PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum:
Mengetahui besarnya masalah kesehatan dimasyarakat dan menyusun
pemecahan masalah yang ada di masyarakat.
1
1.2.2 Tujuan Khusus:
a. Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan, lingkungan dan
perilaku.
b. Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan, dan perilaku
yang paling menonjol di masyarakat.
c. Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya
mengatasi masalah kesehatan.
d. Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat
dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di Desa
Siaga.
2
BAB II
METODE KEGIATAN
3
Berikut nama-nama kader, petugas wilayah dan induk yang melakukan kegiatan
SMD, yaitu:
Tabel 2.1 Pelaksana Survei Mawas Diri (SMD) di Wilayah Kerja Puskesmas Asembagus
2020
No Nama Jabatan
1. Suwarsih Kader Desa Asembagus
2. Sriwana Kader Desa Asembagus
3. Yulis Susilowati Kader Desa Asembagus
4. Juriana Kader Desa Asembagus
5. Maliyah Kader Desa Asembagus
6. Dewi Eka Pratiwi Petugas Wilayah Asembagus
7. Shofiyati Petugas Wilayah Asembagus
8. Nur Handayani Kader Desa Gudang
9. Sofin Kader Desa Gudang
10. Imaniyah Kader Desa Gudang
11. Fatila Kader Desa Gudang
12. Runi Yuliana Kader Desa Gudang
13. Faranita Dyastuti Petugas Wilayah Gudang
14. Rohilia Alif Petugas Wilayah Gudang
15. Lilik Ismiyati Kader Desa Trigonco
16. Amalia Kader Desa Trigonco
17. Sri Lestari Kader Desa Trigonco
18. Fatimah Kader Desa Trigonco
19. Nurul Hikmah Kader Desa Trigonco
20. Arif Novianto Petugas Wilayah Trigonco
21. Kholifatur Rosyida Petugas Wilayah Trigonco
22. Lilik Novarita Kader Desa Wringin Anom
23. Hozaima Kader Desa Wringin Anom
24. Ativa Kader Desa Wringin Anom
25. Leny Dyah Kader Desa Wringin Anom
26. Nuerfatila Kader Desa Wringin Anom
27. Pratnya Ilminingtyas Petugas Wilayah Wringin Anom
28. Saely Sari Petugas Wilayah Wringin Anom
29. Uswatul Hasanah Kader Desa Kedunglo
30. Tolak Ana Kader Desa Kedunglo
31. Rusnawati Kader Desa Kedunglo
32. Lailatul Jannah Kader Desa Kedunglo
33. Ika Fadilah Kader Desa Kedunglo
34. Lilik Febriyanti Petugas Wilayah Desa Kedunglo
35. Zakiya Romantika Petugas Wilayah Desa Kedunglo
36. Zikrana Kader Desa Bantal
37. Desi Kader Desa Bantal
38. Milatul Hikmah Kader Desa Bantal
39. Tri Astutik Kader Desa Bantal
40. Yuliandari Kader Desa Bantal
41. Sri Jamilatul Petugas Wilayah Desa Bantal
42. Siti Maysaroh Petugas Wilayah Desa Bantal
43. Lidya Ismail Kader Desa Perante
44. Usnaini Kader Desa Perante
4
No Nama Jabatan
45. Kamilia Fitra Kader Desa Perante
46. Nining Farida Kader Desa Perante
47. Sirtu Lailatun Kader Desa Perante
48. Widia Istighfarin Petugas Wilayah Desa Perante
49. Lailatul Fajriyah Petugas Wilayah Desa Perante
50. Jamilah Kader Desa Kertosari
51. Marsiyah Kader Desa Kertosari
52. Nurul Aida Kader Desa Kertosari
53. Lisnaini Kader Desa Kertosari
54. Safidah Kader Desa Kertosari
55. Ria Irawan Petugas Wilayah Desa Kertosari
56. Maryam Rukmana Petugas Wilayah Desa Kertosari
57. Herlin Yuliastini Kader Desa Awar-Awar
58. Yuli Irmawati Kader Desa Awar-Awar
59. Aning Ristiana Kader Desa Awar-Awar
60. Dalgiri Kader Desa Awar-Awar
61. Ninik Purnawati Kader Desa Awar-Awar
62. Astutik Petugas Wilayah Desa Awar-Awar
63. Nadhifatul Mabruroh Petugas Wilayah Desa Awar-Awar
64. Ilsiana Kader Desa Mojosari
65. Riskia Kader Desa Mojosari
66. Siti Nurbaya Kader Desa Mojosari
67. Fitria Ningsih Kader Desa Mojosari
68. Risdayatun Kader Desa Mojosari
69. Octy Dewi Fortuna Petugas Wilayah Desa Mojosari
70. Atus Indriyani Petugas Wilayah Desa Mojosari
71. Dina Arini Mustikaning Diah Pelaksana Program Promkes
72. Sumiyati Andayaning Tias Pelaksana Program Promkes
5
sebagian dari anggota subpopulasi menjadi anggota sampel, pada proportional
probability, maka setiap anggota kelompok mempunyai probabilitas yang sebanding
dengan besar relatif dari kelompok-kelompok yang dimasukkan dalam subsampel
(Nazir, 1983), yaitu digolongkan berdasarkan dusun. Sampel diambil berdasarkan
proporsi setiap dusun, sehingga jumlah sampel yang diambil di setiap dusun tidaklah
sama.
