Anda di halaman 1dari 216

TUGAS AKHIR

HALAMAN JUDUL

PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI DAN


VISCOCRETE 1003 TERHADAP KARAKTERISTIK
BETON NORMAL
(THE EFFECT OF ADDING RICE HUSK ASH AND
VISCOCRETE 1003 TO THE CHARACTERISTIC OF
NORMAL CONCRETE)

Diajukan Kepada Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Untuk Memenuhi


Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana Teknik Sipil

DAFFA ARI PRASETYA


14 511 306

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2018

i
TUGAS AKHIR
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI DAN


VISCOCRETE 1003 TERHADAP KARAKTERISTIK
BETON NORMAL
(THE EFFECT OF ADDING RICE HUSK ASH AND
VISCOCRETE 1003 TO THE CHARACTERISTIC OF
NORMAL CONCRETE)

Disusun Oleh

Daffa Ari Prasetya


14511306

Telah diterima sebagai salah satu syarat persyaratan


Untuk memperoleh derajat Sarjana Teknik Sipil

Diuji pada tanggal 13 September 2018

Oleh Dewan Penguji:

Pembimbing Penguji I Penguji II

Novi Rahmayanti, S.T., M.Eng. Erik Wahyu Pradana S.T., M.Eng. Atika Ulfah Jamal, S.T., M.Eng., M.T.
NIK: 155111306 NIK: 165111302 NIK: 125110101

Mengesahkan.

Ketua Program Studi Teknik Sipil

Dr. Ir. Sri Amini Yuni Astuti, M. T.


NIK: 885110101

ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan Tugas Akhir yang saya
susun sebagai syarat untuk penyelesaian program Sarjana di Program Studi Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia merupakan
hasil karya saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan Tugas
Akhir yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya
secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah. Apabila di
kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan Tugas Akhir ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia
menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai
dengan perundang- undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 13 September 2018


Yang membuat pernyataan,

Daffa Ari Prasetya


(14511306)

iii
DEDIKASI

“Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan
memudahkan baginya jalan ke surga”

(HR Muslim)

“Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama, Jika engkau tidak mampu, maka
jadilah penuntut ilmu. Jika engkau tidak bias menjadi penuntut ilmu, maka
cintailah mereka. Dan jika engkau tidak mencintai mereka, jangan kau benci
mereka”

(Umar bin Abdul Aziz)

TERUNTUK,

Bapak, Abdillah Arwani, Pahlawan terbaikku


Ibu, Nur Isroyati, Wanita tangguh dalam hidupku
Kakak, Zihni I, Hananun Z.H, Nadia N.A, Motivasi dalam hidupanku
Keluarga besarku Bani Afuan dan Bani Syarief yang mendokan kebaikanku
Bapak-Ibu guru almamater yang telah memberikan arahan untuk cita-citaku

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.,


Alhamdulillahi Robbil’alamin. Puji dan syukur penyusun panjatkan atas
nikmat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik. Shalawat serta salam
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan para
pengikutnya, Allahumma Sholli ‘Alla Sayyidina Muhammad wa ‘ala ali
Sayyidina Muhammad, yang telah membawa zaman meninggalkan zaman
kebodohan dan telah menjadi teladan yang sempurna.
Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus
ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan jenjang Strata Satu (S1) pada Prodi
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta. Selanjutnya, izinkanlah penyusun mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih tersebut
penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Sri Amini Yuni Astuti, M. T., selaku Ketua Prodi Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
2. Ibu Novi Rahmayanti, S.T., M.Eng., selaku dosen Pembimbing tugas akhir
yang telah memberikan bimbingan, pembelajaran, dan nasihat baik serta
motivasi yang membangkitkan semangat penulis selama penyusunan tugas
akhir sehingga penulis termotivasi untuk terus menjadi lebih semangat.
3. Ibu Prima J. Romadhona, S.T., M.Sc., selaku dosen Pembimbing Akademik
yang selalu membimbing serta memberikan banyak masukan dan motivasi
selama masa kuliah.
4. Bapak Erik Wahyu Pradana S.T., M.Eng., selaku dosen Penguji I tugas
akhir yang telah memberikan masukan dan koreksi sehingga tugas akhir

v
ini menjadi lebih baik, serta memberikan nasihat dan motivasi kepada
penulis.
5. Ibu Atika Ulfah Jamal, S.T., M.Eng., M.T., selaku dosen Penguji II tugas
akhir yang telah memberikan masukan dan koreksi sehingga tugas akhir
ini menjadi lebih baik, serta memberikan nasihat dan motivasi kepada
penulis.
6. Seluruh dosen, pengajar, laboran, asisten, karyawan Teknik Sipil-UII yang
telah memberikan ilmu dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran penyusun
selama masa kuliah,
7. Bapak Moch. Abdillah Arwani dan Ibu Nur Isroyati, yang selalu
mendoakan dan menjadi motivasi terbesar penyusun dalam menuntut ilmu.
Terima kasih tiada akhir atas semua doa, kasih sayang, kesabaran, dan
ketegaran membesarkan dan mendidik anak-anak sehingga penulis
menjadi seperti sekarang ini.
8. Kakak, Zihni Ihkamuddin, Hananun Zharfa H, dan Nadia Nur A, yang
selalu mendukung serta mendokan untuk dapat menyelesaikan tugas akhir.
9. Danan Wijaya S, Dika Erdiyawan, Suko Prayitno, Fadhli Aufar, Johan
Wahyu F, Aditya Putra, Angga D.N, Nurrahman I.F, M.Taufik Q, Argo
Irlando, dan Erdina I.P, yang telah meluangkan waktunya untuk membantu
penelitian di laboratorium, sehingga pelaksanaan penelitian terasa lebih
ringan.
10. Keluarga Teknik Sipil 2014 UII yang menjadi rekan bahkan saudara
selama menjalani masa kuliah, berjuang bersama, saling memotivasi.
Terima kasih atas bantuan dan dorongan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini. See you on the top.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

vi
Penyusun berharap semoga penelitian yang telah dilakukan dan disajikan
dalam bentuk tugas akhir ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi
dunia Teknik Sipil Indonesia dan dapat bermanfaat untuk pengembangan
penelitian selanjutnya.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Yogyakarta, 13 September 2018


Penulis,

Daffa Ari Prasetya


14511306

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii
DEDIKASI iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xv
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xvi
ABSTRAK xviii
ABSTRACT xix
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
1.5 Batasan Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Tinjauan Umum 6
2.2 Penelitian Terdahulu 6
2.3 Keaslian Penelitian 11
BAB III LANDASAN TEORI 12
3.1 Beton 12
3.2 Material Penyusun Beton 12
3.2.1 Agregat 12
3.2.2 Semen Portland 14
3.2.3 Air 16

viii
3.2.4 Abu Sekam Padi 16
3.2.5 Superplasticizer 18
3.3 Karakteristik Kekuatan Beton 19
3.3.1 Kuat Tekan Beton 21
3.3.2 Kuat Tarik Belah Beton 22
3.3.3 Modulus Elastisitas Beton 23
3.3.4 Kecepatan Rambat Gelombang Melalui Beton 25
3.3.5 Kuat Lentur Beton 26
3.3.6 Penyerapan Air Beton 28
3.3.7 Slump Beton 28
3.4 Perencanaan Campuran Beton 29
BAB IV METODE PENELITIAN 38
4.1 Tinjauan Umum 38
4.2 Benda Uji 38
4.3 Bahan Pembuatan Benda Uji 39
4.4 Peralatan 40
4.4.1 Alat Pembuatan Benda Uji 41
4.4.2 Alat Pengujian 41
4.5 Lokasi Penelitian 43
4.6 Tahapan Penelitian 43
BAB V DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN 48
5.1 Tinjauan Umum 48
5.2 Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton 48
5.2.1 Hasil Pemeriksaan Agregat Halus 48
5.2.2 Hasil Pemeriksanaan Agregat Kasar 54
5.3 Perencanaan Campuran Beton 59
5.4 Pengujian Nilai Slump 66
5.5 Pengujian Penyerapan Air Beton 68
5.6 Pengujian Kecepatan Rambat Gelombang Beton 70
5.7 Pengujian Kuat Tarik Belah Beton 72
5.8 Pengujian Kuat Lentur Beton 75

ix
5.9 Pengujian Kuat Tekan Beton 78
5.10 Pengujian Modulus Elastisitas Beton 81
5.11 Pembahasan Secara Keseluruhan 89
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 93
6.1 Kesimpulan 93
6.2 Saran 95
DAFTAR PUSTAKA 96
LAMPIRAN 99

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Antara Penelitian Sebelumnya dan Penlitian yang Akan
Dilaksanakan 9
Tabel 3.1 Batas Gradasi Agregat Kasar 13
Tabel 3.2 Gradasi Pasir 14
Tabel 3.3 Bahan-Bahan Utama Penyusun Semen Portland 15
Tabel 3.4 Sifat Fisik dan Sifat Kimia Standar Pozzolan 17
Tabel 3.5 Komposisi Abu Sekam Padi 18
Tabel 3.6 Faktor Pengali Deviasi Standar 29
Tabel 3.7 Nilai Deviasi Standar Untuk Berbagai Tingkat Pengendalian Mutu
Pekerjaan 30
Tabel 3.8 Persyaratan Jumlah Semen Minimum dan Faktor Air Semen Maksimum
untuk Berbagai Macam Pembetonan Dalam Lingkungan Khusus. 31
Tabel 3.9 Perkiraan Kekuatan Tekan (MPa) Beton dengan FAS = 0,5 32
Tabel 3.10 Perkiraan Kadar Air Bebas Tiap Meter Kubik Beton 33
Tabel 4.1 Rincian Benda Uji 38
Tabel 4.2 Perlatan Pembuatan Benda Uji 41
Tabel 4.3 Peralatan Pengujian Benda Uji 41
Tabel 5.1 Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus 49
Tabel 5.2 Hasil Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus 50
Tabel 5.3 Daerah Gradasi Agregat Halus 51
Tabel 5.4 Hasil Pengujian Berat Volume Padat Agregat Halus 52
Tabel 5.5 Hasil Pengujian Berat Volume Gembur Agregat Halus 52
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Lolos Saringan No.200 (Uji Kandungan Lumpur) 53
Tabel 5.7 Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar 54
Tabel 5.8 Hasil Pengujian Analisa Saringan/Modulus Halus Butir (MHB) Agregat
Kasar 55
Tabel 5.9 Batas Gradasi Agregat Kasar 56
Tabel 5.10 Hasil Pengujian Berat Volume Padat Agregat Kasar 57

xi
Tabel 5.11 Hasil Pengujian Berat Volume Gembur Agregat Kasar 58
Tabel 5.12 Rekapitulasi Perencanaan Campuran Beton (Mix Design) 64
Tabel 5.13 Rekapitulasi Kebutuhan Material Pencampuran Beton 66
Tabel 5.14 Hasil Pengujian Nilai Slump 66
Tabel 5.15 Hasil Pengujian Penyerapan Air Beton 68
Tabel 5.16 Hasil Pengujian Kecepatan Rambat Gelombang Beton 70
Tabel 5.17 Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton 72
Tabel 5.18 Hasil Pengujian Kuat Lentur Beton 75
Tabel 5.19 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton 78
Tabel 5.20 Tegangan dan Regangan Kombinasi BA 0 Silinder 1 81
Tabel 5.21 Hasil Perhitungan Modulus Elastisitas Beton ASTM C-469 85
Tabel 5.22 Hasil Perhitungan Modulus Elastisitas Beton SNI 2847-2013 86
Tabel 5.23 Perbandingan Nilai Modulus Elastisitas ASTM C-469 dan SNI 2847-
2013 87
Tabel 5.24 Rekapitulasi Hasil Pengujian Benda Uji 89
Tabel 5.25 Rekapitulasi Hasil Perubahan Pengujian 90

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Sketsa Pengujian Kuat Tekan Beton 22


Gambar 3.2 Sketsa Pengujian Kuat Tarik Beton 23
Gambar 3.3 Sketsa Pengujian Modulus Elastisitas 25
Gambar 3.4 Sketa Pengujian Langsung Kecepatan Rambat Gelombang 26
Gambar 3.5 Sketsa Pengujian Kuat Lentur Beton 27
Gambar 3.6 Pengukuran Slump Beton 28
Gambar 3.7 Grafik Hubungan Antara Kuat Desak dan Faktor Air Semen Untuk Benda
Uji Silinder 32
Gambar 3.8 Grafik Persen Pasir Terhadap Kadar Total Agregat yang Dianjurkan
Untuk Ukuran Maksimum 20 mm 34
Gambar 3.9 Grafik Persen Pasir Terhadap Kadar Total Agregat yang Dianjurkan
Untuk Ukuran Maksimum 40 mm 35
Gambar 3.10 Grafik Perkiraan Berat Beton Basah yang Telah Selesai Dipadatkan 36
Gambar 4.1 Sketsa Benda Uji Beton Silinder 39
Gambar 4.2 Sketsa Benda Uji Beton Balok 39
Gambar 4.3 Cetakan Capping 42
Gambar 4.4 Compressing Test Machine (CTM) 42
Gambar 4.5 Universal Testing Machine 42
Gambar 4.6 Dial Gauge 43
Gambar 4.7 Portable Ultrasonic Non-Destructive Digital Indicating Test 43
Gambar 4.8 Flowchart Tahapan Penelitian 47
Gambar 5.1 Batas Gradasi Agregat Halus Daerah II 51
Gambar 5.2 Agregat Halus 53
Gambar 5.3 Batas Gradasi Agregat Kasar 57
Gambar 5.4 Agregat Kasar 58
Gambar 5.5 Persentase Agregat Halus Terhadap Kadar Agregat Total 61
Gambar 5.6 Grafik Perkiraan Berat Isi Beton Basah yang Telah Selesai Dipadatkan
62

xiii
Gambar 5.7 Grafik Pengujian Nilai Slump Rata-Rata 67
Gambar 5.8 Contoh Hasil Pengujian Nilai Slump 68
Gambar 5.9 Grafik Pengujian Penyerapan Air Beton 69
Gambar 5.10 Grafik Pengujian Kecepatan Rambat Gelombang Beton 71
Gambar 5.11 Pengujian Kecepatan Rambat Gelombang Beton 72
Gambar 5.12 Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Rata-Rata 73
Gambar 5.13 Benda Uji Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton 74
Gambar 5.14 Benda Uji Kuat Tarik Belah Beton BA 5 dan BA 15 75
Gambar 5.15 Hasil Pengujian Kuat Lentur Beton 76
Gambar 5.16 Benda Uji Hasil Pengujian Kuat Lentur Beton 77
Gambar 5.17 Pengujian Kuat Lentur Beton 78
Gambar 5.18 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton 80
Gambar 5.19 Tegangan-Regangan Kombinasi BA 0 Silinder 1 84
Gambar 5.20 Modulus Elastisitas Beton 88
Gambar 5.21 Grafik Hubungan Hasil Pengujian Terhadap Penambahan Abu Sekam
Padi 0% 90

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar Alat yang Digunakan 100


Lampiran 2 Gambar Bahan yang Digunakan 108
Lampiran 3 Gambar Proses Pembuatan Benda Uji 112
Lampiran 4 Gambar Proses Pengujian Benda Uji 117
Lampiran 5 Data Hasil Pengujian Pemeriksaan Bahan 122
Lampiran 6 Data Hasil Perencanaan dan Pengaduakn Beton 133
Lampiran 7 Data Hasil Pengujian Penyerapan Air Beton 147
Lampiran 8 Data Hasil Pengujian Kecepatan Rambat Gelombang 148
Lampiran 9 Data Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton 149
Lampiran 10 Data Hasil Pengujian Kuat Lentur Beton 150
Lampiran 11 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton 152
Lampiran 12 Data Hasil Pengujian Modulus Elastisitas Beton 153
Lampiran 13 Hasil Grafik Modulus Elastisitas Beton 183

xv
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

= Kuat Tekan beton (MPa)


= Kuat Tekan Rata-Rata yang Direncanakan (MPa)
= Nilai Tambah (MPa)
= Deviasi Standar Rencana (MPa)
k = Faktor pnegali deviasi standar
ℎ = Perkiraan Jumlah Air Untuk Agregat Halus
= Perkiraan Jumlah Air Untuk Agregat Kasar
= Berat Jenis Agregat Gabungan
= Berat Jenis Agregat Halus
= Berat Jenis Agregat Kasar
% = Persentase Agregat Halus
% = Persentase Agregat Kasar
FAS = Faktor Air Semen
SNI = Standard Nasional Indonesia
ASTM = American Society of Testing and Materials
CTM = Compression Testing Machine
UTM = Universal Testing Machine
PCC = Portland Composit Cement
PUNDIT = Portable Ultrasonic Non-Destructive Digital Indicating Test
MHB = Modulus Halus Butir
SSD = Saturated Surface-Dry
Wc = Berat isi beton (kg/m3)
P = Beban maksimum (N)
A = Luas penampang benda uji (mm2)
σ = Tegangan, (N/mm2)
ε = Regangan
Ec = Modulus elastisitas (MPa)
S2 = Tegangan saat 40% dari beban maksimum (MPa)

xvi
S1 = Tegangan pada saat regangan longitudinal, ε1= 0,00005 (MPa)
ε2 = Regangan longitudinal yang dihasilkan pada saaat S2
fct = Kuat tarik belah (MPa)
l = Panjang benda uji pada bagian yang tertekan (mm)
d = Diameter benda uji (mm)
Mb = Massa basah sampel setelah direndam (gram)
Mk = Massa kering sampel setelah direndam (gram)
flt =Kuat lentur benda uji (MPa)
L = Jarak (bentang) antara dua perletakkan (mm)
b = lebar tampang lintang patah (mm)
h = tinggi tampang lintah patah (mm)
c = jarak antara tampang lintang patah dan tumpuan terdekat (mm)
∆L = Deformasi longitudinal (mm)
L0 = Tinggi efektif pengukuran (mm)
= Kecepatan rambat gelombang (m/s)
Lv = Jarak antara pusat perumakaan tranduser (m)
T = Waktu tempuh gelombang (s)

xvii
ABSTRAK

Pemakaian semen portland dalam beton akan menghasilkan kenaikan temperatur akibat
reaksi hidrasi serta senyawa sisa berupa kalsium hidroksida, sehingga diperlukan bahan mineral
pembantu berupa pozzolan untuk mengurangi kenaikan temperatur sekaligus meningkatkan
kekuatan dari beton. Salah satu material pozzolan yang berasal dari sisa industri adalah abu sekam
padi yang memiliki senyawa kimia amorphous silica sekitar 85-90%. Pada pembuatan beton segar
abu sekam padi memerlukan air untuk melakukan reaksi kimia sehingga diperlukan bahan tambah
kimia berupa superplasticizer untuk menjaga kelecakan beton.
Dalam penelitian ini perencanaan campuran beton menggunakan standar beton normal (SNI
03-2834-2000) dengan kuat tekan rencana 25 MPa ditambahkan abu sekam padi dan
superplasticizer berjenis sika ViscoCrete 1003 sebesar 0,6% dari berat semen.Variasi penambahan
abu sekam padi yang digunakan sebesar 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% terhadap berat semen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik beton dari pengujian kuat tekan beton,
modulus elastisitas beton, penyerapan air beton, kecepatan rambat gelombang beton dan kuat tarik
belah beton dengan benda uji silinder (diameter 15 cm dan tinggi 30 cm) serta kuat lentur beton
dengan benda uji balok (panjang 40 cm, lebar 10 cm dan tinggi 10 cm).
Hasil penelitian menunjukkan penambahan 15% abu sekam padi menghasilkan nilai tertinggi
pada pengujian kuat tekan, modulus elastisitas, dan kecepatan rambat gelombang. Kuat tarik belah
beton tertinggi saat penambahan 20% abu sekam padi dan kuat lentur beton tertinggi saat
penambahan 0% abu sekam padi. Pengujian penyerapan air beton menunjukkan, penambahan
persentase abu sekam padi membuat nilai penyerapan air beton semakin kecil. Sehingga dapat
disimpulkan penambahan abu sekam padi dengan suhu pembakaran yang tidak terkontrol
menghasilkan abu sekam padi yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam beton. Hal ini
ditunjukkan dengan peningkatan kuat tekan, modulus elastisitas, dan kecepatan rambat gelombang,
tetapi menghasilkan kecenderungan pola (trend) grafik yang berbeda terhadap kuat tarik belah dan
kuat lentur.

Kata kunci: Abu sekam padi, Karakteristik beton, Superplasticizer

xviii
ABSTRACT

The application of portland cement in concrete will increase temperature because of


hydration process and residue of Hydroxide Calcium, so that it needs other minerals for example
pozzolan to decrease the temperature but able to increase the compressive strength. One of pozzolan
materials from industry is rice husk ash which is a residual product containing chemical compound
85-90% of amorphous silica. In the mixing of fresh concrete, rice husk ash needs water to process
chemical reactions, while to keep its workability, superplasticizer, a kind of admixture, is added in.
In this research, concrete job mix is designed using SNI 03-2834-2000 of 25 MPa
compressive strength standard by adding rice husk ash and Sika ViscoCrete 1003’s superplasticizer
with amount of 0,6% of cement weight. The ash-added quantity varies from 0%, 5%, 10%, 15% and
20% of cement weight. This research aims to analyze concrete characteristics such as compressive
strength, modulus elasticity, water absorption, wave velocity, tensile strength using cylinder
specimen (15 cm diameter and 30 cm height) and flexural strength using beam specimen (40 cm
length, 10 cm, width, and 10 cm height).
This research shows that the 15% ash-added concrete produced the highest value on
compressive strength, modulus elasticity, and wave velocity. The highest tensile strength was 20%
ash-added concrete, while concrete flexural strength reached the highest of 0% ash-added concrete.
Water absorption tests showed the greater percentage of rice husk ash the smaller the water
absorption. It can be concluded that the adding of rice husk ash, which the combustion temperature
is uncontrolled, could act as concrete filler. It is showed from the increasing of compressive strength,
modulus elasticity, and wave velocity which have different graphic trends to tensile strength and
flexural strength.

Keywords: Rice husk ash, Characteristic of concrete, Superplasticizer

xix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi di Indonesia terus menerus
mengalami peningkatan, hal ini tidak lepas dari tuntutan dan kebutuhan masyarakat
terhadap fasilitas sarana dan prasarana yang semakin maju. Pembangunan sarana
dan prasarana dengan bahan konstruksi dari beton masih banyak digunakan, karena
konstruksi beton memiliki beberapa kelebihan dari pada material lainnya.
Kelebihan pada beton antara lain yaitu bahan penyusun material beton yang cukup
melimpah di alam, beton mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi,
tahan terhadap perubahan temperatur dan biaya perawatan yang minimal.
Beton adalah material yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, semen
dan air. Dalam menghasilkan sebuah konstruksi yang baik harus diikuti dengan
material bahan penyusun yang baik pula, sehingga akan dihasilkan sebuah
konstruksi yang kuat dan nyaman saat bangunan digunakan. Pada sebuah campuran
beton, semen merupakan salah satu bahan penyusun beton yang secara kimiawi
aktif setelah berhubungan dengan air menjadi pasta semen (Tri Mulyono, 2004).
Pasta semen berfungsi sebagai bahan perekat antar agregat di dalam sebuah
konstruksi beton. Pada dunia konstruksi jenis semen yang sering digunakan
merupakan semen portland tipe I, karena jenis tersebut dapat digunakan untuk
semua jenis konstruksi. Pemakaian semen portland dalam beton akan menghasilkan
kenaikan temperatur akibat reaksi hidrasi serta terdapat senyawa sisa akibat hidrasi
berupa kalsium hidroksida, sehingga diperlukan bahan mineral pembantu berupa
pozzolan yang mengandung silisium atau alumunium untuk mengurangi kenaikan
temperatur sekaligus meningkatkan kekuatan dari beton.
Penambahan pozzolan yang terlalu besar sebagai bahan tambah penyusun
beton harus diperhatikan, karena kekuatan beton dapat berkurang diakibatkan
hilangnya kelekatan dari pasta semen dengan agregat. Material pozzolan pada
umumnya dibagi menjadi dua macam, yaitu material alam dan material sisa

1
2

industri. Salah satu material pozzolan yang berasal dari sisa industri adalah abu
sekam padi. Material tersebut berasal dari limbah alam yaitu sekam padi. Sekam
padi merupakan limbah pasca panen padi yang memiliki harga murah dan
jumlahnya melimpah di wilayah Yogyakarta. Pembakaran sekam padi pada proses
pembuatan batu bata sehingga menghasilkan abu sekam padi dapat diaplikasikan
menjadi bahan pozzolan, karena mengandung amorphous silica yang dapat
bereaksi dengan kalsium hidroksida. Paul Nugraha dan Antoni (2007) meyatakan
kandungan senyawa kimia amorphous silica yang terdapat pada abu sekam padi
sekitar 85-90%, rata-rata abu sekam padi memiliki ukuran 10-20 µm dan bentuk
partikelnya berupa cellular serta irregular.
Pada saat pembuatan beton segar, penambahan abu sekam padi memerlukan
air untuk melakukan reaksi kimia. Kebutuhan abu sekam padi terhadap air akan
menyebabkan karakteristik beton terganggu salah satunya pada pengujian slump.
Beton segar yang dibuat akan menjadi tidak mudah dikerjakan atau kental sehingga
untuk menjaga kelecakan adukan beton segar diperlukan bahan tambah kimia
berupa superplasticizer.
Superplasticizer merupakan bahan tambah kimia yang memiliki sifat high
range water reducer admixtures yang dapat meningkatkan kelecakan campuran
beton. Salah satu produk superplasticizer adalah produksi dari PT. Sika Indonesia
yaitu ViscoCrete 1003. Bahan tambah tersebut merupakan produk generasi ketiga
untuk superplasticizer dari PT. Sika Indonesia yang dikembangkan untuk beton dan
mampu mengurangi segregation serta bleeding. Penelitian menggunakan
ViscoCrete 1003 ini pernah dilakukan dengan kadar optimum yang diperoleh
sebesar 0,6% dari berat semen (Sugiatmo, 2017).
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai penambahan pozzolan sebagai
bahan penyusunan beton, maka diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui
pengaruh yang ditimbulkan dari penambahan abu sekam padi serta superplasticizer
terhadap karakteristik beton dengan variasi penambahan abu sekam padi.
3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan beberapa penjelasan pada latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa masalah yang diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimana pengaruh penambahan limbah abu sekam padi pada campuran
beton dengan superplasticizer 0,6% dari berat semen terhadap karakteristik
pada beton normal?
2. Berapa persentase limbah abu sekam padi pada campuran beton normal
dengan superplasticizer 0,6% dari berat semen untuk mendapatkan mutu
beton yang tertinggi?
3. Bagaimana pengaruh penambahan limbah abu sekam padi pada campuran
beton terhadap kepadatan dari beton dengan menggunakan pengujian
kecepatan rambat gelombang?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengaruh penambahan limbah abu sekam padi pada campuran
beton dengan superplasticizer 0,6% dari berat semen terhadap karakteristik
pada beton normal.
2. Mengetahui persentase limbah abu sekam padi pada campuran beton normal
dengan superplasticizer 0,6% dari berat semen untuk mendapatkan mutu
beton yang tertinggi.
3. Mengetahui pengaruh penambahan limbah abu sekam padi pada campuran
beton terhadap kepadatan dari beton dengan menggunakan pengujian
kecepatan rambat gelombang.

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan tujuan penelitian yang sudah disebutkan, penelitian ini
diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Mengembangkan pengetahuan tentang teknologi beton terutama penambahan
limbah abu sekam padi sebagai bahan tambah beton.
4

2. Mengurangi limbah abu sekam padi pada proses pembakaran batu bata agar
tidak mencemari lingkungaan yang akan berdampak buruk bagi masyarakat
sekitar.
3. Menjadi referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang akan
membahas masalah penggunaan limbah abu sekam padi.

1.5 Batasan Penelitian


Beberapa lingkup permasalahan yang dibatasi agar penelitian ini terarah dan
tidak menyimpang dari tujuan penelitian adalah sebagai berikut.
1. Limbah abu sekam padi yang digunakan dalam penelitian ini adalah abu dari
limbah pembakaran sekam padi pada proses pembuatan batu bata di Jalan
Monumen Perjuangan, Bantul, Yogyakarta.
2. Suhu pembakaran sekam padi menjadi abu sekam padi pada proses
pembuatan batu bata tidak terkontrol.
3. Abu sekam padi yang digunakan pada campuran beton telah lolos saringan
no.200 (75 µm) dengan berat jenis 1,948.
4. Bahan tambah kimia yang digunakan dalam penelitian jenis superplasticizer
dari PT. Sika Indonesia dengan produk Sika ViscoCrete 1003.
5. Abu sekam padi dan ViscoCrete 1003 yang digunakan tidak dilakukan proses
pengujian komposisi senyawa kimia.
6. Persentase limbah abu sekam padi yang digunakan adalah 0%, 5%, 10%, 15%
dan 20% dari berat semen serta superplasticizer yang digunakan berjenis
ViscoCrete 1003 dengan kadar 0,6% dari berat semen.
7. Agregat halus yang digunakan berasal dari toko bangunan yang materialnya
dari Gunung Merapi
8. Agregat kasar yang digunakan memiliki ukuran maksimal 20 mm berasal dari
toko bangunan yang materialnya dari Clereng, Kulon Progo.
9. Semen yang digunakan adalah semen tipe PCC merek Tiga Roda.
10. Air yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari saluran air pada
Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik Sipil FTSP UII.
5

11. Benda uji yang digunakan pada penelitian ini berupa beton silinder dengan
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm sebanyak 40 buah dan berupa beton balok
dengan panjang 40 cm, lebar 10cm, dan tinggi 10cm sebanyak 15 buah.
12. Benda uji yang digunakan merupakan beton dengan rancangan (f ’c) 25 MPa.
13. Metode perencanaan campuran adukan beton sesuai dengan standar SNI-03-
2834-2000 tentang Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.
14. Beton yang direncanakan akan digunakan di luar ruangan bangunan, tidak
terlindung dari hujan dan terik matahari dan pengaruh suhu, udara dan faktor
lain diabaikan.
15. Penambahan abu sekam padi dan superplasticizer tidak mengurangi
komposisi bahan penyusun beton dalam perencanaan adukan beton normal.
16. Perawatan beton silinder dan beton balok dilakukan dengan merendamkan
benda uji ke dalam air.
17. Pengujian benda uji dilakukan setelah umur beton 28 hari.
18. Pengujian yang dilakukan berupa kuat tekan sekaligus pembacaan dial gauge,
kuat lentur beton, kuat tarik beton, penyerapan air beton dan kecepatan
rambat gelombang melalui beton.
19. Pelaksanaan pengujian dilakukan di laboratorium Bahan Konstruksi Teknik
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia
20. Alat pengujian yang digunakan berasal dari Laboratorium Bahan Konstruksi
Teknik Sipil FTSP UII.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum


Dalam dunia teknik sipil istilah beton sering digunakan dalam berbagai
macam bidang konstruksi. Nawy (1990) menyebutkan beton merupakan sebagai
sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material pembentuknya. Pada
umumnya beton terdiri dari agregat halus, agregat kasar, air, semen dan bahan
tambah jika diperlukan, reaksi-reaksi dalam beton terjadi karena proses
pencampuran yang dilakukan untuk memproleh tujuan yang direncanakan. Reaksi
yang muncul tersebut diakibatkan bertemunya air dan semen portland sehingga
membuat beton bertambah keras sesuai dengan pertambahan umurnya. Kekuatan
beton tersebut dipengerahui oleh faktor air dan semen yang direncanakan sebelum
pelaksanaan.
Menurut SNI-2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk
Bangunan Gedung menyatakan bahwa, beton adalah campuran semen portland atau
semen hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa
bahan campuran tambahan (admixture). Bahan tambah di dalam beton dapat
berfungsi untuk membantu dalam kemudahan pelaksanaanya atau meningkatkan
karakteristiknya sehingga beton sesuai kegunaan yang direncanakan.

2.2 Penelitian Terdahulu


Penelitian mengenai abu sekam padi dan superplasticizer pernah dilakukan
oleh akademisi sebelumnya, sehingga perlu dipahami dalam memberikan refrensi
yang akan dilakukan. Penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya antara
lain sebagai berikut dan perbedaan dengan peneltian Tugas Akhir yang akan
dilaksanakan dapat dilihat pada Tabel 2.1.
1. Eri Rosida dkk (2008) melakukan penelitian tentang: Pengaruh Penggunaan
Bahan Tambahan Abu Sekam Padi terhadap Kuat Tekan dan Workabilitas
Beton. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kemungkinan pemanfaatan abu
sekam padi sebagai bahan alternatif yang potensial terhadap kuat tekan dan

6
7

workability. Pada penelitian ini prosedur pengujian mengacu pada SK SNI T-


15-1991-03 dengan abu sekam padi diperoleh dari tempat penggilingan padi
yang berasal dari Kabupaten Rokan Hulu. Nilai kuat tekan yang dirancang
sebesar (f’c) 22,5 MPa dengan metode pengujian saat umur 14 hari dan 28
hari. Pengunaan variasi abu sekam padi 0%,5%,10%,15% dan 20% dengan
benda uji kubus 15cm x 15 cm x 15 cm. Pada penelitian ini diperoleh berat
spesifik abu sekam padi sebesar 2,06 dan penyerapan air 7,11%. Setelah
dilakukan penelitian diperoleh kuat tekan maksimum pemakaian abu sekam
padi kadar 15% sebesar 24,95 MPa pada umur 14 hari serta sebesar 26,86
MPa pada umur 28 hari dan mengalami penururnan kuat tekan pada campuran
20% abu sekam padi. Penggunaan abu sekam padi dapat mempengaruhi nilai
slump dan kelecakan beton, semakin besar kadar abu sekam padi maka beton
semakin mudah dikerjakan. Beton dengan kadar abu sekam padi hingga 15 %
menghasilkan beton yang lebih kuat namun cenderung agak lebih ringan.
2. Sri Raharja dkk (2013) melakukan penelitian tentang: Pengaruh Penggunaan
Abu Sekam Padi Sebagai Bahan Pengganti Sebagian Semen terhadap Kuat
Tekan dan Modulus Elastisitas Beton Kinerja Tinggi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penggunaan abu sekam padi pada sebagian
pengganti sebagian semen ditinjau dari kuat tekan dan modulus elastisitas.
Kadar variasi abu sekam padi yang digunakan padi 0%, 2,5%, 5%, 7,5%,
10%, 15% dan menggunakan benda uji berupa beton silinder diameter 3 inch
(7,62 cm) dan tinggi 6 inch (15,24 cm) dengan jumlah 18 buah. Penelitian ini
menggunakan kuat tekan rencana (f’c) 80 MPa dengan pengujian pada beton
berumur 28 hari. Setelah dilakukan penelitian diperoleh nilai kuat tekan
optimum pada kadar abu sekam padi 10% dari berat semen dengan nilai kuat
tekan 101,07 MPa dan merunun saat kadar abu sekam padi 15%. Peningkatan
modulus elastisitas mengikuti penggunaan abu sekam padi dengan nilai kuat
tekan optimum saat kadar abu sekam padi 10%.
3. Djaka Suhirkam dan Dafrimon (2014) melakukan penelitian tentang: Beton
Mutu K-400 dengan Penambahan Abu Sekam Padi dan Superplasticizer.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh abu sekam padi yang
8

mengganti sebagian semen pada beton K-400 terhadap kuat tekan dan kuat
tarik beton. Penelitian ini menggunakan kadar variasi abu sekam padi 0%,
2,5%, 5%, 7,5%, dan 10% serta penambahan superplasticizer. Benda uji yang
digunakan pengujian kuat tekan berupa kubus dengan sisi 15 cm x 15 cm x
15 cm dan pada kuat tarik berupa silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
Pengujian benda uji kuat tekan dilakukan pada beton berumur 7 hari, 14 hari,
21 hari dan 28 hari dan pengujian kuat tarik pada beton berumur 28 hari.
Setelah dilakukan penelitian ini diperoleh nilai slump dengan bahan tambah
abu sekam padi dan superplasticizer mengalami peningkatan dari beton
normal.Pada pengujian yang diperoleh nilai kuat tekan beton dan kuat tarik
beton mengalami peningkatan bersamaan dengan penambahan kadar abu
sekam padi dan superplasticizer sehingga kadar optimum yang diperoleh saat
abu sekam padi 10% serta penambahan superplasticizer 0,6%.
4. Dwi Sugiatmo (2017) melakukan penelitian tentang: Sifat Mekanis pada
Beton Self Compacting Concrete dengan Menggunkaan Bahan Tambah
VisoCrete 1003 dan ViscoFlow 3211 N. Penelitian ini bertujuan memperoleh
kadar optimum penggunaan bahan tambah (admixture) ViscoCrete 1003 dan
ViscoFlow 3211 N yang dapat menghasilkan kuat tekan dan kuat lentur
maksimal serta mengetahui sifat beton Self Compacting Concrete (SCC).
Benda uji berbentuk beton silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm
serta balok lebar 15 cm, tinggi 15 cm dan panjang 53 cm. Pembuatan benda
uji dengan penambahan ViscoCrete 1003 dan ViscoFlow 3211 N secara
bervariasi mulai dari 0,4%, 0,6%, 0,8%, 1,0%, dan 1,2% berat semen.
Pengujian kuat tekan dan kuat lentur dilakukan pada beton berumur 28 hari
dengan nilai kuat tekan rencana diperoleh dari perbandingan volume. Setelah
dilakukan penelitian membuktikan bahwa kadar optimum terjadi pada
penambahan ViscoCrete 1003 sebanyak 0,6% menghasilkan kuat tekan beton
19,05 MPa dan menghasilkan kuat lentur sebesar 2,49 MPa.
Tabel 2.1 Perbedaan Antara Penelitian Sebelumnya dan Penlitian yang Akan Dilaksanakan

Penelitian Terdahulu Penelitian Yang Akan


Dilakukan
Peneliti Eri Rosida dkk (2008) Sri Raharja dkk (2013) Djaka Suhirkam dan Dafrimon Dwi Sugiatmo (2017) Daffa Ari Prasetya (2018)
(2014)
Judul Pengaruh Penggunaan Bahan Pengaruh Penggunaan Abu Beton Mutu K-400 dengan Sifat Mekanis pada Beton Pengaruh Penggunaan Abu
Penelitian Tambahan Abu Sekam Padi Sekam Padi Sebagai Bahan Penambahan Abu Sekam Padi Self Compacting Sekam Padi Pada Beton
terhadap Kuat Tekan dan Pengganti Sebagian Semen dan Superplasticizer Concrete dengan Normal
Workabilitas Beton terhadap Kuat Tekan dan Menggunkaan Bahan
Modulus Elastisitas Beton Tambah VisoCrete 1003
Kinerja Tinggi dan ViscoFlow 3211 N
Tujuan Untuk mengetahui kuat tekan Untuk mengetahui pengaruh Untuk mengetahui pengaruh abu Untuk memperoleh kadar Untuk mendapatkan
dan workabilitas pada beton penggunaan abu sekam padi sekam padi yang mengganti optimum penggunaan persentase mutu beton
akibat penambahan abu sebagai pengganti sebagian sebagian semen pada beton K- bahan tambah optimal dan mengetahui
sekam padi semen ditinjau dari kuat tekan 400 terhadap kuat tekan dan (admixture) ViscoCrete pengaruh abu sekam padi dan
dan modulus elastisitas beton kuat tarik beton 1003 dan ViscoFlow 3211 superplasticizer ViscoCrete
kinerja tinggi N yang dapat 1003 terhadap beton
menghasilkan kuat tekan
dan kuat lentur maksimal
serta mengetahui sifat
beton Self Compacting
Concrete (SCC).
Parameter Kuat tekan pada umur 14 hari Flow test beton segar, kuat Pengujian kuat tekan, kuat tarik Kuat tekan beton dan kuat Kuat tekan beserta modulus
yang diuji dan 28 hari seta pengujian tekan beton dan modulus dan pengaruh nilai slump lentur beton elastisitas, kuat tarik, kuat
workabilitas elastisitas beton lentur, kadar penyerapan air,
kepadatan beton
Varian Variasi abu sekam padi 0%, Variasi abu sekam padi 0%, Variasi abu sekam padi 0% dan Variasi ViscoCrete 1003 Variasi penambahan abu
penelitian 5%, 10%, 15% dan 20% 2,5%, 5%, 7,5%, 10%, 15% tanpa superplasticizer serta abu dan ViscoFlow 3211 N sekam padi sebesar 0%, 5%,
sebagai pengganti semen dan dan menggunakan benda uji sekam padi 2,5%,5%, 7,5%, dan bervariasi mulai dari 10%, 15% dan 20% dari berat
benda uji yang digunakan berupa beton silinder diameter 10% dengan superplasticizer. 0,4%, 0,6%, 0,8%, 1,0%, semen dan superplasticizer
berupa kubus dengan sisi 15 3 inch (7,62 cm) dan tinggi 6 Benda uji yang digunakan dan 1,2% dengan benda ViscoCrete 1003 0,6% dari
cm x 15 cm x 15 cm inch (15,24 cm) dengan pengujian kuat tekan berupa uji yang digunakan berat semen. Benda uji yang
jumlah 18 buah kubus dengan sisi 15 cm x 15 berupa beton silinder digunakan berupa beton
cm x 15 cm dan pada kuat tarik diameter 15 cm dan tinggi silinder diameter 15 cm dan
berupa silinder diameter 15 cm 30 cm serta beton balok tinggi 30 cm serta beton balok
dan tinggi 30 cm tinggi 15 cm, lebar 15 cm tinggi 10 cm, lebar 10 cm dan
dan panjang 53 cm panjang 40 cm

