Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KDK GAWAT DARURAT LANJUT

“EPIDEMIOLOGI GAWAT DARURAT

PADA PENYAKIT COVID 19”

DI SUSUN OLEH :

Fanny Trianti

( 20176523025 )

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
PRODI DIV KEPERAWATAN PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021
VISI DAN MISI
DIPLOMA IV KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK

VISI

"Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan yang Bermutu dan Mampu Bersaing

di Tingkat Regional Tahun 2020"

MISI

1. Meningkatkan Program Pendidikan Tinggi Kesehatan yang Berbasis  Kompetensi.


2. Meningkatkan Program Pendidikan Tinggi Kesehatan yang Berbasis Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Berbasis IPTEK dan
Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Tinggi Kesehatan yang Mandiri, Transparan
dan Akuntabel.
5. Mengembangkan kerjasama dalam Pengelolaan Program Pendidikan Tinggi
Kesehatan di Tingkat Nasional Maupun Regional

I
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH KDK GAWAT DARURAT LANJUT

“ EPIDEMIOLOGI GAWAT DARURAT PADA PENYAKIT COVID 19


Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat 1

Prodi : DIV Keperawatan Pontianak

Semester : 7 (Tujuh)

Telah disetujui

Pontianak, 28 September 2020

Disahkan Oleh :

Dosen Penanggung Jawab

SUDARTO, S.Kp, MPH

II
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dengan ini saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah KDK GAWAT DARURAT LANJUTyang diberi judul “EPIDEMIOLOGI
GAWAT DARURAT PADA PENYAKIT COVID 19”. Adapun makalah ini telah
kami usahakan semaksimal mungkin, sehingga dapat memperlancar proses
pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, saya juga ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
pembuatan makalah ini.

Akhirnya saya mengharapkan semoga dari makalah KDK GAWAT


DARURAT LANJUT yang diberi judul “EPIDEMIOLOGI GAWAT DARURAT
PADA PENYAKIT COVID 19” ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda kami
tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.

Pontianak, 28
Septembe 2020

Penyusun
Fanny Trianti

III
DAFTAR ISI

VISI DAN MISI....................................................................................2

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................3

KATA PENGANTAR...........................................................................4

DAFTAR ISI.........................................................................................5

BAB I....................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................1

BAB II...................................................................................................3

TINJAUAN TEORI..............................................................................3

A. Definisi.............................................................................................3

B. Tujuan Yang Berkaitan Dengan Keadaan Gawat Darurat................7

C. Manfaat Epidemiologi Dalam Gawat Darurat..................................7

D. Istilah dalam Epidemiologi..............................................................7

E. Penyakit menular kodisi pandemic...................................................8

BAB III................................................................................................11

PENUTUP...........................................................................................11

A. Kesimpulan.....................................................................................11

B. Saran...............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................12

IV
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Epidemiologi adalah studi dan analisis tentang distribusi (siapa, kapan, dan


di mana). Pola dan penentu kondisi kesehatan dan penyakit pada populasi tertentu.

Gawat darurat merupakan suatu keadaan yang kejadiannya mendadak


sehingga mengakibatkan seseorang atau pun banyak orang dengan segera
memerlukan penanganan ataupun pertolongan. Pertolongan yang dimaksud di sini
tentu saja pertolongan secara cermat, tepat dan cepat.

Epidemiologi dalam gawat darurat adalah kondisi atau kejadian tentang


penyebaran penyakit menular yang bersifat gawat darurat atau mengancam nyawa
pada manusia dan membutuhkan pertolongan segera secara cermat, tepat dan cepat
dalam kondisi atau keadaan tertentu. Misalnya seperti saat ini Indonesia dan Dunia
sedang mengalami pandemic COVID-19 yang membutuhkan pertolongan segera,
tetapi tidak semua masyarakat yang terkena pandemic dapat di tolong segera, ada
kriteria dalam pemilihan pasien yang di golongkan dalam keadaan gawat tapi tidak
darurat, ada juga yang di golongkan dalam keadaan gawat darurat yang
membutuhkan pertolongan segera. Sehingga epidemiologi dalam keadaan gawat
darurat dapat membantu untuk terjadinya suatu wabah atau bencana yang melanda
suatu derah tersebut.

Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan


penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala
berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease (COVID-19) adalah virus
jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus
corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke

1
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Beberapa coronavirus yang dikenal
beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi manusia.

Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah


paparan. Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus yang berat
dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan
kematian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian epidemioligi dalam gawat darurat?
2. Apa tujuan yang berkaitan dengan keadaan gawat darurat pada penyakit corona
virus disease?
3. Apa manfaat epidemiologi dalam gawat darurat?
4. Apa Istilah dalam Epidemiologi ?
5. Apakah yang dimaksud dengan penyakit corona virus disease 19 ?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami tentang epidemiologi gawat darurat pada penyakit
corona virus disease
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui pengetian epidemiologi gawat darurat
b. Mahasiswa dapat mengerti tujuan yang berkaitan dengan keadaan gawat darurat
pada penyakit corona virus disease
c. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat epidemiologi gawat darurat
d. Mahasiswa dapat mengetahui istilah dalam epidemiologi gawat darurat
e. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit corona virus
disease

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pola penyebaran penyakit
atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan, beserta faktor-faktor yang dapat
memengaruhi kejadian tersebut. Dalam beberapa bulan terakhir, ilmu ini sangat
bermanfaat dalam memetakan pola penyebaran COVID-19. (dr. Kevin Adrian,
2020)

Gawat adalah suatu keadaan karena cedera maupun bukan cedera yang
mengancam nyawa pasien. Contoh : penderita sakit kanker. (Khusna, 2015) Darurat
adalah suatu keadaan karena cedera maupun bukan cedera yang membutuhkan
pertolongan segera. Contoh : pasien yang mengalami pendarahan pada femur
frontal. Atau fraktur femur. (Khusna, 2015)

Jadi, Epidemiologi dalam gawat darurat adalah kondisi atau kejadian tentang
penyebaran penyakit menular yang bersifat gawat darurat atau mengancam nyawa
pada manusia dan membutuhkan pertolongan segera secara cermat, tepat dan cepat
dalam kondisi atau keadaan tertentu. Misalnya seperti saat ini Indonesia dan Dunia
sedang mengalami pandemic COVID-19 yang membutuhkan pertolongan segera,

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan


oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali dengan munculnya kasus pneumonia
yang tidak diketahui etiologinya di Wuhan, China pada akhir

3
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali dengan
munculnya kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Wuhan, China
pada akhir Desember 2019 (Li et al, 2020). Berdasarkan hasil penyelidikan
epidemiologi, kasus tersebut diduga berhubungan dengan Pasar Seafood di Wuhan.
Pada tanggal 7 Januari 2020, Pemerintah China kemudian mengumumkan bahwa
penyebab kasus tersebut adalah Coronavirus jenis baru yang kemudian diberi nama
SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2). Virus ini
berasal dari famili yang sama dengan virus penyebab SARS dan MERS. Meskipun
berasal dari famili yang sama, namun SARS-CoV-2 lebih menular dibandingkan
dengan SARS-CoV dan MERS-CoV (CDC China, 2020). Proses penularan yang
cepat membuat WHO menetapkan COVID-19 sebagai KKMMD/PHEIC pada
tanggal 30 Januari 2020. Angka kematian kasar bervariasi tergantung negara dan
tergantung pada populasi yang terpengaruh, perkembangan wabahnya di suatu
negara, dan ketersediaan pemeriksaan laboratorium.

Thailand merupakan negara pertama di luar China yang melaporkan


adanya kasus COVID-19. Setelah Thailand, negara berikutnya yang melaporkan
kasus pertama COVID-19 adalah Jepang dan Korea Selatan yang kemudian
berkembang ke negara-negara lain. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2020, WHO
melaporkan 10.185.374 kasus konfirmasi dengan 503.862 kematian di seluruh
dunia (CFR 4,9%). Negara yang paling banyak melaporkan kasus konfirmasi
adalah Amerika Serikat, Brazil, Rusia, India, dan United Kingdom. Sementara,
negara dengan angka kematian paling tinggi adalah Amerika Serikat, United
Kingdom, Italia, Perancis, dan Spanyol. Peta sebaran COVID- 19 di dunia.

