Anda di halaman 1dari 22

Oleh : Group F

Pelanggaran Hukum Pidana &


Perdata Dalam Praktik Akuntansi
NAMA ANGGOTA

● (041811333093) Farel Ivan Hutama Putra


● (041911333032) Putri Waqiah Mulya M.S.
● (041911333045) Adelia Putri A.
● (041911333150) Salsabila Qotrunnada
● (041911333226) Haura Mahirah

2
HUKUM PIDANA
UU NO 5 TAHUN 2011

Tentang Akuntan Publik


4
Akuntan Publik yang:
1.

2.

melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi, dan/atau memalsukan data
yang berkaitan dengan jasa yang diberikan atau
dengan sengaja melakukan manipulasi, memalsukan, dan/atau menghilangkan data atau
catatan pada kertas kerja atau tidak membuat kertas kerja yang berkaitan dengan jasa
yang diberikan sehingga tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya dalam rangka
pemeriksaan oleh pihak yang berwenang

dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

5
Pasal 55 UU No.5 Tahun 2011
Pihak Terasosiasi yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

1. Setiap orang yang memberikan pernyataan tidak benar atau memberikan dokumen palsu atau yang dipalsukan
untuk mendapatkan atau memperpanjang izin Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1), Pasal 7
ayat (2), atau Pasal 8 ayat (2), dan/atau untuk mendapatkan izin usaha KAP atau izin pendirian cabang KAP
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) atau Pasal 20 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2. Setiap orang yang bukan Akuntan Publik, tetapi menjalankan profesi Akuntan Publik dan bertindak seolah-olah
sebagai Akuntan Publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, dipidana dengan pidana penjara paling lama
6 (enam) tahun dan pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2) dilakukan oleh korporasi, pidana yang
dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan
paling banyak Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
4. Dalam hal korporasi tidak dapat membayar denda sebagaimana dimaksud pada ayat (3), pihak yang bertanggung
jawab dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun.

6
Pasal 56 & 57 UU No. 5 Tahun 2011
Pasal 58 UU No.5 Tahun 2011

1. Akuntan Publik yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 55 dibebaskan dari tuntutan pidana apabila perbuatan yang dilakukan
telah lewat dari 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal laporan hasil pemberian
jasa.
2. Akuntan Publik dibebaskan dari gugatan terkait dengan pemberian jasa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat (3) apabila perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 yang dilakukan telah lewat dari 5
(lima) tahun terhitung sejak tanggal laporan hasil pemberian jasa.

7
Status, Mencabut

Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik menyatakan:

1. Ketentuan Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan
(“Accountant”) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 103, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 705) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;
2. Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan
(“Accountant”) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 103, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 705) yang mengatur jasa Akuntan Publik, sepanjang tidak
bertentangan dengan Undang-Undang ini dan belum ada peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan
Undang-Undang ini, dinyatakan masih berlaku.

8
Latar Belakang

Pertimbangan dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik adalah:

1. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan memerlukan perekonomian nasional yang sehat dan
efisien serta memenuhi prinsip pengelolaan yang transparan dan akuntabel untuk mewujudkan masyarakat adil
dan makmur sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. bahwa jasa akuntan publik merupakan jasa yang digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi dan
berpengaruh secara luas dalam era globalisasi yang memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian
nasional yang sehat dan efisien serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi dalam bidang keuangan;
3. bahwa sampai saat ini belum ada undang-undang yang khusus mengatur profesi akuntan publik yang
memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dan profesi akuntan publik;
4. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk
Undang-Undang tentang Akuntan Publik;

9
Dasar Hukum

Dasar hukum Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik adalah Pasal 5 ayat (1) dan
Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

10
Pasal 263 (1) KUHP
Barangsiapa membuat secara tidak benar atau memalsu surat yang dapat menimbulkan suatu hak,
perikatan atau pembebasan utang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti dari suatu hal, dengan
maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain pakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan
tidak dipalsu, diancam, jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan
surat, dengan pidana penjara paling lama 6 tahun

11
PASAL 378 KUHP

Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum dengan memakai nama palsu atau martabat palsu; dengan
tipu muslihat ataupun dengan rangkaian kebohongan , mengerakkan orang lain untuk
menyerahkan barang sesuatu kepadanya, supaya member utang maupun
menghapuskan piutang, diancam, karena penipuan, dengan pidana penjara palaing
lama 4 tahun

12
Pasal 55 ayat (1) KUHP Pasal 56 KUHP
Dipidana sebagai pembuat (dader) sesuatu perbuatan
Dipidana sebagai pembantu suatu kejahatan:
pidana: Ke-1, mereka yang melakukan menyuruh
Ke-1, mereka yang sengaja memberi bantuan
melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan;
pada waktu kejahatan dilakukan; Ke-2, Mereka
Ke-2, mereka yang dengan memberi atau menjanjikan
yang sengaja memberikan kesempatan, sarana
sesuatu, dengan menalahgunakan kekuasaan atau
atau keterangan untuk melakukan kejahatan.”
martabat, dengan kekerasan, ancaman ataupenyesatan,
atau dengan member kesempatan, sarana atau
keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya
melakukan perbuatan.”

13
HUKUM PERDATA
Pertanggungjawaban seorang Akuntan Publik terhadap kepercayaan
publik yang diberikan kepadanya, menjadi dasar keharusan hadirnya
kualitas kebenaran dari setiap hasil audit ataupun pemeriksaan
laporan keuangan yang dilakukannya. Keharusan dalam memenuhi
standar kualitas kebenaran tersebut.

