Anda di halaman 1dari 4

No : 63/ KomLit/ 2010.

Hal : Liturgi Natal.

Jakarta, 13 Desember 2010

Kepada Yth:
Pastor Kepala Paroki
Di Keuskupan Agung Jakarta.

Salam Damai Kristus,


Melalui surat ini, kami Komisi Liturgi Keuskupan Agung Jakarta
(KomLit KAJ) menyampaikan Usulan Pedoman Liturgi Natal.
Pedoman ini dibuat, karena menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari para
seksi liturgi dari beberapa paroki di KAJ.
Semoga Pedoman ini berguna.

Tema Natal 2010 :


“Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dalam dunia”
(bdk.Yoh 1:9)

Usulan Pedoman:
1. PERARAKAN BAYI YESUS
What, when, who, where and how.

What : Bayi Yesus yang dibungkus dengan kain berwarna putih


polos.

When: perarakan diadakan sebelum Perayaan Ekaristi dimulai.

Who : siapa yang membawa Bayi Yesus? Pasangan muda yang


dianggap pantas (sebagai simbul pasangan Yosef dan Maria)

Where: posisi pembawa Bayi Yesus ada di depan Imam, sesudah


prodiakon.
How : Wanita yang menggendong Bayi Yesus yang telah dibedong
dengan kain putih polos beserta pasangannya masuk ke dalam
Gereja mengikuti prosesi para pelayan liturgi.

Penjelasan lebih lanjut:


Pasangan pembawa Bayi Yesus dengan Bayi Yesus nya telah siap
di sakristi bersama para pelayan / petugas liturgis (misdinar, lektor,
prodiakon dan imam).

Urutan prosesi adalah sebagai berikut:


Misdinar pembawa wiruk
Misdinar pembawa Salib prosesi dan lentera / lilin
Misdinar lainnya
Lektor atau pemazmur (bila ikut prosesi)
Prodiakon
Pasangan pembawa Bayi Yesus
Imam

Lampu di dalam Gereja dikurangi pencahayaannya kurang lebih


50%, untuk menciptakan suasana khusyuk.

Setelah komentator / lektor membacakan Kata Pembuka, maka Solis


(kalau memungkinkan Pria yang bersuara Bariton/ dipilih yang paling
bagus suaranya,) menyanyikan Lagu “Maklumat Kelahiran Yesus
Kristus”, maka prosesi para pelayan / petugas liturgi memasuki
Gereja dari pintu utama.
Umat berdiri dan menghadap ke pintu masuk utama Gereja.
Sesampai di depan, prosesi langsung menuju ke goa / kandang.
Imam menerima Bayi Yesus dari pasangan Yosef dan Maria lalu
meletakkannya di dalam palungan.
Setelah itu Imam mendupai Bayi Yesus yang berada di goa /
kandang.
Lalu Imam dan semua petugas berlutut sejenak di depan kandang /
goa.
Sementara itu paduan suara (koor) dan umat menyanyikan lagu:
Malam Kudus dan boleh ditambah lagu lain yang sesuai.
Setelah Bayi Yesus diletakkan di palungan, lampu Gereja sudah
bernyala semua, maka misdinar pembawa salib prosesi meletakkan
salib di tempatnya, lalu Imam mendupai altar.
Sementara itu, paduan suara dan umat menyanyikan
Lagu Pembuka untuk Perayaan Ekaristi.

Perayaan Ekaristi dimulai seperti biasa.

2. LAGU-LAGU :

Lagu Pembuka:
Perayaan Ekaristi Malam Natal (24 Desember ) adalah sudah hari
Natal, maka untuk lagu Pembuka jangan menggunakan lagu masa
Adven lagi (PS 438, 432 dst).
(lihat Antifon Pembuka 1; Tuhan bersabda kepada-Ku, Engkaulah
Putera-Ku, hari ini Engkau Kuputerakan,’ atau antifon 2 : Marilah kita
bergembira dalam Tuhan, sebab Penyelamat kita telah lahir di dunia.
Hari ini damai sejati turun dari surga), jadi bukan masa Adven lagi,
tapi sudah Natal, sehingga beberapa usulan Lagu Pembuka adalah
PS 460: “Slamat, Slamat Datang” ; PS 464 :” Hai, Mari Berhimpun”,
dan seterusnya.

Ordinarium:
Untuk ordinarium Lagu “Pustardos”, khususnya “Madah Kemuliaan”
sebaiknya tidak digunakan lagi, karena kata-katanya tidak sesuai
dengan Tata Perayaan Ekaristi (TPE) baru.

PUMR no 53 menyatakan:
Kemuliaan adalah madah yang sangat dihormati dari zaman Kristen
kuno. Lewat madah ini Gereja yang berkumpul atas dorongan Roh
Kudus memuji Allah Bapa dan Anakdomba Allah, serta memohon
belaskasihan-Nya .Teks madah ini tidak boleh diganti dengan teks
lain.

Perlu diketahui Madah Kemuliaan ini juga tidak sama dengan lagu:
“Para Malaikat Bernyanyi (PS 456)”.
Untuk keindahan dan keselarasan , ordinarium sebaiknya
dinyanyikan dalam 1 paket (misalnya Tuhan Kasihanilah
mempergunakan Misa Kita II maka Madah Kemuliaan, Kudus dan
Anak Domba Allah juga mempergunakan Misa Kita II, namun tidak
ada keharusan semuanya dalam 1 paket, dengan perkataan lain,
misalnya Kyrie mempergunakan Misa Raya 2, Gloria : Misa Kita IV,
Sanctus : Misa Lauda Sion , Agnus Dei : Misa Kita II, ini tidak
dilarang, tetapi demi keindahan dan keselarasan sebaiknya 1 paket).

3. LILIN.
Apakah lilin dipakai?
Jawabannya : Tidak!
Gereja Katolik memakai Lilin untuk semua umat yang berhimpun
pada Malam Paskah (Upacara Cahaya, dari gelap menjadi Terang)

4. LONCENG GEREJA / BEL:


Untuk memeriahkan Malam Natal, Lonceng Gereja dan atau bel
boleh dibunyikan pada waktu Madah Kemuliaan dinyanyikan.
Demikianlah Usulan Pedoman Sederhana ini disusun.
Semoga Perayaan Malam Natal dapat berjalan dengan baik, indah dan
berdaya makna.

Akhirnya, para seksi liturgi hendaknya berkomunikasi dan berkoordinasi


dengan pastor paroki masing-masing.

Salam damai,

A.Susilo Wijoyo, Pr.


Ketua KomLit KAJ

Anda mungkin juga menyukai