Indonesia melaporkan kasus pertama COVID-19 pada tanggal 2 Maret


2020 dan jumlahnya terus bertambah hingga sekarang. Sampai dengan tanggal 30
Juni 2020 Kementerian Kesehatan melaporkan 56.385 kasus konfirmasi COVID-19
dengan 2.875 kasus meninggal (CFR 5,1%) yang tersebar di 34 provinsi. Sebanyak
51,5% kasus terjadi pada laki-laki. Kasus paling banyak terjadi pada rentang usia
45-54 tahun dan paling sedikit terjadi pada usia 0-5 tahun. Angka kematian
tertinggi ditemukan pada pasien dengan usia 55-64 tahun.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh CDC China, diketahui bahwa

I
kasus paling banyak terjadi pada pria (51,4%) dan terjadi pada usia 30-79 tahun dan
paling sedikit terjadi pada usia <10 tahun (1%). Sebanyak 81% kasus merupakan
kasus yang ringan, 14% parah, dan 5% kritis (Wu Z dan McGoogan JM, 2020).
Orang dengan usia lanjut atau yang memiliki penyakit bawaan diketahui lebih
berisiko untuk mengalami penyakit yang lebih parah. Usia lanjut juga diduga
berhubungan dengan tingkat kematian. CDC China melaporkan bahwa CFR pada
pasien dengan usia ≥ 80 tahun adalah 14,8%, sementara CFR keseluruhan hanya
2,3%. Hal yang sama juga ditemukan pada penelitian di Italia, di mana CFR pada
usia ≥ 80 tahun adalah 20,2%, sementara CFR keseluruhan adalah 7,2% (Onder G,
Rezza G, Brusaferro S, 2020). Tingkat kematian juga dipengaruhi oleh adanya
penyakit bawaan pada pasien. Tingkat 10,5% ditemukan pada pasien dengan
penyakit kardiovaskular, 7,3% pada pasien dengan diabetes, 6,3% pada pasien
dengan penyakit pernapasan kronis, 6% pada pasien dengan hipertensi, dan 5,6%
pada pasien dengan kanker.
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali dengan
munculnya kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Wuhan, China
pada akhir Desember 2019 (Li et al, 2020). Berdasarkan hasil penyelidikan
epidemiologi, kasus tersebut diduga berhubungan dengan Pasar Seafood di Wuhan.
Pada tanggal 7 Januari 2020, Pemerintah China kemudian mengumumkan bahwa
penyebab kasus tersebut adalah Coronavirus jenis baru yang kemudian diberi nama
SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2). Virus ini
berasal dari famili yang sama dengan virus penyebab SARS dan MERS. Meskipun
berasal dari famili yang sama, namun SARS-CoV-2 lebih menular dibandingkan
dengan SARS-CoV dan MERS-CoV (CDC China, 2020). Proses penularan yang
cepat membuat WHO menetapkan COVID-19 sebagai KKMMD/PHEIC pada
tanggal 30 Januari 2020. Angka kematian kasar bervariasi tergantung negara dan
tergantung pada populasi yang terpengaruh, perkembangan wabahnya di suatu
negara, dan ketersediaan pemeriksaan laboratorium.

II
Thailand merupakan negara pertama di luar China yang melaporkan
adanya kasus COVID-19. Setelah Thailand, negara berikutnya yang melaporkan
kasus pertama COVID-19 adalah Jepang dan Korea Selatan yang kemudian
berkembang ke negara-negara lain. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2020, WHO
melaporkan 10.185.374 kasus konfirmasi dengan 503.862 kematian di seluruh dunia
(CFR 4,9%). Negara yang paling banyak melaporkan kasus konfirmasi adalah
Amerika Serikat, Brazil, Rusia, India, dan United Kingdom. Sementara, negara
dengan angka kematian paling tinggi adalah Amerika Serikat, United Kingdom,
Italia, Perancis, dan Spanyol. Peta sebaran COVID- 19 di dunia.

