Anda di halaman 1dari 5

Resume audit 2 week 1

 Audit harus effective and efficient


 Bukti yang dikumpulkan semakin banyak maka semakin efektiv juga audit tsb
 Cara mendapatkan bukti : melalui melakuakn semua prosedur audit
 Auditor harus memikirkan effisiensi merupakan perbandingan antara outpun dan
input. Misalnya : biaya audit harus tidak boleh melebihi anestinya.  kap itu juga
memikirkan profil bukan lembaga sosisal.
 Types of audit test :
o Risk assesment procedures : seberapa besar salah saji yang terjadi dilaporan
keuangan. Dilakukn di tahap perencanaan dan harus dilakukan. (wajib
dilakukan)
o Test pf controls : menguji apakah pengendalian internalnya aktif atau tidak.
Pengendalian internal dikatakan effektiv jika mempu mendeteksi salah saji scr
tepat waktu.
o Substantive test of transaction : arahnya ke salah saji transaksi (dalam bentuk
uang, misalnya rupiah, dolar dll)
o Subtantive analutucal procedures : arahnya ke salah saji
o Test of detail of balances
 Tujuan audit terkait dengan transaksi
o Occurrence  Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa transaksi-
transaksi yang dicatat dalam suatu periode akuntansi benar-benar terjadi
o Completeness
Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi yang terjadi
selama periode akuntansi telah tercatat.
o Accuracy
Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi selama
periode akuntansi telah dicatat dengan nilai yang akurat.
o Posting and Summarization
Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi selama
periode akuntansi yang dicatat pada jurnal telah di-posting ke general ledger
dan subsidiary ledger.
o Classification
Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi selama
periode akuntansi telah dicatat pada akun yang sesuai,
o Timing
Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi selama
periode akuntansi telah dicatat pada periode akuntansi yang tepat, sehingga
tidak terjadi transaksi-transaksi pada periode akuntans sebelumnya dicatat ke
dalam periode akuntansi sekarang, begitu juga transaksi-transaksi periode
akuntansi sekarang dicatat ke dalam periode akuntansi berikutnya.
 Tujuan audit terkait dengan saldo
o Existence
Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa nilai saldo pada akhir
periode akuntansi benar-benar ada
o Completeness
Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa nilai saldo pada akhir
periode akuntansi mencerminkan nilai saldo atas semua transaksi yang
berkaitan dengan saldo tersebut,
o Accuracy
Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa nilai saldo pada akhir
periode akuntansi telah dicatat dengan nilai yang akurat,
o Classification
Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi pada akhir
periode akuntansi telah diklasifikasikan dalam akun yang benar,
o Cutoff
Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang
terjadi telah dicatat pada periode akuntansi yang tepat,
o Detail Tie-In
Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa nilai saldo yang terdapat
pada akhir periode akuntansi telah didukung oleh dokumen,
o Realizable Value
Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa nilai saldo akun pada akhir
periode akuntansi telah merepresentasikan nilai sebenarnya,
o Rights and Obligations
Tujuan audit ini adalah untuk memastikan hak atas aset dan kewajiban atas
hutang dalam laporan keuangan memang benar-benar dimiliki oleh
perusahaan.
 Risiko audit : risiko audit memberikan opini yang keliru. Kliru karena bisa saja saat
melakukan audit tidak dilakukan sesuai prosedur
 Model risiko audit :
o Resiko penemuan yang direncanakan (Planned Detection Risk / PDR) adalah
resiko bahwa bahan bukti yang dikumpulkan dalam segmen gagal menemukan
salah saji yang melewati jumlah yang dapat ditoleransi, kalau salah saji
semacam itu timbul.
o Resiko bawaan (Inherent Risk / IR) adalah penetapan auditor akan
kemungkinan adanya salah saji dalam segmen audit yang melewati batas
toleransi, sebelum memperhitungkan faktor efektifitas pengendalian intern.
o Resiko pengendalian (Control Risk / CR) adalah ukuran penentapan auditor
akan kemungkinan adanya kekeliruan (salah saji) dalam segmen audit yang
melewati batas toleransi, yang tidak terdeteksi atau tercegah oleh struktur
pengendalian intern klien.
o Resiko audit yang dapat diterima (Acceptable Audit Risk / AAR) adalah
ukuran ketersediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan salah
saji secara material walaupun audit telah selesai dan pendapat wajar tanpa
pengecualian telah diberikan
 Test of control
o Make inquities of appropriate clinet personell
o Examine dekumen, record, reports
o Observerse control realated activities
o Reperform clinet procedures
o Walkthrou
Atau :

 Telaah dan review pengendalian intern yang sudah digariskan


Sasaran utama tahapan ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang mendalam
tentang pengendalian intern yang sudah digariskan oleh perusahaan, termasuk
fungsi pengendalian akuntansi yang diinginkan, dan untuk memperoleh
dokumentasi yang memadai tentang pengendalian tersebut dalam kertas kerja
audit. Tujuan utamanya adalah menentukan dasar untuk mengevaluasi
pengendalian intern yang ada.