4. Besar Sampel
Untuk penentuan besar sampel dalam survey ini didapat melalui perhitungan
rumus di bawah ini :
n = 10% x Jumlah Kepala Keluarga (KK)
n = 10% x 18.664 KK
n = 1.866 KK
Keterangan :
n = Besar sampel
KK = Kepala Keluarga
Distribusi sampel yang dibutuhkan untuk Survei Mawas Diri di Kecamatan
Asembagus yaitu:
Tabel 2.2. Distribusi Sampel yang Dibutuhkan untuk Survei Mawas Diri di Kecamatan
Asembagus 2020
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam Survei Mawas Diri (SMD) meliputi:
6
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya
melalui angket, wawancara, jajak pendapat, dan lain-lain (Nazir, 2005). Data yang
diperoleh meliputi beberapa aspek, antara lain: aspek karakteristik responden, aspek
status kesehatan masyarakat, aspek kependudukan, aspek kesehatan lingkungan,
aspek perilaku kesehatan, dan aspek pelayanan kesehatan. Selain itu disertai juga
dengan observasi langsung mengenai persyaratan rumah sehat di Kecamatan
Asembagus Kabupaten Situbondo.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui pihak kedua biasanya
diperoleh melalui badan atau instansi yang bergerak dalam proses pengumpulan data,
baik oleh institusi pemerintah maupun swasta (Nazir, 2003). Data yang diperoleh,
antara lain profil kecamatan dan profil desa. Misalnya data keadaan geografis, jumlah
penduduk, jumlah KK, dan lain-lain di Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo.
7
Pengumpulan data dengan cara observasi langsung atau pengamatan langsung
adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat
standart lain untuk keperluan tersebut. Menurut Nazir (2003) teknik observasi
langsung ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
1) Dapat mencatat segala hal yang berhubungan dengan penelitian sehingga tidak
menggantungkan ingatan dari seseorang.
2) Dapat memperoleh data dari subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara
verbal atau tidak mau berkomunikasi secara verbal.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah kuesioner.
Yang dimaksud dengan kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan yang cukup
terperinci dan lengkap. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sudah di set secara logis
dan berhubungan dengan masalah yang ingin diteliti.
8
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil survei, responden terbanyak dari rentang usia 15-49 tahun
sejumlah 76%, diikuti usia 50-59 tahun sejumlah 17% dan usia ≥60 tahun paling
sedikit yaitu 7%.
Data responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan total
responden laki-laki 19%. Sementara itu, jumlah responden perempuan jauh lebih
banyak 81%. Secara lebih jelas dapat dilihat pada diagram berikut:
10
Gambar 3.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pendidikan terakhir responden yang disurvei terbagi menjadi SD, SMP, SMA
dan Perguruan Tinggi. Data responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat
dalam diagram berikut:
Data responden yang terakhir yaitu data pekerjaan responden, yang terdiri dari
responden yang tidak bekerja, bekerja sebagai buruh, nelayan, petani, pedagang dan
11
PNS/TNI/POLRI. Hasil data responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada
diagram berikut:
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa responden terbanyak tidak bekerja
yaitu sebesar 54%. Hal tersebut terjadi dikarenakan kebanyakan responden berjenis
kelamin perempuan dimana tidak bekerja dan menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT).
Pekerjaan lainnya yaitu petani 20%, buruh 13%, pedagang 9%, PNS/TNI/POLRI 3%
dan nelayan 1%.
