UJI BINOMIUM
ASUMSI – ASUMSI :
data terdiri hasil percobaan bernoulli di ulang n kali
ada I kejadian ‘sukses’ atau ‘gagal’
ke-n percobaan independen
peluang sukses p, dari percobaan ke percobaan tetap
PERUMUSAN HIPOTESIS :
A. Ho : P = Po H1 : P ≠ Po
B. Ho : P ≤ Po H1 : P > Po
C. Ho : P ≥ Po H1 : P < Po
STATISTIK UJI :
S = banyaknya sukses
DAERAH PENOLAKAN taraf nyata α :
A. P (S > s2) = α/2 atau P (S ≤ s1) = α/2
Tolak Ho jika S ≤ s1 atau S ≥ s2
B. P (S > s) = α
Tolak Ho jika S > s
C.P (S ≤ s) = α
Tolak Ho jika S ≤ s
S nP0 z nP0 (1 P0 )
Z = angka baku normal pada taraf α
CONTOH :
Cinnoti dan Patti menemukan vakuola sub
kapsuler depan pada mata, 11 dari 25 orang
penderita diabetes. Jika data memenuhi asumsi
dasar uji binomial dan jika subyek tersebut
dianggap suatu sampel acak dari populasi yang
serupa. Dapatkah disimpulkan bahwa proporsi
populasi dengan kondisi tersebut lebih besar dari
0.27?(misal α = 0.05)
PENYELESAIAN :
Perumusan Hipotesis
H0 : P ≤ 0.27
H1 : P > 0.27
Statistik uji
S = 11
n = 25 ; P = Po = 0.27
P (S > s) = P (11 > s) = ? 0.05 maka agar s < 11 berarti
s = 11-1 = 10.
Dari tabel distribusi binomial dengan n =25 dan p = 0.27
diperoleh : P (S > s) = 1 - P (S < s) = 1- P (S < 10)
=1- 0.9498 = 0.0502 ≈ 0.05
Jadi daerah kritis s = 10
Ternyata S > s atau 11 > 10 yang berarti tolak Ho, dan dapat
disimpulkan bahwa proporsi vakuola sub kapsuler depan pada
penderita diabetes adalah lebih besar dari 0.27.