Anda di halaman 1dari 9

REFERAT

TERAPI PLASMA KOVALESEN

Oleh:
Dini Estri Mulianingsih G99172061
Teofilus Abdiel G991902065
Aning Hana Faniya G991902005

KEPANITERAAN KLINIK/ PRGRAM STUDIPROFESI DOKTER


STASE INTERGRASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PMI SURAKARTA
2020
BAB I

Pendahuluan

Akhir-akhir ini terjadi pandemi penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) yang


disebabkan oleh SARS-CoV-2 telah menyita perhatian dunia. Pada bulan Juni 2020 kasus telah
menyebar lebih dari 200 negara dan teritori. Amerika menduduki tingkat tertinggi kasus
terkonfirmasi berjumlah 4.437.946 dan kasus kematian berjumlah 119,761. Di Indonesia terdapat
47.898 kasus terkonfirmasi dan 2.535 kasus kematian. Sampai saat ini tidak terdapat obat
spesifik ataupun vaksin yang tersedia untuk menangani COVID-19. Penelitian terkait
pengobatan yang efektif sedang berlangsung diseluruh dunia. Sedangkan di Cina melaporkan
bahwa mereka telah berhasil memberikan pasien yang terinfeksi COVID-19 menggunakan
plasma konvalesen. Food and Drug Administration (FDA) merekomendasikan terapi pasien
COVID-19 menggunakan plasma konvalesen yang diambil dari pasien yang sudah pulih dari
infeksi.10
BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Definisi
Terapi plasma konvalesen adalah pemberian antibodi poliklonal pasif (Ab)
menggunakan plasma konvalesen yang diambil dari pasien yang sudah pulih dari infeksi
untuk memberikan kekebalan segera. Terapi dengan plasma konvalesen adalah terapi
konsep lama yang digunakan untuk mengobati pasien yang terinfeksi berbagai macam
organisme, seperti pada pandemi Flu Spanyol tahun 1918, pandemik SARS tahun 2003
dan wabah Ebola di Afrika tahun 2015. Plasma konvalesen digunakan sebagai upaya
terakhir untuk meningkatkan kelangsungan hidup pasien dengan infeksi sindrom
pernapasan akut.10
Plasma konvalesen adalah produk darah yang dapat memberikan terapi antibodi pasif
melalui transmisi antibodi virus netral. Plasma adalah bagian cairan darah. Plasma
tersusun dari air, protein (antibodi, albumin, gammaglobulin, dan faktor koagulasi).7,8

B. Manfaat
Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa penggunaan plasma konvalesen
memiliki manfaat sebagai berikut:10
1. Menekan virus
2. Membersihkan infeksi virus
3. Membersihkan sel yang terinfeksi
4. Meningkatkan kelangsungan hidup pasien
5. Memperbaiki gejala klinis
6. Mencegah dan mengobati banyak penyakit menular
7. Menurunkan angka kematian
8. Belum ada efek samping yang merugikan secara signifikan
C. Indikasi
1. SARS-CoV-2/Covid-19
Konsep menggunakan plasma konvalesen untuk mengobati COVID-19 terlebih
dahulu memerlukan identifikasi donor yang telah pulih dari COVID-19 dan memiliki
titer antibodi penetralisir SARS-CoV-2 yang signifikan. Donor kemudian menjalani
apheresis untuk mendapatkan plasma, yang kaya akan antibodi. Plasma kemudian
dikirim ke bank darah dan kemudian diberikan kepada pasien rawat inap yang
kompatibel dengan ABO dengan infeksi COVID-19 aktif.1,2,3,8