9
9
10

Lanjutan Tabel 2.1 Perbedaan Antara Penelitian Sebelumnya dan Penlitian yang Akan Dilaksanakan
Peneliti Eri Rosida dkk (2008) Sri Raharja dkk (2013) Djaka Suhirkam dan Dafrimon Dwi Sugiatmo (2017) Daffa Ari Prasetya (2018)
(2014)
Metode Metode yang dilakukan Metode yang dilakukan Metode penelitian yang Metode penelitian yang Pada penelitian ini metode
penelitian dengan uji material, dengan percobaan langsung dilakukan dengan memeriksa dilakukan persiapan perencanaan campuran
merencanakan komposisi untuk memperoleh data bahan yang digunakan, bahan dan alat, pengujian adukan beton sesuai dengan
menggunakan mix design dengan kuat tekan rencana menggunakan benda uji silinder material, pembuatan standar SNI-03-2834-2000
dengan kuat tekan rencana (f’c) 80 MPa. Pengujian untuk pengujian kuat tarik dan benda uji beton silinder dengan pengujian beton umur
(f’c) 22,5 MPa, pembuatan dilaksanaan pada beton kubus untuk pengujian kuat dan beton balok dan rencana 28 hari dan kuat tekan
beton segar, pengujian berumur 28 hari dengan tekan, melakukan pencampuran pengujian kuat tekan serta rencana (f’c) 25 MPa. Dari
slump, pembuatan benda uji, pengujian meliputi uji bahan, beton, mengukur nilai slump kuat lentur beton. Mutu hasil campuran tersebut akan
perawatan beton dan kuat tekan, dan modulus dan melakukan pengujian beton. beton yang digunakan dilakukan pengujian untuk
pengujian kuat tekan pada elastisitas beton Pada pengujian kuat tekan diperoleh dari mmengetahui karakteristik
beton berumur 14 hari dan 28 dilakukan pada beton berumur 7 perbandingan volume beton
hari yang pengujiannya hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari yang pengujiannya
mengacu pada SK SNI T-15- dan pengujian kuat tarik pada dilakukan pada beton
1991-03. beton berumur 28 hari umur 28 hari
Hasil Pada penelitian ini diperoleh Pada penelitian ini diperoleh Pada penelitian ini diperoleh Pada penelitian ini
kuat tekan maksimum beton nilai flow table test terbesar nilai slump dengan bahan diperoleh hasil hasil kuat
pada pemakaian abu sekam pada kadar 0% abu sekam tambah mengalami peningkatan tekan beton maksimum
15% sebesar 24,95 MPa pada padi dan terkecil pada kadar dari pada beton normal, pada pada beton yang
beton berumur 14 hari dan 15% abu sekam padi. Nilai penggantian sebagian semen ditambahkan ViscoCrete
16,86 MPa pada beton kuat tekan optimum saat kadar dengan abu sekam dan 1003 sebanyak 0,6% dari
berumur 28 hari. Peningkatan abu sekam padi 10% dan superplasticizer pada kuat tekan berat semen sebesar 19,05
nilai slump cenderung menurun saat kadar abu mengalami peningkatan kuat MPa, pada kuat lentur
meningkatkan kuat tekan sekam padi 15%. Peningkatan tekan beton bersamaan dengan penambahan ViscoCrete
beton hingga kadar abu modulus elastisitas mengikuti penambahan kadar abu sekam 1003 meningkatkan kuat
sekam padi 15%, namun penggunaan abu sekam dan nilai kuat tarik beton lentur, tetapi mengalami
pada saat kadar abu sekam dengan nilai kuat tekan meningkat dengan adanya penurunan saat dilakukan
padi 20% menghasilkan optimum saat kadar abu penambahan abu sekam padi penambahan ViscoCrete
slump besar tetapi kuat tekan sekam 10%. dan superplasticizer 1003 1,2% dari berat
rendah. semen

10
11

2.3 Keaslian Penelitian


Perbedaan penelitian pada Tugas Akhir ini dengan penelitian-penelitan
sebelumnya yaitu penelitian ini meneliti tentang karakteristik beton normal dengan
bahan tambah abu sekam padi persentase 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% dari berat
semen serta superplasticizer ViscoCrete 1003 0,6% dari berat semen. Penelitian ini
menggunakan metode perencanaan campuran beton (mix design) sesuai dengan
standar SNI-03-2834-2000 tentang Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal dengan umur rencana 28 hari dan benda uji berupa beton silinder dan beton
balok. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan keasliannya.
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Beton
Beton merupakan material utama yang digunakan dalam pembuatan
bangunan (Susilo, 2016). Beton banyak digunakan sebagai material utama karena
sifat beton yang mudah menyesuaikan cetakan yang dibuat dan memiliki kekuatan
terhadap kuat tekan sehingga beton masih sering digunkaan pada sebuah bangunan.
Beberapa macam bangunan yang banyak dijumpai diantaranya bangunan gedung,
perkerasan jalan rigid pavement, jembatan, bendungan, bendung, tanggul, maupun
konstruksi lainnya. Pada pembuatannya beton dibagi dalam dua jenis, yaitu beton
normal dan beton mutu tinggi. Beton normal adalah beton yang mempunyai berat
isi 2200-2500 kg/m3 menggunakan agregat alam yang dipecah (SNI 03-2834-
2000). Beton normal dengan kualitas yang baik yaitu beton yang mampu menahan
kuat desak yang diberi beban berupa tekanan dengan dipengaruhi oleh bahan-bahan
pembentuk, kemudahan pengerjaan (workability), faktor air semen (FAS) dan zat
tambahan (admixture) bila diperlukan.
Komposisi sebuah beton pada umumnya terdiri dari agregat sekitar 60-75%,
pasta semen (semen dan air) sekitar 25-40% dan rongga udara sekitar 1-2%,
sehingga suatu mutu beton dipengaruhi oleh kualitas bahan penyusun yang
digunakan dan pada saat proses pengerjaannya.

3.2 Material Penyusun Beton


Tjokrodimuljo (2007) menyatakan bahan penyusun kelompok aktif disebut
perekat atau pengikat sedangkan yang pasif disebut bahan pengisi. Bahan-bahan
yang termasuk dalam kelompok aktif yaitu semen, air, dan bahan tambah kimia
apabila digunakan, sedangkan kelompok pasif yaitu agregat halus (pasir) dan
agregat kasar (kerikil).
3.2.1 Agregat
Agregat merupakan sebuah bahan yang memiliki komposisi terbesar dalam
sebuah beton sekitar 60-75% yang dapat membuat beton menjadi kompak, selain

12
13

itu agregat berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton. Agregat sangat
berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar atau beton, sehingga pemilihan agregat
merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan mortar atau beton
(Tjokrodimuljo, 2007).
Pada umumnya agregat dipisahkan menjadi agregat alam dan agregat buatan
yang dibedakan berdasarkan ukurannya, yaitu agregat kasar dan agregat halus.
Menurut SNI 2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan
Gedung menyatakan bahwa agregat normal yang digunakan harus memenuhi syarat
ASTM C33M. Dimensi ukuran butiranya agregat dibagi menjadi beberapa yaitu,
butir yang lebih dari 40 mm disebut batu, butir antara 4,80 – 40,00 mm disebut
agregat kasar atau kerikil dan ukuran butir kurang dari 4,80 mm disebut agregat
halus atau pasir. Batasan ukuran untuk agregat kasar dan agregat halus yaitu 4,80
mm (British Standard) atau 4,75 mm (Standar ASTM). Agregat yang digunakan
sebagai bahan pengisi beton harus mempunyai bentuk yang baik (bulat atau
mendekati kubus), bersih, kuat, keras, ulet dan gradasinya baik.
Agregat kasar dikelompokkan menjadi 3 golongan berdasarkan ukuran
maksimalnya. Penggolongan tersebut diperoleh dari uji gradasi agregat yang dapat
dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Batas Gradasi Agregat Kasar


Ukuran Presentase Lolos (%)
Saringan (mm) Gradasi Agregat
40 mm 20 mm 10 mm
76 100 - -
38 95 – 100 100 -
19 37 – 70 95 – 100 100
9,6 10 – 40 30 – 60 50 – 85
4,8 0-5 0 - 10 0 – 10
Sumber: SNI 03-2834-2000
14

Agregat halus harus terdiri dari butir–butir yang beraneka ragam besarnya
dan apabila diayak dengan susunan saringan yang ditentukan. Hasil saringan
agregat halus harus memenuhi gradasi pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Gradasi Pasir


Lubang Saringan Persen Bahan Butiran yang Lewat Saringan
(mm) Daerah I Daerah II Daerah III Daerah IV
10 100 100 100 100
4,8 90 – 100 90 – 100 90 – 100 95 – 100
2,4 60 – 95 75 – 100 85 – 100 95 – 100
1,2 30 – 70 55 – 90 75 – 100 90 – 100
0,6 15 – 34 35 – 59 60 – 79 80 – 100
0,3 5 – 20 8 – 30 12 – 40 15 – 50
0,15 0 – 10 0 – 10 0 – 10 0 – 15
Sumber: Tjokrodimulyo (2007)

Keterangan:
Daerah Gradasi I : Pasir kasar
Daerah Gradasi II : Pasir agak kasar
Daerah Gradasi III : Pasir agak halus
Daerah Gradasi IV : Pasir halus
3.2.2 Semen Portland
Menurut ASTM C-150, semen portland didefinisikan sebagai semen hidrolik
yang dihasilkan dengan menggilinng klinker yang terdiri dari kalsium silikat
hidrolik, yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai
bahan tambahan yang digiling bersama-sama dengan bahan utamanya. Semen
berfungsi untuk merekatkan butiran-butiran agregat, selain itu juga untuk mengisi
rongga-rongga antar agregat sehingga menjadi suatu masa padat atau kompak,
walaupun jumlah berkisar 10% dari volume beton (Tjokrodimuljo, 2007). Semen
yang akan digunakan pada sebuah bangunan harus direncanakan sesuai
perencanaan yang diminta dan sesuai dengan kegunaan bangunan yang dirancang.
Bahan utama yang dimiliki oleh semen portland adalah kapur, silika, alumina,
magnesia dan terkadang ditambahkan sedikit alkali. Oksida besi juga ditambahkan
untuk mengontrol komposisinya dan untuk mengatur waktu ikat semen
15

ditambahkan gipsum. Bahan-bahan penyusun sement portland dapat dilihat pada


Tabel 3.3

Tabel 3.3 Bahan-Bahan Utama Penyusun Semen Portland


Oksida Persen (%)
Kapur (CaO) 60-65
Silika (SiO2) 17-25
Alumina (Al2O3) 3-8
Besi (Fe2O3) 0,5-6
Magnesia (MgO) 0,5-4
Sulfur (SO3) 1-2
Oksida Persen (%)
Soda / potash (Na2O + K2O) 0,5-1
Sumber: Tjokrodimuljo (2007)

Senyawa-senyawa yang berada pada semen portland secara garis besar


memiliki senyawa kimia utama yang menyusun semen portland diantaranya yaitu.
1. Trikalsium Silikat (C3S) atau 3CaO.SiO2.
2. Dikalsium Silikat (C2S) atau 2CaO.SiO2.
3. Trikalsium Aluminat (C3A) atau 3CaO.Al2O3.
4. Tetrakalsium Aluminoferit (C4AF) atau 4CaO.Al2O3.Fe2O3.
Penggunaan yang berbeda-beda dan komposisi senyawa kimia yang
bervariasi membuat semen portland dibagi menjadi 5 kategori sesuai SNI 15-2049-
2004 sebagai berikut.
1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak
memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada
jenis-jenis lain.
2. Jenis II, yaitu semen portland yang penggunaannya memerlukan ketahanan
terhadap sulfat atau kalor hidrasi sedang.
3. Jenis III, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
kekuatan tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.
16

4. Jenis IV, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kalor
hidrasi rendah.
5. Jenis V, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan tinggi terhadap sulfat.
3.2.3 Air
Pasta semen timbul diakibatkan oleh semen yang bereaksi dengan air,
sehingga terjadi reaksi hidrolis. Air harus selalu berada di dalam beton cair, tidak
saja untuk reaksi hidrolis tetapi juga sebagai pelumas antara butiran-butiran agregat
agar dapat dikerjakan dan dipadatkan. Pada proses hidrasi diperlukan kurang lebih
25% dari berat semen untuk terjadinya proses tersebut, namun penambahan air yang
terlalu banyak dapat menurunkan kekuatan beton dan menjadi keropos sehingga
dalam penambahan air perlu diperhatikan.
Menurut Tri Mulyono (2004), air yang digunakan dapat berupa air tawar (dari
sungai, danau, telaga, kolam, situ, dan lainnya), air laut maupun air limbah, asalkan
memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan. Air tawar yang dapat diminum
umumnya dapat digunakan sebagai campuran beton. Air laut umumnya
mengandung 3,5% larutan garam (sekitar 78% adalah sodium klorida dan 15%
adalah magnesium klorida). Garam-garaman dalam air laut ini akan mengurangi
kualitas beton hingga 20%. Air laut tidak boleh digunakan sebagai bahan campuran
beton pra-tegang ataupun beton bertulang karena resiko terhadap karat lebih besar.
Air buangan industri yang mengandung asam alkali juga tidak boleh digunakan.
3.2.4 Abu Sekam Padi
Abu sekam padi merupakan bahan tambah mineral yang berupa pozzolan
untuk memperbaiki kinerja beton. Pozzolan mutu yang baik apabila mempunyai
jumlah kadar SiO3 + Al2O3 + Fe2O3 tinggi dan reaktifitasnya tinggi dengan kapur.
Pozzolan dibedakan menjadi tiga kelas yang masing-masing ditentukan komposisi
kimia dan sifat fisikanya (Murdock dan Brook, 1979).
1. Pozzolan kelas N, yaitu pozzolan alam atau hasil pembakaran. Pozzolan yang
dapat digolongkan dalam kelas ini seperti tanah diatomic, opaline chertz dan
shales, tuff serta abu vulkanik, yang mana bisa diproses melalui pembakaran
atau tidak serta memiliki sifat pozzolan yang baik.
17

2. Pozzolan kelas C, yaitu jenis fly ash yang mengandung CaO diatas 10% yang
dihasilkan dari pembakaran lignite atau sub-bitumen batu bara.
3. Pozzolan kelas F, yaitu jenis fly ash yang mengandung CaO lebih kecil dari
10% yang dihasilkan dari pembakaran anthracite atau bitumen batu bara.
Adapun sifat fisik dan sifat kimia dari pozzolan yang distandarkan dapat
diliah pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Sifat Fisik dan Sifat Kimia Standar Pozzolan


Sifat Fisik Bahan N C F
Kehalusan: tertahan saringan no. 325 (% maksimum) 34 34 34
Pozzolan aktifitas indeks dengan PC pada 28 hari (% mimimum) 75 75 75
Kebutuhan air maksimum (%) dari kontrol 115 105 105
Sifat Kimia Bahan N C F
SiO3 + Al2O3 + Fe2O3 (% minimum) 70 50 70
SO3 (% maksimum) 4 5 5
Na2O (% maksimum) 1,5 1,5 1,5
Kadar kelembaban (% maksimum) 3 3 3
Loss ignition (% maksimum) 10 6 12
Sumber: Murdock dan Brook (1979)

Sugita dkk. (1992) dalam Sulistyani (2005) menyatakan abu sekam padi
merupakan pozzolan kelas N yang diperoleh dari proses pembakaran. Kandungan
silika abu sekam padi lebih tinggi daripada blast furnace slag maupun abu terbang
dan hampir sama dengan silica fume. Paul Nugraha dan Antoni (2007) menyatakan
abu sekam padi memiliki ukuran rata-rata 10-20 µm, luas permukaan sekitar 50-
100 m2/g, bentuk partikel cellular dan irregular dan massa jenis <2,0. Pembakaran
sekam padi menjadi abu sekam padi membantu menghilangkan kandungan kimia
organik yang terdapat pada sekam padi dan meninggalkan abu dengan kandungan
silika yang cukup banyak.
Pada penelitian ini karena keterbatasan alat pembakaran maka digunakan
hasil pembakaran yang tidak terkontrol dari sisa pembakaran industri batu bata.
Abu sekam padi kemudian dihaluskan sampai lolos saringan 200 (75 µm).
Abu sekam padi memiliki salah satu unsur kimia yang menguntungkan yaitu
silika, karena pada kondisi yang sesuai akan bereaksi dengan kapur bebas
18

membentuk gel yang bersifat pengikat. Komposisi yang terdapat pada abu sekam
padi dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Komposisi Abu Sekam Padi


Unsur Kimia Persen
Silicon dioxide (SiO2) 86,49
Alumunium oxide (Al2O3) 0,01
Ferric oxide (Fe2O3) 0,91
Calcium oxide (CaO) 0,5
Magnesium oxide (MgO) 0,13
Potassium oxide (K2O) 2,70
Phosporus oxide (P2O3) 0,69
Sodium oxide (Na2O) 0,05
Titanium oxide (TiO2) 0,00
Mangan oxide (MnO) 0,07
Carbon (C) 3,21
Loss of ignition (LOI) 8,83
Sumber: Ilham dkk (2003)

Dilihat dari Tabel 3.5 abu sekam padi dapat termasuk dalam pozzolan kelas
N karena mengandung SiO3 + Al2O3 + Fe2O3 lebih dari 70% sesuai dengan mutu
pozzolan kelas N yang disyaratkan.
3.2.5 Superplasticizer
Paul Nugraha dan Antoni (2007) menyatakan material pozzolan dengan
bentuk bersudut, berongga (cellurlar) ataupun bentuk tak tentu (irregular)
membutuhkan penggunaan bahan kimia pembantu (superplasticizer) agar dapat
kelecakan yang baik. Superplasticizer adalah bahan tambah kimia (chemical
admixture) yang melarutkan gumpalan-gumpalan dengan cara melapisi pasta
semen sehingga semen dapat tersebar dengan merata pada adukan beton dan
mempunyai pengaruh meningkatkan workability beton sampai pada tingkat cukup
besar. Pada prinsipnya kerja superplasticizer dapat larut dalam air dengan
menghasilkan gaya tolak-menolak (dispersion) yang cukup antarpartikel semen
agar tidak terjadi penggumpalan partikel semen (flocculate) yang dapat
menimbulkan rongga udara dalam beton. Bahan superplasticizer merupakan sarana
untuk menghasilkan beton mengalir tanpa pemisahan segregation dan bleeding
yang umumnya terjadi pada beton dengan jumlah air yang besar.
19

Menurut Subakti (2005) dalam Sulistyani (2005) menyatakan pada umumnya


pemakaian superplasticizer dalam campuran beton memberikan keuntungan
sebagai berikut.
1. Pada pembuatan beton kinerja tinggi umumnya menggunakan fas rendah
yang berakibat workability dari campuran beton rendah, dengan penambahan
superplasticizer pada campuran beton maka dapat meningkatkan workability
campuran beton tersebut.
2. Dibandingkan dengan campuran beton yang mempunyai fas normal,
penambahan superplasticizer mempunyai sifat-sifat yang lebih baik.
3. Memperlambat proses hidrasi semen dengan jalan menghambat hidrasi silikat
dan hidrasi aluminat sehingga memperlambat setting time.
Pada penggunaan superplasticizer juga dapat memberikan kelemahan yaitu
flowability yang tinggi pada campuran beton sehingga menimbulkan slump loss dan
pemberian dosis yang berlebih selain tidak ekonomis juga akan menyebabkan
penundaan setting yang lama sehingga beton justru kehilangan kekuatan akhir.
Pada penelitian ini digunakan superplasticizer ViscoCrete 1003 produk dari
PT Sika Indonesia. Produk tersebut merupakan salah satu produk superplasticizer
generasi ketiga yang digunakan untuk campuran beton dan mortar. ViscoCrete 1003
merupakan produk yang memiliki sifat high range water reducer admixtures yang
dapat meningkatkan kelecakan campuran beton. Produk ini juga secara khusus
dikembangkan dan dipergunakan untuk menghasilkan beton dengan sifat dan
kempuan alir yang tinggi, selain itu produk ini dapat mengurangi segregation dan
bleeding yang terjadi pada pencampuran beton.

3.3 Karakteristik Kekuatan Beton


Pada umumnya beton memiliki ketahananan terhadap kuat tekan dan lemah
terhadap kuat tarik. Tjokrodimuljo (2007) menyatakan bahwa beton mempunyai
kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan kuat tariknya. Kuat tarik beton pada
umumnya antara 9-15% dari kuat tekannya. Pada sebuah konstruksi beton diberi
baja tulangan sehigga terbentuk struktur yang komposit agar mampu menahan gaya
20

tekan dan gaya tarik akibat beban atau penggunaan fungsi bangunan. Baja tanpa
tulangan disebut beton polos (plain concrete).
Menurut Chu-kia Wang dkk (1990) menyatakan beton memiliki berbagai
macam karakteristik yang diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta tegangan hancur tarik
yang rendah.
2. Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang memikul
momen lengkung atau tarikan.
3. Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan terjadi retak
yang semakin lama akan makin besar.
4. Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan dikenal
dengan proses hidrasi.
5. Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar butiran
sehingga beton dapat dipadatkan dengan mudah.
6. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran semen
berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang.
7. Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk memeriksa
dan mengetahui perbandingan campuran agar dihasilkan kekuatan beton yang
tinggi.
8. Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton harus
dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan.
9. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi
akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya.
10. Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok,
maka dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik.
11. Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam menerima
gaya tekan serta tulangan baja yang kuat menerima gaya tarik.
12. Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga yang relatif
rendah.
21

13. Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masa konstruksinya


mencapai 50 tahun serta elemen konstruksinya yang mempunyai kekakuan
tinggi serta aman terhadap bahaya kebakaran.
14. Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendiri konstruksi.
15. Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi waktu berupa
susut dan rangkak.
3.3.1 Kuat Tekan Beton
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin
tekan. Nilai kuat tekan yang muncul dipengaruhi oleh umur beton, pada saat umur
7 hari kuat tekan beton mencapai 70%, pada umur 14 hari mencapai 85% dan pada
saat umur 28 hari mencapai 90% dari kuat tekan beton yang direncanakan pada
umur 28 hari (Dipohusodo, 1994).
Berdasarkan SNI 1974-2011, nilai kuat tekan yang muncul dapat dihitung
dengan Persamaan 3.1 berikut.

= (3.1)

dengan:
= Kuat tekan beton (MPa)
= Beban Maksimum (N)
= Luas penampang benda uji (mm2)

Pada penelitian ini digunakan benda uji untuk pengujian kuat tekan beton
berupa beton silinder yang sketsa pengujiannya dapat dilihat pada Gambar 3.1.
22

Gambar 3.1 Sketsa Pengujian Kuat Tekan Beton

3.3.2 Kuat Tarik Belah Beton


Kuat tarik merupakan bagian penting didalam menahan retak-retak akibat
perubahan kadar air dan suhu. Kekuatan beton di dalam tarik adalah suatu sifat yang
mempengaruhi perambatan dan ukuran dari retak di dalam strukutur (Chu Kia
Wang dkk, 1990). Kuat tarik pada beton memiliki nilai variasi antara 9-15% dari
kuat tekannya. Nilai kuat tarik beton yang tidak besar, sehingga hanya sedikit usaha
yang dilakukan untuk menghitung modulus elastisitas dari kekuatan tarik beton.
Kekuatan tarik biasanya ditentukan dengan menggunkan percobaan
pembebanan silinder (the split cylinder) menurut ASTM C496 dimana silinder yang
ukurannya sama dengan benda uji dalam percobaan tekan diletakkan pada sisinya
diatas mesin uji dengan beban tekan P dikerjakan secara merata dalam arah
diameter disepanjang benda uji, sketsa pengujian tersebut dapat dilihat pada
Gambar 3.2. Kekuatan tarik pada beton silinder akan diketahui ketika beban tekan
membuat silinder terbelah dua. Metode pengujian ini menggunakan mesin
compression testing machine (CTM) yang mengacu pada SNI 03-2491-2002. Nilai
kuat tarik pada beton dapat dihitung menggunakan Persamaan 3.2.

fct = (3.2)

dengan:
fct = Kuat tarik belah beton (MPa)
P = Beban maksimum (N)
23

l = Panjang benda uji pada bagian tertekan (mm)


d = Diameter benda uji (mm)

Gambar 3.2 Sketsa Pengujian Kuat Tarik Beton

3.3.3 Modulus Elastisitas Beton


Modulus elastisitas suatu bahan sangat erat hubungannya dengan kekakuan
suatu bahan menerima beban. Semakin tinggi nilai modulus elastisitas makan
semakin kecil lendutan yang terjadi. Modulus elastisitas yang besar menunjukkan
kemampuan bahan menerima suatu beban yang besar dengan regangan yang kecil,
sehingga semakin tinggi nilai kuat tekan akan semakin tinggi modulus
elastisitasnya. Murdock dan Brook (1979) menyatakan bahwa tolak ukur yang
umum dari sifat elastisitasnya suatu beton adalah modulus elastisitas, yang
merupakan perbandingan dari tekanan yang diberikan dengan peribahan bentuk
per-satuan panjang akibat dari tekanan yang diberikan.
Menurut Sidik (2010) menyatakan bahwa kemiringan suatu garis lurus yang
menghubungkan titik pusat dengan suatu harga regangan (sekitar 40% f’c) disebut
modulus elastisitas beton. Pada umumnya kurva regangan dan tengangan yang
terjadi pada beton saat nilai 40% dari f’c dianggap dalam kondisi yang linier dan
sesudah mendekati 70% tegangan hancur, pada saat kondisi hancur material banyak
kehilangan kekakuannya sehingga menjadikan kurva tidak linier. Modulus
elastisitas dapat dihitung menggunakan rumus ASTM C-469 sebagai berikut.

=ɛ (3.3)
2- 0,000050
24

dengan:
Ec = Modulus elastisitas beton (MPa)
S2 = Kuat tekan pada saat 40% dari beban maksimum, dalam MPa
S1 = Kuat tekan pada saat regangan longitudinal mencapai ɛ1 = 0,000005
ɛ2 = Regangan longitudinal yang dihasilkan pada saat S2

∆L
ɛ= (3.4)

dengan:
∆L = Deformasi longitudinal (mm)
L0 = Tinggi efektif pengukuran (mm)

Menurut SNI-2847-2013 Pasal 8.5.1, modulus elastisitas untuk beton normal


dengan wc antara 1440 dan 2560 kg/m3 dapat dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut.

,
Ec = 0,043 √f'c (3.5)

dan

Ec = 4700 √f'c (3.6)

dengan:
= Kuat tekan beton (MPa)
Wc = Berat isi beton (kg/m3)

Pengujian pada modulus elastisitas dilakukan bersamaan dengan pengujian


kuat tekan dengan alat dial gauge yang sketsa pengujiannya dapat dilihat pada
Gambar 3.3.
25

Gambar 3.3 Sketsa Pengujian Modulus Elastisitas


(Sumber: Panduan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi, Universitas Islam
Indonesia, 2015)

3.3.4 Kecepatan Rambat Gelombang Melalui Beton


Kecepatan rambat gelombang melalui beton atau ultrasonic pulse velocity test
(UPV) dilakukan untuk mengindikasikan adanya rongga atau retak pada beton,
sehingga akan megetahui tingkat homogenitas atau kepadatan dari beton. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kepadatan beton antara lain gradasi agregat, proposi
campuran dan kejenuhan air dalam beton. SNI 03-4804-1998 menyatakan
kecepatan rambat gelombang pada beton yang jenuh air membuat pengujian ini
menjadi kurang sensitif terhadap perubahan mutu beton. Pengujian ini dilakukan
dengan alat PUNDIT yang merupakan singkatan dari Portable Ultrasonic Non-
Destructive Digital Indicating Test dengan cara mengukur waktu tempuh yang
diperlukan gelombang untuk sampai ke alat penerima receiver transducer setelah
dipancarkan oleh alat pemancar transmitter transducer. Dari waktu tempuh yang
diperlukan gelombang untuk sampai ke alat penerima tersebut diperoleh nilai
velocity atau nilai kecepatan rambat gelombang pulsa (pulse) dengan menggunakan
Persamaan 3.7 sebagai berikut.

= (3.7)

dengan:
= Kecepatan rambat gelombang (m/s)
Lv = Jarak antara pusat permukaan tranduser (m)
26

T = Waktu tempuh gelombang (s)

Pada pengujian ini proses pelaksanaan pengukuran terdiri dari 3 aplikasi


pengukuran yaitu.
1. Direct transmission, dimana pengukuran dilakukan dengan cara receiver
transducer dan transmitter transducer diletakkan saling berhadapan.
2. Indirect transmission, dimana receiver transducer dan transmitter transducer
diletakkan dalam satu bidang datar.
3. Semidirect transmission, dimana receiver transducer dan transmitter
transducer diletakkan pada posisi axial, satu bidang tegak lurus dan satu
bidang mendatar.
Pada penelitian ini digunakan pengukuran dengan cara direct transmission
dengan benda uji beton silinder. Posisi receiver transducer dan transmitter
transducer dipasang pada bagian kiri dan kanan silinder yang dapat dilihat pada
Gambar 3.4 berikut ini.

Gambar 3.4 Sketa Pengujian Langsung Kecepatan Rambat Gelombang

3.3.5 Kuat Lentur Beton


Kuat lentur beton merupakan sebuah kemampuan beton balok yang
diletakkan pada dua perletakkan untuk menahan gaya dengan arah tegak lurus
sumbu benda uji yang diberikan sampai benda uji patah. Pada pengujian ini ada dua
metode titik pembebanan yaitu, metode pembebanan dengan sistem dua titik dan
sistem satu titik. Pada penelitian ini digunakan metode pembebanan satu titik
dengan acuan SNI 03-4154-1996, sketsa pengujian kuat lentur beton dapat dilihat
pada Gambar 3.5 dan persamaan yang digunakan sebagai berikut.
1. Kondisi I
27

Pada pengujian benda uji patahnya benda uji berada dibawah beban (ditengah
benda uji), maka digunakan Persamaan 3.8 sebagai berikut.

3xPxL
flt = 2 x b x h (3.8)

2. Kondisi II
Pada pengujian benda uji patah tidak tepat dibawah beban dibagian tarik
beton dan jarak antara titik patah dan titik beban kurang dari 10% jarak titik
perletakkan, maka digunakan Persamaan 3.9 sebagai berikut.

3xPxc
flt = (3.9)
bxh

3. Kondisi III
Pada pengujian benda uji patah tidak tepat dibawah beban pada bagian tarik
beton dan jarak antara titik patah dan titik beban lebih dari 10% bentak, maka
hasil pengujian tidak digunkan.

dengan:
flt = Kuat lentur benda uji
P = Beban maksimum
L = Jarak (bentang) antara dua perletakkan
b = lebar tampang lintang patah
h = tinggi tampang lintah patah
c = jarak rata-rata antara tampang lintang patah dan tumpuan terdekat,
diukur pada empat tempat pada sisi titik dari bentang

Gambar 3.5 Sketsa Pengujian Kuat Lentur Beton


28

3.3.6 Penyerapan Air Beton


Penyerapan air beton merupakan persentase berat air yang mampu diserap
oleh pori beton silinder. Dalam memperoleh nilai kadar penyerapan air
menggunakan Persamaan 3.10.

Kadar Air = 100% (3.10)

dengan:
Mb = Massa basah beton silinder setelah direndam
Mk = Massa kering beton silinder setelah direndam
3.3.7 Slump Beton
Slump beton merupakan penurunan ketinggian pada pusat permukaan atas
beton yang diukur segera setelah cetakan uji slump diangkat (SNI 03-1972-2008).
Pengujian slump beton dilakukan saat beton kondisi masih segar, hal ini berkaitan
dengan tingkat kemudahan pengerjaan (workability). Sebuah beton yang kental
memiliki slump yang rendah sedangkan slump yang tinggi berarti sebuah adukan
semakin encer dan mudah dikerjakan. Pada penelitian ini pengujian slump yang
dilakukan mengacu pada SNI 03-1972-2008 yang cara pengukurannya dapat dilihat
pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Pengukuran Slump Beton


29

3.4 Perencanaan Campuran Beton


Pada penelitian ini digunakan metode perencanaan campuran adukan beton
sesuai dengan standar SNI-03-2834-2000. Salah satu tujuan penelitian digunakan
perencanaan campuran beton dengan standar SNI-03-2834-2000 adalah untuk
menghasilkan beton yang mudah dikerjakan dan sesuai dengan standar pengerjaan
yang ada di Indonesia. Tingkat derajat kekentalan dan kemudahan pengerjaan dapat
dilihat saat pengujian slump. Perencanaan campuran adukan beton menurut SNI-
03-2834-2000 adalah sebagai berikut.
1. Menetapkan kuat tekan beton yang direncanakan (f’c), kuat tekan beton yang
direncanakan saat pengujian pada umur rencana 28 hari. Pada perencanan
digunakan kuat tekan sebesar 25 MPa yang termasuk beton normal.
2. Menentukan nilai deviasi standar (Sd) yang ditetapkan berdasarkan tingkat
mutu pengendalian pelaksanaan pencampuran betonnya. Makin baik mutu
pelaksanaan makin kecil nilai deviasi standarnya. Jika jumlah data hasil uji
kurang dari 30 buah maka dilakukan koreksi terhadap nilai deviasi standar
dengan suatu faktor pengali (Tabel 3.6) dan bila jumlah data hasil uji kurang
dari 15, maka nilai tambah (M) diambil tidak kurang dari 12 MPa. Kemudian
nilai deviasi standar untuk berbagai tingkat pengendalian mutu pekerjaan
dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.6 Faktor Pengali Deviasi Standar


Jumlah Pengujian Faktor Pengali Deviasi Standar
< 15 -
15 1,16
20 1,08
25 1,03
 30 1,00
Sumber: SNI-03-2834-2000
30

Tabel 3.7 Nilai Deviasi Standar Untuk Berbagai Tingkat Pengendalian Mutu
Pekerjaan
Tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan Sd (MPa)
Memuaskan 2,8
Sangat Baik 3,5
Baik 4,2
Cukup 5,6
Jelek 7,0
Tanpa Kendali 8,4
Sumber: SNI-03-2834-2000

3. Nilai tambah (M) untuk kuat tekan rencana dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan 3.11 berikut.

= 1,64 × × (3.11)

dengan:
M = Nilai tambah (MPa)
1,64 = Ketetapan statistik yang nilainya tergantung pada persentase kegagalan hasil
uji sebesar maksimum 5 %
Sd = Deviasi standar rencana (MPa)
k = Faktor pengali deviasi standar

4. Menentukan kuat tekan rata-rata yang direncanakan (f’cr) dengan


menggunakan Persamaan 3.12. Kuat tekan beton yang disyaratkan ditetapkan
sesuai dengan persyaratan perencanaan strukturnya dan kondisi setempat.
Kuat tekan beton yang disyaratkan adalah kuat tekan beton dengan
kemungkinan lebih rendah dari nilai itu sebesar 5% saja.

= + (3.12)

dengan:
f’cr = Kuat tekan rata-rata yang direncanakan (MPa)
f’c = Kuat tekan yang disyaratkan (MPa)
M = Nilai tambah (MPa)
31

5. Menentukan jenis tipe semen yang digunakan, tipe semen harus ditetapkan
agar dapat menentukan nilai faktor air semen. Pada penelitian ini
menggunakan semen tipe PCC yang memiliki kekuatan sama seperti semen
portland tipe I, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya tidak
memerlukan persyaratan khusus seperti jenis- jenis yang lainnya.
6. Menentukan jenis agregat yang digunakan, berdasarkan SNI 03-2834-2000,
kekasaran pasir dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan gradasinya,
yaitu pasir halus, agak halus, agak kasar, dan kasar. Sedangkan agregat kasar
(kerikil) dibedakan menjadi dua, yaitu kerikil alami dan kerikil batu pecah.
Pada penelitian ini digunakan agregat halus (pasir) alami dan agregat kasar
(kerikil) batu pecah.
7. Menentukan nilai faktor air semen (FAS), yaitu perbandingan antara air
dengan berat smen yang digunakan dalam campuran beton. Dalam mencari
faktor air semen dapat menggunakan Tabel 3.9 untuk perkiraan kekuatan
tekan desak dengan FAS = 0,5 yang kemudian diplotting dengan
menggunakan grafik pada Gambar 3.7.

Tabel 3.8 Persyaratan Jumlah Semen Minimum dan Faktor Air Semen
Maksimum untuk Berbagai Macam Pembetonan Dalam Lingkungan
Khusus.
Jenis Pembetonan Jumlah Semen Nilai Fas
minimum Maksimum
Per m3 beton (kg)
Beton didalam ruang bangunan.
a. Keadaaan keliling non-koresif. 275 0,60
b. keadaan keliling koresif disebabkan oleh
325 0,52
kondensasi atau uap koresif.
Beton diluar ruangan bangunan.
a. tidak terlindung dari hujan dan terik 325 0,60
matahari langsung.
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari 275 0,60
langsung.
Beton masuk ke dalam tanah.
a. mengalami keadaan basah dan kering 325 0,55
berganti-gantian..
b. mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari Lihat Tabel 5
tanah
c. Perkiraan Kadar Air Bebas Tiap Meter Lihat Tabel 6
Kubik Beton
Sumber: SNI-03-2834-2000
32

Tabel 3.9 Perkiraan Kekuatan Tekan (MPa) Beton dengan FAS = 0,5
Kekuatan Tekan (MPa)
Jenis Semen Jenis Agregat Kasar Pada Umur (hari) Bentuk
Benda
Uji
3 7 28 95
Semen Portland Batu tak dipecahkan 17 23 33 40 Silinder
Tipe I Batu pecah 19 27 37 45
Semen Portland Batu tak dipecahkan 20 28 40 48 Kubus
Tipe II, V Batu pecah 25 32 45 54
Semen Batu tak dipecahkan 21 28 38 44 Silinder
Portland Batu pecah 25 33 44 48
Tipe III Batu tak dipecahkan 25 31 46 53 Kubus
Batu pecah 30 40 53 60

Sumber: SNI-03-2834-2000

Gambar 3.7 Grafik Hubungan Antara Kuat Desak dan Faktor Air Semen
Untuk Benda Uji Silinder
(Sumber: SNI-03-2834-2000)
33

8. Menentukan nilai slump yang merupakan parameter yang digunakan untuk


mengetahui tingkat kelecakan suatu adukan beton. Tingkat kelecakan
berkaitan erat dengan tingkat kemudahan pekerjaan (workability). Penetapan
nilai slump dengan memperhatikan pelaksanaan pembuatan, pengangkutan,
penuangan, pemadatan maupun jenis strukturnya. Slump ditetapkan sesuai
dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan agar diperoleh beton yang mudah
dituangkan, dipadatkan dan di ratakan.
9. Menghitung besar butir agregat maksimum berdasarkan ketentuan yaitu
seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping cetakan.
10. Menghitung kadar air bebas agregat campuran (agregat tak dipecahkan dan
agregat dipecahkan) dengan Persamaan 3.13 berikut.

Kadar air bebas = ℎ+ (3.13)

dengan:
Wh = Perkiraan Jumlah air untuk agregat halus
Wk = Perkiraan Jumlah air untuk agregat kasar
Nilai Wh dan Wk diperoleh dari Tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.10 Perkiraan Kadar Air Bebas Tiap Meter Kubik Beton
Ukuran
Slump (mm)
Maksimum Jenis Agregat
Agregat (mm) 0-10 10-30 30-60 60-180
10 Batu tak dipecah 150 180 205 225
Batu pecah 180 205 230 250
20 Batu tak dipecah 135 160 180 195
Batu pecah 170 190 210 225
40 Batu tak dipecah 115 140 160 175
Batu pecah 155 175 190 205

Sumber: SNI-03-2834-2000

a. Jumlah kadar air yang dipakai per m3 beton


1) Dengan menggunakan tabel
34

Tabel yang digunakan adalah Tabel 3.10 yang telah tertera dalam
perhitungan nilai FAS dan kondisi lingkungan beton.
2) Dengan menggunakan rumus
Jumlah kadar air yang dipakai per m3 beton dapat dihitung dengan
Persamaan 3.14 berikut.

Jumlah semen minimum per m3 beton = (3.14)

Dari kedua cara tersebut dipakai jumlah semen minimum per m3 beton.
b. Menentukan persentase agregat halus dan agregat kasar dengan
menggunakan grafik pada Gambar 3.7 dan Gambar 3.8 berikut.

