Anda di halaman 1dari 6

TEKS CERPEN DAN UNSUR PEMBANGUN

The Arrogant Girl

Orientation (Pengenalan Situasi Cerita)


Terlihat seorang gadis yang sedang duduk di teras rumahnya sambil memandang hamparan
sawah ladang bagaikan permadani. Gadis itu memiliki senyuman yang sangat manis, lesung pipi
di kedua wajahnya yang tirus, kulit yang putih bersih bagaikan porselen, rambut yang berkilau
bewarna hitam, hidung yang kecil dan mancung, serta bibir yang merah merona. Gadis tersebut
bernama Lolyta. Ia adalah kembang desa yang banyak disukai oleh kaum adam.
Lolyta merupakan seorang gadis piatu yang tinggal seorang diri di desa yang jauh dari
polusi. Sang ayah telah lama meninggalkannya di desa tersebut untuk mencari nafkah dengan
bekerja di sebuah kota besar sedangkan sang ibu telah lama meninggal karena penyakit kanker
hati yang dideritanya pada saat Lolyta berusia 7 tahun. Tetapi sang ayah sesekali mengunjungi
Lolyta untuk memberikan uang dan barang-barang mewah.

Complication (Pengungkapan Peristiwa)


Seperti namanya yang indah, Lolyta merupakan anak yang mempunyai rupa yang sangat
cantik tapi sayangnya ia memiliki sifat yang jelek. Lolyta sering kali besar kepala dan
memamerkan barang-barang mewah yang diberikan ayahnya kepada teman-temannya sehingga
banyak dari teman-temannya yang tidak menyukai Lolyta. Tetapi ada sebagian yang ingin
berteman dengan Lolyta karena harta dan barang-barang mewah yang dimiliki Lolyta. Tidak ada
satu orang pun yang tulus berteman dengan Lolyta sampai suatu ketika ada seorang lelaki yang
bernama Simon. Ia berasal dari keluarga yang kurang mampu tetapi mempunyai keluarga yang
harmonis dan rukun. Simon selalu mendukung dan mengikuti kemana pun Lolyta pergi sehinga
membuat Lolyta jengah seperti saat ini. Lolyta dan Simon terlihat sedang duduk bersama di
gubuk sambil memandang hamparan sawah.
“Simon ko kamu bau sama jelek sih. Aku gak mau temenan sama orang yang bau dan jelek,”
ucap Lolyta dengan nada yang mengejek sambil berpura-pura menutup hidungnya berharap
Simon pergi menjauh.
“Asal kamu tau, aku itu ganteng. Kamu gak bisa bedaain orang ganteng sama orang jelek ya.
By the way, kamu itu yang bau karena belum mandi,”
Lalu, datanglah sekelompok teman-teman Lolyta yang bernama Tita, Bayu, Farris dan
Vivian menghampiri Simon dan Lolyta yang sedang asik memperdebatkan hal-hal yang sepele.
“Eh ada si Lolyta yang cantik jelita sama si Simon,” kata Farris.
“Kalian ngapain berduaan disini? Hayo ngaku, kalian sedang pacaran ya? Hihihi,” tanya
Vivian dengan penasaran.
TEKS CERPEN DAN UNSUR PEMBANGUN

“Heh enak aja. Kita lagi berantem tau, kok kalian malah mengiranya kita lagi pacaran sih.
Oh iya mumpung kalian disini hayu main ke rumah aku. Aku punya barang-barang limited
edition nih baru saja dikirimin sama ayahku. Biasalah ayah aku baru saja pulang dari London.
Ayo kalian mau melihatnya ga?” ujar Lolyta dengan gaya angkuh dan sombongnya.
“Oh mau banget kalau ditawarin. Siapa sih yang ga mau kalau ditawarin barang-barang
branded. Apalagi kalau barang-barangnya dikirimin sama ayah kamu dari Londonnya langsung”
kata Tita dengan bersemangat.
Mereka pun akhirnya pergi ke rumah Lolyta untuk melihat barang-barang mewah yang
diberikan oleh ayahnya Lolyta.

Rising Action (Menuju Konflik)


