Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN LALU LINTAS PADA KAWASAN PASAR TANJUNG

KABUPATEN JEMBER

Wiwit Adisatria*1, Ludfi Djakfar2, Achmad Wicaksono2


1
Mahasiswa / Program Magister / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik /
Universitas Brawijaya
2
Dosen / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik / Univeritas Brawijaya
Jl. M. T. Haryono No. 167, Malang-65145, Jawa Timur
Korespondensi: wiwit_adi@yahoo.com

ABSTRAK

Kemacetan lalu lintas merupakan masalah utama yang dihadapi oleh kota-kota besar di dunia, terutama di
negara-negara berkembang termasuk negara kita Indonesia. Dalam kasus kali ini penulis mengambil sampel
Kota Jember yang telah mengalami kemajuan sangat pesat. Sekarang ini Kota Jember menjadi pusat tumpuan
ekonomi Jawa Timur bagaian timur. Keberadaan pasar di tengah kota seperti Pasar Tanjung mempermudah
akses menuju tempat tersebut. Pengembangan pasar yang semakin besar mempunyai dampak kemacetan
pada kawasan sekitarnya. Pasar Tanjung merupakan pasar terbesar yang ada di daerah Kota Jember. Jalan
Trunojoyo dan Jalan Samanhudi merupakan ruas jalan raya yang berdekatan dengan pasar tersebut sehingga
kedua jalan tersebut memiliki mobilitas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
manajemen lalu lintas yang sesuai pada masa yang akan datang di wilayah sekitar Pasar Tanjung Kabupaten
Jember. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penilaian dan
analisis dengan menggunakan data primer yaitu quisoner yang diisi oleh beberapa responden, sedangkan
untuk data sekunder didapatkan melalui metode studi pustaka yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan
cara menelaah berbagai buku dan artikel, jurnal serta laporan yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk
meletakkan landasan teoritis untuk memecahkan permasalahan yang terjadi pada lokasi penelitian. Jumlah
Surveyor dalam penelitian ini melibatkan 25 orang surveyor selama 12 jam. Dari hasil penelitian didapatkan
bahwa tundaan rata-rata paling tinggi adalah 1035,27 detik per smp sehingga dapat dilihat pada KM 14 tahun
2006 bahwa tundaan rata-rata sebesar tersebut masuk ke dalam kelas F yaitu berkisar antara > 60 detik per
kendaraan. Akan tetapi dengan adanya perubahan waktu sinyal sesuai dengan perhitungan teori, tundaan rata-
rata pada simpang berubah. Dari nilai tundaan rata-rata sebesar 1035,27 menjadi 24,158 detik per smp
sehingga dilihat pada KM 14 tahun 2006 bahwa kelas simpang menjadi C antara 15,1- 25 detik per smp. Dari
hasil prediksi dan peramalan 5 tahunan diketahui simpang tersebut merupakan simpang yang tidak layak
untuk digunakan lagi karena tundaan rata-rata tinggi yaitu 1906,403 detik per smp. Perbaikan akibat masalah
yang terjadi di daerah simpang Pasar Tanjung pada kondisi eksisting lebih mengarah kepada perbaikan yang
mendukung strategi agresif seperti perbaikan lampu dan pembatasan moda kendaraan. Sedangkan untuk
kondisi 5 tahun ke depan diperlukan perbaikan yang mendukung strategi defensif seperti pengaturan ulang
tata guna lahan dan pembuatan fly over.

Kata Kunci: Pasar Tanjung, Manajemen, Kemacetan, Lalu Lintas, Simpang Bersinyal, Kinerja Jalan, SWOT

1. PENDAHULUAN kebutuhan yang amat penting bagi


Laju pembangunan tiap daerah di manusia.
Indonesia sangat berbeda-beda. Penggunaan kendaraan bermotor
Meningkatnya pembangunan pada daerah telah menjadi bagian penting dalam
didasarkan pada jumlah populasi daerah kehidupan masyarakat saat ini baik sebagai
tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan alat mobilitas maupun sebagai tolak ukur
kebutuhan akan moda transportasi di kota- tingkat keberhasilan seseorang. Hal ini
kota besar semakin meningkat. Jalan tercermin dari kenyataan semakin tingginya
sebagai prasarana transportasi merupakan tingkat mobilitas penduduk dari tahun ke
tahun.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 9, No.1 – 2015 ISSN 1978 - 5658 37