Gambar 3.8 Grafik Persen Pasir Terhadap Kadar Total Agregat yang
Dianjurkan Untuk Ukuran Maksimum 20 mm
(Sumber: SNI-03-2834-2000)
35

Gambar 3.9 Grafik Persen Pasir Terhadap Kadar Total Agregat yang
Dianjurkan Untuk Ukuran Maksimum 40 mm
(Sumber: SNI-03-2834-2000)

Adapun untuk menentukan persentase agregat halus dan agregat kasar


dengan menggunakan grafik tersebut adalah sebagai berikut.
1) Pada Gambar 3.8 dan Gambar 3.9 diatas, tentukan grafik yang akan
dipakai berdasarkan ukuran maksimum agregat dan nilai slump yang
direncanakan.
2) Tarik garis vertikal ke atas sampai ke kurva yang paling atas diantara
2 kurva yang menunjukkan daerah gradasi pasir.
3) Kemudian, tarik garis horizontal ke kanan, baik kurva batas atas
maupun kurva batas bawah yang berada di daerah gradasi dan catat
nilainya.
4) Ambil rata-rata dari kedua nilai tersebut.
Pada perhitungan nilai persentase agregat kasar dihitung dengan
Persamaan 3.15.

Nilai persentase agregat kasar = 100% - Persentase agregat halus (3.15)


36

11. Menghitung berat jenis relatif agregat yang diambil berdasarkan data hasil
pengujian laboratorium. Berat jenis agregat gabungan dihitung berdasarkan
Persamaan 3.16 berikut.

BJAG = (%AH x BJAH) + (%AK x BJAK) (3.16)

dengan:
BJAG = Berat jenis agregat gabungan
BJAH = Berat jenis agregat halus
BJAK = Berat jenis agregat kasar
%AH= Persentase agregat halus
%AK= Persentase agregat kasar

12. Mencari nilai berat isi beton dengan menggunakan grafik pada Gambar 3.10
berikut.

Gambar 3.10 Grafik Perkiraan Berat Beton Basah yang Telah Selesai
Dipadatkan
(Sumber: SNI-03-2834-2000)
37

Adapun langkah-langkah untuk mencari nilai berat isi beton dengan


menggunakan grafik tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pada Gambar 3.10 diatas, tarik garis sesuai dengan nilai berat jenis
agregat gabungan sejajar dengan garis linier yang telah ada pada grafik,
b. Tarik garis vertikal ke atas sampai memotong garis yang telah dibuat
tadi sesuai dengan nilai kadar air bebas kemudian tarik garis horizontal
ke kiri pada perpotongan kedua garis diatas dan catat nilainya.
13. Menghitung kadar agregat gabungan dengan menggunakan Persamaan 3.17.

Kadar agregat gabungan = berat isi beton-kadar semen-kadar air bebas (3.17)

14. Menghitung kadar agregat halus dengan menggunakan Persamaan 3.18.

Kadar agregat halus = × kadar agregat gabungan (3.18)

15. Menghitung kadar agregat kasar dengan menggunakan Persamaan 3.19.

Kadar agregat kasar = × kadar agregat gabungan (3.19)

16. Menghitung proporsi campuran (agregat dalam kondisi SSD) dan kemudian
didapatkan susuan campuran proporsi teoretis untuk setiap 1 m3 beton.
17. Menghitung berat masing-masing bahan setiap variasi campuran
ditambahkan faktor keamanan dari setiap proporsinya.
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Tinjauan Umum


Sebuah metode penelitan merupakan langkah-langkah umum atau metode
yang dilakukan dalam penelitan sebuah masalah, kasus, fenomena, atau yang lain
secara eksperimen. Pada penelitan ini akan dilakukan sebeuah penelitan dengan
metode eksperimental yang dilaksanakan di laboratorium. Metode eksperimen yang
dilakukan dengan memanipulasi terhadap satu variabel atau lebih sehingga
berpengaruh pada satu atau lebih variabel yang diukur.

4.2 Benda Uji


Pada penelitian ini digunakan benda uji berupa beton silinder dan beton balok
yang dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2. Pengujian beton akan
dilaksanakan pada umur beton setelah 28 hari dengan jumlah benda uji yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut..
Tabel 4.1 Rincian Benda Uji
No Kode Benda Uji Abu Superplasticizer Jumlah Jumlah
Sekam ViscoCrete Sampel Sampel
Padi 1003 Silinder Balok
(%) (%) (Buah) (Buah)
1. BA0 - 0,6 8 3
2. BA5 5 0,6 8 3
3. BA10 10 0,6 8 3
4. BA15 15 0,6 8 3
5. BA20 20 0,6 8 3
Total 40 15

Keterangan:
BA0 = Beton dengan campuran 0% abu sekam padi dari berat semen dan
campuran 0,6% superplasticizer dari berat semen
BA5 = Beton dengan campuran 5% abu sekam padi dari berat semen dan
campuran 0,6% superplasticizer dari berat semen
BA10 = Beton dengan campuran 10% abu sekam padi dari berat semen dan
campuran 0,6% superplasticizer dari berat semen

38
39

BA15 = Beton dengan campuran 15% abu sekam padi dari berat semen
dan campuran 0,6% superplasticizer dari berat semen
BA20 = Beton dengan campuran 20% abu sekam padi dari berat semen dan
campuran 0,6% superplasticizer dari berat semen

Gambar 4.1 Sketsa Benda Uji Beton Silinder

Gambar 4.2 Sketsa Benda Uji Beton Balok

Pada penelitian ini masing-masing komposisi beton silinder sebanyak 5 buah


digunakan pengujian kuat tekan beton sekaligus pengujian modulus elastisitas dan
sebanyak 3 buah untuk pengujian kuat tarik belah beton, kecepatan rambat
gelombang melalui beton serta penyerapan air, sedangkan pada masing-masing
komposisi beton balok sebanyak 3 buah digunakan pengujian kuat lentur beton.

4.3 Bahan Pembuatan Benda Uji


Pada penelitian ini digunakan bahan dan material untuk pembuatan benda uji
sebagai berikut.
40

1. Agregat
Agregat pada penelitian ini terdapat agregat halus dan agregat kasar. Agregat
halus yang digunakan lolos saringan 4,80 mm dan agregat kasar berupa batu
pecah dengan ukuran maksimum 20 mm. Agregat halus berasal dari Gunung
Merapi dan agregat kasar berasal dari Clereng, Kulon Progo.
2. Semen portland
Semen portland yang digunakan pada penelitian ini merupakan semen dengan
merek Tiga Roda tipe PCC yang memiliki kekutan sama dengan semen
portland tipe I. Pengamatan yang dilakukan terhadap semen berupa kondisi
fisik keutuhan kemasan semen dan kehalusan butiran semen (butiran bewarna
abu-abu, halus, dan tidak terdapat yang menggumpal).
3. Air
Pada pembuatan benda uji digunakan keperluan air berasal dari Laboratorium
Bahan Konstruksi Teknik Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas
Islam Indonesia. Air yang digunakan pada penelitian ini untuk membantu
reaksi semen menjadi pasta semen sehingga dapat mengikat agregat dan
perawatan pada beton setelah di cor.
4. Abu Sekam Padi
Abu sekam padi yang digunakan pada penelitian ini berasal dari pembakaran
sekam padi pada proses pembuatan batu bata di Jalan Monumen Perjuangan,
Bantul, Yogyakarta. Abu sekam padi yang digunakan merupakan abu yang
lolos saringan no 200 (75 µm).
5. Superplasticizer ViscoCrete 1003
Bahan tambah kimia yang digunakan pada penelitian ini jenis
superplasticizer ViscoCrete 1003 diperoleh langsung dari PT Sika Indonesia
di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

4.4 Peralatan
Pada penelitian ini digunakan beberapa peralatan untuk menunjang
pelaksanaan penelitian Tugas Akhir diantaranya sebagai berikut.
41

4.4.1 Alat Pembuatan Benda Uji


Alat yang digunakan pada pembuatan benda uji dapat dilihat pada Tabel 4.2
berikut.
Tabel 4.2 Perlatan Pembuatan Benda Uji
No Nama Alat Kegunaan
1 Alat Tulis Menulis atau menandai benda uji.
2 Saringan Agregat Kasar Mengayak agregat kasar (krikil).
3 Saringan Agregat Halus Mengayak agregat halus (Pasir)
4 Cetakan silinder Mencetak benda uji beton silinder
5 Cetakan Balok. Mencetak benda uji beton balok
6 Ember Menampung agregat kasar maupun halus.
7 Talam Menampung semen dan abu sekam padi
8 Palu karet Memadatkan adukan pada silinder dan balok
9 Gelas ukur Mengukur takaran air dan superplasticizer
10 Gerobak dorong Memudahkan dalam membawa atau
mengangkat material.
11 Kerucut Abrams Untuk menguji Slump.
12 Mixer Beton Untuk membuat campuran atau adonan beton.
13 Sendok Semen (cetok) Meratakan campuran beton saat dimasukkan ke
dalam cetakan.
14 Penggaris Mengukur tinggi dalam pengujian slump.
15 Sekop Mengaduk dan memasukkan agregat ke dalam
cetakan.
16 Timbangan. Menimbang bahan uji.
17 Tongkat Penumbuk Memadatkan benda uji.
(Linggis).

4.4.2 Alat Pengujian


Pada penelitian ini digunakan alat-alat untuk pengujian benda uji dapat dilihat
pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Peralatan Pengujian Benda Uji
No Nama Alat Kegunaan
1 Cetakan Capping. Capping benda uji.
2 Compressing Test Machine (CTM) Menguji kuat tekan beton,
kuat tarik beton
3 Universal Testing Machine Menguji kuat lentur beton
4 Dial Gauge Membaca regangan beton
5 Portable Ultrasonic Non-Destructive Menguji kecepatan rambat
Digital Indicating Test gelombang melalui beton
6 Oven Mengeringkan benda uji
dari kadar air
42

Gambar 4.3 Cetakan Capping

Gambar 4.4 Compressing Test Machine (CTM)

Gambar 4.5 Universal Testing Machine


43

Gambar 4.6 Dial Gauge

Gambar 4.7 Portable Ultrasonic Non-Destructive Digital Indicating Test

4.5 Lokasi Penelitian


Pelaksanaan penelitian mulai dari persiapan bahan, pengujian bahan,
pembuatan benda uji dan pengujian benda uji dilakukan di Laboratorium Bahan
Konstursi Teknik Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam
Indonesia.

4.6 Tahapan Penelitian


Pada penelitian Tugas Akhir ini langkah-langkah tahapan-tahapan penelitan
yang akan dilaksanakan sebagai berikut.
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan meliputi persiapan studi pustaka, persiapan
literatur, persiapan alat dan bahan, serta persiapan laboratorium.
44

2. Pemeriksaan Bahan Susun Beton


Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui sifat serta karakteristik bahan
susun beton apakah telah memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan atau
belum apabila digunakan dalam pencampuran beton (mix design). Berikut
merupakan macam-macam pemeriksaan yang akan dilakukan terhadap
agregat halus dan agregat kasar.
a. Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus mengacu pada
SNI 03-1970-1990,
b. Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar mengacu pada
SNI 03-1969-1990,
c. Pengujian analisa saringan agregat halus mengacu pada SNI 03-1968-
1990,
d. Pengujian analisa saringan agregat kasar mengacu pada SNI 03-1968-
1990,
e. Pengujian berat volume padat/gembur agregat halus mengacu pada
SNI 03-4804-1998,
f. Pengujian berat volume padat/gembur agregat kasar mengacu pada
SNI 03-4804-1998,
g. Pengujian lolos saringan no.200 (uji kandungan lumpur dalam pasir)
mengacu pada SNI 03-4142-1996.
3. Perencanaan Campuran
Perencanaan campuran (mix design) dilakukan mengacu pada SNI 03-2834-
2000. Perencanaan yang dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan dari
masing-masing bahan sebelumnya untuk merencanakan pencampuran beton,
mulai dari semen, agregat halus, agregat kasar, dan air. Hasil dari mix design
ini berupa perbandingan antara bahan-bahan penyusun beton yang
selanjutnya akan digunakan sebagai dasar dalam pembuatan benda uji.
4. Pembuatan Benda Uji
Pada tahapan ini dilakukan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut.
a. Pembuatan adonan beton,
b. Pengecoran ke dalam cetakan silinder dan balok,
45

c. Pelepasan benda uji dari cetakan silinder dan balok,


d. Perawatan beton sampai ke umur rencana.
5. Pengujian Beton
Pada tahap ini dilakukan pengujian beton untuk silinder dan balok yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Pengujian kuat tekan beton yang mengacu pada SNI 03-1974-2011 dan
modulus elastisitas yang mengacu pada SNI 03-4169-1996,
b. Pengujian kuat tarik beton yang mengacu pada SNI 03-2491-2002,
c. Pengujian kuat lentur beton sistem beban satu titik mengacu pada SNI
03-4154-1996,
d. Pengujian penyerapan air mengacu pada SNI 03-6433-2000,
e. Pengujian kecepatan rambat gelombang melalui beton mengacu pada
SNI 03-4882-1998.
6. Analisis Data dan Pembahasan
Pada tahap ini dilakukan pengolahan data dari pengujian yang telah dilakukan
dengan bantuan program Microsoft Excel, kemudian dilakukan pembahasan
terkait hasil pengujian yang diperoleh.
7. Penarikan Kesimpulan
Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dari penelitian ini. Dalam tahapan
ini dari data yang sudah dianalisis dibuat suatu kesimpulan penelitian yang
berhubungan dengan tujuan penelitian, selain itu di buat juga saran-saran
untuk penelitian selanjutnya.
Secara keseluruhan tahapan penelitian Tugas Akhir ini dapat dilihat secara
skematis dalam bentuk bagan alir pada Gambar 4.8 berikut.
46

Mulai

Persiapan Penelitian

Izin Laboratorium Pengadaan Alat dan Bahan

Pemeriksaan Bahan
Susun Beton:
1. Berat Jenis dan
Penyerapan Air
2. Analisa Saringan Tidak
3. Berat Volume
4. Kandungan Lumpur

Apakah
Memenuhi
Persyaratan?

Ya

Mix Design

A
47

Pembuatan Benda Uji

0,6% 0,6% 0,6% 0,6% 0,6%


ViscoCrete ViscoCrete ViscoCrete ViscoCrete ViscoCrete
1003, 1003, 1003, 1003, 1003,
0% Abu 5% Abu 10% Abu 15% Abu 20% Abu
sekam padi sekam padi sekam padi sekam padi sekam padi

Perawatan Benda Uji

Pengujian Beton Benda Uji

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 4.8 Flowchart Tahapan Penelitian


BAB V
DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

5.1 Tinjauan Umum


Sebuah data dari penelitian perlu dilakukan sebuah analisis dan pembahan
untuk memperoleh tujuan yang direncanakan. Pada bab ini akan dijabarkan hasil
penelitian yang telah dilaksanakan peneliti di Laboratorium Bahan Konstruksi
Teknik (BKT) yang diawali dengan pemeriksaan bahan penyusun beton,
perencanaan campuran beton, pencampuran bahan penyusun beton, dan pengujian
beton yang telah dibuat.

5.2 Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton


Pada pemeriksaan bahan penyusun beton peneliti memperoleh data material
meliputi berat jenis dan penyerapan air, berat isi gembur dan padat agregat, modulus
halus butir agregat, serta kandungan lumpur pada agregat. Bahan-bahan yang akan
digunakan pada pencampuran beton memiliki beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi sehingga perlu dilakukan pemeriksaan bahan penyusun beton.
5.2.1 Hasil Pemeriksaan Agregat Halus
Pada penelitisan ini digunakan agregat halus berupa pasir alam yang
diperoleh dari Gunung Merapi. Pada agregat halus dilakukan pemeriksaan bahan
yang meliputi pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus, pengujian
analisa saringan agregat halus, pengujian berat volume padat dan gembur agregat
halus, dan pengujian lolos saringan no. 200 (uji kandungan lumpur dalam pasir).
1. Hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus
Pelaksanaan pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus dan
analisis yang digunakan dari SNI 03-1970-1990. Hasil pengujian dapat dilihat
pada Tabel 5.1 berikut ini.

48
49

Tabel 5.1 Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat
Halus
Uraian Hasil 1 Hasil 2 Rata-rata
Berat pasir kering mutlak, gram (Bk) 485,4 486,3 485,85
Berat pasir kondisi jenuh kering muka (SSD), gram 500 500 500
Berat piknometer berisi pasir dan air, gram (Bt) 1015,4 1008,1 1011,75
Berat piknometer berisi air, gram (B) 707,9 707,4 707,65
Berat jenis curah, gram/cm3 (1) 2,522 2,440 2,481
Bk / (B + 500 - Bt)
Berat jenuh kering muka, gram/cm3 (2) 2,597 2,509 2,553
500 / (B + 500 - Bt)
Berat jenis semu gram/cm3 (3) 2,728 2,620 2,674
Bk / (B + Bk - Bt)
Penyerapan air, % (4) 3,01% 2,82% 2,91%
(500 - Bk) / Bk x 100%

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang dilakukan diperoleh hasil berat
jenis jenuh kering muka rata-rata sebesar 2,553 gram/cm3 dan penyerapan air
rata-rata sebesar 2,91%. Sebuah berat jenis agregat normal berada diantara
2,4-2,7 (Tjokrodimuljo,2007). Hal ini menyatakan bahwa agregat halus yang
digunakan termasuk berat jenis agregat normal karena berada diantara 2,4-
2,7.
2. Hasil pengujian analisa saringan agregat halus
Pelaksanaan pengujian analisa saringan agregat halus untuk mencari nilai
modulus halus butir (MHB) agregat menggunakan metode SNI 03-1968-
1990. Hasil pengujian analisa saringan agregat halus dapat dilihat pada Tabel
5.2.
50

Tabel 5.2 Hasil Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus


Berat
Lubang Berat Berat Persen Lolos
Tertinggal
saringan Tertinggal Tertinggal Komulatif
Komulatif
(mm) (gram) (%) (%)
(%)
40,00
20,00
10,00 0 0,00 0,00 100,00

4,80 2,7 0,14 0,14 99,86

2,40 118,4 5,96 6,10 93,90

1,20 219 11,03 17,12 82,88

0,60 627,2 31,58 48,70 51,30

0,30 664,7 33,47 82,17 17,83

0,15 261,8 13,18 95,35 4,65

Sisa 92,4 4,65 0,00

Jumlah 1986,2 100,00 249,57

Berdasarkan Tabel 5.2 maka diperoleh nilai modulus halus butir (MHB) yang
diperoleh sebagai berikut:

Modulus Halus Butir (MHB) =


,
=

= 2,496

Menurut Tjokrodimuljo (2007) pada umumnya modulus halus butir agregat


halus mempunyai nilai antara 1,5 sampai 3,8. Pada pengujian ini diperoleh
nilai sebesar 2,496 yang berarti memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Hasil pengujian analisa saringan selain menentukan nilai modulus halus butir
juga digunakan untuk mengetahui gradasi agregat halus. Daerah gradasi
agregat halus dapat dilihat pada Tabel 5.3.
51

Tabel 5.3 Daerah Gradasi Agregat Halus


Lubang Persen bahan butiran yang lewat saringan
No
Saringan
Saringan Daerah I Daerah II Daerah III Daerah IV
(mm)

4 4,8 90 – 100 90 – 100 90 – 100 95 – 100


8 2,4 60 – 95 75 – 100 85 – 100 95 – 100
16 1,2 30 – 70 55 – 90 75 – 100 90 – 100
30 0,6 15 – 34 35 – 59 60 – 79 80 – 100
50 0,3 5 – 20 8 – 30 12 – 40 15 – 50
100 0,15 0 – 10 0 – 10 0 – 10 0 – 15

Berdasarkan Tabel 5.3 agregat halus yang digunakan memenuhi persyaratan


gradasi daerah II dengan jenis pasir agak kasar. Garfik hubungan antara
persentase lolos kumulatif dengan persen bahan butiran yang lewat saringan
gradasi daerah II dapat dilihat pada Gambar 5.1.

100 99,86 100,00


93,90
90
82,88
80

70
% Lolos Kumulatif

60

50 51,30

40

30

20
17,83
10
4,65
0
0,15 0,3 0,6 1,2 2,4 4,8 10
Lubang Saringan (mm)

batas atas nilai batas bawah

Gambar 5.1 Batas Gradasi Agregat Halus Daerah II


52

3. Hasil pengujian berat volume padat dan berat volume gembur agregat halus
Pelaksanaan pengujian berat volume padat dan berat volume gembur agregat
halus menggunakan metode SNI 03-4804-1998. Hasil pengujian berat
volume padat dan berat volume gembur dapat dilihat pada Tabel 5.4 dan
Tabel 5.5.

Tabel 5.4 Hasil Pengujian Berat Volume Padat Agregat Halus


Sampel Sampel Rata-
Uraian
1 2 rata
Berat tabung, gram (w1) 11700 11200 11450

Berat tabung + Agregat kondisi jenuh, gram (w2) 20900 20200 20550

Berat Agregat, gram (w3) 9200 9000 9100

Volume tabung, cm3 (V) 5389,314 5230,752 5310,033

Berat volume padat, gram/cm3 (W3/V) 1,707 1,721 1,714

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Berat Volume Gembur Agregat Halus


Sampel Sampel Rata-
Uraian
1 2 rata
Berat tabung, gram (w1) 11700 11200 11450

Berat tabung + Agregat kondisi jenuh, gram (w2) 19700 19100 19400

Berat Agregat, gram (w3) 8000 7900 7950

Volume tabung, cm3 (V) 5389,314 5230,752 5310,033

Berat volume gembur, gram/cm3 (W3/V) 1,484 1,510 1,497

Berdasarkan hasil analisa perhitungan berat volume diperoleh berat volume


gembur agregat halus rata-rata sebesar 1,497 gram/cm3 dan berat volume
padat agregat halus rata-rata sebesar 1,714 gram/cm3. Berat volume padat
memiliki nilai yang lebih besar dari berat volume gembur karena dalam
pengujian agrgeat yang dimasukkan ke tabung dilakukan penumbukan setiap
1/3 tabung untuk mengurangi pori-pori udara sehingga nilai yang diperoleh
lebih besar. Berat volume padat yang disyaratkan pada beton normal berkisar
1,5-1,8 sehingga berat volume padat agregat halus yang digunakan telah
memenuhi persyaratan.
53

4. Hasil pengujian lolos saringan no. 200 (uji kandungan lumpur dalam pasir)
Pelaksanaan pengujian lolos saringan no.200 (uji kandungan lumpur dalam
pasir) menggunakan metode dari SNI 03-4142-1996. Hasil pengujian lolos
saringan no.200 dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Lolos Saringan No.200 (Uji Kandungan


Lumpur)
Uraian Sampel 1 Sampel 2 Rata-rata
Berat Agregat Kering Oven, gram (w1) 500 500 500
Berat Agregat Kering Oven setelah dicuci, gram (w2) 494,5 494 494,25
Berat yang lolos saringan no. 200, % 1,100 1,200 1,150
[(w1 - w2) / w1] x 100%

Berdasarkan pengujian lolos saringan no.200 pasir alam yang diperoleh dari
Gunung Merapi mempnyai kadar lumpur rata-rata sebesar 1,15%. Menurut
PUBI-1982 dalam Panduan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi,
Universitas Islam Indonesia bahwa suatu agregat halus tidak diperbolehkan
memiliki kandungan lumpur lebih dari 5%. Kadungan lumpur yang tinggi
dapat mempengaruhi kelekatan agregat halus dengan pasta semen karena
ikatan pasta semen dan agregat halus diisi oleh kandungan lumpur. Hal ini
akan mempengaruhi kekuatan dari beton yang dibuat. Pada pengujian ini
agregat halus yang diperoleh sudah memenuhi persyaratan <5% sehingga
agregat halus dapat digunkaan untuk pencampuran beton.

Gambar 5.2 Agregat Halus


54

5.2.2 Hasil Pemeriksanaan Agregat Kasar


Pada penelitisan ini digunakan agregat kasar berupa batu pecah yang
diperoleh dari Clereng, Kulon Progo. Pada agregat kasar dilakukan pemeriksaan
bahan yang meliputi pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar,
pengujian analisa saringan agregat kasar, dan pengujian berat volume padat dan
gembur agregat kasar.
1. Hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
Pelaksanaan pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar serta
analisis yang digunakan dari SNI 03-1969-1990. Hasil pengujian dapat dilihat
pada Tabel 5.7 berikut ini.

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat
Kasar
Sampel Sampel Rata-
Uraian
1 2 rata
Berat kerikil kering mutlak, gram (Bk) 4888 4910 4899
Berat kerikil kondisi jenuh kering muka (SSD) , gram 5000 5000 5000
(Bj)
Berat kerikil dalam air, gram (Ba) 3118 3136 3127
Berat jenis curah, gram/cm3 (1) 2,597 2,634 2,616
Bk / (Bj - Ba)
Berat jenuh kering muka, gram/cm3 (2) 2,657 2,682 2,670
Bj / (Bj - Ba)
Berat jenis semu,gram/cm3 (3) 2,762 2,768 2,765
Bk / (Bk - Ba)
Penyerapan air, % (4) 2,29 1,83 2,06
(Bj - Bk) / Bk x 100%

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang dilakukan pada agregat kasar
diperoleh berat jenis jenuh kering muka rata-rata sebesar 2,670 gram/cm3 dan
penyerapan air rata-rata sebesar 2,06%. Penyerapan agregat kasar lebih kecil
dari agregat halus, hal ini menunjukan rongga-rongga yang diisi air oleh air
lebih sedikit dari pada agregat halus. Sebuah berat jenis agregat normal
berada diantara 2,4-2,7 (Tjokrodimuljo,2007). Hal ini menyatakan bahwa
55

agregat kasar yang digunakan termasuk berat jenis agregat normal karena
berada diantara 2,4-2,7.
2. Hasil pengujian analisa saringan agregat kasar
Pelaksanaan pengujian analisa saringan agregat kasar untuk mencari nilai
modulus halus butir (MHB) agregat menggunakan metode SNI 03-1968-
1990. Hasil pengujian analisa saringan agregat kasar dapat dilihat pada Tabel
5.8.

Tabel 5.8 Hasil Pengujian Analisa Saringan/Modulus Halus Butir


(MHB) Agregat Kasar

Lubang Berat Berat


Berat Tertinggal Persen Lolos
saringan Tertinggal Tertinggal
Komulatif (%) Komulatif (%)
(mm) (gram) (%)

40 0 0,00 0,00 100,00


20 540 10,93 10,93 89,07
10 3995 80,87 91,80 8,20
4,8 334 6,76 98,56 1,44
2,4 48 0,97 99,53 0,47
1,2 8 0,16 99,70
0,6 0 0,00 99,70
0,3 0 0,00 99,70
0,15 0 0,00 99,70
Pan 15 0,30
Jumlah 4940 100 699,62

Berdasarkan Tabel 5.8 maka diperoleh nilai modulus halus butir (MHB) yang
diperoleh sebagai berikut:

Modulus Halus Butir (MHB) =


,
=

= 6,9962

Pada pengujian ini diperoleh nilai modulus halus butir agregat kasar sebesar
6,9962. Menurut Tjokrodimuljo (2007) sebuah agregat kasar normal
56

memiliki modulus halus butir sebesar 6,0-7,0. Hal ini menunjukan pengujian
yang dilakukan terhadap agregat kasar dari Clereng, Kulon Progo telah
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Hasil pengujian analisa
saringan agregat kasar selain menentukan nilai modulus halus butir juga
digunakan untuk mengetahui batas gradasi ukuran butir maksimum agregat
kasar yang dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9 Batas Gradasi Agregat Kasar


Ukuran Saringan Presentase Lolos (%)
(mm)
Gradasi Agregat
40 mm 20 mm 10 mm
76 100 - -
38 95 – 100 100 -
19 37 – 70 95 – 100 100
9,6 10 – 40 30 – 60 50 – 85
4,8 0-5 0 - 10 0 – 10

Berdasarkan Tabel 5.9 gradasi agregat kasar menggunakan persyaratan


gradasi agregat dengan ukuran butir maksimum 20 mm, tetapi dalam analisa
saringan agrgeat kasar ini diperoleh gradasi sela karena terdapat fraksi ukuran
20 mm dan 10 mm yang tidak terpenuhi. Apabila salah satu fraksi ukuran
yang tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan volume pori (ruang kosong)
pada beton menjadi lebih banyak. Variasi ukuran agregat kasar akan
mengakibatkan volume pori menjadi lebih kecil dan beton yang dihasilkan
akan menjadi lebih padat. Grafik hubungan antara persentase lolos kumulatif
dengan persen bahan butiran yang lewat saringan dapat dilihat pada Gambar
5.2.
57

100
100,00
90
89,07
80

% Lolos Kumulatif 70

60

50

40

30

20
8,20
10
1,44
0
4,8 10 20 40
Lubang Saringan (mm)

batas bawah nilai lolos batas atas

Gambar 5.3 Batas Gradasi Agregat Kasar

3. Hasil pengujian berat volume padat dan berat volume gembur agregat kasar
Pelaksanaan pengujian berat volume padat dan berat volume gembur agregat
kasar menggunakan metode SNI 03-4804-1998. Hasil pengujian berat
volume padat dan berat volume gembur dapat dilihat pada Tabel 5.10 dan
Tabel 5.11.

Tabel 5.10 Hasil Pengujian Berat Volume Padat Agregat Kasar


Sampel Sampel Rata-
Uraian
1 2 rata
11700 11200 11450
Berat tabung, gram (w1)
20200 20100 20150
Berat tabung + Agregat kondisi jenuh, gram (w2)
8500 8900 8700
Berat Agregat, gram (w3)
5389,314 5230,752 5310,033
Volume tabung, cm3 (V)
1,577 1,701 1,639
Berat volume padat, gram/cm3 (W3/V)
58

Tabel 5.11 Hasil Pengujian Berat Volume Gembur Agregat Kasar


Sampel Sampel Rata-
Uraian
1 2 rata
Berat tabung, gram (w1) 11700 11200 11450

Berat tabung + Agregat kondisi jenuh, gram (w2) 19300 18700 19000

Berat Agregat, gram (w3) 7600 7500 7550

Volume tabung, cm3 (V) 5389,314 5230,752 5310,033

Berat volume gembur, gram/cm3 (W3/V) 1,410 1,434 1,422

Berdasarkan hasil analisa perhitungan berat volume diperoleh berat volume


gembur agregat kasar rata-rata sebesar 1,422 gram/cm3 dan berat volume
padat agregat kasar rata-rata sebesar 1,639 gram/cm3. Berat volume padat
memiliki nilai yang lebih besar dari berat volume gembur karena dalam
pengujian agrgeat yang dimasukkan ke tabung dilakukan penumbukan setiap
1/3 tabung untuk mengurangi pori-pori udara sehingga nilai yang diperoleh
lebih besar. Berat volume agregat kasar lebih kecil dari pada agregat halus,
karena ukuran butir agregat kasar yang memiliki spesifikasi tertahan saringan
4,8 mm mengakibatkan antar butir memiliki rongga kosong yang lebih
banyak dari pada agregat halus yang mempunyai spesifikasi lolos saringan
4,8 mm.

Gambar 5.4 Agregat Kasar


59

5.3 Perencanaan Campuran Beton


Pada peneilitian ini perencanaan campuran beton (mix design) menggunakan
metode SNI 03-2834-2000. Perencanaan campuran beton bertujuan untuk
memperoleh proposi campuran yang sesuai dengan kuat tekan beton rencana.
Tjokrodimuljo (2007) menyatakan beton normal memiliki nilai kuat tekan diantara
15-30 MPa. Pada perencanaan beton normal ini direncanakan memiliki nilai kuat
tekan 25 MPa yang perhitungannya sebagai berikut.
1. Kuat tekan rencana (f’c) = 25 MPa dan benda uji akan dilakukan pengujian
pada umur rencana 28 hari.
2. Nilai tambah margin (M) karena benda uji yang direncanakan kurang dari 15
buah, maka nilai yang diambil sebesar 12 MPa.
3. Kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan ( ) berdasarkan Persamaan
3.12 diperoleh sebagai berikut.

= +
= 25 + 12
= 37 MPa

4. Semen yang digunkan seharusnya semen Portland tipe I tetapi karena


keterbatasan untuk memperoleh diganti semen tipe PCC merek Tiga Roda
yang memiliki kekuatan setara dengan semen Portland tipe I.
5. Agregat yang digunakan berupa agregat halus pasir alami dari Gunung
Merapi dan agregat kasar batu pecah dengan ukuran maksimum 20 mm dari
Clereng, Kulon Progo.
6. Faktor air semen (FAS), berdasarkan Tabel 3.9 tentang perkiraan kekuatan
tekan beton dengan nilai kuat tekan beton rata-rata 37 MPa, semen yang
digunakan semen Portland tipe I, beton dilakukan pengujian pada umur
rencana 28 hari, benda uji silinder dan agregat kasar berupa batu pecah maka
digunakan nilai FAS sebesar 0,5.
7. Nilai slump yang direncanakan pada penelitian ini menggunakan slump
rencana sebesar 60-180 mm.
60

8. Kadar air bebas agregat campuran, ukuran agregat maksimum yang


digunakan adalah 20 mm dan nilai slump yang ditentukan adalah 60-180 mm
sehingga dari Tabel 3.10 diperoleh nilai perkiraan jumlah air untuk agregat
halus ( ℎ) adalah 195 sedangkan untuk agregat kasar ( ) adalah 225
sehingga nilai kadar air bebas yang digunakan berdasarkan Persamaan 3.13
diperoleh sebagai berikut.

Kadar air bebas = ℎ+


2 1
= ∙195+ ∙225
3 3

= 205 kg/m3

9. Kadar semen minimum untuk beton yang direncanakan diluar ruangan dan
tidak terlindung dari hujan serta terik matahari langsung dari Tabel 3.8
mempunyai kadar semen minimum per-m3 sebesar 325 kg dan nilai faktor air
semen maksimum sebesar 0,6. Maka berdasarkan Persamaan 3.14 jumlah
semen minimum yang digunakan sebagai berikut.

Jumlah semen minimum per m3 beton =

=
,

= 410 kg/m3

10. Persentase agregat halus dan agregat kasar


Dengan mengacu pada slump 60-180 mm, faktor air semen 0,5 dan ukuran
butir maksimum 20 mm serta agregat halus berada pada gradasi 2 maka
persentase agregat halus terhadap kadar agregat total sesuai pada Gambar 5.5.
61

46

37

0,5

Gambar 5.5 Persentase Agregat Halus Terhadap Kadar Agregat Total


(Sumber: SNI-03-2834-2000)

Dari Gambar 5.5 diperoleh persentase agregat halus batas bawah sebesar 37%
dan batas atas sebesar 46%. Nilai yang digunakan adalah nilai rata-rata
sehingga digunakan sebesar 41,5%, sedangkan persentase agregat kasar
berdasarkan Persamaan 3.15 diperoleh sebagai berikut.

Nilai persentase agregat kasar = 100% - Persentase agregat halus


= 100% - 41,5%
= 58,5%

11. Menghitung berat jenis gabungan agregat dengan nilai yang diperoleh dari
pemeriksaan bahan susun beton nilai berat jenis agregat halus (BJAH) sebesar
2,553 dan berat jenis agregat kasar (BJAK) sebesar 2,670. Maka berdasarkan
Persamaan 3.16 diperoleh perhitungan berat jenis gabungan sebagai berikut.

Berat jenis agregat gabungan (BJAG) = (%AH ∙ BJ ) + (%AK ∙ BJ )


= (41,5% ∙ 2,553) + (58,5% ∙ 2,670)
= 2,621
62

12. Nilai berat isi beton diperoleh dari Gambar 5.6 dengan nilai kadar air bebas
yang digunakan sebesar 205 dan berat jenis gabungan sebesar 2,621, maka
diperoleh nilai berat isi beton sebagai berikut.

2370

2,621

205

Gambar 5.6 Grafik Perkiraan Berat Isi Beton Basah yang Telah Selesai
Dipadatkan
(Sumber: SNI-03-2834-2000)

Berdasarkan Gambar 5.6 diperoleh nilai berat isi beton basah untuk penelitian
ini sebesar 2370 kg/m3.
13. Kadar agregat gabungan berdasarkan Persamaan 3.17 diperoleh sebagai
berikut.
Kadar agregat gabungan= berat isi beton – kadar semen – kadar air bebas
= 2370 – 410 – 205
= 1755,0 kg/m3

14. Kadar agregat halus berdasarkan Persamaan 3.18 diperoleh sebagai berikut.
%
Kadar agregat halus = × kadar agregat gabungan
,
= × 1755,0

= 728,325 kg/m3

15. Kadar agregat kasar berdasarkan Persamaan 3.19 diperoleh sebagai berikut.
63

%
Kadar agregat kasar = × kadar agregat gabungan
,
= × 1755,0

= 1026,675 kg/m3

16. Proporsi campuran (agregat dalam kondisi SSD)


Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka didapatkan susunan campuran
proporsi teoritis untuk setiap 1 m3 beton adalah sebagai berikut.
a. Semen = 410 kg
b. Air = 205 kg
c. Agregat halus = 728,325 kg
d. Agregat kasar = 1026,675 kg
17. Proporsi campuran dengan angka penyusutan dalam penelitian ini digunakan
sebesar 20%, maka didapatkan susunan campuran proporsi teoritis dengan
angka penyusutan untuk setiap 1 m3 beton adalah sebagai berikut.
a. Semen = 410 kg x 1,2
= 492 kg
b. Air = 205 kg x 1,2
= 246 kg
c. Agregat halus = 728,325 kg x 1,2
= 873,990 kg
d. Agregat kasar = 1026,675 kg x 1,2
= 1232,01 kg
18. Proporsi campuran setiap variasi, pada penelitian ini digunakan benda uji
silinder sebanyak 8 buah dan benda uji balok sebanyak 3 buah.

Volume 8 silinder (D = 0,15 m; t = 0,30 m) = 8 × × π × D2 × t

= 8 × × π × 0,15 2 × 0,3
= 0,04239 m3

Volume 3 b lok (p = 0,4 m; l = 0,1 m; t = 0,1 m) = 3 × p × l × t


= 3 × 0,4 × 0,1 × 0,1
= 0,0120 m3
64

Volume total = volume 8 silinder + volume 3 balok


= 0,04239 + 0,012
= 0,05439 m3

Berat masing-masing bahan dalan setiap kombinasi campuran (8 silinder dan 3


balok)
a. Semen = Volume untuk setiap 1 m3 beton × volume benda uji
= 492,0 × 0,05439
= 26,7599 kg
b. Air = Volume untuk setiap 1 m3 beton × volume benda uji
= 246,0 × 0,05439
= 13,7399 kg
c. Agregat halus = Volume untuk setiap 1 m3 beton × volume benda uji
= 873,99 × 0,05439
= 47,5363 kg
d. Agregat kasar = Volume untuk setiap 1 m3 beton × volume benda uji
= 1233,01 × 0,05439
= 67,0090 kg
19. Hasil rekapitulasi perhitungan perencanaan campuran beton (mix design)
dapat dilihat pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12 Rekapitulasi Perencanaan Campuran Beton (Mix Design)


Formulir Perencanaan Campuran Beton
(SNI 03-2834-200)
No Uraian Nilai Tabel/ Grafik/ Hitungan
Kuat tekan beton yang
1 25 Ditetapkan
disyaratkan
2 Deviasi standar (S) -
3 Nilai tambah/ Margin (M) 12 M = 1,64 x k x Sd
4 Kuat tekan beton rata-rata 37 (1) + (3)
5 Jenis Semen Tipe 1 Ditetapkan
6 Jenis agregat kasar Batu Pecah Ditetapkan
Jenis agregat halus Alami Ditetapkan
7 Faktor air semen bebas 0,5 Tabel 2 dan Grafik 1 dan 2
Faktor air semen
0,6
maksimum
Faktor air semen
8 0,5
digunakan
65

Lanjutan Tabel 5.12 Rekapitulasi Perencanaan Campuran Beton (Mix


Design)
Formulir Perencanaan Campuran Beton
(SNI 03-2834-200)
No Uraian Nilai Tabel/ Grafik/ Hitungan
9 Slump 60-180 mm ditetapkan
Ukuran agregat
10 20 mm ditetapkan
maksimum
11 Kadar air bebas 205 tabel 3
12 Kadar semen 410 (11) : (8)
13 Kadar semen maksimum -
14 Kadar semen minimum 325 tabel 4
15 Kadar semen digunakan 410
16 Faktor air disesuaikan -
Susunan besar agregat
17 2 Daerah Gradasi
halus
Berat jenis agregat kasar
18 2,670
( kerikil)
Berat jenis agregat halus 2,553
19 Persen agregat halus 41,5 grafik 13/ 14/ 15
Berat jenis relatif agregat
20 2,621
(gabungan) ssd
21 Berat isi beton 2370 grafik 16
22 Kadar agregat gabungan 1755 21- 15- 11
23 Kadar agregat halus 728,325 19 x 22
24 Kadar agregat kasar 1026,675 22- 23
Semen Air Agregat
(kg) (kg) Halus (kg) Kasar (kg)
Proporsi campuran teoritis
25
(SSD)
setiap m3 410,000 205,000 728,325 1026,675
setiap campuran uji : 22,300 11,150 39,614 55,841
Proporsi campuran dengan
26
angka penyusutan 20%
setiap m3 492,000 246,000 873,990 1232,010
setiap campuran uji : 26,760 13,380 47,536 67,009

20. Pencampuran adukan beton dalam satu kombinasi dilakukan sebanyak 2 kali,
pencampuran pertama untuk benda uji beton silinder sebanyak 5 buah dan
pencampuran kedua untuk benda uji beton silinder sebanyak 3 buah serta
benda uji beton balok sebanyak 3 buah. Hasil rekapitulasi kebutuhan material
pencampuran beton dengan bahan tambah dapat dilihat pada Tabel 5.13.
66

Tabel 5.13 Rekapitulasi Kebutuhan Material Pencampuran Beton


Semen Agregat Agregat Abu Sekam Superplasticizer
Kombinasi Air (kg)
(kg) Halus (kg) Kasar (kg) Padi (kg) (kg)
BA0 1 13,035 6,517 23,155 32,641 0,000 0,078
2 13,725 6,862 24,381 34,368 0,000 0,082
BA5 1 13,035 6,517 23,155 32,641 0,652 0,078
2 13,725 6,862 24,381 34,368 0,686 0,082
BA10 1 13,035 6,517 23,155 32,641 1,303 0,078
2 13,725 6,862 24,381 34,368 1,372 0,082
BA15 1 13,035 6,517 23,155 32,641 1,955 0,078
2 13,725 6,862 24,381 34,368 2,059 0,082
BA20 1 13,035 6,517 23,155 32,641 2,607 0,078
2 13,725 6,862 24,381 34,368 2,745 0,082
Jumlah 133,799 66,900 237,682 335,045 13,380 0,803

5.4 Pengujian Nilai Slump


Menurut SNI 03-1972-2008 slump beton merupakan penurunan ketinggian
pada pusat permukaan atas beton yang diukur segera setelah cetakan uji slump
diangkat. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekentalan dari sebuah
adukan beton. Sebuah beton yang kental memiliki slump yang rendah sedangkan
slump yang tinggi berarti sebuah adukan semakin encer dan mudah dikerjakan.
Pada pengujian ini dalam satu kombinasi dilakukan dua kali pencampuran dan
memiliki slump rencana sebesar 60-180 mm. Hasil pengujian nilai slump dapat
dilihat pada Tabel 5.14.

