Anda di halaman 1dari 5

Plasma konvalesen untuk covid-19

Yahya Indraswara

Institut Ilmu Kesehatan Strada

yahyaindra28@gmail.com

Abstract

WHO menetapkan pandemi Covid 19 pada tanggal 11 maret 2020 (114 negara), Awal maret (2/3/2020),
ditemukan kasus Covid 19 yang pertama di Indonesia, Update per tanggal 22 Jan 2021 (Kemenkes RI,
Kompas.com): – Indonesia: Total kasus 965.283, Sembuh 781.147, meninggal 27.203 (34 prop, 510 kab/
kota) – Dunia: Total kasus 96,2 jt, sembuh 70,4 jt, meninggal 2,09 jt, kasus aktif: 25,5 jt – Indonesia
termasuk no 19 kasus aktif di dunia, no 4 di Asia (tertinggi: India, Turki, Iran kmd Indonesia), Dalam
ketiadaan/belum ditentukan protokol pengobatan & pencegahan yang betul-betul efektif, berbagai otoritas
pengawasan obat dan makanan serta badan-badan kesehatan dunia ‘memperbolehkan’ pemberian plasma
konvalesen pada penderita COVID-19, Namun harus dilakukan dalam konteks UJI KLINIK untuk
mendapatkan data yang komprehensif dan konsisten, yang dapat dijadikan sebagai pedoman tatalaksana
penyakit ini

Keywords: Plasma konvaselen untuk covid-19


1.Pendahuluan • Namun harus dilakukan dalam konteks UJI
KLINIK untuk mendapatkan data yang
• Pelayanan darah di Indonesia dilakukan oleh:
komprehensif dan konsisten, yang dapat
‒ 225 UDD PMI
dijadikan sebagai pedoman tatalaksana penyakit
‒ 200 UTDRS/Dinkes (?)
ini.
• Palang Merah Indonesia menerima penugasan
3.SEJARAH PENGGUNAAN PLASMA
pemerintah dalam melaksanakan Pelayanan
KONVALESEN
Darah di Indonesia berdasarkan:
• Penggunaan Plasma Konvalesen (PK) yang
‒ Peraturan Pemerintah No. 7/2011 tentang
berasal dari pasien yang sudah sembuh dan
Pelayanan Darah
memiliki antibodi sudah digunakan sejak hampir
‒ Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 83/2014
100 tahun yang lalu, digunakan sebagai
tentang UTD, BDRS dan Jejaring Pelayanan
profilaksis pasca pajanan maupun pengobatan.
Darah
• Digunakan pada beragam penyakit menular: –
‒ Permenkes Standar Pelayanan Transfusi Darah
Saat wabah (misalnya polio) – Pandemi
Nasional (No 91/2015)
(misalnya flu Spanyol dan sekarang COVID19).
• Aturan PMI terkait penyelenggaraan pelayanan
• Contoh lain penggunaan PK termasuk rabies,
Darah yaitu
hepatitis B, campak, influenza, Ebola dan
– Peraturan Organisasi TENTANG UTD PMI
demam berdarah.
– Undang-undang Kepalangmerahan No 1 tahun
• Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan PK
2018.
aman dan dapat memberikan manfaat klinis,
2. PLASMA KONVALESEN
termasuk melawan virus dengan lebih cepat,
• Sampai saat ini masih belum ditentukan terutama bila diberikan pada awal perjalanan
protokol pengobatan dan pencegahan C-19 yang penyakit.
betul-betul efektif dan definitive 4. YARAT DONOR PLASMA

