“Heh enak aja. Kita lagi berantem tau, kok kalian malah mengiranya kita lagi pacaran sih.
Oh iya mumpung kalian disini hayu main ke rumah aku. Aku punya barang-barang limited
edition nih baru saja dikirimin sama ayahku. Biasalah ayah aku baru saja pulang dari London.
Ayo kalian mau melihatnya ga?” ujar Lolyta dengan gaya angkuh dan sombongnya.
“Oh mau banget kalau ditawarin. Siapa sih yang ga mau kalau ditawarin barang-barang
branded. Apalagi kalau barang-barangnya dikirimin sama ayah kamu dari Londonnya langsung”
kata Tita dengan bersemangat.
Mereka pun akhirnya pergi ke rumah Lolyta untuk melihat barang-barang mewah yang
diberikan oleh ayahnya Lolyta.
Setelah beberapa menit Lolyta menangis di pemakaman sang ayah. Akhirnya Lolyta
memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Lalu, Lolyta melihat sisa uang yang dikirim ayahnya
yang berada di tabungannya. Ia menyadari bahwa uang di tabungannya kian menipis dan tidak
akan cukup untuk makan sehari-hari beberapa bulan ke depan mengingat selama ini ia selalu
menghambur-hamburkan uangnya. Ketika Lolyta sedang sibuk dengan pikirannya sendiri,
datanglah Simon beserta keluarganya ke rumah Lolyta.
“Assalamualaikum Lolyta”
“Waalaikumsalam, ada apa ya Simon beserta keluarganya kemari?” ucap Lolyta dengan
sopan.
“Kami turut berduka cita ya atas meninggalnya ayah kamu,” ujar ibunya Simon.
“Iya, makasih tante,” balas Lolyta.
“Tante ingin menanyakan ini kepada Lolyta, apa yang akan Lolyta lakukan setelah kepergian
ayah kamu? Kamu sudah memikirkannya nak?” tanya ibunya Simon.
Mendengar pertanyaan ibunya Simon, Lolyta tidak kuasa untuk membendung air matanya.
Akhirnya, Lolyta menangis dan menceritakan semua permasalahan yang menjadi bebannya
sekarang sambil memeluk ibunya Simon. Setelah puas menangis dan bercerita, ibunya Simon
memberikan semangat dan tawaran yang membuat Lolyta tercengang tidak percaya atas tawaran
yang ibunya Simon katakan.
“Jika Lolyta tidak keberatan, tante dan keluarga ingin Lolyta tinggal bersama tante,” ujar
ibunya Simon.
Lolyta yang mendengarnya pun menangis dan terharu karena masih ada yang tulus
menerimanya padahal selama ini Lolyta sering kali mengejek dan merendahkan keluarga Simon.
“Lolyta sering merendahkan dan mengejek keluarga tante tapi kenapa tante masih tulus
menerima Lolyta?” tanya Lolyta.
“Tante sudah memaafkan Lolyta. Baik kaya maupun miskin tidak ada perbedaan kasta
ataupun status. Semuanya sama saja di mata Allah SWT. Bagaimana Lolyta mau tinggal bareng
tante dan keluarga? ” tanya ibunya Simon.
“Iya tante Lolyta mau” ujar Lolyta terharu sambil berlinang air mata.
TEKS CERPEN DAN UNSUR PEMBANGUN
Antagonis
Lolyta : sombong atau besar kepala, angkuh.
Farris : jahat, tidak menghargai orang lain, sombong.
Vivian : jahat, tidak menghargai orang lain, sombong.
Tita : jahat, tidak menghargai orang lain, sombong.
Bayu : jahat, tidak menghargai orang lain, sombong.
Penokohan Ada Penokohan secara analitik.
Berikut kutipan cerpen mengenai penokohan secara analitik,
yaitu:
Terlihat seorang gadis yang sedang duduk di teras rumahnya
sambil memandang hamparan sawah ladang bagaikan permadani.
Gadis itu memiliki senyuman yang sangat manis, lesung pipi di
kedua wajahnya yang tirus, kulit yang putih bersih bagaikan
porselen, rambut yang berkilau bewarna hitam, hidung yang kecil
dan mancung, serta bibir yang merah merona. Gadis tersebut
bernama Lolyta. Ia adalah kembang desa yang banyak disukai oleh
kaum adam.
Lolyta merupakan seorang gadis piatu yang tinggal seorang diri
di desa yang jauh dari polusi. Sang ayah telah lama
meninggalkannya di desa tersebut untuk mencari nafkah dengan
bekerja di sebuah kota besar sedangkan sang ibu telah lama
meninggal karena penyakit kanker hati yang dideritanya pada saat
Lolyta berusia 7 tahun. Tetapi sang ayah sesekali mengunjungi
Lolyta untuk memberikan uang dan barang-barang mewah.
TEKS CERPEN DAN UNSUR PEMBANGUN
Latar
A. Waktu Tidak ada -
B. Tempat Ada Di desa, teras, gubuk, rumah Lolyta.
C. Suasana Ada Sedih dan bahagia.
Sudut Pandang Ada Sudut padang orang ketiga obyektif
Gaya Bahasa Ada A. Majas Silepsis :
Lolyta yang mendengarnya pun menangis dan
terharu karena masih ada yang tulus menerimanya
padahal selama ini Lolyta sering kali mengejek dan
merendahkan keluarga Simon.
B. Majas Paradoks :
Seperti namanya yang indah, Lolyta merupakan anak
yang mempunyai rupa yang sangat cantik tapi
sayangnya ia memiliki sifat yang jelek.
C. Majas Asosiasi :
Terlihat seorang gadis yang sedang duduk di teras
rumahnya sambil memandang hamparan sawah ladang
bagaikan permadani.
Gadis itu memiliki senyuman yang sangat manis,
lesung pipi di kedua wajahnya yang tirus, kulit yang
putih bersih bagaikan porselen, rambut yang berkilau
bewarna hitam, hidung yang kecil dan mancung, serta
bibir yang merah merona. Gadis tersebut bernama
Lolyta
Amanat Ada Janganlah mempunyai sifat sombong atau besar kepala terhadap
apa yang dimiliki saat ini karena dunia ini hanya titipan Allah
SWT, harta dan kekuasaan tidak akan dibawa di akhirat kelak,
serta jangan suka merendahkan orang lain.