Kemacetan lalu lintas merupakan 2. Mengetahui faktor-faktor yang
masalah utama yang dihadapi oleh kota- menyebabkan tundaan berlebih di ruas
kota besar di dunia, terutama di negara- jalan dan di simpang bersinyal Pasar
negara berkembang. Masalah kemacetan Tanjung Kabupaten Jember.
terutama dirasakan pada jam-jam sibuk, 3. Mengetahui solusi rekayasa lalu lintas
baik sibuk pagi hari maupun jam sibuk sore di wilayah sekitar Pasar Tanjung
hari, yaitu saat orang bepergian dari rumah Kabupaten Jember pada saat ini dan pada
ke tempat kerja, sekolah atau aktivitas kondisi 5 tahun yang akan datang.
lainnya, dan juga saat mereka pulang
kembali ke rumahnya masing-masing. 2. METODE
Kabupaten Jember telah mengalami Pelaksanaan studi ini terdiri dari
kemajuan yang sangat pesat. Sekarang ini beberapa tahapan. Tahapan-tahapan di
menjadi pusat tumpuan ekonomi Jawa dalam studi ini digambarkan dalam
Timur bagian timur. Keberadaan pasar di diagram alir yang ditunjukkan dalam
tengah Kabupaten seperti Pasar Tanjung Gambar 1.
mempermudah akses menuju tempat
tersebut. Pengembangan pasar yang
semakin besar mempunyai dampak
kemacetan pada kawasan sekitarnya.
Pasar Tanjung merupakan pasar
terbesar yang ada di daerah Kabupaten
Jember. Jalan Trunojoyo dan Jalan
Samanhudi merupakan ruas jalan raya yang
berdekatan dengan pasar tersebut sehingga
kedua jalan tersebut memiliki mobilitas
tinggi. Peranan pasar mempengaruhi
penggunaan jalan terutama angkutan
barang yang sering terjadi di pintu keluar
masuk area pasar. Kendaraan yang
memasuki area pasar akan mengakibatkan
pemberhentian sementara untuk kendaraan
yang lain sehingga mengakibatkan antrian
di daerah tersebut.
Simpang Pasar Tanjung merupakan
satu-satunya simpang yang berada
berdekatan dengan Pasar Tanjung. Simpang
tersebut sering membuat kemacetan
sementara akibat pergerakan dari
kendaraan yang terjadi di daerah Pasar
Tanjung. Oleh karena itu perlu adanya
identifikasi dari masalah tersebut sebagai
acuan untuk perbaikan lalu lintas di daerah
Pasar Tanjung.
Penelitian ini mempunyai beberapa Gambar 1. Kerangka konsep penelitian
tujuan, antara lain:
1. Mengetahui kondisi arus lalu lintas Data yang digunakan dalam
pada ruas jalan dan simpang bersinyal di penelitian ini bersumber dari data primer
sekitar Pasar Tanjung Kabupaten Jember dan data sekunder. Data primer yaitu data
saat ini. yang diperoleh dengan melakukan
pengamatan secara langsung di lokasi yang
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 9, No.1 – 2015 ISSN 1978 - 5658 38
menjadi objek penelitian. Sedangkan data perhitungan waktu hijau dan waktu siklus,
sekunder yaitu data yang diperoleh dari serta hasil penentuan waktu kuning yang
ketentuan yang sudah ada yaitu MKJI 1997 disesuaikan untuk kondisi di Indonesia,
dan Badan Pusat Statistika (BPS). maka dapat diketahui lamanya waktu
1. Penentuan Kondisi Lapangan masing-masing sinyal lalu lintas (traffic
Kondisi lapangan didapatkan dari signal setting).
data hasil survei lapangan yang meliputi
jumlah fase yang ada, waktu siklus, waktu 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
hilang total, denah geometri simpang, lebar 3.1 Pengumpulan data
pendekat, dan kondisi lingkungan simpang. 3.1.1 Data Primer
2. Penentuan Arus Lalu Lintas Data primer merupakan data yang
Penentuan arus lalu lintas didapat diperoleh secara langsung dari pengamatan
dari data arus lalu lintas hasil survei di lapangan, data inventarisasi yang
lapangan. Karena data hasil survei diambil diperoleh adalah:
tiap interval 15 menit maka harus A. Geometrik Jalan
dijumlahkan terlebih dahulu masing- Geometrik jalan diketahui
masing jenis kendaraan untuk masing- berdasarkan kondisi jalan saat ini
masing arah pergerakan, sehingga (eksisting). Survei dilakukan dengan
diperoleh nilai total arus lalu lintas masing- menggunakan rol meter atau oddometer
masing jenis kendaraan untuk masing- sebagai alat bantu pengukuran. Hasil
masing arah pergerakan. pengukuran dicatat sesuai dengan kondisi
Nilai total yang didapat masih dalam yang ada. Hasil pengukuran dapat dilihat
kendaraan per jam (kend/jam) maka harus pada Gambar 2.
dikalikan terlebih dahulu dengan nilai
ekivalen mobil penumpang (emp) untuk
kondisi terlindung maupun terlawan agar U Jalan
Samanhudi