Mula-mula semua berjalan dengan lancar seperti yang Lolyta inginkan sampai suatu ketika
perusahaan tempat ayahnya Lolyta bekerja bangkrut sehingga membuat sang ayah jatuh sakit.
Keadaan sang ayah semakin memprihatinkan dan akhirnya pun sang ayah dipanggil oleh Yang
Maha Kuasa. Lolyta pun masih juga tidak yakin ayahnya pergi untuk selamanya. Lolyta yang
saat itu masih dilanda syok dengan berita duka yang didengarnya pun tidak tahu harus
bagaimana dengan kenyataan yang dialaminya sekarang.
Teman-teman Lolyta memilih untuk menjauh dan memutuskan pertemanannya dengan
Lolyta. Hati Lolyta terasa seperti dicabik-cabik melihat teman-temannya tidak ada yang peduli
dan mendukungnya. Apalagi ditambah dengan berita duka yang baru saja dialaminya, hancur
sudah hidup Lolyta. Tinggal Lolyta seorang diri di tempat pemakaman sang ayah sambil
menangis.
“Ayah, jangan tinggalin Lolyta seorang diri disini. Ayah pernah berjanji akan selalu
menemani Lolyta dan tidak akan pernah meninggalkan Lolyta sampai Lolyta sudah menikah tapi
kenapa ayah meninggalkan Lolyta seorang diri disini. Lolyta tidak tahu harus bagaimana
sekarang. Ayah menngingkari janji yang sudah dibuat,” ucap Lolyta dengan berlinang air mata.
Ketika Lolyta sedang menangis dan termenung dengan pikirannya, ia teringat dengan
ucapan sang ayah. Sang ayah pernah berkata kepadanya pada saat ia berusia 9 tahun bahwa
hidup ini hanya sebentar maka manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya dan jadilah anak
yang baik hati, sholeha, serta jangan memiliki sifat besar kepala. Saat Lolyta mengingat pesan
ayahnya tersebut ia kecewa dan marah kepada dirinya sendiri karena tidak mengikuti nasihat
ayahnya.

Turning Point (Puncak Konflik)


TEKS CERPEN DAN UNSUR PEMBANGUN

Setelah beberapa menit Lolyta menangis di pemakaman sang ayah. Akhirnya Lolyta
memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Lalu, Lolyta melihat sisa uang yang dikirim ayahnya
yang berada di tabungannya. Ia menyadari bahwa uang di tabungannya kian menipis dan tidak
akan cukup untuk makan sehari-hari beberapa bulan ke depan mengingat selama ini ia selalu
menghambur-hamburkan uangnya. Ketika Lolyta sedang sibuk dengan pikirannya sendiri,
datanglah Simon beserta keluarganya ke rumah Lolyta.
“Assalamualaikum Lolyta”
“Waalaikumsalam, ada apa ya Simon beserta keluarganya kemari?” ucap Lolyta dengan
sopan.
“Kami turut berduka cita ya atas meninggalnya ayah kamu,” ujar ibunya Simon.
“Iya, makasih tante,” balas Lolyta.
“Tante ingin menanyakan ini kepada Lolyta, apa yang akan Lolyta lakukan setelah kepergian
ayah kamu? Kamu sudah memikirkannya nak?” tanya ibunya Simon.
Mendengar pertanyaan ibunya Simon, Lolyta tidak kuasa untuk membendung air matanya.
Akhirnya, Lolyta menangis dan menceritakan semua permasalahan yang menjadi bebannya
sekarang sambil memeluk ibunya Simon. Setelah puas menangis dan bercerita, ibunya Simon
memberikan semangat dan tawaran yang membuat Lolyta tercengang tidak percaya atas tawaran
yang ibunya Simon katakan.
“Jika Lolyta tidak keberatan, tante dan keluarga ingin Lolyta tinggal bersama tante,” ujar
ibunya Simon.
Lolyta yang mendengarnya pun menangis dan terharu karena masih ada yang tulus
menerimanya padahal selama ini Lolyta sering kali mengejek dan merendahkan keluarga Simon.
“Lolyta sering merendahkan dan mengejek keluarga tante tapi kenapa tante masih tulus
menerima Lolyta?” tanya Lolyta.
“Tante sudah memaafkan Lolyta. Baik kaya maupun miskin tidak ada perbedaan kasta
ataupun status. Semuanya sama saja di mata Allah SWT. Bagaimana Lolyta mau tinggal bareng
tante dan keluarga? ” tanya ibunya Simon.
“Iya tante Lolyta mau” ujar Lolyta terharu sambil berlinang air mata.
TEKS CERPEN DAN UNSUR PEMBANGUN

Penyelesaian (Ending atau Coda)


Semenjak kejadian tersebut, Lolyta pun berusaha menjadi anak yang sholeha dan tidak
memiliki sifat yang besar kepala sesuai dengan amanat sang ayah. Lolyta juga memutuskan
untuk membuka lembaran baru bersama keluarganya Simon. Susah dan senang, Lolyta hadapi
dan jalanin bersama dengan keluarga Simon. Akhirnya, Lolyta dan keluarga Simon menjadi
keluarga yang harmonis dan bahagia.

UNSUR PEMBANGUN TEKS CERPEN THE ARROGANT GIRL :

UNSUR INTRINSIK TEKS CERPEN


Unsur-unsur Ada/tidak Keterangan
Cerita
Tema Ada Remaja, persahabatan, fiksi
Tokoh dan watak Ada Protagonis
Simon : baik hati, ramah dan suka menolong.
Ibunya Simon : penyayang, sabar, ramah dan baik hati.