Indonesia melaporkan kasus pertama COVID-19 pada tanggal 2 Maret


2020 dan jumlahnya terus bertambah hingga sekarang. Sampai dengan tanggal 30
Juni 2020 Kementerian Kesehatan melaporkan 56.385 kasus konfirmasi COVID-19
dengan 2.875 kasus meninggal (CFR 5,1%) yang tersebar di 34 provinsi. Sebanyak
51,5% kasus terjadi pada laki-laki. Kasus paling banyak terjadi pada rentang usia
45-54 tahun dan paling sedikit terjadi pada usia 0-5 tahun. Angka kematian tertinggi
ditemukan pada pasien dengan usia 55-64 tahun.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh CDC China, diketahui bahwa


kasus paling banyak terjadi pada pria (51,4%) dan terjadi pada usia 30-79 tahun dan
paling sedikit terjadi pada usia <10 tahun (1%). Sebanyak 81% kasus merupakan
kasus yang ringan, 14% parah, dan 5% kritis (Wu Z dan McGoogan JM, 2020).
Orang dengan usia lanjut atau yang memiliki penyakit bawaan diketahui lebih
berisiko untuk mengalami penyakit yang lebih parah. Usia lanjut juga diduga
berhubungan dengan tingkat kematian. CDC China melaporkan bahwa CFR pada
pasien dengan usia ≥ 80 tahun adalah 14,8%, sementara CFR keseluruhan hanya
2,3%. Hal yang sama juga ditemukan pada penelitian di Italia, di mana CFR pada
usia ≥ 80 tahun adalah 20,2%, sementara CFR keseluruhan adalah 7,2% (Onder G,
Rezza G, Brusaferro S, 2020). Tingkat kematian juga dipengaruhi oleh adanya
penyakit bawaan pada pasien. Tingkat 10,5% ditemukan pada pasien dengan
penyakit kardiovaskular, 7,3% pada pasien dengan diabetes, 6,3% pada pasien
dengan penyakit pernapasan kronis, 6% pada pasien dengan hipertensi, dan 5,6%

I
pada pasien dengan kanker.

B. Tujuan Yang Berkaitan Dengan Keadaan Gawat Darurat


Penyelidikan epidemiologi dilakukan dengan tujuan mengetahui besar masalah
KLB dan mencegah penyebaran yang lebih luas. Secara khusus tujuan penyelidikan
epidemiologi sebagai berikut:
1. Mengetahui karakteristik epidemiologi, gejala klinis dan virus
2. Mengidentifikasi faktor risiko
3. Mengidentifikasi kasus tambahan
4. Memberikan rekomendasi upaya penanggulangan

C. Manfaat Epidemiologi Dalam Gawat Darurat


1. Membuat pekerjaan administrasi kesehatan lebih ringan
2. Manusia dapat meneliti sebab suatu masalah kesehatan gawat darurat yang
terjadi.
3. Bisa menjelaskan perkembangan alamiah suatu penyakit yang mengancam
nyawa.
4. Bisa menjelaskan kondisi suatu masalah kesehatan yang mmebutuhkan
pertolongan segera.
5. Bisa mengadakan analisa penelitian jalannya penyakit masyarakat dan merubah
yang mungkin terjadi atau memperbaiki keadaan yang sudah terjadi.
6. Bisa menjelaskan secara detail dan menerangkan pola penyakit kepada
masyarakat.

D. Istilah dalam Epidemiologi


1. Wabah
Wabah adalah terjadinya suatu penyakit dalam masyarakat, di mana
jumlah orang terjangkit lebih banyak daripada biasanya, pada komunitas tertentu
atau di musim-musim tertentu. Wabah ini bisa terjadi secara terus menerus,
mulai hitungan hari hingga tahun. Tidak hanya di satu wilayah, tetapi bisa juga
meluas ke daerah atau negara lain.