menjadi satuan mobil penumpang 12

(smp/jam).
3. Penentuan Kapasitas dan Derajat
Kejenuhan
3,5 2

Jalan Hos

5
Cokroaminoto
Jalan

Dalam menentukan kapasitas dan Trunojoyo


3,5

12
5
2,5

derajat kejenuhan harus ditentukan terlebih


8

dahulu tipe pendekatnya apakah terlawan


(O) atau terlindung (P), setelah itu
ditentukan lebar efektif (We), nilai arus 3 3

jenuh dasar (So), faktor-faktor Jalan K H


Sidiq

penyesuaian, nilai arus jenuh yang


disesuaikan (S), rasio arus (FR), rasio fase Gambar 2. Denah simpang Pasar Tanjung
(PR), waktu siklus pra penyesuaian (cua),
waktu siklus disesuaikan (c), dan waktu Menurut hasil dari survey diketahui
hijau (g) sehingga kemudian dapat dihitung bahwa:
kapasitas (C) dan derajat kejenuhan (DS). 1. Arah utara merupakan Jalan
4. Setting Sinyal Lalu Lintas Samanhudi. Jalan tersebut merupakan jalan
Menurut MKJI 1997, besarnya waktu searah. Jalan tersebut berada pada daerah
hijau yang pendek dari 10 detik harus komersil yang terdapat toko di kanan dan
dihindari karena dapat mengakibatkan kiri jalan. Terdapat tempat parkir pada bahu
pelanggaran lampu merah yang berlebihan jalan sisi barat.
dan kesulitan bagi pejalan kaki untuk 2. Arah selatan merupakan Jalan K.H.
menyeberang jalan. Berdasarkan hasil Sidiq, jalan tersebut merupakan daerah

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 9, No.1 – 2015 ISSN 1978 - 5658 39


komersil dan tidak terdapat median jalan, merupakan daerah komersil dan tidak
terdapat 2 jalur dan 2 lajur pada jalan terdapat median jalan, lebar jalan arah barat
tersebut. Tiap jalur memiliki lebar 3 m. adalah 9 meter sedangkan sebelah timur
Tidak diperkenankan parkir di tepi jalan adalah 20,5 meter. Arah timur terdapat
karena dapat mengganggu pergerakan pembagi jalan untuk belok kiri jalan terus
kendaraan di jalan tersebut. sebesar 4 meter. Kedua jalan tersebut
3. Arah timur merupakan Jalan merupakan jalan satu arah menuju ke arah
Trunojoyo dan barat merupakan Jalan Hos barat.
Cokroaminoto, kedua jalan tersebut

Tabel 1. Kondisi lalu lintas


Kode Tipe lingkungan Hambatan samping Median Kelandaian Belok-kiri Jarak ke Lebar pendekat (m)
Pendekat Jalan Tinggi/Rendah Ya/Tidak +/- % langsung Ya/Tidak kendaraan Pendekat Masuk Belok kiri lang- Keluar
parkir (m) WA W MASUK sung W LTOR W KELUAR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
T COM T T 0 Y 20,5 10 3 9
S COM T T 0 Y 6 2 1 12