12
Berdasarkan data diatas, masyarakat Asembagus yang menerapkan cuci tangan
dengan sabun yaitu sebanyak 88%, sedangkan yang tidak melakukan cuci tangan
sebanyak 12%. Sebaran masyarakat yang cuci tangan pakai sabun berdasarkan
wilayah dapat dilihat dalam grafik berikut:
Pemilahan Sampah
39%
Ya
Tidak
61%
13
Berdasarkan diagram diatas, masyarakat Asembagus banyak yang tidak
melakukan pemilahan sampah yaitu sebanyak 61%. Sedangkan yang melakukan
pemilahan sampah adalah 39%. Masyarakat yang melakukan pemilahan sampah
berdasarkan wilayah dapat dilihat pada grafik berikut:
44%
Ya
Tidak
56%
14
Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahswa sebanyak 56% masyarakat
Asembagus memerlukan pemeriksaan laboratorium terhadap air minumnya.
Sedangkan 44% lainnya tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium. Masyarakat
yang memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk air minum di wilayah dapat
dilihat pada grafik berikut:
15
Ibu Hamil Periksa di Trimester Pertama
Ya
Tidak
100%
Gambar 3.12 Ibu Hamil yang Periksa di Trimester Pertama Per Wilayah
16
Gambar 3.13 Ibu Hamil Mendapat Pelayanan Standart
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa semua ibu hamil yang
disurvei telah mendapat pelayanan sesuai standart 100%. Maka dapat dilihat juga
bahwa seluruh wilayah ibu hamil sudah mendapat pelayanan sesuai standart seperti
pada yang ditampilkan pada grafik berikut:
17
Gambar 3.15 Ibu Hamil Tahu Resiko Kehamilan
Prosentase ibu hamil yang tahu resiko kehamilannya per wilayah dapat dilihat
pada grafik berikut:
18
melakukan pemeriksaan ke Puskesmas di Kecamatan Asembagus dapat dilihat dalam
diagram berikut:
19
1.9. Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara
Untuk menurunkan angka kesakitan yang diakibatkan penyakit tidak menular
seperti kanker serviks dan kanker payudara maka perlu dilakukan deteksi dini melalui
kegiatan Iva Sadari. Berdasarkan hasil survey, masyarakat yang menginginkan
adanya deteksi dini kanker serviks dan payudara dapat dilihat pada diagram berikut:
20
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa 100% masyarakat di Desa
Asembagus dan Mojosari menginginkan adanya deteksi dini kanker serviks dan
payudara. Selanjutnya diikuti Desa Kertosari 96,49% dan Desa Kedunglo 89,56%.
21
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat baha 100% masyarakat Desa
Asembagus dan Kertosari menginginkan adanya penanganan pada balita stunting.
99,54% masyarakat Desa Wringin Anom dan 99,12% masyarakat Desa Trigonco juga
menginginkan penanganan balita stunting.
22
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa 100% masyarakat Desa
Asembagus dan Desa Trigonco menginginkan adanya pelayanan kesehatan bagi
remaja. Selanjutnya yaitu Desa Wringin Anom 99,54% dan Desa Kertosari 89,47%
yang menginginkan adanya pelayanan kesehatan remaja di desa.
1.12. Pelayanan Kesehatan Lansia
Pelayanan lansia sangat dibutuhkan untuk meningkatkan derajat kesehatan para
lansia. Berdasarkan hasil survey dapat dilihat bahwa 88% masyarakat Asembagus
menginginkan adanya pelayanan kesehatan lansia. Data dapat dilihat pada diagram
berikut:
23
Berdasarkan grafik diatas dapat dianalisis bahwa masyarakat Desa Asembagus
menginginkan pelayanan kesehatan lansia 100%. Diikuti oleh Desa Trigonco 99,56%,
dan Desa Kedunglo 90,11%. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat
menginginkan adanya pelayanan kesehatan lansia.
24
Berdasarkan grafik diatas dapat dianalisa bahwa sebagian besar masyarakat
telah melakukan pemeriksaan GDA setia tahunnya, kecuali Desa Wringin. Sebanyak
78,24% masyarakat Desa Wringin Tidak melakukan pemeriksaan GDA rutin setiap 1
tahun 1 kali.
25
Gambar 3.30 Pencegahan Penularan Hepatitis pada Bayi per Wilayah
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bawah 100% masyarakat Desa
Asembagus, Gudang, Wringin Anom, Trigonco, Mojosari dan Bantal menginginkan
adanya pencegahan penularan hepatitis dari ibu ke bayi melalui vaksinasi hepatitis.
