5 cm
Donny Dhirgantoro
Avivah, Taqiyya, Rifky, Marsha, Razi, Adelio
BIOGRAFI SINGKAT
Donny Dhirgantoro lahir di Jakarta 27 Oktober 1978.
Sulung dari empat bersaudara ini menghabiskan seluruh
waktu kecilnya hingga besar di Jakarta. Menyelesaikan
masa-masa putih abu-abu di SMU 6 Jakarta, sekolah yang
sampai saat ini masih dibanggakan karena kenangan-
kenangan yang menyenangkan dan tak terlupakan.
Kegemaran menulis dan membaca sudah ada semenjak
mulai bisa menulis dan membaca, konon hal ini akibat
sang Papa meletakkan banyak buku disekitar ari-ari putra
sulungnya.
Selepas SMU, ia melanjutkan studi di STIE Perbanas
Jakarta dan ikut aktif dalam segala kegiatan kampus.
Pengalaman gagal mendapatkan beasiswa pada salah satu
kegiatan pelatihan kampus tidak membuatnya putus asa,
tetapi pada tahun berikutnya justru mengantarnya menjadi
ketua penyelenggaranya.Bersama teman-teman lain, ia
berhasil mendapatkan beasiswa dari kampus. Saat-saat
terbaik sebagai mahasiswa adalah ketika bergabung dalam
barisan menegakkan reformasi tahun 1998, yang
membuatnya bangga menjadi bagian dari bangsa yang
besar ini.
Identitas Buku
Judul : 5 cm
Penulis : Dhonny Dhirgantoro
Penerbit : PT. Grasindo
Kota Terbit : Yogyakarta
TahunTerbit : Mei 2005
Tebal Buku : 381 Halaman
ISBN : 979-759-151-4
Unsur Intrinsik
tema, tokoh, alur, latar, perwatakan atau penokohan, gaya bahasa,
sudut pandang, dan amanat.
-LATAR TEMPAT
Salah satu latar tempat yang digunakan penulis adalah Ranu
Pane.“Mereka menjejakkan kaki di tanah Ranu Pane” (hal.217)
LATAR SUASANA
Salah satu latar suasana yang penulis gambarkan di cerita adalah
haru.“Suara-suara tangis bahagia dan teriakan-teriakan penuh
semangat terdengar memenuhi puncak.” (hal.347)
ALUR
NOVEL INI MENGGUNAKAN ALUR CAMPURAN
-Awal cerita dimulai saat kelima sahabat sedang kumpul di Secret Garden,
rumah Arial. Disini mereka berlima sempat flashback tentang kejadian Ian
mencari jati dirinya sebelum akhirnya menjadi Ian yang sepenuhnya Ian.
-Bagian tengah dari novel ini adalah saat kelima sahabat ini ditambah
Dinda akhirnya bertemu kembali di Stasiun Senen, 14 Agustus, untuk
melakukan perjalanan mendaki ke tanah tertinggi, puncak Mahameru.
-Bagian akhir dari novel ini adalah saat turun dari Puncak Mahameru,
Genta memberanikan dirinya untuk mengungkapkan segala rasa pada
Riani, yang selama ini dipendam.
PERSONIFIKASI
“Angin sore mengelus wajah mereka
berdua.” (hal.154)
HIPERBOLA
“…bergerak cepat mencoba melawan hawa
dingin yang sangat menusuk.”
Dalam novel ini, sudut pandang yang
digunakkan penulis adalah orang ketiga serba
Sudut tahu, dimana penulis bertindak sebagai
sutradara yang mengetahui segala perasaan
pandang maupun konflik batin yang dialami para tokoh.
Adapun buktinya sebagai berikut:
Kiasan 103),
Nilai Nilai
"...berdiri di depan gedung MPR memegang bendera merah putih."
Kehidupan
membawa bendera merah putih."
rantai."
"Dia udah terlalu tua untuk semua ini, batin Genta berjalan
Kehidupan
Amanat
Keyakinan kuat yang disertai kerja keras akan memberikan
hasil seperti apa yang kita impikan.
Jadilah manusia yang bermanfaat, karena sebaik-baiknya
manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain.
Jadilah manusia yang bersyukur atas segala hal yang
Tuhan berikan.
Dalam pertemanan, kita harus menerima segala
kekurangan dan kelebihan agar tercipta hubungan baik.
Jadilah manusia yang beranggapan bahwa dirinya yang
harus mengatur keadaan, bukan diatur oleh keadaan.
"Life is really simple, but
we insist on making it
complicated."