Anda di halaman 1dari 2

Pentingnya Mempelajari Ilmu Ekonomi

Paul Anthony Samuelson seorang ekonom pertama yang mendapatkan penghargaan


Nobel dalam bidang ekonomi dalam kata pengantar bukunya yang berjudul “Ekonomi” menulis
bahwa ilmu ekonomi sadalah ilmu yang sngat penting untuk negara berkembang (developing
country). Adalah sebuah hal yang wajar untuk berbicara demikian karena Prancis dan Inggris
sebagai negara maju ketika negara tersebut masih dikatakan sebagai sebuah negara berkembang,
masyarakat kedua negara tersebut tidak mengesampingkan arti penting ekonomi sebagai sebuah
ilmu yang menjadi landasan awal bagaimana negara mereka menjadi sebuah negara maju.
Revolusi industri yang teradi di kedua negara tersebut tidak lepas dari peran ilmu ekonomi yang
membimbing perekonomian kedua negara tersebut terutama semenjak dipublikasikannya buku
karya Adam Smith yang berjudul “An Inquiry Into The Nature and Causes Of The Wealth Of
Nations” pada tahun 1776. Sebuah buku yang membawa telinga kita sebagai Mahasiswa yang
berkecimpung di dunia ilmu ekonomi familiar dengan kata “Kapitalisme”. Adam Smith berkata
bahwa sebuah perekonomian akan maju jika terdapat spesialisasi pada berbagai pekerjaan atau
dalam proses produksi berbagai komoditas. Segera setelah publikasi buku tersebut perekonomian
Inggris pada masa itu mengalami apa yang disebut “Revolusi Industri”.
Memang, orang hidup bukan hanya karena memakan nasi saja atau sebuah negara hidup
tidak hanya dengan ilmu ekonomi saja. Akan tetapi dalam perjalanan kita menuju negara yang
makmur kita memerlukan sebuah paradigma berfikir awal tentang pentingnya ilmu ekonomi.
Dari pemaparan diatas tentang dua contoh negara maju yaitu Inggris dan Prancis, kita bisa
melihat bahwa pijakan awal dari keberhasilan perekonomian suatu bangsa adalah seberapa dalam
ilmu ekonomi dipelajari oleh masyarakatnya. Hanya sekedar tahu saja apa yang sedang terjadi
dalam keadaan sebuah negara tidak akan mampu membuat kita dipandang sebagai seorang
intelek jika selanjutnya kita turun bersama kawan-kawan dari Himpunan Mahasiswa berjalan
menyebabkan kemacetan di jalan raya sambil berbicara dengan pengeras suara menyuarakan
protes kepada pemerintah sebagai pembuat kebijakan makroekonomi tanpa memahami apa yang
menjadi permasalahannya. Saya berkata demikian bukan berarti mengharapkan anda menjadi
seorang demonstran yang intelek, karena pada kenyataannya tidak ada demonstran yang intelek,
atau secara sederhana saya katakan bahwa tidak ada intelek yang melakukan aksi demonstrasi.
Sebagai seorang insan akademisi kita tidak diharapkan hanya sekedar tahu atau bahkan hanya
sekedar terpengaruhi oleh teman-teman mahasiswa lain untuk melakukan aksi demonstrasi di
depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, tapi lebih jauh lagi pemuda-pemudi yang tingkat
pendidikannya tidak cukup untuk mendapatkan pekerjaan yang layak yang mungkin sekarang
sedang mengeluh betapa susahnya mendapatkan pekerjaan berharap kita sebagai insan akademis
yang hidup di lingkungan ilmu ekonomi dapat memberikan kontribusi yang signifikan supaya
perekonomian berjalan dengan lebih baik atau supaya lapangan kerja yang tersedia proporsinya
lebih banyak daripada tenaga kerja yang ada.
Kita mungkin sering melihat running text yang tertulis di televisi bahwa tingkat inflasi
pada kuartal pertama berkisar sekian persen (%), atau mungkin yang akhir-akhir ini sering kita
lihat dan kita dengar baik di televisi atau di surat-surat kabar bahwa harga berbagai komoditas