26
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan sebanyak 14,84% keluarga di Desa
Kedunglo memiliki balita dengan gizi kurang atau BGM, diikuti Desa Gudang
sebanyak 7,30%.
27
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa 23,40% keluarga di Desa Awar-
Awar ada anggota keluarganya yang mengeluh batuk lama lebih dari 2 minggu.
12,41% keluarga di Desa Mojosari memiliki anggota keluarga yang mengeluh batuk
lama.
28
Berdasarkan grafik diatas dapat dianalisa bahwa 83,94% masyarakat Desa
Mojosari tidak mengetahui tentang penyakit TB dan penularannya. Kemudian Desa
Awar-Awar 73,76% dan Desa Wringin Anom 54,17% masyarakat yang tidak
mengetahui tentang penyakit TB dan penularannya.
29
Gambar 3.38 Pemeriksaan Jentik di Rumah per Wilayah
Berdasarkan grafik diatas, wilayah yang tidak melakukan pemeriksaan jentik
secara mandiri adalah Asembagus 92,57%, Wringin Anom 93,52%, Trigonco
93,39%, Awar-Awar 87,23% dan Kedunglo 83,52%.
30
Gambar 3.40 Balita Imunisasi Lengkap per Wilayah
Berdasarkan grafik diatas sebagian besar balita di semua wilayah sudah
mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Wilayah dengan capaian tertinggi adalah Desa
Wringin Anom 98,31% diikuti Desa Kedunglo 93,18%.
31
Gambar 3.42 Masyarakat Bersedia Mengikuti Vaksinasi Covid-19
32
Gambar 3.44 Keluarga Menderita IMS per Wilayah
Berdasarkan grafik diatas, keluarga yang ada penderita IMS adalah di Desa
Kertosari 5,26% dan Kedunglo 3,30%. Sedangkan Desa lainnya tidak ada anggota
keluarga yang menderita IMS.
33
Gambar 3.46 Perlu Pelayanan Kesehatan Jiwa per Wilayah
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa 100% masyarakat Desa Asembagus,
Gudang dan Bantal menginginkan pelayanan kesehatan jiwa. 97,87% masyarakat
Desa Awar-Awar tidak menginginkan adanya pelayanan kesehatan jiwa.
34
Gambar 3.48 Keluarga Memiliki TOGA dan Tahu Manfaatnya Per Wilayah
35
Gambar 3.50 Kegiatan Olahraga Aktif Per Wilayah
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa 100% masyarakat Desa Gudang
tidak melakukan kegiatan olahraga aktif, diikuti Desa Kedunglo 97,25%, Desa
Asembagus 95,54% dan Desa Awar-Awar 91,49%.
36
Gambar 3.52 Merawat Gigi Anak Sejak Dini per Wilayah
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa 14,21% masyarakat Desa Bantal
tidak merawat kesehatan gigi anak sejak dini, diikuti Desa Kertosari 9,36% dan Desa
Perante 9,15%.
37
Gambar 3.54 Masyarakat Mengetahui Penularan Covid-19
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat sudah
mengetahui cara penularan covid-19 tetapi 29,95% masyarakat Desa Bantal tidak
mengetahui cara penularan covid-19, diikuti Desa Kertosari 28,07%, Desa Awar-
Awar 26,95% dan Desa Mojosari 23,36%.
38
Gambar 3.56 Masyarakat Mengetahui Gejala Covid-19
39
Gambar 3.58 Masyarakat Mengetahui Pencegahan Penularan Covid-19
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat
sudah mengetahi tentang pencegahan penularan covid-19. Akan tetapi 39,33%
masyarakat Desa Gudang belum mengetahui tentang pencegahan penularan covid-19,
diikut Desa Awar-Awar 36,88% dan Desa Mojosari 27,01%.
40
Gambar 3.60 Covid-19 Dapat Ditularkan dari OTG
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH
41
No Masalah Prosentase
1. Ibu hamil tidak mengetahui tentang risiko kehamilan 60,00%
2. Rendahnya Calon Pengantin yang periksa ke Puskesmas 25,65%
3. Masyarakat menginginkan pemeriksaan deteksi dini kanker 100%
rahim dan payudara
4. Masyarakat menginginkan penanganan untuk balita stunting 100%
5. Masyarakat menginginkan adanya pelayanan kesehatan untuk 100%
remaja
6. Rendahnya masyarakat yang rutin periksa gula darah minimal 1 43,87%
tahun sekali
7. Banyaknya masyarakat yang tidak melakukan pemeriksaan 92,57%
jentik secara mandiri
8. Masyarakat menginginkan adanya pelayanan untuk kesehatan 100%
jiwa
9. Banyak masyarakat yang tidak olahraga 100%
10. Banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa covid-19 71,38%
dapat menular dari orang tidak bergejala
42
3.