2. Jalan searah diterapkan pada Jalan


Pada Tabel 1 diketahui bahwa: Samanhudi, Jalan Trunojoyo dan Jalan
1. Jalan Trunojoyo berada pada timur Hos Cokroaminoto.
Simpang Tanjung sedangkan Jalan K.H. 3. Lampu lalu lintas menggunakan 2
Sidiq berada pada selatan Simpang fase.
Tanjung. 4. Bagian timur dan selatan
2. Daerah simpang tersebut merupakan menggunakan metode belok kiri jalan terus
daerah komersial yang dipenuhi oleh untuk menghindari antrian yang
pertokoan dan pasar. menumpuk di area jalan.
3. Pasar merupakan daerah yang 5. Pengaturan simpang diperoleh dengan
memiliki hambatan samping yang tinggi. mencatat waktu merah, kuning, dan hijau
Beberapa faktor yang mempengaruhi pada lampu lalu lintas simpang tersebut.
hambatan samping adalah pejalan kaki, Pencatatan dilakukan setelah melakukan
angkutan umum, kendaraan lambat, dan survei di lapangan.
kendaraan keluar masuk dari lahan. Pengaturan sinyal lampu lalu lintas
4. Tiap ruas pada simpang tidak antara lain:
memiliki median akan tetapi pada ruas a. Jalan Trunojoyo : Merah : 68 detik
Jalan Trunojoyo terdapat median pembagi Kuning : 3 detik
antara belok kiri dan jalan lurus. Hijau : 29 detik
5. Pada Jalan Trunojoyo memakai sistem b. Jalan K.H. Sidiq : Merah : 28 detik
belok kiri jalan terus, begitu juga pada Kuning : 3 detik
Jalan K. H. Sidiq Hijau : 69 detik
Dari hasil survey diketahui bahwa:
B. Data Pengendalian Lalu Lintas 1. Pada Jalan Trunojoyo, grafik
Pengaturan lalu lintas merupakan meningkat terjadi pada pagi dan siang hari
pergerakan lalu lintas yang telah diatur antara pukul 06.00 – 13.00 sedangkan pada
berdasarkan aturan rambu-rambu lalu Jalan K.H. Sidiq peningkatan kendaraan
lintas pada daerah jalan tersebut. cenderung pada pagi hari yaitu pada pukul
Pengaturan lalu lintas yang terdapat pada 06.00 – 07.00 dan 06.00 – 11.00 pada hari
simpang Pasar Tanjung antara lain: Minggu akibat terjadinya operasional pasar
1. Larangan belok kanan pada Jalan K.H. yang meningkat pada hari Minggu.
Sidiq. 2. Pada Jalan Trunojoyo dan K.H. Sidiq
sering terjadi kemacetan pada pagi hari

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 9, No.1 – 2015 ISSN 1978 - 5658 40