Tabel 5.14 Hasil Pengujian Nilai Slump


Komposisi Campuran Tinggi
Kode Tinggi Tinggi Slump
Benda Abu Sekam Superplasticier Slump 1 Slump 2 Rata- Keterangan
Uji Padi (%) (%) (Cm) (Cm) Rata
(Cm)
Tidak
BA 0 - 0,6 18 19 18,50
Memenuhi
BA 5 5 0,6 15 17,5 16,25 Memenuhi
BA 10 10 0,6 15 17 16,00 Memenuhi
BA 15 15 0,6 12,5 14 13,25 Memenuhi
BA 20 20 0,6 10,3 13,7 12,00 Memenuhi
67

19,00 18,50

18,00

Tinggi Slump Rata-Rata (Cm) 17,00


16,25
16,00
16,00

15,00

14,00
13,25
13,00
12,00
12,00

11,00
0 5 10 15 20
Penambahan Abu Sekam Padi (%)

Gambar 5.7 Grafik Pengujian Nilai Slump Rata-Rata

Pada pencampuran adukan beton pemberian bahan tambah tidak mengurangi


komposisi campuran beton normal yang direncanakan, hal ini bertujuan untuk
melihat kondisi adukan beton segar akibat adanya penambahan bahan tambah abu
sekam padi dan superplasticizer. Berdasarkan Gambar 5.7 hasil pengujian yang
diperoleh tentang nilai slump rata-rata menunjukan bahwa penambahan bahan
superplasticizer sika ViscoCrete 1003 0,6% dari berat semen dan seiring
penambahan abu sekam padi menurunkan workability dari adukan beton segar.
Penurunan workability dari adukan beton segar ini ditunjukkan dengan nilai slump
yang mengalami penurunan, karena pada saat proses pembuatan beton segar abu
sekam padi memerlukan air untuk melakukan reaksi kimia dengan kalsium
hidroksida.
68

Gambar 5.8 Contoh Hasil Pengujian Nilai Slump

5.5 Pengujian Penyerapan Air Beton


Pengujian penyerapan air beton dilaksanakan pada benda uji yang telah
direndam selama 26 hari. Benda uji tersebut kemudian di timbang berat basah dan
kemudian di oven selama 24 jam dengan suhu 1100C. Setelah benda uji di oven,
benda uji kemudian ditimbang kembali sehingga diperoleh benda uji saat kondisi
kering mutlak. Berdasarkan Persamaan 3.10 diperoleh hasil pengujian penyerapan
air beton yang dapat dilihat pada Tabel 5.15.

Tabel 5.15 Hasil Pengujian Penyerapan Air Beton

Berat Berat Serapan


Diameter Tinggi Serapan
No Kode Benda Uji Basah Kering Air Rata-
(m) (m) Air (%)
(kg) (kg) Rata (%)

S6 0,149 0,3006 12,7 12 5,833

1 BA 0 S7 0,1494 0,30135 12,9 12,15 6,173 6,068

S8 0,1492 0,303 12,85 12,1 6,198

S6 0,152 0,3025 13,05 12,475 4,609

2 BA 5 S7 0,1487 0,3027 12,65 12,1 4,545 4,768

S8 0,1514 0,3025 12,76 12,135 5,150


69

Lanjutan Tabel 5.15 Hasil Pengujian Penyerapan Air Beton


Berat Berat Serapan
Diameter Tinggi Serapan
No Kode Benda Uji Basah Kering Air Rata-
(m) (m) Air (%)
(kg) (kg) Rata (%)
S6 0,1472 0,307 12,82 12,48 2,724

3 BA 10 S7 0,1502 0,3042 12,73 12,37 2,910 2,941

S8 0,1453 0,301 12,95 12,55 3,187

S6 0,1499 0,3018 12,345 12 2,875

4 BA 15 S7 0,151 0,3068 12,68 12,345 2,714 2,734

S8 0,15 0,304 12,56 12,24 2,614

S6 0,1516 0,3057 12,46 12,145 2,594

5 BA 20 S7 0,1504 0,3057 12,545 12,25 2,408 2,450

S8 0,1506 0,3046 12,425 12,14 2,348

6,500
6,068
6,000
Penyerapan Air Rata-Rata (%)

5,500

5,000 4,768

4,500

4,000

3,500
2,941
3,000 2,734
2,450
2,500

2,000
0 5 10 15 20
Penambahan Abu Sekam Padi (%)

Gambar 5.9 Grafik Pengujian Penyerapan Air Beton

Berdasarkan Gambar 5.9 menunjukan semakin besar penambahan persentase


abu sekam padi dalam beton, maka nilai hasil pengujian penyerapan air beton
semakin kecil. Hasil pengujian penyerapan air beton yang semakin kecil
menunjukkan penambahan abu sekam padi membuat beton semakin padat.
70

Kepadatan beton dipengaruhi oleh ukuran abu sekam padi yang lebih kecil dari
agregat halus, sehingga dapat mengisi rongga-rongga udara yang ada dalam beton.

5.6 Pengujian Kecepatan Rambat Gelombang Beton


Pengujian kecepatan rambat gelombang beton dilakukan untuk mengetahui
tingkat kepadatan pada beton sesudah dilakukan pengujian penyerapan air beton.
Pada pengujian ini gelombang dialirkan secara langsung tanpa adanya pelindung
sehingga gelombang yang dialirkan tidak terganggu dan nilainya dipengaruhi oleh
gradasi agregat, proposi campuran serta kejenuhan air dalam beton. Pengujian ini
menggunakan alat PUNDIT dengan metode langsung seperti Gambar 5.11 sehingga
gelombang dialirkan dari tranduser pengirim kepada tranduser penerima yang telah
diberi gel. Pengujian ini memperoleh waktu yang diperlukan gelombang dari
tranduser pengirim kepada tranduser penerima dengan jarak yang ditempuhnya.
Berdasarkan Persamaan 3.7 diperoleh hasil pengujian kecepatan rambat gelombang
beton yang dapat dilihat pada Tabel 5.16.

Tabel 5.16 Hasil Pengujian Kecepatan Rambat Gelombang Beton


Velocity
Transit
Jarak Velocity Rata-
Kode Benda Uji Time (μ
(m) (m/s) Rata
sec)
(m/s)
S6 0,3006 73,9 4067,66
BA 0 S7 0,30135 73,7 4088,87 4063,72
S8 0,303 75,1 4034,62
S6 0,3025 73,9 4093,37
BA 5 S7 0,3027 75,9 3988,14 4049,12
S8 0,3025 74,4 4065,86
S6 0,307 70,4 4360,80
BA 10 S7 0,3042 73,4 4144,41 4202,01
S8 0,301 73,4 4100,82
S6 0,3018 70,4 4286,93
BA 15 S7 0,3068 72,4 4237,57 4280,89
S8 0,304 70,4 4318,18
S6 0,3057 71,6 4269,55
BA 20 S7 0,3057 72,7 4204,95 4252,87
S8 0,3046 71,1 4284,11
71

4350,00

4300,00 4280,89
4252,87
Velocity Rata-Rata (m/s)

4250,00
4202,01
4200,00

4150,00

4100,00
4063,72 4049,12
4050,00

4000,00
0 5 10 15 20
Penambahan Abu Sekam Padi (%)

Gambar 5.10 Grafik Pengujian Kecepatan Rambat Gelombang Beton

Berdasarkan Gambar 5.10 pada hasil pengujian kecepatan rambat gelombang


menunjukan bahwa, penambahan abu sekam padi persentase sebanyak 5%
memiliki nilai kecepatan paling kecil. Sebaliknya, pada persentase abu sekam padi
sebanyak 15% memiliki nilai kecepatan paling tinggi dari beton kombinasi lainnya.
Pada pemeriksaan bahan penyusun beton, bahan agregat kasar yang diperoleh pada
Gambar 5.3 merupakan gradasi sela dikarenakan terdapat ukuran yang tidak
terpenuhi, sehingga pada ukuran agregat yang kosong diisi oleh agregat halus dan
abu sekam padi yang memiliki ukuran butir lebih kecil dari agregat kasar. Adanya
ukuran agregat kasar yang diisi oleh agregat halus dan abu sekam padi
mempengaruhi kemampuan gelombang untuk merambat dengan cepat pada sebuah
benda uji karena homogenitas dari beton dipengaruhi oleh gradasi agregat, proposi
campuran serta kejenuhan air dalam beton tersebut.
72

Gambar 5.11 Pengujian Kecepatan Rambat Gelombang Beton

5.7 Pengujian Kuat Tarik Belah Beton


Pengujian kuat tarik belah beton dilaksanakan setelah benda uji berumur 28
hari. Pengujian ini dengan memberikan beban yang mampu diterima oleh benda uji
pada sisi beton yang diletakkan mendatar pada mesin uji. Pengujian ini
menggunkaan metode SNI 03-2491-2002 tentang pengujian kuat tarik belah beton.
Beban yang mampu diterima oleh benda uji berdasarkan Persamaan 3.2 diperoleh
hasil pengujian kuat tarik belah beton yang dapat dilihat pada Tabel 5.17.

Tabel 5.17 Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton


Kuat
Luas Kuat Tarik
Diameter Tinggi Beban Tarik
Kode Benda Uji Penampang Belah Rata-
(mm) (mm) (N) Belah
(mm2) Rata (MPa)
(MPa)
BA 0 S6 149 300,6 140710,05 136000 1,933 2,211
S7 149,4 301,35 141439,81 166000 2,347
S8 149,2 303 142023,86 167000 2,352
BA 5 S6 152 302,5 144450,43 138000 1,911 1,830
S7 148,7 302,7 141407,77 145000 2,051
S8 151,4 302,5 143880,23 110000 1,529
BA 10 S6 147,2 307 141969,83 188000 2,648 2,361
S7 150,2 304,2 143542,01 148000 2,062
S8 145,3 301 137398,5 163000 2,373
73

Lanjutan Tabel 5.17 Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton

Kuat
Luas Kuat Tarik
Diameter Tinggi Beban Tarik
Kode Benda Uji Penampang Belah Rata-
(mm) (mm) (N) Belah
(mm2) Rata (MPa)
(MPa)
BA 15 S6 149,9 301,8 142125,09 136000 1,914 1,963
S7 151 306,8 145539,93 139000 1,910
S8 150 304 143256,63 148000 2,066
BA 20 S6 151,6 305,7 145594,35 205000 2,816 2,394
S7 150,4 305,7 144441,89 130000 1,800
S8 150,6 304,6 144113,53 185000 2,567

Berdasarkan Tabel 5.17 diperoleh grafik hasil pengujian kuat tarik belah
beton yang dapat dilihat pada Gambar 5.12 berikut ini.

2,500
Kuat Tarik Belah Rata-Rata (MPa)

2,400 2,394
2,361
2,300

2,200 2,211

2,100

2,000
1,963
1,900
1,830
1,800

1,700
0 5 10 15 20
Penambahan Abu Sekam Padi (%)

Gambar 5.12 Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Rata-Rata


74

Gambar 5.13 Benda Uji Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton

Berdasarkan Gambar 5.12 tentang nilai kuat tarik belah beton rata-rata
terhadap penambahan abu sekam padi, pada penambahan abu sekam padi 20% dan
superplasticizer 0,6% dari berat semen memiliki nilai kuat tarik belah beton
tertinggi sebesar 2,394 MPa meningkat 8,28% dari beton dengan abu sekam padi
0%. Hal ini dikarenakan penambahan abu sekam padi membuat beton semakin
padat, sedangkan pada penambahan abu sekam padi 5% dan superplasticizer 0,6%
dari berat semen memiliki nilai kuat tarik belah beton terkecil sebesar 1,83 MPa
menurun 17,23% % dari beton dengan abu sekam padi 0%. Penurunan nilai kuat
tarik belah beton rata-rata pada persentase abu sekam padi 5% dan 15% berdasarkan
Gambar 5.14 dikarenakan banyaknya agregat kasar yang terlepas pada ikatan yang
terjadi dan letak agregat kasar yang pecah tidak merata diakibatkan pemadatan yang
kurang maksimal, sehingga mempengaruhi nilai kuat tarik belah beton rata-rata
yang diperoleh dari pengujian yang telah dilakukan.
75

Gambar 5.14 Benda Uji Kuat Tarik Belah Beton BA 5 dan BA 15

5.8 Pengujian Kuat Lentur Beton


Pengujian kuat lentur beton dilakukan dengan sistem pembebanan satu titik
pada benda uji beton balok. Pengujian ini dilaksanakan pada benda uji setelah
berumur 28 hari dengan menggunkan metode SNI 03-4154-1996. Sistem
pemebenanan satu titik pada benda uji dengan memberikan beban pada tengah-
tengah bentang hingga diperoleh beban maksimum yang mampu diterima oleh
benda uji. Dari pengujian yang telah dilaksanakan beban maksimum yang mampu
diterima oleh benda uji dan patahan yang terjadi tidak tepat dibawah beban bagian
tarik beton atau termasuk dalam kondisi 2, sehingga nilai kuat lentur beton
diperoleh dengan Persamaan 3.9 yang dapat dilihat pada Tabel 5.18.

Tabel 5.18 Hasil Pengujian Kuat Lentur Beton


Jarak Kuat
Lebar Tinggi
Beban Bidang Kuat Lentur
Tampang Tampang
Kode Benda Uji Maksimum Patah ke Lentur Rata-
Patah Patah
(kgf) Tumpuan (MPa) Rata
(mm) (mm)
(mm) (MPa)
B1 795 143,825 99,5 81,7 5,067
BA 0 B2 900 128,475 100 88,6 4,335 4,680
B3 965 143,55 98 94,7 4,639
76

Lanjutan Tabel 5.18 Hasil Pengujian Kuat Lentur Beton


Jarak Kuat
Lebar Tinggi
Beban Bidang Kuat Lentur
Tampang Tampang
Kode Benda Uji Maksimum Patah ke Lentur Rata-
Patah Patah
(kgf) Tumpuan (MPa) Rata
(mm) (mm)
(mm) (MPa)
B1 500 141,5 99,2 98,8 2,150
BA 5 B2 470 142,2 102 97,2 2,041 2,276
B3 745 109 100 95,2 2,637
B1 495 137,325 100 98,45 2,064
BA 10 B2 650 145,75 98,1 102,15 2,724 2,478
B3 605 145,425 101,2 98,35 2,645
B1 555 144,325 99,5 91,8 2,811
BA 15 B2 567,5 138,475 98,5 89,2 2,951 2,924
B3 660 146,725 105,1 94,9 3,011
B1 852,5 130,275 99,4 90,5 4,015
BA 20 B2 877,5 129,775 99,8 96,9 3,576 3,936
B3 817,5 140,45 101,5 88,85 4,217

5,000
4,680
4,500
Kuat Lentur Rata-Rata (MPa)

3,936
4,000

3,500
2,924
3,000
2,478
2,500 2,276

2,000

1,500
0 5 10 15 20
Penambahan Abu Sekam Padi (%)

Gambar 5.15 Hasil Pengujian Kuat Lentur Beton


77

Gambar 5.16 Benda Uji Hasil Pengujian Kuat Lentur Beton

Berdasarkan Gambar 5.15 pada pengujian kuat lentur beton menunjukan


penambahan abu sekam padi pada persentase 5% memiliki nilai kuat lentur beton
terkecil sebesar 2,276 MPa menurun 51,37% dari beton dengan abu sekam padi 0%,
sedangkan penambahan abu sekam padi pada persentase abu sekam padi 20%
mengalami peningkatan kuat lentur dari pada persentase abu sekam padi 5% sebesar
3,936 MPa, tetapi peningkatan ini masih memiliki nilai kuat lentur beton 15,90%
dibawah dari beton dengan abu sekam padi 0%. Nilai pengujian tertinggi dengan
bahan tambah saat persentase abu sekam padi 0% sebesar 4,68 MPa. Berdasarkan
Gambar 5.16 ditunjukkan pola keretakan pada penambahan abu sekam padi yang
5% memiliki keretakan yang lebih renggang dari pada penambahan abu sekam padi
20%. Penambahan bahan tambah abu sekam padi membuat beton memiliki nilai
kuat lentur dibawah beton dengan abu sekam padi 0%. Hal ini dikarenakan
penambahan bahan tambah tersebut membuat balok beton menjadi tidak elastis
sehingga membuat nilai kuat lentur menjadi dibawah kuat lentur beton dengan abu
sekam padi 0%.
78

Gambar 5.17 Pengujian Kuat Lentur Beton

5.9 Pengujian Kuat Tekan Beton


Pengujian kuat tekan beton dilaksanakan setelah benda uji berumur 28 hari
yang bertujuan untuk memperoleh nilai kuat tekan beton dari pemberian beban oleh
alat tekan. Benda uji yang akan dilaksanakan pengujian dilakukan proses kaping
bagian atasnya dengan belerang untuk meratakan permukaan bidang yang ditekan
oleh mesin. Benda uji yang dilakukan pengujian kuat tekan sebanyak 30 buah
silinder dari 6 kombinasi. Hasil rekapitulasi pengujian kuat tekan beton dapat
dilihat pada Tabel 5.19.
Tabel 5.19 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

Kuat
Kuat Tekan
Luas
Beban Tekan Beton
Kode Benda Uji Penampang
Maksimum(N) Beton Rata-
(mm2)
(MPa) Rata
(MPa)
BA 0 S1 17671,45868 445000 25,182 25,1
S2 17436,62463 420000 24,087
S3 17907,86352 455000 25,408
S4 17506,90991 400000 22,848
S5 17589,08808 490000 27,858
79

Lanjutan Tabel 5.19 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

Kuat
Kuat Tekan
Luas
Beban Tekan Beton
Kode Benda Uji Penampang
Maksimum(N) Beton Rata-
(mm2)
(MPa) Rata
(MPa)
BA 5 S1 17813,11309 405000 22,736 29,9
S2 17296,47818 505000 29,197
S3 18361,36028 600000 32,677
S4 17553,8453 620000 35,320
S5 17695,02848 520000 29,387
BA 10 S1 17436,62463 550000 31,543 30,7
S2 17577,33656 600000 34,135
S3 17979,09128 450000 25,029
S4 18074,28154 580000 32,090
S5 17624,3662 350000 19,859*
BA 15 S1 17765,83212 570000 32,084 34,3
S2 17813,11309 430000 24,140*
S3 17742,2152 630000 35,509
S4 18098,11837 610000 33,705
S5 17506,90991 630000 35,986
BA 20 S1 17366,48072 500000 28,791 33,7
S2 17553,8453 620000 35,320
S3 17483,46577 650000 37,178
S4 17931,5904 610000 34,018
S5 17577,33656 580000 32,997

Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 5.19 benda uji kombinasi BA 10 – S5


dan benda uji kombinasi BA 15 – S2 tidak digunakan dalam perhitungan kuat tekan
rata-rata dikarenakan nilai kuat tekan yang dihasilkan berada diluar distribusi
kesalahan sebesar 5% pada kombinasi tersebut. Perhitungan distribusi tersebut
diperoleh dari persamaan sebagai berikut.

r= − 1,64
80

Dari persamaan tersebut menggunakan bantuan program Microsoft Excel


pada kombinasi BA 10 diperoleh nilai deviasi standar sebesar 3,941 MPa dan nilai
rata-rata kuat tekan beton 28,8 MPa, maka dapat dihitung sebagai berikut.

r= − 1,64
= 28,5 – 1,64 x 3,941
= 22,067 MPa

Pada kombinasi BA 15 diperoleh sebesar 24,398 MPa yang berarti nilai kuat tekan
beton pada kombinasi BA 10 dan BA 15 dibawah nilai tersebut tidak dapat
digunakan karena diluar distribusi kesalahan 5%. Berdasarkan Tabel 5.19
dihasilkan bar chart dari kuat tekan rata-rata yang dapat dilihat pada Gambar 5.18.

36,00
Kuat Tekan Beton Rata-Rata (MPa)

34,32
33,66
34,00

32,00 30,70
29,86
30,00

28,00

26,00
25,08
24,00
0 5 10 15 20
Penambahan Abu Sekam Padi (%)

Gambar 5.18 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

Berdasarkan Gambar 5.18 diperoleh nilai kuat tekan beton rata-rata paling
tinggi pada kombinasi BA 15 dengan superplasticizer Sika ViscoCrete 1003 0,6%
dari berat semen dan abu sekam padi sebanyak 15 % dari berat semen sebesar 34,32
MPa, meningkat 36,84% dari beton dengan abu sekam padi 0% dan memiliki kuat
tekan beton rata-rata paling kecil pada kombinasi BA 0 dengan superplasticizer
Sika ViscoCrete 1003 0,6% dari berat semen dan abu sekam padi sebanyak 0% dari
berat semen sebesar 25,08 MPa. Pada persentase abu sekam padi 0% memiliki nilai
81

kuat tekan rata-rata yang paling kecil dikarenakan pada saat pencampuran
komposisi air yang digunakan tidak dikurangi sehingga membuat nilai slump tinggi.
Hal ini mengakibatkan kekuatan beton persentase abu sekam padi 0% paling
rendah, karena pada pencampuran terdapat bahan superplasticizer yang bertujuan
untuk meningkatkan workability beton. Penambahan bahan tambah tersebut harus
diikuti dengan pengurangan air untuk memperoleh nilai kekuatan beton yang lebih
baik. Penambahan abu sekam padi pada beton meningkatkan nilai kuat tekan beton
seiring dengan persentasenya tetapi memiliki kekuatan paling tinggi saat persentase
abu sekam padi sebanyak 15% dan turun pada saat persentase abu sekam padi
sebanyak 20%.

5.10 Pengujian Modulus Elastisitas Beton


Pengujian modulus elastisitas beton dilaksanakan bersama dengan pengujian
kuat tekan beton yang nilai regangan beton diperoleh dari perubahan panjang dibagi
panjang awal sesuai dengan Persamaan 3.4. Pembacaan dial gauge dilaksanakan
seiring kelipatan beban yang diberikan hingga beban mengalami penurunan.
Pengujian ini dilaksanakan setelah benda uji berumur 28 hari dengan jumlah benda
uji sejumlah 25 buah beton silinder dari 5 kombinasi. Pengujian modulus elastisitas
beton menghasilkan data berupa tegangan dan regangan aksial yang terjadi saat
pengujian. Hasil pengujian modulus elastisitas beton dapat dilihat pada Tabel 5.20.

Tabel 5.20 Tegangan dan Regangan Kombinasi BA 0 Silinder 1

Beban Nilai ∆L A0 L0 τ
ε
No
x 0,001
(KN) (mm) (mm2) (mm) (N/mm2)
(mm)
1 0 0 0,0000 17671,45868 200 0,000 0,0000000

2 10 8 0,0040 17671,45868 200 0,566 0,0000200

3 20 15 0,0075 17671,45868 200 1,132 0,0000375

4 30 22 0,0110 17671,45868 200 1,698 0,0000550

5 40 28 0,0140 17671,45868 200 2,264 0,0000700

6 50 35 0,0175 17671,45868 200 2,829 0,0000875

7 60 43 0,0215 17671,45868 200 3,395 0,0001075

8 70 52 0,0260 17671,45868 200 3,961 0,0001300


82

Lanjutan Tabel 5.20 Tegangan dan Regangan Kombinasi BA 0 Silinder 1

Beban Nilai ∆L A0 L0 τ
ε
No
x 0,001
(KN) (mm) (mm2) (mm) (N/mm2)
(mm)
9 80 62 0,0310 17671,45868 200 4,527 0,0001550

10 90 70 0,0350 17671,45868 200 5,093 0,0001750

11 100 78 0,0390 17671,45868 200 5,659 0,0001950

12 110 89 0,0445 17671,45868 200 6,225 0,0002225

13 120 98 0,0490 17671,45868 200 6,791 0,0002450

14 130 109 0,0545 17671,45868 200 7,356 0,0002725

15 140 119 0,0595 17671,45868 200 7,922 0,0002975

16 150 127 0,0635 17671,45868 200 8,488 0,0003175

17 160 140 0,0700 17671,45868 200 9,054 0,0003500

18 170 150 0,0750 17671,45868 200 9,620 0,0003750

19 180 162 0,0810 17671,45868 200 10,186 0,0004050

20 190 172 0,0860 17671,45868 200 10,752 0,0004300

21 200 183 0,0915 17671,45868 200 11,318 0,0004575

22 210 204 0,1020 17671,45868 200 11,884 0,0005100

23 220 210 0,1050 17671,45868 200 12,449 0,0005250

24 230 228 0,1140 17671,45868 200 13,015 0,0005700

25 240 238 0,1190 17671,45868 200 13,581 0,0005950

26 250 256 0,1280 17671,45868 200 14,147 0,0006400

27 260 278 0,1390 17671,45868 200 14,713 0,0006950

28 270 292 0,1460 17671,45868 200 15,279 0,0007300

29 280 309 0,1545 17671,45868 200 15,845 0,0007725

30 290 333 0,1665 17671,45868 200 16,411 0,0008325

31 300 350 0,1750 17671,45868 200 16,977 0,0008750

32 310 374 0,1870 17671,45868 200 17,542 0,0009350

33 320 398 0,1990 17671,45868 200 18,108 0,0009950

34 330 405 0,2025 17671,45868 200 18,674 0,0010125

35 340 435 0,2175 17671,45868 200 19,240 0,0010875

36 350 455 0,2275 17671,45868 200 19,806 0,0011375

37 360 492 0,2460 17671,45868 200 20,372 0,0012300

38 370 533 0,2665 17671,45868 200 20,938 0,0013325


83

Lanjutan Tabel 5.20 Tegangan dan Regangan Kombinasi BA 0 Silinder 1

Beban Nilai ∆L A0 L0 τ
ε
No
x 0,001
(KN) (mm) (mm2) (mm) (N/mm2)
(mm)
39 380 588 0,2940 17671,45868 200 21,504 0,0014700

40 390 635 0,3175 17671,45868 200 22,069 0,0015875

41 400 683 0,3415 17671,45868 200 22,635 0,0017075

42 410 693 0,3465 17671,45868 200 23,201 0,0017325

43 420 704 0,3520 17671,45868 200 23,767 0,0017600

44 430 754 0,3770 17671,45868 200 24,333 0,0018850

45 440 770 0,3850 17671,45868 200 24,899 0,0019250

46 445 830 0,4150 17671,45868 200 25,182 0,0020750

47 430 870 0,4350 17671,45868 200 24,333 0,0021750

48 420 890 0,4450 17671,45868 200 23,767 0,0022250

Berdasarkan Tabel 5.20 dari nilai tegangan-regangan, dapat dicari nilai


modulus elastisitas dari sebuah grafik menggunakan bantuan program Microsoft
Excel. Pada program tersebut menggunakan persamaan regresi linear (daerah
elastis) batas daerah ini diambil kurang dari 40% kuat tekan maksimumnya dan
persamaan regresi polynomial pangkat 2 (daerah plastis). Hasil yang diperoleh dari
beton kombinasi BA0 silinder 1 dapat dilihat pada Gambar 5.19
84

30

y = -0,043x2 + 1,888x + 3,619


R² = 0,994
25

20
Tegangan (MPa)

15

10
ELASTIS

PLASTIS
5 y = 2,511x + 0,443
R² = 0,994 Linear (ELASTIS)

Poly. (PLASTIS)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Regangan ... x 10-4


Gambar 5.19 Tegangan-Regangan Kombinasi BA 0 Silinder 1

Berdasarkan Gambar 5.19 diperoleh persamaan regresi polynomial pangkat 2


untuk daerah plastis dan persamaan regresi linear untuk daerah elastis. Dari data
tersebut dilakukan koreksi sehingga didapatkan nilai untuk menghitung nilai
modulus elastisitas berdasarkan rumus dari ASTM C-469 pada Persamaan 3.3
sebagai berikut.

S2 = 9,733 MPa
S1 = 1,699 MPa
ɛ2 = 0,00037
ɛ1 = 0,00005
Modulus Elastisitas (Ec) =
, ,
= , ,

= 25114,363 MPa

Hasil perhitungan lainnya untuk nilai modulus elastisitas berdasarkan rumus


dari ASTM C-469 yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 5.21.
85

Tabel 5.21 Hasil Perhitungan Modulus Elastisitas Beton ASTM C-469

Kode Benda Ec Ec rata-rata


Uji (MPa) (MPa)
BA0 S1 25114,36 25365,43
S2 29191,12
S3 23759,23
S4 27748,42
S5 21014,00
BA5 S1 33155,86 26244,29
S2 18969,07
S3 30731,14
S4 25037,39
S5 23328,00
BA10 S1 25961,13 23923,06
S2 28284,52
S3 18892,40
S4 22261,25
S5 24216,00
BA15 S1 21553,51 27205,71
S2 30506,44
S3 34200,59
S4 25788,99
S5 23979,00
BA20 S1 19294,07 23226,23
S2 21640,49
S3 24989,99
S4 27845,59
S5 22361,00

Pada pengujian ini untuk memperoleh nilai modulus elastisitas selain rumus
ASTM C-469 terdapat pendekatan rumus secara empiris dari SNI-2847-2013 Pasal
8.5.1. Benda uji kombinasi BA 0 silinder 1 memiliki nilai berat isi beton sebesar
2416,72 kg/m3 dan mempunyai nilai pendekatan kuat tekan beton sebesar 24,333
MPa berdasarkan Persamaan 3.5 dan Persamaan 3.6.
Nilai modulus elastisitas benda uji kombinasi BA 0 silinder 1 berdasarkan
Persamaan 3.5 dapat dihitung sebagai berikut.

,
Ec = 0,043 √f'c
,
= 2416,72 0,043 24,333
86

= 25200,472 MPa
Nilai modulus elastisitas benda uji kombinasi BA 0 silinder 1 berdasarkan
Persamaan 3.6 dapat dihitung sebagai berikut.

Ec = 4700 √f'c
= 4700 √24,333
= 23184,548 MPa

Hasil perhitungan lainnya untuk nilai modulus elastisitas berdasarkan rumus


dari SNI-2847-2013 Pasal 8.5.1 yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 5.22.

Tabel 5.22 Hasil Perhitungan Modulus Elastisitas Beton SNI 2847-2013

wc1.5 x
Wc f'c 4700(f'c)0.5 Rata -Rata 0,043 x Rata -Rata
Kode Benda Uji
(kg/m3) (MPa) (MPa) (MPa) (f'c)0.5 (MPa)
(MPa)

BA 0 S1 2416,72 24,33 23184,55 23205,94 25200,47 25236,07


S2 2469,23 23,58 22823,43 25620,92
S3 2387,47 24,58 23299,94 24867,58
S4 2437,08 22,70 22391,60 24646,83
S5 2379,96 26,80 24330,19 25844,56
BA 5 S1 2444,80 22,25 22167,42 25130,28 24516,02 27188,21
S2 2461,03 25,28 23632,51 26397,05
S3 2392,58 33,21 27086,93 29002,13
S4 2372,09 35,08 27835,88 29422,05
S5 2387,35 28,13 24928,69 26603,83
BA 10 S1 2391,96 32,42 26762,76 25856,84 28643,93 27490,83
S2 2433,66 32,27 26699,77 29326,99
S3 2361,58 25,24 23611,20 24790,88
S4 2334,83 31,44 26353,63 27201,52
S5 2367,28 20,05 21047,596 22179,320
BA 15 S1 2354,71 31,55 26400,22 27422,66 27598,37 28970,38
S2 2322,27 26,14 24029,709 24603,049
S3 2388,88 35,39 27959,85 29867,45
S4 2355,34 33,66 27267,06 28516,13
S5 2384,71 35,65 28063,49 29899,56
BA 20 S1 2372,26 28,51 25093,70 27020,47 26526,49 28187,94
S2 2333,66 33,89 27359,85 28218,88
S3 2350,69 36,71 28475,35 29691,50
S4 2329,02 33,95 27385,13 28160,74
S5 2373,62 32,49 26788,32 28342,09
87

Pada pengujian ini setelah dilakukan perhitungan nilai modulus elastisitas


beton berdasarkan rumus dari ASTM C-469 dan SNI 2847-2013 didapatkan hasil
perbandingan antara kedua metode yang dapat dilihat pada Tabel 5.23.

Tabel 5.23 Perbandingan Nilai Modulus Elastisitas ASTM C-469 dan SNI
2847-2013
ASTM C469 SNI 2013
0.5
Ec Ec Rata- 4700(f'c) wc1.5 x 0,043 x (f'c)0.5
Kode Benda Uji
(MPa) Rata Ec Rata-
Ec1 Ec2 Ec Rata-Rata
(MPa) Rata
(MPa) (MPa) (MPa)
(MPa)
BA 0 S1 25114,36 24409,00 23184,55 23205,94 24724,48 25236,07
S2 29191,12 22823,43 24132,59

S3 23759,23 23299,94 24997,63

S4 27748,42 22391,60 26934,75

S5 21014,00 24330,19 26628,25

BA 5 S1 33155,86 26244,29 22167,42 25130,28 25200,47 27188,21


S2 18969,07 23632,51 25620,92

S3 30731,14 27086,93 24867,58

S4 25037,39 27835,88 24646,83

S5 23328,00 24928,69 25844,56

BA 10 S1 25961,13 23923,06 26762,76 25856,84 24516,02 27490,83


S2 28284,52 26699,77 26397,05

S3 18892,40 23611,20 29002,13

S4 22261,25 26353,63 29422,05

S5 24216,00 21047,596 26603,83

BA 15 S1 21553,51 27205,71 26400,22 27422,66 28643,93 28970,38


S2 30506,44 24029,709 29326,99

S3 34200,59 27959,85 24790,88

S4 25788,99 27267,06 27201,52

S5 23979,00 28063,49 22179,320

BA 20 S1 19294,07 23226,23 25093,70 27020,47 27598,37 28187,94


S2 21640,49 27359,85 24603,049

S3 24989,99 28475,35 29867,45

S4 27845,59 27385,13 28516,13

S5 22361,00 26788,32 29899,56


88

Modulus Elastisitas Beton Rata-Rata (MPa) 30000


28970,38
29000
28187,94
28000 27490,83
27188,21 27422,66
27000
27205,71 27020,47
26000
26244,29
25236,07 25856,84
25000
24409,00 25130,28
24000
23205,94 23923,06
23000
23226,23
22000
0 5 10 15 20
Penambahan Abu Sekam Padi (%)
Ec (ASTM C469) Ec1 (SNI 2013) Ec2 (SNI 2013)

Gambar 5.20 Modulus Elastisitas Beton

Berdasarkan Gambar 5.20 pengujian modulus elastisitas beton yang diperoleh


dari metode ASTM C-469 menunjukan nilai yang lebih kecil dari metode SNI
2847-2013, hal ini dikarenakan pengujian metode SNI untuk menghitung nilai
modulus elastisitas menggunakan pendekatan rumus secara empiris dari nilai kuat
tekan dan berat isi beton sangat berbeda dari metode ASTM. Metode ASTM C-469
dalam memperoleh nilai modulus elastisitas didapatkan dari kondisi yang terjadi
saat pengujian kuat tekan beton. Modulus elastisitas beton menunjukkan
kemampuan bahan menerima beban yang besar dengan nilai regangan yang kecil
artinya bahan mampu menerima kuat tekan yang cukup besar pada suatu regangan
yang kecil. Pada pengujian modulus elastisitas beton kombinasi BA 15 persentase
abu sekam padi 15% memiliki nilai modulus elastisitas tertinggi berdasarkan
metode ASTM C-469 dan metode SNI 2847-2013, sedangkan kombinasi BA 20
untuk metode ASTM C-469 dan Kombinasi BA 0 untuk metode SNI 2847-2013
yang memiliki nilai modulus elastisitas beton terkecil. Penambahan abu sekam padi
dengan superplasticizer Sika ViscoCrete 1003 membuat beton semakin padat
89

sehingga menambah nilai modulus elastisitas beton. Beton yang memiliki nilai
modulus elastisitas semakin tinggi menunjukkan bahwa beton semakin daktil atau
mampu melakukan deformasi inelastis bolak-balik berulang, sedangkan beton yang
memiliki nilai modulus elastisitas semakin rendah menunjukkan bahwa beton
semakin mudah getas. Pada kombinasi persentase abu sekam padi 20% mengalami
penurunan nilai modulus elastisitas dikarenakan beton kekurangan air untuk proses
hidrasi akibat luas permukaan yang meningkat seiring penambahan abu sekam padi
serta peran abu sekam padi yang hanya sebagai pengisi dan kurang memberikan
daya lekat antar partikel. Sehingga penambahan abu sekam padi diatas 15%
mengakibatkan nilai modulus elastisitas semakin menurun.

5.11 Pembahasan Secara Keseluruhan


Berdasarkan hasil perhitungan masing-masing pengujian diperoleh hasil
rekapitulasi perhitungan semua pengujian yang dapat dilihat pada Tabel 5.24
sebagai berikut.

Tabel 5.24 Rekapitulasi Hasil Pengujian Benda Uji


Kuat Kuat
Nilai Kecepatan Kuat Modulus Berat Isi
Penyerapan Lentur Tekan
Slump Rambat Tarik Elastisitas Beton
Kombinasi Air Rata- Rata- Rata-
Rata-Rata Gelombang Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata
Rata (%) Rata Rata
(cm) (m/s) (MPa) (MPa) (kg/m3)
(MPa) (MPa)
BA 0 18,50 6,07 4063,72 2,21 4,68 25,08 24283,67 2418,09

BA 5 16,25 4,77 4049,12 1,83 2,28 29,86 26187,60 2411,57

BA 10 16,00 2,94 4202,01 2,36 2,48 30,70 26176,13 2377,86

BA 15 13,25 2,73 4280,89 1,96 2,92 34,32 27866,25 2361,18

BA 20 12,00 2,45 4252,87 2,39 3,94 33,66 26144,88 2351,85

Berdasarkan Tabel 5.24 masing-masing hasil pengujian memiliki nilai dan


satuan yang berbeda-beda, sehingga untuk menggabungkan dalam sebuah grafik
dilakukan perhitungan persentase perubahan terhadap penambahan abu sekam padi
sebanyak 0%. Berikut ini contoh langkah perhitungan persentase perubahan pada
nilai slump rata-rata kombinasi BA5.
90

16,25 − 18,5
100 = −12,16 %
18,5

Dari persamaan tersebut menggunakan bantuan program Microsoft Excel


dilakukan perhitungan persentase perubahan untuk masing-masing pengujian yang
dapat dilihat pada Tabel 5.25 sebagai berikut.