pokok mengalami kenaikan. Seorang demonstran mungkin mempunyai suara keras untuk
memprotes kenaikan harga, tapi apakah dia memiliki pemahaman yang kuat dan keinginan yang
kuat untuk memberi kontribusi pada pemecahan masalah yang sedang terjadi ? ada mungkin ada
beberapa tapi hanya beberapa tidak seluruhnya. Pernahkah anda berfikir darimana seorang
presiden membuat sebuah kebijakan kontroversial dalam bidang perekonomian seperti menaikan
harga komoditas-komoditas pokok ? adalah sebuah hal yang naif jika kita berfikir bahwa seorang
presiden memiliki tingkat kecerdasan atau IQ yang tinggi sehingga bisa membuat kebijakan
dalam segala hal. Tentu ada penasehat-penasehat yang berkompeten untuk memberikan saran
dan bahkan mungkin mengajarka presiden tersebut untuk mengkaji, merumuskan dan
menetapkan kebiakan terhadap suatu masalah. Tentu tidak seluruh mahasiswa ekonomi akan
menjadi seorang penasihat ekonomi bagi presiden untuk memberikan kontribusinya, ada banyak
hal yang dapat dilakukan seorang mahasiswa untuk memberikan kontribusinya terhadap
negaranya. Dan akan sangat berguna jika sebagai tahap awal kita mempelajari dan memahami
ilmu ekonomi itu sendiri.
Sampai saejauh ini kita telah membicarakan pentingnya mempelajari ilmu ekonomi bagi
kita manusia yang hidup di sebuah negara berkembang dengan tingkat populasi penganggur yang
tinggi dalam era globalisasi yang ketat. Seorang pragmatis akan berkata bahwa tujuan ia
mempelajari ilmu ekonomi adalah supaya ia menjadi orang yang pintar yang dapat mengeruk
uang lebih banyak lagi. Memang alasan yang masuk akal jika berkata demikian, tapi ada alasan
lain yang lebih baik daripada alasan tersebut. Setelah anda membaca dan sampai pada kalimat ini
saya menyimpulkan mengenai pentingnya mempelajari ilmu ekonomi adalah bahawa sepanjang
hidup semenjak orang tua kita merayakan ulang tahun kita yang pertama sampai anak kita
menangis di hari pemakaman kita – kita akan selalu berpapasan dengan kebenaran ilmu
ekonomi. Bila kita menjadi pemilih dalam suatu pemillihan jabatan politik, kita harus
menetapkan suatu masalah untuk diperdebatkan: apakah itu mngenai inflasi, pengangguran dan
kenaikan harga-harga berbagai komoditas pokok yang telah disebutkan terlebih dahulu, dan apa
kebijakan-kebijakan fiskal dan moneter yang tepat untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok
perekonomian campuran tersebut. Masalah ini tidak akan sepenuhnya bisa dimengerti bila kita
belum menguasai dasar-dasar ilmunya.
Mendapatkan penghasilan sehari-hari dan kemudian sebagai konsumen
membelanjakannya juga menyangkut ilmu ekonomi. Dalam menangani tugas penting seperti
masalah tabungan nasional dan investasi, ilmu ekonomi memang tidak dapat menjamin
seseorang akan menjadi jenius tetapi tanpa memahami ilmu ekonomi, orang akan menjumpai
banyak kesulitan.
Dari pemaparan diatas mengenai pentingnya ilmu ekonomi yang telah saya jelaskan
mungkin anda juga memilliki alasan lain tentang pentingnya ilmu ekonomi untuk dipelajari.
Menjadi pecandu dalam mempelajari ilmu ekonomi tidak akan membuat anda menderita seperti
para perokok yang menderita isi dompetnya karena harus memanjakan paru-parunya dengan
asap rokok, tapi sebaliknya, anda akan melihat betapa ilmu ekonomi yang sampai sekarang susah
mendapatkan kesepakatan dari para ahlinya dalam beberapa hal, adalah sebuah ilmu yang lebih
menarik daripada ilmu fisika yang berifat pasti dan kaku yang dipimpin oleh Albert Einstein
yang diikuti oleh kesepakatan jutaan jenius lain dibidang fisika tentang segala hal mengenai
fisika.

Anda mungkin juga menyukai