II
Masyarakat sering menganggap bahwa jika terjadi penyakit menular, itu
berarti telah terjadi wabah. Padahal, tidak selalu begitu. Penyakit dikatakan
wabah ketika penyakit itu, sudah lama tidak pernah menjangkiti masyarakat,
Datang penyakit baru yang sebelumnya tidak diketahui, Penyakit tersebut adalah
penyakit yang baru pertama kali menjangkiti masyarakat di daerah itu.
2. Epidemi
Epidemi adalah kondisi yang mirip dengan wabah. Keadaan dikatakan
epidemi jika suatu kelompok masyarakat atau wilayah terkena penyakit menular
dan kejadiannya terjadi secara cepat. Salah satu contoh epidemi adalah di tahun
2003 ketika terjadi penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang
mewabah di seluruh dunia dan menelan korban ratusan jiwa.
3. Pandemi
Pandemi adalah wabah penyakit yang terjadi secara luas di seluruh dunia.
Dengan kata lain, penyakit ini sudah menjadi masalah bersama warga dunia.
Contoh pandemi adalah covid 19. Tidak hanya itu, influenza yang saat ini
tampak ringan pun dahulu pernah menjadi penyakit yang masuk ke dalam
kategori pandemi dan menjadi masalah penyakit tingkat dunia.
4. Endemi
Adalah keadaan atau karakteristik wilayah atau lingkungan tertentu yang
ada hubungannya dengan penyakit. Misalnya, daerah tertentu adalah tempat
yang dikenal sebagai lingkungan yang masyarakatnya mudah terjangkit penyakit
tertentu. Penyakit ini selalu ada di daerah tersebut tapi frekuensinya rendah. Di
Indonesia, contohnya, ada daerah yang merupakan endemik malaria.

E. Penyakit menular kodisi pandemic


1. Penyakit covidv19 ( corona virus 19 )
Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus corona yang baru ditemukan dan dikenal sebagai sindrom pernapasan akut
parah virus corona 2 (SARS-CoV-2). Kasus manusia pertama COVID-19
diidentifikasi di Kota Wuhan, Cina pada Desember 2019 (WHO, 2020d). Virus corona
merupakan keluarga besar virus yang umum terdapat pada hewan dan dapat

III
menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Kadang-kadang, orang yang
terinfeksi virus ini kemudian dapat menyebarkannya kepada orang lain. Pada manusia,
beberapa virus corona diketahui telah menyebabkan infeksi pernapasan mulai dari flu
biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernapasan Timur Tengah
(MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS). Virus corona yang paling baru
ditemukan telah menyebabkan penyakit virus corona COVID-19 (WHO, 2020d).
a. Gejala yang terjadi pada penderita corona virus
COVID-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan dan batuk kering.
Beberapa pasien mungkin mengalami rasa sakit dan nyeri, hidung tersumbat,
pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala ini biasanya ringan dan terjadi
secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak mengalami gejala apa pun
dan tidak merasakan adanya masalah dengan tubuh mereka. Namun, menurut
pengetahuan yang ada saat ini, sekitar 1 dari 6 kasus COVID-19 telah
menyebabkan penyakit serius dan menyebabkan berkembangnya kesulitan
bernapas (WHO, 2020d). Mereka yang lebih mungkin mengembangkan penyakit
serius termasuk orang tua dan orang-orang dengan masalah medis yang sudah ada.
b. Cara Menanggulangi dan Mencegah Penyakit
Penyakit menular pada manusia disebabkan oleh mikroorganisme yang
bersifat patogen termasuk bakteri, virus, parasit dan jamur (WHO, 2016). Mereka
dapat ditularkan melalui kontak langsung, percikan, udara, kendaraan penular
(seperti makanan, air dan permukaan yang terkontaminasi) serta vektor. Pola
penularan penyakit juga relevan bagi mereka yang pekerjaannya mengharuskan
bersentuhan dengan hewan, menempatkan mereka pada risiko infeksi zoonosis2
(Su et al. 2019).