Berikut adalah Rekomendasi NIH COVID-19 Treatment Panel untuk


penggunaan Terapi Plasma Konvalesen dalam penanganan COVID-19:6,2,8
1. Pengobatan
Tidak ada data klinis yang cukup untuk merekomendasikan atau menentang
penggunaan plasma konvalesen atau imunoglobulin hiperimun untuk pengobatan
COVID-19 (AIII)
2. Profilaksis Pra-pajanan
Panel Panduan Perawatan COVID-19 (Panel) tidak merekomendasikan
penggunaan agen apa pun untuk profilaksis pra-pajanan (PrEP) terhadap
sindrom pernapasan akut parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2) di luar pengaturan
uji klinis (AIII)
3. Profilaksis Pasca Pajanan
Panel tidak merekomendasikan penggunaan agen apa pun untuk profilaksis
pascapajanan (PEP) terhadap infeksi SARS-CoV-2 di luar pengaturan uji klinis
(AIII)
Dari sini dapat disimpulkan bahwa penggunaan terapi plasma konvalesen dalam
penanganan covid-19 hanya dapat digunakan untuk pengobatan. Hingga saat ini
pula, terdapat keterbatasan data mengenai penggunaan plasma convalescence untuk
pengobatan COVID-19. Oleh karena itu, belum terdapat rekomendasi dosis standar
plasma convalescent untuk orang dengan COVID-19. Namun beberapa, negara telah
menerapkan terapi ini. Berikut adalah dosis pemakaian plasma konvalescen di
beberapa negara:2,8
1. Dalam protokol studi di Amerika Serikat, partisipan dengan COVID-19 dan
gejala pernapasan akut diberikan 1-2 unit (300 mL per unit, jumlah total 300-600
mL) plasma
2. Di Amerika Serikat National Convalescent Plasma Expanded Access COVID-19
Protocol [NCT04338360] digunakan 1 unit plasma (setidaknya 200 mL) untuk
pengobatan covid-19.
3. Dalam studi yang diterbitkan dari Cina, masing-masing dari 5 pasien dengan
COVID-19 diberikan 2 infus 200 mL plasma berturut-turut dengan total 400 mL.
4. Dalam artikel pracetak dari Cina, masing-masing dari 10 pasien dengan COVID-
19 parah diberikan satu infus 200 mL plasma pemulihan yang berasal dari donor
yang baru pulih yang memiliki titer antibodi penetralisir SARS-CoV-2 di atas 1:
640.
Kecepatan infus yang biasa digunakan 100-250 mL / jam. Untuk meminimalkan
reaksi alergi atau nonhemolitik beberapa klinisi memberikan premedikasi berupa
asetaminofen dan diphenhydramine.2,8
2. Ebola Virus
Belum terdapat obat untuk penanganan virus ebola. Berdasarkan rekomendadi
WHO 2014 Plasma Convalescen digunakan sebgai terapi empiris pada penanganan
ebola. Untuk pasien dewasa, dapat dosis plasma konvalesen yang digunakan adalah
400-450 ml plasma terbagi dalam dua dosis masing-masing 200-250 ml. Untuk pasien
anak, dosis transfusi plasma konvalesen adalah 10 ml/kgBB. Dalam 15-20 menit
pertama tranfusi, pasien harus diamati dengan seksama untuk melihat ada tidaknya
reaksi akut tranfusi. Tranfusi plasma konvalesen harus selesai dalam waktu 1-4 jam.
Bila tranfusi menggunakan plasma beku, plasma beku harus dicairkan terlebih dahulu
dalam air hangat dengan suhu 30-37C sebelum digunakan.9
3. H1N1
Penggunaan plasma convalesen dalam pengobatan infeksi H1N1 dibuktikan
dapat menunrunkan jumlah viru dalam saluran pernapasan berat, respon sitokin
serum, dan kematian.4
D. Resiko
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian Terapi Plasma
Konvalesen Beberapa risiko yang dapat ditimbulkan oleh terapi convalescent plasma,
antara lain:2,8
1. Reaksi alergi
2. Kerusakan paru-paru dan kesulitan bernapas
3. Infeksi seperti HIV dan hepatitis B dan C
Walaupun risiko terjadinya infeksi sangatlah rendah. Darah yang disumbangkan
harus tetap dijaga keamananya. Reaksi komplikasi berbeda antara satu orang dengan
yang lain. Beberapa orang mungkin mengalami komplikasi ringan atau tidak sama
sekali. Orang lain mungkin mengalami komplikasi yang parah atau mengancam jiwa.2,8
E. Kontraindikasi
Terdapat beberapa pasien yang dikontraindikasikan terhadap terapi plasma
konvalesen Kontraindikasi dalam pemberian terapi plasma konvalesen adalah sebagai
berikut:2,8
1. Penerimaan plasma ABO yang tidak kompatibel.
2. Riwayat Reaksi Mayor terhadap produk transfusi darah
F. Prosedur
Plasma diperoleh dari donor melalui apheresis, yaitu proses pengambilan darah utuh
dari donor, kemudian plasma dipisahkan dari sel darah merah, dan terakhir sel darah
merah dikembalikan ke donor.5

