Peraturan Internal Staf Medis Klinik Pratama Tabita Pendahuluan
Peraturan Internal Staf Medis Klinik Pratama Tabita Pendahuluan
PENDAHULUAN
Staf medis merupakan tenaga yang mandiri, karena setiap dokter dan dokter gigi
memiliki kebebasan profesi dalam mengambil keputusan klinis pada pasien. Keputusan untuk
memberikan tindakan medis maupun terapi pada setiap pasien harus dilakukan atas
kebebasan dan kemandirian profesi dan tidak boleh atas pengaruh atau tekanan pihak lain.
Kebebasan profesi yang diberikan tidaklah berarti kebebasan penuh tanpa batas namun harus
tetap terikat dengan standar profesi, standar kompetensi dan standar pelayanan medis.
Melalui peraturan internal, profesi medis yang bertugas di Klinik Pratama Tabita
diharapkan dapat melakukan self governing, self controlling dan self disciplining. Tujuan
pengaturan diri sendiri tidak memiliki maksud lain kecuali untuk manjaga mutu staf medis
dalam memberikan layanan. Oleh karena itu perlu dibuat peraturan tersendiri (medical staff
dokter gigi sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya yang dapat berupa pelayanan
staf medis yang ditetapkan oleh pemilik klinik sebagai kerangka acuan untuk pengaturan
diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada dokter, dokter spesialis, dokter gigi
praktik kedokteran.
BAB II
NAMA, TUJUAN, TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN
Pasal 2
1. Organisasi staf medis Klinik Pratama Tabita bernama Kelompok Staf Medis Klinik
Pratama Tabita yang selanjutnya disebut Kelompok Staf Medis yang dipimpin oleh
Surabaya.
Pasal 3
Tujuan Pengorganisasian staf medis klinik adalah sebagai berikut:
a. Memberikan keleluasaan kepada staf medis untuk mengatur dirinya sendiri berdasarkan
berlaku.
c. Menjamin seluruh pasien klinik mendapatkan layanan medis dan perhatian serta
memastikan pemberian pelayanan medis tidak didasarkan pada suku, agama, ras, etnis,
warna kulit, kebangsaan, jenis kelamin, cacat mental atau fisik, umur, kondisi kesehatan,
dalam bekerja sebagai wujud konsekuensi kewenangan klinis yang diberikan dalam
Pasal 4
Setiap Staf Medis klinik bertanggung jawab:
berlaku.
d. Mematuhi Panduan Pelayanan Klinik dan standar lain yang ditetapkan klinik.
e. Memakai tanda pengenal sebagai staf medis klinik pada saat memberikan pelayanan
medis.
f. Berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan baik pertemuan untuk membahas masalah
medis, perencanaan atau pertemuan lain untuk meningkatkan kinerja pelayanan medis
klinik.
Pasal 5
Koordinator Pelayanan Medis bertanggung jawab:
terkaitnya dan merivisinya secara berkala sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
fasilitas klinik.
f. Pembuatan Panduan Pelayanan Klinik dan Standard Operating Prosedur dan setiap
revisinya harus mendapat persetujuan dari direktur untuk memenuhi azas legalitas.
Pasal 6
mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik apabila tidak mampu
Pasal 7
Kewajiban Koordinator Pelayanan Medis
Pasal 8
Kewajiban Penanggung Jawab Klinik
klinik,
d. Melakukan pemantauan mutu klinik, etika kedokteran dan pelaksanaan pengembangan
profesi medis.
BAB III
PENGANGKATAN STAF MEDIS DAN PENGANGKATAN KEMBALI
Pasal 9
1. Pengangkatan staf medis dan pengangkatan kembali wajib memperhatikan kebutuhan
pada ayat (2) harus mengacu pada standar profesi dan standar kompetensi yang
Pasal 10
1. Untuk dapat diangkat sebagai staf medis klinik, seorang dokter harus memenuhi
a. Telah dinyatakan lulus oleh fakultas kedokteran yang terakreditasi di Indonesia atau
lulusan fakultas kedokteran luar negeri yang telah menyelesaikan masa adaptasi, dibuktikan
dengan ijazah atau keterangan yang sejenis oleh lembaga yang berwenang.
b. Telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dari Konsil Kedokteran Indonesia yang
masih berlaku
c. Membuat surat pernyataan bersedia mengurus ijin praktek setelah diterima secara
profesi
e. Tidak pernah melakukan pelanggaraan hubungan kerja dengan tempat bekerja
sebelumnya.