1) Jarak fisik. Misalnya: Menilai risiko interaksi antara pekerja, kontraktor,


pelanggan dan pengunjung dan langkah-langkah penerapan untuk mengurangi
risiko ini; pengorganisasian kerja dengan cara yang memungkinkan jarak fisik
antara orang-orang; ketika memungkinkan harus menggunakan panggilan
telepon, surat elektronik atau rapat virtual dibandingkan dengan pertemuan
tatap muka; memperkenalkan jadwal kerja untuk menghindari konsentrasi
besar pekerja di tempat kerja pada satu waktu tertentu.

IV
2) Higienitas. Sebagai contoh: Menyediakan desinfektan untuk tangan termasuk
penyanitasi tangan dan tempat-tempat yang mudah diakses untuk mencuci
tangan dengan sabun dan air; mempromosikan budaya mencuci tangan;
mempromosikan higienitas pernapasan yang baik di tempat kerja (misalnya
menutup mulut dan hidung dengan siku yang menekuk atau dengan tisu saat
batuk atau bersin).

3) Kebersihan. untuk membersihkan permukaan meja dan tempat kerja secara


teratur, gagang pintu, telepon, papan tombol dan benda kerja dengan
disinfektan dan harus secara rutin memberikan disinfektan untuk area umum
seperti kamar kecil.

4) Alat pelindung diri (APD). Bila perlu, berikan APD yang memadai dan
sediakan tempat pembuangan tertutup untuk membuang bahan-bahan tersebut
secara higienis.
c. Pengobatan penyakit corona virus disease
Pengobatan spesifik anti-COVID-19 Sampai saat ini tidak ada pengobatan
spesifik anti-COVID-19 untuk pasien dalam pengawasan atau konfirmasi
COVID-19

V
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Epidemiologi merupakan landasan bagi kesehatan masyarakat, yang membentuk
pengambilan keputusan dalam kebijakan publik dan praktik berbasis bukti dengan
mengidentifikasi faktor risiko penyakit dan mengidentifikasi tujuan pencegahan penyakit.
Ahli epidemiologi membantu dengan desain studi, pengumpulan dan analisis
statistik data, membuat interpretasi, dan menyebarkan temuannya (termasuk
sesekali tinjauan sejawat dan tinjauan sistematis). Epidemiologi telah membantu
mengembangkan metodologi yang digunakan dalam penelitian klinis, penelitian
kesehatan masyarakat, dan, pada tingkat lebih rendah, penelitian dasar dalam biologi.

Epidemiologi dalam gawat darurat adalah kondisi atau kejadian tentang penyebaran
penyakit menular yang bersifat gawat darurat atau mengancam nyawa pada manusia dan
membutuhkan pertolongan segera secara cermat, tepat dan cepat dalam kondisi atau
keadaan tertentu. Misalnya seperti saat ini Indonesia dan Dunia sedang mengalami
pandemic COVID-19 yang membutuhkan pertolongan segera .

Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
corona yang baru ditemukan dan dikenal sebagai sindrom pernapasan akut parah virus
corona 2 (SARS-CoV-2). Kasus manusia pertama COVID-19 diidentifikasi di Kota
Wuhan, Cina pada Desember 2019 (WHO, 2020d).

B. Saran
Perawat dan rekan sejawat di harapkan dapat menguasai epidemiologi gawat
darurat khususnya dalam penyebaran virus menular corona virus disease 19.

Makalah ini bertujuan agar dapat memahami epidemiologi gawat darurat dalam
penyebaran virus. Diharapakan makalah ini bisa menjadi tambahan ilmu khususnya buat
teman-teman sejawat yang berada di ruang lingkup kesehatan.

VI
DAFTAR PUSTAKA

Khachadourian et al, 2015. Loss and psychosocial factors as determinants of quality of


life in a cohort of earthquake survivors.

M.N.Bustan. Epidemiologi Kesehatan Darurat

Nunnerley, J, MhealSci, Dunn, J, et al, 2015. Participation And Quality Of Life


Outcomes Among Individuals With Earthquake-Related Physical Disability: A Systematic
Review.

VII

Anda mungkin juga menyukai