Tabel 5.25 Rekapitulasi Hasil Perubahan Pengujian


Nilai Kuat Kuat
Kecepatan Kuat Modulus Berat Isi
Slump Penyerapan Tarik Tekan
Rambat Lentur Elastisitas Beton
Kombinasi Rata- Air Rata- Rata- Rata-
Gelombang Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata
Rata Rata (%) Rata Rata
(%) (%) (%) (%)
(%) (%) (%)
BA 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

BA 5 -12,16 -21,42 -0,36 -17,21 -51,37 19,09 7,84 -0,27

BA 10 -13,51 -51,54 3,40 6,80 -47,06 22,42 7,79 -1,66

BA 15 -28,38 -54,94 5,34 -11,19 -37,51 36,86 14,75 -2,35

BA 20 -35,14 -59,63 4,65 8,31 -15,90 34,23 7,66 -2,74

Berdasarkan Tabel 5.25 diperoleh grafik persentase perubahan nilai hasil


seluruh pengujian benda uji yang telah dilakukan terhadap penambahan abu sekam
padi 0% dapat dilihat pada Gambar 5.21 berikut ini.

40,00
Perubahan Terhadap Abu Sekam Padi 0%

30,00
20,00
10,00
0,00
-10,00 0 5 10 15 20
(%)

-20,00
-30,00
-40,00
-50,00
-60,00
-70,00
Penambahan Abu Sekam Padi (%)
Nilai Slump Rata-Rata Penyerapan Air Rata-Rata
Kecepatan Rambat Gelombang Kuat Tarik Rata-Rata
Kuat Lentur Rata-Rata Kuat Tekan Rata-Rata
Modulus Elastisitas Rata-Rata Berat Isi Beton Rata-Rata

Gambar 5.21 Grafik Hubungan Hasil Pengujian Terhadap Penambahan Abu


Sekam Padi 0%
91

Berdasarkan Gambar 5.21 menunjukkan perubahan nilai pengujian yang


diperoleh terhadap abu sekam padi 0% dari seluruh pengujian. Hal ini bertujuan
untuk mempermudah dalam mengamati kondisi yang terjadi akibat adanya
penambahan abu sekam padi pada campuran beton normal dengan superplasticzer
0,6% dari berat semen. Hasil yang diperoleh pada Gambar 5.21 menunjukkan
bahwa, penyerapan air beton dan nilai slump mengalami penurunan seiring dengan
penambahan abu sekam padi, sehingga penambahan abu sekam padi membuat
beton semakin padat karena abu sekam padi memiliki ukuran butir yang lebih kecil
dari agregat halus. Nilai slump tanpa penambahan abu sekam padi pada campuran
beton dengan superplasticizer 0,6% dari berat semen yang memiliki nilai slump
yang tinggi, karena pada pemeriksaan bahan penyusun beton gradasi agregat kasar
yang diperoleh adalah gradasi sela. Tri Mulyono (2004) menyatakan gradasi sela
pada agregat kasar membuat beton memiliki kelecakan yang tinggi pada saat proses
pengadukan beton segar. Peningkatan kepadatan pada beton seiring penambahan
abu sekam padi diikuti dengan penurunan berat isi beton, hal ini dikarenakan
gradasi agregat kasar yang diperoleh adalah gradasi sela dengan tidak terpenuhi
fraksi ukuran 20 mm dan 10 mm. Pada ukuran fraksi yang kosong diisi oleh abu
sekam padi yang memiliki ukuran dan berat jenis lebih kecil dari agregat halus,
sehingga membuat benda uji beton menjadi semakin ringan. Menurut SNI-2847-
2013 Pasal 8.5.1, berat isi beton untuk beton normal antara 1440 dan 2560 kg/m3.
Pada penelitian ini, berat isi beton memiliki nilai terkecil sebesar 2351,85 kg/m3
dan nilai tertinggi sebesar 2418,09 kg/m3. Sehingga berat isi beton pada benda uji
memenuhi persyaratan beton normal. Pada benda uji untuk pengujian kuat tekan,
modulus elastisitas, dan kecepatan rambat gelombang hasilnya mengalami
peningkatan dengan batas nilai tertinggi saat penambahan abu sekam padi 15%
kemudian mengalami penurunan saat penambahan abu sekam padi 20%.
Peningkatan kekuatan menunjukkan abu sekam padi yang memiliki ukuran lebih
kecil dari agregat halus dan tidak terpenuhi fraksi ukuran 20 mm dan 10 mm pada
agregat kasar, membuat abu sekam padi dapat mengisi rongga-rongga yang ada.
Namun, penambahan abu sekam padi yang terlalu besar membuat beton kekurangan
air untuk proses hidrasi akibat luas permukaan yang meningkat seiring penambahan
92

abu sekam padi serta peran abu sekam padi yang hanya sebagai pengisi dan kurang
memberikan daya lekat antar partikel. Pada pengujian kuat lentur beton
penambahan abu sekam padi membuat nilai kuat lentur beton menurun kemudian
meningkat, tetapi peningkatan kuat lentur beton masih dibawah saat penambahan
abu sekam padi 0%. Pada pengujian kuat tarik belah beton menghasilkan pola grafik
yang tidak stabil dengan nilai perubahan yang naik turun. Kondisi yang terjadi pada
benda uji pengujian kuat lentur beton dan kuat tarik belah beton diakibatkan gradasi
sela pada agregat kasar serta peran abu sekam padi sebagai pengisi membuat beton
menghasilkan grafik dengan kecenderungan pola (trend) yang berbeda dari
pengujian kuat tekan, modulus elastisitas, dan kecepatan rambat gelombang.
Berdasarkan pembahasan secara keseluruhan di atas, maka dapat diketahui
persentase kekuatan paling tinggi dari penambahan abu sekam padi. Pada penelitian
ini diperoleh penambahan abu sekam padi sebanyak 15% memiliki nilai kuat tekan,
modulus elastisitas, dan kecepatan rambat gelombang yang tinggi diantara
persentase lainnya yang diikuti dengan peningkatan kepadatan beton pada benda
uji tersebut. Namun, beton dengan penambahan abu sekam padi diatas 15%
menunjukkan penurunan kekuatan. Hal ini dikarenakan beton kekurangan air untuk
proses hidrasi akibat luas permukaan yang meningkat seiring penambahan abu
sekam padi serta peran abu sekam padi yang hanya sebagai pengisi. Hal ini
diperkuat dengan menurunnya nilai kuat tekan, modulus elastisitas dan kecepatan
rambat gelombang pada penambahan abu sekam padi diatas 15%.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini
sebagai berikut.
1. Hasil pengaruh penambahan limbah abu sekam padi pada campuran beton
dengan superplasticizer 0,6% dari berat semen terhadap karakteristik pada
beton normal adalah sebagai berikut.
a. Penambahan abu sekam padi pada campuran beton memerlukan air untuk
proses reaksi kimia, hal ini ditunjukkan dengan pengujian nilai slump
beton yang semakin rendah.
b. Abu sekam padi berfungsi sebagai bahan pengisi dalam beton untuk
meningkatkan kepadatan beton. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan
penyerapan air beton dan peningkatan grafik kuat tekan beton, modulus
elastisitas, serta kecepatan rambat gelombang. Sebaliknya, pada nilai
kuat tarik belah beton dan kuat lentur beton menghasilkan grafik dengan
kecenderungan pola (trend) yang berbeda.
2. Hasil persentase limbah abu sekam padi pada campuran beton normal dengan
superplasticizer 0,6% dari berat semen untuk setiap pengujiannya adalah
sebagai berikut.
a. Hasil pengujian nilai slump menunjukkan bahwa penambahan persentase
abu sekam padi menurunkan workability dari beton. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai slump beton dengan abu sekam padi 0% sebesar 18,5 cm,
sedangkan nilai slump beton menggunakan abu sekam padi persentase
sebanyak 20% sebesar 12 cm, menurun sebesar 35,14% dari beton dengan
abu sekam padi 0%.
b. Hasil pengujian penyerapan air beton menunjukkan, semakin besar
persentase abu sekam padi maka penyerapan air beton semakin kecil.

93
94

Sebaliknya, penyerapan air beton menjadi semakin besar saat tidak ada
penambahan abu sekam padi.
c. Hasil pengujian kuat tarik belah beton menunjukkan, penambahan abu
sekam padi sebanyak 20% memiliki nilai paling tinggi yaitu sebesar 2,394
MPa, meningkat 8,28% dari beton dengan abu sekam padi 0%. Sebaliknya,
nilai kuat tarik belah beton paling rendah yaitu sebesar 1,83 MPa terjadi
pada penambahan abu sekam padi sebanyak 5%, menurun 17,23% dari
beton dengan abu sekam padi 0%.
d. Hasil pengujian kuat lentur beton menunjukkan, beton dengan abu sekam
padi 0% memiliki nilai yang paling tinggi yaitu sebesar 4,68 MPa.
Sebaliknya, nilai kuat lentur beton paling rendah yaitu sebesar 2,276 MPa
terjadi pada penambahan abu sekam padi sebanyak 5%, menurun 51,37%
dari beton dengan abu sekam padi 0%.
e. Hasil pengujian kuat tekan beton menunjukkan, penambahan abu sekam
padi sebanyak 15% memiliki nilai yang paling tinggi yaitu sebesar 34,32
MPa, meningkat 36,84% dari beton dengan abu sekam padi 0%.
Sebaliknya, nilai kuat tekan beton paling kecil terjadi pada beton dengan
abu sekam padi 0% yaitu sebesar 25,08 MPa.
f. Hasil pengujian modulus elastisitas beton menunjukkan, penambahan abu
sekam padi sebanyak 15% memiliki nilai modulus elastisitas paling tinggi
berdasarkan metode ASTM C-469 dan metode SNI 2847-2013.
Sebaliknya, penambahan abu sekam padi sebanyak 20% berdasarkan
metode ASTM C-469 beton dengan abu sekam padi 0% berdasarkan
metode SNI 2847-2013 memiliki nilai modulus elastisitas beton paling
kecil.
3. Hasil pengaruh penambahan limbah abu sekam padi pada campuran beton
terhadap kepadatan dari beton dengan menggunakan pengujian kecepatan
rambat gelombang adalah sebagai berikut.
a. Hasil pengujian menunjukkan, penambahan abu sekam padi sebanyak
15% memiliki nilai yang paling tinggi. Sebaliknya, pada penambahan abu
sekam padi sebanyak 5% memiliki nilai yang paling kecil.
95

b. Hasil pengujian menunjukkan, nilai kecepatan rambat gelombang dari


beton dipengaruhi oleh gradasi agregat, proposi campuran dan kejenuhan
air dalam beton.

6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
menjadi saran untuk penelitian selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut.
1. Persentase penambahan abu sekam padi paling tinggi yang diperoleh dari
hasil pengujian kuat tekan, modulus elatisitas beton, dan kecepatan rambat
gelombang saat 15%, untuk penelitian selanjutnya dapat dicoba
menggunakan variasi bahan tambah kimia untuk memperoleh beton mutu
tinggi atau sebagai bahan tambah pada beton geopolimer.
2. Pembelian agregat kasar dari Celereng alangkah baiknya untuk melakukan
kombinasi ukurannya sehingga diperoleh gradasi yang menerus dalam proses
pemeriksaan bahan penyusun beton.
3. Pada proses pengadukan beton segar alangkah baiknya dalam satu kombinasi
menggunakan satu mixer dan proses pemadatan menggunkaan alat penggetar
karena dapat mempengaruhi kualitas dari hasil pengujian.
4. Pada proses pengujian, beton dengan penambahan bahan tambah dalam
proses penyusunan beton alangkah baiknya dilakukan pengujian SEM
(Scanning Electron Microscope) untuk mengetahui komposisi akhir yang
tersusun dari beton pada benda uji yang digunakan.
5. Penambahan superplasticizer tanpa mengurangi komposisi air tidak
disarankan peneliti karena dapat mengurangi kualitas dari beton.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Buku Panduan Praktikum: Teknologi Bahan Konstruksi.


Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta

American Society of Testing and Materials C-469. 1996. Standart Test Method for
Static Modulus of Elasticity and Poisson’s Ratio of Concrete in Compression.
Philadelpia. PA.

American Society of Testing and Materials C33M. 2016. Standard Specification


for Concrete Aggregates. West Conshohocken. PA.

American Society of Testing and Materials C-150. 2016. Standard Specification


for Portland Cement. West Conshohocken. PA.

American Society of Testing and Materials C496/C496M-17. 2016. Standard Test


Method for Splitting Tensile Strength of Cylindrical Concrete Specimens.
West Conshohocken. PA.

Badan Standarisasi Nasional. 1990. SNI 03-1968-1990: Agregat Halus dan Kasar,
Metode Pengujian Analisis Saringan. BSN. Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 1990. SNI 03-1969-1990: Agregat Kasar, Metode


Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air. BSN. Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 1990. SNI 03-1970-1990: Metode Pengujian Berat


Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus. BSN. Jakarta

Badan Standarisasi Nasional. 1996. SNI 03-4142-1996: Metode Pengujian Jumlah


Bahan dalam Agregate yang Lolos Saringan Nomor 200 (0,0075 mm). BSN.
Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 1996. SNI 03-4154-1996: Metode pengujian kuat


lentur beton dengan balok uji sederhana yang dibebani terpusat langsung.
BSN. Jakarta

Badan Standarisasi Nasional. 1996. SNI 03-4169-1996: Metode Pengujian Modulus


Elastisitas Statis dan Rasio Poison Beton dengan Kompresometer. BSN.
Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 1998. SNI 03-4802-1998: Metode Kecepatan Pulsa


Melalui Beton. BSN. Jakarta.

96
97

Badan Standarisasi Nasional. 1998. SNI 03-4804-1998: Metode Pengujian Berat Isi
dan Rongga Udara dalam Agregat. BSN. Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 2000. SNI 03-2834-2000: Tata Cara Pembuatan


Rencana Campuran Beton Normal. BSN. Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 2000. SNI 03-6433-2000: Metode Pengujian


Kerapatan, Penyerapan dan Rongga dalam Beton yang Telah Mengeras.
BSN. Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 2002. SNI 03-2491-2002: Metode pengujian kuat


tarik belah beton. BSN. Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 2004. SNI 15-2049-2004: Semen portland. BSN.


Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 03-1972-2008: Cara Uji Slump Beton.
BSN. Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 2011. SNI 03-1974-2011: Cara Uji Kuat Tekan Beton
dengan Benda Uji Silinder yang Dicetak. BSN. Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 2013. SNI-2847-2013: Persyaratan Beton Struktural


untuk Bangunan Gedung. BSN. Jakarta.

Dipohusodo. 1994. Struktur Beton Bertulang. PT Gramedia Pustaka. Jakarta

Ilham, A., Zain, M.F.M., Yusuf, M.K., dan Mahmud, H.B. 2003. Pengaruh
Superplasticizer Terhadap Workability dan Kuat Tekan Beton Kinerja Tinggi
dengan bahan Tambah Abu Sekam Padi. Teknisia. Vol VIII No. 1 (April):
235-246. Yogyakarta

Mulyono, T., 2004. Teknologi Beton. Andi Offset, Jakarta.

Murdock, L.J. dan Brook, K.M. 1979. Bahan dan Praktek Beton. Terjemahan oleh
Stephanus Hindarko. 1991. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Nawy, E.G.. 1990. Reinforce Concrete a Fundamental Approach. Terjemahan.


Cetakan Pertama PT. Eresco. Bandung

Nugraha, P., Antoni, 2007. Teknologi Beton dari Material, Pembuatan, ke Beton
Kinerja Tinggi. Andi Offset, Jakarta.

Raharja, S., As’ad, S., Sunarmasto, S., 2013. Pengaruh Penggunaan Abu Sekam
Padi Sebagai Bahan Pengganti Sebagian Semen Terhadap Kuat Tekan dan
Modulus Elastisitas Beton Kinerja Tinggi. Matriks Teknik Sipil 1, 503.
98

Rosida, E., n.d. Pengaruh Penggunaan Bahan Tambahan Abu Sekam Padi Terhadap
Kuat Tekan dan Workabilitas Beton. Jurnal Saintis Vol.10 No.1: 1-10. Riau

Sidik, M. 2010. Kajian Kuat Tekan Dan Modulus Elastisitas Beton Ringan Pasca
Bakar. Tugas Akhir. (Tidak Diterbitkan). Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.

Sugiatmo, D., Solikin, M., Ir H Ali Asroni, M.T., 2017. Sifat Mekanis Pada Beton
Self Compacting Concrete Dengan Menggunakan Bahan Tambah Viscocrete
1003 Dan Viscoflow 3211 N. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta.

Suhirkam, D., Dafrimon, D., 2014. Beton Mutu K-400 dengan Penambahan Abu
Sekam Padi dan Superplastizer. Pilar 10.

Sulistyani, R.D. dan Nur’aeni, N. 2005. Pengaruh Abu Sekam Padi Terhadap Beton
Kinerja Tinggi. Tugas Akhir. (Tidak Diterbitkan). Universitas Islam
Indonesia. Yogyakarta.

Susilo, A. H. 2016. Pemanfaatan Kapur Dan Serbuk Bata Merah Sebagai Bahan
Substitusi Semen Dalam Campuran Beton. Tugas Akhir. (Tidak Diterbitkan),
Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Tjokrodimuljo, K. 2007. Teknologi Beton. Biro Penerbit Teknik Sipil Keluarga


Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah
Mada.Yogyakarta.

Wang, Chu-Kia dan Salmon, Charles G., 1990, Desain Beton Bertulang.
Terjemahan oleh Hariandja, Binsar, Erlangga, Jaka
LAMPIRAN

99
100

Lampiran 1 Gambar Alat yang Digunakan

Gambar L-1.1 Piknometer

Gambar L-1.2 Saringan


101

Gambar L-1.3 Mesin Saringan

Gambar L-1.4 Timbangan Kapasitas 2500 gram


102

Gambar L-1.5 Timbangan Kapasitas 20000 gram

Gambar L-1.6 Timbangan Duduk Kapasitas 150 kg


103

Gambar L-1.7 Oven

Gambar L-1.8 Cetakan Benda Uji


104

Gambar L-1.9 Mesin Pengaduk Beton

Gambar L-1.10 Alat Pengujian Slump


105

Gambar L-1.11 Dial Gauge

Gambar L-1.12 Cetakan Capping Silinder


106

Gambar L-1.13 Compressing Testing Machine (CTM)

Gambar L-1.14 Universal Testing Machine


107

Gambar L-1.15 Portable Ultrasonic Non-Destructive Digital Indicating Test

Gambar L-1.16 Troli Barang


108

Lampiran 2 Gambar Bahan yang Digunakan

Gambar L-2.1 Abu Sekam Padi

Gambar L-2.2 Abu Sekam Padi Lolos Saringan No.200


109

Gambar L-2.3 Semen Portland Merek Tiga Roda Tipe PCC

Gambar L-2.4 Superplasticizer Sika ViscoCrete 1003


110

Gambar L-2.5 Agregat Halus, Pasir Merapi

Gambar L-2.6 Agregat Kasar dari Clereng, Kulon Progo


111

Gambar L-2.7 Air

Gambar L-2.8 Belerang


112

Lampiran 3 Gambar Proses Pembuatan Benda Uji

Gambar L-3.1 Penimbangan Material Penyusun Beton

Gambar L-3.2 Hasil Penimbangan Material Penyusun Beton


113

Gambar L-3.3 Pemberian Pelumas Pada Cetakan Benda Uji

Gambar L-3.4 Pencampuran Material Penyusun Beton


114

Gambar L-3.5 Proses Pemadatan Pada Kerucut Abrams

Gambar L-3.6 Pembacaan Nilai Slump Beton


115

Gambar L-3.7 Pemadatan Beton Pada Cetakan Benda Uji Silinder

Gambar L-3.8 Hasil Proses Pembuatan Benda Uji


116

Gambar L-3.9 Perendaman Benda Uji Beton

Gambar L-3.10 Benda Uji Beton Setelah Direndam 28 Hari


117

Lampiran 4 Gambar Proses Pengujian Benda Uji

Gambar L-4.1 Pengukuran Dimensi Benda Uji

Gambar L-4.2 Proses Pengeringan Benda Uji


118

Gambar L-4.3 Benda Uji Setelah dikeringkan

Gambar L-4.4 Proses Pengujian Kepadatan Pada Benda Uji


119

Gambar L-4.5 Proses Pengujian Kuat Tarik Belah Beton

Gambar L-4.6 Hasil Proses Pengujian Kuat Tarik Belah Beton


120

Gambar L-4.7 Proses Pengujian Kuat Tekan Beton dan Pengujian Modulus
Elastisitas

Gambar L-4.8 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton dan Pengujian Modulus
Elastisitas
121

Gambar L-4.9 Proses Pengujian Kuat Lentur Beton

Gambar L-4.10 Hasil Pengujian Kuat Lentur Beton


122

Lampiran 5 Data Hasil Pengujian Pemeriksaan Bahan


123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133

Lampiran 6 Data Hasil Perencanaan dan Pengaduakn Beton


134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147

Lampiran 7 Data Hasil Pengujian Penyerapan Air Beton


148

Lampiran 8 Data Hasil Pengujian Kecepatan Rambat Gelombang


149

Lampiran 9 Data Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton


150

Lampiran 10 Data Hasil Pengujian Kuat Lentur Beton


151
152

Lampiran 11 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton


153

Lampiran 12 Data Hasil Pengujian Modulus Elastisitas Beton


154

BENDA UJI SILINDER 2 - BN Tegangan max 24,441 MPa


Berat 13,1 Kg Diameter 151,4 mm 40% T max 9,776 MPa
3
Wc 2370,2344 kg/m Tinggi 307 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 18002,87 200 0,0000 0,0000000
2 10 20 20 0,0100 18002,87 200 0,5555 0,0000500
3 20 24 24 0,0120 18002,87 200 1,1109 0,0000600
4 30 44 44 0,0220 18002,87 200 1,6664 0,0001100
5 40 52 52 0,0260 18002,87 200 2,2219 0,0001300
6 50 80 80 0,0400 18002,87 200 2,7773 0,0002000
7 60 4 +1 1 104 0,0520 18002,87 200 3,3328 0,0002600
8 70 15 1 115 0,0575 18002,87 200 3,8883 0,0002875
9 80 19 1 119 0,0595 18002,87 200 4,4437 0,0002975
10 90 25 1 125 0,0625 18002,87 200 4,9992 0,0003125
11 100 32 1 132 0,0660 18002,87 200 5,5547 0,0003300
12 110 40 1 140 0,0700 18002,87 200 6,1101 0,0003500
13 120 48 1 148 0,0740 18002,87 200 6,6656 0,0003700
14 130 55 1 155 0,0775 18002,87 200 7,2211 0,0003875
15 140 65 1 165 0,0825 18002,87 200 7,7765 0,0004125
16 150 76 1 176 0,0880 18002,87 200 8,3320 0,0004400
17 160 93 1 193 0,0965 18002,87 200 8,8875 0,0004825
18 170 2 +2 2 202 0,1010 18002,87 200 9,4429 0,0005050
19 180 15 2 215 0,1075 18002,87 200 9,9984 0,0005375
20 190 28 2 228 0,1140 18002,87 200 10,5539 0,0005700
21 200 45 2 245 0,1225 18002,87 200 11,1093 0,0006125
22 210 59 2 259 0,1295 18002,87 200 11,6648 0,0006475
23 220 70 2 270 0,1350 18002,87 200 12,2203 0,0006750
24 230 80 2 280 0,1400 18002,87 200 12,7757 0,0007000
25 240 90 2 290 0,1450 18002,87 200 13,3312 0,0007250
26 250 5 +3 3 305 0,1525 18002,87 200 13,8867 0,0007625
27 260 20 3 320 0,1600 18002,87 200 14,4421 0,0008000
28 270 35 3 335 0,1675 18002,87 200 14,9976 0,0008375
29 280 55 3 355 0,1775 18002,87 200 15,5531 0,0008875
30 290 65 3 365 0,1825 18002,87 200 16,1085 0,0009125
31 300 92 3 392 0,1960 18002,87 200 16,6640 0,0009800
32 310 8 +4 4 408 0,2040 18002,87 200 17,2195 0,0010200
33 320 25 4 425 0,2125 18002,87 200 17,7749 0,0010625
34 330 45 4 445 0,2225 18002,87 200 18,3304 0,0011125
35 340 65 4 465 0,2325 18002,87 200 18,8859 0,0011625
36 350 95 4 495 0,2475 18002,87 200 19,4413 0,0012375
37 360 40 +5 5 540 0,2700 18002,87 200 19,9968 0,0013500
38 370 70 5 570 0,2850 18002,87 200 20,5523 0,0014250
39 380 0 +6 6 600 0,3000 18002,87 200 21,1078 0,0015000
40 390 40 6 640 0,3200 18002,87 200 21,6632 0,0016000
41 400 0 +7 7 700 0,3500 18002,87 200 22,2187 0,0017500
42 410 35 7 735 0,3675 18002,87 200 22,7742 0,0018375
43 420 80 7 780 0,3900 18002,87 200 23,3296 0,0019500
44 430 30 +8 8 830 0,4150 18002,87 200 23,8851 0,0020750
45 440 60 +10 10 1060 0,5300 18002,87 200 24,4406 0,0026500
46 430 70 10 1070 0,5350 18002,87 200 23,8851 0,0026750
47 420 90 10 1090 0,5450 18002,87 200 23,3296 0,0027250
48 410 10 +11 11 1110 0,5550 18002,87 200 22,7742 0,0027750
155

BENDA UJI SILINDER 3 - BN Tegangan max 25,687 MPa


Berat 12,9 Kg Diameter 151 mm 40% T max 10,275 MPa
3
Wc 2365,6944 kg/m Tinggi 304,5 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) x 0,001 (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17907,86352 200 0,000 0,0000000
2 10 7 7 0,0035 17907,86352 200 0,558 0,0000175
3 20 10 10 0,0050 17907,86352 200 1,117 0,0000250
4 30 16 16 0,0080 17907,86352 200 1,675 0,0000400
5 40 26 26 0,0130 17907,86352 200 2,234 0,0000650
6 50 32 32 0,0160 17907,86352 200 2,792 0,0000800
7 60 39 39 0,0195 17907,86352 200 3,350 0,0000975
8 70 46 46 0,0230 17907,86352 200 3,909 0,0001150
9 80 52 52 0,0260 17907,86352 200 4,467 0,0001300
10 90 60 60 0,0300 17907,86352 200 5,026 0,0001500
11 100 67 67 0,0335 17907,86352 200 5,584 0,0001675
12 110 76 76 0,0380 17907,86352 200 6,143 0,0001900
13 120 85 85 0,0425 17907,86352 200 6,701 0,0002125
14 130 93 93 0,0465 17907,86352 200 7,259 0,0002325
15 140 5 +1 1 105 0,0525 17907,86352 200 7,818 0,0002625
16 150 12 1 112 0,0560 17907,86352 200 8,376 0,0002800
17 160 23 1 123 0,0615 17907,86352 200 8,935 0,0003075
18 170 31 1 131 0,0655 17907,86352 200 9,493 0,0003275
19 180 41 1 141 0,0705 17907,86352 200 10,051 0,0003525
20 190 51 1 151 0,0755 17907,86352 200 10,610 0,0003775
21 200 62 1 162 0,0810 17907,86352 200 11,168 0,0004050
22 210 72 1 172 0,0860 17907,86352 200 11,727 0,0004300
23 220 85 1 185 0,0925 17907,86352 200 12,285 0,0004625
24 230 98 1 198 0,0990 17907,86352 200 12,844 0,0004950
25 240 10 +2 2 210 0,1050 17907,86352 200 13,402 0,0005250
26 250 22 2 222 0,1110 17907,86352 200 13,960 0,0005550
27 260 33 2 233 0,1165 17907,86352 200 14,519 0,0005825
28 270 47 2 247 0,1235 17907,86352 200 15,077 0,0006175
29 280 61 2 261 0,1305 17907,86352 200 15,636 0,0006525
30 290 75 2 275 0,1375 17907,86352 200 16,194 0,0006875
31 300 93 2 293 0,1465 17907,86352 200 16,752 0,0007325
32 310 5 +3 3 305 0,1525 17907,86352 200 17,311 0,0007625
33 320 20 3 320 0,1600 17907,86352 200 17,869 0,0008000
34 330 30 3 330 0,1650 17907,86352 200 18,428 0,0008250
35 340 40 3 340 0,1700 17907,86352 200 18,986 0,0008500
36 350 50 3 350 0,1750 17907,86352 200 19,544 0,0008750
37 360 60 3 360 0,1800 17907,86352 200 20,103 0,0009000
38 370 70 3 370 0,1850 17907,86352 200 20,661 0,0009250
39 380 80 3 380 0,1900 17907,86352 200 21,220 0,0009500
40 390 90 3 390 0,1950 17907,86352 200 21,778 0,0009750
41 400 10 +4 4 410 0,2050 17907,86352 200 22,337 0,0010250
42 410 35 4 435 0,2175 17907,86352 200 22,895 0,0010875
43 420 80 4 480 0,2400 17907,86352 200 23,453 0,0012000
44 430 25 +5 5 525 0,2625 17907,86352 200 24,012 0,0013125
45 440 60 5 560 0,2800 17907,86352 200 24,570 0,0014000
46 450 15 +6 6 615 0,3075 17907,86352 200 25,129 0,0015375
47 460 80 6 680 0,3400 17907,86352 200 25,687 0,0017000
48 450 40 +7 7 740 0,3700 17907,86352 200 25,1286 0,0018500
49 440 10 +8 8 810 0,4050 17907,86352 200 24,5702 0,0020250
156

BENDA UJI SILINDER 4 - BN Tegangan max 31,230 MPa


Berat 12,8 Kg Diameter 151,1 mm 40% T max 12,492 MPa
3
Wc 2330,4735 kg/m Tinggi 306,3 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) x 0,001 (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17931,5904 200 0,000 0,0000000
2 10 15 15 0,0075 17931,5904 200 0,558 0,0000375
3 20 24 24 0,0120 17931,5904 200 1,115 0,0000600
4 30 35 35 0,0175 17931,5904 200 1,673 0,0000875
5 40 44 44 0,0220 17931,5904 200 2,231 0,0001100
6 50 53 53 0,0265 17931,5904 200 2,788 0,0001325
7 60 63 63 0,0315 17931,5904 200 3,346 0,0001575
8 70 73 73 0,0365 17931,5904 200 3,904 0,0001825
9 80 85 85 0,0425 17931,5904 200 4,461 0,0002125
10 90 96 96 0,0480 17931,5904 200 5,019 0,0002400
11 100 9 +1 1 109 0,0545 17931,5904 200 5,577 0,0002725
12 110 20 1 120 0,0600 17931,5904 200 6,134 0,0003000
13 120 32 1 132 0,0660 17931,5904 200 6,692 0,0003300
14 130 45 1 145 0,0725 17931,5904 200 7,250 0,0003625
15 140 56 1 156 0,0780 17931,5904 200 7,807 0,0003900
16 150 71 1 171 0,0855 17931,5904 200 8,365 0,0004275
17 160 83 1 183 0,0915 17931,5904 200 8,923 0,0004575
18 170 0 +2 2 200 0,1000 17931,5904 200 9,480 0,0005000
19 180 10 2 210 0,1050 17931,5904 200 10,038 0,0005250
20 190 22 2 222 0,1110 17931,5904 200 10,596 0,0005550
21 200 35 2 235 0,1175 17931,5904 200 11,154 0,0005875
22 210 46 2 246 0,1230 17931,5904 200 11,711 0,0006150
23 220 62 2 262 0,1310 17931,5904 200 12,269 0,0006550
24 230 75 2 275 0,1375 17931,5904 200 12,827 0,0006875
25 240 90 2 290 0,1450 17931,5904 200 13,384 0,0007250
26 250 0 +3 3 300 0,1500 17931,5904 200 13,942 0,0007500
27 260 15 3 315 0,1575 17931,5904 200 14,500 0,0007875
28 270 26 3 326 0,1630 17931,5904 200 15,057 0,0008150
29 280 39 3 339 0,1695 17931,5904 200 15,615 0,0008475
30 290 52 3 352 0,1760 17931,5904 200 16,173 0,0008800
31 300 67 3 367 0,1835 17931,5904 200 16,730 0,0009175
32 310 80 3 380 0,1900 17931,5904 200 17,288 0,0009500
33 320 95 3 395 0,1975 17931,5904 200 17,846 0,0009875
34 330 10 +4 4 410 0,2050 17931,5904 200 18,403 0,0010250
35 340 25 4 425 0,2125 17931,5904 200 18,961 0,0010625
36 350 40 4 440 0,2200 17931,5904 200 19,519 0,0011000
37 360 60 4 460 0,2300 17931,5904 200 20,076 0,0011500
38 370 70 4 470 0,2350 17931,5904 200 20,634 0,0011750
39 380 90 4 490 0,2450 17931,5904 200 21,192 0,0012250
40 390 5 +5 5 505 0,2525 17931,5904 200 21,749 0,0012625
41 400 15 5 515 0,2575 17931,5904 200 22,307 0,0012875
42 410 35 5 535 0,2675 17931,5904 200 22,865 0,0013375
43 420 50 5 550 0,2750 17931,5904 200 23,422 0,0013750
44 430 70 5 570 0,2850 17931,5904 200 23,980 0,0014250
45 440 90 5 590 0,2950 17931,5904 200 24,538 0,0014750
46 450 10 +6 6 610 0,3050 17931,5904 200 25,095 0,0015250
47 460 20 6 620 0,3100 17931,5904 200 25,653 0,0015500
48 470 36 6 636 0,3180 17931,5904 200 26,2107 0,0015900
49 480 60 6 660 0,3300 17931,5904 200 26,7684 0,0016500
50 490 85 6 685 0,3425 17931,5904 200 27,3261 0,0017125
51 500 35 +7 7 735 0,3675 17931,5904 200 27,8838 0,0018375
52 510 80 7 780 0,3900 17931,5904 200 28,4414 0,0019500
53 520 0 +8 8 800 0,4000 17931,5904 200 28,9991 0,0020000
54 530 30 8 830 0,4150 17931,5904 200 29,5568 0,0020750
55 540 70 8 870 0,4350 17931,5904 200 30,1145 0,0021750
56 550 0 +11 11 1100 0,5500 17931,5904 200 30,6721 0,0027500
57 560 60 11 1160 0,5800 17931,5904 200 31,2298 0,0029000
58 550 30 +12 12 1230 0,6150 17931,5904 200 30,6721 0,0030750
157

BENDA UJI SILINDER 5 - BN Tegangan max 30,035 MPa


Berat 13 Kg Diameter 151,3 mm 40% T max 12,014 MPa
3
Wc 2370,6955 kg/m Tinggi 305 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0
No τ ε
(KN) Dial + x 0,001 (mm) (mm) (mm2) (mm) (N/mm2)
1 0 0 0 0,0000 17979,09128 200 0,0000 0,0000000
2 10 4 4 0,0020 17979,09128 200 0,5562 0,0000100
3 20 10 10 0,0050 17979,09128 200 1,1124 0,0000250
4 30 15 15 0,0075 17979,09128 200 1,6686 0,0000375
5 40 25 25 0,0125 17979,09128 200 2,2248 0,0000625
6 50 34 34 0,0170 17979,09128 200 2,7810 0,0000850
7 60 42 42 0,0210 17979,09128 200 3,3372 0,0001050
8 70 50 50 0,0250 17979,09128 200 3,8934 0,0001250
9 80 59 59 0,0295 17979,09128 200 4,4496 0,0001475
10 90 67 67 0,0335 17979,09128 200 5,0058 0,0001675
11 100 78 78 0,0390 17979,09128 200 5,5620 0,0001950
12 110 83 83 0,0415 17979,09128 200 6,1182 0,0002075
13 120 94 94 0,0470 17979,09128 200 6,6744 0,0002350
14 130 1 +1 1 101 0,0505 17979,09128 200 7,2306 0,0002525
15 140 10 1 110 0,0550 17979,09128 200 7,7868 0,0002750
16 150 22 1 122 0,0610 17979,09128 200 8,3430 0,0003050
17 160 30 1 130 0,0650 17979,09128 200 8,8992 0,0003250
18 170 40 1 140 0,0700 17979,09128 200 9,4554 0,0003500
19 180 48 1 148 0,0740 17979,09128 200 10,0116 0,0003700
20 190 58 1 158 0,0790 17979,09128 200 10,5678 0,0003950
21 200 69 1 169 0,0845 17979,09128 200 11,1240 0,0004225
22 210 80 1 180 0,0900 17979,09128 200 11,6802 0,0004500
23 220 90 1 190 0,0950 17979,09128 200 12,2364 0,0004750
24 230 3 +2 2 203 0,1015 17979,09128 200 12,7926 0,0005075
25 240 10 2 210 0,1050 17979,09128 200 13,3488 0,0005250
26 250 19 2 219 0,1095 17979,09128 200 13,9050 0,0005475
27 260 32 2 232 0,1160 17979,09128 200 14,4612 0,0005800
28 270 43 2 243 0,1215 17979,09128 200 15,0174 0,0006075
29 280 54 2 254 0,1270 17979,09128 200 15,5736 0,0006350
30 290 67 2 267 0,1335 17979,09128 200 16,1298 0,0006675
31 300 79 2 279 0,1395 17979,09128 200 16,6860 0,0006975
32 310 92 2 292 0,1460 17979,09128 200 17,2423 0,0007300
33 320 5 +3 3 305 0,1525 17979,09128 200 17,7985 0,0007625
34 330 20 3 320 0,1600 17979,09128 200 18,3547 0,0008000
35 340 40 3 340 0,1700 17979,09128 200 18,9109 0,0008500
36 350 60 3 360 0,1800 17979,09128 200 19,4671 0,0009000
37 360 80 3 380 0,1900 17979,09128 200 20,0233 0,0009500
38 370 3 +4 4 403 0,2015 17979,09128 200 20,5795 0,0010075
39 380 25 4 425 0,2125 17979,09128 200 21,1357 0,0010625
40 390 50 4 450 0,2250 17979,09128 200 21,6919 0,0011250
41 400 69 4 469 0,2345 17979,09128 200 22,2481 0,0011725
42 410 83 4 483 0,2415 17979,09128 200 22,8043 0,0012075
43 420 2 +5 5 502 0,2510 17979,09128 200 23,3605 0,0012550
44 430 25 5 525 0,2625 17979,09128 200 23,9167 0,0013125
45 440 45 5 545 0,2725 17979,09128 200 24,4729 0,0013625
46 450 63 5 563 0,2815 17979,09128 200 25,0291 0,0014075
47 460 91 5 591 0,2955 17979,09128 200 25,5853 0,0014775
48 470 15 +6 6 615 0,3075 17979,09128 200 26,1415 0,0015375
49 480 30 6 630 0,3150 17979,09128 200 26,6977 0,0015750
50 490 45 6 645 0,3225 17979,09128 200 27,2539 0,0016125
51 500 68 6 668 0,3340 17979,09128 200 27,8101 0,0016700
52 510 84 6 684 0,3420 17979,09128 200 28,3663 0,0017100
53 520 3 +7 7 703 0,3515 17979,09128 200 28,9225 0,0017575
54 530 25 7 725 0,3625 17979,09128 200 29,4787 0,0018125
55 540 59 7 759 0,3795 17979,09128 200 30,0349 0,0018975
56 530 98 +8 8 898 0,4490 17979,09128 200 29,4787 0,0022450
57 520 40 +9 9 940 0,4700 17979,09128 200 28,9225 0,0023500
158