Prosedur penggunaan plasma konvalesen untuk covid-19 adalah sebagai berikut:5


1. Pengambilan darah dari pasien covid-19 yang telah sembuh
2. Pemisahan komponen darah untuk mendapatkan plasma darah (apheresis)
3. Plasma darah dibekukan selama 24 jam setelah pengumpulan
4. Tes asam nukleat untuk mengetahui plasma terhindar dari HIV dan hepatitis
5. Tes ABO matched antara pendonor dengan penerima plasma konvalesen
6. Transfusi darah dilakukan ke pasien covid
7. Antibodi dalam plasma darah bekerja dengan menetralkan virus dalam tubuh
penderita
BAB III

Kesimpulan

Terapi plasma konvalesen adalah pemberian antibodi poliklonal pasif (Ab) menggunakan
plasma konvalesen yang diambil dari pasien yang sudah pulih dari infeksi untuk memberikan
kekebalan segera. Terapi plasma konvalesen dapat mengobati beberapa penyakit seperti covid-
19, ebola, dan H1N1. Masih terdapat keterbatasan dalam penggunaan terapi plasma konvalesen
untuk pengobatan covid-19. Terdapat beberapa risiko akibat pemakaian terapi plasma
konvalesen seperti reaksi alergi, kerusakan paru dan sulit bernapas serta infeksi akibat transfusi
seperti HIV dan hepatitis. Perlu prosedur yang tepat untuk melakukan terapi plasma konvalesen
diantaranya tes asam nukleat untuk mengetahui adanya kemungkinan infeksi HIV atau hepatitis
pada pendonor, serta pemeriksaan ABO matched antara pendonor dan penerima plasma.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bloch, E.M., Shoham, S., Casadevall, A., Sachais, B.S., Shaz, B., Winters, J.L., van
Buskirk, C., Grossman, B.J., Joyner, M., Henderson, J.P. and Pekosz, A., 2020.
Deployment of convalescent plasma for the prevention and treatment of COVID-19. The
Journal of clinical investigation, 130(6), pp.2757-2765.
2. Convalescent plasma COVID-19: Letter of authorization. U.S. Food and Drug
Administration. https://www.fda.gov/media/141480/download. Accessed Oct. 18, 2020.
3. Duan K, Liu B, Li C, et al. Effectiveness of convalescent plasma therapy in severe
COVID-19 patients. Proc Natl Acad Sci U S A. 2020; 117:9490-6.
4. Hung, I.F., To, K.K., Lee, C.K., Lee, K.L., Chan, K., Yan, W.W., Liu, R., Watt, C.L.,
Chan, W.M., Lai, K.Y. and Koo, C.K., 2011. Convalescent plasma treatment reduced
mortality in patients with severe pandemic influenza A (H1N1) 2009 virus infection.
Clinical Infectious Diseases, 52(4), pp.447-456.
5. Kumar, S., Sharma, V., Priya, K.,. Battle against COVID-19: Efficacy of Convalescent
Plasma as an emergency therapy. The American Journal of Emergency Medicine. 2020;
doi: https://doi.org/10.1016/j.ajem.2020.05.10
6. Roback, J.D. and Guarner, J., 2020. Convalescent plasma to treat COVID-19:
possibilities and challenges. Jama, 323(16), pp.1561-1562.
7. Mair-Jenkins, J., et al. 2015. The effectiveness of convalescent plasma and hyperimmune
immunoglobulin for the treatment of severe acute respiratory infections of viral etiology:
a systematic review and exploratory meta-analysis. The Journal of infectious diseases,
211(1), pp.80-90.
8. Rajendran K, et al. Convalescent plasma transfusion for the treatment of COVID-19:
Systematic review. Journal of Medical Virology. 2020; doi:10.1002/jmv.25961.
9. Van Griensven, J., Edwards, T., de Lamballerie, X., Semple, M.G., Gallian, P., Baize, S.,
Horby, P.W., Raoul, H., Magassouba, N.F., Antierens, A. and Lomas, C., 2016.
Evaluation of convalescent plasma for Ebola virus disease in Guinea. New England
Journal of Medicine, 374(1), pp.33-42.
10. Zihan Zetira, Asep Sukohar. 2020. Manfaat Terapi Plasma Konvalesen pada Infeksi
Covid 19 : Artikel Review. Medula,10:2.

Anda mungkin juga menyukai