karena pada jam-jam tersebut merupakan c. Kondisi Jalan
jam dimana puncak keramaian pasar Pada kondisi jalan di daerah Pasar
terjadi dan jam tersebut merupakan jam Tanjung, Jalan Trunojoyo dan Jalan Hos
aktif bekerja. Cokroaminoto merupakan jalan arteri
Kendala yang mengakibatkan survei primer. Jalan tersebut menghubungkan
lalu lintas tidak berjalan dengan optimal: antar kota di wilayah Jawa Timur.
1. Adanya kendaraan berhenti di daerah Kendaraan yang berasal dari daerah
simpang, terutama di ruas Jalan K.H. Sidiq Banyuwangi dan Bondowoso menuju
sehingga kendaraan yang melewati jalan ibukota provinsi akan melewati jalan
tersebut mengalami tundaan. tersebut.
2. Adanya pejalan kaki yang Pada Jalan K.H. Sidiq dan Jalan
mengganggu kelancaran lalu lintas. Samanhudi merupakan jalan arteri
3. Kesalahan pencatatan akibat kelalaian sekunder. Jalan tersebut menghubungkan
surveyor sehingga menjadikan data tidak kawasan primer dan kawasan sekunder.
optimal 100%. Jalan K.H. Sidiq merupakan jalan yang
menghubungkan kawasan pemukiman
C. Data Tata Guna Lahan (residen) menuju ke kawasan primer
Sesuai dengan survei di lapangan sedangkan Jalan Samanhudi sebagai
diketahui bahwa tata guna lahan pada penghubung antar jalan arteri primer.
daerah simpang Pasar Tanjung merupakan
kawasan komersial (sektor perdagangan). 1. Tata Guna Lahan Terhadap
Lebih dari 90% daerah simpang Pasar Kinerja Jalan
Tanjung merupakan daerah komersil, hal Pertumbuhan ekonomi di daerah
ini dapat diketahui bahwa, terdapat Pasar Tanjung mengakibatkan beberapa
pedagang dan toko di sekitar ruas jalan permasalahan transportasi. Salah satunya
pada simpang Pasar Tanjung. Selain itu penggunaan lahan parkir pada daerah
banyak pedagang yang membuka warung Simpang Tanjung semakin meluap. Selain
di sekitar Pasar Tanjung untuk menjajakan itu, di pojok simpang terdapat pasar yang
dagangannya. mengakibatkan pergerakan kendaraan
semakin tinggi sehingga sering terjadi
3.1.2 Data Sekunder kemacetan.
Data sekunder didapat dari beberapa Pergerakan kendaraan parkir sering
instansi yang menangani data tersebut. menghambat kendaraan yang melewati
Data yang diperoleh antara lain: daerah sekitar Pasar Tanjung. Pada waktu
a. Peta Lokasi Survei aktifitas pasar tinggi, kendaraan yang
Lokasi survei berada di simpang melewati Jalan Trunojoyo sering
jalan yang menghubungkan Jalan terhambat akibat kendaraan di daerah
Trunojoyo dan Jalan K.H. Sidiq yang Pasar Tanjung sering dilewati angkutan
bertepatan dengan daerah komersil. kota yang berhenti di daerah ruas jalan
Terdapat pasar yang menjadikan daerah sehingga mengurangi daerah manfaat
tersebut menjadi daerah yang padat akan jalan. Di kawasan pasar sering dijumpai
pergerakan lalu lintas. kendaraan tak bermotor mengakibatkan
b. Data Wilayah hambatan samping di daerah pasar tinggi.
Kabupaten Jember merupakan Becak merupakan salah satu kendaraan tak
Kabupaten yang berada di Jawa Timur dan bermotor yang masih beroperasi di
terbagi menjadi 31 kecamatan dengan luas kawasan pasar.
daerah 3.293,34 km2. Jumlah penduduk di
kota Jember pada tahun 2013 adalah
2.529.967 jiwa.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 9, No.1 – 2015 ISSN 1978 - 5658 41


2. Analisis Kinerja Simpang smp. Sehingga perlu adanya rekayasa lalu
Untuk lebih jelasnya hasil lintas untuk perbaikan simpang bersinyal
perhitungan tersebut dapat dilihat pada yang lebih baik. Untuk itu dicarikan nilai
gambar sebagai berikut: COPT agar derajat kejenuhan tiap pendekat
a. Pada Jalan Trunojoyo, ekivalensi sama dengan teori yang ada.
terbesar terjadi pada hari Sabtu sedangkan 1,5xLTI+5
Copt = = 48,8437 = ~ 49 detik
1-IFR
pada Jalan K.H. Sidiq terjadi pada hari (Copt-LTI)x(Q/S)
ge1 = = 27,431 = 27 detik
Minggu. Hal ini diketahui setelah dihitung IFR

berdasarkan ekivalensi mobil penumpang. (Copt-LTI)x(Q/S)