BENDA UJI SILINDER 1 - BA0 Tegangan max 25,182 MPa


Berat 13 Kg Diameter 150 mm 40% T max 10,073 MPa
3
Wc 2416,7198 kg/m Tinggi 304,4 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) x 0,001 (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17671,45868 200 0,000 0,0000000
2 10 8 8 0,0040 17671,45868 200 0,566 0,0000200
3 20 15 15 0,0075 17671,45868 200 1,132 0,0000375
4 30 22 22 0,0110 17671,45868 200 1,698 0,0000550
5 40 28 28 0,0140 17671,45868 200 2,264 0,0000700
6 50 35 35 0,0175 17671,45868 200 2,829 0,0000875
7 60 43 43 0,0215 17671,45868 200 3,395 0,0001075
8 70 52 52 0,0260 17671,45868 200 3,961 0,0001300
9 80 62 62 0,0310 17671,45868 200 4,527 0,0001550
10 90 70 70 0,0350 17671,45868 200 5,093 0,0001750
11 100 78 78 0,0390 17671,45868 200 5,659 0,0001950
12 110 89 89 0,0445 17671,45868 200 6,225 0,0002225
13 120 98 98 0,0490 17671,45868 200 6,791 0,0002450
14 130 9 +1 1 109 0,0545 17671,45868 200 7,356 0,0002725
15 140 19 1 119 0,0595 17671,45868 200 7,922 0,0002975
16 150 27 1 127 0,0635 17671,45868 200 8,488 0,0003175
17 160 40 1 140 0,0700 17671,45868 200 9,054 0,0003500
18 170 50 1 150 0,0750 17671,45868 200 9,620 0,0003750
19 180 62 1 162 0,0810 17671,45868 200 10,186 0,0004050
20 190 72 1 172 0,0860 17671,45868 200 10,752 0,0004300
21 200 83 1 183 0,0915 17671,45868 200 11,318 0,0004575
22 210 4 +2 2 204 0,1020 17671,45868 200 11,884 0,0005100
23 220 10 2 210 0,1050 17671,45868 200 12,449 0,0005250
24 230 28 2 228 0,1140 17671,45868 200 13,015 0,0005700
25 240 38 2 238 0,1190 17671,45868 200 13,581 0,0005950
26 250 56 2 256 0,1280 17671,45868 200 14,147 0,0006400
27 260 78 2 278 0,1390 17671,45868 200 14,713 0,0006950
28 270 92 2 292 0,1460 17671,45868 200 15,279 0,0007300
29 280 9 +3 3 309 0,1545 17671,45868 200 15,845 0,0007725
30 290 33 3 333 0,1665 17671,45868 200 16,411 0,0008325
31 300 50 3 350 0,1750 17671,45868 200 16,977 0,0008750
32 310 74 3 374 0,1870 17671,45868 200 17,542 0,0009350
33 320 98 3 398 0,1990 17671,45868 200 18,108 0,0009950
34 330 5 +4 4 405 0,2025 17671,45868 200 18,674 0,0010125
35 340 35 4 435 0,2175 17671,45868 200 19,240 0,0010875
36 350 55 4 455 0,2275 17671,45868 200 19,806 0,0011375
37 360 92 4 492 0,2460 17671,45868 200 20,372 0,0012300
38 370 33 +5 5 533 0,2665 17671,45868 200 20,938 0,0013325
39 380 88 5 588 0,2940 17671,45868 200 21,504 0,0014700
40 390 35 +6 6 635 0,3175 17671,45868 200 22,069 0,0015875
41 400 83 6 683 0,3415 17671,45868 200 22,635 0,0017075
42 410 93 6 693 0,3465 17671,45868 200 23,201 0,0017325
43 420 4 +7 7 704 0,3520 17671,45868 200 23,767 0,0017600
44 430 54 7 754 0,3770 17671,45868 200 24,333 0,0018850
45 440 70 7 770 0,3850 17671,45868 200 24,899 0,0019250
46 445 30 +8 8 830 0,4150 17671,45868 200 25,182 0,0020750
47 430 70 8 870 0,4350 17671,45868 200 24,333 0,0021750
48 420 90 8 890 0,4450 17671,45868 200 23,767 0,0022250
159

BENDA UJI SILINDER 2 - BA0 Tegangan max 24,087 MPa


Berat 13,05 Kg Diameter 149 mm 40% T max 9,635 MPa
3
Wc 2469,2335 kg/m Tinggi 303,1 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17436,62 200 0,0000 0,0000000
2 10 6 6 0,0030 17436,62 200 0,5735 0,0000150
3 20 13 13 0,0065 17436,62 200 1,1470 0,0000325
4 30 20 20 0,0100 17436,62 200 1,7205 0,0000500
5 40 28 28 0,0140 17436,62 200 2,2940 0,0000700
6 50 35 35 0,0175 17436,62 200 2,8675 0,0000875
7 60 42 42 0,0210 17436,62 200 3,4410 0,0001050
8 70 51 51 0,0255 17436,62 200 4,0145 0,0001275
9 80 59 59 0,0295 17436,62 200 4,5880 0,0001475
10 90 66 66 0,0330 17436,62 200 5,1615 0,0001650
11 100 76 76 0,0380 17436,62 200 5,7351 0,0001900
12 110 85 85 0,0425 17436,62 200 6,3086 0,0002125
13 120 94 94 0,0470 17436,62 200 6,8821 0,0002350
14 130 6 +1 1 106 0,0530 17436,62 200 7,4556 0,0002650
15 140 18 1 118 0,0590 17436,62 200 8,0291 0,0002950
16 150 28 1 128 0,0640 17436,62 200 8,6026 0,0003200
17 160 41 1 141 0,0705 17436,62 200 9,1761 0,0003525
18 170 53 1 153 0,0765 17436,62 200 9,7496 0,0003825
19 180 66 1 166 0,0830 17436,62 200 10,3231 0,0004150
20 190 81 1 181 0,0905 17436,62 200 10,8966 0,0004525
21 200 94 1 194 0,0970 17436,62 200 11,4701 0,0004850
22 210 10 +2 2 210 0,1050 17436,62 200 12,0436 0,0005250
23 220 25 2 225 0,1125 17436,62 200 12,6171 0,0005625
24 230 46 2 246 0,1230 17436,62 200 13,1906 0,0006150
25 240 52 2 252 0,1260 17436,62 200 13,7641 0,0006300
26 250 58 2 258 0,1290 17436,62 200 14,3376 0,0006450
27 260 66 2 266 0,1330 17436,62 200 14,9111 0,0006650
28 270 72 2 272 0,1360 17436,62 200 15,4846 0,0006800
29 280 80 2 280 0,1400 17436,62 200 16,0582 0,0007000
30 290 88 2 288 0,1440 17436,62 200 16,6317 0,0007200
31 300 94 2 294 0,1470 17436,62 200 17,2052 0,0007350
32 310 4 +3 3 304 0,1520 17436,62 200 17,7787 0,0007600
33 320 35 3 335 0,1675 17436,62 200 18,3522 0,0008375
34 330 50 3 350 0,1750 17436,62 200 18,9257 0,0008750
35 340 72 3 372 0,1860 17436,62 200 19,4992 0,0009300
36 350 93 3 393 0,1965 17436,62 200 20,0727 0,0009825
37 360 10 +4 4 410 0,2050 17436,62 200 20,6462 0,0010250
38 370 42 4 442 0,2210 17436,62 200 21,2197 0,0011050
39 380 75 4 475 0,2375 17436,62 200 21,7932 0,0011875
40 390 95 4 495 0,2475 17436,62 200 22,3667 0,0012375
41 400 35 +5 5 535 0,2675 17436,62 200 22,9402 0,0013375
42 410 70 5 570 0,2850 17436,62 200 23,5137 0,0014250
43 420 20 +6 6 620 0,3100 17436,62 200 24,0872 0,0015500
44 410 60 6 660 0,3300 17436,62 200 23,5137 0,0016500
45 400 95 6 695 0,3475 17436,62 200 22,9402 0,0017375
160

BENDA UJI SILINDER 3 - BA0 Tegangan max 25,408 MPa


Berat 13,1 Kg Diameter 151 mm 40% T max 10,163 MPa
3
Wc 2387,4746 kg/m Tinggi 306,4 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) x 0,001 (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17907,86352 200 0,000 0,0000000
2 10 8 8 0,0040 17907,86352 200 0,558 0,0000200
3 20 14 14 0,0070 17907,86352 200 1,117 0,0000350
4 30 22 22 0,0110 17907,86352 200 1,675 0,0000550
5 40 30 30 0,0150 17907,86352 200 2,234 0,0000750
6 50 35 35 0,0175 17907,86352 200 2,792 0,0000875
7 60 43 43 0,0215 17907,86352 200 3,350 0,0001075
8 70 52 52 0,0260 17907,86352 200 3,909 0,0001300
9 80 61 61 0,0305 17907,86352 200 4,467 0,0001525
10 90 70 70 0,0350 17907,86352 200 5,026 0,0001750
11 100 80 80 0,0400 17907,86352 200 5,584 0,0002000
12 110 89 89 0,0445 17907,86352 200 6,143 0,0002225
13 120 98 98 0,0490 17907,86352 200 6,701 0,0002450
14 130 10 1 110 0,0550 17907,86352 200 7,259 0,0002750
15 140 22 +1 1 122 0,0610 17907,86352 200 7,818 0,0003050
16 150 31 1 131 0,0655 17907,86352 200 8,376 0,0003275
17 160 46 1 146 0,0730 17907,86352 200 8,935 0,0003650
18 170 54 1 154 0,0770 17907,86352 200 9,493 0,0003850
19 180 71 1 171 0,0855 17907,86352 200 10,051 0,0004275
20 190 82 1 182 0,0910 17907,86352 200 10,610 0,0004550
21 200 93 1 193 0,0965 17907,86352 200 11,168 0,0004825
22 210 6 +2 2 206 0,1030 17907,86352 200 11,727 0,0005150
23 220 20 2 220 0,1100 17907,86352 200 12,285 0,0005500
24 230 40 2 240 0,1200 17907,86352 200 12,844 0,0006000
25 240 50 2 250 0,1250 17907,86352 200 13,402 0,0006250
26 250 65 2 265 0,1325 17907,86352 200 13,960 0,0006625
27 260 85 2 285 0,1425 17907,86352 200 14,519 0,0007125
28 270 10 +3 3 310 0,1550 17907,86352 200 15,077 0,0007750
29 280 30 3 330 0,1650 17907,86352 200 15,636 0,0008250
30 290 45 3 345 0,1725 17907,86352 200 16,194 0,0008625
31 300 75 3 375 0,1875 17907,86352 200 16,752 0,0009375
32 310 20 +4 4 420 0,2100 17907,86352 200 17,311 0,0010500
33 320 50 4 450 0,2250 17907,86352 200 17,869 0,0011250
34 330 70 4 470 0,2350 17907,86352 200 18,428 0,0011750
35 340 30 +5 5 530 0,2650 17907,86352 200 18,986 0,0013250
36 350 90 5 590 0,2950 17907,86352 200 19,544 0,0014750
37 360 40 +6 6 640 0,3200 17907,86352 200 20,103 0,0016000
38 370 90 6 690 0,3450 17907,86352 200 20,661 0,0017250
39 380 80 +7 7 780 0,3900 17907,86352 200 21,220 0,0019500
40 390 5 +9 9 905 0,4525 17907,86352 200 21,778 0,0022625
41 400 20 9 920 0,4600 17907,86352 200 22,337 0,0023000
42 410 20 +10 10 1020 0,5100 17907,86352 200 22,895 0,0025500
43 420 80 10 1080 0,5400 17907,86352 200 23,453 0,0027000
44 430 30 +11 11 1130 0,5650 17907,86352 200 24,012 0,0028250
45 440 70 11 1170 0,5850 17907,86352 200 24,570 0,0029250
46 450 20 +12 12 1220 0,6100 17907,86352 200 25,129 0,0030500
47 455 70 12 1270 0,6350 17907,86352 200 25,408 0,0031750
48 450 30 +13 13 1330 0,6650 17907,86352 200 25,1286 0,0033250
49 440 60 13 1360 0,6800 17907,86352 200 24,5702 0,0034000
161

BENDA UJI SILINDER 4 - BA0 Tegangan max 22,848 MPa


Berat 12,9 Kg Diameter 149,3 mm 40% T max 9,139 MPa
3
Wc 2437,0826 kg/m Tinggi 302,35 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) x 0,001 (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17506,90991 200 0,000 0,0000000
2 10 9 9 0,0045 17506,90991 200 0,571 0,0000225
3 20 15 15 0,0075 17506,90991 200 1,142 0,0000375
4 30 28 28 0,0140 17506,90991 200 1,714 0,0000700
5 40 30 30 0,0150 17506,90991 200 2,285 0,0000750
6 50 36 36 0,0180 17506,90991 200 2,856 0,0000900
7 60 43 43 0,0215 17506,90991 200 3,427 0,0001075
8 70 50 50 0,0250 17506,90991 200 3,998 0,0001250
9 80 60 60 0,0300 17506,90991 200 4,570 0,0001500
10 90 68 68 0,0340 17506,90991 200 5,141 0,0001700
11 100 75 75 0,0375 17506,90991 200 5,712 0,0001875
12 110 85 85 0,0425 17506,90991 200 6,283 0,0002125
13 120 95 95 0,0475 17506,90991 200 6,854 0,0002375
14 130 5 +1 1 105 0,0525 17506,90991 200 7,426 0,0002625
15 140 15 1 115 0,0575 17506,90991 200 7,997 0,0002875
16 150 22 1 122 0,0610 17506,90991 200 8,568 0,0003050
17 160 34 1 134 0,0670 17506,90991 200 9,139 0,0003350
18 170 45 1 145 0,0725 17506,90991 200 9,710 0,0003625
19 180 56 1 156 0,0780 17506,90991 200 10,282 0,0003900
20 190 70 1 170 0,0850 17506,90991 200 10,853 0,0004250
21 200 85 1 185 0,0925 17506,90991 200 11,424 0,0004625
22 210 0 +2 2 200 0,1000 17506,90991 200 11,995 0,0005000
23 220 15 2 215 0,1075 17506,90991 200 12,566 0,0005375
24 230 35 2 235 0,1175 17506,90991 200 13,138 0,0005875
25 240 60 2 260 0,1300 17506,90991 200 13,709 0,0006500
26 250 80 2 280 0,1400 17506,90991 200 14,280 0,0007000
27 260 15 +3 3 315 0,1575 17506,90991 200 14,851 0,0007875
28 270 35 3 335 0,1675 17506,90991 200 15,422 0,0008375
29 280 45 3 345 0,1725 17506,90991 200 15,994 0,0008625
30 290 55 3 355 0,1775 17506,90991 200 16,565 0,0008875
31 300 60 3 360 0,1800 17506,90991 200 17,136 0,0009000
32 310 79 3 379 0,1895 17506,90991 200 17,707 0,0009475
33 320 0 +4 4 400 0,2000 17506,90991 200 18,278 0,0010000
34 330 50 4 450 0,2250 17506,90991 200 18,850 0,0011250
35 340 15 +5 5 515 0,2575 17506,90991 200 19,421 0,0012875
36 350 45 5 545 0,2725 17506,90991 200 19,992 0,0013625
37 360 20 +6 6 620 0,3100 17506,90991 200 20,563 0,0015500
38 370 70 6 670 0,3350 17506,90991 200 21,135 0,0016750
39 380 20 +7 7 720 0,3600 17506,90991 200 21,706 0,0018000
40 390 70 +8 8 870 0,4350 17506,90991 200 22,277 0,0021750
41 400 80 +12 12 1280 0,6400 17506,90991 200 22,848 0,0032000
42 390 40 +13 13 1340 0,6700 17506,90991 200 22,277 0,0033500
43 380 90 13 1390 0,6950 17506,90991 200 21,706 0,0034750
162

BENDA UJI SILINDER 5 - BA0 Tegangan max 27,858 MPa


Berat 12,55 Kg Diameter 149,65 mm 40% T max 11,143 MPa
3
Wc 2379,9552 kg/m Tinggi 299,8 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0
No τ ε
(KN) Dial + x 0,001 (mm) (mm) (mm2) (mm) (N/mm2)
1 0 0 0 0,0000 17589,08808 200 0,0000 0,0000000
2 10 10 10 0,0050 17589,08808 200 0,5685 0,0000250
3 20 20 20 0,0100 17589,08808 200 1,1371 0,0000500
4 30 28 28 0,0140 17589,08808 200 1,7056 0,0000700
5 40 36 36 0,0180 17589,08808 200 2,2741 0,0000900
6 50 45 45 0,0225 17589,08808 200 2,8427 0,0001125
7 60 55 55 0,0275 17589,08808 200 3,4112 0,0001375
8 70 66 66 0,0330 17589,08808 200 3,9797 0,0001650
9 80 76 76 0,0380 17589,08808 200 4,5483 0,0001900
10 90 87 87 0,0435 17589,08808 200 5,1168 0,0002175
11 100 98 98 0,0490 17589,08808 200 5,6853 0,0002450
12 110 10 +1 1 110 0,0550 17589,08808 200 6,2539 0,0002750
13 120 21 1 121 0,0605 17589,08808 200 6,8224 0,0003025
14 130 32 1 132 0,0660 17589,08808 200 7,3909 0,0003300
15 140 43 1 143 0,0715 17589,08808 200 7,9595 0,0003575
16 150 56 1 156 0,0780 17589,08808 200 8,5280 0,0003900
17 160 70 1 170 0,0850 17589,08808 200 9,0965 0,0004250
18 170 85 1 185 0,0925 17589,08808 200 9,6651 0,0004625
19 180 90 1 190 0,0950 17589,08808 200 10,2336 0,0004750
20 190 96 1 196 0,0980 17589,08808 200 10,8022 0,0004900
21 200 15 +2 2 215 0,1075 17589,08808 200 11,3707 0,0005375
22 210 30 2 230 0,1150 17589,08808 200 11,9392 0,0005750
23 220 50 2 250 0,1250 17589,08808 200 12,5078 0,0006250
24 230 65 2 265 0,1325 17589,08808 200 13,0763 0,0006625
25 240 85 2 285 0,1425 17589,08808 200 13,6448 0,0007125
26 250 5 +3 3 305 0,1525 17589,08808 200 14,2134 0,0007625
27 260 31 3 331 0,1655 17589,08808 200 14,7819 0,0008275
28 270 49 3 349 0,1745 17589,08808 200 15,3504 0,0008725
29 280 75 3 375 0,1875 17589,08808 200 15,9190 0,0009375
30 290 95 3 395 0,1975 17589,08808 200 16,4875 0,0009875
31 300 26 +4 4 426 0,2130 17589,08808 200 17,0560 0,0010650
32 310 40 4 440 0,2200 17589,08808 200 17,6246 0,0011000
33 320 70 4 470 0,2350 17589,08808 200 18,1931 0,0011750
34 330 90 4 490 0,2450 17589,08808 200 18,7616 0,0012250
35 340 5 +5 5 505 0,2525 17589,08808 200 19,3302 0,0012625
36 350 30 5 530 0,2650 17589,08808 200 19,8987 0,0013250
37 360 80 5 580 0,2900 17589,08808 200 20,4672 0,0014500
38 370 10 +6 6 610 0,3050 17589,08808 200 21,0358 0,0015250
39 380 70 6 670 0,3350 17589,08808 200 21,6043 0,0016750
40 390 10 +7 7 710 0,3550 17589,08808 200 22,1728 0,0017750
41 400 55 7 755 0,3775 17589,08808 200 22,7414 0,0018875
42 410 0 +8 8 800 0,4000 17589,08808 200 23,3099 0,0020000
43 420 50 8 850 0,4250 17589,08808 200 23,8784 0,0021250
44 430 90 8 890 0,4450 17589,08808 200 24,4470 0,0022250
45 440 0 +9 9 900 0,4500 17589,08808 200 25,0155 0,0022500
46 450 50 9 950 0,4750 17589,08808 200 25,5840 0,0023750
47 460 0 +10 10 1000 0,5000 17589,08808 200 26,1526 0,0025000
48 470 60 10 1060 0,5300 17589,08808 200 26,7211 0,0026500
49 480 70 10 1070 0,5350 17589,08808 200 27,2896 0,0026750
50 490 0 +11 11 1100 0,5500 17589,08808 200 27,8582 0,0027500
51 480 90 +12 12 1290 0,6450 17589,08808 200 27,2896 0,0032250
52 470 40 +15 15 1540 0,7700 17589,08808 200 26,7211 0,0038500
163

BENDA UJI SILINDER 1 - BA5 Tegangan max 22,736 MPa


Berat 13,3 Kg Diameter 150,6 mm 40% T max 9,094 MPa
3
Wc 2444,7969 kg/m Tinggi 305,4 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) x 0,001 (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17813,11309 200 0,000 0,0000000
2 10 3 3 0,0015 17813,11309 200 0,561 0,0000075
3 20 7 7 0,0035 17813,11309 200 1,123 0,0000175
4 30 12 12 0,0060 17813,11309 200 1,684 0,0000300
5 40 16 16 0,0080 17813,11309 200 2,246 0,0000400
6 50 21 21 0,0105 17813,11309 200 2,807 0,0000525
7 60 26 26 0,0130 17813,11309 200 3,368 0,0000650
8 70 34 34 0,0170 17813,11309 200 3,930 0,0000850
9 80 42 42 0,0210 17813,11309 200 4,491 0,0001050
10 90 48 48 0,0240 17813,11309 200 5,052 0,0001200
11 100 55 55 0,0275 17813,11309 200 5,614 0,0001375
12 110 63 63 0,0315 17813,11309 200 6,175 0,0001575
13 120 70 70 0,0350 17813,11309 200 6,737 0,0001750
14 130 78 78 0,0390 17813,11309 200 7,298 0,0001950
15 140 86 86 0,0430 17813,11309 200 7,859 0,0002150
16 150 95 95 0,0475 17813,11309 200 8,421 0,0002375
17 160 3 +1 1 103 0,0515 17813,11309 200 8,982 0,0002575
18 170 10 1 110 0,0550 17813,11309 200 9,544 0,0002750
19 180 24 1 124 0,0620 17813,11309 200 10,105 0,0003100
20 190 31 1 131 0,0655 17813,11309 200 10,666 0,0003275
21 200 45 1 145 0,0725 17813,11309 200 11,228 0,0003625
22 210 50 1 150 0,0750 17813,11309 200 11,789 0,0003750
23 220 54 1 154 0,0770 17813,11309 200 12,350 0,0003850
24 230 60 1 160 0,0800 17813,11309 200 12,912 0,0004000
25 240 69 1 169 0,0845 17813,11309 200 13,473 0,0004225
26 250 80 1 180 0,0900 17813,11309 200 14,035 0,0004500
27 260 90 1 190 0,0950 17813,11309 200 14,596 0,0004750
28 270 6 +2 2 206 0,1030 17813,11309 200 15,157 0,0005150
29 280 20 2 220 0,1100 17813,11309 200 15,719 0,0005500
30 290 38 2 238 0,1190 17813,11309 200 16,280 0,0005950
31 300 55 2 255 0,1275 17813,11309 200 16,842 0,0006375
32 310 70 2 270 0,1350 17813,11309 200 17,403 0,0006750
33 320 90 2 290 0,1450 17813,11309 200 17,964 0,0007250
34 330 10 +3 3 310 0,1550 17813,11309 200 18,526 0,0007750
35 340 35 3 335 0,1675 17813,11309 200 19,087 0,0008375
36 350 40 3 340 0,1700 17813,11309 200 19,648 0,0008500
37 360 54 3 354 0,1770 17813,11309 200 20,210 0,0008850
38 370 85 3 385 0,1925 17813,11309 200 20,771 0,0009625
39 380 95 3 395 0,1975 17813,11309 200 21,333 0,0009875
40 390 5 +4 4 405 0,2025 17813,11309 200 21,894 0,0010125
41 400 10 4 410 0,2050 17813,11309 200 22,455 0,0010250
42 405 50 4 450 0,2250 17813,11309 200 22,736 0,0011250
43 400 10 +6 6 610 0,3050 17813,11309 200 22,455 0,0015250
44 390 50 6 650 0,3250 17813,11309 200 21,894 0,0016250
164

BENDA UJI SILINDER 2 - BA5 Tegangan max 29,197 MPa


Berat 13 Kg Diameter 148,4 mm 40% T max 11,679 MPa
3
Wc 2461,0285 kg/m Tinggi 305,4 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17296,48 200 0,0000 0,0000000
2 10 2 2 0,0010 17296,48 200 0,5782 0,0000050
3 20 6 6 0,0030 17296,48 200 1,1563 0,0000150
4 30 13 13 0,0065 17296,48 200 1,7345 0,0000325
5 40 22 22 0,0110 17296,48 200 2,3126 0,0000550
6 50 29 29 0,0145 17296,48 200 2,8908 0,0000725
7 60 41 41 0,0205 17296,48 200 3,4689 0,0001025
8 70 54 54 0,0270 17296,48 200 4,0471 0,0001350
9 80 69 69 0,0345 17296,48 200 4,6252 0,0001725
10 90 82 82 0,0410 17296,48 200 5,2034 0,0002050
11 100 92 92 0,0460 17296,48 200 5,7815 0,0002300
12 110 98 98 0,0490 17296,48 200 6,3597 0,0002450
13 120 4 +1 1 104 0,0520 17296,48 200 6,9378 0,0002600
14 130 13 1 113 0,0565 17296,48 200 7,5160 0,0002825
15 140 25 1 125 0,0625 17296,48 200 8,0941 0,0003125
16 150 43 1 143 0,0715 17296,48 200 8,6723 0,0003575
17 160 55 1 155 0,0775 17296,48 200 9,2504 0,0003875
18 170 72 1 172 0,0860 17296,48 200 9,8286 0,0004300
19 180 86 1 186 0,0930 17296,48 200 10,4067 0,0004650
20 190 5 +2 2 205 0,1025 17296,48 200 10,9849 0,0005125
21 200 20 2 220 0,1100 17296,48 200 11,5630 0,0005500
22 210 36 2 236 0,1180 17296,48 200 12,1412 0,0005900
23 220 55 2 255 0,1275 17296,48 200 12,7194 0,0006375
24 230 73 2 273 0,1365 17296,48 200 13,2975 0,0006825
25 240 95 2 295 0,1475 17296,48 200 13,8757 0,0007375
26 250 15 +3 3 315 0,1575 17296,48 200 14,4538 0,0007875
27 260 32 3 332 0,1660 17296,48 200 15,0320 0,0008300
28 270 60 3 360 0,1800 17296,48 200 15,6101 0,0009000
29 280 75 3 375 0,1875 17296,48 200 16,1883 0,0009375
30 290 90 3 390 0,1950 17296,48 200 16,7664 0,0009750
31 300 98 3 398 0,1990 17296,48 200 17,3446 0,0009950
32 310 10 +4 4 410 0,2050 17296,48 200 17,9227 0,0010250
33 320 33 4 433 0,2165 17296,48 200 18,5009 0,0010825
34 330 35 4 435 0,2175 17296,48 200 19,0790 0,0010875
35 340 48 4 448 0,2240 17296,48 200 19,6572 0,0011200
36 350 70 4 470 0,2350 17296,48 200 20,2353 0,0011750
37 360 96 4 496 0,2480 17296,48 200 20,8135 0,0012400
38 370 30 +5 5 530 0,2650 17296,48 200 21,3916 0,0013250
39 380 35 5 535 0,2675 17296,48 200 21,9698 0,0013375
40 390 55 5 555 0,2775 17296,48 200 22,5479 0,0013875
41 400 95 5 595 0,2975 17296,48 200 23,1261 0,0014875
42 410 10 +6 6 610 0,3050 17296,48 200 23,7042 0,0015250
43 420 20 6 620 0,3100 17296,48 200 24,2824 0,0015500
44 430 70 6 670 0,3350 17296,48 200 24,8606 0,0016750
45 440 80 6 680 0,3400 17296,48 200 25,4387 0,0017000
46 450 10 +7 7 710 0,3550 17296,48 200 26,0169 0,0017750
47 460 35 7 735 0,3675 17296,48 200 26,5950 0,0018375
48 470 65 7 765 0,3825 17296,48 200 27,1732 0,0019125
49 480 10 +8 8 810 0,4050 17296,48 201 27,7513 0,0020149
50 490 57 8 857 0,4285 17296,48 202 28,3295 0,0021213
51 500 70 8 870 0,4350 17296,48 203 28,9076 0,0021429
52 505 70 +9 9 970 0,4850 17296,48 204 29,1967 0,0023775
53 500 65 +12 12 1265 0,6325 17296,48 205 28,9076 0,0030854
54 490 65 +13 13 1365 0,6825 17296,48 206 28,3295 0,0033131
165

BENDA UJI SILINDER 3 - BA5 Tegangan max 32,677 MPa


Berat 13,5 Kg Diameter 152,9 mm 40% T max 13,071 MPa
3
Wc 2392,5794 kg/m Tinggi 307,3 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) x 0,001 (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 18361,36028 200 0,000 0,0000000
2 10 8 8 0,0040 18361,36028 200 0,545 0,0000200
3 20 15 15 0,0075 18361,36028 200 1,089 0,0000375
4 30 20 20 0,0100 18361,36028 200 1,634 0,0000500
5 40 25 25 0,0125 18361,36028 200 2,178 0,0000625
6 50 30 30 0,0150 18361,36028 200 2,723 0,0000750
7 60 36 36 0,0180 18361,36028 200 3,268 0,0000900
8 70 41 41 0,0205 18361,36028 200 3,812 0,0001025
9 80 47 47 0,0235 18361,36028 200 4,357 0,0001175
10 90 53 53 0,0265 18361,36028 200 4,902 0,0001325
11 100 60 60 0,0300 18361,36028 200 5,446 0,0001500
12 110 66 66 0,0330 18361,36028 200 5,991 0,0001650
13 120 74 74 0,0370 18361,36028 200 6,535 0,0001850
14 130 80 80 0,0400 18361,36028 200 7,080 0,0002000
15 140 88 88 0,0440 18361,36028 200 7,625 0,0002200
16 150 95 95 0,0475 18361,36028 200 8,169 0,0002375
17 160 3 +1 1 103 0,0515 18361,36028 200 8,714 0,0002575
18 170 13 1 113 0,0565 18361,36028 200 9,259 0,0002825
19 180 17 1 117 0,0585 18361,36028 200 9,803 0,0002925
20 190 25 1 125 0,0625 18361,36028 200 10,348 0,0003125
21 200 37 1 137 0,0685 18361,36028 200 10,892 0,0003425
22 210 45 1 145 0,0725 18361,36028 200 11,437 0,0003625
23 220 54 1 154 0,0770 18361,36028 200 11,982 0,0003850
24 230 65 1 165 0,0825 18361,36028 200 12,526 0,0004125
25 240 72 1 172 0,0860 18361,36028 200 13,071 0,0004300
26 250 85 1 185 0,0925 18361,36028 200 13,616 0,0004625
27 260 90 1 190 0,0950 18361,36028 200 14,160 0,0004750
28 270 3 +2 2 203 0,1015 18361,36028 200 14,705 0,0005075
29 280 15 2 215 0,1075 18361,36028 200 15,249 0,0005375
30 290 25 2 225 0,1125 18361,36028 200 15,794 0,0005625
31 300 35 2 235 0,1175 18361,36028 200 16,339 0,0005875
32 310 50 2 250 0,1250 18361,36028 200 16,883 0,0006250
33 320 56 2 256 0,1280 18361,36028 200 17,428 0,0006400
34 330 68 2 268 0,1340 18361,36028 200 17,973 0,0006700
35 340 75 2 275 0,1375 18361,36028 200 18,517 0,0006875
36 350 95 2 295 0,1475 18361,36028 200 19,062 0,0007375
37 360 5 +3 3 305 0,1525 18361,36028 200 19,606 0,0007625
38 370 18 3 318 0,1590 18361,36028 200 20,151 0,0007950
39 380 35 3 335 0,1675 18361,36028 200 20,696 0,0008375
40 390 46 3 346 0,1730 18361,36028 200 21,240 0,0008650
41 400 57 3 357 0,1785 18361,36028 200 21,785 0,0008925
42 410 75 3 375 0,1875 18361,36028 200 22,330 0,0009375
43 420 85 3 385 0,1925 18361,36028 200 22,874 0,0009625
44 430 5 +4 4 405 0,2025 18361,36028 200 23,419 0,0010125
45 440 17 4 417 0,2085 18361,36028 200 23,963 0,0010425
46 450 42 4 442 0,2210 18361,36028 200 24,508 0,0011050
47 460 60 4 460 0,2300 18361,36028 200 25,053 0,0011500
48 470 75 4 475 0,2375 18361,36028 200 25,5972 0,0011875
49 480 93 4 493 0,2465 18361,36028 200 26,1419 0,0012325
50 490 25 +5 5 525 0,2625 18361,36028 201 26,6865 0,0013060
51 500 40 5 540 0,2700 18361,36028 202 27,2311 0,0013366
52 510 73 5 573 0,2865 18361,36028 203 27,7757 0,0014113
53 520 92 5 592 0,2960 18361,36028 204 28,3203 0,0014510
54 530 17 +6 6 617 0,3085 18361,36028 205 28,8650 0,0015049
55 540 58 6 658 0,3290 18361,36028 206 29,4096 0,0015971
56 550 83 6 683 0,3415 18361,36028 207 29,9542 0,0016498
57 560 20 +7 7 720 0,3600 18361,36028 208 30,4988 0,0017308
58 570 68 7 768 0,3840 18361,36028 209 31,0435 0,0018373
59 580 48 +8 8 848 0,4240 18361,36028 210 31,5881 0,0020190
60 590 13 +9 9 913 0,4565 18361,36028 211 32,1327 0,0021635
61 600 40 +10 10 1040 0,5200 18361,36028 212 32,6773 0,0024528
62 590 50 +12 12 1250 0,6250 18361,36028 213 32,1327 0,0029343
63 580 70 +13 13 1370 0,6850 18361,36028 214 31,5881 0,0032009
166

BENDA UJI SILINDER 4 - BA5 Tegangan max 35,320 MPa


Berat 12,7 Kg Diameter 149,5 mm 40% T max 14,128 MPa
3
Wc 2372,0925 kg/m Tinggi 305 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) x 0,001 (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17553,8453 200 0,000 0,0000000
2 10 5 5 0,0025 17553,8453 200 0,570 0,0000125
3 20 12 12 0,0060 17553,8453 200 1,139 0,0000300
4 30 16 16 0,0080 17553,8453 200 1,709 0,0000400
5 40 22 22 0,0110 17553,8453 200 2,279 0,0000550
6 50 28 28 0,0140 17553,8453 200 2,848 0,0000700
7 60 35 35 0,0175 17553,8453 200 3,418 0,0000875
8 70 43 43 0,0215 17553,8453 200 3,988 0,0001075
9 80 50 50 0,0250 17553,8453 200 4,557 0,0001250
10 90 58 58 0,0290 17553,8453 200 5,127 0,0001450
11 100 67 67 0,0335 17553,8453 200 5,697 0,0001675
12 110 75 75 0,0375 17553,8453 200 6,266 0,0001875
13 120 84 84 0,0420 17553,8453 200 6,836 0,0002100
14 130 92 92 0,0460 17553,8453 200 7,406 0,0002300
15 140 4 +1 1 104 0,0520 17553,8453 200 7,975 0,0002600
16 150 13 1 113 0,0565 17553,8453 200 8,545 0,0002825
17 160 22 1 122 0,0610 17553,8453 200 9,115 0,0003050
18 170 34 1 134 0,0670 17553,8453 200 9,684 0,0003350
19 180 42 1 142 0,0710 17553,8453 200 10,254 0,0003550
20 190 54 1 154 0,0770 17553,8453 200 10,824 0,0003850
21 200 65 1 165 0,0825 17553,8453 200 11,394 0,0004125
22 210 75 1 175 0,0875 17553,8453 200 11,963 0,0004375
23 220 86 1 186 0,0930 17553,8453 200 12,533 0,0004650
24 230 98 1 198 0,0990 17553,8453 200 13,103 0,0004950
25 240 10 +2 2 210 0,1050 17553,8453 200 13,672 0,0005250
26 250 25 2 225 0,1125 17553,8453 200 14,242 0,0005625
27 260 35 2 235 0,1175 17553,8453 200 14,812 0,0005875
28 270 43 2 243 0,1215 17553,8453 200 15,381 0,0006075
29 280 60 2 260 0,1300 17553,8453 200 15,951 0,0006500
30 290 76 2 276 0,1380 17553,8453 200 16,521 0,0006900
31 300 88 2 288 0,1440 17553,8453 200 17,090 0,0007200
32 310 5 +3 3 305 0,1525 17553,8453 200 17,660 0,0007625
33 320 15 3 315 0,1575 17553,8453 200 18,230 0,0007875
34 330 28 3 328 0,1640 17553,8453 200 18,799 0,0008200
35 340 42 3 342 0,1710 17553,8453 200 19,369 0,0008550
36 350 54 3 354 0,1770 17553,8453 200 19,939 0,0008850
37 360 72 3 372 0,1860 17553,8453 200 20,508 0,0009300
38 370 92 3 392 0,1960 17553,8453 200 21,078 0,0009800
39 380 6 +4 4 406 0,2030 17553,8453 200 21,648 0,0010150
40 390 22 4 422 0,2110 17553,8453 200 22,217 0,0010550
41 400 37 4 437 0,2185 17553,8453 200 22,787 0,0010925
42 410 48 4 448 0,2240 17553,8453 200 23,357 0,0011200
43 420 70 4 470 0,2350 17553,8453 200 23,926 0,0011750
44 430 84 4 484 0,2420 17553,8453 200 24,496 0,0012100
45 440 98 4 498 0,2490 17553,8453 200 25,066 0,0012450
46 450 20 +5 5 520 0,2600 17553,8453 200 25,635 0,0013000
47 460 40 5 540 0,2700 17553,8453 200 26,205 0,0013500
48 470 60 5 560 0,2800 17553,8453 200 26,7748 0,0014000
49 480 78 5 578 0,2890 17553,8453 200 27,3444 0,0014450
50 490 98 5 598 0,2990 17553,8453 200 27,9141 0,0014950
51 500 25 +6 6 625 0,3125 17553,8453 200 28,4838 0,0015625
52 510 40 6 640 0,3200 17553,8453 200 29,0535 0,0016000
53 520 60 6 660 0,3300 17553,8453 200 29,6231 0,0016500
54 530 87 6 687 0,3435 17553,8453 200 30,1928 0,0017175
55 540 8 +7 7 708 0,3540 17553,8453 200 30,7625 0,0017700
56 550 37 7 737 0,3685 17553,8453 200 31,3322 0,0018425
57 560 58 7 758 0,3790 17553,8453 200 31,9018 0,0018950
58 570 95 7 795 0,3975 17553,8453 200 32,4715 0,0019875
59 580 40 +8 8 840 0,4200 17553,8453 201 33,0412 0,0020896
60 590 90 8 890 0,4450 17553,8453 202 33,6109 0,0022030
61 600 30 +9 9 930 0,4650 17553,8453 203 34,1805 0,0022906
62 610 55 +10 10 1055 0,5275 17553,8453 204 34,7502 0,0025858
63 620 72 +11 11 1172 0,5860 17553,8453 205 35,3199 0,0028585
64 610 60 +12 12 1260 0,6300 17553,8453 206 34,7502 0,0030583
65 600 30 +13 13 1330 0,6650 17553,8453 207 34,1805 0,0032126
167

BENDA UJI SILINDER 5 - BA5 Tegangan max 29,387 MPa


Berat 12,8 Kg Diameter 150,1 mm 40% T max 11,755 MPa
3
Wc 2387,3499 kg/m Tinggi 303 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0
No τ ε
(KN) Dial + x 0,001 (mm) (mm) (mm2) (mm) (N/mm2)
1 0 0 0 0,0000 17695,02848 200 0,0000 0,0000000
2 10 12 12 0,0060 17695,02848 200 0,5651 0,0000300
3 20 22 22 0,0110 17695,02848 200 1,1303 0,0000550
4 30 30 30 0,0150 17695,02848 200 1,6954 0,0000750
5 40 40 40 0,0200 17695,02848 200 2,2605 0,0001000
6 50 50 50 0,0250 17695,02848 200 2,8257 0,0001250
7 60 58 58 0,0290 17695,02848 200 3,3908 0,0001450
8 70 66 66 0,0330 17695,02848 200 3,9559 0,0001650
9 80 75 75 0,0375 17695,02848 200 4,5210 0,0001875
10 90 84 84 0,0420 17695,02848 200 5,0862 0,0002100
11 100 92 92 0,0460 17695,02848 200 5,6513 0,0002300
12 110 2 +1 1 102 0,0510 17695,02848 200 6,2164 0,0002550
13 120 12 1 112 0,0560 17695,02848 200 6,7816 0,0002800
14 130 24 1 124 0,0620 17695,02848 200 7,3467 0,0003100
15 140 35 1 135 0,0675 17695,02848 200 7,9118 0,0003375
16 150 43 1 143 0,0715 17695,02848 200 8,4770 0,0003575
17 160 52 1 152 0,0760 17695,02848 200 9,0421 0,0003800
18 170 66 1 166 0,0830 17695,02848 200 9,6072 0,0004150
19 180 75 1 175 0,0875 17695,02848 200 10,1723 0,0004375
20 190 86 1 186 0,0930 17695,02848 200 10,7375 0,0004650
21 200 95 1 195 0,0975 17695,02848 200 11,3026 0,0004875
22 210 7 +2 2 207 0,1035 17695,02848 200 11,8677 0,0005175
23 220 20 2 220 0,1100 17695,02848 200 12,4329 0,0005500
24 230 30 2 230 0,1150 17695,02848 200 12,9980 0,0005750
25 240 41 2 241 0,1205 17695,02848 200 13,5631 0,0006025
26 250 52 2 252 0,1260 17695,02848 200 14,1283 0,0006300
27 260 69 2 269 0,1345 17695,02848 200 14,6934 0,0006725
28 270 86 2 286 0,1430 17695,02848 200 15,2585 0,0007150
29 280 3 +3 3 303 0,1515 17695,02848 200 15,8237 0,0007575
30 290 20 3 320 0,1600 17695,02848 200 16,3888 0,0008000
31 300 28 3 328 0,1640 17695,02848 200 16,9539 0,0008200
32 310 36 3 336 0,1680 17695,02848 200 17,5190 0,0008400
33 320 42 3 342 0,1710 17695,02848 200 18,0842 0,0008550
34 330 53 3 353 0,1765 17695,02848 200 18,6493 0,0008825
35 340 68 3 368 0,1840 17695,02848 200 19,2144 0,0009200
36 350 81 3 381 0,1905 17695,02848 200 19,7796 0,0009525
37 360 95 3 395 0,1975 17695,02848 200 20,3447 0,0009875
38 370 15 +4 4 415 0,2075 17695,02848 200 20,9098 0,0010375
39 380 28 4 428 0,2140 17695,02848 200 21,4750 0,0010700
40 390 40 4 440 0,2200 17695,02848 200 22,0401 0,0011000
41 400 52 4 452 0,2260 17695,02848 200 22,6052 0,0011300
42 410 65 4 465 0,2325 17695,02848 200 23,1703 0,0011625
43 420 76 4 476 0,2380 17695,02848 200 23,7355 0,0011900
44 430 84 4 484 0,2420 17695,02848 200 24,3006 0,0012100
45 440 84 4 484 0,2420 17695,02848 200 24,8657 0,0012100
46 450 86 4 486 0,2430 17695,02848 200 25,4309 0,0012150
47 460 97 4 497 0,2485 17695,02848 200 25,9960 0,0012425
48 470 12 +5 5 512 0,2560 17695,02848 200 26,5611 0,0012800
49 480 30 5 530 0,2650 17695,02848 200 27,1263 0,0013250
50 490 48 5 548 0,2740 17695,02848 200 27,6914 0,0013700
51 500 70 5 570 0,2850 17695,02848 200 28,2565 0,0014250
52 510 88 5 588 0,2940 17695,02848 200 28,8217 0,0014700
53 520 10 +6 6 610 0,3050 17695,02848 200 29,3868 0,0015250
54 510 80 6 680 0,3400 17695,02848 200 28,8217 0,0017000
55 500 40 +7 7 740 0,3700 17695,02848 200 28,2565 0,0018500
168