Antagonis
Lolyta : sombong atau besar kepala, angkuh.
Farris : jahat, tidak menghargai orang lain, sombong.
Vivian : jahat, tidak menghargai orang lain, sombong.
Tita : jahat, tidak menghargai orang lain, sombong.
Bayu : jahat, tidak menghargai orang lain, sombong.
Penokohan Ada Penokohan secara analitik.
Berikut kutipan cerpen mengenai penokohan secara analitik,
yaitu:
Terlihat seorang gadis yang sedang duduk di teras rumahnya
sambil memandang hamparan sawah ladang bagaikan permadani.
Gadis itu memiliki senyuman yang sangat manis, lesung pipi di
kedua wajahnya yang tirus, kulit yang putih bersih bagaikan
porselen, rambut yang berkilau bewarna hitam, hidung yang kecil
dan mancung, serta bibir yang merah merona. Gadis tersebut
bernama Lolyta. Ia adalah kembang desa yang banyak disukai oleh
kaum adam.
Lolyta merupakan seorang gadis piatu yang tinggal seorang diri
di desa yang jauh dari polusi. Sang ayah telah lama
meninggalkannya di desa tersebut untuk mencari nafkah dengan
bekerja di sebuah kota besar sedangkan sang ibu telah lama
meninggal karena penyakit kanker hati yang dideritanya pada saat
Lolyta berusia 7 tahun. Tetapi sang ayah sesekali mengunjungi
Lolyta untuk memberikan uang dan barang-barang mewah.
TEKS CERPEN DAN UNSUR PEMBANGUN

Alur/plot Ada Alur Maju.

Latar
A. Waktu Tidak ada -
B. Tempat Ada Di desa, teras, gubuk, rumah Lolyta.
C. Suasana Ada Sedih dan bahagia.
Sudut Pandang Ada Sudut padang orang ketiga obyektif
Gaya Bahasa Ada A. Majas Silepsis :
Lolyta yang mendengarnya pun menangis dan
terharu karena masih ada yang tulus menerimanya
padahal selama ini Lolyta sering kali mengejek dan
merendahkan keluarga Simon.
B. Majas Paradoks :
Seperti namanya yang indah, Lolyta merupakan anak
yang mempunyai rupa yang sangat cantik tapi
sayangnya ia memiliki sifat yang jelek.
C. Majas Asosiasi :
Terlihat seorang gadis yang sedang duduk di teras
rumahnya sambil memandang hamparan sawah ladang
bagaikan permadani.
Gadis itu memiliki senyuman yang sangat manis,
lesung pipi di kedua wajahnya yang tirus, kulit yang
putih bersih bagaikan porselen, rambut yang berkilau
bewarna hitam, hidung yang kecil dan mancung, serta
bibir yang merah merona. Gadis tersebut bernama
Lolyta
Amanat Ada Janganlah mempunyai sifat sombong atau besar kepala terhadap
apa yang dimiliki saat ini karena dunia ini hanya titipan Allah
SWT, harta dan kekuasaan tidak akan dibawa di akhirat kelak,
serta jangan suka merendahkan orang lain.

UNSUR EKSTRINSIK TEKS CERPEN


TEKS CERPEN DAN UNSUR PEMBANGUN

Unsur-unsur Cerita Keterangan


Latar Belakang Latar belakang penulis, yaitu latar belakang sosial dan budaya. Penulis
Pengarang membuat cerita cerpen tersebut dengan melihat berbagai aspek sosial dan
budaya, serta sudut pandang orang-orang yang ada di lingkungan sekitarnya.
Nilai-nilai yang A. Nilai Agama :
terkandung dalam Tidak membedakan kasta ataupun status karena Allah SWT tidak
teks cerpen memandang seseorang dari kaya ataupun miskin tetapi melihat dari
keimanan dan ketakwaanya.
B. Nilai Moral:
Jangan menjadi orang sombong atau besar kepala karena perbuatan
tersebut akan merugikan diri sendiri maupun orang lain serta perbuatan
tersebut termasuk perilaku yang tercela.
C. Nilai Sosial :
Jangan suka mengejek dan merendahkan orang lain karena akan ada
saatnya dimana kita membutuhkan bantuan dari orang lain dan kita tidak
mengetahui bagaimana rotasi kehidupan berjalan. Kadang kala kita
berada di atas ataupun di bawah.
Situasi sosial ketika Situasi sosial ketika cerpen tersebut diciptakan ialah saat Indonesia sedang
cerita itu diciptakan dilanda pandemi COVID-19 sehingga penulis membuat cerpen tersebut
bedasarkan imajinasi dan karangan sendiri sesuai dengan sudut pandang dari
berbagai aspek sosial maupun budaya.

Anda mungkin juga menyukai