ge2 = = 15,413 = 15 detik
b. Ekivalensi kendaraan pada jam puncak IFR

(11.30 – 12.30) di Jalan Trunojoyo adalah Dengan perubahan waktu sinyal


2411,6 smp/jam sedangkan pada Jalan sesuai dengan perhitungan teori, tundaan
K.H. Sidiq adalah 406,5 smp/jam (pada rata-rata pada simpang berubah. Dari nilai
pukul 10.00 – 11.00). tundaan rata-rata mencapai 1035,27 detik
c. Pada hari-hari padat antara pukul 06.00 per smp menjadi 24,157 detik per smp
– 11.00, Jalan K. H. Sidiq mengalami sehingga dilihat pada KM 14 tahun 2006
kenaikan grafik meskipun pada pukul bahwa kelas simpang menjadi C antara
07.00-08.00 mengalami penurunan. Pada 15,1-25 detik per smp. Sehingga perlu
Jalan Trunojoyo mengalami kenaikan arus adanya beberapa perbaikan simpang untuk
kendaraan antara pukul 06.0 – 13.00. mengantisipasi pada perkiraan 5 tahun
Dari hasil penelitian didapatkan jam mendatang
puncak pada hari tersebut diakibatkan
oleh: 4. Prediksi dan Peramalan
a. Jam puncak tersebut disebabkan Menurut manual desain perkerasan
banyaknya kendaraan masuk dan keluar jalan bagian pertama (Kementerian
area pasar. Pekerjaan Umum, 2012) bahwa faktor
b. Pada jalan arteri primer (Jalan pertumbuhan lalu lintas didasarkan pada
Trunojoyo) cenderung memiliki arus yang data-data pertumbuhan historis atau
besar pada hari libur kerja. formulasi korelasi dengan faktor
c. Pada Jalan K.H. Sidiq cenderung pertumbuhan lain yang valid, bila tidak
meningkat pada waktu hari libur dimana ada maka dapat menggunakan Tabel 2.
aktivitas pasar meningkat dan jalan
tersebut merupakan jalan menuju kawasan Tabel 2. Perkiraan faktor pertumbuhan lalu
pemukiman. lintas (i)
d. Kawasan pasar mencapai keramaian 2011-2020 >2021-2030
pada waktu pagi hari. arteri dan perkotaan (%) 5 4
Dilihat dari tabel SIG V diketahui rural (%) 3.5 2.5
bahwa tundaan rata-rata adalah sebesar
1035,27 detik per smp sehingga dapat Dari data diatas diketahui bahwa
dilihat pada KM 14 tahun 2006 (dengan prosentase pertumbuhan lalu lintas (i)
keadaan jalan menggunakan Alat Pemberi bertambah sebesar 5% tiap tahunnya.
Isyarat Lalu Lintas /APILL) bahwa Pertumbuhan tersebut dijadikan sebagai
tundaan rata-rata sebesar tersebut masuk variabel untuk mengetahui jumlah
ke dalam kelas F yaitu >60 detik per smp. kendaraan pada 5 tahun yang akan datang.
Dari SIG V diketahui bahwa tundaan
3. Perbaikan Simpang pada Kondisi rata-rata pada Simpang Tanjung adalah
Eksisting 1746,204 detik per smp sehingga diketahui
Dari hasil penelitian di atas simpang tersebut merupakan simpang yang
didapatkan nilai tundaan rata-rata simpang tidak layak untuk digunakan lagi karena
sesungguhnya dengan nilai >60 detik per

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 9, No.1 – 2015 ISSN 1978 - 5658 42