BENDA UJI SILINDER 1 - BA10 Tegangan max 31,543 MPa


Berat 12,7 Kg Diameter 149 mm 40% T max 12,617 MPa
3
Wc 2391,9605 kg/m Tinggi 304,5 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) x 0,001 (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17436,62463 200 0,000 0,0000000
2 10 10 10 0,0050 17436,62463 200 0,574 0,0000250
3 20 18 18 0,0090 17436,62463 200 1,147 0,0000450
4 30 26 26 0,0130 17436,62463 200 1,721 0,0000650
5 40 36 36 0,0180 17436,62463 200 2,294 0,0000900
6 50 44 44 0,0220 17436,62463 200 2,868 0,0001100
7 60 53 53 0,0265 17436,62463 200 3,441 0,0001325
8 70 62 62 0,0310 17436,62463 200 4,015 0,0001550
9 80 72 72 0,0360 17436,62463 200 4,588 0,0001800
10 90 80 80 0,0400 17436,62463 200 5,162 0,0002000
11 100 89 89 0,0445 17436,62463 200 5,735 0,0002225
12 110 97 97 0,0485 17436,62463 200 6,309 0,0002425
13 120 6 +1 1 106 0,0530 17436,62463 200 6,882 0,0002650
14 130 15 1 115 0,0575 17436,62463 200 7,456 0,0002875
15 140 23 1 123 0,0615 17436,62463 200 8,029 0,0003075
16 150 32 1 132 0,0660 17436,62463 200 8,603 0,0003300
17 160 40 1 140 0,0700 17436,62463 200 9,176 0,0003500
18 170 48 1 148 0,0740 17436,62463 200 9,750 0,0003700
19 180 58 1 158 0,0790 17436,62463 200 10,323 0,0003950
20 190 68 1 168 0,0840 17436,62463 200 10,897 0,0004200
21 200 76 1 176 0,0880 17436,62463 200 11,470 0,0004400
22 210 86 1 186 0,0930 17436,62463 200 12,044 0,0004650
23 220 96 1 196 0,0980 17436,62463 200 12,617 0,0004900
24 230 8 +2 2 208 0,1040 17436,62463 200 13,191 0,0005200
25 240 16 2 216 0,1080 17436,62463 200 13,764 0,0005400
26 250 26 2 226 0,1130 17436,62463 200 14,338 0,0005650
27 260 37 2 237 0,1185 17436,62463 200 14,911 0,0005925
28 270 44 2 244 0,1220 17436,62463 200 15,485 0,0006100
29 280 56 2 256 0,1280 17436,62463 200 16,058 0,0006400
30 290 68 2 268 0,1340 17436,62463 200 16,632 0,0006700
31 300 80 2 280 0,1400 17436,62463 200 17,205 0,0007000
32 310 98 2 298 0,1490 17436,62463 200 17,779 0,0007450
33 320 10 +3 3 310 0,1550 17436,62463 200 18,352 0,0007750
34 330 20 3 320 0,1600 17436,62463 200 18,926 0,0008000
35 340 30 3 330 0,1650 17436,62463 200 19,499 0,0008250
36 350 45 3 345 0,1725 17436,62463 200 20,073 0,0008625
37 360 60 3 360 0,1800 17436,62463 200 20,646 0,0009000
38 370 72 3 372 0,1860 17436,62463 200 21,220 0,0009300
39 380 82 3 382 0,1910 17436,62463 200 21,793 0,0009550
40 390 96 3 396 0,1980 17436,62463 200 22,367 0,0009900
41 400 8 +4 4 408 0,2040 17436,62463 200 22,940 0,0010200
42 410 20 4 420 0,2100 17436,62463 200 23,514 0,0010500
43 420 40 4 440 0,2200 17436,62463 200 24,087 0,0011000
44 430 50 4 450 0,2250 17436,62463 200 24,661 0,0011250
45 440 68 4 468 0,2340 17436,62463 200 25,234 0,0011700
46 450 85 4 485 0,2425 17436,62463 200 25,808 0,0012125
47 460 5 +5 5 505 0,2525 17436,62463 200 26,381 0,0012625
48 470 15 5 515 0,2575 17436,62463 201 26,955 0,0012811
49 480 26 5 526 0,2630 17436,62463 202 27,528 0,0013020
50 490 42 5 542 0,2710 17436,62463 203 28,102 0,0013350
51 500 58 5 558 0,2790 17436,62463 204 28,675 0,0013676
52 510 78 5 578 0,2890 17436,62463 205 29,249 0,0014098
53 520 95 5 595 0,2975 17436,62463 206 29,822 0,0014442
54 530 30 +6 6 630 0,3150 17436,62463 207 30,396 0,0015217
55 540 92 6 692 0,3460 17436,62463 208 30,969 0,0016635
56 550 50 +8 8 850 0,4250 17436,62463 209 31,543 0,0020335
169

BENDA UJI SILINDER 2 - BA10 Tegangan max 33,328 MPa


Berat 13 Kg Diameter 149,6 mm 40% T max 13,331 MPa
3
Wc 2433,6582 kg/m Tinggi 303,9 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17577,34 200 0,0000 0,0000000
2 10 6 6 0,0030 17577,34 200 0,5689 0,0000150
3 20 11 11 0,0055 17577,34 200 1,1378 0,0000275
4 30 16 16 0,0080 17577,34 200 1,7067 0,0000400
5 40 25 25 0,0125 17577,34 200 2,2757 0,0000625
6 50 28 28 0,0140 17577,34 200 2,8446 0,0000700
7 60 38 38 0,0190 17577,34 200 3,4135 0,0000950
8 70 47 47 0,0235 17577,34 200 3,9824 0,0001175
9 80 57 57 0,0285 17577,34 200 4,5513 0,0001425
10 90 65 65 0,0325 17577,34 200 5,1202 0,0001625
11 100 75 75 0,0375 17577,34 200 5,6891 0,0001875
12 110 85 85 0,0425 17577,34 200 6,2581 0,0002125
13 120 96 96 0,0480 17577,34 200 6,8270 0,0002400
14 130 5 +1 1 105 0,0525 17577,34 200 7,3959 0,0002625
15 140 15 1 115 0,0575 17577,34 200 7,9648 0,0002875
16 150 22 1 122 0,0610 17577,34 200 8,5337 0,0003050
17 160 32 1 132 0,0660 17577,34 200 9,1026 0,0003300
18 170 42 1 142 0,0710 17577,34 200 9,6715 0,0003550
19 180 52 1 152 0,0760 17577,34 200 10,2405 0,0003800
20 190 62 1 162 0,0810 17577,34 200 10,8094 0,0004050
21 200 71 1 171 0,0855 17577,34 200 11,3783 0,0004275
22 210 82 1 182 0,0910 17577,34 200 11,9472 0,0004550
23 220 94 1 194 0,0970 17577,34 200 12,5161 0,0004850
24 230 3 +2 2 203 0,1015 17577,34 200 13,0850 0,0005075
25 240 15 2 215 0,1075 17577,34 200 13,6539 0,0005375
26 250 25 2 225 0,1125 17577,34 200 14,2229 0,0005625
27 260 36 2 236 0,1180 17577,34 200 14,7918 0,0005900
28 270 46 2 246 0,1230 17577,34 200 15,3607 0,0006150
29 280 60 2 260 0,1300 17577,34 200 15,9296 0,0006500
30 290 85 2 285 0,1425 17577,34 200 16,4985 0,0007125
31 300 20 +3 3 320 0,1600 17577,34 200 17,0674 0,0008000
32 310 32 3 332 0,1660 17577,34 200 17,6363 0,0008300
33 320 44 3 344 0,1720 17577,34 200 18,2053 0,0008600
34 330 56 3 356 0,1780 17577,34 200 18,7742 0,0008900
35 340 65 3 365 0,1825 17577,34 200 19,3431 0,0009125
36 350 75 3 375 0,1875 17577,34 200 19,9120 0,0009375
37 360 85 3 385 0,1925 17577,34 200 20,4809 0,0009625
38 370 96 3 396 0,1980 17577,34 200 21,0498 0,0009900
39 380 7 +4 4 407 0,2035 17577,34 200 21,6187 0,0010175
40 390 18 4 418 0,2090 17577,34 200 22,1877 0,0010450
41 400 30 4 430 0,2150 17577,34 200 22,7566 0,0010750
42 410 48 4 448 0,2240 17577,34 200 23,3255 0,0011200
43 420 56 4 456 0,2280 17577,34 200 23,8944 0,0011400
44 430 70 4 470 0,2350 17577,34 200 24,4633 0,0011750
45 440 30 +5 5 530 0,2650 17577,34 200 25,0322 0,0013250
46 450 38 5 538 0,2690 17577,34 200 25,6011 0,0013450
47 460 48 5 548 0,2740 17577,34 200 26,1701 0,0013700
48 470 70 5 570 0,2850 18002,87 200 26,1070 0,0014250
49 480 80 5 580 0,2900 18002,87 201 26,6624 0,0014428
50 490 90 5 590 0,2950 18002,87 202 27,2179 0,0014604
51 500 6 +6 6 606 0,3030 18002,87 203 27,7734 0,0014926
52 510 22 6 622 0,3110 18002,87 204 28,3288 0,0015245
53 520 40 6 640 0,3200 18002,87 205 28,8843 0,0015610
54 530 65 6 665 0,3325 18002,87 206 29,4398 0,0016141
55 540 85 6 685 0,3425 18002,87 207 29,9952 0,0016546
56 550 27 +7 7 727 0,3635 18002,87 208 30,5507 0,0017476
57 560 48 7 748 0,3740 18002,87 209 31,1062 0,0017895
58 570 75 7 775 0,3875 18002,87 210 31,6616 0,0018452
59 580 8 +8 8 808 0,4040 18002,87 211 32,2171 0,0019147
60 590 50 8 850 0,4250 18002,87 212 32,7726 0,0020047
61 600 80 8 880 0,4400 18002,87 213 33,3280 0,0020657
62 590 50 +10 10 1050 0,5250 18002,87 214 32,7726 0,0024533
63 580 10 +11 11 1110 0,5550 18002,87 215 32,2171 0,0025814
170

BENDA UJI SILINDER 3 - BA10 Tegangan max 25,029 MPa


Berat 12,95 Kg Diameter 151,3 mm 40% T max 10,012 MPa
3
Wc 2361,5774 kg/m Tinggi 305 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) x 0,001 (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17979,09128 200 0,000 0,0000000
2 10 16 16 0,0080 17979,09128 200 0,556 0,0000400
3 20 26 26 0,0130 17979,09128 200 1,112 0,0000650
4 30 37 37 0,0185 17979,09128 200 1,669 0,0000925
5 40 50 50 0,0250 17979,09128 200 2,225 0,0001250
6 50 62 62 0,0310 17979,09128 200 2,781 0,0001550
7 60 75 75 0,0375 17979,09128 200 3,337 0,0001875
8 70 85 85 0,0425 17979,09128 200 3,893 0,0002125
9 80 96 96 0,0480 17979,09128 200 4,450 0,0002400
10 90 7 +1 1 107 0,0535 17979,09128 200 5,006 0,0002675
11 100 18 1 118 0,0590 17979,09128 200 5,562 0,0002950
12 110 28 1 128 0,0640 17979,09128 200 6,118 0,0003200
13 120 40 1 140 0,0700 17979,09128 200 6,674 0,0003500
14 130 50 1 150 0,0750 17979,09128 200 7,231 0,0003750
15 140 60 1 160 0,0800 17979,09128 200 7,787 0,0004000
16 150 72 1 172 0,0860 17979,09128 200 8,343 0,0004300
17 160 81 1 181 0,0905 17979,09128 200 8,899 0,0004525
18 170 94 1 194 0,0970 17979,09128 200 9,455 0,0004850
19 180 5 +2 2 205 0,1025 17979,09128 200 10,012 0,0005125
20 190 16 2 216 0,1080 17979,09128 200 10,568 0,0005400
21 200 28 2 228 0,1140 17979,09128 200 11,124 0,0005700
22 210 42 2 242 0,1210 17979,09128 200 11,680 0,0006050
23 220 54 2 254 0,1270 17979,09128 200 12,236 0,0006350
24 230 66 2 266 0,1330 17979,09128 200 12,793 0,0006650
25 240 80 2 280 0,1400 17979,09128 200 13,349 0,0007000
26 250 92 2 292 0,1460 17979,09128 200 13,905 0,0007300
27 260 8 +3 3 308 0,1540 17979,09128 200 14,461 0,0007700
28 270 20 3 320 0,1600 17979,09128 200 15,017 0,0008000
29 280 35 3 335 0,1675 17979,09128 200 15,574 0,0008375
30 290 52 3 352 0,1760 17979,09128 200 16,130 0,0008800
31 300 72 3 372 0,1860 17979,09128 200 16,686 0,0009300
32 310 84 3 384 0,1920 17979,09128 200 17,242 0,0009600
33 320 3 4 403 0,2015 17979,09128 200 17,798 0,0010075
34 330 16 4 416 0,2080 17979,09128 200 18,355 0,0010400
35 340 31 4 431 0,2155 17979,09128 200 18,911 0,0010775
36 350 45 4 445 0,2225 17979,09128 200 19,467 0,0011125
37 360 64 4 464 0,2320 17979,09128 200 20,023 0,0011600
38 370 86 4 486 0,2430 17979,09128 200 20,579 0,0012150
39 380 5 +4 5 505 0,2525 17979,09128 200 21,136 0,0012625
40 390 16 5 516 0,2580 17979,09128 200 21,692 0,0012900
41 400 40 5 540 0,2700 17979,09128 200 22,248 0,0013500
42 410 64 5 564 0,2820 17979,09128 200 22,804 0,0014100
43 420 88 5 588 0,2940 17979,09128 200 23,360 0,0014700
44 430 10 +5 6 610 0,3050 17979,09128 200 23,917 0,0015250
45 440 55 6 655 0,3275 17979,09128 200 24,473 0,0016375
46 450 55 +8 9 955 0,4775 17979,09128 200 25,029 0,0023875
171

BENDA UJI SILINDER 4 - BA10 Tegangan max 32,090 MPa


Berat 12,85 Kg Diameter 151,7 mm 40% T max 12,836 MPa
3
Wc 2334,8274 kg/m Tinggi 304,5 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) x 0,001 (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 18074,28154 200 0,000 0,0000000
2 10 10 10 0,0050 18074,28154 200 0,553 0,0000250
3 20 23 23 0,0115 18074,28154 200 1,107 0,0000575
4 30 31 31 0,0155 18074,28154 200 1,660 0,0000775
5 40 38 38 0,0190 18074,28154 200 2,213 0,0000950
6 50 50 50 0,0250 18074,28154 200 2,766 0,0001250
7 60 58 58 0,0290 18074,28154 200 3,320 0,0001450
8 70 68 68 0,0340 18074,28154 200 3,873 0,0001700
9 80 76 76 0,0380 18074,28154 200 4,426 0,0001900
10 90 86 86 0,0430 18074,28154 200 4,979 0,0002150
11 100 96 96 0,0480 18074,28154 200 5,533 0,0002400
12 110 6 +1 1 106 0,0530 18074,28154 200 6,086 0,0002650
13 120 16 1 116 0,0580 18074,28154 200 6,639 0,0002900
14 130 26 1 126 0,0630 18074,28154 200 7,193 0,0003150
15 140 36 1 136 0,0680 18074,28154 200 7,746 0,0003400
16 150 46 1 146 0,0730 18074,28154 200 8,299 0,0003650
17 160 56 1 156 0,0780 18074,28154 200 8,852 0,0003900
18 170 66 1 166 0,0830 18074,28154 200 9,406 0,0004150
19 180 77 1 177 0,0885 18074,28154 200 9,959 0,0004425
20 190 87 1 187 0,0935 18074,28154 200 10,512 0,0004675
21 200 97 1 197 0,0985 18074,28154 200 11,065 0,0004925
22 210 8 +2 2 208 0,1040 18074,28154 200 11,619 0,0005200
23 220 18 2 218 0,1090 18074,28154 200 12,172 0,0005450
24 230 31 2 231 0,1155 18074,28154 200 12,725 0,0005775
25 240 42 2 242 0,1210 18074,28154 200 13,279 0,0006050
26 250 52 2 252 0,1260 18074,28154 200 13,832 0,0006300
27 260 66 2 266 0,1330 18074,28154 200 14,385 0,0006650
28 270 77 2 277 0,1385 18074,28154 200 14,938 0,0006925
29 280 92 2 292 0,1460 18074,28154 200 15,492 0,0007300
30 290 4 +3 3 304 0,1520 18074,28154 200 16,045 0,0007600
31 300 20 3 320 0,1600 18074,28154 200 16,598 0,0008000
32 310 34 3 334 0,1670 18074,28154 200 17,151 0,0008350
33 320 46 3 346 0,1730 18074,28154 200 17,705 0,0008650
34 330 60 3 360 0,1800 18074,28154 200 18,258 0,0009000
35 340 74 3 374 0,1870 18074,28154 200 18,811 0,0009350
36 350 86 3 386 0,1930 18074,28154 200 19,365 0,0009650
37 360 98 3 398 0,1990 18074,28154 200 19,918 0,0009950
38 370 16 +4 4 416 0,2080 18074,28154 200 20,471 0,0010400
39 380 28 4 428 0,2140 18074,28154 200 21,024 0,0010700
40 390 42 4 442 0,2210 18074,28154 200 21,578 0,0011050
41 400 52 4 452 0,2260 18074,28154 200 22,131 0,0011300
42 410 70 4 470 0,2350 18074,28154 200 22,684 0,0011750
43 420 83 4 483 0,2415 18074,28154 200 23,237 0,0012075
44 430 94 4 494 0,2470 18074,28154 200 23,791 0,0012350
45 440 14 +5 5 514 0,2570 18074,28154 200 24,344 0,0012850
46 450 24 5 524 0,2620 18074,28154 200 24,897 0,0013100
47 460 52 5 552 0,2760 18074,28154 200 25,451 0,0013800
48 470 64 5 564 0,2820 18074,28154 200 26,0038 0,0014100
49 480 75 5 575 0,2875 18074,28154 200 26,5571 0,0014375
50 490 98 5 598 0,2990 18074,28154 200 27,1103 0,0014950
51 500 15 +6 6 615 0,3075 18074,28154 200 27,6636 0,0015375
52 510 37 6 637 0,3185 18074,28154 200 28,2169 0,0015925
53 520 58 6 658 0,3290 18074,28154 200 28,7702 0,0016450
54 530 83 6 683 0,3415 18074,28154 200 29,3234 0,0017075
55 540 10 +7 7 710 0,3550 18074,28154 200 29,8767 0,0017750
56 550 33 7 733 0,3665 18074,28154 200 30,4300 0,0018325
57 560 70 7 770 0,3850 18074,28154 200 30,9833 0,0019250
58 570 3 +8 8 803 0,4015 18074,28154 200 31,5365 0,0020075
59 580 50 8 850 0,4250 18074,28154 201 32,0898 0,0021144
60 570 90 +9 9 990 0,4950 18074,28154 202 31,5365 0,0024505
61 560 40 +10 10 1040 0,5200 18074,28154 203 30,9833 0,0025616
172

BENDA UJI SILINDER 5 - BA10 Tegangan max 19,859 MPa


Berat 12,6 Kg Diameter 149,8 mm 40% T max 7,944 MPa
3
Wc 2367,2825 kg/m Tinggi 302 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0
No τ ε
(KN) Dial + x 0,001 (mm) (mm) (mm2) (mm) (N/mm2)
1 0 0 0 0,0000 17624,3662 200 0,0000 0,0000000
2 10 5 5 0,0025 17624,3662 200 0,5674 0,0000125
3 20 9 9 0,0045 17624,3662 200 1,1348 0,0000225
4 30 16 16 0,0080 17624,3662 200 1,7022 0,0000400
5 40 24 24 0,0120 17624,3662 200 2,2696 0,0000600
6 50 33 33 0,0165 17624,3662 200 2,8370 0,0000825
7 60 45 45 0,0225 17624,3662 200 3,4044 0,0001125
8 70 54 54 0,0270 17624,3662 200 3,9718 0,0001350
9 80 64 64 0,0320 17624,3662 200 4,5392 0,0001600
10 90 74 74 0,0370 17624,3662 200 5,1066 0,0001850
11 100 84 84 0,0420 17624,3662 200 5,6740 0,0002100
12 110 94 94 0,0470 17624,3662 200 6,2414 0,0002350
13 120 4 +1 1 104 0,0520 17624,3662 200 6,8088 0,0002600
14 130 14 1 114 0,0570 17624,3662 200 7,3762 0,0002850
15 140 26 1 126 0,0630 17624,3662 200 7,9435 0,0003150
16 150 40 1 140 0,0700 17624,3662 200 8,5109 0,0003500
17 160 54 1 154 0,0770 17624,3662 200 9,0783 0,0003850
18 170 64 1 164 0,0820 17624,3662 200 9,6457 0,0004100
19 180 77 1 177 0,0885 17624,3662 200 10,2131 0,0004425
20 190 84 1 184 0,0920 17624,3662 200 10,7805 0,0004600
21 200 97 1 197 0,0985 17624,3662 200 11,3479 0,0004925
22 210 6 +2 2 206 0,1030 17624,3662 200 11,9153 0,0005150
23 220 16 2 216 0,1080 17624,3662 200 12,4827 0,0005400
24 230 25 2 225 0,1125 17624,3662 200 13,0501 0,0005625
25 240 36 2 236 0,1180 17624,3662 200 13,6175 0,0005900
26 250 56 2 256 0,1280 17624,3662 200 14,1849 0,0006400
27 260 74 2 274 0,1370 17624,3662 200 14,7523 0,0006850
28 270 94 2 294 0,1470 17624,3662 200 15,3197 0,0007350
29 280 19 +3 3 319 0,1595 17624,3662 200 15,8871 0,0007975
30 290 80 3 380 0,1900 17624,3662 200 16,4545 0,0009500
31 300 11 +5 5 511 0,2555 17624,3662 200 17,0219 0,0012775
32 310 20 +6 6 620 0,3100 17624,3662 200 17,5893 0,0015500
33 320 80 6 680 0,3400 17624,3662 200 18,1567 0,0017000
34 330 30 +7 7 730 0,3650 17624,3662 200 18,7241 0,0018250
35 340 70 +8 8 870 0,4350 17624,3662 200 19,2915 0,0021750
36 350 60 +10 10 1060 0,5300 17624,3662 200 19,8589 0,0026500
37 340 20 +12 12 1220 0,6100 17624,3662 200 19,2915 0,0030500
38 330 20 +13 13 1320 0,6600 17624,3662 200 18,7241 0,0033000
173

BENDA UJI SILINDER 1 - BA15 Tegangan max 32,084 MPa


Berat 12,55 Kg Diameter 150,4 mm 40% T max 12,834 MPa
3
Wc 2354,7072 kg/m Tinggi 300 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) x 0,001 (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17765,83212 200 0,000 0,0000000
2 10 8 8 0,0040 17765,83212 200 0,563 0,0000200
3 20 19 19 0,0095 17765,83212 200 1,126 0,0000475
4 30 28 28 0,0140 17765,83212 200 1,689 0,0000700
5 40 42 42 0,0210 17765,83212 200 2,252 0,0001050
6 50 54 54 0,0270 17765,83212 200 2,814 0,0001350
7 60 63 63 0,0315 17765,83212 200 3,377 0,0001575
8 70 72 72 0,0360 17765,83212 200 3,940 0,0001800
9 80 83 83 0,0415 17765,83212 200 4,503 0,0002075
10 90 92 92 0,0460 17765,83212 200 5,066 0,0002300
11 100 4 +1 1 104 0,0520 17765,83212 200 5,629 0,0002600
12 110 12 1 112 0,0560 17765,83212 200 6,192 0,0002800
13 120 24 1 124 0,0620 17765,83212 200 6,755 0,0003100
14 130 34 1 134 0,0670 17765,83212 200 7,317 0,0003350
15 140 44 1 144 0,0720 17765,83212 200 7,880 0,0003600
16 150 54 1 154 0,0770 17765,83212 200 8,443 0,0003850
17 160 64 1 164 0,0820 17765,83212 200 9,006 0,0004100
18 170 76 1 176 0,0880 17765,83212 200 9,569 0,0004400
19 180 85 1 185 0,0925 17765,83212 200 10,132 0,0004625
20 190 98 1 198 0,0990 17765,83212 200 10,695 0,0004950
21 200 9 +2 2 209 0,1045 17765,83212 200 11,258 0,0005225
22 210 18 2 218 0,1090 17765,83212 200 11,820 0,0005450
23 220 28 2 228 0,1140 17765,83212 200 12,383 0,0005700
24 230 42 2 242 0,1210 17765,83212 200 12,946 0,0006050
25 240 53 2 253 0,1265 17765,83212 200 13,509 0,0006325
26 250 64 2 264 0,1320 17765,83212 200 14,072 0,0006600
27 260 76 2 276 0,1380 17765,83212 200 14,635 0,0006900
28 270 86 2 286 0,1430 17765,83212 200 15,198 0,0007150
29 280 98 2 298 0,1490 17765,83212 200 15,761 0,0007450
30 290 11 +3 3 311 0,1555 17765,83212 200 16,323 0,0007775
31 300 30 3 330 0,1650 17765,83212 200 16,886 0,0008250
32 310 42 3 342 0,1710 17765,83212 200 17,449 0,0008550
33 320 54 3 354 0,1770 17765,83212 200 18,012 0,0008850
34 330 68 3 368 0,1840 17765,83212 200 18,575 0,0009200
35 340 82 3 382 0,1910 17765,83212 200 19,138 0,0009550
36 350 95 3 395 0,1975 17765,83212 200 19,701 0,0009875
37 360 8 +4 4 408 0,2040 17765,83212 200 20,264 0,0010200
38 370 26 4 426 0,2130 17765,83212 200 20,826 0,0010650
39 380 42 4 442 0,2210 17765,83212 200 21,389 0,0011050
40 390 52 4 452 0,2260 17765,83212 200 21,952 0,0011300
41 400 70 4 470 0,2350 17765,83212 200 22,515 0,0011750
42 410 84 4 484 0,2420 17765,83212 200 23,078 0,0012100
43 420 98 4 498 0,2490 17765,83212 200 23,641 0,0012450
44 430 20 +5 5 520 0,2600 17765,83212 200 24,204 0,0013000
45 440 33 5 533 0,2665 17765,83212 200 24,767 0,0013325
46 450 68 5 568 0,2840 17765,83212 200 25,330 0,0014200
47 460 82 5 582 0,2910 17765,83212 200 25,892 0,0014550
48 470 95 5 595 0,2975 17765,83212 201 26,455 0,0014801
49 480 15 +6 6 615 0,3075 17765,83212 202 27,018 0,0015223
50 490 35 6 635 0,3175 17765,83212 203 27,581 0,0015640
51 500 48 6 648 0,3240 17765,83212 204 28,144 0,0015882
52 510 65 6 665 0,3325 17765,83212 205 28,707 0,0016220
53 520 92 6 692 0,3460 17765,83212 206 29,270 0,0016796
54 530 15 +7 7 715 0,3575 17765,83212 207 29,833 0,0017271
55 540 45 7 745 0,3725 17765,83212 208 30,395 0,0017909
56 550 75 7 775 0,3875 17765,83212 209 30,958 0,0018541
57 560 35 +8 8 835 0,4175 17765,83212 210 31,521 0,0019881
58 570 10 +9 9 910 0,4550 17765,83212 211 32,084 0,0021564
59 560 60 +10 10 1060 0,5300 17765,83212 212 31,521 0,0025000
60 550 90 10 1090 0,5450 17765,83212 213 30,958 0,0025587
174

BENDA UJI SILINDER 2 - BA15 Tegangan max 24,140 MPa


Berat 12,65 Kg Diameter 150,6 mm 40% T max 9,656 MPa
3
Wc 2322,2727 kg/m Tinggi 305,8 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17813,11 200 0,0000 0,0000000
2 10 4 4 0,0020 17813,11 200 0,5614 0,0000100
3 20 10 10 0,0050 17813,11 200 1,1228 0,0000250
4 30 15 15 0,0075 17813,11 200 1,6842 0,0000375
5 40 25 25 0,0125 17813,11 200 2,2455 0,0000625
6 50 33 33 0,0165 17813,11 200 2,8069 0,0000825
7 60 40 40 0,0200 17813,11 200 3,3683 0,0001000
8 70 48 48 0,0240 17813,11 200 3,9297 0,0001200
9 80 56 56 0,0280 17813,11 200 4,4911 0,0001400
10 90 64 64 0,0320 17813,11 200 5,0525 0,0001600
11 100 70 70 0,0350 17813,11 200 5,6138 0,0001750
12 110 80 80 0,0400 17813,11 200 6,1752 0,0002000
13 120 90 90 0,0450 17813,11 200 6,7366 0,0002250
14 130 98 98 0,0490 17813,11 200 7,2980 0,0002450
15 140 8 +1 1 108 0,0540 17813,11 200 7,8594 0,0002700
16 150 15 1 115 0,0575 17813,11 200 8,4208 0,0002875
17 160 24 1 124 0,0620 17813,11 200 8,9821 0,0003100
18 170 38 1 138 0,0690 17813,11 200 9,5435 0,0003450
19 180 48 1 148 0,0740 17813,11 200 10,1049 0,0003700
20 190 65 1 165 0,0825 17813,11 200 10,6663 0,0004125
21 200 70 1 170 0,0850 17813,11 200 11,2277 0,0004250
22 210 85 1 185 0,0925 17813,11 200 11,7891 0,0004625
23 220 94 1 194 0,0970 17813,11 200 12,3505 0,0004850
24 230 5 +2 2 205 0,1025 17813,11 200 12,9118 0,0005125
25 240 8 2 208 0,1040 17813,11 200 13,4732 0,0005200
26 250 25 2 225 0,1125 17813,11 200 14,0346 0,0005625
27 260 41 2 241 0,1205 17813,11 200 14,5960 0,0006025
28 270 54 2 254 0,1270 17813,11 200 15,1574 0,0006350
29 280 65 2 265 0,1325 17813,11 200 15,7188 0,0006625
30 290 85 2 285 0,1425 17813,11 200 16,2801 0,0007125
31 300 98 2 298 0,1490 17813,11 200 16,8415 0,0007450
32 310 27 +3 3 327 0,1635 17813,11 200 17,4029 0,0008175
33 320 35 3 335 0,1675 17813,11 200 17,9643 0,0008375
34 330 50 3 350 0,1750 17813,11 200 18,5257 0,0008750
35 340 74 3 374 0,1870 17813,11 200 19,0871 0,0009350
36 350 95 3 395 0,1975 17813,11 200 19,6484 0,0009875
37 360 12 +4 4 412 0,2060 17813,11 200 20,2098 0,0010300
38 370 60 4 460 0,2300 17813,11 200 20,7712 0,0011500
39 380 95 4 495 0,2475 17813,11 200 21,3326 0,0012375
40 390 60 +5 5 560 0,2800 17813,11 200 21,8940 0,0014000
41 400 10 +7 7 710 0,3550 17813,11 200 22,4554 0,0017750
42 410 10 +8 8 810 0,4050 17813,11 200 23,0168 0,0020250
43 420 90 8 890 0,4450 17813,11 200 23,5781 0,0022250
44 430 50 +10 10 1050 0,5250 17813,11 200 24,1395 0,0026250
45 420 10 +16 16 1610 0,8050 17813,11 200 23,5781 0,0040250
46 410 90 16 1690 0,8450 17813,11 200 23,0168 0,0042250
175

BENDA UJI SILINDER 3 - BA15 Tegangan max 35,509 MPa


Berat 12,8 Kg Diameter 150,3 mm 40% T max 14,203 MPa
3
Wc 2388,8847 kg/m Tinggi 302 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) x 0,001 (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17742,2152 200 0,000 0,0000000
2 10 8 8 0,0040 17742,2152 200 0,564 0,0000200
3 20 11 11 0,0055 17742,2152 200 1,127 0,0000275
4 30 15 15 0,0075 17742,2152 200 1,691 0,0000375
5 40 20 20 0,0100 17742,2152 200 2,255 0,0000500
6 50 25 25 0,0125 17742,2152 200 2,818 0,0000625
7 60 30 30 0,0150 17742,2152 200 3,382 0,0000750
8 70 36 36 0,0180 17742,2152 200 3,945 0,0000900
9 80 42 42 0,0210 17742,2152 200 4,509 0,0001050
10 90 48 48 0,0240 17742,2152 200 5,073 0,0001200
11 100 55 55 0,0275 17742,2152 200 5,636 0,0001375
12 110 62 62 0,0310 17742,2152 200 6,200 0,0001550
13 120 67 67 0,0335 17742,2152 200 6,764 0,0001675
14 130 78 78 0,0390 17742,2152 200 7,327 0,0001950
15 140 84 84 0,0420 17742,2152 200 7,891 0,0002100
16 150 90 90 0,0450 17742,2152 200 8,454 0,0002250
17 160 96 96 0,0480 17742,2152 200 9,018 0,0002400
18 170 5 +1 1 105 0,0525 17742,2152 200 9,582 0,0002625
19 180 9 1 109 0,0545 17742,2152 200 10,145 0,0002725
20 190 16 1 116 0,0580 17742,2152 200 10,709 0,0002900
21 200 24 1 124 0,0620 17742,2152 200 11,273 0,0003100
22 210 30 1 130 0,0650 17742,2152 200 11,836 0,0003250
23 220 37 1 137 0,0685 17742,2152 200 12,400 0,0003425
24 230 46 1 146 0,0730 17742,2152 200 12,963 0,0003650
25 240 53 1 153 0,0765 17742,2152 200 13,527 0,0003825
26 250 64 1 164 0,0820 17742,2152 200 14,091 0,0004100
27 260 70 1 170 0,0850 17742,2152 200 14,654 0,0004250
28 270 75 1 175 0,0875 17742,2152 200 15,218 0,0004375
29 280 90 1 190 0,0950 17742,2152 200 15,782 0,0004750
30 290 98 1 198 0,0990 17742,2152 200 16,345 0,0004950
31 300 5 +2 2 205 0,1025 17742,2152 200 16,909 0,0005125
32 310 23 2 223 0,1115 17742,2152 200 17,472 0,0005575
33 320 35 2 235 0,1175 17742,2152 200 18,036 0,0005875
34 330 48 2 248 0,1240 17742,2152 200 18,600 0,0006200
35 340 65 2 265 0,1325 17742,2152 200 19,163 0,0006625
36 350 78 2 278 0,1390 17742,2152 200 19,727 0,0006950
37 360 84 2 284 0,1420 17742,2152 200 20,291 0,0007100
38 370 96 2 296 0,1480 17742,2152 200 20,854 0,0007400
39 380 8 +3 3 308 0,1540 17742,2152 200 21,418 0,0007700
40 390 15 3 315 0,1575 17742,2152 200 21,981 0,0007875
41 400 20 3 320 0,1600 17742,2152 200 22,545 0,0008000
42 410 30 3 330 0,1650 17742,2152 200 23,109 0,0008250
43 420 41 3 341 0,1705 17742,2152 200 23,672 0,0008525
44 430 51 3 351 0,1755 17742,2152 200 24,236 0,0008775
45 440 62 3 362 0,1810 17742,2152 200 24,800 0,0009050
46 450 76 3 376 0,1880 17742,2152 200 25,363 0,0009400
47 460 86 3 386 0,1930 17742,2152 200 25,927 0,0009650
48 470 98 3 398 0,1990 17742,2152 200 26,4905 0,0009950
49 480 5 +4 4 405 0,2025 17742,2152 200 27,0541 0,0010125
50 490 20 4 420 0,2100 17742,2152 201 27,6177 0,0010448
51 500 30 4 430 0,2150 17742,2152 202 28,1814 0,0010644
52 510 45 4 445 0,2225 17742,2152 203 28,7450 0,0010961
53 520 65 4 465 0,2325 17742,2152 204 29,3086 0,0011397
54 530 85 4 485 0,2425 17742,2152 205 29,8723 0,0011829
55 540 3 +5 5 503 0,2515 17742,2152 206 30,4359 0,0012209
56 550 15 5 515 0,2575 17742,2152 207 30,9995 0,0012440
57 560 55 5 555 0,2775 17742,2152 208 31,5631 0,0013341
58 570 72 5 572 0,2860 17742,2152 209 32,1268 0,0013684
59 580 10 +6 6 610 0,3050 17742,2152 210 32,6904 0,0014524
60 590 30 6 630 0,3150 17742,2152 211 33,2540 0,0014929
61 600 55 6 655 0,3275 17742,2152 212 33,8176 0,0015448
62 610 85 6 685 0,3425 17742,2152 213 34,3813 0,0016080
63 620 50 +7 7 750 0,3750 17742,2152 214 34,9449 0,0017523
64 630 90 +8 8 890 0,4450 17742,2152 215 35,5085 0,0020698
65 620 30 +9 9 930 0,4650 17742,2152 216 34,9449 0,0021528
66 610 90 9 990 0,4950 17742,2152 217 34,3813 0,0022811
176

BENDA UJI SILINDER 4 - BA15 Tegangan max 33,705 MPa


Berat 12,85 Kg Diameter 151,8 mm 40% T max 13,482 MPa
3
Wc 2355,3444 kg/m Tinggi 301,45 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) x 0,001 (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 18098,11837 200 0,000 0,0000000
2 10 8 8 0,0040 18098,11837 200 0,553 0,0000200
3 20 14 14 0,0070 18098,11837 200 1,105 0,0000350
4 30 21 21 0,0105 18098,11837 200 1,658 0,0000525
5 40 28 28 0,0140 18098,11837 200 2,210 0,0000700
6 50 37 37 0,0185 18098,11837 200 2,763 0,0000925
7 60 44 44 0,0220 18098,11837 200 3,315 0,0001100
8 70 52 52 0,0260 18098,11837 200 3,868 0,0001300
9 80 58 58 0,0290 18098,11837 200 4,420 0,0001450
10 90 67 67 0,0335 18098,11837 200 4,973 0,0001675
11 100 76 76 0,0380 18098,11837 200 5,525 0,0001900
12 110 84 84 0,0420 18098,11837 200 6,078 0,0002100
13 120 92 92 0,0460 18098,11837 200 6,631 0,0002300
14 130 98 98 0,0490 18098,11837 200 7,183 0,0002450
15 140 7 +1 1 107 0,0535 18098,11837 200 7,736 0,0002675
16 150 18 1 118 0,0590 18098,11837 200 8,288 0,0002950
17 160 26 1 126 0,0630 18098,11837 200 8,841 0,0003150
18 170 35 1 135 0,0675 18098,11837 200 9,393 0,0003375
19 180 45 1 145 0,0725 18098,11837 200 9,946 0,0003625
20 190 54 1 154 0,0770 18098,11837 200 10,498 0,0003850
21 200 65 1 165 0,0825 18098,11837 200 11,051 0,0004125
22 210 73 1 173 0,0865 18098,11837 200 11,603 0,0004325
23 220 82 1 182 0,0910 18098,11837 200 12,156 0,0004550
24 230 94 1 194 0,0970 18098,11837 200 12,709 0,0004850
25 240 6 +2 2 206 0,1030 18098,11837 200 13,261 0,0005150
26 250 14 2 214 0,1070 18098,11837 200 13,814 0,0005350
27 260 22 2 222 0,1110 18098,11837 200 14,366 0,0005550
28 270 32 2 232 0,1160 18098,11837 200 14,919 0,0005800
29 280 42 2 242 0,1210 18098,11837 200 15,471 0,0006050
30 290 52 2 252 0,1260 18098,11837 200 16,024 0,0006300
31 300 75 2 275 0,1375 18098,11837 200 16,576 0,0006875
32 310 80 2 280 0,1400 18098,11837 200 17,129 0,0007000
33 320 86 2 286 0,1430 18098,11837 200 17,681 0,0007150
34 330 95 2 295 0,1475 18098,11837 200 18,234 0,0007375
35 340 4 +3 3 304 0,1520 18098,11837 200 18,786 0,0007600
36 350 35 3 335 0,1675 18098,11837 200 19,339 0,0008375
37 360 45 3 345 0,1725 18098,11837 200 19,892 0,0008625
38 370 60 3 360 0,1800 18098,11837 200 20,444 0,0009000
39 380 78 3 378 0,1890 18098,11837 200 20,997 0,0009450
40 390 83 3 383 0,1915 18098,11837 200 21,549 0,0009575
41 400 95 3 395 0,1975 18098,11837 200 22,102 0,0009875
42 410 10 +4 4 410 0,2050 18098,11837 200 22,654 0,0010250
43 420 22 4 422 0,2110 18098,11837 200 23,207 0,0010550
44 430 33 4 433 0,2165 18098,11837 200 23,759 0,0010825
45 440 44 4 444 0,2220 18098,11837 200 24,312 0,0011100
46 450 62 4 462 0,2310 18098,11837 200 24,864 0,0011550
47 460 76 4 476 0,2380 18098,11837 200 25,417 0,0011900
48 470 98 4 498 0,2490 18098,11837 200 25,9696 0,0012450
49 480 10 +5 5 510 0,2550 18098,11837 200 26,5221 0,0012750
50 490 40 5 540 0,2700 18098,11837 200 27,0746 0,0013500
51 500 60 5 560 0,2800 18098,11837 200 27,6272 0,0014000
52 510 75 5 575 0,2875 18098,11837 200 28,1797 0,0014375
53 520 98 5 598 0,2990 18098,11837 200 28,7323 0,0014950
54 530 25 +6 6 625 0,3125 18098,11837 200 29,2848 0,0015625
55 540 55 6 655 0,3275 18098,11837 200 29,8374 0,0016375
56 550 75 6 675 0,3375 18098,11837 200 30,3899 0,0016875
57 560 4 +7 7 704 0,3520 18098,11837 200 30,9424 0,0017600
58 570 35 7 735 0,3675 18098,11837 200 31,4950 0,0018375
59 580 60 7 760 0,3800 18098,11837 201 32,0475 0,0018905
60 590 4 +8 8 804 0,4020 18098,11837 202 32,6001 0,0019901
61 600 50 8 850 0,4250 18098,11837 203 33,1526 0,0020936
62 610 50 +9 9 950 0,4750 18098,11837 204 33,7052 0,0023284
177

