat suntikan

• Infeksi pada kulit

• Sulit buang air kecil

• Mati rasa atau kesemutan pada tungkai

Efek samping yang berbahaya dan fatal, seperti pecahnya pembuluh darah dan bergesernya

batang otak, juga bisa terjadi. Akan tetapi, komplikasi tersebut sangat jarang terjadi

E. CAIRAN LIMFE

Sistem limfatik, seperti yang kita kenal, pertama kali digambarkan tanpa bantuan oleh Olaus

Rudbeck dan Thomas Bartholin. Suatu struktur dalam vertebrata yang terdiri dari pembuluh

getah bening, kelenjar getah bening, dan organ untuk mengangkut cairan getah bening; sistem

limfatik adalah seperangkat sambungan jaringan dan organSistem limfatik terkait erat dengan

darah dan sistem sirkulasi, adalah sistem drainase yang luas yang membawa air dan protein

dari berbagai jaringan ke aliran darah. Ini mencakup jaringan saluran, yang digambarkan
sebagai pembuluh getah bening atau limfatik, Ini adalah jaringan saluran yang membawa

cairan jernih yang disebut getah bening. Struktur juga terdiri dari semua komposisi yang

untuk pertukaran dan penciptaan limfosit, yang mencakup limpa, timus, sumsum tulang dan

jaringan limfoid yang berhubungan dengan sistem pencernaan.

Sistem limfatik merupakan sebagian besar dari pembuluh getah bening, kelenjar getah bening

dan kelenjar getah. Pembuluh getah bening, yang berbeda dari pembuluh darah, cairan yang

disebut getah bening beruang seluruh sistem tubuh. Getah terdiri dari sel-sel darah putih yang

melindungi Anda dari kuman. Semua melalui pembuluh kelenjar getah bening. Seiring

dengan limpa, kelenjar getah bening ini adalah lokasi di mana sel-sel darah putih

pertempuran penyakit. Anda sumsum tulang dan timus membawa menjadi ada sel-sel di

kelenjar getah.

Fungsinya:

1. 1. Mengumpulkan dan mengembalikan cairan interstisiil, termasuk protein plasma ke

darah, sehingga membantu mempertahankan keseimbanngan cairan (fluid balance).

2. 2. Mempertahankan tubuh terhadap penyakit dengan memproduksi limfosit (Anonim,

2009)

3. 3. Menyerap lemak dari intestinum dan membawanya ke darah.

4. 4. Mengeluarkan zat-zat toksik dan debris seluler dari jaringan setelah infeksi atau

kerusakan jaringan

5. 5. Sistem limfatik mengendalikan kualitas aliran cairan dengan cara menyaring melalui

nodus-nodus limfe sebelm mengmbalikanya ke sirkulasi


BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam makalah ini menyangkut soal “Peranan
Laboratorium Bagi Kesehatan Masyarakat” maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

• Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,


penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal
dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat.

• Laboratorium sebagai pelaksana teknis Kesehatan dan sebagai satuan penelitian


kesehatan mempunyai fungsi antara lain :

1. Pelaksana kesehatan sesuai dengan pembangunan kesehatan

2. Pelaksana dan Pembina hubungan kerjasama dengan tenaga kesehatan yang lain dan
masyarakat .

• Pelayanan laboratorium merupakan salah satu bagian dari pelayanan kesehatan yang
sangat dibutuhkan masyarakat.

4.2 Saran

Laboratorium perlu memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada kosumen


dalam hal ini adalah masyarakat yang akan menggunakan jasa laboratorium, sehingga
masyarakat merasakan kepuasan dan loyal terhadap kualitas yang ditawarkan, hal ini juga
bertujuan agar terselenggaranya pelayanan laboratorium kesehatan secara berhasil guna dan
berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

DAFTAR PUSTAKA
• http://analisbanjarmasin.blogspot.com/2010/08/peran-labkes-dalam-upaya-
peningkatan.html

• http://ekawhiniethepooh.blogspot.com/2010/12/jenis-laboratorium.html

• http://biomedika.setiabudi.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=170:pengaruh-kualitas-pelayanan-terhadap-tingkat-
kepuasan-pasien-di-laboratorium-rumah-sakit-medik-dasar-hidayah-
sukoharjo&catid=73:nomor-02-september-2010

• http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/perencanaan-sdm-laboratorium-
kesehatan.html

• http://reg2tingkat2.blogspot.com/2011/12/proposal-laboratorium-klinik.html

Anda mungkin juga menyukai