2. Staf medis dapat diberhentikan baik secara tetap atau sementara apabila:
a. Meninggal dunia;
b. Menyatakan mengundurkan diri sebagai staf medis klinik;
c. Pindah tempat tugas ke instansi lain;
d. Mendapat hukuman disiplin karena pelanggaran peraturan kepegawaian, kode etik profesi
tetap;
f. Dinyatakan oleh dokter penguji kesehatan mengalami cacat fisik atau cacat mental baik yang
praktik kedokteran.
Pasal 11
koordinator pelayanan medis serta harus dihadiri oleh penanggung jawab klinik dan atau
direktur;
Pasal 12
Prosedur pengangkatan staf medis dan pengangkatan kembali
1. Dokter, dokter spesialis, dokter gigi yang akan diangkat menjadi staf medis atau akan
tertutup;
6. Hasil penilaian bersifat rahasia;
7. Direktur menerbitkan surat keputusan untuk menerima atau menolak permohonan
untuk diangkat menjadi staf medis atau diangkat kembali sesuai hasil penilaian;
BAB IV
KATEGORI STAF MEDIS
Pasal 13
Staf medis berdasarkan hubungan kerja dengan klinik terbagi kedalam kategori:
a. Dokter Tetap adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi yang berstatus karyawan klinik,
bekerja purna waktu dan mendapat gaji tetap dari klinik. Setiap dokter tetap berhak untuk
dipilih dan memilih pada berbagai jabatan staf medis, berhak berbicara dalam pertemuan
staf medis, berhak untuk berpartisipasi aktif mengikuti berbagai kegiatan staf medis serta
klinik, dan tidak mendapat gaji tetap dari klinik. Setiap dokter tamu berhak untuk
memilih tetapi tidak memiliki hak untuk dipilih pada berbagai jabatan staf medis,
memiliki hak bicara pada pertemuan staf medis, berpartisipasi aktif dalam kegiatan staf
Setiap dokter rekanan tidak berhak untuk memilih dan dipilih pada berbagai jabatan staf
medis, memiliki hak berbicara pada pertemuan staf medis, memiliki hak untuk
medis medis serta berhak melaksanakan kegiatan pelayanan medis sesuai penempatnnya.
Pasal 14
1. Setiap staf medis memiliki kesempatan dan hak yang sama menggunakan fasilitas dan
BAB V
KEWENANGAN KLINIS
(CLINICAL PRIVILEGES)
Pasal 15
1. Kewenangan klinis untuk melakukan pemeriksaan, penegakan diagnosa, pemberian
terapi dan prosedur serta tindakan medis lainnya diberilkan pada staf medis sesuai
Pasal 16
1. Direktur atas usulan penanggung jawab klinik dapat memberikan kewenangan klinis
yang berakhir masa berlaku STR nya dan masih dalam proses pengurusan.
3. Masa pemberian kewenangan klinis sementara (temporary privileges) maksimal 6
(enam) bulan.
Pasal 17
(emergency previleges) pada staf medis klinik atau dokter, dokter gigi, dokter spesialis
dan dokter gigi spesilis yang bukan staf medis klinik untuk menjaga kelangsungan
berakhir dengan sendirinya setelah staf medis yang memiliki kompetensi telah berada
gigi spesialis yang bukan staf medis klinik sebagaimana yang dimaksud ayat (1) berakhir
Pasal 18
BAB VI
PEMBINAAN
Pasal 19
1. Atas permintaan direktur, kelompok staf medis dapat menyelidiki dugaan terjadinya
memerintahkan kelompok staf medis mengadakan rapat untuk mememanggil staf medis
kewenangan klinis lainnya harus dihadiri oleh direktur dan atau penanggung jawab
klinik;
Pasal 20
yang akan diberikan kepada staf medis yang terbukti melakukan pelanggaran etika
hukuman yang akan diberikan pada staf medis sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
sesuai kebutuhan;
2. Qourum rapat adalah setengah ditambah satu dari jumlah anggota staf medis fungsional.
3. Setiap rapat wajib dibuatkan notulen oleh peserta rapat yang ditunjuk menjadi sekretris.
4. Notulen rapat ditandatangani oleh pimpinan rapat dan sekretaris rapat.
BAB VIII
KERAHASIAAN DAN INFORMASI MEDIS
Pasal 22
BAB IX
PENGAWASAN
Pasal 23
pelayanan medis sedang pengawasan terhadap pelanggaran etika non profesi diawasi
Pasal 23
1. Koordinator pelayanan medis wajib membuat laporan pengawasan etika dan mutu
laporan.
BAB X
KETENTUAN PERUBAHAN
Pasal 24
1. Review dan perubahan peraturan internal staf medis dilaksanakan secara berkala
BAB XI
PENUTUP
Peraturan internal staf medis ini berlaku sejak tanggal ditetapkannnya dan seluruh staf medis