BENDA UJI SILINDER 5 - BA15 Tegangan max 35,986 MPa


Berat 12,7 Kg Diameter 149,3 mm 40% T max 14,394 MPa
3
Wc 2384,7069 kg/m Tinggi 304,2 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0
No τ ε
(KN) Dial + x 0,001 (mm) (mm) (mm2) (mm) (N/mm2)
1 0 0 0 0,0000 17506,90991 200 0,0000 0,0000000
2 10 20 20 0,0100 17506,90991 200 0,5712 0,0000500
3 20 25 25 0,0125 17506,90991 200 1,1424 0,0000625
4 30 30 30 0,0150 17506,90991 200 1,7136 0,0000750
5 40 32 32 0,0160 17506,90991 200 2,2848 0,0000800
6 50 36 36 0,0180 17506,90991 200 2,8560 0,0000900
7 60 46 46 0,0230 17506,90991 200 3,4272 0,0001150
8 70 55 55 0,0275 17506,90991 200 3,9984 0,0001375
9 80 65 65 0,0325 17506,90991 200 4,5696 0,0001625
10 90 76 76 0,0380 17506,90991 200 5,1408 0,0001900
11 100 84 84 0,0420 17506,90991 200 5,7120 0,0002100
12 110 95 95 0,0475 17506,90991 200 6,2832 0,0002375
13 120 5 +1 1 105 0,0525 17506,90991 200 6,8544 0,0002625
14 130 11 1 111 0,0555 17506,90991 200 7,4256 0,0002775
15 140 26 1 126 0,0630 17506,90991 200 7,9968 0,0003150
16 150 35 1 135 0,0675 17506,90991 200 8,5680 0,0003375
17 160 45 1 145 0,0725 17506,90991 200 9,1392 0,0003625
18 170 55 1 155 0,0775 17506,90991 200 9,7105 0,0003875
19 180 65 1 165 0,0825 17506,90991 200 10,2817 0,0004125
20 190 75 1 175 0,0875 17506,90991 200 10,8529 0,0004375
21 200 85 1 185 0,0925 17506,90991 200 11,4241 0,0004625
22 210 95 1 195 0,0975 17506,90991 200 11,9953 0,0004875
23 220 5 +2 2 205 0,1025 17506,90991 200 12,5665 0,0005125
24 230 16 2 216 0,1080 17506,90991 200 13,1377 0,0005400
25 240 26 2 226 0,1130 17506,90991 200 13,7089 0,0005650
26 250 37 2 237 0,1185 17506,90991 200 14,2801 0,0005925
27 260 48 2 248 0,1240 17506,90991 200 14,8513 0,0006200
28 270 58 2 258 0,1290 17506,90991 200 15,4225 0,0006450
29 280 68 2 268 0,1340 17506,90991 200 15,9937 0,0006700
30 290 82 2 282 0,1410 17506,90991 200 16,5649 0,0007050
31 300 95 2 295 0,1475 17506,90991 200 17,1361 0,0007375
32 310 5 +3 3 305 0,1525 17506,90991 200 17,7073 0,0007625
33 320 12 3 312 0,1560 17506,90991 200 18,2785 0,0007800
34 330 25 3 325 0,1625 17506,90991 200 18,8497 0,0008125
35 340 38 3 338 0,1690 17506,90991 200 19,4209 0,0008450
36 350 48 3 348 0,1740 17506,90991 200 19,9921 0,0008700
37 360 65 3 365 0,1825 17506,90991 200 20,5633 0,0009125
38 370 77 3 377 0,1885 17506,90991 200 21,1345 0,0009425
39 380 88 3 388 0,1940 17506,90991 200 21,7057 0,0009700
40 390 2 +4 4 402 0,2010 17506,90991 200 22,2769 0,0010050
41 400 13 4 413 0,2065 17506,90991 200 22,8481 0,0010325
42 410 27 4 427 0,2135 17506,90991 200 23,4193 0,0010675
43 420 38 4 438 0,2190 17506,90991 200 23,9905 0,0010950
44 430 52 4 452 0,2260 17506,90991 200 24,5617 0,0011300
45 440 68 4 468 0,2340 17506,90991 200 25,1329 0,0011700
46 450 84 4 484 0,2420 17506,90991 200 25,7041 0,0012100
47 460 2 +5 5 502 0,2510 17506,90991 200 26,2753 0,0012550
48 470 15 5 515 0,2575 17506,90991 200 26,8465 0,0012875
49 480 30 5 530 0,2650 17506,90991 200 27,4177 0,0013250
50 490 50 5 550 0,2750 17506,90991 200 27,9889 0,0013750
51 500 62 5 562 0,2810 17506,90991 200 28,5602 0,0014050
52 510 80 5 580 0,2900 17506,90991 200 29,1314 0,0014500
53 520 8 +6 6 608 0,3040 17506,90991 200 29,7026 0,0015200
54 530 23 6 623 0,3115 17506,90991 200 30,2738 0,0015575
55 540 43 6 643 0,3215 17506,90991 200 30,8450 0,0016075
56 550 63 6 663 0,3315 17506,90991 200 31,4162 0,0016575
57 560 88 6 688 0,3440 17506,90991 200 31,9874 0,0017200
58 570 11 +7 7 711 0,3555 17506,90991 201 32,5586 0,0017687
59 580 36 7 736 0,3680 17506,90991 202 33,1298 0,0018218
60 590 66 7 766 0,3830 17506,90991 203 33,7010 0,0018867
61 600 95 7 795 0,3975 17506,90991 204 34,2722 0,0019485
62 610 40 +8 8 840 0,4200 17506,90991 205 34,8434 0,0020488
63 620 80 8 880 0,4400 17506,90991 206 35,4146 0,0021359
64 630 60 +9 9 960 0,4800 17506,90991 207 35,9858 0,0023188
65 620 40 +11 11 1140 0,5700 17506,90991 208 35,4146 0,0027404
66 610 10 +12 12 1210 0,6050 17506,90991 209 34,8434 0,0028947
178

BENDA UJI SILINDER 1 - BA20 Tegangan max 28,791 MPa


Berat 12,45 Kg Diameter 148,7 mm 40% T max 11,516 MPa
3
Wc 2372,2643 kg/m Tinggi 302,2 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) x 0,001 (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17366,48072 200 0,000 0,0000000
2 10 3 3 0,0015 17366,48072 200 0,576 0,0000075
3 20 8 8 0,0040 17366,48072 200 1,152 0,0000200
4 30 16 16 0,0080 17366,48072 200 1,727 0,0000400
5 40 28 28 0,0140 17366,48072 200 2,303 0,0000700
6 50 38 38 0,0190 17366,48072 200 2,879 0,0000950
7 60 52 52 0,0260 17366,48072 200 3,455 0,0001300
8 70 62 62 0,0310 17366,48072 200 4,031 0,0001550
9 80 76 76 0,0380 17366,48072 200 4,607 0,0001900
10 90 88 88 0,0440 17366,48072 200 5,182 0,0002200
11 100 2 +1 1 102 0,0510 17366,48072 200 5,758 0,0002550
12 110 13 1 113 0,0565 17366,48072 200 6,334 0,0002825
13 120 26 1 126 0,0630 17366,48072 200 6,910 0,0003150
14 130 36 1 136 0,0680 17366,48072 200 7,486 0,0003400
15 140 48 1 148 0,0740 17366,48072 200 8,062 0,0003700
16 150 60 1 160 0,0800 17366,48072 200 8,637 0,0004000
17 160 75 1 175 0,0875 17366,48072 200 9,213 0,0004375
18 170 87 1 187 0,0935 17366,48072 200 9,789 0,0004675
19 180 3 +2 2 203 0,1015 17366,48072 200 10,365 0,0005075
20 190 14 2 214 0,1070 17366,48072 200 10,941 0,0005350
21 200 27 2 227 0,1135 17366,48072 200 11,516 0,0005675
22 210 34 2 234 0,1170 17366,48072 200 12,092 0,0005850
23 220 40 2 240 0,1200 17366,48072 200 12,668 0,0006000
24 230 47 2 247 0,1235 17366,48072 200 13,244 0,0006175
25 240 53 2 253 0,1265 17366,48072 200 13,820 0,0006325
26 250 60 2 260 0,1300 17366,48072 200 14,396 0,0006500
27 260 72 2 272 0,1360 17366,48072 200 14,971 0,0006800
28 270 82 2 282 0,1410 17366,48072 200 15,547 0,0007050
29 280 92 2 292 0,1460 17366,48072 200 16,123 0,0007300
30 290 6 +3 3 306 0,1530 17366,48072 200 16,699 0,0007650
31 300 19 3 319 0,1595 17366,48072 200 17,275 0,0007975
32 310 26 3 326 0,1630 17366,48072 200 17,850 0,0008150
33 320 38 3 338 0,1690 17366,48072 200 18,426 0,0008450
34 330 48 3 348 0,1740 17366,48072 200 19,002 0,0008700
35 340 65 3 365 0,1825 17366,48072 200 19,578 0,0009125
36 350 85 3 385 0,1925 17366,48072 200 20,154 0,0009625
37 360 2 +4 4 402 0,2010 17366,48072 200 20,730 0,0010050
38 370 11 4 411 0,2055 17366,48072 200 21,305 0,0010275
39 380 28 4 428 0,2140 17366,48072 200 21,881 0,0010700
40 390 40 4 440 0,2200 17366,48072 200 22,457 0,0011000
41 400 58 4 458 0,2290 17366,48072 200 23,033 0,0011450
42 410 76 4 476 0,2380 17366,48072 200 23,609 0,0011900
43 420 98 4 498 0,2490 17366,48072 200 24,185 0,0012450
44 430 23 +5 5 523 0,2615 17366,48072 200 24,760 0,0013075
45 440 44 5 544 0,2720 17366,48072 200 25,336 0,0013600
46 450 70 5 570 0,2850 17366,48072 200 25,912 0,0014250
47 460 94 5 594 0,2970 17366,48072 200 26,488 0,0014850
48 470 18 +6 6 618 0,3090 17366,48072 201 27,064 0,0015373
49 480 65 6 665 0,3325 17366,48072 202 27,639 0,0016460
50 490 13 +7 7 713 0,3565 17366,48072 203 28,215 0,0017562
51 500 80 7 780 0,3900 17366,48072 204 28,791 0,0019118
52 490 90 +8 8 890 0,4450 17366,48072 205 28,215 0,0021707
53 480 30 +9 9 930 0,4650 17366,48072 206 27,639 0,0022573
179

BENDA UJI SILINDER 2 - BA20 Tegangan max 34,439 MPa


Berat 12,4 Kg Diameter 149,5 mm 40% T max 13,776 MPa
3
Wc 2333,6569 kg/m Tinggi 302,7 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17553,85 200 0,0000 0,0000000
2 10 11 11 0,0055 17553,85 200 0,5697 0,0000275
3 20 20 20 0,0100 17553,85 200 1,1394 0,0000500
4 30 30 30 0,0150 17553,85 200 1,7090 0,0000750
5 40 42 42 0,0210 17553,85 200 2,2787 0,0001050
6 50 52 52 0,0260 17553,85 200 2,8484 0,0001300
7 60 63 63 0,0315 17553,85 200 3,4181 0,0001575
8 70 76 76 0,0380 17553,85 200 3,9877 0,0001900
9 80 85 85 0,0425 17553,85 200 4,5574 0,0002125
10 90 95 95 0,0475 17553,85 200 5,1271 0,0002375
11 100 5 +1 1 105 0,0525 17553,85 200 5,6968 0,0002625
12 110 15 1 115 0,0575 17553,85 200 6,2664 0,0002875
13 120 26 1 126 0,0630 17553,85 200 6,8361 0,0003150
14 130 37 1 137 0,0685 17553,85 200 7,4058 0,0003425
15 140 48 1 148 0,0740 17553,85 200 7,9755 0,0003700
16 150 55 1 155 0,0775 17553,85 200 8,5451 0,0003875
17 160 64 1 164 0,0820 17553,85 200 9,1148 0,0004100
18 170 82 1 182 0,0910 17553,85 200 9,6845 0,0004550
19 180 91 1 191 0,0955 17553,85 200 10,2542 0,0004775
20 190 2 +2 2 202 0,1010 17553,85 200 10,8238 0,0005050
21 200 10 2 210 0,1050 17553,85 200 11,3935 0,0005250
22 210 22 2 222 0,1110 17553,85 200 11,9632 0,0005550
23 220 33 2 233 0,1165 17553,85 200 12,5329 0,0005825
24 230 44 2 244 0,1220 17553,85 200 13,1025 0,0006100
25 240 52 2 252 0,1260 17553,85 200 13,6722 0,0006300
26 250 64 2 264 0,1320 17553,85 200 14,2419 0,0006600
27 260 72 2 272 0,1360 17553,85 200 14,8116 0,0006800
28 270 82 2 282 0,1410 17553,85 200 15,3812 0,0007050
29 280 95 2 295 0,1475 17553,85 200 15,9509 0,0007375
30 290 10 +3 3 310 0,1550 17553,85 200 16,5206 0,0007750
31 300 20 3 320 0,1600 17553,85 200 17,0903 0,0008000
32 310 33 3 333 0,1665 17553,85 200 17,6599 0,0008325
33 320 46 3 346 0,1730 17553,85 200 18,2296 0,0008650
34 330 58 3 358 0,1790 17553,85 200 18,7993 0,0008950
35 340 70 3 370 0,1850 17553,85 200 19,3690 0,0009250
36 350 82 3 382 0,1910 17553,85 200 19,9387 0,0009550
37 360 95 3 395 0,1975 17553,85 200 20,5083 0,0009875
38 370 8 +4 4 408 0,2040 17553,85 200 21,0780 0,0010200
39 380 19 4 419 0,2095 17553,85 200 21,6477 0,0010475
40 390 31 4 431 0,2155 17553,85 200 22,2174 0,0010775
41 400 45 4 445 0,2225 17553,85 200 22,7870 0,0011125
42 410 62 4 462 0,2310 17553,85 200 23,3567 0,0011550
43 420 73 4 473 0,2365 17553,85 200 23,9264 0,0011825
44 430 85 4 485 0,2425 17553,85 200 24,4961 0,0012125
45 440 2 +5 5 502 0,2510 17553,85 200 25,0657 0,0012550
46 450 4 5 504 0,2520 17553,85 200 25,6354 0,0012600
47 460 34 5 534 0,2670 17553,85 200 26,2051 0,0013350
48 470 47 5 547 0,2735 18002,87 200 26,1070 0,0013675
49 480 71 5 571 0,2855 18002,87 201 26,6624 0,0014204
50 490 90 5 590 0,2950 18002,87 202 27,2179 0,0014604
51 500 98 5 598 0,2990 18002,87 203 27,7734 0,0014729
52 510 24 +6 6 624 0,3120 18002,87 204 28,3288 0,0015294
53 520 41 6 641 0,3205 18002,87 205 28,8843 0,0015634
54 530 90 6 690 0,3450 18002,87 206 29,4398 0,0016748
55 540 8 +7 7 708 0,3540 18002,87 207 29,9952 0,0017101
56 550 30 7 730 0,3650 18002,87 208 30,5507 0,0017548
57 560 44 7 744 0,3720 18002,87 209 31,1062 0,0017799
58 570 68 7 768 0,3840 18002,87 210 31,6616 0,0018286
59 580 80 7 780 0,3900 18002,87 211 32,2171 0,0018483
60 590 11 +8 8 811 0,4055 18002,87 212 32,7726 0,0019127
61 600 40 8 840 0,4200 18002,87 213 33,3280 0,0019718
62 610 98 8 898 0,4490 18002,87 214 33,8835 0,0020981
63 620 50 +9 9 950 0,4750 18002,87 215 34,4390 0,0022093
64 610 80 9 980 0,4900 18002,87 216 33,8835 0,0022685
65 600 20 +10 10 1020 0,5100 18002,87 217 33,3280 0,0023502
180

BENDA UJI SILINDER 3 - BA20 Tegangan max 37,178 MPa


Berat 12,35 Kg Diameter 149,2 mm 40% T max 14,871 MPa
3
Wc 2350,6878 kg/m Tinggi 300,5 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) x 0,001 (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17483,46577 200 0,000 0,0000000
2 10 11 11 0,0055 17483,46577 200 0,572 0,0000275
3 20 18 18 0,0090 17483,46577 200 1,144 0,0000450
4 30 26 26 0,0130 17483,46577 200 1,716 0,0000650
5 40 35 35 0,0175 17483,46577 200 2,288 0,0000875
6 50 43 43 0,0215 17483,46577 200 2,860 0,0001075
7 60 56 56 0,0280 17483,46577 200 3,432 0,0001400
8 70 62 62 0,0310 17483,46577 200 4,004 0,0001550
9 80 72 72 0,0360 17483,46577 200 4,576 0,0001800
10 90 76 76 0,0380 17483,46577 200 5,148 0,0001900
11 100 85 85 0,0425 17483,46577 200 5,720 0,0002125
12 110 92 92 0,0460 17483,46577 200 6,292 0,0002300
13 120 3 +1 1 103 0,0515 17483,46577 200 6,864 0,0002575
14 130 14 1 114 0,0570 17483,46577 200 7,436 0,0002850
15 140 22 1 122 0,0610 17483,46577 200 8,008 0,0003050
16 150 30 1 130 0,0650 17483,46577 200 8,580 0,0003250
17 160 36 1 136 0,0680 17483,46577 200 9,152 0,0003400
18 170 47 1 147 0,0735 17483,46577 200 9,723 0,0003675
19 180 55 1 155 0,0775 17483,46577 200 10,295 0,0003875
20 190 63 1 163 0,0815 17483,46577 200 10,867 0,0004075
21 200 80 1 180 0,0900 17483,46577 200 11,439 0,0004500
22 210 95 1 195 0,0975 17483,46577 200 12,011 0,0004875
23 220 3 +2 2 203 0,1015 17483,46577 200 12,583 0,0005075
24 230 10 2 210 0,1050 17483,46577 200 13,155 0,0005250
25 240 20 2 220 0,1100 17483,46577 200 13,727 0,0005500
26 250 31 2 231 0,1155 17483,46577 200 14,299 0,0005775
27 260 38 2 238 0,1190 17483,46577 200 14,871 0,0005950
28 270 48 2 248 0,1240 17483,46577 200 15,443 0,0006200
29 280 57 2 257 0,1285 17483,46577 200 16,015 0,0006425
30 290 67 2 267 0,1335 17483,46577 200 16,587 0,0006675
31 300 77 2 277 0,1385 17483,46577 200 17,159 0,0006925
32 310 87 2 287 0,1435 17483,46577 200 17,731 0,0007175
33 320 97 2 297 0,1485 17483,46577 200 18,303 0,0007425
34 330 3 +3 3 303 0,1515 17483,46577 200 18,875 0,0007575
35 340 9 3 309 0,1545 17483,46577 200 19,447 0,0007725
36 350 18 3 318 0,1590 17483,46577 200 20,019 0,0007950
37 360 35 3 335 0,1675 17483,46577 200 20,591 0,0008375
38 370 45 3 345 0,1725 17483,46577 200 21,163 0,0008625
39 380 62 3 362 0,1810 17483,46577 200 21,735 0,0009050
40 390 71 3 371 0,1855 17483,46577 200 22,307 0,0009275
41 400 82 3 382 0,1910 17483,46577 200 22,879 0,0009550
42 410 95 3 395 0,1975 17483,46577 200 23,451 0,0009875
43 420 5 +4 4 405 0,2025 17483,46577 200 24,023 0,0010125
44 430 19 4 419 0,2095 17483,46577 200 24,595 0,0010475
45 440 29 4 429 0,2145 17483,46577 200 25,167 0,0010725
46 450 44 4 444 0,2220 17483,46577 200 25,739 0,0011100
47 460 55 4 455 0,2275 17483,46577 200 26,311 0,0011375
48 470 68 4 468 0,2340 17483,46577 200 26,8825 0,0011700
49 480 84 4 484 0,2420 17483,46577 200 27,4545 0,0012100
50 490 3 +5 5 503 0,2515 17483,46577 201 28,0265 0,0012512
51 500 15 5 515 0,2575 17483,46577 202 28,5984 0,0012748
52 510 30 5 530 0,2650 17483,46577 203 29,1704 0,0013054
53 520 50 5 550 0,2750 17483,46577 204 29,7424 0,0013480
54 530 80 5 580 0,2900 17483,46577 205 30,3144 0,0014146
55 540 90 5 590 0,2950 17483,46577 206 30,8863 0,0014320
56 550 5 +6 6 605 0,3025 17483,46577 207 31,4583 0,0014614
57 560 20 6 620 0,3100 17483,46577 208 32,0303 0,0014904
58 570 42 6 642 0,3210 17483,46577 209 32,6022 0,0015359
59 580 55 6 655 0,3275 17483,46577 210 33,1742 0,0015595
60 590 75 6 675 0,3375 17483,46577 211 33,7462 0,0015995
61 600 10 +7 7 710 0,3550 17483,46577 212 34,3181 0,0016745
62 610 62 7 762 0,3810 17483,46577 213 34,8901 0,0017887
63 620 85 7 785 0,3925 17483,46577 214 35,4621 0,0018341
64 630 37 +8 8 837 0,4185 17483,46577 215 36,0340 0,0019465
65 640 65 8 865 0,4325 17483,46577 216 36,6060 0,0020023
66 650 25 +9 9 925 0,4625 17483,46577 217 37,1780 0,0021313
67 640 60 +10 10 1060 0,5300 17483,46577 218 36,6060 0,0024312
68 630 10 +11 11 1110 0,5550 17483,46577 219 36,0340 0,0025342
181

BENDA UJI SILINDER 4 - BA20 Tegangan max 34,018 MPa


Berat 12,65 Kg Diameter 151,1 mm 40% T max 13,607 MPa
3
Wc 2329,0158 kg/m Tinggi 302,9 mm
Beban Pembacaan Jml Nilai ∆L A0 L0 τ ε
No 2 2
(KN) Dial + x 0,001 (mm) x 0,001 (mm) (mm ) (mm) (N/mm )
1 0 0 0 0,0000 17931,5904 200 0,000 0,0000000
2 10 4 4 0,0020 17931,5904 200 0,558 0,0000100
3 20 8 8 0,0040 17931,5904 200 1,115 0,0000200
4 30 15 15 0,0075 17931,5904 200 1,673 0,0000375
5 40 22 22 0,0110 17931,5904 200 2,231 0,0000550
6 50 33 33 0,0165 17931,5904 200 2,788 0,0000825
7 60 36 36 0,0180 17931,5904 200 3,346 0,0000900
8 70 48 48 0,0240 17931,5904 200 3,904 0,0001200
9 80 52 52 0,0260 17931,5904 200 4,461 0,0001300
10 90 62 62 0,0310 17931,5904 200 5,019 0,0001550
11 100 68 68 0,0340 17931,5904 200 5,577 0,0001700
12 110 76 76 0,0380 17931,5904 200 6,134 0,0001900
13 120 85 85 0,0425 17931,5904 200 6,692 0,0002125
14 130 92 92 0,0460 17931,5904 200 7,250 0,0002300
15 140 98 98 0,0490 17931,5904 200 7,807 0,0002450
16 150 5 +1 1 105 0,0525 17931,5904 200 8,365 0,0002625
17 160 15 1 115 0,0575 17931,5904 200 8,923 0,0002875
18 170 25 1 125 0,0625 17931,5904 200 9,480 0,0003125
19 180 30 1 130 0,0650 17931,5904 200 10,038 0,0003250
20 190 40 1 140 0,0700 17931,5904 200 10,596 0,0003500
21 200 50 1 150 0,0750 17931,5904 200 11,154 0,0003750
22 210 60 1 160 0,0800 17931,5904 200 11,711 0,0004000
23 220 65 1 165 0,0825 17931,5904 200 12,269 0,0004125
24 230 80 1 180 0,0900 17931,5904 200 12,827 0,0004500
25 240 90 1 190 0,0950 17931,5904 200 13,384 0,0004750
26 250 98 1 198 0,0990 17931,5904 200 13,942 0,0004950
27 260 9 +2 2 209 0,1045 17931,5904 200 14,500 0,0005225
28 270 16 2 216 0,1080 17931,5904 200 15,057 0,0005400
29 280 26 2 226 0,1130 17931,5904 200 15,615 0,0005650
30 290 36 2 236 0,1180 17931,5904 200 16,173 0,0005900
31 300 50 2 250 0,1250 17931,5904 200 16,730 0,0006250
32 310 58 2 258 0,1290 17931,5904 200 17,288 0,0006450
33 320 65 2 265 0,1325 17931,5904 200 17,846 0,0006625
34 330 75 2 275 0,1375 17931,5904 200 18,403 0,0006875
35 340 88 2 288 0,1440 17931,5904 200 18,961 0,0007200
36 350 98 2 298 0,1490 17931,5904 200 19,519 0,0007450
37 360 15 +3 3 315 0,1575 17931,5904 200 20,076 0,0007875
38 370 25 3 325 0,1625 17931,5904 200 20,634 0,0008125
39 380 40 3 340 0,1700 17931,5904 200 21,192 0,0008500
40 390 63 3 363 0,1815 17931,5904 200 21,749 0,0009075
41 400 70 3 370 0,1850 17931,5904 200 22,307 0,0009250
42 410 78 3 378 0,1890 17931,5904 200 22,865 0,0009450
43 420 88 3 388 0,1940 17931,5904 200 23,422 0,0009700
44 430 4 +4 4 404 0,2020 17931,5904 200 23,980 0,0010100
45 440 25 4 425 0,2125 17931,5904 200 24,538 0,0010625
46 450 36 4 436 0,2180 17931,5904 200 25,095 0,0010900
47 460 46 4 446 0,2230 17931,5904 200 25,653 0,0011150
48 470 61 4 461 0,2305 17931,5904 200 26,2107 0,0011525
49 480 75 4 475 0,2375 17931,5904 200 26,7684 0,0011875
50 490 94 4 494 0,2470 17931,5904 200 27,3261 0,0012350
51 500 10 +5 5 510 0,2550 17931,5904 200 27,8838 0,0012750
52 510 34 5 534 0,2670 17931,5904 200 28,4414 0,0013350
53 520 63 5 563 0,2815 17931,5904 200 28,9991 0,0014075
54 530 86 5 586 0,2930 17931,5904 200 29,5568 0,0014650
55 540 10 +6 6 610 0,3050 17931,5904 200 30,1145 0,0015250
56 550 35 6 635 0,3175 17931,5904 200 30,6721 0,0015875
57 560 64 6 664 0,3320 17931,5904 200 31,2298 0,0016600
58 570 88 6 688 0,3440 17931,5904 200 31,7875 0,0017200
59 580 15 +7 7 715 0,3575 17931,5904 201 32,3452 0,0017786
60 590 90 7 790 0,3950 17931,5904 202 32,9028 0,0019554
61 600 50 +8 8 850 0,4250 17931,5904 203 33,4605 0,0020936
62 610 65 +9 9 965 0,4825 17931,5904 204 34,0182 0,0023652
63 600 70 +10 10 1070 0,5350 17931,5904 205 33,4605 0,0026098
64 590 40 +11 11 1140 0,5700 17931,5904 206 32,9028 0,0027670
182
183

Lampiran 13 Hasil Grafik Modulus Elastisitas Beton


30

y = -10.599.753,128x2 + 33.506,593x - 1,415


R² = 0,989
25

20
Tegangan (MPa)

15

10 ELASTIS

PLASTIS
y = 25.230,860x + 0,798
Linear
5 R² = 0,983 (ELASTIS)
Poly.
(PLASTIS)

0
0,0000000 0,0002000 0,0004000 0,0006000 0,0008000 0,0010000 0,0012000 0,0014000 0,0016000
Regangan

Gambar L-13.1 Beton Silinder 1 Kombinasi BN

30

y = -4.415.020,915x2 + 20.343,044x + 0,749


R² = 0,994
25

20
Tegangan (MPa)

15

10

5 ELASTIS
y = 19.177,687x - 0,575 PLASTIS
R² = 0,973
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000 0,0030000
Regangan

Gambar L-13.2 Beton Silinder 2 Kombinasi BN


184

30

y = -8.765.772,120x2 + 29.737,764x + 0,305


R² = 0,994
25

20
Tegangan (MPa)

15

10
ELASTIS

PLASTIS
y = 28.220,153x + 0,492
R² = 0,993
5 Linear (ELASTIS)

Poly. (PLASTIS)

0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000
Regangan

Gambar L-13.3 Beton Silinder 3 Kombinasi BN

35
y = -4.740.789,662x2 + 25.279,544x - 2,441
R² = 0,999
30

25
Tegangan (MPa)

20

15

10 ELASTIS
PLASTIS
y = 18.697,160x + 0,270 Linear (ELASTIS)
5 R² = 0,997
Poly. (PLASTIS)

0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000 0,0030000 0,0035000
Regangan

Gambar L-13.4 Beton Silinder 4 Kombinasi BN


185

35

30

25 y = -4.735.356,683x2 + 22.656,483x + 2,841


R² = 0,992
Tegangan (MPa)

20

15

10
ELASTIS
y = 25252x + 0,6039 PLASTIS
5 R² = 0,9967
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000
Regangan

Gambar L-13.5 Beton Silinder 5 Kombinasi BN

30

y = -4.290.057,116x2 + 18.884,678x + 3,619


R² = 0,994
25

20
Tegangan (MPa)

15

10
ELASTIS
PLASTIS
Linear (ELASTIS)
y = 25.114,363x + 0,443
5 R² = 0,994

0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000
Regangan

Gambar L-13.6 Beton Silinder 1 Kombinasi BA0


186

30

25 y = -10.398.997,716x2 + 32.490,194x - 1,795


R² = 0,990

20
Tegangan (MPa)

15

10

y = 25.546,490x + 0,543 ELASTIS


5
R² = 0,990 PLASTIS
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0003000 0,0006000 0,0009000 0,0012000 0,0015000 0,0018000 0,0021000
Regangan

Gambar L-13.7 Beton Silinder 2 Kombinasi BA0

30

y = -1.692.634,212x2 + 10.878,096x + 7,101


R² = 0,980
25

20
Tegangan (MPa)

15

10

y = 23.759,228x + 0,536
5 R² = 0,990 ELASTIS
PLASTIS
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000 0,0030000 0,0035000 0,0040000
Regangan

Gambar L-13.8 Beton Silinder 3 Kombinasi BA0


187

30

y = -2.842.387,619x2 + 14.481,990x + 5,461


25 R² = 0,983

20
Tegangan (MPa)

15

10

5 y = 27.748,424x + 0,203 ELASTIS


R² = 0,993
PLASTIS
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000 0,0030000 0,0035000 0,0040000
Regangan

Gambar L-13.9 Beton Silinder 4 Kombinasi BA0

30

25

y = -2.023.982,546x2 + 13.481,427x + 5,030


20 R² = 0,995
Tegangan (MPa)

15

10

y = 21014x + 0,3344
5 R² = 0,9966
ELASTIS
PLASTIS
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,00000000,00050000,00100000,00150000,00200000,00250000,00300000,00350000,00400000,0045000
Regangan

Gambar L-13.10 Beton Silinder 5 Kombinasi BA0


188

25
y = -11.326.048,893x2 + 30.695,680x + 2,047
R² = 0,992

20
Tegangan (MPa)

15

10

y = 33.155,855x + 0,770
5 R² = 0,988 ELASTIS
PLASTIS
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0002000 0,0004000 0,0006000 0,0008000 0,0010000 0,0012000 0,0014000 0,0016000 0,0018000
Regangan

Gambar L-13.11 Beton Silinder 1 Kombinasi BA5

35

30 y = -3.374.636,780x2 + 17.768,648x + 2,113


R² = 0,988

25
Tegangan (MPa)

20

15

10

ELASTIS
5 PLASTIS
y = 18.969,073x - 0,487 Linear (ELASTIS)
R² = 0,970 Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000 0,0030000 0,0035000
Regangan

Gambar L-13.12 Beton Silinder 2 Kombinasi BA5


189

35
y = -4.674.168,443x2 + 23.199,634x + 4,431
R² = 0,997

30

25
Tegangan (MPa)

20

15

10
y = 30.731,144x + 0,485
R² = 0,991
ELASTIS
5 PLASTIS
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000 0,0030000 0,0035000
Regangan

Gambar L-13.13 Beton Silinder 3 Kombinasi BA5

40
y = -4.145.331,163x2 + 23.255,884x + 2,471
R² = 1,000
35

30

25
Tegangan (MPa)

20

15
ELASTIS
PLASTIS
10 y = 25.037,393x + 1,066 Linear (ELASTIS)
R² = 0,988

0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000 0,0030000 0,0035000
Regangan

Gambar L-13.14 Beton Silinder 4 Kombinasi BA5


190

35

30

25 y = -7.987.749,843x2 + 33.433,225x - 4,277


R² = 0,976
Tegangan (MPa)

20

15
y = 23328x + 0,0329 ELASTIS
R² = 0,9984 PLASTIS
10
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
5

0
0,00000000,00020000,00040000,00060000,00080000,00100000,00120000,00140000,00160000,00180000,0020000
Regangan

Gambar L-13.15 Beton Silinder 5 Kombinasi BA5

35
y = -7.375.603,954x2 + 31.635,113x - 1,407
R² = 0,995

30

25
Tegangan (MPa)

20

15

10
y = 26.059,221x - 0,022
R² = 1,000 ELASTIS
5 PLASTIS
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000
Regangan

Gambar L-13.16 Beton Silinder 1 Kombinasi BA10


191

40

y = -5.112.143,212x2 + 25.903,324x + 0,577


35
R² = 0,989

30
Tegangan (MPa)

25

20

15

10
y = 24.724,088x + 0,784
R² = 0,995 ELASTIS
5 PLASTIS
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000 0,0030000
Regangan

Gambar L-13.17 Beton Silinder 2 Kombinasi BA10

30
y = -6.174.820,813x2 + 26.113,756x - 1,912
R² = 0,998
25

20
Tegangan (MPa)

15

10

y = 19.894,012x - 0,235
5 R² = 0,999 ELASTIS
PLASTIS
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000 0,0030000
Regangan

Gambar L-13.18 Beton Silinder 3 Kombinasi BA10


192

35 y = -5.982.595,098x2 + 28.660,328x - 2,413


R² = 0,997

30

25
Tegangan (MPa)

20

15

10
y = 22.261,251x + 0,077
R² = 0,999
ELASTIS
5 PLASTIS
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000 0,0030000
Regangan

Gambar L-13.19 Beton Silinder 4 Kombinasi BA10

25
y = -2.544.336,342x2 + 11.968,673x + 6,205
R² = 0,916

20
Tegangan (MPa)

15

10

5
y = 24216x + 0,5574 ELASTIS
R² = 0,9923 PLASTIS
Linear (ELASTIS)
0 Poly. (PLASTIS)
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000 0,0030000 0,0035000
Regangan

Gambar L-13.20 Beton Silinder 5 Kombinasi BA10


193

35 y = -5.886.598,855x2 + 28.470,368x - 2,469


R² = 0,995

30

25
Tegangan (MPa)

20

15

10
y = 21.553,513x + 0,068
R² = 1,000
ELASTIS
5
PLASTIS
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000 0,0030000
Regangan

Gambar L-13.21 Beton Silinder 1 Kombinasi BA15

30

25
y = -2.281.190,704x2 + 13.109,170x + 7,447
R² = 0,927

20
Tegangan (MPa)

15

10

y = 27.054,022x + 0,546
5 R² = 0,994 ELASTIS
PLASTIS
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,00000000,00050000,00100000,00150000,00200000,00250000,00300000,00350000,00400000,0045000
Regangan

Gambar L-13.22 Beton Silinder 2 Kombinasi BA15


194

40
y = -8.538.474,283x2 + 34.342,868x + 0,886
R² = 0,995
35

30

25
Tegangan (MPa)

20

15

10 y = 34.200,591x + 0,611
R² = 0,995 ELASTIS

5 PLASTIS
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000
Regangan

Gambar L-13.23 Beton Silinder 3 Kombinasi BA15

40

y = -5.280.753,749x2 + 26.095,050x + 1,527


35 R² = 0,999

30

25
Tegangan (MPa)

20

15

10
y = 25.788,986x + 0,465
R² = 0,996 ELASTIS
5 PLASTIS
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000
Regangan

Gambar L-13.24 Beton Silinder 4 Kombinasi BA15


195

40

35

30 y = -5.832.208,492x2 + 29.474,308x - 1,334


R² = 0,999
Tegangan (MPa)

25

20

15

10
ELASTIS
PLASTIS
5 y = 23979x + 0,3364
R² = 0,9944 Linear (ELASTIS)
0 Poly. (PLASTIS)
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000 0,0030000 0,0035000
Regangan

Gambar L-13.25 Beton Silinder 5 Kombinasi BA15

35

y = -8.569.678,714x2 + 33.365,331x - 3,960


30
R² = 0,998

25
Tegangan (MPa)

20

15

ELASTIS
10 PLASTIS
Linear (ELASTIS)
y = 19.294,068x + 0,792
5 R² = 0,995

0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000
Regangan

Gambar L-13.26 Beton Silinder 1 Kombinasi BA20


196

40
y = -5.504.414,573x2 + 28.477,328x - 2,161
35 R² = 0,997

30
Tegangan (MPa)

25

20

15

10
y = 21.547,035x + 0,027
R² = 1,000 ELASTIS
5 PLASTIS
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000
Regangan

Gambar L-13.27 Beton Silinder 2 Kombinasi BA20

40 y = -7.538.210,898x2 + 34.891,018x - 3,415


R² = 0,998

35

30

25
Tegangan (MPa)

20

15

10 y = 24.989,991x + 0,209
R² = 0,997
ELASTIS
5 PLASTIS
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000 0,0030000
Regangan

Gambar L-13.28 Beton Silinder 3 Kombinasi BA20


197

40

y = -6.044.604,120x2 + 27.856,029x + 1,879


35 R² = 0,999

30

25
Tegangan (MPa)

20

15

10
y = 27.845,593x + 0,660
R² = 0,996 ELASTIS
5 PLASTIS
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000 0,0030000
Regangan

Gambar L-13.29 Beton Silinder 4 Kombinasi BA20

35

30
y = -7.204.415,399x2 + 32.724,495x - 4,116
25 R² = 0,999
Tegangan (MPa)

20

15
ELASTIS
PLASTIS
10
Linear (ELASTIS)
Poly. (PLASTIS)
y = 22361x - 0,0021
5 R² = 0,9997

0
0,0000000 0,0005000 0,0010000 0,0015000 0,0020000 0,0025000 0,0030000
Regangan

Gambar L-13.30 Beton Silinder 5 Kombinasi BA20

Anda mungkin juga menyukai