Anda di halaman 1dari 5

Hipotiroid

a. Definisi

Hipotiroidisme adalah suatu atau beberapa kelainan structural atau fungsional dari
kelenjar tiroid sehingga sintesis dari hormone tiroid menjadi isufisiensi. Hipotiroidisme
merupakan kelainan yang disebabkan berkurangnya fungsi kelenjar tiroid yang dapat terjadi pada
setiap umur. Hipotiroidisme kognital dapat mengakibatkan kreatisme.

b. Etiologi

Etiologi dari hipotiroidisme dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu:

a. Hipotiroid Primer
Mungkin disebabkan oleh kongenital dari tyroid (kretinism), sintesis hormone yang
kurang baik, defisiensi iodine (prenatal dan postnatal), obat anti tiroid, pembedahan atau
terapi radioaktif untuk hipotiroidisme, penyakit inflamasi kronik seperti penyakit
hasimoto, amylodosis dan sarcoidosis.
b. Hipotiroid Sekunder
Hipotiroid sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang tidak memadai dari
kelenjar tiroid normal, konsekwensinya jumlah tiroid stimulating hormone (TSH)
meningkat. Ini awal dari malfungsi dari pituitary atau hipotalamus. Ini dapat juga
disebabkan oleh resistensi perifer terhadap hormone tiroid.
c. Hipotiroid Tersier/Pusat
Hipotiroid tersier dapat berkembang jika hipotalamus gagal untuk memproduksi tiroid
releasing hormone (TRH) dan akibatnya tidak dapat distimulasi pituitary untuk
mengeluarkan TSH. Ini mungkin berhubungan dengan tumor/lesi destruktif lainnya
diarea hipotalamus.

c. Patofisiologi
Kelenjar tiroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan mensekresi hormone
tiroid. Jika diet seseorang kurang mengandung iodine atau jika produksi dari hormone
tiroid tertekan untuk alasan yang lain, tiroid akan membesar sebagai usaha untuk
kompendasi dari kekurangan hormone. Goiter merupakan adaptasi penting pada suatu
defisiensi hormone tiroid. Pembesaran dari kelenjar terjadi sebagai respon untuk
meningkatkan respon sekresi pituitary dari TSH. TSH menstimulasi tiroid untuk
mensekresi T4 lebih banyak, ketika T4 darah rendah. Biasanya, kelenjar akan membesar
dan itu akan menekan struktur leher dan dada menyebabkan gejala respirasi disfagia.
Penurunan tingkatan dari hormone tiroid mempengaruhi BMR secara lambat dan
menyeluruh. Perlambatan ini terjadi pada seluruh proses tubuh mengarah pada kondisi
achlorhydria (penurunan produk asam lambung), penurunan traktus gastrointestinal,
bradikardi, fungsi pernafasan menurun, dan suatu penurunan produksi panas tubuh.
Perubahan yang paling penting menyebabkan penurunan tingkatan hormone tiroid
yang mempengaruhi metabolism lemak. Ada suatu peningkatan hasil kolesterol dalam
serum dan level trigliserida dan sehingga klien berpotensi mengalami arteriosclerosis dan
penyakit jantung koroner. Akumulasi proteoglikan hidrophilik di rongga intestinal seperti
rongga pleural, cardiac, dan abdominal sebagai tanda dari mixedema. Hormone tiroid
biasanya berperan dalam produksi sel darah merah, jadi klien dengan hipotiroidisme
biasanya menunjukkan tanda anemia karena pembentukan eritrosit yang tidak optimal
dengan kemungkinan kekurangan vitamin B12 dan asam folat.

d. Manifestasi Klinis
Kekurangan hormone tiroid mengakibatkan perlambatan proses metabolic
didalam tubuh manusia. Manifestasi klinis yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
1. Kulit dan rambut
a. Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
b. Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal
2. Muskuloskeletal
Artralgia dan efusi synovial
3. Kardiorespiratorik
a. Efusi pericardial (sedikit, temponade sangat jarang)
b. Penyakit jantung iskemic
c. Efusi pleural
d. Dyspnea
4. Gastrointestinal
a. Konstipasi, anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen
b. Obstruksi usus oleh efusi peritoneal
5. Renalis
Retensi air (volume plasma berkurang)
6. System reproduksi
a. Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore/masa
menstruasi yang memanjang, menoragi dan galaktore dengan
hiperprolaktemi
b. Penurunan libido
c. Gangguan fertilitas
7. Metabolic
a. Penurunan metabolic basal
b. Penurunan suhu tubuh
c. Intoleran terhadap dingin
8. System neurologi, emosi dan psikologi.
a. Fungsi intelektual lambat
b. Berbicara lambat dan terbata-bata
c. Gangguan memori

e.Penatalaksanaan

a. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan kadar T3 dan T4
2. Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi
peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat
menurun)
3. Pemeriksaan USG: Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang
tepat tentang ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan nodul.
b. Tatalaksana Medis
1. Pengobatan
a. Pengobatan hipotiroidisme antara lain dengan pemberian tiroksin, biasanya dalam
dosis rendah sejumlah 50 µg/hari dan setelah beberapa hari atau minggu sedikit
demi sedikit ditingkatkan sampai akhirnya mencapai dosis pemeliharaan
maksimal sejumlah 200 µg/hari. Pengukuran kadar tiroksin serum dan
pengambilan resin T3 dan kadar TSH penderita hipotiroidisme primer dapat
digunakan untuk menentukan menfaat terapi pengganti.
b. Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah,
karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius.
Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini
biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita. Pengobatan selalu mencakup
pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid. Apabila penyebab
hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan
kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.
c. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan
secara intravena. Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan
hormon tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang
banyak disukai adalah hormone tiroid buatan T4. Bentuk yanglain adalah tiroid
yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).
2. Terapi Sulih Hormon
Standar perawatan hipotiroid adalah penggunaan synthetic thyroid hormone levo
-thyroxine (contoh: Levothroid, Synthroid), untuk menormalkan kembali kadar
hormon. Selama 1 atau 2 minggu awal perawatan, penderita akan merasa lemah dan
cepat lelah.  Pengobatan ini juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menaikan
berat badan. Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid ada, diberikan dosis seperti tabel
berikut :
Umur Dosis g/kg BB/hari
0-3 bulan 10-15
3-6 bulan 8-10
6-12 bulan 6-8
1-5 tahun 5-6
2-12 tahun 4-5
> 12 tahun 2-3
a.       Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid tidak ada, dapat
dilakukan therapeutic trial sampai usia 3 tahun dimulai dengan dosis rendah
dalam 2-3 minggu. Bila ada perbaikan klinis, dosis dapat ditingkatkan
bertahap atau dengan dosis pemberian + 100 μg/m2/hari.
b.      Penyesuaian dosis tiroksin berdasarkan respon klinik dari uji fungsi tiroid T3,
T4, dan TSH yang dapat berbeda tergantung dari etiologi hipotiroid.
3. Pembedahan
Tiroidektomi dilaksanakan apabila goiternya besar dan menekan jaringan sekitar.
Tekanan pada trakea dan esofagus dapat mengakibatkan inspirasi stridor dan disfagia.
Tekanan pada laring dapat mengakibatkan suara serak.

Anda mungkin juga menyukai