Metode telaah dan review hendaknya meliputi :


o Wawancara mengenai pengendalian intern dengan berbagai pihak atau
karyawan yang kompeten.
o Penelaahan dan review atas struktur organisasi, bagan arus sistem, rincian
tugas karyawan dan pedoman prosedur yang telah dibuat.
 Verifikasi pendahuluan atas pengendalian yang sudah digariskan
Cara yang dapat dilakukan dalam tahap ini adalah observasi, wawancara dan
pengujian pemrosesan menyeluruh (walk trough test) meliputi penelusuran sampel
dari tiap kelompok transaksi utama.

Tujuan dari tahap ini untuk memastikan pengendalian intern perusahaan sudah
dipahami benar :
o Untuk sekurang-kurangnya memperoleh kepastian minimal bahwa
pengendalian intern yang sudah digariskan oleh perusahaan benar-benar
ada dalam sistem yang nyata.
o Untuk memperjelas dan memperbaiki pemahaman tentang fungsi-fungsi
pengendalian akuntansi yang dilaksanakan oleh pengendalian intern.
o Untuk mengidentifikasi setiap pengendalian yang terlewatkan waktu me
review sistem yang sudah digariskan.
o Untuk mengidentifikasi setiap pengendalian yang ada tetapi belum
mendapat pengesahan atau persetujuan yang seharusnya dari pimpinan
perusahaan.
o Untuk memutakhirkan kertas kerja audit mengenai pengendalian intern
yang sudah digariskan dan untuk menjadikan dokumen ittu sesuai dengan
sistem aktual yang sekarang ada dan sedang berjalan.

 Evaluasi konseptual atau evaluasi pendahuluan atas pengendalian


Prosedur evaluasi konseptual atau pendahuluan atas pengendalian melalui analisis
pengendalian intern, meneruskan evaluasi setiap kelompok pengendalian dan
merencanakan strategi prosedur-prosedur auditing, merencanakan pengandalan
pengendalian internal dan tetapkan kebutuhan ketaatan untuk membenarkan
pengendalan tersebut, serta merencanakan pengujian subtantif dan prosedur audit
ketaatan.
Tujuan tahap ini dapat dinyatakan sebagai berikut :
 Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pengendalian intern.
 Untuk menentukan kebutuhan bukti subtantif yang bersifat sementara.
 Untuk merencanakan pengendalan audit pada pengendalian intern tertentu.
 Untuk menentukan bukti ketaatan yang perlu untuk dipertanggung
jawabkan rencana pengandalan audit pada pengendalian intern tertentu.
 Untuk membuat program audit sementara yang terdiri dari strategi
pengendalan pengendalian intern tertentu.

 Pelaksanaan prosedur-prosedur ketaatan
Tujuan utama tahap ini untuk menguatkan kompetisi strategi audit sementara yang
direncanakan selama tahap ketiga di atas yaitu tahap evaluasi pendahuluan. Pada
tahap ini dilakukan pengumpulan bukti-bukti tambahan tentang eksistensi dan
keefektivan pengendalian yang diandalkan.
 Evaluasi akhir pengendalian intern
Evaluasi akhir hanya merupakan peninjauan kembali secara sepintas lalu atas
evaluasi pendahuluan dan cenderungmengukuhkan kesimpulan yang sudah dibuat
auditor internal sebelumnya tentang pengendalian intern yang sudah
direncanakan.
Tahap ini bertujuan untuk :
o Menelaah dan menafsirkan bukti-bukti yang berasal dari pengujian
pengendalian tahap pelaksanaan prosedur ketaatan.
o Mengevaluasi kembali pengendalian intern yang ada dan strategi prosedur
audit yang telah direncanakan selama tahap evaluasi konseptual atau
evaluasi pendahuluan atas pengendalian berdasarkan bukti-bukti tambahan
yang dihasilkan tahap pelaksanaan prosedur ketaatan.
o Memperkuat prosedur-prosedur subtantif yang telah direncanakan apabila
pengujian pengendalian mengungkapkan bahwa pengendalian intern yang
hendak diandalkan dalam audit tidak beroprasi dengan tingkat keefektifan
yang dianggap perlu untuk bisa membenarkan prosedur subtantif yang
telah direncanakan sebelumnya selama tahap pelaksanaan prosedur
ketaatan.
 Substantive test of transaction :
o Review
o Recompute  menjumlah dari kiri ke kanan
o Compare
o Tracing and vouching
o Extend  membuktikan bahwa adanya kesesuai nilai/jumlah dengan bukti
 Analytical procedures : membandingkan anatara data keuangan dangan non keuangan
 Startegi audit ada 2
o Combined audit approach
o Subtantive audit approach

Anda mungkin juga menyukai