Anda di halaman 1dari 3

STRUKTUR TEKS CERPEN

Cassie Si Kembang Desa

Orientation (Pengenalan Situasi Cerita)


Terlihat seorang gadis yang sedang memandang sawah ladang bagaikan permadani. Gadis itu
memiliki kulit yang putih bersinar bagaikan porselen, rambut yang berkilau berwarna emas
kecoklatan, hidung yang mancung, serta bibir yang merah merona. Gadis tersebut bernama
Cassie. Ia adalah kembang desa yang banyak disukai oleh kaum adam.
Cassie merupakan seorang gadis piatu yang tinggal seorang diri di desa yang asri dan jauh
dari polusi. Sang ayah telah lama meninggalkannya di desa tersebut untuk mencari nafkah
dengan bekerja di sebuah kota besar sedangkan sang ibu telah lama meninggal karena
kecelakaan pada saat Cassie berusia 5 tahun. Tetapi sang ayah sesekali mengunjungi Cassie
untuk memberikan uang dan barang-barang mewah.

Complication (Pengungkapan Peristiwa)


Cassie merupakan anak yang sangat cantik tapi sayangnya ia memiliki sifat yang jelek. Cassie
sering kali besar kepala dan memamerkan barang-barang mewah yang diberikan ayahnya kepada
teman-temannya sehingga banyak dari teman-temannya yang tidak menyukai Cassie. Tetapi ada
sebagian yang ingin berteman dengan Cassie karena harta dan barang-barang mewah yang
dimiliki Cassie. Tidak ada satu orang pun yang tulus berteman dengan Cassie sampai suatu
ketika ada seorang lelaki yang bernama Kevin. Ia berasal dari keluarga yang kurang mampu
tetapi mempunyai keluarga yang harmonis. Kevin selalu mengikuti kemana pun Cassie pergi
sehingga membuat Cassie jengah seperti saat ini. Cassie dan kevin terlihat sedang duduk
bersama sambil memandang hamparan sawah.
“Kevin bisa tidak kamu jangan ikutin aku terus. Aku risih tau soalnya kamu bau,” ucap Cassie
sambil berpura-pura menutup hidungnya berharap Kevin pergi menjauh.
“Aku tidak bau ko, kamu itu yang bau karena belum mandi,”
Lalu, datanglah sekelompok teman-teman Cassie yang bernama Rara, Toti, Dodi dan Lulu
menghampiri Kevin dan Cassie.
“Eh ada si Cassie yang cantik jelita sama si Kevin,” kata Dodi.
“Kalian ngapain berduaan disini?” tanya Rara.
“Oh iya mumpung kalian disini hayu main ke rumah aku. Aku punya barang-barang limited
edition nih baru saja dikirimin sama ayahku. Biasalah ayah aku baru saja pulang dari London.
Ayo kalian mau melihatnya ga?” ujar Cassie dengan gaya angkuh dan sombongnya.
“Oh boleh banget, aku juga mau melihat barang-barang mewah yang dikirimin ayah kamu,”
kata Lulu dengan bersemangat.
Mereka pun akhirnya pergi ke rumah Cassie untuk melihat barang-barang mewah yang
diberikan oleh ayahnya Cassie.

Rising Action (Menuju Konflik)


Mula-mula semua berjalan dengan lancar seperti yang Cassie inginkan sampai suatu ketika
perusahaan tempat ayahnya Cassie bekerja bangkrut sehingga membuat sang ayah jatuh sakit.
Keadaan sang ayah semakin memprihatinkan dan akhirnya pun sang ayah dipanggil oleh Yang
Maha Kuasa. Cassie pun masih juga tidak yakin ayahnya pergi untuk selamanya. Cassie tidak
tahu harus bagaimana dengan kenyataan yang dialaminya sekarang.
Teman-teman Cassie memilih untuk menjauh dan memutuskan pertemanannya dengan
Cassie. Tinggalah Cassie seorang diri di tempat pemakaman sang ayah.
“Ayah, kenapa ayah meninggalkan Cassie seorang diri disini. Cassie tidak tahu harus
bagaimana sekarang ayah,” ucap Cassie dengan berlinang air mata.
Ketika Cassie sedang menangis dan termenung dengan pikirannya, ia teringat dengan ucapan
sang ayah. Sang ayah pernah berkata kepadanya pada saat ia berusia 13 tahun bahwa hidup ini
hanya sebentar maka manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya dan jadilah anak yang baik
hati, sholeha, serta jangan memiliki sifat besar kepala. Saat Cassie mengingat pesan ayahnya
tersebut ia kecewa dan marah kepada dirinya sendiri karena tidak mengikuti nasihat ayahnya.

Turning Point (Puncak Konflik)


Setelah beberapa menit Cassie menangis di pemakaman sang ayah. Akhirnya, Cassie
memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Lalu, Cassie melihat sisa uang yang dikirim ayahnya
yang berada di tabungannya. Ia menyadari bahwa uang di tabungannya kian menipis dan tidak
akan cukup untuk makan sehari-hari mengingat selama ini ia selalu menghambur-hamburkan
uangnya. Ketika Cassie sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, datanglah Kevin beserta
keluarganya ke rumah Cassie.
“Assalamualaikum Cassie”
“Waalaikumsalam, ada apa ya kevin beserta keluarganya kemari?” ucap Cassie dengan sopan.
“Kami turut berduka cita ya atas meninggalnya ayah kamu,” ujar ibunya kevin.
“Iya, makasih tante,” balas Cassie.
“Jika Cassie tidak keberatan, tante dan keluarga ingin Cassie tinggal bersama tante,” ujar
ibunya Kevin.
Cassie yang mendengarnya pun menangis dan terharu karena masih ada yang tulus
menerimanya padahal selama ini Cassie sering kali mengejek dan merendahkan keluarga Kevin.
“Cassie sering merendahkan dan mengejek keluarga tante tapi kenapa tante masih tulus
menerima Cassie?” tanya Cassie.
“Tante sudah memaafkan Cassie. Baik kaya maupun miskin tidak ada perbedaan kasta
ataupun status. Semuanya sama saja di mata Allah SWT. Bagaimana Cassie mau tinggal bareng
tante dan keluarga? ” tanya ibunya Kevin.
“Iya tante Cassie mau” ujar Cassie terharu sambil berlinang air mata.

Penyelesaian (Ending atau Coda)


Semenjak kejadian tersebut, Cassie pun berusaha menjadi anak yang sholeha dan tidak
memiliki sifat yang besar kepala sesuai dengan amanat sang ayah. Akhirnya, Cassie dan keluarga
Kevin menjadi keluarga yang harmonis dan bahagia.

Anda mungkin juga menyukai