tundaan rata-rata sangat tinggi yaitu >60 strategi agresif, beberapa strategi tersebut
detik per smp. adalah:
Nilai COPT agar derajat kejenuhan 1. Pengaturan Lampu Hijau.
tiap pendekat sama dengan teori yang ada Pengaturan lampu hijau dapat
pada saat 5 tahun yang akan datang : mengurangi tundaan rata-rata pada
1,5xLTI+5 simpang tersebut. Setelah dilakukan
Copt = = 156,359 = ~ 156 detik
1-IFR analisa diketahui bahwa kelayakan
Nilai C optimum pada perkiraan 5 simpang masuk ke dalam kelas C. Oleh
tahun mendatang adalah 156. Hal tersebut karena itu, pengaturan sinyal dapat
tidak dapat digunakan karena batas dijadikan sebagai bahan pertimbangan
maksimal untuk waktu siklus yang layak pada perbaikan simpang di Simpang
pada simpang dua fase adalah 80 detik. Tanjung.
2. Pengurangan jenis moda yang
5. SWOT melewati daerah tersebut merupakan salah
Analisis faktor-faktor internal (IFAS) satu sistem TDM (Transport Demand
Kekuatan (strength) Management) yang digunakan untuk
- Penggunaan traffic light sangat mengurangi kendaraan yang melewati
membantu dalam penerapan Simpang daerah tersebut. Pengurangan moda
Tanjung. dilakukan pada jam-jam tertentu seperti
- Terdapat batas belok kiri jalan terus pemberian larangan mobil angkutan
mengurangi dampak pada antrian pada barang melewati Jalan Trunojoyo pada
waktu lampu merah pada salah satu ruas pukul 06.00 sampai pukul 18.00.
jalan. PP No. 32 tahun 2011 pasal 60 (2)
Kelemahan (weakness) menjelaskan bahwa dalam manajemen lalu
- Adanya pasar tradisional (Pasar lintas dilakukan beberapa pembatasan
Tanjung) di pojok Simpang Tanjung. antara lain lalu lintas kendaraan
- Tidak adanya JPO (Jembatan perseorangan, lalu lintas kendaraan barang,
Penyeberangan Orang) sebagai salah satu lalu lintas kendaraan motor, lalu lintas
antisipasi kontak antara pengguna jalan kendaraan umum, ruang parkir, dan lalu
raya dan pejalan kaki. lintas kendaraan tidak bermotor.
Pembatasan tersebut dilakukan secara
Analisis faktor eksternal (EFAS) simultan dan terintegrasi melalui beberapa
Peluang (Opportunity) strategi sesuai dengan pasal 61.
- Penanganan petugas kepolisian
terhadap keamanan jalan raya. 4. KESIMPULAN DAN SARAN
- Kebijakan yang dikeluarkan Dishub 4.1 Kesimpulan
tehadap pengaturan lalu lintas di simpang Dari hasil analisis-analisis yang telah
Pasar Tanjung. dilakukan dalam penelitian ini terdapat
Ancaman (treaths) beberapa hal yang dapat dijadikan
- Pergerakan arus lalu lintas pada kesimpulan, antara lain:
Simpang Tanjung sangat tinggi sehingga 1. Kondisi arus lalu lintas pada ruas jalan
sering terjadinya permasalahan dalam dan simpang bersinyal di sekitar Pasar
transportasi. Tanjung Jember saat ini:
- Adanya pertumbuhan arus lalu lintas a. Pada kondisi jalan di daerah Pasar
tahunan pada simpang tersebut. Tanjung, Jalan Trunojoyo dan Jalan
Perbaikan akibat masalah yang Hos Cokroaminoto merupakan jalan
terjadi di daerah Simpang Pasar Tanjung arteri primer. Sedangkan pada Jalan
pada kondisi eksisting lebih mengarah K.H. Sidiq dan jalan samanhudi
kepada perbaikan yang mendukung merupakan jalan arteri sekunder.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 9, No.1 – 2015 ISSN 1978 - 5658 43