15
Aspek Hukum Perdata Yang Berkaitan dengan Profesi Akuntan

Ketentuan pasal 1365 KUH Perdata, menyatakan: "Tiap perbuatan yang melanggar hukum
dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian
itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut". Gugatan ganti rugi ini
tidak hanya dapat ditujukan kepada akuntan yang menjadi penyerta ataupun pembantu
tindak pidana, juga dapat diperluas kepada KAP dimana akuntan bernaung. Ini sesuai pasal
1367 KUH Perdata yang menyatakan: "Seseorang tidak hanya bertanggungjawab, atas
kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri. Melainkan juga atas kerugian yang
disebabkan perbuatan-perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau
disebabkan barang-barang yang berada di bawah pengawasannya

16
Kewajiban Ganti Rugi

Sehubungan dengan kewajiban untuk mengganti kerugian sebagai akibat


dari Perbuatan Melawan Hukum itu, maka langkah pemenuhan dari ganti
kerugian tersebut berdasarkan pasal 1131 KUHPerdata, mengatur sebagai
berikut: Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang
tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di
kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan.
Pasal itu jelas mengatur bahwa harta pribadi dari pihak yang dihukum
untuk membayar ganti rugi lah yang digunakan untuk membayar ganti
kerugian akibat Perbuatan Melawan Hukum tersebut.

17
Apabila Akuntan Publik Tidak Dapat Mengganti Kerugian

Dalam ketentuan hukum Indonesia, tidak dikenal adanya pembatasan


pertanggungjawaban pribadi dari anggota persekutuan perdata, baik
yang berbentuk firma maupun non-firma. Artinya dalam hal total dari
nilai kerugian yang dibebankan kepada akuntan tersebut tidak
mencukupi untuk dibayarkan dari hartanya, maka ada kemungkinan
untuk seorang akuntan publik dipailitkan secara pribadi sepanjang
ketentuan pasal 2 ayat (1) dari UU No 37/2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang teroebuhi.

18
Kasus
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk - Ernst Young
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menilai, PT Ernst Young Indonesia (EY) melanggar UU Nomor 5 Tahun
2011 tentang Akuntan Publik, karena perusahaan jasa konsultasi keuangan ini telah melakukan audit
investigasi terhadap Laporan Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) Tahun Buku 2017.
Penilaian itu disampaikan Anggota Majelis Kehormatan IAI, Anton Silalahi di Jakarta, Senin (8/4).
"Audit investigasi itu termasuk jasa asurans. Dan, itu merupakan tugas akuntan publik sebagaimana
tercantum di UU Akuntan Publik," kata Anton. Anton memandang, keputusan Erns Young yang
melakukan audit investigasi terhadap Laporan Keuangan AISA Tahun Buku 2017 tersebut telah
melanggar UU Akuntan Publik. "Itu hanya Delik Biasa dan bukan Delik Aduan. Tetapi memang,
sayangnya ada penyidik yang kurang paham UU Akuntan Publik," imbuhnya.Lebih lanjut Anton
menjelaskan, pada Pasal 3 UU Akuntan Publik menyebutkan bahwa akuntan publik memberikan jasa
asurans yang meliputi jasa audit informasi keuangan historis, jasa review atas informasi keuangan
historis dan jasa asurans lainnya.

20
Sehingga, ujar Anton, jasa asurans hanya dapat diberikan oleh akuntan publik. "Audit investigasi itu juga jasa asurans. Sayangnya, EY itu bukan
akuntan publik," ujarnya. Sebagaimana diketahui, Ernst Young Indonesia berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Sungkoro
Surja. Sementara itu, menurut Anton, pada Pasal 57 ayat (2) menyebutkan bahwa setiap orang yang bukan akuntan publik, tetapi menjalankan
profesi akuntan publik dan bertindak seolah-olah sebagai akuntan publik, maka bisa dipidana penjara paling lama enam tahun dan pidana denda
maksimal Rp500 juta. "Ernst Young (Indonesia) itu melakukan hal yang tidak patut dan melanggar UU Akuntan Publik," ujar Anton.
Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membantah yang menyebutkan bahwa AISA telah salah menunjuk Kantor Akuntan Publik untuk
melakukan audit investigasi terhadap Laporan Keuangan AISA Tahun 2017. Menurut Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, pada pekan lalu BEI
sudah melakukan dengar pendapat dengan AISA (manajemen baru), terkait dugaan terjadinya laporan keuangan ganda yang dilakukan oleh
manajemen lama AISA Lebih lanjut inarno menegaskan, AISA tidak salah menunjuk KAP terkait pelaksanaan audit investigasi terhadap dugaan
laporan keuangan ganda. "Tidak salah tunjuk," kata Inarno di Gedung BEI Jakarta, Selasa (2/4) ketika ditanya mengenai kemungkinan AISA
telah salah menunjuk auditor investigasi.Perlu diketahui, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPS -LB) AISA pada akhir 22 Oktober
2018 mengamanatkan agar manajemen AISA melakukan audit investigasi dengan menunjuk KAP dan/atau Konsultan Hukum Independen. Pada
pelaksanaannya, AISA menunjuk Ernst Young Indonesia. Pada Selasa, 26 Maret 2019, AISA menyampaikan keterbukaan informasi melalui BEI
mengenai "Laporan atas Investigasi Berbasis Data" yang dilakukan Ernst Young. Investigasi tersebut didasari dugaan adanya laporan keuangan
ganda yang dilakukan oleh manajemen lama AISA .

21
THANKS!

22

Anda mungkin juga menyukai