Anda di halaman 1dari 3

Laporan kunjungan benchmarking RS di Manila, 10 14 Juni 2013

1. Makati Medical Center


Beberapa hal yang bisa dipelajari dari Makati Medical Center (Makatimed), yaitu:
a. Value organisasi : Malasakit
Makatimed meluncurkan tagline baru bersamaan dengan hari ulang tahun RS nya bulan Mei
kemarin. Tagline tersebut adalah malasakit yang dapat diartikan dalam bahasa Indonesia secara
kasar dengan istilah peduli. Istilah malasakit ini secara luas didefinisikan sebagai, rumah sakit
menempatkan pasien sebagai inti dari pelayanan dan semua tindakan yang dilakukan dijiwai
dengan nilai kepedulian terhadap pasien. Peluncuran tagline ini juga disertai dengan berbagai
program untuk internalisasi value tersebut kepada seluruh staf RS. Dalam kunjungan yang kami
lakukan, tagline ini dipasang di berbagai media dalam lingkungan rumah sakit, dan dari hasil
wawancara dan observasi terhadap beberapa staf rumah sakit, nilai ini dapat terlihat dari
aktivitas mereka sehari-hari.

b. Kerja sama aliansi RS : Strategic Hospital Alliance Program (SHAP)


Makatimed dalam hal perluasan pelayanan melakukan inovasi berupa pembentukan aliansi
dengan beberapa rumah sakit yang lebih kecil di seluruh Filipina (saat ini dalam proses
perundingan untuk memperluas kerja sama ini ke rumah sakit di luar negeri). Saat ini tercatat
lebih dari 100 rumah sakit di seluruh Filipina yang tergabung dalam program SHAP ini. Untuk
rumah sakit yang tergabung dalam program SHAP ini dapat mendapatkan akses lebih mudah
untuk layanan-layanan yang disediakan oleh Makatimed, termasuk layanan penjemputan pasien
apabila pasien membutuhkan perawatan lebih lanjut. Program ini juga memberikan keuntungan
bahwa rumah sakit yang bekerja sama dengan Makatimed memiliki jaminan bahwa mereka
tetap rumah sakit primer dari pasien tersebut, artinya saat pasien sudah stabil dapat
dipindahkan kembali ke rumah sakit yang bersangkutan.

c. Outsourcing layanan-layanan tertentu


Di unit gawat darurat Makatimed, layanan ambulance dilakukan oleh pihak luar, dimana pihak
luar tersebut menyediakan kendaraan dan tim sendiri yang stand by di unit gawat darurat
Makatimed. Apabila ada panggilan ambulance, maka penerima panggilan meneruskan panggilan

tersebut ke tim dari pihak luar. Hal ini dilakukan untuk tidak mengurangi tenaga UGD saat ada
panggilan ambulance.

2. National Kidney and Transplant Institute


Beberapa hal yang bisa dipelajari dari National Kidney and Transplant Institute (NKTI), yaitu:
a. Pembentukan budaya patient safety
Sebagai rumah sakit pemerintah, NKTI telah berhasil menerapkan program patient safety.
Walaupun dengan berbagai keterbatasan yang juga kita alami di RS Premier Surabaya, tetapi
NKTI tetap melaksanakan program-program patient safety sesuai dengan standar JCI bahkan
mereka menerapkan hospital patient safety goals yang lebih spesifik dan lebih teknis:
1. Help patients to be involved in their care
2. Prevent patients from falling
3. Improve staff communication
4. Identify patients correctly
5. Identify patients safety list
6. Use medicine safely
7. Prevent infection
8. Check patient medicine
9. Prevent errors in surgery
10. Watch patients closely for changes in their health and respond quickly if they need help

3. St. Luke Medical Center Global City


Beberapa hal yang bisa dipelajari dari St Luke Medical Center Global City, yaitu:
a. Layanan-layanan aksesoris
St Luke adalah sebuah RS Swasta yang menerapkan konsep health tourism. Mereka
menyediakan layanan-layanan aksesoris di luar layanan utama sebagai fasilitas kesehatan.
Beberapa layanan aksesoris yang disediakan antara lain:
1. Layanan antar jemput pasien
2. Public area yang bekerja sama dengan bank dan franchise makanan/minuman
3. Layanan hotel untuk keluarga pasien/tamu RS
4. Layanan one stop service untuk pasien VIP atau eksekutif medical check up di satu lantai

b. Layanan pasien internasional


St Luke juga memberikan layanan khusus untuk pasien internasional, dimana RS akan
menyediakan penerjemah atau interpreter untuk mempermudah komunikasi pasien luar negeri
dengan petugas rumah sakit. Hal ini sejalan dengan salah satu persyaratan JCI dimana RS harus
menyediakan fasilitas untuk menjembatani hambatan-hambatan yang mungkin terjadi salah
satunya hambatan bahasa.

c. St. Luke eHealth


St Luke menyediakan fasilitas St. Luke eHealth yang merupakan sebuah software untuk
smartphone atau tablet dimana pasien dapat melihat hasil pemeriksaan penunjang
(laboratorium) yang mereka lakukan secara online.

Di atas merupakan beberapa nilai tambah yang dapat kita pelajari dan mungkin terapkan di RS Premier
Surabaya. Dalam hal pelayanan medik dan keperawatan, RS Premier Surabaya mampu bersaing dengan
RS-RS tersebut di atas, bahkan dalam beberapa aspek RS Premier Surabaya lebih baik daripada RS-RS
tersebut. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kemajuan RS Premier Surabaya. Terima Kasih

Regards,

dr. Nikolas Dwi Susanto

Anda mungkin juga menyukai