b. Jam puncak di Jalan Trunojoyo kepada perbaikan yang mendukung
berada pada Sabtu siang pukul 11.30- strategi agresif, beberapa strategi tersebut
12.30 mencapai 2411,6 smp/jam. adalah :
Sedangkan pada jalan K. H. Sidiq a. Pengaturan lampu hijau.
berada pada hari Minggu pagi pukul b. Pengurangan jenis moda yang
10.00-11.00 mencapai 406,5 smp/jam. melewati daerah tersebut.
c. Tundaan rata-rata adalah 1035,27
detik per smp sehingga dapat dilihat 4.2 Saran
pada KM 14 tahun 2006 bahwa Untuk memperbaiki pelayanan
tundaan rata-rata sebesar tersebut simpang bersinyal di daerah Pasar Tanjung
masuk ke dalam kelas F yaitu berkisar ini perlu adanya rekayasa lalu lintas yang
>60 detik per smp. dapat difungsikan secera cepat dan tepat
d. Dengan perubahan waktu sinyal agar tidak menghambat pergerakan
sesuai dengan perhitungan teori, kendaraan yang ada. Beberapa saran yang
tundaan rata rata pada simpang dapat dilakukan seperti:
berubah. Dari nilai tundaan rata-rata 1. Perlu dilakukan perbaikan berbasis
1035,27 menjadi 24,158 detik per smp sistem transportasi berkelanjutan.
sehingga dilihat pada KM 14 tahun 2. Perencanaan tata kota sebaiknya
2006 bahwa kelas simpang menjadi C dilakukan berdasarkan pergerakan
antara 15,1- 25 detik per smp. kendaraan agar tidak menumpuk di satu
e. Dari hasil prediksi dan peramalan titik.
5 tahunan diketahui simpang tersebut 3. Menggalakkan sistem TDM yang
merupakan simpang yang tidak layak efisien dengan membangun MRT, TOD
untuk digunakan lagi karena tundaan sebagai salah satu cara menghindari
rata-rata tinggi yaitu 1746,204 detik kemacetan.
per smp. 4. Pembangunan sarana dan prasarana
2. Faktor-faktor yang menyebabkan transportasi yang efisien seperti
tundaan berlebih di ruas jalan dan simpang penambahan fly over .
bersinyal Pasar Tanjung Jember:
a. Jam puncak tersebut disebabkan 5. DAFTAR PUSTAKA
banyaknya kendaraan masuk dan Alamsyah, A.A. 2008. Rekayasa Lalulintas. UMM
keluar area pasar. Press, Malang.
Anonim, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
b. Pada jalan arteri primer (Jalan tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan.
Trunojoyo - Jalan Hos Cokroaminoto) Anonim , PP No. 32 tahun 2011 tentang
cenderung memiliki arus yang besar Manajemen Dan Rekayasa, Analisis
pada hari libur kerja. Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu
c. Pada Jalan K.H. Sidiq cenderung Lintas.
Direktorat Jenderal Bina Marga. (2012). Manual
meningkat pada waktu hari libur Desain Perkerasan Jalan : Bagian I ;
dimana aktivitas pasar meningkat dan Struktur Perkerasan Baru.
jalan tersebut merupakan jalan menuju Direktorat Jenderal Bina Marga. (1997). Manual
kawasan pemukiman. Kapasitas Jalan Indonesia Balai Teknik
d. Kawasan pasar mencapai Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan, Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Jalan.
keramaian pada waktu pagi hari. (1996). Pengembangan Perencanaan
3. Solusi rekayasa lalu lintas di wilayah Transportasi Jalan Perkotaan.
sekitar Pasar Tanjung Kabupaten Jember Julianto, Eko N. 2007. Analisis Kinerja Simpang
pada saat ini dan pada kondisi 5 tahun Bersinyal Simpang Bangkong Dan Simpang
yang akan datang: Milo Semarang Berdasarkan Konsumsi
Bahan Bakar Minyak. Tesis tidak
Perbaikan akibat masalah yang dipublikasikan. Malang: Universitas
terjadi di daerah simpang Pasar Tanjung Brawijaya Malang.
pada kondisi eksisting lebih mengarah

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 9, No.1 – 2015 ISSN 1978 - 5658 44


Kementerian Perhubungan RI (2006), Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor: KM 14
Tahun 2006 Tentang Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas di Jalan. Jakarta.
Khisty, C Jotin dan B. Kent Lall, 2005, Dasar-
Dasar Rekayasa Transportasi, Erlangga,
Jakarta.
Morlock, E. K, 1995, Pengantar Teknik dan
Perencanaan Transportasi, Erlangga,
Jakarta.
Rangkuti, F. (2005), Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategis untuk
Menghadapi Abad 21, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Sinulingga, D, Budi, (1999), Pembangunan Kota,
Tinjauan Regional dan Lokal, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
Tamin, Ofyar Z, 2000, Perencanaan dan Pemodelan
Transportasi, ITB, Bandung
Triani, D.N. Dewi dan Patawari, Alwan. 2006.
Efektifitas Kinerja Simpang Bersinyal Pada
Simpang A.R. Hakim – W.R. Supratman –
Kota Mataram. Tesis tidak dipublikasikan.
Malang: Universitas Brawijaya Malang.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 9, No.1 – 2015 ISSN 1978 - 5658 45

Anda mungkin juga menyukai