Masyarakat menginginkan penanganan pada balita stunting 99,54%
4.
Masyarakat menginginkan pelayanan kesehatan remaja 99,54%
5.
Masyarakat menginginkan pelayanan kesehatan lansia 87,50%
6.
Rendahnya masyarakat yang tidak periksa Gula Darah minimal 21,76%
1 tahun 1 kali
7. Perlunya pencegahan penularan hepatitis pada bayi 100%
8. Banyaknya masyarakat yang masih belum mengetahui tentang 54,17%
penyakit TB dan penularannya
9. Banyaknya masyarakat yang tidak melakukan pemeriksaan 93,52%
jentik dirumah
10. Banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui manfaat tanaman 54,17%
obat keluarga
43
6. Masalah Kesehatan Desa Awar-Awar
Masalah kesehatan di Desa Awar-Awar berdasarkan hasil survey mawas diri
(SMD) diantaranya, yaitu:
Tabel 4.7. Masalah Kesehatan di Desa Awar-Awar
No Masalah Prosentase
1. Masyarakat menginginkan adanya deteksi dini kanker serviks 77,30%
dan payudara
2. Masyarakat menginginkan penanganan pada balita stunting 87,23%
3. Masyarakat menginginkan adanya pelayanan kesehatan untuk 73,76%
remaja
4. Masyarakat menginginkan adanya pelayanan kesehatan untuk 72,34%
lansia
5. Ada keluarga dengan gejala batuk lebih dari 2 minggu 23,40%
6. Banyaknya masyarakat yang masih belum mengetahui tentang 73,76%
penyakit TB dan penularannya
7. Banyaknya masyarakat yang tidak melakukan pemeriksaan 87,23%
jentik secara mandiri
8. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat tanaman 48,23%
obat keluarga
9. Banyak masyarakat yang tidak melakukan olahraga 91,49%
10. Banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa covid-19 56,79%
dapat menular dari orang tidak bergejala
44
No Masalah Prosentase
1. Masyarakat menginginkan pemeriksaan laboratorium pada air 65,69%
minum
2. Ibu hamil tidak mengetahui tentang risiko kehamilan 66,67%
3. Rendahnya Calon Pengantin yang periksa ke Puskesmas 42,34%
4. Masyarakat menginginkan adanya deteksi dini kanker serviks 100%
dan payudara
5. Banyaknya masyarakat yang masih belum mengetahui tentang 83,94%
penyakit TB dan penularannya
6. Masyarakat menginginkan penanganan pada balita stunting 94,89%
7. Masyarakat menginginkan adanya pelayanan kesehatan untuk 78,10%
remaja
8. Masyarakat menginginkan adanya pelayanan kesehatan untuk 80,29%
remaja
9. Perlunya pencegahan penularan hepatitis pada bayi 100%
10. Masyarakat menginginkan adanya pelayanan kesehatan jiwa 52,04%
45
5. Masyarakat menginginkan adanya pelayanan kesehatan untuk 88,83%
lansia
6. Perlunya pencegahan penularan hepatitis pada bayi 100%
7. Banyak masyarakat yang tidak bersedia jika akan dilakukan 61,93%
vaksinasi covid-19
8. Masyarakat menginginkan adanya pelayanan kesehatan jiwa 100%
9. Banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui manfaat tanaman 85,79%
obat keluarga
BAB V
PRIORITAS MASALAH
46
3. Masyarakat menginginkan adanya pelayanan kesehatan untuk remaja
47
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) yang dilaksanakan di
wilayah kerja Puskesmas Asembagus dapat disimpulkan bahwa terdapat 10 prioritas
masalah dari masing – masing desa yang nantinya sebagai bahan untuk dibawa ke
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
6.2. Saran
Diharapkan setiap desa di wilayah Kerja Puskesmas Asembagus melaksanakan
Musyawarah Masyarakat desa (MMD) sebagai tindak lanjut dari kegiatan Survey
Mawas Diri (SMD)
48