• Maka Plasma Konvalesen dapat digunakan KONVALESEN

sebagai terapi tambahan pasien C-19 (dr 1. Pernah terkonfirmasi Covid-19 (RT
Agus/Paparan Rakor Satgas 27 des 2020; FDA PCR Positif)
dapat sebagai Emergency Use Authorization 2. Pasien sembuh dari Covid-19,
(EUA))  berbagai badan otoritas BPOM (Ind) dibuktikan dengan surat keterangan
serta badanbadan kesehatan dunia sembuh dari dokter yg merawat
‘memperbolehkan’ pemberian plasma 3. 14 hari tanpa gejala, setelah dinyatakan
konvalesen pada penderita COVID-19  sembuh oleh dokter yang merawat
termasuk di Indonesia 4. Donor diutamakan laki-laki atau wanita
belum pernah hamil
5. Tidak menerima transfusi selama 6 • Logistik pengadaan PK sangat kompleks,
bulan terakhir membutuhkan:
6. Umur 18 – 60 tahun  Berat badan ≥ 55 – kerja sama antara banyak pemangku
kg kepentingan termasuk pasien yang pulih
7. Lebih diutamakan pernah mendonorkan (misalnya calon donor), pusat darah atau pusat
darah pengumpulan plasma lainnya, dokter yang
5.DEFINISI DAN PENGERTIAN PLASMA merawat dan pasiennya, dan administrator dan
KONVALESEN regulator perawatan kesehatan yang mengawasi
• Plasma Konvalesen adalah plasma darah yang keamanan setiap langkah (Kemenkes, BPOM
diambil dari pasien yang terdiagnosa Covid 19 dll), – Reagen/alat yang mengukur tingkat
dan sudah 14 hari dinyatakan sembuh dari antibodi yang bereaksi terhadap berbagai protein
infeksi COVID-19 yang ditandai dengan SARS-CoV-2 harus tersedia secara luas dan
pemeriksaan Swab menggunakan RT-PCR telah terbukti berkorelasi dengan titer antibodi
sebanyak 1 kali pemeriksaan dengan hasil sehingga dapat digunakan untuk memprediksi
negatif potensi netralisasi oleh antibodi dalam PK. \
• Terapi plasma konvalesen adalah pemberian – Alat aferesis untuk pengambil plasma dari
plasma dari pasien COVID-19 yang sudah pendonor PK
sembuh yang kaya dengan Antibodi poliklonal, • HARUS DILAKUKAN UJI
yang ditransfusikan kepada pasien COVID-19, KLINIK/PENELITIAN TERLEBIH DAHULU
sebagai salah satu upaya pemberian terapi imun sebelum ditetapkannya Kebijakan protokol
pasif dengan segera. terapi C-19,
• Belum ditetapkan menjadi protokol terapi 7.PENGGUNAAN PLASMA KONVALESEN
pasien COVID-19 (PK)
• APAKAH BISA MENJADI TERAPI • Penggunaan Plasma Konvalesen sebagai terapi
TAMBAHAN tambahan bagi pasien COVID-19 walau masih
6.DASAR PEMBERIAN TERAPI PLASMA dalam tahap uji klinik oleh Litbangkes
Saat ini Pemberian terapi PK: Kemenkes • Seiring dengan banyaknya
• Masih merupakan pendekatan sementara informasi manfaat plasma konvalesen di sosial
sampai ada persetujuan dan ketersediaan yang media yang beredar di masyarakat serta belum
luas dari pengobatan alternatif lainnya seperti ditentukannya terapi definitif untuk pasien
hyperimmune globulin, antibodi monoklonal COVID-19.
yang direkayasa, dan / atau obat antiviral, dan •  kebutuhan Plasma Konvalesen di Rumah
pengembangan vaksin yang efektif. Sakit sangat meningkat
8.Kasus Masalah 4. Habis sembuh COVID-19 jadilah
Susah nya mencari plasma konvalesen karena pendonor PLASMA KONVALESEN
persyaratan yang begitu banyak. 5. Saat ini terjadi peningkatan permintaan
Plasma Konvalesen, UDD PMI harus
1. Pernah terkonfirmasi Covid-19 (RT
bisa mengantisipasinya
PCR Positif)
6. Tugas UDD PMI untuk mengedukasi
2. Pasien sembuh dari Covid-19,
masyarakat (KIE) terkait ketersediaan
dibuktikan dengan surat keterangan
PK dan permintaan PK
sembuh dari dokter yg merawat
7. Perlu informasi yang benar mengenai
3. 14 hari tanpa gejala, setelah dinyatakan
Plasma Konvalesen, oki PMI harus
sembuh oleh dokter yang merawat
menyiapkan kemudahan info kepada
4. Donor diutamakan laki-laki atau wanita
masyarakat atau komunitas2 agar terus
belum pernah hamil
berpartisipasi membantu PMI mengajak
5. Tidak menerima transfusi selama 6
penyintas yang sembuh Covid 19, untuk
bulan terakhir
menjadi calon pendonor plasma
6. Umur 18 – 60 tahun  Berat badan ≥ 55
konvalesen.
kg
8. Perlu pelatihan bagi tenaga rekruitmen
7. Lebih diutamakan pernah mendonorkan
UDD PMI yang menyiapkan PK
darah
9.Kesimpulan

1. Petugas rekrutmen/narahubung UDD


PMI harus benar memahami persyaratan
menjadi pendonor PK dan bila ada
permintaan PK
2. Informasi kepada masyarakat
melibatkan masyarakatnya sendiri
ataupun komunitas2 dan berkoordinasi
dengan lintas sektoral terkait.
3. Berkoordinasi dengan lintas sektoral,
antara lain melalui kerjasama membuat
Front Desk atau pojok informasi di RS
atau UDD PMI dan menempatkan flyer,
standing Banner, membuat video utk
Sosmed, dll
10.Daftar Pustaka Sodik, M. A., & Nzilibili, S. M. M. (2017). The
Role Of Health Promotion And Family Support
Sodik, M. A., & Nahak, T. (2018). Incidence of
With Attitude Of Couples Childbearing Age In
Malaria, Prevention behavior and Nutritional
Following Family Planning Program In
Status: Analysis Of Factors That Cause Malaria
Health. Journal of Global Research in Public
Diseases In Umalor Village District Of West
Health, 2(2), 82-89.
Malacca. Indonesian Journal of Nutritional
Epidemiology and Reproductive, 1(1), 11-20. Sodik, M. A., Astikasari, N. D., Fazrin, I.,
Chusnatayaini, A., & Peristiowati, Y. (2018).
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar
Dental health child with retardation mental and
metodologi penelitian. Literasi Media
parents behavior. Indian Journal of
Publishing.
Physiotherapy and Occupational Therapy-An
International Journal, 12(4), 278-282.

Anda mungkin juga menyukai